BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Modal Ventura
1.Pengertian Modal Ventura
Kata modal ventura dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) digolongkan sebagai nomina (kata
benda) yang dikenal dalam bidang ekonomi.1 Dilihat
dari pembentukan kata, modal ventura berasal dari
dua kata yaitu kata “modal” dan kata “ventura”. Kata
modal sebagai nomina (kata benda), menurut KBBI
memiliki pengertian uang yang dipakai sebagai pokok
(induk) untuk berdagang, melepas uang, dsb; harta
benda (uang, barang, dsb) yg dapat dipergunakan
untuk menghasilkan sesuatu yg menambah kekayaan
dsb. Kata “ventura” yang merupakan serapan dari
kata venture dalam bahasa Inggris secara harafiah
1 Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan
diartikan sebagai usaha; perusahaan; spekulasi;
perbuatan yang mengandung resiko; pekerjaan yang
berbahaya. Gabungan kata modal dan ventura
menjadi modal ventura oleh KBBI kemudian diartikan
sebagai modal patungan.2
Istilah modal ventura oleh The Encyclopedia of
Private Equity and Venture Capital dapat diartikan
sebagai serangkaian kesempatan untuk melakukan
investasi; bisnis yang menjanjikan; modal dan
pendampingan manajemen yang disediakan oleh
individu maupun perusahaan.3
Neil Cross, mantan chairman dari European
Ventura Capital Association mengartikan modal
ventura sebagai salah satu pembiayaan yang
mengandung resiko, biasanya dilakukan dalam
bentuk partisipasi equity, terhadap
perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi beberapa nilai
2Ibid.
3 Lihat The Encyclopedia of Private Equity and Venture Capital, VC Experts,
tambah dalam bentuk advis manajemen dan
memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan
strategi perusahaan yang bersangkutan. Resiko yang
relatif tinggi ini akan dikompensasikan dengan
kemungkinan return yang tinggi pula, yang biasanya
didapatkan melalui capital gains yang bersifat medium
term.4
Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988
tentang Lembaga Pembiayaan dalam Pasal 1 ayat (11)
sebagaimana telah diperbaharui dengan Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2009, mendefinisikan
lembaga modal ventura sebagai:
“Usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (inverstee company) untuk jangka waktu tertentu.”
Definisi yang sama diulang kembali oleh
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
4
1251/KMK.013/1988, tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Pembiayaan via Pasal 1 ayat (h).
2.Karakteristik Modal Ventura
Keberadaan modal ventura secara resmi dimulai
sejak akhir perang dunia kedua yang ditandai dengan
berdirinya American Research and Development
Corporation (ARDC). Perusahaan ini melakukan
investasi perusahaan yang baru berkembang dan
belum dikenal oleh masyarakat luas. Dalam
operasionalnya, ARDC melakukan investasi pada
perusahaan (PPU) yang memiliki kriteria sebagai
berikut:5
a. memiliki teknologi baru atau konsep-konsep
pemasaran yang baru atau inovasi terbaru;
b. mengizinkan campur tangan signifikan dari
investor dalam pengelolaan perusahaan;
5 Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura Sebagai Altenatif Investasi,
c. operasional PPU dilakukan oleh pekerja yang
memiliki kompetensi terbaik dan berintegritas;
d. produk atau proses yang dimiliki setidaknya telah
melewati tahap prototype awal dan dilindungi oleh
hak paten, hak cipta, atau perjanjian perdagangan
rahasia;
e. menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk
dilakukannya divestasi pada waktu yang tidak
terlalu lama; dan
f. berpeluang untuk memberikan nilai tambah atas
investasi yang sudah ditanamkan.
Perilaku berinvestasi yang dilakukan oleh ARDC
memberikan gambaran awal mengenai pola kerja
dalam industri modal ventura. Aturan investasi yang
diterapkan banyak diterapkan oleh perusahaan modal
ventura lain karena dianggap berhasil memberikan
1.Karakteristik Modal Ventura Dalam Negeri
Dalam menjalankan kegiatannya, modal
ventura di Indonesia memberikan fasilitas
pembiayaan dan pendampingan manajemen pada
perusahaan pasangan usaha (PPU) ke dalam
perusahaan yang dibiayainya. Pola pembiayaan
perusahaan dilakukan dengan mengadopsi teknik
investasi yang dilakukan oleh ARDC. Munir Fuadi
dalam bukunya Hukum tentang Pembiayaan Dalam
Teori dan Praktik menyebutkan ciri modal ventura
sebagai berikut:6
1. Pemberi bantuan finansial dalam bentuk modal
ventura ini tidak hanya menginvestasikan
modalnya saja. Tetapi juga ikut terlibat dalam
manajemen perusahaan yang dibentuknya.
2. Investasi yang dilakukan tidaklah bersifat
permanen, tetapi hanyalah bersifat sementara,
untuk kemudian sampai masanya dilakukanlah
diinvestasi.
