• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe IOC dan BD pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh T1 292012245 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe IOC dan BD pada Siswa Kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh T1 292012245 BAB II"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

9

Berikut akan dipaparkan mengenai hakikat IPS, model pembelajaran kooperatif antara lain model IOC dan model BD, hasil belajar, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, serta hipotesis penelitian.

2.1.1 Hakikat IPS SD a. Pengertian

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaaran yang diberikan mulai dari tingkat SD hingga sekolah menengah. Kajian materi SD meliputi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi menurut Lampiran permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Menurut Widiarto (2006: 6) IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia hidup bersama dengan sesamanya, sehingga manusia harus mampu mengatasi rintangan yang timbul dari lingkungannya ataupun dari akibat hidup bersama. Gunawan (2011: 19) menjelaskan bahwa IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Mengkaji, mempelajari dan menelaah sistem kehidupan manusia di permukaan bumi adalah hakikat yang dipelajari dalam IPS. Senada dengan pendapat para ahli yang telah disebutkan, Sapriya (2011: 20) menjelaskan bahwa hakikat IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari beberapa konsep disiplin sosial, humaniora atau antar manusia, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang Sekolah Dasar tidak terlihat dari aspek disiplin ilmu karena yang lebih diutamakan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir siswa.

(2)

Mata Pelajaran IPS di SD menurut Lampiran Permeniknas Nomor 22 Tahun 2006 bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat serta lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama serta berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Ruang lingkup pembelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Dasar meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisiknya. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi:

1. Manusia, Tempat dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

b. Kompetensi Dasar Pembelajaran IPS SD

Kecakapan atau kemahiran IPS yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar IPS SD yang termuat dalam Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2004 adalah sebagai berikut:

1. Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain dari daerahnya.

2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

(3)

Kemampuan IPS yang dipilih dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan IPS di dunia sekarang ini. Ketercapaian kompetensi dipilih melalui materi-materi IPS dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara rinci, standar kompetensi tersebut, adalah sebagai berikut:

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensial lain di daerahnya.

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam penelitian ini, menggunakan kompetensi dasar tentang mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

c. Pembelajaran IPS SD

(4)

tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Burton (dalam Hosnan, 2014: 3) belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan

lingkungannya. Kata kunci pendapat Burton adalah “interaksi”. Interaksi memiliki

makna sebagai sebuah proses. Seseorang yang melakukan kegiatan secara sadar untuk memncapai tujuan tertentu, maka orang tersebut dikatakan sedang belajar. Kegiatan tersebut disebut dengan aktivitas belajar.

Arti belajar menurut Kaluger (dalam Hosnan, 2014: 3-4) adalah proses pembangunan pemahaman/pemaknaan terhadap informasi dan atau pengalaman siswa. Senada dengan pendapat para ahli, Hosman (2014: 7) menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

Kesimpulan belajar berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli adalah kegiatan atau proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

IPS perlu diberikan kepada siswa sejak dini yang dimulai dari Sekolah Dasar, guna membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, inkuiri dan keterampilan dalam kehidupan sosial serta membekali kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk.

(5)

dirancang secara sistematis yang dipercaya akan mempengaruhi perkembangan murid secara individual. Keempat, Pembelajaran dirancang sesuai dengan pendekatan sistem dan kelima, pembelajaran dirancang berdasarkan pengetahuan tentang teori belajar.

Pembelajaran IPS merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum sebelum belajar IPS (input) menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang diinginkan (output). Langkah pertama dalam pembelajaran IPS adalah perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran IPS mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan penelitian yang dilakukan akan menggunakan aspek kognitif untuk mengukur respon intelektual siswa yang diperoleh dari hasil belajar.

d. Penilaian IPS SD

Hamid (2011: 15) mengatakan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh. Penilaian harus terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk. Secara umum penilaian merupakan salah satu proses penting dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar.

