]AIqAN
PAN
UMUR
@*nAHATLMU
PENGOIAHAN
SINYAL
DIGITAL
lr$t8fi]t
Pffi
n0snfimffi
mmm[
Dadang Gunawan
PENCOLAHAN SI NYAL DICITAT
dengan Pemrograman MATTAB
Oleh
:
DadangGunawan Filbert Hilman JuwonoEdisi Pertama
Cetakan Pertama, 2012
Hak Cipta @ 2A12 pada penulis,
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik
perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
GRAHA ILMU
Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 i I I I ! t I I Telp Fax. : 027 4-88983 6; O27 4-889398 : 0274-889O57
Gunawan, Dadang; ,Juwono,
Filbert
HilmanPENGOLAHAN SINYAL DIGITAL; Dengan Pemrograman !4ATLAB/Dadang Gunawan;
Filbert
Hifman Juwono
-
Edisi
Pertama-
Yogyakarta;
GrahaIlmu,
2012x + 266, 1 Jj-l.
z
26
cm.ruTAPE]YGANTAR
engolahan Sinyal Digital telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Sebagai contoh,
aplikasi-aplikasi tersebut meliputi teknik pengenalan suara, kompresi sinyal (data, gambar), dan
juga
televisi dan telepon digital. Pengolahan Sinyal Digitaljuga
sangat membantu dalampenanganan bencana alam, seperti dapat diciptakannya teknologi pemantau gempa dan tsunami. Selain iftl
juga
aplikasi biomedik, seperti sinyal electrocardiography (ECG) dan electroencephalogram (EEG),sangat terbantu dengan adanya teknologi digital.
Buku
ini
memberikan dasar-dasar teknik yang digunakan dalam Pengolahan Sinyal Digital. Bukuini
terbagi menjadi7
bab.Bab
I
memberikan gambaran mengenai sinyal, yaitu jenis-jenis sinyal.Walaupun dibahas mengenai sinyal kontinu, penekanan masih tetap pada sinyal diskrit. Bab 2 membahas
mengenai sistem dan operasinya. Pengolahan Sinyal Digital memang merupakan suatu bagian khusus dari
subjek Sinyal dan Sistem sehingga penekanan intinya tidak lepas dari topik tersebut. Bab 3 membahas
mengenai Sistem
LTI
waktu diskrit.
SistemLTI
sering diasumsikan karenapaling
mudah untuk diaplikasikan. Bab4
membahas mengenai transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi yangdinyatakan sebagai representasi Fourier dengan penekanan pada Discrete Fourier Transform (DFT) dan
Discrete'Time Fourier Transform (DTFT). Bab 5 membahas mengenai hansformasi z, suatu transformasi
yang berguna untuk menganalisis sistem
diskrit. Bab
6
membahas mengenaifilter Finite
ImpulseResponse (FiR) sedangkan bab 7 membahas mengenai filter Infinite Impulse Response
(IIR).
Tiap-tiap babjuga
dilengkapi dengan programMATLAB
yang mendukung penjelasan-penjelasan yang ada.Diharapkan Anda dapat mengembangkan program
MATLAB
tersebutjika
telah memahami betul teori-teori yang disajikan.vi
Dosar Pengolahan Sinyal DigitolAkhirnya. kami berharap buku ini'dapat merijadi dasar untuk aplikasi dari Pengolahan Sinyal Digital dan kami juga berharap dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, September 201 I
DAFTARlS'T
KATA
PENGANTAR DAFTARISI
BAB1
SIR{YAI,1.1
Pendahuluan1.2
Macam-macam Sinyal1.3
Operasi lJasar Sinyal1.4
Sinyal-sinyal Dasar1.5
IV1engapa Pengolahan Sinyal Digital?1.6
Kerangka Isi BukuSoal-soal
BAB
2
SISTEM2.1
Pendahuluan2.2 Klasifikasi Sistem Soal-soal
BAB
3
SISTEMLTI
WAKTU-DISKRIT DALAM DOMAIN WAKTU
3.1
Komponen Dasar Sistem3.2
Persamaan Perbedaan3.3
Konversi Sinyal Analog Menjadi Digital3.4
Konvolusi3.5
Korelasi3.6
Interkoneksi SistemLTI
v
vii
1 I 2I
15 26 28 34 37 37 38 45 49 495l
58 68 76 82wtI Dasar Pengolahan Sinyol Digital 84 84 90 93 93 94 98 100 103 113 113
t23
129 133 133 138 146 148 159 161t64
165 166 172l7s
t75t76
178 179 181 183 183t94
t97 20r 2083.7
Rangkuman Operasi Sinyal dan Notasinya3.8
Konvolusi Sinyal KontinuSoal-soal
BAB
4
REPRESENTASIFOURIER:
DISCRBTE FOURIER TRANSFORM4.1
Pendahuluan4.2
Fourier Series (FS)4.3
Fourier Transtbrm (FT)4.4
Discrete-Time Fourier Transform@fFf)
4.5
Discrete Fourier Transform@Ff)
4.6
Properti Representasi Fourier4.7
Fast Fourier TransformFFf)
4.8
lrwers Fast Fourier Transform (IFFT)Soal-Soal
BAB
5
TRANSFORMASIZ
5.1
Pendahuluan5.2
Properti Transformasi Z5.3
Fungsi SistemLTI
5.4
Invers Transformasi Z5.5
TransformasiZ Satu Sisi5.6
Respons Sistem Pole-Zero dengan Kondisi Awal Tidak Nol5.7
Kausalitas dan Stabilitas5.8
Penghilangan Pole-Zero5.9
Stabilitas Sistem dengan Lebih Dari Satu Pole Soal-soalBAB
6
FILTER
DIGITAL:
FIR
6.1
Pendahuluan6.2
Respons Fasa6.3
Tipe Filter FIR6.4
Perancangan Filter6.5
Spesifikasi Filter6.6
Penghitungan Koefisien Filter6.7
Metode Windowing6.8
Metode Optimal6.9
Metode Sampling Frekuensi 6. I 0 Transformasi Frekuensi Soa[-soalDaftar lsi
BAB
7
FILTER
DIGITAL: IIR
7.1
Pendahuluan7.2
Metode Penempatan Pole-Zero7.3
Metode Impulse Invariant7.4
Metode Matched Z-transforrn (lv[Zf)7.5
Metode Bilinear Z-transforn (BZT)7.6
Filter Analog7.7
BZT dengan Filter AnalogSoal-soal DAFTAR PUSTAKA TENTANG PENTILIS ix 211
2tt
2122t6
220 222 229 237 260 263 265-oo0oo-BAB
1
Sinyal
1,1
PENDAHULUAN
inyal
banyak dijumpai dalam kesehariankita
seperti suara, musik, gambar, video. Selain itu, fenomena alam seperti temperatur, kelembapan, arah anginjuga
termasuk sinyal.Jika
kita memeriksakandiri
ke dokter biasanya akan diukur tekanan darah danjika
kita masuk ke ruangICU kemungkinan kita melihat denyut jantung seseorang yang ditampilkan dalam layar peralatan medis. Tekanan darah dan denyutjantung dapatjuga digolongkan sebagai sinyal.
Sinyal didefinisikan sebagai kuantitas
fisik
yang membawa pesan atau informasi. Satu hal yangmembedakan antara
sinyal
dan gelombang adalah masalah informasi;sinyal
membawa infonnasisedangkan gelombang tidak. Sinyal biasanya direpresentasikan secara matematik dalam bentuk fungsi
satu atau lebih variabel. Sinyal yang hanya mempunyai satu variabel disebut sinyal satu dimensi
(l-D),
sebagai contoh adalah sinyal suara yang amplitudonya hanya tergantung pada satu variabel yaitu waktu.
Untuk
sinyal
l-D,
variabel bebasnya biasanya adalah waktu. Sinyal dengan dua atau lebih variabel disebut sinyalmulti
dimensi(M-D).
Sebagai contoh, sinyal gambar (image) merupakan fungsi duavariabel ruang (koordinat
x
dany).
Contoh lain adalah intensitas medanlistrik
dapat dinyatakan dalamvariabel waktu dan ruang.
