NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Indeks tengah menguji fractal down 4933 sinyal negatif jika break out dibawah level tersebut. Sisi lainnya, level ini sebagai tahanan bagi IHSG dalam pergerakan di pekan lalu, artinya peluang untuk momentum positif terbuka bagi Indeks, sekaligus menguji target ke level 5048
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4962.960 -30.919 3997 4445.851
LQ-45 838.676 -5.72 1014 3130.895
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan pekan lalu, pasar bergerak volatile dipengaruhi sentimen dari dalam dan luar negeri. Pelaku pasar domestik berhati-hati dalam melakukan transaksi di tengah terpilihnya Ketua MPR dari Koalisi Merah Putih (KMP) untuk 2014-2019. Pasar khawatir hal ini berpotensi menjadi kendala bagi pemerintah Jokowi apabila kebijakannya tidak mendapat persetujuan dari KMP. Dari regional, demonstrasi di Hong Kong serta gagalnya pertemuan pemerintah dengan para demonstran juga menekan laju bursa Asia. Selain itu, BoJ mempertahankan rekor stimulus sebesar 60-70 triliun yen. Ekonom memperkirakan BoJ akan menaikkan stimulus di Januari, dari sebelumnya di Oktober. BoJ tidak menutup pintu untuk stimulus baru apabila laju inflasi menjauh dari target. Diperkirakan inflasi Jepang akan mencapai 2% di Maret 2016. Sementara itu, pasar juga mencermati sentimen negatif kekhawatiran melambatnya pertumbuhan
ekonomi global.IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global
untuk 2014 menjadi 3,3% dan 3,8% untuk 2015. IMF memandang pemulihan Eropa masih akan melemah, pertumbuhan ekonomi Jepang juga masih terkendala oleh kenaikan pajak konsumsi, dan China harus menghadapi laju pertumbuhan yang moderat. Kendati demikan, IMF terlihat lebih optimis terhadap prospek ekonomi AS. Diharapkan kondisi itu
mendorong negara lainnya dalam memulihkan ekonomi. Bank Dunia juga
memangkas target pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,2% dari pertumbuhan tahun lalu sebesar 5,8%. Menurut Bank Dunia, perekonomian Indonesia sangat tergantung pada ekspor. Sementara, ekspor Indonesia tengah melemah, menyusul harga komoditas sebagai barang ekspor Indonesia terus mengalami penurunan. Dari Eropa, pesanan pabrikan Jerman turun 5,7% di Agustus 2014, usai naik 4,9% di Juli, atau melebihi perkiraan penurunan sebesar 2,5%. Neraca perdagangan Jerman juga turun menjadi 17,5 miliar euro di Agustus dari 22,2 miliar euro di Juli atau lebih rendah dari ekspektasi pasar yakni surplus sebesar 18,5 miliar euro. Penurunan tersebut disebabkan oleh ekspor yang turun 5,8% di Agustus, penurunan terbesar sejak Januari 2009. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS September 2014 mencapai 5,9% atau merupakan level terendah selama 6 tahun terakhir. Setelah rapat FOMC, pejabat the Fed menekankan bahwa kenaikan Fed rate akan didasari perbaikan data ekonomi AS, bukan berdasarkan timing seperti konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan Fed rate di pertengahan 2015. The Fed juga menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi AS karena nilai dolar yang tinggi dan lemahnya pasar ekonomi global. Adapun, IHSG ditutup turun 30,92 poin (0,62%) ke level 4.962,96 pada akhir perdagangan pekan lalu.
Komentar dari para pejabatan the Fed akan mempengaruhi pergerakan indeks bursa setempat yang dapat berimbas pada indeks bursa utama dunia lainnya. Sebelumnya pelaku pasar khawatir atas pernyataan yang dikeluarakan oleh pejabat Federal Reserve, bahwa Fed lebih cemas dengan lemahnya kinerja perekonomian luar negeri yang mengakibatkan menguatnya Dollar AS yang akan berdampak bagi ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, dan Cina mengecewakan dapat menggerogoti ekspor AS. Staf Fed memangkas outlook pertumbuhan ekonomi untuk jangka menengah akibat kecemasan tersebut. Petinggi Federal Reserve berkomitmen bahwa outlook suku bunga tergantung pada perkembangan data ekonomi dan tidak memiliki patokan waktu. Namun Fed menawarkan berbagai pandangan mengenai kemungkinan waktu kenaikan suku bunga pertama kalinya sejak tahun 2006. Wakil Gubernur the Fed Stanley Fischer, berkenaan dengan janji the Fed bahwa tingkat suku bunga akan bertahan di level rendah utnuk waktu yang lebih lama dapat berarti mulai dari dua bulan hingga satu tahun. Sementara itu Presiden the Fed bagian New York William C. Dudley pekan lalu mengatakan bahwa proyeksi untuk kenaikan suku bunga di pertengahan tahun 2015 cukup masuk akal. Dari dalam negeri, pelantikan presiden baru yang akan berlangsung tanggal 20 Oktober 2014. Dimana jelang pelantikan muncul kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terhadap pelaksanaan tersebut nantinya. Hal yang dicemaskan berkanaan dengan pernyataan dari Presiden SBY mengaku risau dengan isu MPR untuk menghalangi pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo pada 20 Oktober mendatang. SBY menegaskan, presiden kini dipilih oleh rakyat dan MPR tidak berhak membuat tidak sahnya Presiden terpilih. Demi masa depan bangsa Pimpinan MPR pasti berpikir jernih, hak ini terkait dengan merebaknya isu pemakzulan tersebut. Kondisi keamanan suksesi Indonesia dalam berdemokrastisasi akan menjadi tonggak sejarah perpoltikan Indonesia citra ditingkat dunia, bahkan akan berdampak pada sisi lainya seperti stabilitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Sementara ini pasar saham terus dibayangi depresiasi rupiah menyusul penguatan dolar AS terhadap mata uang lain. Penguatan dolar AS menyusul rencana menaikkan suku bunga oleh The Fed. Disamping menimnya insentif positif pasar dari dalam negeri pasar terus dibayangi kekhawatiran dari poltik jelang pelantikan presiden. Diperkirakan IHSG dalam pekan ini kuat dibayangin tekanan..
