REAKTOR RBMK REAKTOR RBMK
Reaktor Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000
Reaktor Chernobyl merupakan reaktor jenis RBMK 1000 (reactor bolshoi moshnosti(reactor bolshoi moshnosti kanalye) atau reaktor air didih
kanalye) atau reaktor air didih dengan tenaga tinggi, atau disebut juga dengan tenaga tinggi, atau disebut juga sebagai sebagai high powerhigh power pressure tube reactor. Chernobyl terletak di negara Ukraina (dulu merupakan bagian USSR) pressure tube reactor. Chernobyl terletak di negara Ukraina (dulu merupakan bagian USSR) sebelah barat daya Rusia. Kota Chernobyl berpenduduk 12.500 jiwa berada 15 km sebelah sebelah barat daya Rusia. Kota Chernobyl berpenduduk 12.500 jiwa berada 15 km sebelah tenggara reaktor. Sedangkan sebagian p
tenggara reaktor. Sedangkan sebagian pekerja reaktor bermukim di Pripyat (sebuah kota sekerja reaktor bermukim di Pripyat (sebuah kota satelit)atelit) dengan kepadatan 45.000.
dengan kepadatan 45.000.
Reaktor ini telah dikembangkan desainnya sejak tahun 1954 di Obninsk dan merupakan Reaktor ini telah dikembangkan desainnya sejak tahun 1954 di Obninsk dan merupakan tipe reaktor khusus yang hanya dimiliki oleh
tipe reaktor khusus yang hanya dimiliki oleh Uni Soviet (kecuali reaktor Hanfor di AmerikaUni Soviet (kecuali reaktor Hanfor di Amerika Serikat, yang memiliki prinsip fisika sejenis). Reaktor RBMK yang pertama berkapasitas 1000 Serikat, yang memiliki prinsip fisika sejenis). Reaktor RBMK yang pertama berkapasitas 1000 MWe dibangun di L
MWe dibangun di Leningrad dan mulai eningrad dan mulai beroperasi pada tahun 1973-1975. beroperasi pada tahun 1973-1975. Pada tahun 1986 diPada tahun 1986 di Uni Soviet terdapat 14 reaktor RBMK yang beroperasi dan 8 masih dalam tahap konstruksi. Uni Soviet terdapat 14 reaktor RBMK yang beroperasi dan 8 masih dalam tahap konstruksi.
RBMK sering dijuluki juga sebagai “boiling-water, graphite-uranium high- power RBMK sering dijuluki juga sebagai “boiling-water, graphite-uranium high- power reactor”
reactor” dandan ““ thermal thermal neutron neutron channeltypechanneltype (pressure (pressure tube) tube) reactor reactor ”. ”. eempat ciri utamampat ciri utama disain
disain reaktor reaktor RBMK RBMK 1000 1000 adalah adalah ::
Kanal vertikal yang berisi bahan bakar dan pendingin, dapat diisi ulang bahan bakarnyaKanal vertikal yang berisi bahan bakar dan pendingin, dapat diisi ulang bahan bakarnya
secara lokal pada saat operasi; secara lokal pada saat operasi;
Bahan bakar dalam bentuk Bahan bakar dalam bentuk bundle silindris yang terbuat dari uranium dioksida dalambundle silindris yang terbuat dari uranium dioksida dalam
kelongsong zirconium (
kelongsong zirconium ( zirconium zirconium cladding)cladding);;
Moderator grafit pada tiap kanal bahan bakar; danModerator grafit pada tiap kanal bahan bakar; dan
Pendingin air ringan yang mendidih pada berbagai saluran bertekanan dengan umpan uapPendingin air ringan yang mendidih pada berbagai saluran bertekanan dengan umpan uap
langsung ke turbin. Secara sederhana skema reaktor RBMK 1000 dapat dilihat dalam langsung ke turbin. Secara sederhana skema reaktor RBMK 1000 dapat dilihat dalam gambar.
Skema diagram Reaktor RBMK 1000.
