• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kp Pt. Pal Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kp Pt. Pal Indonesia"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

KERJA PRAKTEK I

PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

SEMESTER GENAP 2013/2014

PENYUSUN :

SYAFRIANSYAH

4212100020

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala taufik, rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek I ini dengan baik dan lancar tanpa ada halangan yang berarti.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan kerja praktek I ini, antara lain :

1. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa memberikan semangat serta dukungan materi maupun dukungan moril kepada kami

2. Bapak DR. Ir. A.A. Masroeri, M.Eng. Selaku Ketua Jurusan Teknik Sistem Perkapalan,

Fakultas Teknologi Kelautan ITS.

3. Bapak DR. I Made Ariana, S.T, M.Sc. Selaku Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan ITS.

4. Bapak Anton selaku HRD divisi kapal perang PT. PAL INDONESIA (Persero). 5. Seluruh kepala bengkel, teknisi dan operator yang telah membantu memberikan

informasi

serta ilmu selama kerja praktek di divisi kapal perang.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan laporan akhir kerja praktek ini hingga selesai.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat lebih baik dalam hal penulisan, isi dan penjabaran yang terstruktur rapi. Dengan segala keterbatasan yang ada, semoga laporan ini memberikan manfaat terutama bagi penulis dalam proses belajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Surabaya, 23 Oktober 2014

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... 1 Daftar Isi ... 3 Daftar Gambar ... 4 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 5 1.2 Permasalahan... 5 1.3 Tujuan ... 5 1.4 Manfaat ... 6 1.5 Metode Penulisan ... 6

Bab II Tinjauan Perusahaan PT. PAL INDONESIA (Persero) 2.1 Sejarah Perusahaan... 7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 8

2.3 Profil Perusahaan ... 9

2.4 Divisi Perusahaan ... 12

2.5 Fasilitas Perusahaan ... 12

2.6 Struktur Organisai Perusahaan ... 13

Bab III Proses Pembuatan Kapal 3.1 Definisi Kapal ... 19

3.2 Tahapan Pembuatan Kapal ... 20

Bab IV Pengelasan 4.1 Macam – Macam Pengelasan ... 38

4.2 Posisi Pengelasan ... 39 4.3 Cacat Las ... 41 Bab V Punutup 4.1 Kesimpulan ... 43 4.2 Saran ... 43 Daftar Pustaka Lampiran Contact Information

(4)

Daftar Gambar

2.1 Fasilitas PT. PAL ... 14

3.1 Kapal Cepat Rudal yang sedang di bangun di PT. PAL ... 19

3.2 Proses identifikasi langkah awal pembuatan kapal ... 22

3.3 Sand blasting ... 23

3.4 Proses pemotongan plat dengan NC plasma ... 24

3.5 Proses pemotongan plat dengan cara manual ... 24

3.6 Mesin bending ... 24

3.7 Proses sub asembly ... 25

3.8 Proses pengukuran dimensi kapal ... 25

3.9 Proses landing blok ... 26

3.10 Miss pada plat ... 26

3.11 Simbol deformasi ... 27

3.12 Alur fabrikasi bengkel pipa ... 27

3.13 Mesin cutting otomatis ... 28

3.14 Mesin bending pada pipa diamter besar ... 29

3.15 Alur pengerjaan installasi pipa ... 29

3.16 Gearbox yang digunakan pada KCR 60 meter ... 31

3.17 Engine yang terpasang pada KCR 60 meter ... 31

3.18 Sistem hidrolis pada steering gear ... 32

3.19 Alur pekerjaan bengkel listrik ... 33

3.20 Ruang pada Main Switch Board ... 34

3.21 Manhole pada tangki bahan bakar... 35

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan, yang biasa dikenal negara Archipelago, yang sebagian besar luas wilayahnya adalah lautan. Dari kawasan tersebut, terciptalah suatu angkutan jasa yaitu berupa kapal yang dapat menyalurkan barang dari suatu tempat ke tempat lain melalui jalur laut. Seperti yang kita ketahui, jumlah pulau di Indonesia sekitar 13.000 yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Dalam memproduksi kapal yang memiliki kualitas baik, maka diperlukan suatu tenaga kerja yang ahli dan profesional pada bidangnya. Tentu saja hal ini turut diikuti oleh partisipasi pemerintah maupun instansi terkait, misal perguruan tinggi, untuk menciptakan calon tenaga ahli. Oleh karenanya, untuk mendukung harapan tersebut maka diperlukan suatu aplikasi yang berupa kerja praktek.

Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum yang wajib ditempuh bagi mahasiawa Teknik Sistem Perkapalan ITS Surabaya. Dengan harapan dari kegiatan tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan kita akan hal-hal yang terjadi didunia perkapalan. Selain itu, dari kerja praktek diharapkan menjadi pendorong untuk mengenal kondisi di dunia kerja dan melihat keselarasan antara teori yang kita peroleh dibangku kuliah dengan aplikasi dilapangan.

Dalam kesempatan ini, penyusun melaksanakan kerja praktek di PT PAL Indonesiayang bergerak di bidang reparasi kapal dan pembuatan kapal baru selama 1 bulan terhitung 4 Agustus 2014 s.d. 4 September 2014

1.2

Tujuan

Tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan digalangan kapal PT PAL Indonesiadiantaranya :

1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS.

2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang yang dipelajari di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS.

(6)

1.3

Manfaat

Manfaat dari Kerja Praktek yang dilakukan yaitu kita bisa lebih mengerti teori-teori kuliah yang diberikan oleh dosen dalam penerapan aplikasinya di lapangan dan lebih mengenal serta mengetahui tentang dunia industri galangan kapal. Selain itu kita juga mendapat pengalaman kerja.

1.4

Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan pada penyusunan Laporan Kerja Praktek di PT. PAL INDONESIA (PERSERO) adalah :

1. Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan tentang proses pembuatan kapal ataupun proses-proses yang berkaitan dengan permasalahan yang dimaksud.

2. Metode Wawancara, yaitu dengan mengadakan diskusi ataupun konsultasi dengan pembimbing ataupun orang di lapangan kerja.

3. Metode Pustaka, yaitu menggunakan buku-buku referensi yang berkaitan dengan data-data yang diangkat sebagai acuan.

(7)

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

PT PAL INDONESIA (Persero)

2.1

Sejarah Perusahaan

Bermula dari sebuah ide untuk membangun industri perkapalan di Indonesia dimulai oleh Gubernur Jendaral V.D. Capellen pada tahun 1822 dengan tujuan menunjang armada laut kerajaan Belanda di wilayah Asia. Pada tahun itu juga dibentuk suatu komisi guna mengadakan penyelidikan mengenai tempat dan sarana untuk keperluan pendirian industri perkapalan tersebut dan akhirnya menetapkan Ujung (Surabaya) sebagai daerah yang memenuhi syarat untuk tempat mendirikan sebuah industri perkapalan.

Pada tahun 1849 sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud di daerah Ujung yang dikembangkan dengan tambahan berbagai sarana baru sesuai dengan kemajuan teknologi pada masa itu. Sarana tersebut diresmikan menjadi milik pemerintah Belanda dengan nama Marine Establishment (ME) pada tahun 1939. Pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia, peranan ME tidaklah berubah yakni sebagai sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal Angkatan Laut Jepang di bawah pengawasan Kaigunse 21-24 Butai. Di jaman perang kemerdekaan ME kembali dikuasai oleh tentara pendudukan Belanda, dan baru pada tanggal 27 Desember 1949 diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan diberi nama Penataran Angkatan Laut (PAL). Tugas dan peranan PAL tetap, yaitu mendukung perbaikan dan pemeliharaan serta menjadi Pangkalan Angkatan Laut RI. PAL terus berperan dan berkembang menurut irama perkembangan teknologi dan mengalami perubahan pengelolaan seirama dengan perubahan politik pemerintah pada saat itu.

