• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REAKSI INVESTOR DALAM PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA

KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK

(Event Study Pada Peristiwa Kenaikan Bahan Bakar Minyak Tanggal

18 November 2014)

1

Kadek Racik Siwantara,

1

Ni Kadek Sinarwati,

2

Gede Adi Yuniarta

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : {siwaracikl@yahoo.com, kadeksinar20@gmail.com,

gdadi_ak@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini betujuan untuk menganalisis reaksi pasar terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo. Reaksi pasar diukur dengan menggunakan return tidak normal dan aktivitas volume perdagangan saham. Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa (event study) untuk mengetahui reaksi investor dalam pasar modal terhadap kenikan bahan bakar minyak (BBM). Terdapat 45 perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang digunakan sebagai sampel.Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Wilcoxon signed rank. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada kedua hipotesis, diperoleh bahwa terdapat reaksi investor dalam pasar modal terhadap kenaikan BBM yang dilihat dari adanya perbedaan return tidak normal dan aktivitas volume perdagangan baik sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan BBM.

Kata kunci: return tidak normal, aktivitas volume perdagangan, dan reaksi pasar

Abstract

The study aimed at analyzing the market reaction on the increase of subsidized fuel prices by the President of Joko Widodo. The reaction would be measured by using abnormal return and stock trade volume activities. This study was designed based on event study in order to find out the investor’s reaction in the capital market on the price increase of subsidized fuel. There were about 45 companies listed in the LQ45 in the Indonesian Stock Exchange as the samples.The data were collected from secondary sources. The analysis to test an hypothesis was conducted by using Wilcoxon signed rank. Based on the results of the test conducted to two different hypothesis it could be indicated that there was a reaction of the investor on the price increase of subsidized fuel in the capital market which was seen from the different abnormal return and activities of trade volume both before and after the announcement of the increase of fuel prices.

(2)

PENDAHULUAN

Terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden republik Indonesia periode 2014-2019 menciptakan hal baru dalam dunia pemerintahan dan berpengaruh pada pasar modal khususnya kegiatan investasi. Banyak kebijakan baru yang dibuat oleh presiden Joko Widodo dalam meningkatkan kegiatan investasi yaitu diantaranya adalah melakukan kerjasama dengan investor luar negeri, lebih mengutamakan sektor produktif daripada sektor konsumtif. Hal itu dari pembangunan infrastruktur, angkutan umum, pendidikan, dan kesehatan yang sangat dutamakan (indopetronews.com).

Salah satu dampak kebijakan Presiden Joko Widodo yang mengutamakan sektor produktif dari pada sektor konsumtif adalah kebijakan pemerintah baru untuk menaikkan kembali harga BBM bersubsidi tanggal 18 November 2014 yang akan mempengaruhi keadaan perekonomian. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo yang sebagai presiden baru membuat suatu kebijakan menarik subsidi di bahan bakar minyak yang mengakibatkan harga bahan bakar minyak naik, yang sebelumnnya premium Rp. 6.500,- menjadi Rp. 8.500,- dan solar sebelumnya Rp. 5.500,- menjadi Rp. 7.500,- (indopetronews.com).

Bahan bakar minyak merupakan komoditas yang memegang peranan penting dalan aktifitas ekonomi suatu negara. Dalam hal ini harga dari bahan bakar minyak mempengaruhi harga dari komoditas dan sektor lainnya. Dampak langsung dari perubahan harga bahan bakar minyak adalah perubahan pada biaya operasional yang mengakibatkan perubahan tingkat keuntungan pada kegiatan investasi. Makin meningkatnya harga bahan bakar minyak maka biaya operasional suatu perusahaan maka laba (return) yang di peroleh akan berkurang. Kebijakan ini akan mempengaruhi kondisi perdagangan saham di pasar modal dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan para investor dalam menanamkan modalnya dalam pasar modal.

Investor merupakan pemegang modal utama dalam perusahaan, dengan

adanya investor maka perusahaan akan mudah untuk memperoleh dana untuk menjalankan perusahannya. Namun, keputusan investor dalam menanamkan modalnya sangat dipengaruhi oleh keuntungan yang di berikan oleh saham yang di investasikan pada suatu perusahaan. Jika menurut perusahaan tersebut akan kurang memberikan return kepada mereka maka investor akan enggan menanamkan modalnya.

Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai tolak ukur kemajuan suatu negara dan meningkatkan taraf perekonomian suatu negara, dan yang paling penting adalah sebagai penghubung antara investor dan organisasi yang bergerak dalam pasar modal.

Pasar modal tidak terlepas dari yang namanya aktivitas dan peran investor sebagai pemberi dan penyalur modal. Selain itu, dalam pasar modal dibutuhkan adanya keterbukaan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Informasi-informasi yang dibutuhkan para investor ini erat kaitannya dengan kebijakan kebijakan fiskal dan moneter maupun regulasi pemerintah yang dapat mempengaruhi gejolak harga saham dalam pasar modal.

Regulasi pemerintah merupakan hal yang sangat penting yang menjadi pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, karena regulasi ini dapat mempengaruhi gejolak saham dalam pasar modal dan mempengaruhi return yang diperoleh oleh para investor. Seperti yang sudah dijelaskan diatas salah satu regulasi pemerintah dalam hal ini adalah kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menaikkan kembali harga BBM bersubsidi tanggal 18 November 2014 yang akan mempengaruhi keadaan perekonomian.

Berbagai peristiwa dan kebijakan dari pemerintah memberikan dampak terhadap perekonomian dan situasi investasi. Kebijakan dan peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan return saham. Jadi secara tidak langsung peristiwa dan

(3)

kebijakan tersebut memberi dampak kepada keputusan investor.

Reaksi investor terhadap suatu informasi ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang diukur dengan melihat return tidak normal (abnormal return). Apabila kebijakan atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan abnormal return atau tidak signifikan abnormal return yang dihasilkan, maka investor tidak bereaksi pada kebijakan atau peristiwa tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika abnormal return signifikan maka para investor bereaksi pada kebijakan atau peristiwa tersebut.

Selain melihat perubahan harga saham, untuk melihat reaksi investor terhadap suatu peristiwa dapat dilihat dari perubahan volume perdagangan saham. Hal ini dikarenakan harga saham di pasar sekunder juga akan di tentukan dari kekuatan tawar-menawar investor di pasar modal. Semakin banyak permintaan saham terhadap suatu emiten maka harga saham suatu emiten akan semakin naik, dan sebaliknya, jika permintaan saham suatu emiten semakin turun maka semakin turun juga harga saham suatu emiten tersebut.

Suatu kebijakan akan menjadi suatu informasi yang berharga bagi investor, baik informasi yang bersifat good news atau informasi yang bersifat bad news. Informasi kebijakan kenaikan bahan bakar minyak ini sangat berpengaruh pada penyampaian informasi di pasar modal dalam pembentukan pasar efisien.

Efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989), dalam Hartono (2010) dijelaskan sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Fahmi (2012:260) juga menjelaskan pasar efisien sebagai suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga dapat diperoleh secara dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus. Suatu pasar disebut efisien dengan memperhatikan seperangkat informasi tertentu, jika melaluinya tidak memungkinkan untuk memperoleh laba tidak normal dengan cara memanfaatkan informasi tersebut untuk keputusan membeli atau menjual saham. Jadi di pasar efisien investor seharusnya hanya mengharapkan laba normal dan

memperoleh rate of return normal untuk investasi.

Hasil penelitian yang dlakukan oleh Kencana (2006) tentang analisis dampak kebijakan kenaikan-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap perdagangan saham di bursa efek Indonesia, menunjukkan adanya perbedaan rata-rata return saham di BEI sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM, tetapi tidak ada perubahan pada aktivitas volume perdagangan sahamnya. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suarjana (2011) yang menemukan adanya abnormal return yang signifikan pada periode peristiwa yaitu t-3, t-2, sampai t+2 yang berarti peristiwa peristiwa penurunan harga BBM memiliki kandungan informasi.

Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Akhyani (2013) mengenai reaksi investor terhadap penundaan kenaikan harga BBM bersubsidi (event study terhadap peristiwa penetapan pasal 7 ayat 6a UU APBN-P 2012 dalam rapat paripurna DPR RI). Hasil penelitiannya menunjukkan abnormal yang signifikan di sekitar periode peristiwa dan aktivitas volume perdagangan mengalami perbedaan yang signifikan tetapi tidak ada perbedaan signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Parmadi (2014) yang berjudul “analisis reaksi investor terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak di bursa efek Indonesia (event study terhadap kenaikan harga BBM pada 21 Juni 2013)” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga BBM tidak mempengaruhi reaksi investor baik sebelum dan sesudah pengumuman.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut melatarbelakangi perlunya pengujian kembali apakah suatu peristiwa akan berpengaruh terhadap reaksi perdagangan di pasar modal Indonesia. Studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman disebut event study. Event Study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga di gunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono, 2010:410).

(4)

Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Abnormal return dan aktivitas volume perdagangan merupakan indikator yang digunakan untuk menguji ada tidaknya reaksi pasar pada suatu peristiwa tertentu. Menurut Samsul (2006) dalam Akis (2012), abnormal return adalah selisih antara return actual dengan return yang diharapkan yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) dan sesudah informasi resmi diterbitkan. Sedangkan aktivitas volume perdagangan adalah suatu instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study). Menurut Hartono (2010:555), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa (event study) dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efesiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya

perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan return tidak normal. Jika suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan

return tidak normal kepada pasar.

Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan return tidak normal kepada pasar.

Peristiwa yang diuji pada penelitian ini adalah peristiwa kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tanggal 18 November 2014. Informasi dari peristiwa kenaikan BBM akan diuji pengaruhnya terhadap reaksi investor dalam pasar modal yang diproyeksikan terhadap ada tidaknya abnormal return dan aktivitas volume perdagangan yang terjadi pada periode pengamatan.

H1 : Terdapat perbedaan abnormal

return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo.

H2 : Terdapat perbedaan volume

perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri di Bursa Efek Indonesia yang terdiri atas sembilan sektor, yaitu sektor Pertanian, sektor Pertambangan, sektor Industri Dasar dan Kimia, sektor Aneka Industri, sektor Industri Barang Konsumsi, sektor Properti dan Real Estat, sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi, sektor Keuangan, serta sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. Dalam penelitian ini sampel yang di pilih adalah perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 periode Agustus 2014 sampai Januari 2015, karena perusahaan-perusahaan ini merupakan perusahaan yang tingkat pergerakan sahamnya paling cepat setiap harinya. Selain itu LQ45 sudah mencakup seluruh sektor yang ada di BEI jadi dapat juga diketahui pengaruhnya terhadap beberapa sektor yang ada di BEI.

Periode jendela untuk data harian harga saham dan volume perdagangan dilakukan lima hari sebelum (H-5) dan lima hari sesudah (H+5) dari tanggal kenaikan harga BBM pada tanggal 18 November 2014. Alasan penentuan periode jendela lima hari

(5)

sebelum dan lima hari sesudah tanggal pengumuman kenaikan harga BBM adalah untuk menghindari adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi volume perdagangan dan harga saham (confounding effect), seperti adanya pengumuman right issue, saham bonus, stock split, dan lain-lain yang dapat menyebabkan harga saham dan volume perdagangan saham suatu perusahaan mengalami perubahan. Periode yang terlalu panjang (lebih dari 5 hari) akan memungkinkan bias dalam melihat pengaruhnya (Zuhroh dan Sukawati, 2003). 11/11/2014 18/11/2014 25/11/2014

H-5 H0 H+5

Gambar 1.Periode peristiwa

Dari gambar di atas untuk periode H0

adalah peristiwa kenaikan harga BBM pada 18 November 2014. Pengamatan periode 5 hari sebelum peristiwa dan 5 hari setelah peristiwa untuk mengukur ada/tidaknya perbedaan reaksi investor di pasar modal berkaitan dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM di Indonesia pada 18 November 2014. Data yang dipakai adalah data dari tanggal 11 sampai 25 November 2014 karena tanggal 15, 16, 22, dan 23 tidak ada data karena hari tersebut hari Sabtu dan Minggu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2003:11). Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa harga saham dan jumlah volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 yang terdapat di BEI.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data sekunder (secondary data). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro, N dan Supomo, 2002:147). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

data sekunder yang berupa data transaksi harian di pasar modal yang berupa harga saham dan volume perdagangan saham yang diperoleh di internet seperti yahoo.finance.com, idx.com.