KATEGORI KECELAKAAN
Kecelakaan Chernobyl unit 4 dipicu oleh kejadian kritikalitas teras reaktor yang tidak terkendali dalam waktu sangat singkat. Kecelakaan kritikalitas sering disebut sebagai excursion atau power excursion terjadi pada saat bahan nuklir, baik uranium diperkaya atau plutonium, mengalami reaksi fisi berantai tanpa kendali. Kebocoran radiasi netron yang menyertainya
merupakan ancaman bahaya yang sangat tinggi bagi pekerja di sekitarnya dan juga menyebabkan pelepasan radiasi ke lingkungan sekitar.
Kritikalitas yang meningkat dalam waktu singkat menyebabkan kenaikan daya reaktor secara cepat disebut sebagai promt excursion. Hal ini menyebabkan uap bertekanan sangat tinggi juga terbentuk secara spontan sehingga memicu ledakan teras dan terhamburnya zat radioaktif produk fisi ke udara. Ditinjau dari dampak yang diakibatkan berdasarkan The International Nuclear Event Scale, kecelakaan reaktor Chernobyl dikategorikan sebagai kecelakaan sangat parah(severe accident) atau masuk kategori kelas 7(major accident). Ciri dari kategori kelas 7
adalah dampak luar biasa terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat hingga area di luar tapak.
KRONOLOGI KECELAKAAN
Rangkaian kecelakaan diawali oleh keputusan manajemen reaktor dan tim ahli untuk melakukan percobaan guna menguji respon turbin generator dalam menggerakkan pompa
pendingin pada saat pasokan uap ke turbin terhenti. Pada tengah malam 25 April 1986 percobaan dimulai, daya reaktor diturunkan menjadi 1600 MWt, kemudian turbin nomor 7 dimatikan dan keempat aliran uap dialirkan semuanya ke turbin nomor 8.
Sebagai bagian dari percobaan pada pukul 14.00, sistem pendingin teras
darurat(emergency core cooling system) diputus. Percobaan sempat tertunda karena permintaan untuk tetap memasok listrik ke jaringan Kiev hingga jam 23.10. Celakanya pada saat
penyambungan kembali jaringan, sistem pendingin teras darurat tidak difungsikan kembali. Percobaan kemudian dilanjutkan kembali sesuai dengan prosedur percobaan dengan menurunkan daya menjadi antara 700 sampai dengan 1000 MWt. Pada pukul 00.28 tanggal 26 April untuk menurunkan daya lagi, seperangkat batang kendali otomatis lokal(local automatic control rods) tidak diaktifkan dan sejumlah batang kendali otomatis( ACs) diaktifkan. Akan tetapi
operator melakukan kesalahan pengesetan ACs, sehingga daya reactor turun secara drastis
menjadi hanya 30 MWt, padahal prosedur mempersyaratkan daya antara 700 sampai dengan1000 MWt.
Pada pukul 01.00 operator berhasil menaikkan daya reaktor menjadi 200 MWt dengan cara mengangkat sejumlah batang kendali dari reaktor. Daya tersebut sebenarnya masih jauh di bawah daya yang diperlukan untuk percobaan, dan semestinya percobaan tidak boleh
dilanjutkan.
Pukul 01.03 dan 01.07 dua pompa sirkulasi cadangan dihidupkan, sehingga secara
keseluruhan terdapat delapan pompa yang bekerja bersamaan. Hal ini membuat beberapa pompa melakukan kerja di bawah batas kinerja standarnya dan memicu penurunan produksi uap
serta turunnya tekanan dalam drum uap.
Pukul 01.19 operator mencoba menaikkan tekanan dan level air dengan menggunakan pompa pengumpan. Reaktor seharusnya dimatikan karena sinyal trip menyala, namun hal
tersebut diabaikan oleh operator dan bersikeras untuk tetap melanjutkan percobaan.
