• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci: Motif, Ragam Hias, Rono.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci: Motif, Ragam Hias, Rono."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yulianto, Dony. 2004. Motif Ragam Hias dan Proses Pembuatan Ukiran Rono di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain FS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Purwatiningsih, M.Sn., (II) Drs. Sumarwahyudi.

Kata kunci: Motif, Ragam Hias, Rono.

Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa, dimana tiap suku bangsa memiliki keragaman budaya yang sangat luhur. Perkembangan budaya pada masyarakat menimbulkan adanya berbagai macam seni. Baik itu seni murni yang merupakan bagian untuk berekspresi maupun seni terapan yang berfungsi sebagai seni pakai. Pada saat ini seni terapan sangat pesat perkembangannya. Salah satunya adalah seni ukir Rono. Sebagai salah satu alat dekorasi pernikahan, Rono merupakan alat yang sangat

menunjang dalam upacara pernikahan. Pola motif yang ditampilkan memiliki ciri khas tertentu. Proses pembuatannya yang memerlukan waktu yang lama dan rumit, sehingga membutuhkan manusia yang terampil dan bermutu. Pola motif ragam hias dan proses pembuatannya inilah yang dirasa perlu diteliti karena pola motif yang ditampilkan bukan hanya mengacu pada pola ragam hias kedaerahan namun juga mengalami perubahan atau stilasi pola motifnya, selain itu juga dalam proses pembuatannya yang memerlukan waktu yang lama dan untuk mencapai kehalusan dan kerapian ukiran pengrajin yang

menggunakan alat bantu dari mesin.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola motif ragam hias yang digunakan dalam ukiran Rono serta mengetahui proses pembuatannya. Manfaat dengan adanya penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu serta penambah sajian ilmu tentang ukir bagi peneliti dan mahasiswa Seni Desain, untuk pengembangan pola ragam hias ukir bagi pengrajin, merupakan bagian dari inventarisasi budaya daerah bagi pemerintah daerah.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif Kualitatif dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi dan interview. Obyek penelitian adalah produk ukiran Rono serta proses pembuatannya, sedangkan subyek penelitian adalah pengrajin. Penelitian ini dilakukan di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, yang merupakan pusat kerajinan ukiran Rono serta pusat industri kecil kerajinan ukir kayu. Dalam penelitian ini terdapat 25 pengrajin diseluruh desa Prambon, namun peneliti mengambil sampel 8 orang pengrajin. Hal ini dilihat dari jumlah produk yang dihasilkan serta kualitas produksi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Rono merupakan sketsel ukir yang digunakan sebagai dekorasi dalam upacara pernikahan. Ukiran Rono memiliki beberapa model yang antara lain adalah Rono Mahkota, Rono Joglo dan Rono Islam. Dimana dari model tersebut memiliki ciri khas pola motif ragam hiasnya. Selain itu dalam proses pembuatannya yang masih menggunakan teknologi tradisional namun hasil akhirnya merupakan suatu seni ukir yang artistik.Pola motif ragam hias yang digunakan adalah hasil stilasi dari motif lain terutama motif kedaerahan seperti Motif Jepara, Surakarta dan Madura. Seperti terlihat pada semua motif yang digunakan pada Rono memiliki bentuk daun dengan suluran. Sedangkan motif-motif yang diperoleh dari hasil penelitian ini

(2)

adalah motif kawung, motif suluran, motif godhong rambat, motif panengah, motif pemandangan, motif mahkota. Dalam penelitian ini ditemukan perbedaan pada motif kawung, yakni dengan adanya kawung driji dan kawung kembang sedangkan pada motif mahkota terdapat mahkota joglo, mahkota sulur dan mahkota elar. 2)Dalam proses pembuatan ukiran Rono, alat ukir yang digunakan adalah tatah dan ganden, namun untuk meningkatkan penjualan digunakan alat bantu mesin, seperti untuk memperhalus