3. Motif dari modal ventura adalah motif bisnis yaitu
mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya,
walaupun dengan resiko yang relative tinggi pula.
4. Investasi dengan bentuk modal ventura yang
dilakukan ke perusahaan pasangan usahanya
bukan investasi jangka pendek, tetapi merupakan
investasi jangka menengah atau jangka panjang.
5. Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan
collateral sehingga dibutuhkan kehati-hatian dan
kesabaran.
6. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan
dalam bentuk pinjaman, tetapi dalam bentuk
partisipasi equity, atau setidak-tidaknya loan yang
dapat dilakukan ke equity. Sehingga return yang
diharapkan oleh perusahaan modal ventura
bukanlah bunga atas modal yang ditanam,
7. Prototype dari pembiayaan dengan modal ventura
adalah pembiayaan yang ditujukan kepada
perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi
memiliki potensi untuk berkembang.
8. Investasi modal ventura biasanya dilakukan
terhadap perusahaan yang tidak punya akses
untuk mendapatkan kredit perbankan
a.Karakteristik Modal Ventura Luar Negeri
Mekanisme modal ventura yang diterapkan di
beberapa negara dibedakan dalam dua bentuk,
diantaranya:7
1. Membentuk modal ventura yang langsung dikelola
oleh manajemen perusahaan modal ventura itu
sendiri, mekanisme ini disebut juga modal ventura
konvensional (single tier approach).
2. Membentuk modal ventura yang kemudian
pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan
manajemen investasi yang memang memiliki
keahlian di bidang modal ventura, pendekatan ini
disebut two tierapproach.
Pada modal ventura bentuk konvensional (single
tier approach), pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan investasi dilakukan sepenuhnya oleh
perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan
hukum, atau dengan kata lain perusahaan modal
ventura pada saat yang sama menjadi venture capital
fund sekaligus menjadi management venture capital
company. Oleh karena itu kebijakan dan analisis
investasi, pelaksanaan monitoring, dan keterlibatan
pada manajemen investee company serta pelaksanaan
dalam proses divestasi dilakukan oleh perusahaan
modal ventura yang bersangkutan. Mekanisme inilah
yang diterapkan di Indonesia karena dalam peraturan
perundangan modal ventura tidak dikenal konsep
pemisahan antara venture capital fund dan
Pada modal ventura bentuk two tier approach,
pelaksanaan semua kebijakan dan strategi investasi
mulai dari analisis, monitoring, sampai pada proses
divestasi dan review merupakan tugas dan tanggung
jawab management venture capital company. Semua
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya tersebut berdasarkan kesepakatan yang
telah diatur dalam perjanjian kontrak manajemen.
Atas tanggung jawabnya tersebut, perusahaan
manajemen mendapatkan contract fee atau
management fee dan success fee.
3.Perkembangan Modal Ventura
1.Modal Ventura di Indonesia
Keberadaan Modal Ventura di Indonesia diawali
dengan didirikannya PT. Bahana Pembinaan Usaha
Indonesia (BPUI) berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 18 Tahun 1973 tentang Penyertaan Modal Negara
untuk mendirikan perusahaan perseroan yang
pada tahun 1973 yang ditugasi untuk membiayai
pengembangan usaha. Dalam praktiknya,
pembiayaan BPUI dilakukan dalam bentuk equity
financing pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)
dengan tujuan agar rasio hutang terhadap ekuitas
lebih sehat dan layak dibiayai bank. Guna
meminimalisir risiko pembiayaan yang mungkin
terjadi, BPUI juga ikut terlibat dalam manajemen
PPU.8
Selanjutnya, guna meningkatkan
perkembangan industri modal ventura maka usaha
modal ventura pada tahun 1988 diperkenalkan secara
luas melalui Pakdes 20/1988 yakni dengan
ditetapkannya Keppres No. 61 tahun 1988 tentang
Lembaga Pembiayaan dan agar BPUI dapat
terkonsentrasi memberikan pembiayaan modal
ventura bagi usaha kecil maka didirikanlah PT.
8 Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, cet ke-1 Sinar Grafika, Jakarta, 2008,
Bahana Artha Ventura. Kepress No.61/1988
kemudian disusul dengan ketentuan pelaksanaannya
berupa Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988.
Selanjutnya, PT. Bahana Artha Ventura bersama
dengan investor lain mendirikan perusahaan modal
ventura daerah agar dapat memiliki akses
pembiayaan yang lebih luas.
Di dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan, kepada perusahaan lembaga
pembiayaan diberikan izin untuk melakukan kegiatan
di bidang modal ventura dan juga usaha leasing, anjak
piutang, pembiayaan konsumen serta kartu kredit.