Pukul 01.19,30 level air yang diperlukan dalam drum uap tercapai, namun operator terus menambahkan air pengumpan. Air dingin memasuki teras reaktor dan pembangkitan uap
menurun tajam, demikian tekanan uap juga semakin menurun. Untuk mengatasi hal ini, operator mengangkat sejumlah batang kendali otomatis dan juga batang kendali manual agar daya tetap bertahan 200 MWt.
Pukul 01.20,30 kran bypass turbin ditutup untuk memperlambat penurunan tekanan uap. Hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki teras, selanjutnya ACs mulai diturunkan untuk mencegah kenaikan kualitas uap.
Pukul 01.22,30 operator melihat cetakan parameter sistem reaktor pada monitor
pemantau. Data menunjukkan bahwa operator harus segera men shutdown reaktor dalam situasi mekanisme shutdown otomatis tidak bekerja tersebut. Namun yang terjadi operator tetap
melanjutkan percobaan. Modeling kumputer menunjukkan pada saat tersebut hanya terdapat enam, tujuh, atau delapan batang kendali dalam teras, padahal semestinya tidak boleh kurang dari 30 batang kendali(sesuai instruksi manual).
Pada pukul 01.23,04 percobaan dimulai lagi dengan daya 200 MWt, dan katup aliran uap utama menuju turbin nomor 8 dimatikan. Sistem proteksi keselamatan otomatis yang akan aktif pada saat kedua turbin mati sengaja dimatikan oleh operator, meskipun hal ini tidak termasuk prosedur percobaan. Selanjutnya daya reaktor mulai naik dari 200 MWt dan ACs turun. Sedetik
kemudian aliran air pendingin utama dan air umpan dikurangi, hal ini menyebabkan kenaikan suhu air yang memasuki reaktor dan meningkatkan pembangkitan uap. Sejurus kemudian daya reaktor naik secara cepat( promt critical excursion) dan mandor yang berjaga memerintahkan untuk segera men shutdown reaktor. Namun perintah tersebut sangat terlambat karena untuk menurunkan batang kendali otomatis dibutuhkan waktu 20 detik, padahal baru 0,03 detik berselang alarm sudah berbunyi.
Sistem keadaan darurat tidak mampu mengatasi kondisi tersebut, daya reaktor naik menjadi 530 MWt dalam waktu 3 detik untuk kemudian naik secara drastic secara eksponensial yang menyebabkan terjadinya pembangkitan uap serentak. Uap dengan tekanan sangat tinggi yang terbentuk serentak tersebut menimbulkan ledakan dahsyat. Kurang dari sedetik setelah
ledakan pertama segera disusul ledakan kedua yang disebabkan oleh masuknya udara ke teras yang menyebabkan bahan bakar dan beberapa elemen bereaksi dengan oksigen dan terbakar dahsyat.
KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN
Ledakan yang terjadi menyebabkan terhamburnya kurang lebih 1200 ton bahan radioaktif ke atmosfer. Material tersebut setara dengan aktivitas sebesar 14 EBq (1018 Bq), sebagian
diantaranya merupakan gas mulia yang sangat mudah masuk ke jaringan biologis. Gas yang paling dominan diperkirakan adalah xenon, setengahnya merupakan iodine dan caesium dan kirakira 5% bahan bakar dalam teras ikut terlempar keluar. Korban jiwa pertama adalah para pemadam kebakaran dan termasuk petugas yang tersulut api pada permukaan rumah turbin.
Paparan radiasi di hari pertama diperkirakan sampai dengan 20.000 mSv.
Kontaminasi lingkungan mengakibatkan tercemarnya udara, tanaman, tanah, dan air, bahkan kontaminan terbawa angin sampai kawasan Skandinavia. Dekontaminasi harus
dilakukan di berbagai kawasan dan negara untuk memastikan keselamatan penduduk. Reaktor Unit 4 tidak bisa dioperasikan lagi dan bangunan reactor harus ditutup dengan suatu
“sarkopagus” yang terbuat dari beton dengan kerangka besi baja. Sekian triliun rubel dana dialokasikan untuk mengatasi dampak kecelakaan hingga lebih dari sepuluh tahun pasca kecelakaan. Bahkan di awal tahun 1990 dihabiskan dana hingga US$400 juta untuk perbaikan banguan reaktor yang tersisa. Berbagai perbaikan disain dan sistem keselamatan harus
ditambahkan pada reaktor RBMK yang lain.