Terhitung mulai April 1960, ditetapkan “Peraturan tentang keorganisasian PAL” berdasarkan SK Menteri Keamanan Nasional No.MP/A/00380/60. Dengan keputusan Presiden RI No.370/1961 tanggal 1 Juli 1961, PAL dilebur ke dalam Departemen Angkatan Laut dan selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan Angkatan Laut Republik Indonesia.

(8)

Segala sesuatu yang berkaitan dengan peleburan PAL dan penyerahannya diatur lebih lanjut oleh Mentri Keamanan Nasional pada waktu itu. Realisasi tersebut berdasarkan SK Menteri Kooridator Kompartemen Pertahanan & Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata No.M/242/64, tanggal 1 Januari 1964 yang menentukan antara lain : Bahwa Penguasaan atas PAL beserta segala kekayaannya diserahkan dari Menteri Nasional Menko Hankam/KSAB kepada Menteri Angkatan Laut/Panglima AL. Serta bahwa sejak tanggal 1 Januari 1964 status PAL tidak lagi perusahaan negara.

Seiring dengan perkembangannya perusahaan tersebut kemudian diubah menjadi bentuk Komando dengan nama Komando Penataran Angkatan Laut (KONATAL) pada tahun 1970, lalu diperkuat dengan SK.MENHANKAM No.SKEP/A/39/VII/1971 tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Angkatan Laut. Setelah itu dengan PP No. 14 th. 1978, KONATAL dijadikan badan hukum yang berbentuk Perusahaan Umum dengan nama “Perum Dok dan Galangan Kapal”. Kemudian dengan PP. No.4 th.1980 dan Akte Pendirian No.12 tanggal 15 April 1980 status Perum diubah menjadi PT dengan nama PT. PAL INDONESIA (PERSERO).

2.2

Visi dan Misi PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Visi

“Menjadi Perusahaan Galangan Kapal dan Rekayasa Berkelas Dunia, Terpercaya, dan Bernilai Tambah Bagi Para Pemangku Kepentingan”

Misi

1. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mutu produk berstandar Internasional dan penyerahan produk tepat waktu, serta meningkatkan pengelolaan perusahaan yang akuntabel dan transparan.

2. Meningkatkan peran dalam mendukung program pertahanan dan keamanan nasional melalui penguasaan teknologi dan rancang bangun.

3. Memberikan kemampu-labaan dan kesejahteraan secara berkesinambungan bagi para pemegang saham, karyawan, pelanggan, mitra usaha, dan pengembangan usaha kecil.

(9)

2.3

Profil Perusahaan

PT. PAL INDONESIA (PERSERO), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH.

Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya, dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan.Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT PAL INDONESIA (Persero) telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PT PAL INDONESIA (Persero) telah melayari perairan di seluruh dunia. Sebagai galangan kapal dengan pengalaman lebih dari dua dasawarsa, PT PAL INDONESIA (PERSERO) memiliki beragam produk-produk berkualitas seperti dijabarkan di bawah ini:

1. Poduk Kapal Niaga

Pengembangan produk kapal niaga diarahkan pada pasar internasional, pengembangan model-model industri pelayaran nasional dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (cargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai 3 unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan 2 unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.Pada saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai teknologi produksi untuk kapal-kapal seperti Kapal Bulker sampai dengan 50.000 DWT, kapal container sampai dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30,000 DWT, kapal penumpang sampai dengan 500 PAX. Sementara itu produk yang telah dikembangkan antara lain kapal container sampai dengan 2.600 TEUS, kapal Chemical Tanker sampai dengan 30,000 DWT, kapal LPG Carrier sampai dengan 5.500 DWT.

(10)

Saat ini PT. PAL INDONESIA (PERSERO) tengah mengembangkan produk-produk yang akan dipasarkan di dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan badan-badan pemerintah pusat seperti Departemen Pertahanan, Kepolisian Rl, Departemen Kelautan, Departemen Keuangan/Direktorat Jenderal Bea & Cukai serta Otonomi Daerah maupun swasta Produk yang telah dikuasai antara lain:

a. Kapal Landing Platform Dock 125 M

b. Kapal Patroli Cepat Lambung Baja klas 57 m

c. Kapal Patroli Cepat/ Kapal Khusus Lambung Aluminium klas sampai dengan 38 m

d. Kapal Tugboat dan Anchor Handling Tug/Supply sampai dengan klas 6.000 BHP

e. Kapal Ikan sampai dengan 600 GRT

f. Kapal Ferry dan Penumpang sampai dengan 500 pax

3. Produk Harkan

Produk Jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal tingkat depo dengan kapasitas docking 600.000 DWT per tahun.Selain itu jasa yang disediakan adalah annual/ special survey dan overhaul bagi kapal niaga dan kapal perang, pemeliharaan dan perbaikan elektronika dan senjata serta overhaul kapal selam. Peluang pasar untuk kategori pelayanan jasa seperti ini berasal dari TNI - AL, swasta, pemerintah serta kapal-kapal yang singgah dan berlabuh di Surabaya, dengan jumlah yang mencapai 6.800 kapal pertahun.

4. Rekayasa Umum

Pada saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai teknologi produksi komponen pendukung industri pembangkit tenaga listrik seperti Boiler dan Balance of Point. Kemampuan ini akan terus ditingkatkan sampai pada taraf kemampuan modular dan EPC bagi industri pembangkit tenaga listrik skala kecil menengah sampai dengan 50 Mega Watt. Saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai produk Rekayasa Umum seperti Steam Turbine Assembly sampai dengan 600 MW, Komponen Balance of Plant dan Boiler sampai dengan 600 MW, Compressor Module 40 MW, Barge Mounted Power Plant 30 MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers, Generator Stator Frame s.d 600 MW. Sementara itu produk rekayasa umum yang sedang

(11)

dikembangkan adalah Steam Turbine Power Plant, Jacket's structure sampai dengan 1000 ton serta Monopod dan Anjungan (Platform) sampai dengan 1000 ton.

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sejarah telah membuktikan kemampuan insan Indonesia sebagai pelaut yang tersohor, namun untuk dapat bersaing di arena internasional yang semakin keras, PT PAL INDONESIA (Persero) menyadari bahwa sejarah dan tradisi dapat menjadi pendorong, namun pendidikan dan training bagi para karyawannya adalah mutlak untuk menghasilkan Sumber Daya manusia yang tangguh dan memiliki kemampuan tinggi. Sebagai tulang punggung perusahaan, bidang Sumber Daya Manusia mendapat perhatian yang khusus dengan beragam kegiatan yang bertujuan meningkatkan basis kompetensi dari para karyawan PT PAL INDONESIA (Persero). Dengan jumlah karyawan mencapai 2.685 personil, PT PAL INDONESIA (Persero) menerapkan langkah-langkah strategis pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi :

a. Pemangkasan bisnis proses dengan membangun sistim informasi SDM dengan penggunaan sofware SDM yang disebut ASP.

b. Penataan fungsi organisasi, dengan memisahkan fungsi-fungsi Non-core/ pendukung tidak lagi dikelola oleh perusahaan tetapi dengan cara outsourcing c. Peningkatan kompetensi, dengan membangun standard kompetensi baik

fungsional maupun structural sebagai bahan assessment

d. Restrukturisasi personil yang kompetensinya tidak bisa dikembangkan secara optimal

e. Penggunaan outsourcing mendukung peningkatan produksi disertai dengan pelatihan peningkatan keahlian seperti misalnya pengelasan.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, PT PAL INDONESIA (Persero) telah berhasil menerapkan sistem yang dapat meningkatkan kompetensi, keahlian dan manajemen Sumber Daya manusia serta pemagangan (apprenticeship) Kesemuanya ini menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh dari PT PAL INDONESIA (Persero) untuk meningkatkan kemampuan inti (core competence) dari para karyawannya.