Namun demikian, sebagian besar perusahaan yang
memperoleh semua izin usaha tersebut tidak
melakukan izin usaha modal ventura dengan berbagai
bisnis modal ventura ini sangat berbeda dengan sifat
dan usaha pembiayaan lainnya. Akibatnya, beberapa
waktu lama kemudian, usaha modal ventura masih
belum berkembang.9
Langkah berikutnya yang dilakukan oleh
pemerintah adalah memisahkan kegiatan usaha
Modal Ventura dari kegiatan lembaga pembiayaan
lainnya melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor
469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan
Pembinaan Usaha Modal Ventura. Dengan pemisahan
itu tersebut minat investor untuk mendirikan
perusahaan modal ventura pun meningkat.
2.Perkembangan Modal Ventura di Beberapa
Negara
Sejarah modal ventura dimulai pada tahun
1946 yang didorong oleh peraturan perbankan yang
ketat mengenai jaminan atas kredit yang diberikan.
Hal ini menjadi penghalang bagi pengusaha baru yang
tidak memiliki jaminan maupun rekam jejak dalam
berusaha, sehingga kesulitan mendapatkan dana dari
bank. Melihat hal ini, George Doriot membidik peluang
usaha untuk membiayai pengusaha-pengusaha
tersebut dengan mendirikan American Research and
Development Corporation yang beroperasi pada tahun
1946. Saat ini, hampir setengah dari perusahaan
modal ventura yang ada di dunia berada di Amerika
Serikat.10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kuntara Pukthuanthong, Dolruedee Thiengtham, dan
Thomas Walker,11 beberapa faktor yang member
10
Metrick, Andrew and Yasuda, Ayako, Venture Capital and the Finance of Innovation (September 2010). VENTURE CAPITAL AND THE FINANCE OF INNOVATION, 2nd Edition, Andrew Metrick and Ayako Yasuda, eds., John Wiley and Sons, Inc., 2010. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=929145 (12/09/2010 14:33:43). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.
11
Pukthuanthong, Kuntara., Thiengtham,Dolruedee., and Walker, Thomas; Why Venture Capital Markets Are Well Developed in Some Countries But Comparatively Small in Others: Evidence from Europe, in Venture Capital in Europe, Greg N. Gregoriou, Maher Kooli and Roman Kräussl (eds.),
http://wwwrohan.
pengaruh positif dalam perkembangan modal ventura
adalah system common law dan sistem hukum dimana
penjurian independen, fleksibel serta dinamis;
memiliki pasar modal yang maju; dan system legal
yang menegakkan kontrak secara efektif.
Berikut adalah pembahasan beberapa negara
yang memiliki perkembangan industri modal ventura
yang relatif lebih maju disbanding negara lain dan
tahapan-tahapan yang dilaluinya hingga saat ini.
a) Amerika Serikat
Walaupun telah menjadi perintis modal ventura
di dunia, perkembangan modal ventura di Amerika
Serikat tidak berjalan mulus. Setelah George Doriot
mendirikan American Research and Development
Corporation tahun 1946, industri modal ventura di
Amerika Serikat berjalan di tempat. Baru setelah
ets%20Are%20Well%20Developed%20in%20Some%20Countries%20But%2 0Comparatively%20Small%20in%20Others%20Evidence%
diberlakukannya Undang-undang Usaha Kecil tahun
1958 (Small Business Act 1958) yang menjadi cikal
bakal didirikannya Small Business Investment
Companies (SBIC) modal ventura kembali berkiprah.
SBIC hingga saat ini masih aktif berusaha namun
pembatasan ketentuan oleh pemerintah terkait SBIC
telah menahan bentuk usaha ini berkembang pesat.
Selanjutnya pada tahun 1970-an mulai
dijalankan penyertaan terbatas (limited partnership)
untuk investasi modal ventura. Dalam bentuk
kerjasama ini, para investor bersama-sama
memasukkan modal dimana sebagian kecil dari modal
tersebut dibayarkan sebagai biaya manajemen,
sementara sisa modal lainnya diinvestasikan.
Investasi yang sukses akan dijual melalui penjualan
privat maupun penawaran umum.12
Tidak lepas dari perkembangan regulasi yang
mendorong pertumbuhan modal ventura di Amerika
Serikat, industri modal ventura terus maju seiring
perhatian pemerintah terhadap kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Ini sejalan dengan temuan
Megginson13 yang menyinggung bahwa salah satu
factor sukses sebuah modal ventura adalah
melakukan investasi dalam industri dimana
manajemen perusahaan modal ventura memiliki
keunggulan kompetitif serta brand of inactive
involvement, manajemen perusahaan modal ventura
di dalam perusahaan investee menciptakan nilai
ekonomis. Pada periode 1987-1996, 15-32% dari dana
modal ventura diinvestasikan dalam usaha teknologi
komputer, baik perangkat lunak maupun keras.14
13
Megginson, William L., Towards a Global Model of Venture Capital, Journal of Applied Corporate Finance, Vol. 16, No 1, Winter 2004. Available atSSRN: http://ssrn.com/abstract=321962 or doi:10.2139/ssrn.321962,
(13/12/2010 09:23:03). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.