Ollerton (2010: 91) menyebutkan bahwa asesmen sebagai bagian integral kegiatan belajar dan mengajar IPS. Jenis asesmen formatif yang paling valid dan berguna adalah asesmen yang:

1. Muncul selama pelajaran dan merupakan bagian alami dari banyak interaksi yang terjadi antara siswa dan guru

2. Menginformasikann kepada siswa tentang prestasi mereka

3. Membantu guru memutuskan tingkat dukungan yang dibutuhkan seorang siswa atau sekelompok siswa pada titik yang berbeda dalam suatu pelajaran

4. Membantu siswa memutuskan tindakan selanjutnya untuk memecahkan suatu soal atau tugas

(6)

kerja individual atau kelompok. Cara yang digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, laporan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya.

Kesimpulan pengertian penilaian dari beberapa pendapat para ahli adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan siswa secara menyeluruh. Kompetensi dapat tercapai apabila guru menerapkan bermacam-macam model pembelajaran dalam proses belajara mengajar di dalam kelas. Model yang baik digunakan dalam pembelajaran IPS antara lain model Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing.

Penilain menunjukkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut dipaparkan mengenai hasil belajar.

1) Pengertian Hasil Belajar

Majid (2014: 28) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Suprijono, (2013: 5) berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sependapat dari dua ahli yang telah disebutkan, Rusman (2012: 123) menyatakan bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa baik dalam ranah kognitif, afeftif dan psikomotorik.

Faktor-faktor hasil belajar menurut Munadi yang dikutip oleh Rusman (2012: 124) yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berupa lingkungan dan sarana pembelajaran, sedangkan faktor internal berupa jasmani dan kondisi psikologis siswa yang meliputi perhatian, minat, bakat dan daya nalar siswa.

(7)

2) Pengukuran Hasil Belajar IPS

Pengukuran hasil belajar dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang ada dalam diri siswa. Dengan melihat hasil pengukuran yang dilakukan oleh gruru, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan kembali hasil belajar demi memperbaiki kekurangan dalam diri siswa.

Menurut Guilford dan Wiersma yang dikutip oleh Majid, (2014: 36) pengukuran merupakan proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu yaitu berupa penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari objek yang hendak diukur. Sudjana (2012: 35) menjelaskan bahwa alat-alat penilaian hasil belajar yaitu tes, baik tes uraian maupun objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, terbatas dan berstruktur, sedangkan tes objektif berupa bentuk pilihan benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan dan isian pendek atau melengkapi. Penelitian ini menggunakan tes objektif berupa bentuk soal pilihan ganda untuk mendapatkan hasil belajar dari model IOC maupun BD.

Sugihartono (2007: 131) menyebutkan beberapa cara untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, antara lain:

1. Angka atau skor yang diperoleh kawan sekelas

2. Batas penguasaan kompetensi terendah yang harus dicapai untuk dapat dianggap lulus

3. Prestasi siswa di masa lampau

4. Kemampuan dasar siswa

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

(8)

Menurut Eggen (2012: 136) pembelajaran kooperatif adalah sekelompok strategi mengajar yang memberi peran terstruktur bagi siswa seraya merencanakan interaksi antarsiswa. Hartono (2013: 100) mengatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif atau gotong royong (cooperative learning) adalah bentuk pengajaran siswa dalam beberapa kelompok yang bekerjasama antara satu siswa dengan lainnya untuk memecahkan masalah. Suprijono (2013: 54) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial.

Senada dengan pendapat para ahli tersebut, Jhonson,dkk (2010: 4) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah proses belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen sehingga terjadi suatu kerja sama dan saling mempelajari dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Terdapat berbagai tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS. Model-model pembelajaran kooperatif antara lain Jigsaw, Student Teams Achievement Division, Teams Games Turnament, Number Head Togegther, Two Stay Two Stray, Think Pair Share, Mind Mapping, Make a Match, Inside-Outside Circle, Bamboo Dancing, dan Learning Togather.