lengkungan dengan menggunakan gerinda, gergaji mesin ataupun alat ketam mesin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa seni kerajinan ukir Rono ini tidak diketahui secara pasti mulai muncul di desa Prambon, namun seni ini dipelopori oleh salah seorang pengrajin yang bernama Bpk Mardikan alm. Pola motif yang diukir kebanyakan adalah motif flora yang terutama berbentuk daun dan bunga. Pola motif tersebut merupakan stilasi dari pola motif ragam hias Surakarta, Jepara dan Madura. Motif-motifnya antara lain adalah motif kawung, suluran, godhong rambat, panengah dan mahkota. Proses pembuatan ukiran Rono masih menggunakan teknologi sederhana yaitu tatah dan ganden. Namun untuk kerapian dan kehalusan ukiran digunakan alat bantu mesin, seperti mesin ketam, gerinda dan gergaji mesin. Saran untuk pengrajin adalah agar adanya pengembangan motif ragam hias serta kualitas produksi dengan tatanan bentuk yang estetis dan mengembangkan jenis produk dengan kualitas yang bermutu. Untuk pemerintah daerah adalah perlu adanya pelatihan dan pembinaan untuk peningkatan kualitas, perlu adanya media promosi keberbagai pihak ataupun daerah lain ataupun menggunakan media internet.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala usaha tak akan berjalan dengan lancar tanpa perkenanNya. Karena itu syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Motif Ragam Hias Ukir Rono Pada Pengrajin Ukir Kayu di Desa

Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek”.

Penulis menyadari sepenuhnya segala keterbatasan manusiawi yang penulis miliki sehingga dalam penulisan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Terselesaikannya

penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Hj. Purwatiningsih, selaku pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Drs. Sumarwahyudi selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Seni dan Desain Drs. Hariyanto, M.Hum. yang telah memberikan ijin penelitian pada penulis.

4. Orang tuaku yang selalu memberi dukungan materiil, “IBU” yang menjadi inspirasi hidup dan tak pernah berhenti untuk selalu memberi dukungan moril, Adik-adiku dan segenap brotherhood klan Nggalek.

5. Para pengrajin ukir Rono yang banyak membantu, Mas Prie, Kang Mul, Mbah Maeran, Kang Nyoto, Kang Yono, Pak Minto, Kang Die, Kang Mono dan Kang Okit(Matur suwun banget, sing Kuoso sing mbales).

(4)

6. Cwt yang selalu ada dan membantu segalanya.

7. Rekan-rekan Art Work ’98, Ady (cepet rabi jess!!, thank’s laptope’), Sawi, Doraemon, Dhir’s, Widodo&Daus, Saiput(suwun printeré) , Bambang, Ayun, dan semuanya yang saling memotivasi dan membantu dalam penelitian.

8. Istri setiaku AG5555WR(Road tripin with U), para sahabatku My Julie(we have a nice moment someday), Sopyan(Be a great man,Bro), Ijen Club and gank(mabuk

yo’).

9. Hugo’s Café, Gama Karaoke, Nav, Bale Barong Kafe, Mba’ Srie Cafe atas hiburan serta penghilang penatku(let’s get the Party Zone start it!!). 10. Seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan kebaikan atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Besar harapan semoga penulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, amin.

Malang, Februari 2004

(5)

DAFTAR ISI ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Lokasi Penelitian ... 5 F. Batasan Istilah ... 5 1. Pola ... 5 2. Produk ... 5 3. Ukiran ... 5 4. Rono ... 5 5. Kerajinan ... 6 6. Ragam hias ... 6 G. Variabel Penelitian……….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rono sebagai dekorasi panggung pada upacara perkawinan ... 9

B. Ragam hias pada kerajinan ukir kayu ... 12

1. Motif Mojopahit ... 19 2. Motif Bali ... 20 3. Motif Jepara ... 21 4. Motif Pajajaran ... 23 5. Motif Cirebon ... 24 6. Motif Mataram……… 25

(6)

7. Motif Surakarta………... 26

8. Motif Pekalongan……… 27

9. Motif Yogyakarta………... 28

10. Motif Madura……….. 29

C.Peranan pola ragam hias pada benda kerajinan ukir Rono ... 30

D.Kerajinan ukir Rono sebagai benda seni terapan ... 31

E.Bentuk-bentuk dan jenis ukiran pada karya kerajinan ukir…………. 33

1. Corak dan motif ragam hias ... 33

2. Alat dan media ukir Rono ... 34

F.Proses pembuatan ukiran Rono……….... 36

1. Pemilihan kayu... 36

2. Pengeringan kayu... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 41

B. Sasaran Penelitian ... 42

C. Data dan sumber data ... 43

D. Teknik pengumpulan data ... 44

1. Pengamatan observasi ... 44 2. Interview ... 44 3. Dokumentasi... 45 E. Analisis data ... 45 F. Prosedur pelaksanaan ... 46 1. Tahap persiapan ... 46 2. Tahap pelaksanaan ... 46 3. Tahap penyelesaian ... 47