Sinyal yang paling mudah
diukur
dan sederhana adalah sinyallistrik
sehingga sinyal listrikbiasanya dijadikan kuantitas fisik referensi. Sinyal-sinyal lain seperti temperatur, kelembapan, kecepatan
angin, dan intensitas cahaya biasa diubah terlebih dahulu menjadi sinyal
listrik
dengan menggunakan transducer.Dosar Pengolahan Sinyol Digital
Istilah pengolahan sinyal berhubungan dengan metode-metode analisis, modifikasi, atau ekstraksi
informasi dari suatu sinyal. Secara umum, pengolahan sinyal merupakan representasi matematik dan
algoritma untuk melakukan proses-proses analisis, modifikasi, atau ekstraksi informasi seperti yang disebutkan
di
atas. Sinyal diolahdi
dalarn suatu sistem yang akan dibahas pada bab berikutrya.Sedangkan istilah digital berarti bahwa pengolahan sinyal tersebut dilakukan menggunakan komputer
atau perangkat digital.
1.2
MACAM-MAEAM SINYAL
Di sini akan dibatasi sin"ral satu dimensi yang bernilai tunggal, yaitu untuk satu waktu hanya terdapat satu
nilai saja, baik nilai
riil
maupun kompleks. Berbagai klasifikasi sinyal adalah sebagai berikut:l.
Sinyal waktu-kontinu, waktu-diskrit, analog, dan digitalSinyal waktu-kontinu adalah sinyal yang variabel bebasnya kontinu, terdef:nisi pada setiap waktu.
Sedangkan sinyal wakru-diskrit adalah sinyal yang variabel bebasrya diskrit, yaitu terdefinisi pada
waktu-waktu tertentu dan karena itu merupakan suatu deretan angka (sequence of numbers).
Sinyal analog adalah sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo yang kontinu. Contohnya adalah sinyal
suara. Sinyal digital adalah sinyal rvaktu-diskrit dengan amplitudo bernilai-diskrit yang digambarkan dalam dalam
jumlah digit
yang terbatas. Contohnya adalah sinyal inusikyarg
terdigitasi yangtersimpan dalam CD-ROM.
Selain itu, terdapat juga sinyal data-tercacah dan sinyal boxcar. Sinyal data-tercacah (sampled-data
signal),
yaitu sinyal
waktu-diskrityang
dengan amplitudebernilai kontinu. Sinyal
boxcar terkuantisasi (quantized boxcar signafi yaitu sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo bernilai-diskrit. Sinyal-sinyal tersebut digambarkan dalam Gambarl.l.
Bab 1: Sinyal
Si nyBl dtsta-tercacdh Si nyal boxcrr terkuanti s asi
Gambar 1,1 Sinyal waknt-kontinu, sinyal digital, sinyal data-tercocah, dan sinyal boxcar terkuantisosi Sinyal waktu-kontinu variabel bebas kontinunya dilambangkan dengan
l,
sementara sinyalwaktu-bebas variabel bebas diskritnya dilambangkan dengan n. Sebagai contoh, x(t) menggambarkan suatu
sinyal waktu-kontinu dan x[n] menggambarkan suatu sinyal waktu-diskrit. Setiap anggota, x[n], dari
suatu sinyal waktu-diskrit disebut sampel.
Secara matematik, sampel unfuk sinyal waktu-kontinu x(l) pada saat
t:
nT, adalahxln)= x(nT) dengan n = 0,
*
l,!2,...
(1.1) denganI,
adalah periode sampling.Contoh 1.1
Kita
akan menentukan tiga sampel positif pertama untuk sinyatx(r)=sin(al)
dengan periodesampling 0,5 detik.
Berdasarkan persamaan (1.1) maka
Sinyal digital
4 Dosar Pengolohan Sinyal Digital
untuk n
:
A,
xlnf=.r(0) = sin(0) = 0untuk n =
l,
x[ru] =.r(0,5r) = sin(0,52r) = 1untuk n
:2,
xln)= x(ri) = sin(n) = 0Srnyai genap dan sinyal ganjil
Sinyal waktu-kontinu
x(l)
disebut sinyal genapjika
x(-t)
=x(t)
untuk semua'
dan disebut sinyal ganjil
jika
x(-t)
=-x(t)
untuk semua'
Secara geometrik, sinyal genap akan simetris terhadap sumbu
y
dan sinyal ganjil akan antisimetrikterhadap
titik
O(0,0). Contoh yang paling sederhana untuk sinyal genap adalah sinyal kosinus danuntuk sinyal ganjil adalah sinyal sinus'
Setiap sinyal waktu-kontinu x(r) mempunyai komponen sinyal genap dan ganjil sehingga
x(r)=
x"(t)+
x"(t)
t
,, (1.2) (1.3) (1.4) denganx"(t)
adalah komponen sinyal genap dan .r,(r)
adalah komponen sinyal ganjil. Denganmenyubstitusi
l=
-t
padapersamaan (1.4) akan menjadi,(-f)
=x"(-t)+x,(-r)
dan dengan menggunakan persamaan (1.2) dan (1.3) akan menjadi'(-l)
=x"(t)-
*,(t)
Jika dilakukan eliminasi antarapersamaan (1.4) dan (1.5) akan menghasilkan
*,(t)
=*l.tt+
x(-r)]
,,(r)=
ll-tl-,(-r)]
persamaan (1.2)
-
(1.7) juga berlaku untuk sinyal diskrit. Jikax(f)
merupakan sinyal kompleks,yaitu
x(t)
=o(t)+
jb(t)
maka sinyal tersebut dikatakan simetri konjugatjika
(1.s)
(1.6)
(1.7)
Bob 1: Sfnyal
dengan
"r"(r)
adalah konjugat Oarix(l).
Dongan menyubstitusi nilai-nilai pada persamaan(l.g)
didapat
"(*r)
+;b(-t)
=a(t)- ib(r)
. oengan kata lain, sinyal simetri konjugat didapatkanjika
bagian riilnya merupakan sinyal genap dan bagian imajinernya merupakan sinyal ganjil.
Contoh 1.2
Bagian genap dau ganjil dari
sinyal
xlnl=lcos(arrz)+Bsin(aron)
dapat ditentukan sebagaiberikut.
*l-"1
= A eos (atarr)-
a sin ( aror)*
"frl
=|
[,
tr:
+ x[-r]]
=]
[,]
"o.
{
aon)+B
sin ( aror ) +A
cos (aon )-
r
sin ( aron)]
=
|1,
^
rrs(ar,r)]
=A
cos(aon)
*,ln)=
f,l-lr1-
,
[-r]]
=]
[,r ,o,
{
aon)+B
sin (aroz)- r
cos (aron ) + B sin(oon)]
=
j;zrrin
(r',)l=
B
sin(a,n)
Contoh 1.3
Bagian genap dan
ganjil
oari
x[r]=
{:
4 ? 0 6 3 g
5}
dapat ditentukan sebagaiberikut. Tanda panah ke atas
f
menunjukkan nilai untuk indeks n = 0.,[-,]={s
s
3 6
o ? -4
3}*"1,f=)l.u.,t-,tl={i
Z
i
i
-2 ? -z
Z
1,
Z
il
3.
Dosar Pengolahan Sinyal Digital
Sinyal periodik dan sinyal aperiodik Sinyal
x(r)
periodik jikamemenuhix(r)=
x(t
+r)
(l'e)
dengan
I
adalah suatu konstanta positif yang menyatakan periode sinyal tersebut.Nilai
Z terkecii yang memenuhi persamaan (1,9) disebut sebagai periode dasar. Kebalikan dariI
disebut sebagaifrekuensi.
^l
t
--'T
(1.10)Frekuensi pada persamaan (1.10) dinyatakan dalam satuan Hz {hertz,) atau siklus per detik. Cara lain
menyatakan frekuensi adalah dengan satuan radian per detik yang disebut sebagai frekuensi sudut
(angular).
.l-a=2nf=""
"T
(l.ll)
(1.12)
Erktu ,
Gambar 1,2 Contoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik
Sinyal yang tidak memenuhi persamaan (1.9) disebut sinyal aperiodik.
Mirip
dengan sinyal waktu-kontinu, untuk sinyal waktu-diskrit periodik memenuhiContoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik ditunjukkan pada Gambar 1.2.
x[n)=
x[n
+N]
dengan N adalah konstanta bilangan bulat positif. Nilai Nterkecil yang memenuhi persamaan (1.12)
disebut periode dasar untuk sinyal waktu-diskrit
x[n].