6. Pengembangan Masyarakat dan Lingkungan

PT PAL INDONESIA (Persero) menyadari posisinya sebagai sebuah perusahaan besar di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dan tugasnya dalam

(12)

melestarikan alam sekitarnya. Keperdulian PT PAL INDONESIA (Persero) terhadap masyarakat dan lingkungannya tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan amal dan gerakan pelestarian lingkungan. Perusahaan menerapkan standar manajemen lingkungan ISO 14001 dan memberikan bantuan untuk korban bencana alam, pendidikan (beasiswa) dan fasilitas sekolah, sarana ibadah (mushola, mesjid dan gereja), pembangunan prasarana umum, peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan prestasi olahraga masyarakat. Bentuk-bentuk kemitraan yang telah dikembangkan oleh perusahaan meliputi pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan investasi kepada para pengusaha berskala kecil di wilayah Jawa Timur dan program pelatihan untuk mitra binaan. Saat ini jumlah mitra binaan mencapai 880 usaha kecil.

2.4

Divisi Perusahaan

1. Divisi pemasaran dan penjualan 2. Divisi Teknologi

3. Divisi pengadaan dan pergudangan 4. Divisi kapal niaga

5. Divisi pembinaan organisasi dan SDM 6. Divisi pemeliharaan dan perbaikan 7. Divisi perbendaharaan

8. Divisi akuntasi

9. Divisi jaminan kualitas dan standarisasi 10. Divisi kawasan perusahaan

11. Divisi rekayasa umum 12. Divisi kapal perang

2.5

Fasilitas Perusahaan

Untuk menunjang dalam bentuk kegiatan usaha baik pembangunan kapal niaga dan kapal khusus maupun perbaikan dan pemeliharaan, PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai fasilitas yang mendukung penuh diantanya adalah :

 Dok gali 20.000 DWT

 Dok gali 50.000 DWT

(13)

 Dok apung 1.000 TLC

Ship lift 1.500 TLC

 Bengkel outfitting

Gambar 2.1 Fasilitas PT. PAL

2.6

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero) terdiri dari 5 direktorat. Bagan Struktur organisasi yang ada di PT PAL Indonesia dapat dilihat pada bagan struktur organisasi PT PAL Indonesia (Persero).

1. Sekretariat Perusahaan

Memiliki tugas antara lain :

a. Mengadakan pembinaan, pengelolaan dan penyempurnaan sistem administrasi yang ada dengan mengacu pada prinsip manajemen keadministrasian.

b. Melaksanakan pembinaan hubungan baik dengan Stake Holder (public relation) guna menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan (komunikasi, publikasi, dan penyebaran informasi mengenai kebijakan maupun aktifitas perusahaan). c. Memberikan pelayanan hukum serta mempersiapkan dokumen yang

mengandung aspek hukum yang diperlukan perusahaan.

2. Satuan Pengawas Internal

Memiliki tugas antar lain :

a. Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa dan evaluasi terhadap penyelenggaraan operasional dan pengelolaan keuangan perusahaan.

(14)

b. Mencegah kemungkinan penyimpangan operasional perusahaan melalui pembinaan sumber daya dan sumber dana.

c. Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan sunber dana dalam rangka mendukung profitisasi perusahaan.

d. Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hukum dan manajemen sebagai tolak ukur dalam penilaian atas pelaksanaan tugas pokok di setiap lini perusahaan.

3 Divisi Jaminan Kualitas dan Standarisasi

Memiliki tugas antara lain:

a. Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek yang sedang diproduksi.

b. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna pengendalian dan jaminan mutu seluruh hasil produksi perusahaan.

c. Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama masa garansi.

d. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan. e. Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk material

dan hasil produksi.

4 Divisi Pengadaan

Memiliki tugas antara lain :

a. Merencanakan kebutuhan material baik untuk mendukung proyek maupun operasional.

b. Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai kebutuhan material. c. Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan.

d. Membuat parencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material. e. Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja lain.

5 Divisi Bisnis dan Pemasaran

Memiliki tugas antara lain :

a. Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dan jangka pendek produk kapal maupun non kapal.

(15)

b. Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi kelayakan terhadap produk kapal maupun non kapal.

c. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal maupun non kapal.

d. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk

mendukung produk baru.

e. Melaksanakan pengawasan terhadap proyek dalam aspek biaya dan kepuasan pelanggan.

6 Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan

Memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan perencanaan dan strategi sesuai dengan visi perusahaan

7 Divisi Teknologi

Memiliki tugas antara lain :

a. Melaksanakan perencanaan desain dan engineering untuk proyek proyek yang sedang berlangsung.

b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun dan proses produksi.

c. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan rancang bangun dan penelitian.

d. Melaksanakan strategi pada bidang teknologi, penelitian dan pengembangan maupun bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan direksi.

e. Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support untuk kapal-kapal yang diproduksi.

8 Direktorat Produksi

Direktorat produksi membawahi beberapa divisi diantaranya adalah divisi kapal niaga, divisi kapal perang, divisi rekayasa umum, dan divisi pemeliharaan perbaikan. Masing-masing divisi memiliki tugas antara lain:

a. Melaksanakan pembangunan kapal-kapal sesuai dengan kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.

(16)

b. Melaksakan pemasaran dan penjualan untukproduk jasa bagi fasilitas yang idle capacity.

c. Merinci IPP ( Instruksi Pelaksanaan Proyek ) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.

d. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.

e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksaan pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.

9 Divisi Akuntansi

Memiliki tugas antara lain :

a. Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akutansi perusahaan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku.

b. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biaya-biaya dan investasi perusahaan.Menyusun rencana jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam bidang akutansi dan keuangan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan.

c. Melaksanakan evalusi dan analisis terhadap pengelolaan aset liabilities serta kinerja anak perusahaan dan kerjasama usaha lainnya.

d. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis perusahaan.

10 Divisi Perbendaharaan

Memiliki tugas antara lain :

a. Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.

b. Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja keuamgan dan likuiditas perusahaan.

c. Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka mengurangi resiko pasar keuangan.

(17)

d. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek atau bidang usaha mandiri.

e. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang optimalisasi caseflow perusahaan serta kinerja anak perusahaan dan kerjasama usaha lainnya.

f. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis perusahaan.

11 Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM

Memiliki tugas antara lain :

a. Merencanakan dan memgevaluasi organisasi sesuai demgan perkembangan bisnis perusahaan.

b. Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek maupun jangka panjang beserta perkembangannya.

c. Melaksanakan proses administrasi, murasi, promosi, dan rotasi dalam rangka peningkatan diri sendiri dan penyegaran penugasan.

d. Merencanakan, mengelola, dan mengembangkan sistem pelatihan diri baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

e. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjamgkegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan SDM.

12 Divisi K3LH dan Fasum

Memiliki tugas antara lain :

a. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan bangunan dan infrastruktur beserta anggarannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan utilitasdan lingkungan hidup.

c. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan keamanan dan

ketertiban.