WEEKLY REPORT
13 Oktober 2014•TLKM bidik pendapatan Rp 100 triliun
•TLKM tandatangani perjanjian tukar saham Miratel dengan TBIG
•ANTM realisasi Rp3,6 miliar untuk eksplorasi
•RAJA anggarkan capex 2015 sebesar USD 40 juta
•SMMT dapat tambahan sumber daya batubara 21 juta ton
•Entitas anak ATPK tidak lakukan eksplorasi tambang batubara lagi
•ACST bidik proyek fondasi Rp 2,5 triliun
•AMRT lakukan penambahan modal tanpa HMETD Rp 518 miliar
•Pembangunan pabrik SMGR di 2 negara akan selesai 2015
•SMGR anggarkan belanja modal hingga Rp 5 triliun tahun depan
•SMGR akan kembangkan bisnis property di lahan 450 ha di Gresik
•Kinerja MBTO 3Q14 diprediksi tertekan
•IKAI akan lakukan efisiensi
•MLIA berpotensi tekan biaya promosi
•GIAA targetkan jadi pengelola 10 bandara milik UPT Kemenhub
•GIAA remajakan 50 pesawat dan hentikan sementara PSC tiket
•KAEF terbitkan MTN Rp 200 miliar
•MPMX bukukan penjualan 800 unit mobil Datsun per Agustus 2014
•PWON tunda peluncuran fase II Kota Kasablanka
•PWON pertahankan target marketing sales Rp 3 triliun di 2014
•HOTL akan bayar utang valas US$573.814
•GWSA realisasi belanja modal lebih dari Rp700 miliar
13 October 2014
13 October 2014
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) membidik pendapatan mampu menembus Rp 100 triliun pada 2015. Dari jumlah tersebut, perseroan berharap dapat memperoleh Rp 5 triliun untuk pendapatan dari bisnis internasional yang dikelola Telekomunikasi Indonesia International (Telin). TLKM menargetkan mampu memperoleh pendapatan Rp 91,25 triliun pada 2014 atau naik 10% dari pendapatan tahun lalu Rp 82,96 triliun.
Rencana Telekomunikasi Indonesia (TLKM) untuk menukar kepemilikan sahamnya dalam Mitratel dengan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berpotensi melanggar undang-undang (UU). UU yang berpotensi dilanggar yakni UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara. TLKM sebagai saham satu badan usaha milik negara (BUMN) harus tunduk pada kedua UU tersebut yang mensyaratkan persetujuan DPR sebelum aset negera dipindahtangankan. Rencana TLKM untuk melepas sebagian kepemilikan sahamnya dalam mitratel sejak akhir tahun lalu tidak mendapat persetujuan DPR. Sampai akhirnya TLKM mengajukan dua opsi untuk Mitratel ke DPR yakni backdoorlisting atau IPO, namun DPR tetap tidak menyetujuinya.
Pada 10 Oktober 2014, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) telah menandatangani perjanjian penukaran kepemilikan saham TLKM dalam Mitratel dengan TBIG. Pada tahap awal, TLKM menukar 49% kepemilikan saham di Mitratel dengan maksimal 290 juta saham baru di TBIG. Sebanyak 290 juta saham baru itu setara dengan 5,7% dari modal yang telah ditingkatkan lewat penerbitan saham baru. Tahap berikutnya, TLKM memegang opsi untuk menukar sisa 51% kepemilikan saham dalam Mitratel dengan 473 juta saham baru di TBIG. Opsi ini berlaku dua tahun. Dengan demikian, kepemilikan TLKM di TBIG akan mencapai 13,7% setelah peningkatan modal melalui penerbitan saham baru.
Acset Indonusa (ACST) sedang bernegosiasi untuk mendapatkan 2 proyek fondasi senilai Rp 2,5 triliun. Dua proyek tersebut merupakan perpanjangan dari kontrak sebelumnya yang telah dimenangkan perseroan. Bila berhasil mendapatkan proyek fondasi ini, perseroan akan memperoleh total kontrak berkisar Rp 4,5-5,1 triliun hingga akhir tahun. Hingga September 2014, ACST mencatatkan total kontrak baru senilai Rp 481 miliar, sedangkan target kontrak baru tahun ini mencapai Rp 1,5 triliun.