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kerajinan Ukir Rono dan Lingkungan sekitarnya ... 48

B. Jenis model ukiran Rono... 50

1. Model Rono ... 51

C. Pola motif ragam hias ... 55

(7)

1. Kawung ... 58 2. Suluran ... 60 3. Godhong rambat ... 61 4. Panengah ... 62 5. Pemandangan ... 63 6. Mahkota ... 63

E. Proses pembuatan ukiran Rono ... 67

1. Pemilihan bahan baku ... 67

2. Proses ukir... 69

3. Proses finishing... 72

BAB V ANALISIS DATA A. Pola motif ragam hias ukiran Rono ... 77

B. Proses pembuatan ukiran Rono ... 79

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Motif Daun pokok ... 13

2.2 Motif Ikal/ukel ... 14 2.3 Motif Angkup ... 14 2.4 Motif Trubusan ... 15 2.5 Motif Simbar ... 15 2.6 Motif jambul ... 16 2.7 Motif Cula ... 16 2.8 Motif Endhong ... 16 2.9 Motif Benangan ... 17

2.10 Motif Pecahan Garis ... 17

2.11 Motif Daun Patran ... 18

2.12 Motif Sunggar ... 18

2.13 Bentuk daun dan buah ... 19

2.14 Motif Mojopahit ... 20 2.15 Motif Bali ... 21 2.16 Motif Jepara ... 22 2.17 Motif Pajajaran ... 24 2.18 Motif Cirebon ... 25 2.19 Motif Mataram ... 26 2.20 Motif Surakarta ... 27 2.21 Motif Pekalongan ... 28

(10)

2.22 Motif Yogyakarta ... 28

2.23 Motif Madura ... 29

4.1 Rono Mahkota ... 53

4.2 Rono Joglo ... 54

4.3 Rono Islam ... 55

4.4 Motif kawung driji ... 58

4.5 Ukiran Kawung krawangan mentah ... 59

4.6 Motif kawung kembang ... 60

4.7 Motif Suluran ... 61

4.8 Motif Godhong Rambat ... 61

4.9 Motif Panengah ... 62

4.10 Motif Pemandangan ... 63

4.11 Motif Mahkota Joglo ... 64

4.12 Motif Mahkota Sulur ... 65

4.13 Foto mahkota sulur mentah ... 65

4.14 Motif Mahkota Elar ... 66

4.15 Foto mahkota elar ... 66

4.16 Motif Dekorasi Geometris ... 67

4.17 Pola mal ukir pada kayu ... 68

4.18 Alat ukir ... 69

4.19 Foto proses mengukir ... 71

4.20 Foto pembuatan krawangan ... 72

(11)
(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar pedoman wawancara dan observasi... 87

2. Foto Dokumentasi... 92

3. Transkip Wawancara dan Angket... 102

4. Pernyataan Keaslian Tulisan ... 109

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tingkat kemerataan pada hutan alam berada pada kondisi komunitas tertekan dengan nilai kemerataan 0,49, pada lokasi hutan sekunder dan agroforestry ilengi

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suhardjanto et al (2012) pada annual report perusahaan perbankan yang menemukan bahwa frekuensi rapat dewan komisaris

Sampai sekarang industri kecil dalam hal proses pemotongan gendar kerupuk jengkol masih manual, yaitu memakai pisau sehingga hasil yang didapatkan sedikit, tidak

Sedangkan menurut Nana Sudjana (2010: 35) menyatakan “Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan

Kajian Tim Pokja Anti-Korupsi PP Muhammadiyah menilai bahwa ghulul memenuhi unsur korupsi karena; Pertama, ghulul terjadi lantaran ada niat memperkaya diri sendiri;

Tanah Grogot, 08 Juni 2018 Panitera Pengganti, Hakim, Panitera.. Pengadilan Negeri

Negara dapat mempekerjakan para tawanan perang, kecuali para perwira, sesuai dengan pangkat dan kapasitas mereka. Tugas-tugas mereka tidak boleh berlebihan dan