Frekuensi sudut dasamya diberikan oleha=Z
N
Contoh sinyal periodik diskrit dengan periode
N:
8 ditunjukkan pada Gambar 1.3.xlrl
Bob 1: Sinyal
Gambar 1.3 Contah sinyal waktu-diskrit periodik dengan periode
I
detikJika
x,[n]
adalahperiodikdenganperiodeN,
dan*rlr)
adalahperiodikdenganperiodeN,
makaxfnl=
r,
[r]n
ortnj
danhfnl=
x,lnfxr[z]
jrs,
periodik dengan periode dasarN*
N,Nt
(1.14)7
gcd (.1r, , ,rr, )
dengan
gcd(N,,
N,)
adalah pembagi bersama terbesar (greatest common divisor) daril[,
dan 1/, .Contoh 1.4
Jika
x[n]
=cos(ntrlI2)+sin(nnll8)
maka periodenya dapat dicari sebagai berikut. Sinyalx[n]
merupakan penjumlahan dari 2 sinyal, sinyal pertama mempunyai periode
Nt
=24
dan sinyal kedua mempunyai periode Nz=36.
Karena itu periodex[z]
adarah,
=
,affi
=4ff
=r,
r
4.
Sinyal deterministik dan sinyal acakSinyal deterministik didefinisikan sebagai sinyal yang dapat ditentukan melalui suatu proses tertentu
seperti ekspresi matematis atau aturan tertentu atau tabel look-up. Sedangkan sinyal acak adalah
sinyal yang dibangkitkan dengan cara acak dan tidak dapat diprediksi untuk waktu yang akan datang.
Gambar
1.2
merupakancontoh
sinyal
deterministik.
Sinyal
derau (noise)
dan
EEG (electroencephalogram) yang ditunjukkan pada Gambar 1.4 adalah contoh sinyal acak.Dasar Pengolahan Sinyol Digitol
5.
Sinyal energi dan sinYal daYaDaya sesaat yang diserap (daya disipasi) pada sebuah hambatan didefinisikan sebagai
v'(t\
plt)=t
(1.15)atau
p(/)=
nil
(t)
(r.16)Dalam banyak sistem nilai R biasanya dinormalisa
si
unity (1 ohm), sehingga, secara umum dayaberbanding lurus dengan kuadrat tegangan atau arus. Oleh sebab
itu,
untuksinyal
x(t),
tanpamemandang apakah sinyal tersebut merupakan tegangan atau arus, daya sesaatnya diberikan oleh
p(t)=
*'(t)
(1.17)Energi total dari sinyal waktu-kontinu merupakan integral dari daya sesaat, yaitu
(1. l 8)
o
=
!x'(t)dt
Daya rata-rata didefinisikan sebagai energi total dibagi total waktu sehingga dapat ditulis secara
matematik sebagai
,
Tl2"
=l,1g*
-
-rl2[
x'(t)at
(r.re)
Jika sinyal
x(t)
periodik dengan periode dasar 7 maka dayarata-tata menjadiT11
a '
t-p
=+
!
x'(t)at
(1.20)'
-rlzUntuk sinyal waktu-diskrit, persamaan (1.18)
-
(1.20) diubah menjadi persamaan (1.21)-
(1.23).E=i *'ln)
(1.21)Bab 1: Sinyal
P=
lim+
i
*'ln|
N--+* )|tl nu^. tP=*;o
t't
(t.22)
(1.23)Sinyal energi adalah sinyal yang mempunyai energi terbatas, atau dengan kata
lain
memenuhi0 < .A <
o,
Jika melihat persamaan (1.19) maka sinyal energi mempunyai daya nol. Sebaliknya,jika
sinyal mempunyai daya terbatas, atau 0 < P < oo maka disebut sinyal daya. Sinyal daya mempunyai
energi yang tak terbatas.
Contoh 1.5
Daya ruta-rata untuk sinyal pada Gambar 1.2 dapat dicari dengan menggunakan persamaan (1.20)
sehingga didapatkan
P=
|
0,2=
o!'13'
= r 0,2lut
0I
1.3
OPERASI DASAR SINYAL
Ada dua macam operasi dasar yang biasanya dilakukan terhadap sinyal, yaitu operasi terhadap
variabel terikatnya (variabel tak bebas) dan operasi terhadap variabel bebasnya. Operasi pada variabel terikatnya meliputi:
l.
PenskalaanamplitudoJika
x(f
)
adalah sinyal waktu-kontinu maka suatu penskalaan amplitudo diberikan oleh:v(t\=
"x(t)
(r.24)
dengan.c adalah skala. Begitu juga untuk sinyal waktu-diskrit
Yl'tl=
cxln)
O'25)Contoh aplikasi dari operasi ini adalah amplifier.
2.
PenjumlahanPenjumlahan dari dua buah sinyal, baik sinyal waktu-kontinu maupun sinyal waktu-diskrit adalah
10
)t[n]=
x,[n]+
xrlnl
Dasar Pengolahan Sinyal Digital
(1.27)
(l.28)
(t.2e\
(1.30) Contolr divais yang menggunakan prinsip penjurnlahan adalah ttudio mixer.
3.
PerkalianOperasi perkalian ini salah satunya digunakan pa<ia modulasi AM. Clperasi perkalian dua buah sinyal diberikan oieh:
v(t\=
aQ)x,(t)
tlnl=
x,[n]x,lnl
4.
DiferensiasiJika
x(l)
adalali sinyal vvaktu-kontinu maka diferensial terhadap waktu diberikqn olehy(t)=fi.{,)
Operasi diferensiasi
ini
terdapat pada induktor, yailu beda tegangan antara ujung-ujung induktormerupakan turunan pertama arus yang lewat pada induktor tersebut terhadap waktu dikalikan dengan
induktansi.
5.
IntegrasiJika
x(r)
adalah sinyal waktu-kontinu maka integral terhadap waktu diberikan oleh(1.31)
Salah satu contoh operasi integrasi terdapat pada kapasitor, yaitu beda tegangan antara ujung-ujung kapasitor sebanding dengan integral arus yang lewat pada kapasitor tersebut terhadap waktu.
Operasi pada variabel bebas meliputi:
l.
PergeseranSinyal
x(t-to)
merupakanx(r)
vane digeser sejauhlo.
Jika lo >0
maka sinyalx(l)
aigeserkekanan, sebaliknya
jika
lo <0
maka digeser kekiri.
Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.5 yangmenunjukkan sinyal kotak yang digeser ke kanan dengan lo =
I
(ditunjukkan dengan dash*)
dan digeser kekiri
dengan lo =-1,5
(ditunjukkan dengantitik
..). Sinyal yang mengalami pergeseran kekiri biasanya terdapat pada radar dan sonar.
Bab 1: Sinyol t1
Gambar 1.5 Pergeseran sinyal ke kanan dan ke
kiri
Contoh 1.6
Jika sinyal
x(r)
aiUerit<an olehI
t+1,
-1<r<0
,\ | ,,
o<t<2
x\t)=1-,*r,
2<t<3
IL 0,
yang lainMaka sinyat
x(t
-2)
danx(t
+3)
dapat dicari sebagai berikut.Yang pertama adalah dengan menggeser sinyal ke kanan sebanyak 2 satuan, dapat diperoleh dengan
mengganti t = t
-2
sehingga didapatkanI t-1, l<t<2
x(t
-z)=
]
_,1r.
,^:,,::
I o,
yang lainYang ke dua adalah dengan menggeser sinyal ke
kiri
sebanyak 3 satuan. Dengan cara yang samadidapat
It++, -4<t<-3
x(,+3)=]
l;,
j,:i:;
I o,
yang lain12 Dasar Pengolahan Sinyal Digitol
2.
PencerminanSinyal
,(-f)
didapatkan dari sinyalx(f
)
aengan melakukan pencerminan terhadap I =0
sepertiditunjukkan pada Gambar 1.6. Aplikasi dari operasi
ini
adalah jit<ax(f)
merepresentasikan sinyal video yang keluar dari suatu video recorder maka sinyal,(-t)
merepresentasikan pemutaran balik (rewind) video tersebut (dengan asumsi kecepatan putar dan rewind adalah sama).x(r)
Y(r) = x(-t),1,_
-Tr O
rz
-Tz
0
Ir
(a) (b)
Gambar 1.6 Operasi pencerminan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
jika
x(-t)=r(r)
untuk semuat
maka sinyal tersebutadalah sinyal genap; sebaliknya,
jika
x(-f)=-x(/)
untuk semuat
maka sinyal tersebut adalahsinyal ganjil. Contoh 1.7
Jika sinyal diskrit
fl,
n=l
,[r]=]-r,
n=-l
[0,
r=0dan
lrlrt
Kita akan membuktikan
yl"l=
xln)+
*l-rl.
" Sinyal
*l-nl
dapat diberikan sebagai[-t,
n:r
*l-"1=l
l,
n=-l
[0,
n=0danlrlrr
Sehingga jika dijumlahkan dengan
x[n]
hasilnya adalah 0 untuk semua,?.Bob 1: Sinyal 13
3.