Rukun Raharja (RAJA) anggarkan dana capex 2015 sebesar USD 40 juta untuk pengembangan proyek di Jawa Timur dan Jambi. Perseroan akan mengembangkan pipa transmisi gas sepanjang 20km di Gresik guna menyalurkan gas sebesar 15 MmSCFD ke PLN dan di Jambi rencananya perseroan akan mendistribusikan gas sebanyak 5 MmSCFD ke PLN. Untuk itu perseroan akan akan menjajaki pendanaan alternatif dari sektor keuangan non konvensional.
Aneka Tambang (ANTM) terus melanjutkan eksplorasi dengan menghabiskan dana Rp3,6 miliar pada September 2014 untuk komoditas emas dan nikel. Pada bulan lalu, kegiatan eksplorasi emas ANTM dilaksanakan di Pongkor dan Papandayan, Jawa Barat; Batangasai, Jambi; dan Air Hiru serta Telatang, Bengkulu. Sementara eksplorasi nikel dilakukan di daerah Pomala, Sulawesi Tenggara. Golden Eagle Energy (SMMT) mendapat tambahan sumber daya batubara sebesar 21 juta ton dan cadangan sebanyak 15 juta ton pada area konsensi anak usahanya PT Triaryani di area Blok Betung. Dengan demikian total sumber daya batubara SMMT menjadi 405 juta ton dengan cadangan batubara mencapai 257 juta ton. Anak usaha SMMT itu telah melakukan penambagan sejak 2013 dan diharapkan akan mulai berproduksi pada tahun 2014 ini. Wilayah konsesnsi perseroan berada di area Sumatera Selatan.
ATPK Resources (ATPK) melaporkan entitas anak yaitu PT Mega Alam Sejahtera (MAS) tidak lagi melakukan aktivitas eksplorasi tambang batubara di Berau sejak 24 April 2014. Aktivitas eksplorasi dianggap
berakhir jika perusahaan telah memperoleh izin dari instansi berwenang mengeluarkan sumber daya alam untuk dijual.
Astra International (ASII) akan menambah 20 diler baru hingga akhir tahun ini untuk menjaga pangsa pasar perseroan di sektor kendaraan roda empat pada kisaran 51% dari total penjualan nasional. Penambahan diler itu dilakukan bagi semua merek di bawah kendali Grup Astra, baik itu Astra Daihatsu Motor, Toyota Astra Motor, dan merek lainnya.
Kinerja Martina Berto (MBTO) pada kuartal III/2014 diprediksi tertekan. Depresiasi mata uang rupiah dan penarikan tarif dasar listrik menjadi salah satu faktor utama. Hal ini membuat perseroan menahan penjualan dengan membatasi jumlah produk yang dilepas ke agen dan distributor. Guna mengantisipasi pelemahan rupiah, perseroan sebenarnya sudah mematok kurs di kisaran Rp12.000. Dampak depresiasi tersebut sangat terasa karena 70% bahan baku produk didapatkan dengan jalan impor.
Martina Berto (MBTO) mengantisipasi rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan baru. Perseroan tengah mengkaji besaran kenaikan harga jual produk yang akan diterapkan. Apabila akhir tahun ini BBM naik, maka perseroan akan menaikkan harga jual pada awal 2015. Kenaikan harga BBM akan mempengaruhi upah minumum buruh serta biaya distribusi dan membuat perseroan memilih strategi menaikan harga jual produk sebagai salah satu opsi. Kimia Farma (KAEF) menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 200 miliar atau 12,31% dari ekuitas perseroan. PT Mandiri Sekuritas bertindak selaku arranger. Anak usaha Mitra Pinasthika Mustika (MPMX), yaitu PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (MPMAuto), telah membukukan penjualan 800 unit mobil produk Nissan-Datsun per Agustus 2014, sejak peresmian dealer pertamanya pada Maret 2014. Hingga akhir tahun fiskal 2014 NMI berkomitmen menghadirkan 115 outlet meningkat 11% dari total 103 outlet yang ada pada saat ini. Selain memperluas jaringan dealer, untuk memudahkan akses konsumen mendapatkan produk-produk Nissan-Datsun, MPMAuto telah menjalin kerja sama dengan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Bank Central Asia (BBCA).
Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) berencana melakukan penambahan modal tanpa HMETD sebesar Rp 518,82 miliar. Perseroan akan menerbitkan sebanyak 864.705.900 saham baru. AMRT akan menggunakan dana hasil transaksi untuk membeli saham Midi Utama Indonesia (MIDI) dari Lawson Asia Pacific Holdings Pte Ltd. Dengan pembelian saham tersebut, perseroan akan menguasai 86,72% saham MIDI. Selain itu, AMRT juga berniat menggandeng SM Group sebagai mitra strategis untuk berekspansi gerai ke Filipina. Keduanya akan bekerja sama mendirikan 1 pusat distribusi dan logistik dan 50 outlet Alfamart tahun ini.
Semen Indonesia (SMGR) memproyeksikan dapat menyelesaikan pembangunan pabrik semen di Myanmar dan Bangladesh. Pembangunannya melalui skema joint venture dengan perusahaan lokal.