(18)
(19)

BAB III

PROSES PEMBUATAN KAPAL

3.1

Definisi Kapal

Kapal adalah suatu kendaraan yang kompleks dimana dia dituntut untuk mampu tetap beroperasi dan bertahan dengan daya tahan yang tinggi dalam waktu yang relatif lama dalam lingkungan yang cepat berubah dan menghidupi anak buah kapal maupun penumpang yang ada di kapal.

Gambar 3.1 Kapal Cepat Rudal yang sedang dibangun di PT. PAL Indonesia Berdasarkan tuntutan tersebut di kapal disediakan berbagai macam peralatan dan sistem sehingga kita dapat persamakan antara kapal dengan perkampungan yang terapung, dimana segala kebutuhan dasar hidup dan komunikasi harus tersedia di kapal. Kapal dibuat berdasarkan fungsinya; pertama kali orang ingin menyeberang sungai, maka dia pun membuat rakit dengan batang-batang bambu ataupun kayu yang disusun menjadi satu, itu pun dapat kita sebut sebagai kapal dengan tenaga penggerak yang berasal dari tenaga manusia.

Ketika kebutuhan semakin bervariasi mulai dari kebutuhan akan mencari ikan di laut, muncul berbagai jenis kapal penangkap ikan, kebutuhan mengebor minyak bumi di laut memunculkan jenis kapal pengebor, kapal crane, kapal pengumpul minyak, kebutuhan memperkuat pertahanan, patroli dan berperang di laut melahirkan kebutuhan akan kapal pemburu, kapal penyapu ranjau, kapal pendarat tank, kapal pengangkut personel, kapal induk. Kebutuhan-kebutuhan yang lainpun akan memunculkan berbagai jenis kapal dengan variasi tiap jenis bermacam-macam tergantung kebutuhan si pemilik kapal.

(20)

Apabila kita pergi ke pelabuhan dan mengamati kapal-kapal yang terlihat disana, bila kita amati akan terdapat berbagai jenis kapal yang berbeda-beda dalam ukuran dan bentuk dari kapal.

3.2

Tahapan Pembuatan Kapal

Pembangunan kapal baru yang sedang dikerjakan oleh Divisi Kapal Perang PT. PAL Indonesia (Persero) saat kerja praktek berlangsung adalah pembuatan Kapal Cepat Rudal dengan panjang 60 M. Kapal ini adalah pesanan dari TNI-AL, yang saat kerja praktek berlangsung terdapat tiga unit kapal KCR-60M yang dipesan. Penamaan untuk masing-masing kapal adalah KRI Sampari, KRI Tombak, dan KRI Halasan.

Ketika kerja praktek berlangsung, KRI Sampari dengan nomor proyek 273 sudah selesai produksi dan diserahkan kepada pihak pemilik yaitu TNI-AL tetapi masih bersandar karena ada beberapa perbaikan dan penambahan. Sedangkan KRI Tombak dengan nomer proyek 274 sudah diluncurkan ke permukaan laut dan sedang dilakukan pekerjaan outfitting. KRI Halasan dengan nomer proyek 275 masih berada pada area fabrikasi. KRI Tombak dan KRI Halasan inilah yang menjadi objek pembelajaran pada kerja praktek kali ini.

Secara umum kapal ini menggunakan dua mesin pokok dengan merk MTU yang dapat menghasilkan daya 2880 kW setiap mesinnya dengan putaran 2200 rpm. Peletakan mesin pokok menggunakan jenis down angle. Sedangkan untuk mereduksi putaran dari mesin pokok dipakai gearbox dengan rasio yang dapat dibulatkan 3:1.

Data umum dari KCR-60M sebagi berikut :

Pada kenyataannya, kapal tidak semata-mata jadi begitu saja. Terdapat tahapan-tahapan dalam pembuatannya. Sehingga nantinya akan menjadi suatu

(21)

Dalam tahapan Hull Contraction ini ada banyak tahapan dan membutuhkan waktu yang paling lama. Berikut ini tahapan yang dikerjakan dalam bengkel kontruksi :

a. Identifikasi Material

Identifikasi material merupakan langkah awal dalam pembuatan kapal. Proses ini merupakan pekerjaan classmeter dimana bertujuan untuk mengetahui apakah material yang dipakai adalah marine used atau tidak. Selain itu, proses ini juga bertujuan untuk memudahkan penelusuran saat terjadi kecelakaan kapal. Dalam hal ini, semua material yang digunakan harus di identifikasi baik plat, jangkar, rantai jangkar, pompa, main engine, dll.

(22)

Gambar 3.2 Proses identifikasi, langkah awal pembuatan kapal b. Sand Blasting dan Primer Coating

Sand Blasting merupakan suatu metode untuk membersihkan cat atau menghilangkan karat dengan menggunakan pasir dan udara bertekanan dari kompresor. Proses dimana dilaksanakanya penembakan material blasting ke permukaan material plat, profil, pipa dan struktur ini, untuk mendapatkan tingkat kebersihan dan kekasaran permukaan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan berdasarkan aturan standarisasi yang digunakan oleh perusahaan, yaitu Standart ISO 8501-1 : 1998 tentang survace preparation yang diterbitkan oleh “ wezata gofeborg sweden” edisi ke III th. 1999.

Kebersihan pada sand blasting dinyatakan dengan Surface Area (SA). SA memiliki empat tingkatan yaitu:

- SA 1 = pada tingkatan ini masih terdapat millscale yang keras serta adanya karat

- SA 2 = pada tingkatan ini mill scale sudah hilang dan kontaminasi masih diizinkan maximum 15% per Inch2 , biasanya digunakan untuk kapal

repair.

- SA 2,5 = pada tingkatan ini millscale sudah hilang dan kontaminasi masih diizinkan maximum 5% per Inch2 ,biasanya digunakan untuk pembangunan kapal baru.

- SA 3 = pada tingkatan ini hasil sand blasting harus benar benar bersih dari kontaminasi maupun millscale

Kekasaran pada proses sand blasting dinyatakan dan diukur dari kedalaman profil hasil sand blasting tersebut.

1. Kompressor

2. Pipa Udara

3. Filter udara

4. Katup udara buang

5. Katup pengatur

(23)

7. katup pengatur pasir

8. Lubang pengatur keluar pasir

9. slang

10. Nozel

11. penyaring pasir

Gambar 3.3 Sand Blasting

Primer Coating, pada saat blok-blok yang sudah digabungkan atau diereksi kemudian dilakukan prepare dan dicat primer coating lagi. Karena pada saat joint block akibat perubahan struktur plat yang berakibat rentan korosi. Pengecatan dilakukan terutama pada sambungan las.

c. Marking Check

Proses ini bertujuan untuk mengetahui plat yang akan dipotong dan disambung. Biasanya gambar plat yang akan dipotong, yang disebut gambar nesting, dibuat oleh bagian Design Engineering (D/E). Gambar nesting itu sendiri terdapat 2 macam, yaitu :

1. Nesting dengan format AutoCAD

2. Manual Nesting

Untuk manual nesting, biasanya bagian mould loft yang mengerjakan. d. Cutting

Dari proses marking, nantinya akan menuju proses cutting. Plat yang sudah dimarking sebelumnya, akan dilakukan pemotongan. Proses ini ada 2 macam yaitu dengan menggunakan mesin NC Plasma dan dengan cara manual (dengan menggunakan scator). Nantinya mesin ini akan bekerja secara otomatis berdasarkan gambar input. Plat yang sudah dipotong maka segera ditandai dengan steel marker agar memudahkan dalam proses selanjutnya, Sub Assembly.