Penskalaan waktuJika sinyal
x(l)
ingin dibentuk menjadix(Zt)
*rl ,(;r)
maka pada sinyal tersebut dilakukan penskalaan waktu seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7. Secara umum penskalaan waktu dapatditulis sebagai
Y(t)
=x(at)
Y[n]=*1k"1,
k>o
(1.32) (1.33) v(0 I,
(i,)
_! 0 !
')
')(b)
(c)Gambar 1.7 Penskalaan waktu pada sinyal waktu-kontinu
Untuk sinyal waktu-kontinu terlihat
jika
a >1
maka sinyal tersebut akan terkompresi, sedangkanjika
0 < a<l
sinyal akan terekspansi. Unfuk sinyal waktu-diskrit,jika
fr > l maka sebagian nilai akanhilang.
Hal
tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.8.Untuk
k=2,
sinyal-sinyal untukn =
*1,t3,!5,...
akan hilang.o (b)
Gambar 1.8 Penskalaan waktu pada sinyal waktu-diskrit
Jika operasi pergeseran dan penskalaan waktu dikombinasikan, yaitu untuk mendapatkan sinyal
y(t)=x(at-b)
maka langkah pertama yang dilakukan adalah pergeseranv(t)=x(t-b)
aan langkah kedua baru penskalaan waktuy(t)
=v(at)
=x(at
-
b) .o (a)
14 Dasar Pengolohan Sinyal Digital
Contoh 1.8
Diketahui sinyal
x(r)
seperti pada Gambar 1'9(a). Sinyaly(t)=x(Zt+3)
dapat dicari denganlangkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama adalah melakukan pergeseran 3 satuan ke kiri,
menjadi seperti pada Gambar 1.9(b). Langkah kedua adalah dengan melakukan penskalaan waktu 2
kali, yaitu sinyal akan terkompresi 2 kali, seperti pada Gambar 1'9(c).
I
n=-l
n=-2
yang lain*1 0 I
-44-A-l
A
-'3-4-l
O(a)
(b)
(c)Gambar 1.9 Langkah-langkah pembentukan
y(t)
=x(Zt
+l)
Contoh 1.9
Suatu sinyal diskrit diberikan oleh (lihat Gambar 1.10(a))
I
t,
n=1,2
I
x[n
]=
j-1,
n= -7,-2
I
o,
r
=0
danlnlrz
maka untuk menentukan
yl"7:
xlZn+3]
hngkah-langkahnya adalah sebagai berikut. Pertama kali dilakukan pergeseran tiga kekiri
sehingga didapatkan (Gambar 1.10(b))It,
n=-1,-2
vlnf=xln+:l={-t,
LJLJIn=*4,-5
I
o,
n:
-3,fl
2
-l,n
<-5
Langkah ke dua adalah penskalaan dua kali, yang akan mengkompresi sinyal menjadi seperti pada
Gambar 1.10(c).
lt'
yrn)=
vlznl=
hl,
tub
1: SinyolGambar
l.l0
Pembentukan sinyalyl"]=
xl2n$1,
contoh 1.81.4
SINYAL-SINYAL DASAR
Beberapa sinyal dasar yang sering dijumpai dalam
topik
sinyal dan sistem diantaranya adalahsinyal eksponensial, sinusoidal , unit step, impuls, dan ramp.
l.
Sinyal eksponensialSecara umun sinyal ini mempunyai bentuk
x(t)=
3r*
(1.34)dengan
B
dana
adalah konstanta. ParameterB
disebut amplitudo.Jika
a >0
maka sinyal eksponensial tersebut akannaik;
sebaliknyajika a<0maka
sinyal eksponensial tersebut akan menurun. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1.1l.15 x(r) o.t 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0"7 raktu, @)
a>0
saktu ,Gambar
1.ll
Sinyal el*ponensial @) a<0
vltrI=][a+3]
Y[n] = v[2nl
15 Dasar Pengolohan Sinyol Digital
Untuk sinyal eksponensial waktu-diskrit
xfnf=
6v"
(1.3s) denganr=ea.Untuk
0<r<l
sinyalakanmenurun,sedangkanuntukr>1
sinyalakannaik.Haltersbut ditunjukkan pada Gambar 1.12. Jika
r
<0
sinyal akan mempunyai nilai postif dan negatifberselang-seling, nilai positif ketika n genap, dan negatif ketika n ganjil.
4 3 1 I 0
:t0
-8 -6 -4 -2
0 :10 -E -4-20
2 waktu n rvaktu nGambar
l.l2
Sinyal eksponensial dislvit (o) 0 <r <1
(b)r
> I2.
Sinyal sinusoidalSecara umum, sinyal sinus dan kosinus disebut sebagai sinyal sinusoidal. Sinyal kosinus pada
dasarnya adalah sinyal sinus yang digeser nf
2
radianke
kiri.
Sehingga, sinyal kosinus dapatdinyatakan dalam sinus dan begitu juga sebaliknya. Dalam buku ini sinyal sinusoidal referensi yang digunakan adalah kosinus yang secara umum dinyatakan sebagai
,(r)=
Acos(att+fi)
(1.36)dengan
A
adalah amplitudo,a
adalah frekuensi sudut dalam radiar/detik, dan $ adalah sudut fasadalam radian.
Sinyal sinusoidal adalah sinyal periodik dengan periode
)r
Dalam bentuk diskrit sinyal sinusoidal diberikan oleh
x[n]=
Acos(an+Q)
dengan frekuensi sudutdis\rit dalan: radian/siklus diberikan oleh
'
':. x[nl 4.5 4 3.5 3 2.5rlnl
2 t.5 I 0.5 r0 (1.37) (1.38)Bob 1: Sinyal
O_
2nm nx,N:
bilangan bulat (1.3e) Tidak semua sinyal sinusoidal diskrit periodik. Untuk periodik frekuensi sudutnya harus merupakankelipatan
2n
seperti ditunjukkan oleh persamaan (1.39). Contoh sinyal sinusoidal kontinu dandiskrit ditunjukkan pada Gambar 1.13 dan 1.14.
5
r(r)
O -5o.2 0.3 0.4 0.5 0.6
0.7 r')iral*u, ,Gambar
l.l3
Sinyal sinusoidal kontinuI 0.8 0.6 0.4 0.2
xlnl
o -0.2 -o.4 -0.6 -0.8 0:t0 -8 -6 -4
-2 n'afitu nGambar
l.l4
Sinyal sinusoidal diskritBentuk
sinyal
sinusoidal seperti pada persamaan (1.36) disebut sebagai bentukpolar.
Sinyal sinusoidal juga dapat dinyatakan dalam bentuk rectangular, yaitu terdiri dari komponen sinus dankosinus, seperti ditunjukkan persamaan ( I .40).
t7
18 Dasar Pengolahan Sinyal Digital
Acos(at
*
0):
I
cos(/)
cos (ror)-
,a sin(/)
sin(at)
=ccos(cot)+Dsin(or)
(1.40)dengan
C=Acos(q)
aanD=-Asin(l).
O."gun mengambil bentuk kuadrat dari parameter Cdan
D
didapat C2 = A2ror'(/)
dan D2 = A2 sin2(/).
o."gu,
menjumlahkan kuadratc
danD
didapat nilai untuk parameter A, yaituC2 + D2 =
A'(cos' S+sin'
Q)A2
=C2 +D2
e
A=JC\D'
Sudut fasa diperoleh dengan menggunakan
/=cos-'(;)=',"
[+)
Jika dua sinyal sinusoidal yang mempunyai frekuensi yang sama dijumlahkan maka hasilnya juga
merupakan sinusoidal dengan frekuensi yang sama pula. Jika diberikan x,
(') =
'qrcos (arf+
Qr) dan*r(t) =
Arcos(att+
Qr) maka(1.43)
(r.44)
(1.4s)
dengan
Sinyal sinusoidal kompleks dapat dinyatakan sebagai
x(t)=
1"i(o't+0)- Aeiteiat -oo(l
(oo
=
Acos(att*
d)*
jAsin(at
+ Q)dengan
ei,,
adalahsinusoidal kompleks dengan amplitudoI
dan fase0
danAeit
adalah amplitudokompleks.
Jika sinyal sinusoidal dikalikan dengan sinyal eksponensial menurun akan didapatkan sinyal yang disebut sebagai sinyal sinusoidal teredam eksponensial (exponentially damped sinusoidal signal)
x(t)
=r,
(r)+
*r(t)
=
Acos(att + Q)A=@
-,
I'
sin(il*
Arsin(Qr)
Q=tan@
(1.4r)
(1.42)
Bab 1: Sinyal
yang
ditunjukkanpersamaan (1.47).
pada Gambar 1.15.