(9)

oleh guru. Model Bamboo Dancing (BD) mempunyai unsur yang sama dengan model IOC, dimana model ini juga memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui langkah-langkah pembelajaran yang hampir serupa. Berkaitan dengan materi IPS yang diambil yaitu tentang Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi, model pembelajaran IOC dan BD diharapkan dapat memberikan kemudahan siswa dalam membangun pengetahuannya tentang materi yang diajarkan melalui kegiatan berbagi informasi berupa materi yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

Penelitian mengenai model Inside Outside Circle dan Bamboo Dancing perlu dilakukan dengan terlebih dahulu memahami hakikat model Inside Outside Circle dan Bamboo Dancing, karakteristik, langkah-langkah, analisis komponen dan penerapan dari model Inside Outside Circle dan Bamboo Dancing. Berikut secara berurutan akan dipaparkan mengenai hakikat, karakteristik, langkah-langkah, analisis komponen-komponen, serta penerapan model Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing.

2.1.2.1 Model Pembelajaran Inside-Outside Circle (IOC) a. Pengertian Inside-Outside Circle (IOC)

Model pembelajaran Inside-Outside Circle menggunakan gaya pembelajaran dengan proses saling memberi dan menerima informasi pembelajaran. Shoimin (2014: 88) berpendapat Inside-Outside Circle adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk melatih belajar secara mandiri serta berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. Kegiatan belajar diawali dengan pembentukan kelompok besar dalam kelas yang terdiri dari kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar. Anggota kelompok luar berdiri menghadap ke dalam. Antara anggota lingkaran dalam dan luar saling berpasangan dan berhadap-hadapan. Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

(10)

sehingga masing-masing siswa mendapat pasangan baru. Informasi yang dibagikan merupakan isi materi yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

Pendapat Kagan yang dikutip oleh Lie, (2002: 64) menyatakan bahwa model Inside-Outside Circle memiliki struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Siswa saling bekerjasama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Menurut Huda (2013: 247) model Inside Outside Circle memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dalam waktu yang bersamaan, dan dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Bahan pelajaran yang cocok digunakan dengan teknik IOC adalah bahan-bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Selain dapat mengolah informasi, IOC juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Berdasarkan beberpa pendapat dari para ahli mengenai pengertian model Inside-Outside Circle dapat pula disimpulkan bahwa model IOC merupakan model kegiatan pembelajaran yang bersifat komunikatif yang diwujudkan dalam bentuk kooperatif bertukar informasi, yang terdiri dari kelompok lingkaran kecil dan kelompok lingkaran besar.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Inside-Outside Circle (IOC)

(11)

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inside-Outside Circle (IOC)

Langkah-langkah dari model pembelajaran Inside-Outside Circle menurut Shoimin (2014: 88) antara lain:

1. Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi fase pertama yaitu persiapan. Guru melakukan apersepsi. Guru menjelaskan tentang pembelajaran Inside-Outside Circle, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memberikan motivasi.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan fase kedua yang berisi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle. Adapun pelaksanaan pembelajaran yaitu:

1) Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-4 orang.

2) Tiap-tiap kelompok mendapat tugas mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dari guru.

3) Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan.

4) Setelah selesai, seluruh siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan kelompok).

5) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

6) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam.

7) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi dapat dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.

(12)

9) Giliran siswa di lingkaran besar membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.

10)Pergerakan akan dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali.

3. Penutup

Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran Inside-Outside Circle. Kegiatan penutup terdiri dari:

1) Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan.

2) Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri. 3) Siswa diberikan tugas rumah.

d. Analisis Komponen-komponen Model Pembelajaran Inside-Outside Circle

Joyce, Weill dan Calhoun (2009:104-106) menyebutkan bahwa sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model, komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak instruksional yaitu hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-komponen dari model Inside-Outside Circle antara lain sebagai berikut:

1. Sintagmatik

Sintagmatik adalah urutan langkah pengajaran. Model pembelajaran IOC memiliki beberapa tahapan, pertama yaitu pendahuluan. Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru melakukan apersepsi, menjelaskan tentang pembelajaran IOC, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memberikan motivasi.

(13)

pemaksaan oleh guru, agar proses pembelajaran berjalan dengan menyenangkan sesuai dengan keinginan siswa. Tiap-tiap kelompok mendapat tugas mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dari guru. Setiap kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang diberikan. Setelah selesai, seluruh siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan kelompok). Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi dapat dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. Siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. Giliran siswa di lingkaran besar membagi informasi. Demikian seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi. Pergerakan akan dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali.