(24)

Gambar 3.5 Proses Pemotongan Plat Secara Manual e. Bending

Bending merupakan proses pembengkokan material baik plat, pipa, dll dengan menggunakan tekanan. Orientasi yang mendasariproses bending yaitu marking yang terdapat pada material dan drawing yang ada. Sama halnya dengan proses cutting, proses ini juga terdapat 2 macam pengerjaan, yaitu :

 Dengan menggunakan mesin

Gambar 3.6 Mesin Bending

 Secara manual f. Sub Assembly

Proses ini terdiri dari fit-up dan welding. Proses Sub Assembly ini adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi komponen per panel atau cutting, misalkan :

 Pemasangan stiffener pada plat sekat

 Pembuatan wrang

 Penyambungan 2 atau lebih plat

Pada proses welding, pengelasan yang digunakan yaitu SAW, SMAW, dan FCAW. Dari kedua proses ini, QA-QC memegang peranan penting untuk mengecek hasil dari keduanya. Seperti yang kita ketahui, tugas dari QA-QC yaitu menjamin kuatitas dan mutu dari benda.

(25)

Gambar 3.7 Proses Sub Assembly g. Assembly

Setelah pembuatan banguan kapal per panel, maka selanjutnya pembangunan kapal per blok. Proses ini disebut proses Assembly. Misalkan penggabungan beberapa wrang, penggabungan seksi menjadi blok, dll. Proses ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

Levelling Deck

Proses ini yaitu sebuah proses untuk mengetahui kerataan dari suatu bidang. Dari proses sub assembly, maka plat akan dilevel agar plat tersebut rata. Tujuan dari proses leveling ini adalah untuk menyamakan ketinggian bagian kanan dan kiri dari kapal. Jadi diharapkan posisi kapal saat proses pembangunan dalam keadaan yang seimbang.

Scantling/ Accuracy Control

Pada proses ini, dilakukan pengukuran dimensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keselarasan keadaan aktual dengan gambar. Selain itu, proses ini juga untuk mempermudah pada persiapan joint erection. Contoh dari proses akurasi control ini terdapat pada

Gambar 3.7 Proses pengukuran dimensi

(26)

Sama halnya pada proses sub assembly, pada proses assembly ini juga dilakukan fit-up check. Disini dicek kelengkapan kapal. Selain itu, juga dicek pada bagian penggabungan plat, misal jika terdapat plat yang miss.

Welding Check

Proses ini merupakan bagian dari tugas QA-QC. Dalam hal ini, dilakukan pengecekan yaitu apakah pengelasan yang dilakukan sesuai aturan class atau tidak. Bagian-bagian pengecekan diantaranya :

leg lenght (ukuran kampuh las)

 kelengkapan part blok

 ada tidaknya cacat las h. Erection

Proses ini merupakan pekerjaan terakhir dalam pembuatan badan kapal. Proses ini merupakan penyambungan bagian kapal antar blok yang sebelumnya telah dikerjakan pada proses assembly. Tahapan dari proses ini yaitu:

Loading

Tahapan ini merupakan penggabungan suatu blok ke blok lain. Dalam hal ini digunakan crane untuk menggabungkan blok-blok tersebut.

Gambar 3.9 Proses Loading Blok

 Fit-Up

Tahapan fit-up pada proses joint erection tidak jauh berbeda dengan tahapan fit-up pada proses assembly. Yang menjadi bagian pengecekan yaitu :

 Kerataan plat dari kedua blok

 Ukuran gap

 Ukuran Frame Spacing

(27)

 Welding Check

Proses ini juga tidak jauh berbeda dengan welding check pada sub assembly maupun assembly.

 Deformation Check

Deformasi merupakan perubahan suatu bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda akibat pengelasan atupun handling. Besarnya deformasi untuk masing masing seksi (shell, geladak, sekat, dll) berbeda-beda. Semuanya

ada standartnya. Pengukuran deformasi ini dilakukan dengan

membentangkan seutas tali tiap 1 jarak frame spacing yang kemudian apabila terjadi suatu deformasi, maka akan diukur besarnya dengan menggunakan tupper gauge.

Gambar 3.11 Simbol Deformasi .

2. Pengerjaan Pipa Pada Kapal

Bengkel pipa adalah salah satu bengkel yang ada di departemen machinerry outfitting & hull outfitting (MO&HO). Bengkel pipa menangani mulai dari fabrikasi perpipaan di bengkel sampai instalasi pada kapal. Sistem perpipaan yang dikerjakan oleh bengkel pipa adalah diantaranya:

Bilge, ballast, fire

Fuel oil transfer & service

Lubrication oil

Fresh water & sea water service

Compressed air

Cooling

a. Proses fabrikasi

Proses fabrikasi pada bengkel pipa mengikuti alur pengerjaan sebagai berikut :

(28)

Keterangan alur adalah sebagai berikut :

 Working Drawing

Pada gambar pengerjaan yang berasal dari divisi desain, diketahui pipa apa yang akan dikerjakan. Mulai dari panjang pipa, jenis material pipa yang dipakai, diameter dalam dan luar pipa, schedule, tekanan standar pada pipa, .

 Raw Material

Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan yang biasanya mengacu pada ASTM (American Society for Testing and Materials) dan JIS JIS(Japan Industrial Standars) seperti yang dipakai pada PT.PAL Indonesia (Persero).Pada ASTM diatur diameter, ketebalan dan schedule. Diameter luar (outside of Testing Materials) ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness) berbeda. Diameter dalam (inside diameter) ditetapkan berbeda untuk tiap schedule. Ketebalan pipa tergantung dari schedule pipa.Schedule pipa dapat dikelompokkan berikut:

Schedule: 5, 10, 20, 30, 40, 50, 80, 120, 160

Schedule standard

Schedule extra strong (XS)

Schedule double extra strong (XXS)

Marking

Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan data dari gambar, sebelum dilakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen.

Cutting

Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking. Untuk memotong pipa digunakan alat yang menggunakan gas oksigen dan asitilen sebagai bahannya

Gambar 3.13Mesin Cutting Otomatis

Bending

Bending merupakan tahapan untuk membengkokan pipa sesuai sudut yang diinginkan. Terdapat dua mesin, manual dan otomatis yang menggunakan sebuah motor. Tidak semua pipa melalui tahap bending.

(29)

Gambar 3.14Mesin Bending Pada Pipa Diameter Besar

Fitting

Pemasangan pipa yang telah melewati proses cutting dan bending selanjutnya dilakukan penyambungan dengan pengelesan

Welding Check

Setelah proses pengelasan dilakukan pengecekan terhadap las sambungan antar pipa tersebut. Pengecekan dilakukan oleh quality control dari PT.PAL.

 Pressure Test

Selanjutnya dilakukan pressure test untuk melihat kebocoran dimana biasanya digunakan ukuran tekanan sebesar 1.5 kali lebih besar dari tekanan kerja biasa pada pipa tersebut. Pengujian tekanan menggunakan udara atau gas nitrogen yang disuplai oleh kompresor. Kemudian sambungan pipa disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran adalah jika terjadi kebocoran, maka akan terlihat gelembung pada bagian pipa yang bocor

Treatment

Tindakan treatment pada pipa yaitu pickling. Pipa dibersihkan dari kotoran dan korosi dengan menggunakan cairan yang berada di sebuh kolam. Pipa lalu direndam dengan durasi waktu tertentu

Palletzing

Palletizing yaitu mengelompokkan pipa pada palet-palet. Pengelompokan berdasarkan sistem yang akan dipasang.

b. Proses Installasi Pipa

Setelah melalui proses fabrikasi yang diakhiri dengan pengelompokan pipa pada palet-palet, selanjutnya pipa siap untuk dipasang pada kapal. Proses selanjutnya lebih jelas pada diagram alur berikut.