Sinyal
sinusoidal teredarnx(l)=
Ae-"'sin(at+Q)
a>o
19
Gksponensial diberikan oleh
(t.47)
60 50 40 30 20r(r)
l0 0 -10 -20 -30 -,*000.1 o.2
I),3
0.4
0.5
0.5 0.7 0.8
0.9
I wrttu IGambar
l.l5
Sinyal cinusoidal teredam el<sponensial3.
Sinyal unit stepSinyal unit step kontinu dan diskrit didefinisikan oleh
l't.
t
>Ou(tl=1'
"t'/-|0 t<O
(1'48)"bt={:,
:1i
,4s)
Sinyal unit step kontinu dan diskrit ditunjukkan pada Gambar 1.16. Sinyal unit step kontinu tidak terdefinisi pada saat I = 0, karena pada waktu tersebut terjadi lonjakan tibatiba dari 0 ke 1.
20 Dasar Pengolohan Sinyol Digitat
(a) (b)
Gambar l.16 Sinyal unit step (a) kontiru (b) diskrit Contoh 1.10
Sinyal rectangular dapat dibentuk dari penjumlahan dua sinyal
unit
step. Secara umum, rectangular dengan amplitudo ,4 didefinisikan sebagaiA
rect(tf
2a) =AlrQ
+a)-u(t -
a)f
Untuk sinyal rectangular seperti pada Gambar 1.17 terbentuk dari persamaan-persamaan
sinyal (1.s0) sehingga menjadi
',
(r)
=Au(t
+0'5)
*r(t)=
-Au(t -0,5)
x(r)
=r,
(r)* *r(t)
=Au(t
+0,5)-
Au(t
-0,s)
=A rect(t)
-0.5
0
I
,)
Ax(
IBab 1: Sinyal
Contoh 1.11
Fungsi signum didefinisikan sebagai
21
[],
l>o
sgnr=]
o,
t=o
[-r
,<o
(l.sl)
(r.s3)Fungsi tersebut dapat dilihat pada Gambar I . I 8 dan dapat juga dinyatakan dalam unit step sebagai
sSpl
=
-l+zu(t)
(t.s2)
I
Gambar
l.l8
Sinyal signum4.
Fungsi unit imptilsSinyal unit impuls sering disebut sebagai fungsi Dirac delta, atau fungsi delta. Sinyal jenis ini banyak
digunakan untuk pemodelan berbagai fenomena fisik, diantaranya adalah tegangan/arus yang terjadi
dalam waktu yang sangat singkat. Fungsi Dirac delta didefinisikan sebagai
t2
[*1t1a1t1at
=r(o)
t,<o
<t2ll
dengan syarat
x(l)
tontinu pada x =0.
Beberapa properti untuk fungsi Dirac delta tersebut adalah:l.
a(o)=
r22 Dasor Pengolohan Sinyal Digital
3.
Id(t)at=t
4.
d(r)
adalah tungsi genap karenad(r)=
6(-t)
Bentuk diskrit dengan mudah dapat ditulisu4={t:
:=:
{r
s4)[0,
n*0
Fungsi Dirac delta kontinu dan diskrit ditunjukkan pada Gambar 1.19.
0
(a)
0
(b) Gambar
l.l9
Fungsi Dirac delta (a) kontinu (b) diskritFungsi impuls merupakan turunan pertama dari fungsi
unit
step, dan sebaliknyajuga unit
stepmerupakan integral dari fungsi impuls.
d(t)=*,al
u(t)='jo(r)at
Properti penyaringan (sfting property).Properti penyaringan diberikan oleh
(l.ss)
(1.s6)
"-
{*(ro),
tt
< to < tzBab
1:
SinYal,
23
Terlihat dari persamaan (1.57)
jika
sinyalx(f)
a*aikan
dengand(r-rr)dan
diintegral selamaselang waktu antara
/,
danl,
maka sinyal akan 'tersaring' sehingga hanya terdefinisi pada t=to'
selainnyaadalahnol,dengancatatantoadadalamrentangt|<to<t2.
Properti pencuplikan (sampling property)'Jika
x(r)
kontinu pada /o makax(t)a(t-t)
=x(ro)a(r
-ro)
(1.58)persamaan (1.58) menggambarkan bahwa jika mengalikan sinyal
x(f
)
aengun 6(t
-
t')
maka akandihasilkan srnyal x(to
)
Vaitu hanya terdefinisi pada saat sinyal unit impulse terdefinisi'Properti penskalaan (scalirzg property).Ptoperti penskalaan pada unit impulse dapat ditulis sebagai
d(at+r1:frr(,.*)
(1.5e)Turunan fungsi impulse. Turunan fungsi
unit
impulsedisebut unit doublet' didefinisikan sebagail2
'[*(t)d'(t
-to)dt
=-r'(lo),
tt <to <t2,l
dengan kondisi
x(f
)
m"mpunyai turunan pada x = lo . Beberapa properti dari unit doublet adalah:1.
x(t)A'(t-lo)
=x(to)5'(t-rr)-''(rr)a'(r-r,)
t
2.
Iu'(r-t)dr=a(r-r,)
3.
u'r*+b)
=!u(,*l)
r. "\"._/
lrl \ ,/
Turunan kedua
unit
impulsedisebut triplet.Turunan ke-a dari unit impulse diberikansebagai
t2
ir(r)a(')
(t
-to)at=
(-t)'
r(')
(ro),
tt < to<tz
ll
Representasi unit doublet ditunjukkan pada Gambar 1'20'
(1.60)
d'(r)
24
Dosar Pengolahan Sinyat Digitat
Gambar 1.20 Representasi unit doublet Contoh 1.12
l4
Nilai
dari
!(t+*)d(t-3)dt
dan
lp+t')d(t-z)at
dapat dicari dengan langkah-langkah-z _2
I
berikut'
untuk
I(t+t')a(t-3)dt,
berdasarkan persamaan (1.56)nilai /o
tidakberada dalam
-2
rentang
t,1to
1r,
sehinggamenghasilk*
i(,
+r)d(t
-l)dt=
0. untuk '!(t
+r)d(,
-z)dt
,-2
_2nilai
to
berada daram rentang
tt < to <tz
sehingga
menghasilkan I
lQ
+f)u
(,
-3)
dt = (t +t)1,=,
= 3 + 32 =tZ
-2
5.
Fungsi rampFungsi ramp didefrnisikan oleh
,to={,;
,,.oo
Fungsi ramp dapat juga didapatkan dengan mengintegrarkan fungsi unit step.
'r
tIu(r)ar
=!0,
=,(r)
Fungsi ramp dittnjukkan pada Gambar 1.21.
(t.62)
Bab 1: Sinyal
waktu I
Gambar
l,2l
Fungsi ramp6.
Fungsi samplingFungsi yang paling sering muncul pada spektrum frekuensi adalah fungsi sampling
Sa(x)
,
yang didefinisikan sebagai25
sa(x)=*
(1.64)Fungsi
Sa(x)
merupakan fungsi sinus yang teredam karenanilai
pembilangnya terbatas, yaitulsinxlSl,
namun penyebutnya akan terus naik. FungsiSa(x)
ditunjukkan pada Gambar 1.22. Terlihat fungsi tersebut adalah fungsi genap dan memiliki puncak pada saat x =0
dan akar-akarpada x
=*nfi
.-2n
-tt
tT
2n
26
Dasor Pengolahan Sinyal DigitalFungsi yang berkaitan dengan fungsi sampling adalah fungsi
sinc(x),
yaitusinc(x)
=ry=
saQrx)
(1.65)Fungsi
sinc(x)
ditunjukkan pada Gambar 1.23 yang menunjukkan fungsisinc(x)
adalah tungsiSa(x)
yang dikompresi dengan faktor kompresi zr.Gambar 1.23 Fungsi
sinc(x)
1.5
MENGAPA PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL?
Teknik
pengolahansinyal
digital
pada dasarnya sudahdimulai
sejak abadke-17
ketikaditemukannya
metode-metodenumerik
untuk
menyelesaikan masalah-masalahfisik
sepertivariabel
danfungsi kontinu. Terlebih
lagi,
sejak berkembangnya komputerdigital
pada tahun1950an.
