• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumacaya monitoring project: FPIC (Free Prior and Informed Consent), Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kumacaya monitoring project: FPIC (Free Prior and Informed Consent), Indonesia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kumacaya monitoring project:

FPIC (Free Prior and Informed Consent), Indonesia

Context

Kumacaya is an innovation enabling companies to invest in civil society in order to monitor what is happening on the ground in their supply chains, and to verify that their NDPE1 commitments are being delivered where they most count. As an independent monitoring and verification system, Kumacaya collaborates with local people who comes from where supply chains begin, and who are well placed to identify compliance and areas of improvement. The idea is to work with Civil Society Organisation and Experts to collect data from the ground situation.

Kumacaya has identified a high demand from both companies and campaigning organisation for an independent source of information on the state of the application of the principle of Free, Prior and Informed Consent (FPIC) in company relations with communities who somehow linked to or impacted by their operations on the ground.

Companies around the world including all TFT members have made specific commitments to the FPIC principle in their NDPE policies, but it is widely acknowledged that application of the principle on the ground is highly variable between contexts.

This weak application is due to, inter alia:

(a) local level resistance due to established operational practices that are hard to change; (b) historical and traditional rights which are diverse and complex

(b) Company capacity constraints and the need for training of local field staff, and

(c) Partly due to the complexity faced on the ground with different socioeconomic groups and political frameworks, which can make standardisation difficult.

Whatever factors are most important in any one situation, it is currently very challenging for company heads to know where the highest risks of failure are present. This is a source of diverse risk for companies with strong NDPE commitments, if such gaps are identified, or if they result in serious conflicts with local people- leading to reputational damage

In order to begin to address this information gap, Kumacaya is initiating broad scale monitoring in Indonesia on the degree of FPIC application related to (i) new land acquisition and development, and; (2) company-community relations including conflict management.

Objective:

Starting in 2017, Kumacaya is seeking applications from civil society experts and organisation for funding to enable them to initiate and sustain systematic monitoring on FPIC application in company operations. The Kumacaya monitoring project that will be carried out by independent civil society will target data collection to identify factors suggesting good FPIC application in land negotiations and solid community relations programmes, as well as weak FPIC application and weak or deficient grievance management systems.

Location:

This Kumacaya monitoring project will take place in Indonesia, including multiple regions with a focus on two identified regions:

- East Riau - East Kalimantan

It is anticipated that in order to ensure adequate coverage, Kumacaya will contract several civil society experts and organisations to conduct portions of the monitoring work.

(2)

Conditions:

Applicants are encouraged to use their own methodology and propose their way of conducting the work. The Monitoring Projects Terms of Reference are published on the Kumacaya website (www.kumacaya.org) regularly where potential applicants will be able to communicate their interest and obtain information on the application process. Priority will be given to applications from local organisation with appropriate knowledge, expertise language and logistical capacity to conduct this work. Funding guidelines are available on our website for Civil Society, we recommend to read and follow them in order to be eligible for the funds.

Application will be reviewed by selection panel group composed of several experts into the area of concern of the topic and in the palm oil industry and Kumacaya team. Applications will be reviewed, then contract is issued and signed. The process will take maximum 4 weeks. Once the process is done, CSO’s will go and monitor for the period of time they proposed.

Timeline:

Deadline for applications by September 21st, 2017 Selection deadline by October 21st, 2017

(3)

Proyek Pemantauan Kumacaya:

FPIC (Free Prior and Informed Consent), Indonesia

Konteks

Kumacaya adalah sebuah inovasi yang memungkinkan perusahaan berinvestasi di masyarakat sipil untuk memantau apa yang terjadi di lapangan dalam rantai pasokan mereka, dan untuk memastikan bahwa komitmen NDPE mereka dilaksanakan di tempat yang menjadi prioritas mereka. Sebagai sistem pemantauan dan verifikasi independen, Kumacaya bekerja sama dengan orang-orang lokal yang berasal dari tempat rantai pasokan dimulai, dan siap untuk mengidentifikasi kepatuhan dan area perbaikan. Idenya adalah bekerja sama dengan Organisasi Masyarakat Sipil dan Ahli untuk mengumpulkan data dari situasi di lapangan.

Kumacaya telah mengidentifikasi permintaan yang tinggi baik dari perusahaan maupun organisasi kampanye untuk mendapatkan sumber informasi independen mengenai penerapan prinsip Free, Prior, Informed dan Consent (FPIC) dalam hubungan perusahaan dengan masyarakat yang terkait atau dipengaruhi oleh operasi di lapangan.

Perusahaan di seluruh dunia termasuk semua member anggota TFT telah membuat komitmen khusus terhadap prinsip FPIC dalam kebijakan NDPE mereka, namun secara umum diakui bahwa penerapan prinsip di lapangan sangat bervariasi antar konteks.