Tahap ketiga adalah penutup. Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran IOC. Kegiatan penutup terdiri pembuatan simpulan dari materi yang telah didiskusikan oleh siswa atas bimbingan dari guru. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri, serta pemberian tugas rumah.

2. Prinsip reaksi

Prinsip reaksi mrupakan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana peran guru dalam memperhatikan dan memperlakukan siswa. Peran guru dalam model IOC sebagai seorang fasilitator yang langsung terlibat dalam proses kelompok (membantu siswa dalam merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok) serta beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian. Selain itu, guru berperan sebagai konselor akademik. Ketika siswa menghadapi kesulitan dalam memahami materi, mengerjakan tugas, ataupun saat kegiatan kerja kelompok, guru bertugas untuk membimbing agar seluruh siswa dapat memahami materi serta dapat mengikuti aktifitas di dalam kelas dengan baik.

(14)

langkah kerja dalam kegiatan kelompok maupun bertukar informasi yang harus diikuti siswa dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Sistem sosial dalam model pembelajaran IOC adalah menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan diatur oleh suatu kesepakatan yang dikembangkan. Sistem sosial dalam model IOC berlandaskan pada proses demokrasi dan keputusan kelompok, dengan struktur eksternal yang rendah.

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari bersama.

4. Daya Dukung

(15)

Bagan 2.1

Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran Inside-Outside Circle

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring

Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan.

Secara khusus dampak instruksional dalam pembelajran IPS dengan materi Teknologi melalui model pembelajaran Inside-Outside Circle adalah kemampuan menyatakan macam-macam teknologi, membandingkan, mengelompokkan, menunjukkan dan membedakan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi.

Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya susasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dampak pengiring melalui model Inside-Outside Circle diharapkan dapat terbentuk kemampuan

Menghargai orang lain

Kemampuan menyatakan macam-macam teknologi

Kemampuan membandingkan tiga macam teknologi (produksi, komunikasi dan transportasi) Menyimak

Kemampuan mengelompokkan masing-masing contoh dari ketiga teknologi

Kerjasama

Model Inside-Outside Circle

Komunikatif

Kemampuan menunjukkan contoh ketiga teknologi

Tanggung-jawab

Kemampuan membedakan tiga jenis teknologi

Mandiri

Keterangan:

(16)

menghargai orang lain, menyimak, kerjasama, komunikatif, tanggungjawab dan mandiri.

Diharapkan timbul penghargaan terhadap martabat orang lain melalui kerjasama dalam kelompok sehingga timbul anggapan bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan yang tidak dapat diremehkan, penelitian sosial sebagai pandangan hidup, dan kehangatan yang memunculkan harapan dengan diterapkannya model Inside-Outside Circle dalam pembelajaran IPS, siswa mendapatkan rasa nyaman dalam belajar sehingga penilaian sikap yang positif dapat terbentuk dengan baik.

e. Penerapan Model Pembelajaran Inside-Outside Circle (IOC) dalam Pembelajaran IPS SD

[image:16.595.99.515.204.752.2]

Pembelajaran dengan model Inside-Outside Circle adalah serangkaian aktivitas belajar dengan model Inside-Outside Circle yang sudah direncanakan sebelumnya ke dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran di kelas. Prosedur yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model Inside-Outside Circle sebagai berikut.

Tabel 2.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Model Inside-Outside Circle

Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik

1. Melakukan apersepsi sebelum

pembelajaran dimulai

1. Apersepsi 1. Peserta didik memusatkan

perhatian kepada guru

2. Menjelaskan tentang pembelajaran Inside-Outside Circle

2. Penjelasan pembelajaran

2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Penyampaian tujuan pembelajaran

3. Menyimak penjelasan guru

4. Memberikan motivasi

4. Motivasi belajar 4. Memperhatikan dan

menumbuhkan minat belajar

5. Membimbing pelaksanaan kegiatan pembelajaran 5. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

5. Mengikuti kegiatan

(17)

6. Membimbing membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan

6. Penyimpulan materi pelajaran

6. Menyimpulkan materi

pelajaran yang telah dipelajari

7. Memberikan

evaluasi atau soal mandiri

7. Evaluasi 7. Mengerjakan soal dengan

sungguh-sungguh

8. Memberikan tugas rumah

8. Tindak lanjut 8. Mengerjakan tugas rumah

dengan sungguh-sungguh

2.1.2.2 Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD) a. Pengertian Bamboo Dancing (BD)