Gambar 3.15 Alur Pengerjaan Installasi Pipa Keterangan alur adalah sebagai berikut :

(30)

Proses instalasi dilakukan di kapal. Penyambungan tidak hanya antar pipa tetapi pipa dengan komponen yang terkait dengan sistem, misal pompa dan kompresor. Pemasangan juga menyangkut pemasangan katup.

Line Check

Setelah semua pipa dan komponen dipasang, dilakukan line check atau pemeriksaan terhadap alur kerja sistem. Apakah pipa sudah terpasang pada komponen dan letak yang sesuai dengan sistem, dan sesuai pada alur suction dan discharge.

Pressure Test

Selanjutnya dilakukan pressure test untuk melihat kebocoran dimana biasanya digunakan ukuran tekanan sebesar 1.5 kali lebih besar dari tekanan kerja biasa pada pipa tersebut. Pengujian tekanan menggunakan fluida gas yang dikompresikan pada pipa, kemudian sambungan pipa disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran adalah jika terjadi kebocoran, maka akan terlihat gelembung pada bagian pipa yang bocor. Biasanya kebocoran terjadi pada sambungan las, dan sambungan yang memakai flange

Flushing

Flushing dilakukan untuk membersihkan saluran pada pipa. Flushing dilakukan dengan menggunakan fluida yang sebenarnya bekerja pada sistem palletizing install line check pressure test flushing function tes ttersebut, misalkan sistem bahan bakar dilakukan flushing menggunakan MDO (Marine Diesel Oil). Indikator kebersihan pada saluran pipa dilihat pada strainer atau filter yang ada pada sistem, jika masih terdapat kotoran makan flushing dilakukan lagi sampai bersih.

Function Test

Uji fungsi adalah tahap terakhir dari pekerjaan bengkel pipa. Pada uji fungsi sistem dijalankan dengan kondisi sebenarnya. Misalkan pengujian pompa pemadam dan general service. Mulai dari pembukaan katup pada seachest sampai air keluar pada nozzle. Function test dihadiri oleh pihak quality assurance dari PT.PAL, class yang dipakai yaitu BKI dan owner surveyor yang ditunjuk TNI-AL sebagai pemilik kapal yaitu Satgas.

3. Machinery Outfitting

Bengkel mesin adalah salah satu bengkel yang ada di Departemen machinerry outfitting and hull outfitting atau biasa disingkat Departemen MO & HO. Departemen MO & HO sendiri adalah salah satu departemen yang ada di Divisi Kapal Perang PT.PAL Indonesia (Persero). Pada bagian bengkel mesin mempelajari atau fokus pada berbagai kegiatan berikut ini:

(31)

Dari main engine putaran engine akan diturunkan melaui gearbox dengan rasio gearbox sendiri yang digunakan sebesar 1 : 2,867.

Gambar 3.16 Gearbox yang digunakan pada KCR 60 meter Selanjutnya akan disalurkan ke poros propeller nantinya.

b. Pemasangan Pompa

Pemasangan pompa dilakukan ketika sistem pipa sudah tersambung dan akan dipasang pompa dengan jenis dan spesifikasi yang berbeda dari tiap sistem yang digunakan.

c. Pemasangan main engine dan gearbox

Pada prosedur instalasi atau pemasangan main engine disesuaikan dengan gambar desain dengan penempatan sesuai dengan jarak gading - gading yang terdapat pada kontruksi kapal. Untuk memasukkan main engine melalui engine casing dari geladak utama kapal ketika bangunan atas masih belum terpasang.

Gambar 3.17 Engine yang terpasang pada KCR 60 meter d. Pemasangan Diesel Generator (DG)

Pada perencanaan KCR digunaka tiga generator pendukung, tiga Generator ini sebagian besar yang menjadi sumber utama listrik ketika berlayar yang terletak pada Diesel Generator Room. Dan Ketika Tiga Generator tidak berfungsi maka Emergancy Generator yang terletak pada main deck dapat digunakan untuk menghidupkan komponen atau alat yang sangat penting seperti pompa emergency, steering gear panel, lampu-lampu dan lain-lain.

(32)

Sistem kendali ruder pada Kapal Cepat Rudal menggunakan dua rudder dengan sistem hidrolis fluida oli.

Gambar 3.18 Sistem Hidrolis pada stering gear f. Instalasi HVAC (Heating, Ventilation, Air Conditioning)

Setiap ruang dalam kapal baik engine room maupun kamar tidur dsb selalu dilengkapi dengan sistem udara karena dalam ruang yang ada dalam kapal bersifat tertutup dan kedap air. Ada dua jenis sistem sistem pengaturan udara :

Heat Ventilating

Supply & exhause udara yang terpenting dalam kapal adalah pada engine room untuk memenuhi kebutuhan udara yang tidak sedikit sehingga terdapat dua lubang blower besar yang terdapat pada Engine room.

Air Condition (AC)

Jalur AC dinamakan dengan ducting. Sistem AC menggunakan air laut sebagai media pendingin gas panas yang ada pada kompressor yang nantinya akan tersambung dalam pipa – pipa yang nantinya akan sampai kedalam ruang – ruang. Sistem tersebut disebut Air Headling Unit (AHU) berada disebelah ruang kendali mesin dengan dua compressor yang satu sebagai compressor cadangan. Sistem AC ini sama dengan kebanyakan AC pada umumnya yakni dengan mengabutkan freon. Penentuan suhu ruangan pada tiap kamar berbeda dari satu dengan yang lain tergantung dengan jumlah orang dalam ruangan tersebut dan jenis ruangan. Rata – rata suhu yang ada pada Kapal Cepat Rudal sekitar 200 C. Terdapat pula sebuah ruang pendingin makanan yang dilengkapi dengan pelapis dinding stainliss yang berbeda dengan ruangan lainnya yang menggunakan pelapis alummunium foil karena dalam ruangan pendingin makanan suhunya sekitar dibawah 00 C.

4. Bengkel Listrik

Bengkel listrik adalah salah satu bengkel yang ada di Departemen Electrical Outfitting and Interior atau biasa disingkat Departemen EO & Interior. Departemen EO & Interior sendiri adalah salah satu departemen yang ada di Divisi Kapal Perang PT.PAL Indonesia (Persero).

(33)

Ranah dari bengkel listrik adalah sistem kelistrikan pada kapal khususnya arus kuat. Salah satunya adalah pemasangan semua jenis lampu pada kapal dan kabel beserta cable way. Untuk pengerjaan fabrikasi, bengkel listrik membuat cable way dan juga kotak panel. Tugas penting bengkel listrik adalah distribusi daya dari disel generator ke masing-masing mesin atau komponen. Alur pekerjaan pada bengkel listrik sebagai berikut :

Gambar 3.19 Alur Pekerjaan Bengkel Listrik Keterangan Sebagai Berikut :

 Perencanaan

Perencanaan berupa penentuan waktu dimulainya dan traget kapan pekerjaan selesai.

 Persiapan

Persiapan berupa mempersiapkan jumlah pekerja atau personil, gambar kerja yang diperlukan, material yang akan dipakai dan peralatan kerja.

 Proses

Proses fabrikasi pada bengkel listrik misalnya membuat panel dan cable way. Fabrikasi meliputi diantaranya

 Marking, penandaan pada permukaan material yang akan dikerjakan.

 Cutting, pemotongan material.