Pada 2003, IAEA membentuk “forum chernobyl” bekerja sama dengan organisasi pbb lainnya, seperti WHO, UNDP, ENEP, UN-OCHA, UN-SCEAR, bank dunia dan ketiga pemerintahan Belarusia, Ukraina, dan Rusia. Forum ini bekerja untuk menjawab pertanyaan, “sejauh mana dampak kecelakaan ini terhadap kesehatan, lingkungan hidup dan sosial ekonomi kawasan beserta penduduknya.” laporan ini diberi nama “cherno- byl legacy".
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf pltn, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah pltn yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di belarusia, ukraina, dan rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali. Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa “tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi chernobyl.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di belarusia, ukraina, dan rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di belarusia meninggal delapan anak dan di rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “chernobyl lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan pltn chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.
Akibat kecelakaan itu, IAEA dan semua negara yang memiliki PLTN membangun konsensus internasional untuk selalu menggalang dan memutakhirkan standar keselamatan. Di sisi lain, pihak yang anti-pltn telah menggunakan isu kecelakaan di chernobyl sebagai bahan kampanye
untuk menolak kehadiran pltn, termasuk di indonesia, dengan berbagai informasi yang keliru karena ketidaktahuan akan kebenaran informasi sebab terjadinya kecelakaan chernobyl.
Belajar dari kecelakaan chernobyl, IAEA telah menetapkan standar tambahan untuk memperkuat syarat keselamatan yang tinggi bagi pembangunan dan pengoperasian pltn, antara lain, perbaikan desain sampai pada generasi ke-4, aturan main dalam bentuk basic safety, dan berbagai konvensi keselamatan.
Reruntuhan reaktor 4 Chernobyl
Hanya beberapa bulan sejak kecelakaan tersebut, reaktor ditutup dengan selubung beton yang dirancang untuk menyerap radiasi dan menyimpan sisa bahan bakar. Namun, sarkofagus hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara dan dirancang untuk bertahan 20-30 tahun.
Chernobyl Sarkofagus
Pada saat ini, dua dekade sejak kecelakaan yang menewaskan 31 orang dan membuat 135 ribu lainnya mengungsi itu sudah lewat. Benteng beton itu mulai rapuh akibat pembangunan tergesa-gesa dalam tempo singkat. Kebocoran telah terjadi selama lebih dari 10 tahun terakhir. Jika sarkofagus itu roboh, dikhawatirkan puluhan ton debu radioaktif akan terlepas.
Pasca-tragedi Chernobyl, pertanyaan yang muncul kemudian adalah masa depan PLTN tersebut.
Semua pembangunan reaktor 5 dan 6 dihentikan tiga tahun sete lah bencana terjadi. Namun, masalah Chernobyl tak berhenti setelah meledaknya reaktor nomor 4.
Reaktor yang hancur itu "disegel" dengan menggunakan 200 meter kubik beton yang ditempatkan di antara lokasi bencana dan bangunan operasional.
Meski demikian, Pemerintah Ukraina tetap mengoperasikan tiga reaktor tersisa karena t erbatasnya sumber listrik di negeri tersebut.
Pada 1991, turbin reaktor nomor 2 terbakar dan Pemerintah Ukraina mengumumkan reaktor itu tak bisa diperbaiki lagi dan dimatikan.
Reaktor nomor 1 dimatikan pada November 1996 sebagai bagian kese pakatan antara Ukraina dan beberapa organisasi internasional, termasuk IAEA, untuk mengakhiri operasional Chernobyl.