Model pembelajara titpe Bamboo Dancing merupakan model pembelajaran yang hampir sama dengan model Inside-Outside Cirle. Model Bamboo Dancing bertujuan saling berbagi informasi antar siswa dengan berbeda-beda pasangan dalam waktu singkat dan teratur. Lie (2003: 66) menjelaskan bahwa model Bamboo Dancing merupakan hasil modifikasi Inside-Outside Circle. Banyak ruang kelas sekolah di Indonesia ditata dengan model klasikal/ tradisional. Penataan tradisional bersifat permanen, yaitu kursi dan meja sulit dipindahkan.

Menurut Suprijono (2013: 98) pembelajaran Bamboo Dancing serupa dengan model inside-Outside Circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru dapat menuliskan topik di papan tulis atau bertanya jawab tentang apa yang diketahui oleh siswa melalui topik yang dibahas. Kegiatan sumbang saran dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.

(18)

b. Karakteristik Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD)

Kelebihan model Bamboo Dancing menurut Shoimin (2014: 33) antara lain dapat meningkatkan kecerdasan sosial dalam hal kerjasama diantara siswa, meningkatkan toleransi antar sesama siswa, dan memudahkan untuk bertukar pengalaman serta pengetahuan dengan sesamanya dalam proses pembelajaran.

Sedangkan kekurangan model Bamboo Dancing menurut Shoimin (2014: 33) antara lain memerlukan periode waktu yang cukup panjang, menjadikan siswa lebih banyak bermain daripaada belajar, dan menyulitkan proses belajar mengajar karena kelompok belajar yang terlalu gemuk.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD)

Langkah model Bamboo Dancing menurut Lie (2003: 66-67) antara lain: 1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri

sejajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar di depan kelaas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat.

2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. 3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi.

4. Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Masing-masing siswa mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran dapat dilakukan terus sesuai kebutuhan

d. Analisis Komponen-komponen Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD)

(19)

hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-komponen dari model Inside-Outside Circle antara lain sebagai berikut:

1. Sintagmatik

Sintagmatik dalam model pembelajaran Bamboo Dancing tahap pertama yaitu pengenalan topik. Guru menuliskan topik di papan tulis dengan tujuan mengaktifkan struktur kognitif yang dimiliki siswa agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru.

Tahap kedua adalah pembagian kelompok. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri sejajar. Jika ada cukup ruang, mereka bisa berjajar di depan kelaas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu yang relatif singkat. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. Kemudian, satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini, masing-masing peserta didik mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran dapat dilakukan terus sesuai kebutuhan

Tahap ketiga adalah penutup. Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran Bamboo Dancing. Kegiatan penutup terdiri pembuatan simpulan dari materi yang telah didiskusikan oleh siswa atas bimbingan dari guru. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri, serta pemberian tugas rumah.

2. Prinsip reaksi

(20)

siswa menghadapi kesulitan dalam memahami materi, mengerjakan tugas, ataupun saat kegiatan kerja kelompok, guru bertugas untuk membimbing agar seluruh siswa dapat memahami materi serta dapat mengikuti aktifitas di dalam kelas dengan baik.

3. Sistem Sosial

Sistem sosial dalam kegiatan tim berkaitan dengan materi Teknologi berupa sikap saling menghargai pendapat yang dikemukakan oleh siswa lain dan kerja sama dalam mengerjakan tugas ataupun saat bertukar informsi. Sehingga melalui kegiatan kelompok, diharapkan akan memunculkan sikap demokratis, kooperatif dan bertanggung jawab.

4. Daya Dukung

Sistem pendukung dalam model Bamboo Dancing harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa pada tujuan yang diharapkan. Misalnya dalam pembelajaran IPS tentang Teknologi Produksi, dibutuhkan berbagai macam alat dan bahan yang akan mendukung terjadinya proses pembelajaran seperti contoh benda konkrit menggunakan tempe yang dibungkus dengan daun dan plastik sebagai contoh teknologi produksi masa lalu dan masa kini. Selain contoh konkrit dari benda asli, guru juga dapat menambahkan media gambar mengenai contoh-contoh alat teknologi produksi berupa mesin perontok padi sebagai contoh-contoh teknologi produksi masa kini sedangkan gambar lumpang dan antan sebagai contoh teknologi produksi masa lalu, gambar teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini serta teknologi transportasi masa lalu dan masa kini.

(21)

Bagan 2.2

Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran Bamboo Dancing

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring

Secara khusus dampak instruksional dalam pembelajran IPS dengan materi Teknologi melalui model pembelajaran Bamboo Dancing adalah kemampuan menyatakan macam-macam teknologi, membandingkan, mengelompokkan, menunjukkan dan membedakan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi.

Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya susasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dampak pengiring melalui model BD diharapkan dapat terbentuk kemampuan memusatkan perhatian, menyimak, kerjasama, komunikatif, tanggungjawab dan teliti.

Diharapkan timbul penghargaan terhadap martabat orang lain melalui kerjasama dalam kelompok sehingga timbul anggapan bahwa orang lain juga mempunyai kemampuan yang tidak dapat diremehkan, penelitian sosial sebagai

Kemampuan menyatakan macam-macam teknologi

Memusatkan perhatian

Kemampuan membandingkan ketiga macam teknologi

Model Bamboo

Dancing Menyimak

Kemampuan mengelompokkan masing-masing contoh dari ketiga teknologi

Kerjasama

Komunikatif

Kemampuan membedakan ketiga teknologi

Kemampuan menunjukkan contoh ketiga teknologi

Teliti

Tanggungjawab

Keterangan:

(22)

pandangan hidup, dan kehangatan yang memunculkan harapan dengan diterapkannya model Bamboo Dancing dalam pembelajaran IPS, siswa mendapatkan rasa nyaman dalam belajar.

e. Penerapan Model Pembelajaran Bamboo Dancing (BD) dalam Pembelajaran Matematika SD

[image:22.595.98.517.239.753.2]

Pembelajaran dengan menggunakan model Bamboo Dancing dilaksanakan sesuai rencana sebelumnya melalui langkah-langkah pembelajaran di kelas. Prosedur yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model Bamboo Dancing sebagai berikut.

Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Model Bamboo Dancing

Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Peserta Didik

1. Melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai

1. Apersepsi 1. Siswa memusatkan

perhatian kepada guru

2. Menjelaskan tentang pembelajaran Bamboo Dancing

2. Penjelasan pembelajaran

2. Memperhatikan penjelasan guru

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Penyampaian tujuan pembelajaran

3. Menyimak penjelasan guru

4. Memberikan motivasi 4. Motivasi belajar 4. Memperoleh dan

menumbuhkan minat belajar

5. Membimbing

pelaksanaan kegiatan pembelajaran

kooperatif tipe Bamboo Dancing

5. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

5. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh

6. Membimbing membuat simpulan dari materi yang telah didiskusikan

6. Penyimpulan materi pelajaran

6. Menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari

7. Memberikan evaluasi atau soal mandiri

7. Evaluasi 7. Mengerjakan soal

dengan

sungguh-sungguh

8. Memberikan tugas

rumah

8. Tindak lanjut 8. Mengerjakan tugas

rumah dengan

(23)

Rancangan komponen-komponen kegiatan model pembelajaran IOC dan BD akan terlaksana dengan baik jika ada jaminan kualitas pembelajaran dengan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh observer yang berpatokan pada lembar observasi yang dibuat sesaui dengan sintak model pembelajaran IOC dan BD.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok perlakuan pembelajaran menggunakan metode Inside Outside Circle (70,15) dan Bamboo Dancing (63,17). Nilai rata-rata metode Inside Outside Circle memperoleh keberhasilan tertinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata Bamboo Dancing.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Thaibah (2015) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan terhadap perbandingan hasil belajar IPA dalam penerapan model Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing pada siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pandak Daun Daha Utara. Hasil belajar kelompok Inside-Outside Circle 76,52 pada nilai rata-rata posttest, sedangkan hasil belajar kelompok Bamboo Dancing 75,42 pada nilai rata-rata posttest, dengan selisih masing-masing hanya1,1.