Adapun proses pengumpulan data yang dilakukan sebelum melakukan anlisis data adalah sebagai berikut :

a.

Menetapkan Sampel Penelitian

Mengidentifikasi perusahaan yang termasuk LQ-45 pada saat peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden joko widodo tanggal 18 November 2014.

b.

Menentukan Waktu Penelitian

Pengamatan peristiwa

menggunakan periode penelitian 11 hari bursa yang terjadi selama periode peristiwa. Peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi terjadi pada tanggal 18 November 2014.

c.

Mencari(searching) Harga Saham Harian, IHSG Harian, dan Volume Perdagangan Saham, volume saham beredar.

d.

Mencatat daftar harga saham harian, Indeks Harga Saham Gabungan, dan volume perdagangan saham yang termasuk ke dalam kategori perusahaan LQ-45 pada waktu event period, volume saham beredar.

Setelah data dikumpulkan secara lengkap maka dilakukan analisis data sebagai berikut :

a. Menghitung return realisasian secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Ri,t= return saham i pada hari t

Pt = harga penutupan saham i pada hari

bursa ke t

Pt-1 = harga penutupan saham i pada

satu hari sebelum hari bursa ke-t

b. Mengihtung return pasar secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

(6)

Rm,t = return pasar pada hari t

IHSGt = harga penutupan saham pasar

pada hari bursa ke-t yang dikeluarkan oleh BEI

IHSGt-1 = harga penutupan saham pasar

pada satu hari sebelum hari bursa ke-t yang dikeluarkan oleh BEI

c. Menghitung return ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan investor yang akan diperoleh di masa yang akan datang dimana sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini menggunakan model disesuaikan pasar (market-adjusted model) yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut, dimana return pasarnya sama dengan ekspekted return (return yang diharapkan). Return pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan (IHSG) harian. Dengan rumus :

E [Ri,t] = RM,i,t (3) Keterangan :

E [Ri,t]: Expectedreturn sekuritas ke-i pada periodeperistiwa ke-t

RM,i,t : Return pasar dari sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t

d. Menghitung return tidak normal

Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Hartono, 2009:558).

(4) Keterangan:

RTNi,t = return tidak normal (abnormal

return) saham ke-i pada hari ke-t

E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i

pada hari ke-t

e.

Menghitung Rata-rata Volume Perdagangan Saham

Langkah-langkah dalam menghitung rata-rata volume perdagangan saham dalam event window (Parmadi, 2014):

1. Menghitung TVA saham i pada hari ke-t

Keterangan:

TVAi,t = aktivitas volume perdagangan

saham i pada hari ke-t

∑Vti,t = jumlah saham i yang

diperdagangkan pada hari ke-t

∑Vi,t = jumlah saham i yang beredar

pada hari ke-t

2. Menghitung rata-rata TVA sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM

Keterangan:

ATVAbefore = rata-rata volume

perdagangan saham sebelum pengumuman kenaikan harga BBM

ATVAafter = rata-rata volume

perdagangan saham sesudah pengumuman kenaikan harga BBM

TVAbefore = aktivitas volume

perdagangan saham sebelum pengumuman kenaikan harga BBM

TVAafte r = aktivitas volume

perdagangan saham sesudah pengumuman kenaikan harga BBM

f.

Melakukan analisis deskriptif statistik Analisis statistik deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data menjadi lebih mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Firdaus, 2012:50). Secara khusus statistik yang digunakan menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam peneliian ini.

g.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data menggunakan uji spiro wilk. Pengujian terhadap normalitas ini akan menentukan uji analisis selanjutnya yang harus digunakan terhadap data yang terdistribusi normal dan data yang tidak terdistribusi normal. Apabila data terdistribusi tidak normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Sampel terdistribusi normal apabila tingkat signifikasinya lebih besar dari tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau α=5%. Pengujian normalitas data dilakukan dengan membuat dua hipotesis, yaitu :

(7)

Hi : data tidak terdistribusi secara normal

h.

Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis yang pertama dan kedua yaitu dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan respon pasar sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan harga saham dan perbedaan aktivitas volume perdagangan saham yang signifikan. Uji statistik yang digunakan adalah Paired Sample T-Test dengan menggunakan program SPSS forwindows versi 19.0 apabila data yang digunakan terdistribusi normal. Akan tetapi jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal, maka model uji analisis yang

digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank unruk sampel berpasangan. Untuk tingkat signifikan atau nilai alfa (α) yang digunakan adalah 0,05 dan df= n-1 dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika probabilitas < α maka H0ditolak.

Jika probabilitas > α maka H0 diterima.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif statistik dan uji normalitas data. Berikut ini adalah hasil Analisis statistik deskriptif dan uji normalitas data dalam penelitian ini :

Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber : lampiran 8, data diolah tahun 2015 Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa nilai minimum dari variabel pertama yaitu -0.2691 untuk AR sebelum dan -0.01378 untuk AR sesudah. Rata-rata AR sebelum adalah 0.00004 dan 0.0046424 untuk AR sesudah. Standar deviasi AR sebelum adalah 0.00778284 dan AR sesudahnya adalah 0.00824751. Sedangkan nilai

minimum untuk variabel kedua yaitu 0.00015 untuk TVA sebelum dan 0.00018 untuk TVA sesudah. Rata-rata TVA sebelum adalah 0.0015212 dan 0.0020518 untuk TVA sesudah. Standar deviasi TVA sebelum adalah 0.00241888 dan TVA sesudahnya adalah 0.00285768.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistik Df Sig. AR Sebelum 0.87303 45 0.00015 AR Sesudah 0.98071 45 0.64838 TVA Sebelum 0.47385 45 0.00000 TVA Sesudah 0.54771 45 0.00000

Sumber : lampiran 8, data diolah tahun 2015 Dari tabel 2 hasil uji normalitas menggunakan Shapiro wilk kedua variabel berpasangan tidak memiliki signifikansi

diatas 5%, kecuali untuk abnormal return sesudah memiliki signifikansi diatas 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AR Sebelum 45 -0.02691 0.01115 0.00004 0.00778284

AR Sesudah 45 -0.01378 0.02184 0.0046424 0.00824751 TVA Sebelum 45 0.00015 0.01544 0.0015212 0.00241888

(8)

variabel berpasangan tidak terdistribusi normal (Hi). Karena data tidak terdistribusi

normal maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis nonparametrik untuk sampel berpasangan.

Pengujian hipotesis pertama yaitu terhadap adanya perbedaan abnormal

return sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo. Hasil pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel pengujian hipotesis dengan Wilcoxon signed rank berikut ini :

Tabel 3 Hasil uji hipotesis 1 Test Statistics(b)

AR Sesudah - AR Sebelum

Z -2.354a

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.019

Sumber : lampiran 8, data diolah tahun 2015 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return tidak normal sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM tanggal 18 November 2014. Hal ini berarti menunjukkan adanya reaksi investor dalam pasar modal terhadap kenaikan BBM. Adanya perbedaan harga saham yang diukur dengan menggunakan abnormal return sebelum dan sesudah kenaikan BBM tanggal 18 November 2014 menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan harga saham. Kenaikan harga BBM menjadi faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM membawa informasi positif bahwa perusahaan yang tergolong LQ-45

mempunyai prospek yang baik kedepannya. Jadi para investor akan bereaksi positif terhadap kenaikan BBM tanggal 18 November 2014, dan return harapan para investor tercapai dengan adanya perubahan harga saham akibat kenaikan BBM tanggal 18 November 2014, hal ini juga berarti terdapat reaksi pasar yang positif (Hartono, 2010).