Sejak
tahun
1960an pengolahansinyal
digital
sudah
mulai
dipertimbangkan
dan dikembangkan.Pengolahan
sinyal
digital dari
sinyal
analog pada dasarnyameliputi tiga
tahapan, yaitu:konversi
sinyal
analog menjadi
digital,
mengolah
sinyal
secara
digital, dan
kemudian mengembalikanlagi
sinyaldigital
menjadi analog. Proses digitalisasi, atau sering disebut prosesBab 1: Sinyol
pulse
code modulation
(PCM) terdiri dari
prosessampling, kuantisasi, dan
koding.
prosessampling biasanya diperoleh dengan proses sample-and-hold,hasil dari proses sampling disebut
sinyal data-tercacah, atan sering
juga
disebut sinyal pulse amplitude modulation(pAM).
proseskuantisasi
dan
koding
biasanya
disebut
sebagai
analoglo-digital
converter
(ADC).
Pengembalian
dari sinyal
digital
menjadisinyal
analog adalah proses sebaliknyayaitu
dengandigital-to-analog
converter(DAC)
danfilter
lowpass. Proses tersebut ditunjukkan pada GambarL24.
Gambar 1.24 Pengolahan sinyal digital dari sinyal analog
Beberapa
keunggulan sistem
digital
dibandingkan
dengananalog
diantaranya adalah 'sebagai berikut:l.
Sistem digital tidak harus bekerja dengan nilai yang benar-benar tepat sehingga sinyal digital kurangsensitif
terhadap toleransi. Dengan demikian sistemdigital lebih
tahan terhadap perubahan temperafur dan parameter-parameter eksternal lainnya.2.
Dengan berkembangnyasirkuit
very large scale integrared(VLSI)
maka dimungkinkan untukmembuat sistem pengolahan sinyal digital yang cukup kompleks hanya pada satu chip.
3"
Dalam
pernrosesandigital
dimungkinkanterjadi
pembagian-waktu (timesharing)dalam
satuprosesor. Konsep timesharing adalah menggabungkan dua sinyal digital menjadi satu dengan
time-division multiplexing. Sinyal multiplexing tersebut kemudian dikirimkan ke prosesor. Dengan adanya
timesharing maka akan menurunkan biaya pengolahan per sinyal.
4.
Sinyal digital dapat disimpan dalam media penyimpan (magnetic tape, disk,optical
disk) dalamjangka waktu yang lama tanpa ada kerusakan/hilang informasi. Sinyal yang sudah disimpan tersebut
'
dapat diolah secara off-line. Berbeda halnya dengan sinyal analog yang
jika
disimpan tidak tahanlama dan jika terjadi kerusakan tidak dapat diperbaiki.
5.
Dapat mengolah sinyal yang mempunyai frekuensi sangat rendah, seperti sinyal gempa (seismic)yang
jika
diolah dengan menggunakan sistem analog akan memerlukan induktor dan kapasitordengan ukuran yang besar.
Sinyal digital juga tidak terlepas dari kelemahan, diantaranya adalah meningkatnya kompleksitas sistem
jika
mengolah sinyal analog sebab perlu adanya tambahan perangkat seperti analog-to-digital canverter(ADC)
dan digital-to-analog converter (DAC) seperti ditunjukkan pada Gambar L.24.yang
kedua adalah adanya keterbatasan frekuensi yang dapat diolah. Halini
berhubungan dengan syarat dari27
dnyd
28 Dasar Pengolahan Sinyal Digital
frekuensi sampling yang akan dibahas kemudian. Yang terakhir adalah sistem digital dibangun dengan
menggunakan divais aktif (seperti transistor) yang akan meningkatkan konsumsi daya listrik.
1.6
KERANGKA lSI
BUKU
Bab 1 dan bab 2 buku ini membahas mengenai dasar-dasar sinyal dan sistem, baik kontinu maupun
diskrit. Bab
3
membahas mengenai sinyalLTI
diskrit dalam domain waktu yang meliputi penjelasanproses sampling, diagram
blok,
representasi sistem dengan menggunakan persamaan perbedaan, dankunci
utama DSPyaitu
konvolusi dan korelasi. Sebagai tambahanjuga
dibahas sedikit mengenaikonvolusi untuk sinyal kontinu (sebagai pengayaan)'
Bab
4
akan membahas mengenai representasiFourier yang
digunakanuntuk
mengubahsinyal dari domain waktu ke domain frekuensi. Pada dasarnya ada 4 macam representasi Fourier
yaitu Fourier
Series (FS),Fourier
Transform(FT),
Discrete-TimeFottier
Series(DTFS),
danDiscrete-Time
Founer
Transform
(DTFT).
Semuanyaakan
dibahas,namun
akan
menitik-beratkan pada DTFS dan DTFT.
Bab
5
akan membahas mengenai transformasiZ
yang akanbanyak
digunakan dalamfiltering.
Bab 6 akan membahas mengenaifilter
digital
yaittfinite
impulse responsse(FIR)
danBab 7 membahas mengenai
filter digital infinite
impulse responsse(IIR).
Pojok
MATLAB
Untuk menyatakan fungsi unit step diskrit pada MATLAB, kita dapat menggunakan perintah ones (1,N)
dengan Nadalah panjang unit step yang terdefinisi oleh
N
> 0. Berikut contoh programnya:% Program 1.1
?
Menggambarfungsi unit step diskrit
% Menentukan paniang
signal
5
N
=
input
('masukkan panjangsinyal : ')
x :
0: (N-1);y:
ones(1,N);% Mel-akukan
plot
sinYa1stem (x, Y)
axis (
[-1
N -0.2 1.2]l
xfabel- ( 'sampel' )Bab 1: Sinyal
Jika,dibei input N
=
10maka didapatkan hasil seperti pada Gambar 1.25.
Perintah
axis ( [xmin xmax ymin ymax] )
digunakan untuk menyetel batas minimum dan maksimum sumbu x dan sumbu y.
smp€t
Gambar 1.25 Fungsi unit step kontinu
Fungsi unit impuls dengan panjang Ndengan
N
>0
dapat dinyatakan menggunakan perintahunit_impuls = [1
zeros (N-1) ]Berikut contoh programnya.
% Program 1.2
E Menggambar
fungsi unit
impuls% Menentukan panjang
signal
zN
=
input('masukkan panjangsinyal : ';
x =
0: (N-1);delta = [1
zeros (1,N_1)];
30 Dasar Pengolahan Sinyal Digital
I
Melakukanplot sinyal
s tem ( x, delta )
axj-s([-1
N-0.2
1.2])
x1abe1 ('sampel' )
ylabeJ- (
'amplitudo'
)Dengan menggunakan panjang sinyal yang sama dengan contoh sebelumnya, kita akan mendapatkan hasil
seperti pada Gambar 1.26.
sampel
Gambar 1.26 Fungsi step diskrit
Beberapa fungsi untuk membangkitkan sinyal juga dapat dilakukan dengan MATLAB, yaitu
exp
(x) , sin (x),
cos (x),
square (x),
sawtooth (x)Sebagai contoh kita akan membangkitkan fungsi eksponensial kompleks seperti pada program berikut:
% Program 1.3
% Membangkitkan
fungsi
eksponensial konpleksy[n] :
C*
exp(jkn)% Menentukan konstanta-konstanta
6
C:input
('masukkankonstanta
C: ')
k=input('masukkan
konstanta
k =')
N:input('masukkan panjang
sinyal :
I) f--i t i I I I 0.6 o t f .= E. E t 0.4
Bab 1: Sinyal
--1 . \1 .
y =
C*exp (j *k*n) ; z?
Melakukanplot sinyal
a
stem(n,
real
(y) ,'b')
hold
onstem (n, imag (V) ,
'rd: ')
xIabeI ( 'waktur )y1abel ( 'ampli-tudo' )
Iegend('bagian
real','bagian imajiner'
)Jika kita memasukkan
C:
2,k:0.5,
dant/:
20 maka didapatkan hasil seperti Gambar 1.27. Fungsi real(x) dan imag(x) menentukan bagianriil
dan imajiner dari suatu sinyal kompleks x berturut-turut.Z ' bagian real
1.5-
i
,, 1.1 I 1/i-lli
)|
''ili ld) 5 -0.5 rI'
I -r I -1.5 1, ,.1.1 \j, ,. 2' - r i] r --'i I- ..L L , | +, 0246810121416t8 31 o ! = E. E 6h
waktuGambar 1.27 Bagian real dan imajiner suatu sinyal kompleks
Selanjutnya
kita
akan mencoba membuat sketsa dari fungsi sinc(-r), seperti pada Gambar 1.23. MATLAB menyediakan perintah dengan narnayang sama, yaitu32
Berikut adalah contoh programnya:
% Program 1.4
% Melakukan
plot fungsi
sinc (x)z
* = -l*pi:0.2:2*pi
y =
sinc (x) ;% Melakukan
plot sinyal
plot(x,y,'b')
hold
onstem (x, y,
'rd:
' )xlabef
( rwaktu' )ylabel
('amplitudo'
)Iegend
'kcntinur
,'diskrit')
Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.28.