 Bending, pembentukan material menjadi bentuk-bentuk yang ditentukan.

 Fitting, menyatukan material menjadi satu komponen.

 Finishing, pemersihan terhadap sisa potongan yang masih tajam, bekas

 Internal Check

Internal check dilakukan oleh quality control dari pihak internal setelah fabrikasi selesai. Jika dikatakan layak, maka komponen dapat dipasang. Jika tidak, komponen harus dibenahi kembali pada proses fabrikasi.

 General Check

General check dilakukan oleh quality assurance

 Proses Installasi

Marking, penandaan juga dilakukan di atas kapal ketika kompone n akan dipasang.

(34)

Cutting, pemotongan material pada komponen.

Wiring, penarikan kabel berdasarkan panjang yang sudah ditentukan.

Connecting, pemasangan kabel pada komponen.

Check line, pemeriksaan terhadap jalur kabel apakah sudah sesuai dengan sistem.

Megger test, mengukur tahanan isolasi dari kabel.

Commissioning atau function test, pengujian apakah komponen dapat bekerja sesua yang diinginkan.

a. Sistem Starting Engine

Baik mesin pokok dan disel generator memakai listrik untuk memulai menjalankan mesin. Pada mesin pokok masing-masing digunakan empat baterai basah (aki) yang dirangkai secara paralel dan seri agar mendapatkan arus sebesar 24V. Pada disel generator menggunakan dua baterai kering yang dirangkai paralel agar mendapatkan arus sebesar 24V. Begitu pula disel generator yang ada di geladak utama.

Start engine pada kapal kcr 60 m yaitu menggunakan sistem electric yang dengan menggunakan battery. Untuk main engine menggunakan empat buah battery basah (aki) tiap masing-masing engine. Battery disusun secara seri paralel sehingga mampu mampu memberikan arus dan tegangan sesuai yang dibutuhkan main engine. Battery yang digunakan memiliki spesifikasi arus 200 Ah dan tegangan 12 V. untuk pengisian battery pada main engine menggunkan alternator yang terdapat pada engine yang nantinya mampu mengisi battery ketika main engine beroperasi

b. Distribusi Daya

Proses distribusi listrik yang ada pada kapal KCR ini dimulai dari Diesel Generator, dari Generator akan dihubungkan Main Switch Board (MSB) dan distribusi listrik diatur pada dua feed panel. Feed panel 380 V digunakan untuk mengatur supply daya yang terdapat padaalat besar seperti pompa, kompresor, fuel treatment, crane, steering gear dan lain-lain. Sedangkan untuk feed panel

(35)

220 V terlebih dahulu tegangan yang berasal generator diturunkan menggunakan trafo menjadi 220 V.

Sedangkan untuk proses distribusi dari emergency generator hampir sama dengan generator utama. Listrik akan melewati Emergancy Switch Board dan akan salurkan melewati feeder 380 V dan 220 V. listrik yang berasal dari emergency generator akan memberikan daya listrik ke bagian-bagian yang wajib nyala. Seperti emergency pump, battery charger untuk lampu utama maupun diesel generator dan lain-lain.

5. Bengkel Ship Fitter

Bengkel ship fitter adalah salah satu bengkel yang ada di Departemen Machinerry Outfitting & Hull Outfitting (MO&HO). Bengkel ship fitter menangani mulai dari fabrikasi di bengkel sampai instalasi pada kapal setelah proses penggabungan blok selesai. Komponen yang dikerjakan oleh bengkel ship fitter diantaranya adalah :

a. Manhole

Manhole adalah lubang pada kontruksi, dimana fungsinya adalah sebagai jalur seseorang masuk ke ruangan atau tangki, misalnya manhole pada tangki air balas dan tangki bahan bakar. Jenis-jenis manhole pada umumnya dibagi berdasarkan posisi, artinya manhole tersebut ada yang sejajar dengan geladak, dan

ada juga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari geladak. Biasanya dibawah manhole juga terdapat vertical ladder.

Gambar 3.21 Manhole pada tangki bahan bakar b. Tangga

Seluruh tangga yang ada pada kapal yaitu vertical ladder, step, double step, dan stairs, mulai dari pembuatan di bengkel sampai pemasangan pada kapal adalah ranah dari bengkel ship fitter.

c. Pemasangan komponen di bawah draft

Ada beberapa komponen yang dipasang pada lambung di bawah draft seperti ecosounder untuk mengetahui kedalaman, speedlog untuk mengetahui kecepatan kapal, dan penutup sea chest. Pemasangan ini etelah kontruksi

(36)

kapal selesai. Dan perlu dilakukan tes kekedapan air setelah pemasangan komponen.

d. Pondasi

Pondasi atau seating yang menyangkut permesinan yang ada di atas geladak dan mesin yang ada pada ruang mesin seperti pondasi mesin pokok, mesin bantu, gearbox, pompa dan kompresor.

6. Department Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH)

Pada department kesehatan dan keselamatan kerja Lingkungan Hidup (K3LH) merupakan bagian terpisah dari divisi kapal perang yang terdapat di PT. PAL Indonesia. Memiliki tugas antara lain :

a. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan bangunan dan infrastruktur beserta anggarannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan utilitasdan lingkungan hidup.

c. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan keamanan dan ketertiban.

d. Membina pengelolaan aset perusahaan

Prosedur keselamatan kerja pada pembangunan kapal harus dilakukan dan disiapkan guna mencegah dan menimalisir terjadinya kecelakaan. Salah satu contoh proses safety dalam praktik di kapal adalah pada saat di proses pengelasan. Seorang welder memiliki resiko kecelakaan yang terbesar pada saat tahap assembly dan erection. Prosedur keselamatan kerja dibuat melalui divisi sendiri yakni pada divisi Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang dibuat dan dirubah tiap beberapa periode. Dari prosedur keselamatan kerja tersebut maka dibentuklah Job Safety Analysis (JSA), berikut ini contoh JSA.

Gambar 3.22 Job Safety Analysis Ruang lingkup dari K3LH adalah sebagai berikut:

(37)

a.alur depan dok semarang b.alur supitan sisi barat

c.alur supitan dan semenanjung utara d.alur dermaga Bandar barat

e.kolam Bandar barat f.kolam grafing dok irian g.alur dermaga semenanjung h.kolam Bandar timur i.kolam penanda pantai

Inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan secara berkala dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :

a.inspeksi kesehatan dan keselamatan kerja b.persiapan inspeksi

c.pelaksanaan inspeksi d.evaluasi dan pelaporan

(38)

BAB IV

PENGELASAN

6.1

Macam – Macam Pengelasan

Dalam proses pengelasan, PT PAL Indonesia menggunakan tiga macam proses pengelasan, yaitu :

1. SAW (Submerged Arc Welding)

Prinsip dasar pengelasan ini adalah menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelehkan kawat pengisi lasan (filler wire), yang uniknya lagi dalam pengelasan SAW ini cairan logam lasan terendam dalam flux yang melindunginya dari kontaminasi udara, yang kemudian flux tersebut akan membentuk terak las (slag) yang cukup kuat untuk melindungi logam lasan hingga membeku.

 Keunggulan :

a. Kualitas las baik b. Deposition rate tinggi c. Penetrasi dalam d. Otomatis

 Kelemahan :

Posisi flat

2. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)

SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere

 Keuntungan :

a. Dapat dipindah dengan mudah (fleksibel). b. Dapat digunakan pada hampir semua logam.