Selanjutnya, untuk hipotesis yang kedua yaitu, terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo. Hasil pengujian hipotesis yang kedua dapat dilihat pada tabel pengujian hipotesis dengan Wilcoxon signed rank berikut ini:

Tabel 4 Hasil uji hipotesis 2 Test Statistics(b)

TVA Sesudah - TVA Sebelum

Z -3.685a

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.0000 Sumber : lampiran 8, data diolah tahun 2015

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah kenaikan BBM tanggal 18 November 2014. Hal ini berarti menunjukkan adanya reaksi investor dalam pasar modal yang diuji dengan aktivitas volume perdagangan saham terhadap kenaikan BBM. Adanya perbedaan aktivitas volume perdagangan

saham sebelum maupun sesudah kenaikan harga BBM pada 18 November 2014 menunjukkan adanya perbedaaan jumlah tindakan atau perdagangan investor secara individual di pasar modal disekitar tanggal pengumuman (Beaver, 1968;Bamber, 1987; Kim dan Verrecchia, 1991; Bamber dan Cheon, 1995 dalam Bandi dan Hartono, 2000).

(9)

Perbedaan penting antara pengujian harga dan volume pedagangan saham adalah bahwa harga merefleksikan perubahan dalam pengharapan pasar dalam pasar modal sebagai suatu keseluruhan pasar, sedangkan volume perdagangan saham merefleksikan perubahan dalam pengharapan investor secara individual (Beaver, 1968; Baron, 1995 dalam Bandi dan Hartono, 2000). Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis pertama dan kedua, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut; 1). Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo tanggal 18 november 2014. Hal ini berarti peristiwa kenaikan BBM merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap reaksi investor atau reaksi pasar. Reaksi yang ditimbulkan adalah reaksi positif terhadap suatu peristiwa, yaitu peristiwa kenaikan BBM tanggal 18 november 2014. 2). Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM bersubsidi oleh Presiden Joko Widodo tanggal 18 november 2014. Hal ini berarti kenaikan BBM memiliki kandungan informasi yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan modal di pasar modal. Saran

Saran yang dapat diberikan sesuai dengan hasil penelitian ini adalah: 1). Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas sampel penelitian agar cakupan dari hasil penelitian dapat mencakup secara luas. 2). Untuk peneliti selanjutnnya diharapkan agar menggunakan karakteristik perusahaan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Akis, Aldair Rori. 2012. Pengaruh

Pengumuman Indonesia

Sustainability Reporting Award

(ISRA) Terhadap Abnormal Return Dan Volume Perdagangan Saham.

Skripsi (Tidak Diterbitkan). Universitas Diponegoro.

Anonim, 2014. Alasan alihkan subsidi ke sector produktif. Tersedia di: indopetronews.com/2014/11/alasa

n-alihkan-subsi-di-ke-sektor-produktif, [Diakses Pada Tanggal 10 Januari 2014].

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar

Modal (Panduan bagi Para

Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia). Bandung: Alfabeta. Firdaus, M. 2012. Metode Penelitian. Edisi

1. Tanggerang: Jelajah Nusa. Hartono, Jogianto. 2000. Teori Portofolio

dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

. 2010. Studi Peristiwa:

Menguji Reaksi Pasar Modal

Akibat Suatu Peristiwa.

Yogyakarta: BPFE.

Indriantoro, N. dan Supomo, B 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen.

Yogyakarta: BPFE.

Kencana, Anggind Freshdika Tanjung. 2006. Dampak Kebijakan Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Perdagangan Saham di

Bursa Efek Jakarta. Skripsi.

Universitas Brawijaya.

Parmadi, Ni Ketut Alit Rusmadewi. 2014. Analisis Reaksi Investor Terhadap Kenaikan Bahan Bakar Minyak Di Bursa Efek Indonesia (Event Study Terhadap Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Pada 21 Juni 2013

Di Indonesia). Skripsi (Tidak

Dterbitkan). FEB Universitas Pendidikan Ganesha.

Suarjana, I Wayan. 2011. Pengaruh

kebijakan Pemerintah Dalam

Menurunkan Harga Bahan Bakar Minyak terhadap Reaksi Pasar

(10)

Saham di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Udayana.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuan- itatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Zuhroh, D. dan I P.P.H. Sukmawati. 2003.

Analisis pengaruh luas

pengungkapan social dalam laporan

tahunan perusahaan terhadap

reaksi investor (studi kasus pada perusahaan-perusahaan high profile

di BEJ. Symposium Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Tingginya rasio FDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan