• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siang Non? mau langsung pulang atau. sapa orang itu kepada Eci. langsung pulang aja yah Mang, takut Papah ngomel jawab Eci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Siang Non? mau langsung pulang atau. sapa orang itu kepada Eci. langsung pulang aja yah Mang, takut Papah ngomel jawab Eci"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pelukan Pertamaku

Nggak terasa, udah 1 catur wulan gue duduk dibangku SMA dan segalanya begitu sangat menyenangkan. Dan nggak terasa juga temen gue semakin bertambah banyak. Seneng rasanya jadi punya banyak temen-temen baru dan banyak cerita yang gue alamin dengan beberapa temen baru gue ini. Tapi semua ada suka dan dukanya juga, dan ini adalah salah satu suka duka gue dengan temen-temen gue semasa SMA.

Eci itu bernama lengkap Desiana Andaresta Wijaya. Dia cantik, baik, kulit kuning langsat, dengan hidung sedikit mancung. Maklum nyokapnya Cina bokapnya Arab, jadi tampangnya agak blasteran, kebayangkan tampangnya kayak gimana?. Dia mirip Sukanti binti Mahmud yang ada di lagunya Bang Iwan Fals.

Tapi ada yang salah dengan anak itu, kayaknya dia punya otak dengan kapasitas ½ MB aja. Sungguh sangat Lola kalo diajak mikir yg berat-berat, dan kalo dingajak ngobrol dia selalu kena buffering. Mirip modem yg abis kuotanya, but anyway itu nggak jadi masalah untuk kami dalam berteman, yang ada malah kami jadi semakin akrab dan semakin akrab. Karena selain dia cantik dan baik, sifatnya juga lembut, nggak pernah sedikitpun dia marah sama orang lain, walau banyak juga cibiran tentang dia dan

(2)

gosip-gosip yang beredar yang menjelek-jelekan dia, tapi tak pernah sekali pun dia menganggap itu sebagai makian, malahan dia tetap tenang-tenang saja. Itulah hebatnya dia.

Menurut gue juga gitu sih, bahwa gosip itu dibawa oleh orang-orang iri, disebarkan oleh orang-orang bodoh, dan diterima dengan baik oleh orang-orang idiot. So anjing menggonggong khafilah tetap berlalu.

Suatu hari kami dapat tugas dari guru untuk ngerjain sebuah makalah, dan kebetulan kami bebas untuk memilih sendiri anggota kelompok kami asal terdiri dari 4 orang. Tapi ketika kami membentuk kelompok yang beranggotakan Shinta, Eci dan gue, yg lain pada nggak berminat ikut kelompok gue, mungkin mereka males dan takut kesaing dengan ketampanan gue yang sangat luar binasa ini. Jadi nggak ada 1 orang pun yang berani mendaftarkan diri ambil bagian dalam kelompok gue dan alhasil kelompok kami hanya terdiri dari 3 orang dan walau kurang tapi sang Guru nggak keberatan sama sekali. Dan semua itu bukan masalah juga buat kami untuk tetap belajar. Dan akhirnya kami pun bertiga memutuskan untuk kerja kelompok dirumah Eci.

Hari sabtu sehabis pulang sekolah, kami pun berangkat kerumah Eci dalam rangka mengerjakan tugas sekolah. Nggak nyangka ternyata Eci itu anak orang Tajir, dari pintu gerbang sekolah, kami udah

(3)

disambut sebuah mobil mewah. Yaitu sebuah mobil Mercy Silver yang nyentrik dengan seonggok supir yang udah siap mengantarkan kami menuju Rumah Eci. Gue sama shinta saling bertatapan tatkala Mercy itu tiba-tiba berhenti didepan gue, gue bengong kayak sapi ompong. Sampai akhirnya turunlah seorang bapak yang agak tua dan dengan nada yang sopan dia pun menyapa:

“Siang Non? mau langsung pulang atau….” sapa orang itu kepada Eci.

“langsung pulang aja yah Mang, takut Papah ngomel” jawab Eci

Setelah mendengar perintah itu, akhirnya kamipun segera meluncur kerumah Eci. Dan begitu sampai didepan gerbang rumah Eci, gue kaget bukan kepalang, cause you know what, rumahnya Eci itu kayak istana yang ada difilm miyabi. Eh maksud gue film kartun Barbie, gede banget, dan andai aja gue nggak naik mobil, mungkin gue nggak akan pernah sampe didepan rumahnya. Karena jarak dari pintu gerbang keberanda rumahnya aja itu sekitar 2KM. Jadi andai gue jalan kaki, udah mati kecapean gue pas sampe depan rumahnya. Lo bayangin aja deh rasanya kayak gimana.

Tapi ternyata rumah Eci itu sepi, dan ternyata juga dia anak semata wayang. Kalo jam segini Bokap dan Nyokapnya masih kerja, rumahnya cuma diisi oleh beberapa pembokatnya. Yang gue bingung sih cuma

(4)

1, apa yang Eci lakuin saat dia sendirian dirumahnya? Apa dia nggak merasa kesepian dengan keadaan yang kayak gini? Atau dia malah seneng dengan kesepian ini? Ah sudahlah, itu semua bukan urusan gue, yang penting gue ganteng itu aja udah cukup buat gue.

Setelah kita menguras otak untuk menyelesaikan tugas dari sekolah, akhirnya perut gue memutuskan untuk laper dan karena udah nggak bisa berkompromi lagi, tanpa malu gue minta makan sama Eci. Tapi apa yang terjadi dia bilang bahwa makanan dirumahnya abis, hah… gue kaget dan panik, perut gue ikut kaget dan panik, dalam hati gue ngomong “gila rumah segede ini nggak ada makanannya!!! Apa kata dunia!!!”

Tapi emang dasar si Eci baik, dan untuk menebus segala kesalahan, akhirnya kami pun diajak dia ke Mall untuk makan. Dan tanpa basa-basi lagi mulut gue pun langsung menjawab “okeh” tapi kayaknya yang jawab okeh itu perut gue deh. Ah sudahlah, yang penting makan walau apapun yang terjadi.

Akhirnya sampai juga gue disebuah Mall dan sampai disana gue langsung dibawa kesebuah Café, lalu tanpa basa-basi juga gue langsung mesen menu yang bisa meredam suara perut gue yang semakin berisik dan menyumpel mulut cacing-cacing yang lagi demo didalem perut karena kelaparan,

(5)

Lega rasanya perut sama perasaan gue sehabis makan. Tapi sebelum gue menikmati rasa kenyang gue, tiba-tiba dateng seekor manusia menghampiri meja makan kami dan dengan PD-nya dia memanggil Eci dengan sebutan saying. Mendengar itu gue langsung menatap Shinta, Shinta pun juga menatap gue dan kami pun saling bertatapan, dan nggak lama gue menatap Eci dan Shinta juga ikut menatap Eci, kamipun menatap Eci, nggak lama setelah itu Eci pun mengenalkan cowok tersebut.

“kenalin, ini pacar aku, namanya Jo” begitulah Eci mengenalkan cowok itu.

Dengan setengah kaget dan nggak percaya, gue pun menjabat tangan cowok itu dan berkenalan. Orangnya lumayan oke sih, dandanannya gaul banget, dan kalo dibandingin gue ya gue kalah gaul kemana-mana. Tapi stylenya lho, bukan tampangnya *Camkan, karena kalo soal tampang, gue nggak mungkin kalah, pokoknya jauh banget sama Dude Herlino, tapi dalam pikiran gue bertanya-tanya “Kenapa Eci bisa punya pacar? Dan entah apa yang ngebuat Eci jatuh Cinta ama Jo?” Yang jelas gue nggak terima kalo Eci pacaran ama dia, ya mendingan ama gue deh”

Akhirnya kamipun terlibat obrolan dan setelah beberapa lama, gue jadi agak males ama dia, karena omongannya agak tinggi dan sombong. Mungkin karena dia anak orang kaya jadi begitu, dan kalo emang dia anak orang kaya, itu masih gue anggap

(6)

wajar dan pantes jika dia berprilaku sombong begitu, karena semasa hidup gue, gue sering banget nemuin orang-orang kayak dia, makanya gue sama Shinta masih bisa tenang dan bisa nerima hal-hal gaib macam dia.

Akhirnya sore pun menjelang, dan kami memutuskan untuk pulang. Pengen sih nebeng, dianter pulang sama eci dan menyombongkan diri ketemen-temen rumah gue, kalo gue dianter pulang pake Mobil Mercy. Tapi setelah dipikir, buat apa gue menyombongkan diri, toh itu Mercy juga bukan punya gue, malah nanti gue dibilang norak. Makanya gue lebih memilih untuk pulang sendiri dan cuma mengantar mereka sampe tempat parkir aja.

Selesai ngantar mereka keparkiran, gue pun pulang. Tapi sebelum keluar Mall, gue ngeliat ada sesuatu yang janggal, gue ngeliat seekor manusia yang nggak asing lagi, dan gue yakin kalo orang itu adalah orang yang gue kenal. Awalnya sih gue nggak yakin sama indera penglihatan gue, dan gue pikir ini hanya mimpi, sampai akhirnya gue cubit pipi orang disebelah gue untuk membuktikan kalo ini bukan mimpi. Hasilnya gue digampar pake sandal *plak* sakit, perih, dan pedih, dan atas dasar rasa sakit yang nyata itu akhirnya gue yakin kalo ini bukan mimpi.

Dari kejauhan, gue ngeliat Jo pacarnya Eci yang baru gue kenal tadi, tapi bukan itu letak kejanggalan yang bikin gue penasaran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar hasil penelitian dan kesimpulan dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa PJKR yang menempuh mata kuliah pengajaran permainan net memiliki kemampuan gerak

Based on the previous analysis, the researcher found that there were three types of gambits that were uttered by the students in EFL classroom and they always use in

Penentuan judul atas dasar ketertarikan penulis terhadap keterkai- tan antara pendidikan kimia bahan makanan dengan kesadaran makan makanan sehat yang dapat mempengaruhi pola

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh periode cekaman air terhadap pertumbuhan dan kandungan metabolit

• Menghasilkan sebuah kajian akademis tentang perencanaan dan Penganggaran yang berpihak pada Penyandang Disabilitas di Kota Bandung;.. • Kajian ini diharapkan dapat digunakan

Para dosen dan asisten dosen serta karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin yang telah banyak memberikan ilmu dan layanan yang

Dari hasil perhitungan nilai odds ratio dan convidence interval maka di dapat keterkaitan tertinggi yaitu pada communication and coordinations dan decision error