Semen Indonesia (SMGR) berencana melakukan pengembangan bisnis ke bidang properti, dengan memanfaatkan lahan seluas 450 ha di wilayah Gresik, Jawa Timur, dalam waktu dekat. Semen Indonesia akan membangun kawasan perumahan dan wisata, termasuk di dalamnya pembangunan museum semen dan juga kebun raya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan utilisasi lahan yang selama ini tidak terpakai. Perseroan akan menggandeng Wijaya Karya (WIKA) dan beberapa BUMN konstruksi lainnya. Semen Indonesia hanya akan menyediakan aset berupa tanah, sedangkan pembangunannya akan dikerjakan oleh pihak lain. Skema kerja sama adalah dengan membentuk anak usaha yang akan bertanggung jawab atas lini bisnis
13 October 2014
13 October 2014
baru perseroan.Semen Indonesia siap menyuntikkan dana sebagai setoran awal sebesar Rp 100 miliar – Rp 200 miliar kepada entitas usaha baru tersebut.
Semen Indonesia (SMGR) menyiapkan belanja modal untuk mengembangkan usaha perseroan yang telah ada di luar negeri. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan posisi SMGR di luar negeri. Pada tahun depan, perseroan akan menyiapkan belanja modal di kisaran Rp 4-5 triliun. Sebagian besar dana capex tersebut akan terserap untuk menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Rembang dan Indarung. SMGR juga telah menyiapkan dana untuk rencana ekspansi ke sejumlah negara. Untuk tahun depan diperkirakan sekitar 15% dari total belanja modal.
Guna menghadapi pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah, Inti Keramik Alamsari Industri (IKAI) akan melakukan sejumlah strategi, seperti melakukan efisiensi sampai mempertimbangkan untuk menaikkan harga. Pelemahan rupiah berdampak pada kenaikan beban operasional. Untuk itu salah satu efisiensi yang dilakukan perseroan adalah dengan mengatur jadwal produksi. Sejumlah strategi itu diperlukan guna memperoleh laba pada tahun ini mengingat beberapa kurun waktu belakangan perseroan membukukan rugi.
Depresiasi mata uang rupiah akan mempengaruhi kinerja Mulia Industrindo (MLIA) mengingat sekitar 60% pasar perseroan berada di dalam engeri. Salah satu efisiensi yang dilakukan perseroan adalah menekan biaya promosi disamping melakukan efisiensi sejumlah beban operasional lainnya. Kendati demikian, perseroan tetap optimis kinerja hingga akhir tahun akan tetap tercapai. Pasar perseroan yang sekitar 40% untuk ekspor dapat mengurangi dampak depresisi tersebut.
Garuda Indonesia (GIAA) menargetkan bisa menjadi pengelola 10 bandara milik unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Perhubungan. Garuda Indonesia masih menunggu kepastian perizinan yang diberikan Kementerian Perhubungan.
Garuda Indonesia (GIAA) menyatakan biaya operasional perseroan sebesar 70% menggunakan US dolar. Pendapatan Garuda Indonesia dalam Rupiah dan dolar yang komposisinya sama masih belum bisa menutupi kebutuhan Garuda dalam penggunaan dolar. Dalam kondisi nilai tukar yang tengah mengalami pelemahan berdampak pada kinerja Garuda Indonesia. Upaya untuk menutupi kerugian akibat nilai tukar dengan menaikkan harga tiket pun tidak bisa dilakukan karena harga tiket sudah ditetapkan plafon. Depresiasi nilai tukar tersebut berdampak terhadap pembelian avtur dan komponen-komponen pesawat. Lebih dari 40% dari biaya operasional adalah biaya avtur. Penerapan Passenger Service Charge (PSC) pada tiket Garuda Indonesia (GIAA) saat ini diberhentikan sementara, karena penerapannya tidak diikuti oleh maskapai lain yang beroperasi di Indonesia. Per 1 Oktober 2014 perseroan telah mengakhiri masa kontrak PSC on Ticket dengan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
Garuda Indonesia (GIAA) akan melakukan penggantian 50 pesawat jenis Boeing B737-800NG dengan pesawat narrow body tipe terbaru Boeing 737 MAX 8. Hal ini dilakukan sejalan dengan akan berakhirnya masa sewa sejumlah pesawat jenis narrow body Boeing 737-800NG yang telah berusia 12 tahun. Penggantian pesawat ini juga dalam rangka menjaga kualitas layanan dan kenyamanan penumpang melalui pengoperasian pesawat berusia rata-rata 5 tahun.
Surya Semesta Internusa (SSIA) menargetkan akuisisi lahan seluas 500 ha di Subang, Jawa Barat, hingga 2015. Penambahan lahan ini dilakukan setelah mendapatkan izin lokasi lahan seluas 2.000 ha di daerah tersebut dalam jangka waktu 3 tahun. Izin lokasi pembelian lahan di Subang tersebut bagian dari strategi perseroan untuk menambah land bank untuk memperkuat pengelolaan kawasan
industri ke depan.
Pakuwon Jati (PWON) menunda peluncuran fase II Kota Kasablanka yang rencana dilakukan sebelum akhir tahun 2014. Kota Kasablanka fase II baru akan di-launching tahun 2015 karena konsep desain masih dalam pengolahan tim. Proyek Kota Kasablanka II ini terdiri dari 3 menara apartemen dan 1 tower perkantoran. Perseroan juga menunda proyek perluasan Gandaria City II, karena manajemen tengah meninmbang konsep dan desain yang paling menarik untuk properti ini.
Pakuwon Jati (PWON) mempertahankan target marketing sales Rp 3 triliun hingga akhir tahun 2014. Hingga September 2014, marketing sales atau pra-penjualan yang telah direalisasikan perseroan sebesar Rp 2 triliun atau sekitar 67% dari target, Rp 3 triliun. Guna menutup selisih Rp 1 triliun dari target tersebut, PWON akan meluncurkan towership di lahan bisnisnya di Surabaya Barat di sisa waktu semester II 2014 dan akan meluncurkan klaster perumahan Pratama oleh salah satu portofolio milik PWON, yakni Grand Pakuwon. Dua produk itu diharapkan dapat mendorong sales sehingga mampu mencapai target.
Saraswati Griya Lestari (HOTL) akan membayar utang valas sebesar US$573.814 dalam kuartal terakhir 2014. Utang tersebut terdiri atas utang bank senilai US$523.814 dan utang lain-lain sebesar US$50.000 yang jatuh tempo pada kuartal terakhir tahun ini.
Greenwood Sejahtera (GWSA) telah menggelontarkan dana lebih dari Rp700 miliar untuk belanja modal tahun ini. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan dengan anggaran awal sebesar Rp600 miliar. Sebagian dana tersebut dipakai untuk akuisisi. Dana belanja modal sebagian berasal dari kas internal dan sebagian lainnya dari sumber eksternal seperti pinjaman perbankan. Adapun akuisisi yang dilakukan berupa pengambilalihan lahan dan perusahan properti. Lokasinya berada di Yogyakarta dan Surabaya, dua daerah yang menjadi fokus pengembangan perseroan saat ini.
Bank Mayapada Internasional (MAYA) menargetkan sedikitnya satu juta nasabah kredit mikro yang akan menerima pembiayaan senilai Rp5-Rp12 juta per nasabah. Bunga kredit ditetapkan sebesar 6% per tahun. Sebagian bunga kredit telah ditanggung oleh Tahir Foundation sehingga bunga yang diberikan kepada nasabah menjadi rendah. Melalui subsidi bunga ini, MAYA tetap mendapatkan bunga kredit sebesar 12% untuk kredit mikro yang disalurkan.
OJK tengah mengkaji untuk rancangan penerapan peraturan batas minimum rasio leverage sebesar 3% sebagai bagian dari rancangan Basel III. Rencananya penerapan batas minimum rasio leverage tersebut akan diberlakukan pada Januari 2018. Rasio leverage merupakan rasio antara permodalan dan exposure. Dengan adanya ketentuan tersebut diharapkan dapat membatasi pembentukan leverage yang berlebihan guna menghindari risiko membahayakan sistem keuangan perbankan terutama bila terjadinya krisis keuangan global. Kalangan perbankan di Indonesia berpendapat bahwa penerapan peraturan batas minimum rasio leverage tersebut tidak merupakan masalah mengingat posisi rasio mayoritas bank-bank di Indonesia jauh diatas 3% saat ini.
13 October 2014
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 84,79 -1,03 TLKM (US) 44 13.533 -477
Natural Gas (US$)/mmBtu 3,84 -0,02 ANTM (GR) 0,06 865 0
Gold (US$)/Ounce 1230,25 7,15
Nickel (US$)/MT 16375,00 -300,00
Tin (US$)/MT 20200,00 0,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 64,65 --
Coal (RB) (US$)/MT* 65,52 --
CPO (ROTH) (US$)/MT 760,00 -17,50
CPO (MYR)/MT 2204,00 -3,00
Rubber (MYR/Kg) 573,00 -3,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 726,14 1,32
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16544,10 -0,69 -0,20 14,48 13,44 2,72 2,52 4.785,6
USA NASDAQ COMPOSITE 4276,24 -2,33 2,39 20,30 16,85 3,23 2,91 6.758,3
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6339,97 -1,43 -6,06 13,17 12,20 1,72 1,63 1.370,9
CHINA SHANGHAI SE A SH 2485,99 -0,62 12,26 9,41 8,31 1,28 1,15 2.870,4
CHINA SHENZHEN SE A SH 1411,05 -0,38 27,84 23,80 17,90 2,73 2,41 1.848,6
HONG KONG HANG SENG INDEX 23088,54 -1,90 -0,94 10,63 9,79 1,27 1,18 1.825,0
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4962,96 -0,62 16,12 15,98 13,63 2,80 2,47 379,6
JAPAN NIKKEI 225 15300,55 -1,15 -6,08 17,03 15,11 1,48 1,39 2.672,1
MALAYSIA KLCI 1808,88 -1,14 -3,11 16,55 15,09 2,09 1,95 315,2
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3223,87 -1,09 1,78 14,21 13,09 1,30 1,23 414,6
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 12.222,47 36,47 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0002
EUR/IDR 15.442,60 -43,78 EUR / USD 1,26 0,0007
JPY/IDR 113,85 0,63 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.585,88 -21,87 SGD / USD 0,78 0,0009
AUD/IDR 10.589,24 -215,84 AUD / USD 0,87 -0,0022
GBP/IDR 19.662,65 27,79 GBP / USD 1,61 0,0011
CNY/IDR 1.993,54 -0,01 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.744,92 -6,90 MYR / USD 0,31 -0,0006
KRW/IDR 11,39 -0,03 100 KRW / USD 0,09 -0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.02
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15
13 October 2014