2.3 Kerangka Pikir

(24)

bersama teman sekelompoknya serta melalui kegiatan bertukar informasi. Konsep-konsep penting akan membantu siswa dalam menerapkan apa yang diperolehnya dari pengalaman belajar langsung ke dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dengan menerapkan kedua model bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa.

Penerapan model pembelajaran Inside-Otside Circle dan Bamboo Dancing dapat menjadikan siswa lebih mudah dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa mengalami langsung proses penerimaan informasi melalui kegiatan bertukar informasi dengan siswa yang lain.

Model pembelajaran Inside-Otside Circle mempunyai beberapa langkah pembelajaran yang dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Uraian manfaat dari masing-masing langkah antara lain: tahap pertama, pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan apersepsi, menjelaskan tentang pembelajaran Inside-Outside Circle, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memberikan motivasi. Tahap ini diharapkan dapat memusatkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta membangun minat belajar.

Tahap kedua adalah kegiatan inti yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle. Tahap ini dapat memberikan informasi berupa materi pelajaran yang disampaikan melalui kegiatan bermain lingkaran besar dan lingkaran kecil. Tahap ketiga adalah penutup. Kegiatan penutup merupakan fase ketiga atau terakhir dalam pembelajaran Inside-Outside Circle. Kegiatan ini berisi evaluasi, penyimpulan, serta tindak lanjut yang diharapkan dapat memberikan penguatan materi terhadap siswa.

(25)

Tahap kedua adalah pembagian kelompok dan kegiatan pembelajaran. Tahap ini bertujuan agar siswa dapat berpartisipasi aktif melakukan kegiatan pembelajran melalui bertukar informasi. Tahap ketiga adalah penutup yang merupakan fase terakhir dalam pembelajaran Bamboo Dancing. Kegiatan penutup terdiri pembuatan simpulan dari materi yang telah didiskusikan oleh siswa atas bimbingan dari guru. Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri, serta pemberian tugas rumah. Tahap ini diharapkan mampu memberikan penguatan materi kepada siswa.

[image:25.595.100.566.259.657.2]

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing, siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing diharapkan mampu mempengaruhi kualitaas hasil belajar IPS yang diperoleh siswa. Berikut gambar bagan kerangka berpikir penggunaan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing.

Sintak/Langkah-langkah

Keterangan:

Dampak instruksional Dampak pengiring

Bagan 2.3

Bagan Kerangka Berpikit Model Inside-Outside Circle

Mampu menyatakan

macam-macam teknologi Model Inside-Outside Ciecle

Mampu membandingkan 3 jenis teknologi Minat siswa

muncul

Pendahuluan Hasil

belajar

Mampu mengelompokkan contoh ketiga teknologi Kerjasama

Belajar Tim Mampu menunjukkan

contoh ketiga teknologi Disiplin

Tanggung jawab

Komunikatif

Kesimpulan Mampu membedakan

ketiga teknologi Penguatan

Mandiri

(26)

Sintak/Langkah-langkah

Keterangan:

Dampak instruksional Dampak pengiring

Bagan 2.4

Bagan Kerangka Berpikit Model Bamboo Dancing 2.4 Hipotesis/ Produk Hipotetik

Berdaasarkan kerangka berpikir di atas maka dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut.

H0: Tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing pada peserta didik kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh. Ha: Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dalam penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle dan Bamboo Dancing pada peserta didik kelas 4 SD Gugus Mawar Suruh.

Model Bamboo Dancing

Mampu menyatakan

macam-macam teknologi Minat siswa

muncul Pendahuluan

Mampu

membandingkan 3

jenis teknologi Kerjasama

Belajar Tim

Tanggung jawab

Mampu

mengelompokkan contoh ketiga teknologi

Hasil belajar Menghargai

orang lain Kesimpulan

Komunikatif Evaluasi dan Tindak

Lanjut Mampu menunjukkan

contoh ketiga teknologi Penguatan

Teliti

Gambar

Tabel 2.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Model Inside-
Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Model
gambar bagan kerangka berpikir penggunaan model pembelajaran Inside-Outside

Referensi

Dokumen terkait