Pada 15 Desember 2000, Presiden Ukraina Leonid Kuchma mematikan sendiri reaktor nomor 3 dalam sebuah seremoni yang sekaligus mengakhiri riwayat PLTN Chernobyl.
Three miles island
hree Mile Island (disingkat TMI) adalah tragedi kerusakan instalasi nuklir Three Mile Island Unit 2 (TMI-2) di Middletown Pennsylvania, Amerika Serikat, pada tanggal 28
Maret 1979. Potensi Bahaya dari kejadian ini adalah adanya radiasi nuklir yang dapat menyebabkan kematian akibat kanker, bagi dua juta penduduk yang bermukim 50 mill di sekitar lokasi instalasi nuklir. Lebih lanjut, bahkan radiasi nuklir ringan berpotensi menyebabkan mutasi genetik, kecacatan bagi bayi yang akan lahir, dan mewabahnya kanker jenis baru. Selain itu, tragedi ini juga mengakibatkan kepanikan massal, stress yang berbahaya bagi kesehatan, permasalahan evakuasi, serta terhentinya kegiatan pendidikan.
1. Kronologi kejadian:
Tragedi TMI diawali kerusakan pompa air pada Sistem Penyedia Air yang bertugas menyuplai air ke Generator Uap ketika pukul 4:36 di pagi hari. Tidak adanya suplai air, maka uap tidak dapat dihasilkan, sehingga Turbin Uap dimatikan oleh Sistem Keamanan Pabrik, selanjutnya Generator listrik cadangan dinyalakan secara otomatis. Produksi uap air memiliki peranan yang penting dalam instalasi reaktor nuklir, selain sebagai penyedia bahan bakar pembangkit listrik, proses ini digunakan untuk menghilangkan panas pada reaktor nuklir.
Ketika aliran air berhenti, suhu pada Sistem Pendingin Reaktor (the reaktor coolant ) meningkat. Suhu menjadi Air yang sangat panas. Tekanan air dalam tangki Pressurizer meningkat, dan terjadi kompresi uap di bagian atas tangki 100 psi lebih besar daripada tekanan seharusnya. Kemudian, katup bagian atas pressurizer, Pilot-Operated Relief Valve/ PORV dibuka untuk mengurangi tekanan, sehingga uap dan air mulai mengalir keluar melalui pipa pembuangan ke tangki Pressurized Relief Tank yang terletak di dalam gedung kontainmen.
Pada saat itu, operator tidak mengetahui bahwa tidak terdapat supplai air pendingin ke dalam reaktor, atau telah terjadi LOCA ( Lack Of Coolant Accident ), karena tidak terdapat instrument display yang dibuat untuk menunjukkan jumlah air pendingin di dalam reaktor. Operator salah mengira bahwa adanya display yang menunjukkan jumlah air pada tanki Pressurizer , dianggap sebagai jumlah air di dalam reaktor. Meskipun PORV terbuka, tekanan terus meningkat karena tidak ada suplai air pendingin ke dalam reaktor.
Delapan detik setelah pompa air rusak, Reaktor TMI-2 dimatikan , batang kendali dimasukkan ke dalam reaktor untuk menghentikan reaksi fisi nuklir. Meskipun reaksi fisi terhenti, zat-zat radioaktif tetap menghasilkan panas. Meskipun panas tersebut kecil, namun tetap saja panas tersebut harus dibuang untuk menjaga supaya tidak terjadi overheating pada inti reaktor. Pada saat itu, operator di ruang kontrol mengetahui bahwa pompa air cadangan sedang beroperasi dan pompa air utama rusak. Namun kenyataannya, operator tidak melihat lampu yang menunjukkan bahwa katup pada pada pompa air cadangan belum terbuka.
Selanjutnya pada 4:11 pagi, sebuah alarm berbunyi menunjukkan bahwa jumlah air pada tanki Pressurized Relief Tank yang terletak di dalam gedung kontainmen, terlalu banyak. Pada pukul 4:15, air dan gas yang mengandung zat radioaktif meluber, sehingga disadari bahwa terjadi kerusakan fatal dalam sistem.