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Sep'14 Aug'14 Description Rate (%)
Inflation YTD % 3.71 3.42 SBI (9M) 6,88248
Inflation YOY % 4.53 3.99 SBIS (9M) 6,88248
Inflation MOM % 0.27 0.47
Foreign Reserve (US$) 111.16 111.22
GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
15 Oct US Empire Manufacturing Turun menjadi 20.00 dari 27.54
15 Oct US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi -0.1 dari 0.6
15 Oct US PPI MoM Naik menjadi 0.2% dari 0.0%
15 Oct US PPI YoY --
15 Oct US Business Inventories Tetap 0.4%
16 Oct US Initial Jobless Claims --
16 Oct US Continuing Claims --
16 Oct US Industrial Production MoM Naik menjadi 0.4% dari -0.1%
16 Oct US Capacity Utilization Naik menjadi 79.0% dari 78.8%
16 Oct US Manufacturing Production Naik menjadi 0.2% dari -0.4%
17 Oct US Housing Starts Naik menjadi 1002 ribu dari 956 ribu
17 Oct US Housing Starts MoM Naik menjadi 4.8% dari -14.4%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
TBIG IJ 8300 4.73 1.94 ASII IJ 6500 -3.35 -9.81 GGRM IJ 56600 1.43 1.66 BBRI IJ 10100 -1.46 -3.95 BBCA IJ 12800 0.39 1.32 TLKM IJ 2775 -0.89 -2.72 EXCL IJ 6200 2.06 1.15 ADRO IJ 1090 -4.39 -1.72 UNVR IJ 30800 0.33 0.82 ITMG IJ 24625 -3.43 -1.07 INDF IJ 6850 1.11 0.71 BBNI IJ 5350 -0.93 -0.99 LPKR IJ 980 2.08 0.50 LPPF IJ 15500 -1.90 -0.94 AMRT IJ 550 1.85 0.41 JSMR IJ 6175 -1.98 -0.92 SMAR IJ 7100 1.79 0.39 MPPA IJ 2650 -5.53 -0.90 MYOR IJ 30025 1.09 0.31 BSDE IJ 1460 -2.67 -0.79
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Karisma Aksara Mediatama
Books Store
Trade & Service 175-240 535.82 TBA TBA
BCA Sekuritas Maybank Kim Eng PT Blue Bird
Land
Transportation 7200-9300 531.40 24 Oct -28 Oct’14 03 Nov 2014
Credit Suisse Indonesia UBS Securities, Danareksa
13 October 2014
13 October 2014
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
ASII 64.00 Cash Dividend
14 Oct-14 15 Oct-14 17 Oct-14 31 Oct-14
MNCN 35.00 Cash Dividend
14 Oct-14 15 Oct-14 17 Oct-14 31 Oct-14
BMTR 25.00 Cash Dividend
16 Oct-14 17 Oct-14 21 Oct-14 04 Nov-14
TKIM 10.00 Cash Dividend
17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14
INKP 25.00 Cash Dividend
17 Oct-14 20 Oct-14 22 Oct-14 05 Nov-14
ITMG 1100.00 Cash Dividend
29 Oct-14 30 Oct-14 03 Nov-14 14 Nov-14
ADMF 2700.00 Cash Dividend
11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
BEKS Rights Issue 1000:186 100.00 02-Oct-14 03-Oct-14 09 Oct – 20 Oct’14
AKKU Rights Issue 20:132 100.00 17-Oct-14 20-Oct-14 24 Oct – 30 Oct’14
ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov – 20 Nov’14
BWPT Rights Issue 1:6 390-411 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov – 28 Nov’14
BBRM Rights Issue TBA 230.00 TBA TBA TBA
MLBI Stock Split 1:100 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
BRNA RUPSLB 10-Oct-14
PKPK RUPSLB 15-Oct-14
BORN RUPST 16-Oct-14
AKKU RUPSLB 17-Oct-14
SDPC RUPSLB 21-Oct-14
AMRT RUPSLB 22-Oct-14
DART RUPSLB 22-Oct-14
TRUB RUPST/LB 24-Oct-14
BIPP RUPSLB 27-Oct-14
BJTM RUPSLB 27-Oct-14
ARTI RUPSLB 30-Oct-14
BMTR RUPSLB 30-Oct-14
MSKY RUPSLB 30-Oct-14
CPGT RUPSLB 30-Oct-14
BPFI RUPSLB 31-Oct-14
TIRA RUPSLB 03-Nov-14
DEFI RUPSLB 05-Nov-14
ABDA RUPSLB 05-Nov-14
IPOL RUPSLB 07-Nov-14
BWPT RUPSLB 10-Nov-14
BABP RUPSLB 12-Nov-14
13 October 2014
13 October 2014
INDF
TRADING BUY
S1 6800 R1 6900 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6700 R2 7000
Closing
Price 6850
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp2580-Rp7000
•Entry Rp6850, take Profit Rp7000
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 16.60 Positif
MACD -21.4 Positif
True Strength Index (TSI) -17.1 Positif
Bollinger Band (Mid) 6945 Negatif
MA5 6800 Positif 6,600 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - INDF - Daily - 10/10/2014 -
Op-6825 Hi-6850 Lo-6750 Cl-6850 Vol= 4,171,600.000
6,850 6,850 6,850 6,821.88 6,800 6,725 6,703.86 6,850 6,945 6,981.88 6,987.5 7,125 7,186.14 4,171,600 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INDF - Stochastic %D(5,3,3) = 29.63, Stochastic %K = 38.89, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
29.6296 29.6296 20 38.8889 38.8889 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 INDF - MACD (6,9) = -21.42, Signal() = -26.13
-26.127 -21.4181 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 INDF - TSI(3,5,3) = -17.12 -17.1212 -27.8724 0.00000
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
TLKM
TRADING BUY
S1 2750 R1 2800 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2700 R2 2850
Closing
Price 2775
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp2765-Rp2850
•Entry Rp2775, take Profit Rp2840