1:-- --.T
0.8 i
0.6 i
/i' r
dari x = -2pi
sampai denganx =
2piDasar Pengolahan Sinyal Digital
kontinu diskrit 1 0.4 F o f E. E
"
o.zf l 0 -o.2\.
I -0.4 I -- i' -8 -6 -4 -2 0 waktuGambar 1"28 Fungsi sinc(x)
Kita akan melakukan pergeseran sinyal. Jika diberikan sinyal
,,
=[+
menentukan gambar grafik dari
x,
=x,ln-
5] . frogramnya adalah sebagai be23
rikut.
Bob 1: Sinyal
% program 1.5
% Menentukan pergeseran
sinyal x2 = xltn _
5l zx1 = f1 2 tl.
N1:
0:2; % Menghitung siny.alx2:
IA
0 0 0
Ox1]; %xlin _
5l N2:
0:7; z st.em (N1,xi
) ,.hofd
onstem(N2,x2,,r1\
Hasilnya ditLrnjukkan pada Garnba
r
1.2g.Gambar 1.29 Pergeseran sinyal xz =
xtl"
-51
33 3r i z.s I, i 2l
34
Dosar Pengolahon Sinyol Digitat
Soal-Soal
L
'
Tunjukkan apakah sinyal-sinyal berikut periooikatau tidak. Jika periotlik tentrrkan periodenya.
a.
x(r)=
,in?I,
r
rrin!9rL
t .2nb.
x(t)
=3r'
u' -t2e-'i''
c.
x[n)=zcos(J1r)
d.
xln)=5sin(0,
ttrn)t-4sin(0, 9rn)*cos(0,
gan)
e.
x(r)=
v(l+r(-r)
,cengan,,(r)=
cos(r)u(r)
2.
Tentukan bagian genap dan ganji! dan sinyai berikut:a
.lrl={-z
12
5
o
a,i
u
r}
b.
hlnf=n'
Sinyal sinusoidal dinyatakan sebagai
x(l) =
Acos(att+/),
Tentukan daya rata-ratasinyal tersebut. Tentukan energi total dari:a.
Sinyal raisecl-cosineyatlgdtnyatakan sebagar11.
x(t\
=]
;1.",
(ar)+tl,
*relo
< r <rf
at\
/
l-l.
0,
yang iaini.
4.b.
Sinyal trapezoidalls-,.
4<r
<5
I*(r'\=J
\/
l'
-4<r<4
lt+S.
-5<r_<-4
I
C,
yang lainBab 1: Sinyal
s.
Gambarlahx(Zt),
35 imajiner 6. 7. 8. 9.x(:r
+2), x(-2t
-
1), dan xf 3r) +x(lt +2)
dari sinyal berikutGambarlah
xlZnldan
"r[3r-1]
untuk sinyal11,
x=*l
I12
r=*2
xlnl
L
= I-'
I 13,
x=t3
I[0,
yang lainSinyal sinusoidal kompleks
x(r)
mempunyai <iua komponen, yaitu komponenriil
dan sebagai berikut:ne{x(r)}
= ro(r)
=
Acos(at + 0')Im{x(r)}
=*,(t)=
lsin
(att +6)
Amplitudo
x(l)
Oltentukan sebagaix'?*+xi.
nrktit<an bahwa arriplitudo ilu besarnya adalahA
dantidak tergantung pada sudut fasa
/.
Sinyal sinusoidal
x[z]
mempunyai periode dasarN
:
10 sampel. Tentukan frekuensi sudut C) terkecil supayax[n]
Reriodik.Tentukan daya dan energi dari sinyal-sinyal di bawah ini. Dan tentukan juga apakah termasuk sinyal
daya alau sinyal energi.
a.
x(r)=
ttlu(t
-
a)-u(t
+a)f
b.
,(t)=r(t)-r(r-t)
36
10.
Tentukan nilai dari integral berikut@
a
J(,*r)a(t-t)ar
-:.,-
\ ,
\
b.
j\z
l[
L,+sinr
lal
,-
Lla,
/\
4)
c.
!e'5(r
+2)dr
Dosar Pengolahon Sinyal Digital
-oo0oo-B^82
Sistem
PENDAHULUAN
istem dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mengubah sinyal masukan menjadi sinyal
keluaran yang baru, yang berbeda dengan sinyal masukan semula. Sistem merupakan suatu proses
sehingga sistem dapat direpresentasikan menjadi berbagai macam proses seperti filtering, modulasi, dan lain sebagainya. Secara
fisik
sistem dapat berupa suatu transmitter, kanal, receiver, dansebagainya.
Sistem dapat dibagi menjadi sistem waktu-kontinu dan sistem
waktu-diskrit.
Sistem waktu-kontinu mengubah sinyal masukan waktu-kontinu menjadi sinyal keluaran waktu kontinu; begitujuga untuk
sistemwaktu-diskrit yaitu
sistemyang
mengubahsinyal
masukanwaktu-diskrit
menjadi
sinyal
keluaran waktu-diskrit. Sistem waktu-kontinu
dan
sistem
waktu-diskrit
ditunjukkan pada Gambar
2.1
danGambar 2.2.2.1
s
Gambar 2.1 Sistem waktu-kontinu
Dasar Pengolahan Sinyal Digital
Secara matematis, hubungan alttara siir,val keluaran dan sinyal masukan pada suatu sistem,
baik sistem waktu-kontinu maupurr sistenr wakttr-diskrit adalah
y(t)
=a
{x(r)}
e.D
ylnl=
H
{,1,1\
Qz)
dengan
H
adalahproses dari sistem tersebut.2.2 KLASIFIKASI
SISTEM
Sistem,
baik
sistemu,aktu-kontinu riiaripun
sistL-m .,rraktu-diskrit, dapat diklasifikasikanberdasarkan properti sistem tersebut sebagai
berikutl:
1.
LinearitasSuatu sistem dikatakan linear jika memenulii prinsip srq:erposisi dan homogenitas.
a.
Superposisi. Jika suatu sistem diberikan inasukan x, (f)
maka akan menghasilkan keluaranyr(t)
au"jika diberikan masukan x,(r)
amn menghasilkan keluaranyr(t).
Jika sistem yangsama diberikan
masukat
xt(t)+xr(t)
akan menghasilkan keluaranyr\)+yr(t)
maka sistem ini disebut memenuhi prinsip superposisi.b.
Homogenitas. Jika suatu sistem diberikan masukanx(l)
maka akan menghasiikan keluaranl(t)
.lit<asistem yang sama diberikan masukanax(t),
dengan u adalah suatu konstanta, akan menghasilkan keluarandyU)
maka sistem ini disebut memenuhi prinsip homogenitas.Dari kedua hal tersebut,
jika
digabungkan maka dapat disirnpulkan suatu sistem disebut linearjika
memenuhi
ax,(t)+
f
xz(,)-
dy,(t)+
fry,(t)
(2.3) dengano
dan B adalah konstanta. Sistem yang tidak memenuhi persamaan (2.3) disebut sistemnonlinear. Persamaan (2.3) berlaku juga untuk sistem diskrit.
Bab 2: Sistem
Contoh 2.1
Sistem
y(t)=x(t)x(t-l)
adalah sistem nonlinear. Ketika sistem itu diberikan masukanaxr(t)
akan menghasilkan keluaranyr(t)=axr(t)axr(r-t)
-a'*r(t)xr(t-t)
dan ketika diberikan masukanB*r(t)
akan
menghasilkan keluarany,(t)=
/xr(t)frxr(r-r)
=Frxr(t)xr(t-t).