Lima menit kemudian, pada pukul 4.20, alat pengukur neutron pada inti reaktor menunjukkan tingkat yang tinggi, buih uap muncul di reaktor inti reaktor yang mendorong air untuk dibuang melalui PORV menuju tanki Pressurized Relief Tank . Pada saat ini, suhu dan tekanan di dalam gedung kontainment meningkat secara drastic yang disebabkan oleh air buangan tersebut. Lalu, operator memutuskan untuk menyalakan fan dan alat pendingin gedung containment. Sampai saat itu, operator belum menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh kondisi LOCA (Lack Of Coolant Accident), yang mengindikasikan bahwa kurangnya pelatihan untuk mengantisipasi gejala yang sedang terjadi.
Singkat cerita, kurangnya pendingin yang memadai menyebabkan bahan bakar nuklir terlalu panas, menyebabkan kelongsong zirconium pecah dan pelet bahan bakar mencair. Separuh inti
meleleh selama tahap awal, hal ini merupakan jenis yang paling berbahaya dari kecelakaan nuklir. Namun, mencairnya bahan bakar nuklir tersebut tidak dapat menembus dinding gedung penahanan di gedung kontainmen dan tidak melepaskan sejumlah besar radiasi ke lingkungan
Aerasi : Pengertian, Tujuan Dan Berbagai Macam Metoda Aerasi. Selamat malam dimanapun sahabat informasi kesling berada. Pada postingan yang lalu penulis menyajikan tentang metoda pengolahan air dengan metoda koagulasi/ flokulasi dan sedimentasi. Pada kesempatan ini melanjutkan materi tentang pengolahan air yaitu Aerasi.
Pengertian Aerasi
Tujuan Aerasi
Adapun tujuan dari aerasi adalah 1. Penambahan jumlah oksigen
2. Penurunan jumlah karbon dioxide (CO2)dan
3. Menghilangkan hydrogen sulfide (H2S),methan (CH4) dan berbagai senyawa senyawa
organi yang bersifat volatile (menguap) yang berkaitan untuk rasa dan bau.
Hasil pengolahan air dengan metoda aerasi bermanfaat untuk menghasilkan air minum yang baik. Penurunan jumlah karbon dalam air sehingga bisa berbentuk dengan calcium karbonat (CaCO3)
yang dapat menimbulkan masalah.
Areasi secara luas telah digunakan untuk pengolahan air yang mempunyai kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi zat tersebut memberikan rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras dan memberikan noda hitam kecoklat-coklatan pada pakaian yang dicuci.
Baca juga :Sedimentasi : Pengertian, Kegunaan, Proses serta Faktor Yang Mempengaruhinya
Koagulasi/Flokulasi : Pengertian, Kegunaan dan Berbagai Proses Koagulan
Proses Aerasi
Oksigen yang berada di udara, melalui proses aerasi ini akan selanjutnya akan bereaksi dengan senyawa ferus dan manganous terlarut merubah menjadi ferric (Fe) dan maganic oxide
hydrates yang tidak bisa larut. Setelah itu dilanjutkan dengan pengendapan (sendimentasi) atau penyaringan (filtrasi). Perlu dicatat bahwa oksidasi terhadap senyawa besi dan mangan di dalam
air yang kecil (waterfall) aerators/aerator air terjun). Atau dengan mencampur air dengan gelembung-gelembung udara ( bubble aerator). Dengan kedua cara tersebut jumblah oxigen pada air bisa dinaikan 60 – 80% (dari jumlah oksigen yang tertinggi, yaitu air yang mengandung
oksigen sampai jenuh) pada aerator air terjen ( waterfall aerator ) cukup besar bisa menghilangan gas-gas yang terdapat dalam air.
Penurunan carbon dioxide (CO2) oleh waterfall aerators cukup berarti, tetapi tidak memadai apabila dari yang sangat corrosive. Pengelolahan selanjutnya seperti pembubuhan kapur atau dengan sarigan marmar atau dolomite yang dibakar masih dibutuhkan.