(39)

c. Dapat digunakan pada semua posisi pengelasan. d. Investasi untuk peralatan murah.

e. Dapat digunakan pada pengelasan baja tipis ataupun tebal

 Keterbatasan dari pengelasan SMAW :

a. Pengelasan harus dimatikan, saat panjang elektroda tinggal 50 mm dari panjang semula.

b. Harus dilakukan chipping pada slag yang dihasilkan. c. Harus melepas putung elektroda yang tersisa.

d. Harus memasang dengan elektroda yang terbaru.

e. Hal ini dilakukan berulang kali selama proses pengerjaan. Hal ini menyebabkan tukang las (welder) tidak bisa mencapai faktor operasi atau duty cycle lebih besar dari 25%

3. FCAW (Flux Cored Arc Welding)

FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk. Elektroda pada FCAW terbuat dari metal tipis yang digulung cylindrical, diisi dengan flux sesuai kegunaannya. FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2.

 Keuntungan :

a. Laju deposit yang tinggi

b. Menghemat penggunaan elektrode c. Dapat digunakan pada semua posisi

d. Menghasilkan logam deposit yang berkualitas tinggi

6.2

Posisi Pengelasan

Teknik pengelasan terdiri dari beberapa macam, diantaranya yaitu:

1. Posisi Datar (1G)

Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan setengah bulan. Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G)

(40)

didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diaplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

2. Posisi Horizontal (2G)

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. Posisi sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º. Panjang gerakan elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.

3. Posisi Vertikal (3G)

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal.

4. Posisi Horizontal Pipa (4G)

Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :

Pengelasan naik

Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali diameter elektrode.

(41)

Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.

Selain yang disebutkan diatas, posisi pengelasan lainnya yaitu : 1. Posisi Di Bawah Tangan

Kemiringan elektroda 10o – 20o terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70o -80o terhadap benda kerja.

2. Posisi Tegak (vertical)

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau ke bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10o -15o terhadapvertikal dan

70o -85o terhadap benda kerja.

3. Posisi Datar (horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5o – 10o terhadap garis vertical dan 70o– 80o kearah benda kerja.

4. Posisi Di Atas Kepala (Overhead)

Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5o – 20o terhadap garis vertical dan 75o -85o terhadap benda kerja.

6.3

Cacat Las

Suatu pengelasan tentu tidak luput dari yang namanya cacat. Cacat ini merupakan kerusakan yang terjadi pada hasil lasan. Terdapat berbagai macam cacat las. Namun cacat las yang sering terjadi pada PT PAL Indonesiadiataranya :

1. Porosity

 Penyebab :

a. Busur api (arc) terlalu pendek

(42)

c. Kesalahan memilih arus yang digunakan d. Kebersihan sambungan las yang tidak baik

 Cara memperbaiki :

a. Jarak busur yang sesuai b. Menggunakan arus yang tepat

c. Kebersihan sambungan las diperhatikan d. Perlakuan kawat/flux yang sesuai kebutuhan

2. IP (Incomplete Penetration)

 Penyebab :

a. Kecepatan pengelasan terlalu cepat b. Elektrode terlalu besar

c. Arus rendah

 Cara memperbaiki :

a. Kecepatan pengelasan diperlambat sehingga penetrasi pada root of weld b. Pilihlah diameter elektroda yang sesuai dengan root openingnya

c. Gunakan arus cukup

d. Berikan ruang bebas pada bagian bawah dari las

3. Undercut (Takik)

 Penyebab :

a. Arus terlalu tinggi

b. Kesalahan penggunaan elektroda c. Kesalahan menangani elektroda

 Cara memperbaiki :

a. Gunakan arus menengah dengan travel speed rendah b. Gunakan elektroda yang sesuai dan tidak terlalu besar

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran dari kami selama melakukan kerja praktek di PT PAL Indonesia adalah sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

1. Kapal merupakan alat transportasi yang sangat kompleks yang tentunya terdiri dari berbagai macam komponen-komponen penunjangnya,sistem-sistemnya,dan yang lain adalah peralatan yang dibutuhkan diatas kapal.

2. Dalam proses pembuatan kapal, harus dilakukan secara bertahap. Mulai dari proses Fabrikasi,Pemasangan,Pengecekan hingga machinery outfitting. Hal ini sesuai dengan aturan Standart Mutu Produksi yang diterbitkan oleh PT PAL Indonesia itu sendiri.

3. Salah satu proses yang penting dalam pembuatan kapal adalah pengelasan. Dalam proses pengelasan banyak teknik yang bisa digunakan, terutama yang dipakai dalam perusahaan ini yaitu SAW, SMAW, dan FCAW.

5.2 Saran

1. Melakukan pengawasan terhadap efisiensi kerja para pekerja sehingga waktu kerja dapat terpakai secara optimal sehingga hasil perkerjaan dari segi kuantitas dan kualitas lebih memuaskan.

2. Menerapkan pemakaian atribut keselamatan kerja di setiap tempat kerja untuk memastikan keamanan kerja misalnya sepatu safety,helm,danseragam safety. 3. Merencanakan penggunaan benda kerja dengan lebih efisien sehingga tidak banyak

material / bahan baku yang terbuang.

4. Memenuhi fasilitas kebutuhan karyawan akan kamar mandi yang layak, musholla dan kantin.

5. Departemen pengendalian mutu (quality control ) di dalam perusahaan galangan sangat diperlukan sebagai fungsi control dalam pengerjaan di lapangan. Hal ini QC sebagai inspector dalam lingkup perusahaan galangan.

6. Pemeriksaan dan perawatan fasilitas-fasilitas galangan sehingga dapatberoperasi secara maksimal.

(44)

7. Pengembangan teknologi-teknologi yang lebih bermutu sehingga dapat mempercepat pembangunan kapal-kapal ,misalnya peralatan las ,dll

8. Lebih memperhatikan tingkat kesejahterahan karyawan sehingga mereka dapat bekerja dengan maksimal , serta memberikan akses kesehatan yang memadai .

(45)

DAFTAR PUSTAKA

PT.PAL Indonesia Persero. Profil Perusahaan. Tersedia di: http://www.pal.co.id.

Raswari. 1986. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Sunaryo, Heri. 2008. Teknik Pengelasan Kapal. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Taylor, D.A. 1983. Introduction to Marine Engineering. Oxford: Elseviere Diktat Mata Kuliah Teknik Permesinan Kapal 2. JTSP-FTK ITS

Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu Teknologi Kelautan. FTK ITS Materi Inspeksi Untuk Supervisor Las. PT PAL Surabaya

(46)

LAMPIRAN

Lampiran ini berisi :

1. Laporan Mingguan

2. Laporan Harian

(47)

Contact Information

SYAFRIANSYAH 4212100020

Tel 085733046324

Emailsyafriansyah23@ymail.com

Adress Jln Kanoman II no. 102E Gebang Lor Surabaya, East Java, Indonesia

Jurusan Teknik Sistem PerkapalanKampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Tel 031 599 4251 ext. 1102Fax 031 599 4754www.ne.its.ac.id

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Tel031 599 4251 ext 1102

Fax031 599 4754

Gambar

Gambar 2.1 Fasilitas PT. PAL
Gambar 3.1 Kapal Cepat Rudal yang sedang dibangun di PT. PAL Indonesia  Berdasarkan tuntutan tersebut di kapal disediakan berbagai macam peralatan dan  sistem  sehingga  kita  dapat  persamakan  antara  kapal  dengan  perkampungan  yang  terapung, dimana s
Gambar 3.2 Proses identifikasi, langkah awal pembuatan kapal
Gambar 3.4 Proses Pemotongan Plat dengan NC Plasma
+7

Referensi

Dokumen terkait