Jika
diberikan masukanax,(t)+pxr(t)
akan menghasilkan keluarany(t)=(or-r-r0)+Bxr(r))
(our (r
-
l) + B.x2 0-
l))*
lt
+lz
I
Contoh 2.2
Sistem
ylrl=!t-1"]+xfn-tl+x[n-Z])
adalah sistemlinear. Ketika
diberikan masukanaxr(t)
akan menghasilkan keluarany,ln]
=!@.,ln]
+ ax,l,
-
tl+
ax,fn
-
zl)
t,
=
i
o(*,ln)
+x,[, -
t]+
x,{n
-
2))Ketika
diberikan masukanB*r(t)
akan menghasilkan keluaranyzlnf=JOfr,
fu)+x.rln-t)+
xzLn
-
2l) . Jika diberikan masukanaxr(t)+
|xr(r)
aun
menghasilkan keluarant
lnl
=I@
*,[n]
+ px,ln)
+ ax,t,
-
tl
+ 0 x,l,
-
t) + ax,ln
-
2l*
px,fn
-
zl)
=
ir(r,
lnl+
x,[n
-r]+
x,ln-zl)*
IOQ,lnl+
x,[r-r]
+x,fn-21)
=lr
*
lz
I
2.
Sistem time-varying dan sistem time-invariantSuatu sistem yang
jika
diberikan masukanx(r)
akan menghasilkan keluaranl(r)ateUut
time-invariant (atau secara umum,
jika
variabel bebasnya bukan waktu, disebut shift-invariant)jika
memenuhi
x(t-to)-+
y(t-4)
e.4)
Dasar Pengolahan Sinyol Digitol
Dengan kata lain, sistem disebut time-invariant jika sinyal masukannya digeser sebesar
lo
maka keluarannya juga akan bergeser sebesar lo.
Sistem yang tidak memenuhi persamaan (2.4) disebutt im e, -v ary i n g. Imp lementasi pergeseran adalah d e I ay (p enlndaan).
Prosedur untuk menentukan apakah sistem time-invariant atau time-varying adalah sebagai berikut:
a.
Misalkanyr(t)
aaabh keluaran untuk,r(l)
b.
Definisikan masukan ke dua sebagai xz =xt(,
-ro)
dan tentuka".rr(t)
c.
Carilahyr(t
*ro)
Oan bandingkan denganyr(t)
d.
Jika!2(t)
=lr(,
-
ro) maka sistem tersebut time-invariant, jikatidak disebu t time-voryingLogika prosedur
di
atas ditunjukkan pada Gambar2.3
yang menjelaskan bahwa sistemtime-invariant,
jika
dilakukan delay (pergeseran)/o
pada masukan terlebih dahulu kemudian baru dimasukkan ke sistem H akan menghasilkan keluaran yang sama dengan keluaran sistem H di-detaysebesar lo.
x2(l) =
xr(r)
x1(l-
16)
Iz(r)
.rr(t)
tr(r)
;,:-.ih(r
-
ro)<>
Dele]-+
H +
----i-
H
-"+
Deiay---p
{a)
(bi
Gambar 2.3 Sistem time-invariant (a) Delay dilakukan sebelum masuk ke sistem (b) Delay dilakukan
setelah masuk sistem
Contoh 2.3
Sistem
y(t)=cosx(f)
adalah sistem time-invariant sedangkan sistemy(t)=x(l)cosr
adalah sistem time-varying. Pembuktian dapat dilakukan dengan menerapkan keempat prosedur di atas.Y(t)=cosx(r)
a.
Untuk masukan x, (f)
maka keluarannyayr(t)
= cos x, (f )b.
Untuk masukan xz =xr(,
-
rr) maka keluarannya y2=
cos x2(f ) =.ot
r,
(,-
ro)Bab 2: Sistem
Dari langkah a. didapatka
n
y, (t-
ro ) = cos x, (r-
ro)
Membandingkan hasil langkah b. dan c. maka
yr(t
-
h)
=y,
sistem time-invariantY(t) =x(r)cos
rUntuk masukan x,
(l)
maka keluarannyayr(t)
= x, (r)cos rUntuk masukan x2 =
xr(,
-
ro) maka keluarannyalz
=
xz(f )cos f =xr(t
-
ro )cost
Dari langkah a. didapatkat y, (,
-
rr)
= *, (t-
ro ) cos (r-
lo )Membandingkan hasil langkah b. dan c. maka
),r(t
-
h)
*
y,
maka sistem time-varyingr
3.
Sistem dengan dan tanpa memoriSistem disebut tanpa memori, atau sesaat (instantaneor;s)
jika
nilai
keluaran saatini
hanyabergantung pada
nilai
masukan saatini.
Sebaliknya, sistem dengan memorijika
keluarannya berganfung pada nilai masukan masa lalu atau masa depan.Contoh sistem tanpa memori adalah sistem resistor yang menggambarkan hubungan antaramasukan (arus) dan keluaran (tegangan) sebagai berikut:
Y(t)=
n*(,)
(2.5)Contoh sistem dengan memori adalah sistem kapasitor yang menggambarkan hubungan antara masukan (arus) dan keluaran (tegangan) sebagai berikut:
41 c. d. a. b. c. d. 1 t.
y(t)=
s
J*k)a,
dengan
C
adalah kapasitansi. Dari persamaan (2.6)jelas bahwa nilai keluaran tergantung dari nilaimasukan masa lalu.
Contoh 2.4
Sistem
y(t)=x(t-a)
dengana>0
adalah sistem dengan memori sebabjika
kita
inginmendapatkan
nilai
pada saat t=0
akan memberikanhasil
y(0)
=x(-a),yan1
bergantung darinilai masukan sebelumnya.
Dasar Pengolahan Sinyal Digital
Sistem kausal dan non-kausal
Sistem dikatakan kausal, atau disebut
juga
nonanticipatory,jika
keluaran dari sistemitu
hanyatergantung dari nilai masukan saat ini dan masa lalu (yaitu
x(t),x(t
-l),x(t
-2),...
) tetapi tidak tergantung masukan masa depan (yaitux(t+I),x(t+2),...).
Sistem kausal juga dikenal sebagaisistem yang dapat direalisasikan secara fisik. Hal
ini
masuk akal sebab nilai masukan masa depantidak akan pernah diketahui. Sistem yang tidak memenuhi syarat kausal disebut sistem nonkausal
atau anticipatory. Contoh 2.5
Sistem
ylrl= xln)-
xln-ll,
flnl=
i
,[f
],
danylnf
=a*lnf
adalah sistem kausal karenat={
hanya tergantung dari nilai masukan saat
ini
dan masa lalu saja. Sistemylnl=xfnl+3xln+4f
,ylrl=
*ln')
adalah sistem nonkausal sebab untuk semua nilai n keluarannya tergantung dari nilai masa depan. Untuk sistemyl"l=
xlZn)
adalah sistem nonkausal sebab untuknilai
n>
0 akantergantung dari masukan masa depan. Untuk sistem
yl")=
*l-"1
merupakan sistem nonkausalsebab untuk nilai n <
0
tergantung dari masukan masa depan.5. Sistem invers
Sistem disebut mempunyai invers (invertible)
jika
dengan menginvestigasi menentukan masukannya. Sistem invers dapat dilihat pada Gambar 2.4.I
keluarannya kita dapat
Gambar 2.4 Konsep sistem invers
Jika dua masukan yang berbeda menghasilkan keluarana yang sama maka sistem tersebut tidak mempunyai invers. Persamaan yang menggambarkan sistem invers adalah sebagai berikut
Bab 2: Sistem
Contoh 2.6
Sistem
y(t)
=Zx(t)
mempunyai inversz(t\
\,/
=!
y(r\.
Sistemy(t) =cosx(l)
tidak mempunyai2tv
invers karena x (r
)
aan x (r ) +2tt
mempunyai nilai keluaran yang sama (sistem periodik denganperiode 2tr ).
r
6.
Sistem stabilSistem yang stabil adalah
jika
memenuhi bounded-input bounded-output (BIBO), yaitujika
sistemdiberikan
masukanyang
terbatas(nilainya) maka
keluarannyajuga
akan
terbatas. BIBO didefinisikan sebagaiKeluaran
/(l)
memenuhill(r)l< M,
1*
untuk semuat
Q.s)ketika masukan
x(r)
memenuhilr(r)l=
M,1@
untuk semuat
(2.s)Contoh 2.7
Diberikan sistem
ylr)=
f
ln
-tl+ x[n]
dengan asumsi/ [-t]
= 0 . Ambil sinyal terbatas sebagairtasukan, misalnya
xln)=C6fnl
denganC
adalah konstanta.Nilai
keluaran untukn=0
adalah/[0]=
y'l-ll+Cd[O]=C,
untuk
n=l
adalah/[1]=/'[0]+Cd[t]
=C2,
dan seterusnya.Sehingga didapatkan
/[0]
= C,
ylrl-
C'
,
yl2l=
Co , ...,tlnf
=gz'
Jelas bahwa keluaran akan semakin besar (tidak terbatas) untuk nilai masukan I < lCl a