Aplikasi yang lemah ini karena, antara lain:

(a) resistensi tingkat lokal karena praktik operasional yang sudah berjalan yang sulit untuk diubah; (b) hak historis dan tradisional yang beragam dan kompleks

(b) Kendala kapasitas perusahaan dan kebutuhan untuk pelatihan staf lapangan lokal, dan

(c) Sebagian karena kompleksitas yang dihadapi di lapangan dengan berbagai kelompok sosioekonomi dan kerangka kerja politik, yang dapat membuat standarisasi menjadi sulit.

Apapun faktor yang paling penting dalam situasi apapun, saat ini sangat menantang bagi kepala perusahaan untuk mengetahui di mana risiko kegagalan tertinggi ada. Ini adalah sumber risiko yang beragam bagi perusahaan dengan komitmen NDPE yang kuat, jika celah tersebut diidentifikasi, atau jika menimbulkan konflik serius dengan masyarakat lokal yang mengarah pada kerusakan reputasi Untuk memulai mengatasi kesenjangan informasi ini, Kumacaya sedang melakukan pemantauan skala luas di Indonesia mengenai tingkat aplikasi FPIC terkait dengan (i) pembebasan dan pengembangan lahan baru, dan; (2) hubungan perusahaan-masyarakat termasuk pengelolaan konflik.

Objektif:

Mulai tahun 2017, Kumacaya membuka pintu untuk pengajuan permohonan pendanaan dari pakar masyarakat sipil dan organisasi agar mereka dapat memulai dan mempertahankan pemantauan sistematis atas aplikasi FPIC dalam operasi perusahaan. Proyek pemantauan Kumacaya yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sipil independen akan menargetkan pengumpulan data untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menunjukkan penerapan FPIC yang baik dalam negosiasi tanah dan program hubungan masyarakat yang solid, serta aplikasi FPIC yang lemah dan sistem manajemen keluhan yang lemah atau kurang.

Lokasi:

Proyek pemantauan Kumacaya ini akan berlangsung di Indonesia, termasuk beberapa daerah dengan fokus pada dua wilayah yang teridentifikasi:

- Riau Bagian Timur - Kalimantan Timur

(4)

Kondisi:

Pemohon didorong untuk menggunakan metodologi mereka sendiri dan mengusulkan cara mereka melakukan pekerjaannya. Kerangka Acuan Proyek Pemantauan dipublikasikan di situs Kumacaya (www.kumacaya.org) secara reguler dimana calon pelamar dapat mengkomunikasikan minat mereka dan mendapatkan informasi mengenai proses pengajuan permohonan. Prioritas akan diberikan kepada aplikasi dari organisasi lokal dengan pengetahuan yang sesuai, keahlian berbahasa dan kapasitas logistik untuk melakukan pekerjaan ini. Pedoman pendanaan tersedia di situs web kami untuk Masyarakat Sipil, kami merekomendasikan untuk membaca dan mengikutinya agar memenuhi syarat untuk mendapatkan dana.

Aplikasi akan ditinjau oleh kelompok panel seleksi yang terdiri dari beberapa ahli yang relevan dengan topik dan berkecimpung di industri minyak kelapa sawit dan tim Kumacaya. Aplikasi akan ditinjau ulang, kemudian kontrak dikeluarkan dan ditandatangani. Prosesnya akan memakan waktu maksimal 4 minggu. Setelah proses selesai, CSO dapat mulai bekerja untuk jangka waktu yang mereka

usulkan.

Batas Waktu:

Batas waktu untuk mengajukan permohonan adalah tanggal 21 September 2017 Batas waktu untuk proses seleksi adalah tanggal 21 Oktober 2017

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Ksoas rraplngrn ilrlA ctdut poalti.f; ntou msrtlf trru pcrlu {lmbll ktra. gcttla rraaababan dtrrlanlanl kaaa4-baaane berleinr

Judul Penelitian : Pelepasan Kalium Terfiksasi dengan Penambahan Asam Oksalat dan Kation untuk Meningkatkan Kalium Tersedia bagi Tanaman pada Tanah-tanah yang Didominasi

Maka dalam karya tugas akhir ini banyak hal yang berkaitan erat sekaligus menjadi elemen penting untuk mengembangkan perancangan interior rumah tinggal yang

Sumber pembiayaan lain yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan usaha agribisnis antara lain adalah : kredit Taskin, Modal, Ventura, Pemanfaatan Laba

6 Jumlah penduduk per kecamatan Kabupaten Cirebon tahun 2012 14 7 Produksi pangan Kabupaten Cirebon tahun 2010-2012 16 8 Kontribusi produksi terhadap kecukupan energi dan

bezziana yang berasal dari Afrika, daratan Asia termasuk daerah Teluk (Timur Tengah) dan Indonesia berdasarkan allele EF1alpha yang diestimasi dengan parsimoni

1) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai enam siswa secara heterogen. Masing-masing siswa duduk sesuai dengan kelompoknya

Ketiga kumparan pada transformator tiga fasa dapat dihubungkan dengan sebuah tegangan nominal ∆ dan ketiga gulungan dengan tegangan nominal yang lain di hubung Y sehingga