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 34.80 Positif
MACD -10.1 Positif
True Strength Index (TSI) -24.8 Positif
Bollinger Band (Mid) 2848 Negatif
MA5 2816 Negatif 2,100 2,200 2,300 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing Sys tem - TLKM - Daily- 10/10/2014 -
Op-2765 Hi-2795 Lo-2750 Cl-2775 Vol= 91,031,000.000
2,811.88 2,775 2,775 2,775 2,744.58 2,740 2,443.95 2,816 2,825 2,845 2,847.75 2,900 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(5,3,3) = 39.45, Stochastic %K = 26.70, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
26.6975 26.6975 20 39.4513 39.4513 80 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 30.0 0.0 TLKM - MACD (6,9) = -10.12, Signal() = -8.27 -10.1222 -8.26736 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 TLKM - TSI(3,5,3) = -24.83 -20.6295 -24.8282 0.00000
13 October 2014
13 October 2014
WIKA
TRADING BUY
S1 2525 R1 2600 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 2450 R2 2675
Closing
Price 2560
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp2550-Rp2675
•Entry Rp2560, take Profit Rp2675
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 20.17 Positif
MACD -21.8 Positif
True Strength Index (TSI) -12.2 Positif
Bollinger Band (Mid) 2703 Negatif
MA5 2539 Positif 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - WIKA - Daily - 10/10/2014 -
Op-2500 Hi-2570 Lo-2495 Cl-2560 Vol= 13,433,100.000
2,560 2,560 2,560 2,539 2,420 2,412.38 2,318.93 2,563.75 2,615 2,703.25 2,720 2,877.5 2,994.12 13,433,100 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WIKA - Stochastic %D(5,3,3) = 49.25, Stochastic %K = 61.40, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
49.252 49.252 20 61.3993 61.3993 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 WIKA - MACD (6,9) = -21.81, Signal() = -27.08
-27.0818 -21.8081 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WIKA - TSI(3,5,3) = -12.21 -12.2084 -22.2637 0.00000
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
BBCA
TRADING BUY
S1 12600 R1 12950 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 12250 R2 13300
Closing
Price 12800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
•Harga berada dalam area upper band
Prediksi •Trading range Rp12750-Rp13300
•Entry Rp12800, take Profit Rp13300
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 25.61 Positif
MACD 18.0 Positif
True Strength Index (TSI) 13.4 Positif
Bollinger Band (Mid) 12575 Positif
MA5 12565 Positif 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing Sys tem - BBCA - Daily - 10/10/2014 -
Op-12600 Hi-12950 Lo-12600 Cl-12800 Vol= 15,369,600.000
12,575 12,565 12,546.9 12,312.5 12,050 11,924.6 10,995.3 12,600 12,800 12,800 12,800 13,225.4 13,575 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBCA - Stochastic %D(5,3,3) = 53.78, Stochastic %K = 73.71, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
53.7761 53.7761 20 73.7077 73.7077 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0.0 BBCA - MACD (6,9) = 18.01, Signal() = 1.55
1.54697 18.0069 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBCA - TSI(3,5,3) = 13.34 0.0714884 0.00000 13.3395
13 October 2014
13 October 2014
UNVR
TRADING BUY
S1 30550 R1 31050 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 30000 R2 31600
Closing
Price 30800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area oversold
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi •Trading range Rp30700-Rp31575
•Entry Rp30800, take Profit Rp31575
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.15 Positif
MACD -123.2 Positif
True Strength Index (TSI) -52.9 Positif
Bollinger Band (Mid) 31398 Negatif
MA5 30695 Positif 28,000 29,000 30,000 31,000 32,000 33,000
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing System - UNVR - Daily - 10/10/2014 -
Op-30525 Hi-31025 Lo-30500 Cl-30800 Vol= 544,000.000
30,962.5 30,800 30,800 30,800 30,695 30,406.2 29,609.4 31,025 31,200 31,397.5 31,600 32,000 32,388.8 544,000 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 UNVR - Stochastic %D(5,3,3) = 12.23, Stochastic %K = 19.82, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
19.8171 12.2318 12.2318 19.8171 20 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 UNVR - MACD (6,9) = -123.18, Signal() = -131.29
-131.288 -123.175 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 UNVR - TSI(3,5,3) = -52.93 -52.9333 -57.5021 0.00000
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
SMGR
TRADING BUY
S1 30550 R1 31050 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 30000 R2 31600
Closing
Price 30800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