Macam-macam Metoda Aerasi
1. Waterfall aerator ( aerator air terjun).
Pengolahan air aerasi dengan metoda Waterfall/Multiple aerator seperti pada
gambar, susunannya sangat sederhana dan tidak mahal serta memerlukan ruang yang kecil.
MULTIPLE TRAY AERATOR
Jenis aerator terdiri atas 4-8 tray dengan dasarnya penuh lobang-lobang pada jarak 30-50 cm. Melalui pipa berlobang air dibagi rata melalui atas tray, dari sini percikan-percikan kecil turun kebawah dengan kecepatan kira-kira 0,02 m /detik per m2 permukaan tray. Tetesan yang kecil menyebar dan dikumpulkan kembali pada setiap tray berikutnya. Tray-tray ini bisa dibuat dengan bahan yang cocok seperti lempengan-lempengan absetos cement berlobang-lobang, pipa plastik yang berdiamter kecil atau lempengan yang terbuat dari kayu secara paralel.
2. Cascade Aerator
Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step k ira-kira ketingian 30 cm dengan kapasitas kira-kira ketebalan 0,01 m3 /det permeter2. Untuk menghilangkan gerak putaran (turbulence) guna menaikan effesien
aerasi, hambatan sering ditepi peralatan pada setiap step. Dibanding dengan tray aerators, ruang ( tempat ) yang diperlukan bagi casade aerators agak lebih besar tetapi total kehilangan tekanan lebuh rendah. Keuntungan lain adalah tidak diperlukan pemiliharaan.
CASCADE AERATOR
Keterangan A = Air baku
B = Air sudah diaerasi C = Inlet
D = Lubang pembersih E = Out let.
Cascade Aerator tampak atas
Aerasi tangga aerator seperti pada gambar di bawah ini peangkapan udaranya terjadi pada saat air terjun dari lempengan-lempengan trap yang membawanya. Oksigen
kemudian dipindahkan dari gelembung-gelembung udara kedalam air . Total ketinggian jatuh kira-kira 1,5 m dibagi dalam 3-5 step. Kapisitas bervariasi antara 0,005 dan 05 m3 /det per meter luas.
3. SUMBERGED CASCADE AERATOR
4. Multiple Plat Form Aerator
Memakai prinsip yang sama, lempengan-lempengan untuk menjatuhkan air guna mendapatkan kontak secara penuh udara terhadap air.
5. Spray Aerator
Terdiri atas nosel penyemprot yang tidak bergerak (Stationary nozzles) dihubungkan dengan kisi lempengan yang mana air disemprotkan ke udara disekeliling pada kecepatan 5-7 m /detik. Spray aerator sederhana dierlihatkan pada gambar, dengan pengeluaran air kearah bawah melalui batang-batang pendek dari pipa yang panjangnya 25 cm dan diameter 15 -20 mm. piringan
melingkar ditempatkan beberapa centimeter di bawahsetiap ujung pipa, sehingga bisa berbentuk selaput air tipis melingkar yang selanjutnya menyebar menjadi
tetesan-tetesan yang halus.
Nosel untuk spray aerator bentuknya bermacam-macam, ada juga nosel yang dapat berputar-putar
SPRAY AERATOR
6. Aerator Gelembung Udara ( Bubble aerator)
Jumlah udara yang diperlukan untuk aerasi bublle (aerasi gelembung udara) tidak banyak, tidak lebih dari 0,3 – 0,5 m3 udara/m3 air dan volume ini dengan mudah bisa dinaikan melalui suatu penyedotan udara. Udara disemprotkan melalui dasar dari bak air yang akan diaerasi.
A = Out Let
B = Gelembung udara
C = Pipa berlubang buat udara D = Inlet air baku
E = Bak air
Demikian ulasan tentangAerasi : Pengertian, Tujuan dan Berbagai Macam Metoda Aerasi. Semoga Bermanfaat.