• Candle chart indikasi sinyal positif
• RSI berada dalam area netral
• Harga berada dalam area lower band Prediksi •Trading range Rp30700-Rp15350
•Entry Rp30800, take Profit Rp15350
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.15 Positif
MACD -123.2 Positif
True Strength Index (TSI) -16.3 Positif
Bollinger Band (Mid) 31398 Negatif
MA5 30695 Positif 14,400 15,000 15,600 16,200 16,800 17,400
April May Jun Jul August September October
NICK MA Swing Sys tem - SMGR - Daily - 10/10/2014 -
Op-14650 Hi-14875 Lo-14500 Cl-14850 Vol= 3,557,300.000
14,975 14,918.8 14,850 14,850 14,850 14,525 14,284.4 15,100 15,388.8 15,400 15,547.5 16,000 16,810.6 3,557,300 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMGR - Stochas tic %D(5,3,3) = 42.02, Stochastic %K = 32.96, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
32.963 32.963 20 42.0245 42.0245 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 SMGR - MACD (6,9) = -97.92, Signal() = -106.41 -106.415 -97.9227 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMGR - TSI(3,5,3) = -16.33 -16.3334 -18.6704 0.00000
13 October 2014
13 October 2014
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
10/10/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 21900 21900 21475 21475 21750 22025 22300 Positif Negatif Negatif 26050 21800 LSIP Trading Sell 1865 1865 1820 1820 1850 1880 1910 Negatif Negatif Negatif 1945 1715 SGRO Trading Sell 1845 1845 1790 1790 1830 1870 1910 Negatif Negatif Negatif 2205 1875
Mining
BUMI Trading Sell 143 143 140 133 140 147 154 Negatif Negatif Negatif 204 148
PTBA Trading Sell 12800 12800 12550 12550 12725 12900 13075 Negatif Negatif Negatif 14150 12600 ADRO Trading Sell 1090 1090 1035 1035 1075 1115 1155 Negatif Negatif Negatif 1390 1090 MEDC Trading Buy 3715 3715 3835 3565 3655 3745 3835 Positif Positif Negatif 3800 3360 INCO Trading Sell 3655 3655 3590 3590 3635 3680 3725 Positif Negatif Negatif 4575 3455
ANTM Trading Sell 990 990 965 965 985 1005 1025 Negatif Negatif Negatif 1225 1005
TINS Trading Sell 1215 1215 1175 1175 1205 1235 1265 Negatif Negatif Negatif 1445 1180
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 14850 14850 15350 14225 14600 14975 15350 Positif Positif Negatif 16550 14525 INTP Trading Buy 22000 22000 22700 21200 21700 22200 22700 Positif Positif Negatif 24700 20800 SMCB Trading Sell 2460 2460 2375 2370 2435 2500 2565 Negatif Negatif Negatif 2990 2500
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 6500 6500 6375 6375 6475 6575 6675 Negatif Negatif Negatif 7750 6450 GJTL Trading Buy 1500 1500 1450 1450 1485 1520 1555 Positif Positif Positif 1800 1400
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6850 6850 7000 6675 6775 6875 6975 Positif Positif Positif 7125 6725 GGRM Trading Buy 56600 56600 58150 54875 55975 57075 58175 Positif Positif Positif 57050 53750 UNVR Trading Buy 30800 30800 31575 30000 30525 31050 31575 Positif Positif Positif 32100 30500 KLBF Trading Sell 1640 1640 1615 1615 1635 1655 1675 Negatif Negatif Negatif 1710 1640
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1460 1460 1400 1395 1440 1485 1530 Negatif Negatif Negatif 1660 1425 PTPP Trading Sell 2225 2225 2175 2165 2205 2245 2285 Negatif Negatif Negatif 2535 2100 WIKA Trading Buy 2560 2560 2675 2440 2515 2590 2665 Positif Positif Positif 2950 2420 ADHI Trading Sell 2415 2415 2320 2320 2390 2460 2530 Negatif Negatif Negatif 3160 2520
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 5750 5750 5900 5600 5700 5800 5900 Positif Positif Negatif 6100 5700 JSMR Trading Sell 6175 6175 6000 6000 6125 6250 6375 Negatif Negatif Negatif 6475 6150 ISAT Trading Buy 3900 3900 3975 3815 3865 3915 3965 Positif Positif Positif 4150 3780 TLKM Trading Buy 2775 2775 2840 2705 2750 2795 2840 Positif Positif Negatif 3010 2665 CMNP Trading Sell 3105 3105 3000 2990 3070 3150 3230 Negatif Negatif Negatif 4100 2960
Finance
BMRI Trading Buy 9550 9550 9800 9225 9425 9625 9825 Positif Positif Negatif 10700 9450 BBRI Trading Buy 10100 10100 10350 9825 10000 10175 10350 Negatif Negatif Negatif 11175 10000 BBNI Trading Buy 5350 5350 5450 5100 5275 5450 5625 Positif Positif Negatif 5975 4975 BBCA Trading Buy 12800 12800 13300 12275 12625 12975 13325 Positif Positif Positif 13575 11200 BBTN Trading Sell 1085 1085 1050 1055 1075 1095 1115 Negatif Negatif Negatif 1195 1070
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 19150 19150 19650 18525 18900 19275 19650 Positif Positif Negatif 22500 19025 MPPA Trading Sell 2650 2650 2590 2410 2590 2770 2950 Negatif Negatif Negatif 3500 2750