14
Rausch, Lawrence M. Venture Capital Investment Trends in the United States
Pada periode 1998 hingga kuartal ke tiga 2001,
investasi yang dilakukan di bidang usaha internet dan
computer meningkat dari 35% menjadi 44%.15 Dari
GDP sendiri, porsi investasi modal ventura mengalami
periode turun naik dimana mencapai posisi terendah
pada tahun 1991 hingga mencapai titik tertinggi pada
tahun 2000. Pada tahun 2002-2008, rasio investasi
modal ventura terhadap GDP berkisar pada 0,2%.
Megginson16 menyebutkan bahwa beberapa
karakter penentu keberhasilan sebuah negara
melaksanakan sistem modal ventura yaitu antara lain:
- Tradisi kewirausahaan dan pengambilan risiko;
- Sistem legal yang mapan dengan perlindungan yang
baik bagi investor;
- Pemerintah yang mendukung (bukan hanya
melakukan intervensi);
http://www.nsf.gov/statistics/issuebrf/sib99303.htm (14/12/2010 09:27:14). Diunduh pada 4 Agustus 2014, pukul 15.40 WIB.
- Pasar tenaga kerja yang bebas dan kaya akan
kemampuan rekayasa;
- Rezim perpajakan yang mengijinkan opsi stock;
- Budaya research and development yang kuat; dan
- Pasar penawaran umum yang mendukung.
b) China
Industri modal ventura di China dimulai dengan
adanya regulasi pemerintah yang mendukung
kebijakan pengembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan. Pada tahun 1984, National Research
Center of Science and Technology Commission
melakukan penelitian mengenai Teknologi Baru dan
Cara China Mengatasinya (New Technology and
China’s Countermeasures) dan menyimpulkan
perlunya sistem modal ventura dibentuk guna
meningkatkan pengembangan teknologi tinggi dan
baru. Selanjutnya, tahun 1985 China membentuk
China New Technology Venture Investment Corp. yang
bidang Modal Ventura. Kemudian, pada tahun 1986
dimulailah pengembangan 863 program berteknologi
tinggi.17
Di tahun-tahun berikutnya, pemerintah pusat
di China mengeluarkan regulasi-regulasi baru yang
mendorong didirikannya Technology Venture
Development Center yang kemudian diikuti dengan
dibentuknya Technology Development Corporation oleh
beberapa pemerintah daerah di Shenyang, Shanzi,
Guangdong, Shanghai dan Zheijiang.
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan mainan
yang menerima dana investasi dari China Vest pada
tahun 1993 terdaftar di NASDAQ. Kemudian, pada
tahun 1999 Perdana Menteri China mengarahkan
agar modal ventura untuk lebih utama mendukung
UKM di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
tahun 2002 terdapat sekitar 160 perusahaan modal
ventura lokal dan 50 perusahaan modal ventura asing
di China.18
c) India
Awal mula berdirinya modal ventura di India
disebabkan oleh adanya Bhatt Committee tahun 1972
yang ditugasi untuk menemukan cara agar UKM
dapat berkembang.19 Perkembangan UKM bagi India
sangat penting karena dianggap telah menyediakan
pekerjaan, menambah devisa, dan berkontribusi
menciptakan basis manufaktur. Komite tersebut
menyarankan agar dibentuk dana modal ventura
dengan dana awal sebesar 1 juta Rupee.
Pada tahun 1975, Industrial FinanceCorporation
of India (IFCI) membentuk Risk Capital Foundation
sebagai bentuk jawaban atas saran Bhatt Committee.
18
Steve White, JianGao& Wei Zhang,China’s Venture Capital Industry: Institutional Trajectories and System Structure, http://www.insme.org/documents/white_1.pdf (14/12/2010 09:31:25). Diunduh pada 4 Agustus 2014.
19
Tujuan dari Risk Capital Foundation adalah untuk
menyediakan dana awal dan mendorong para
profesional yang berbakat untuk menciptakan
ventura.
Pada 1976, Industrial Development Bank of India
(IDBI) ikut serta dengan membentuk sebuah divisi
yang menyediakan dana awal untuk proyek inovasi.
Tahapan awal terbentuknya kegiatan modal ventura
yang sebenarnya terjadi dalam periode 1986 hingga
1995. Di pertengahan tahun1980-an, hanya terdapat
lembaga pemerintah yang melaksanakan kegiatan
modal ventura dan tidak terdapat peraturan formal
yang mengatur tentang kegiatan tersebut. Tahun
1988 mulai diterapkan beberapa panduan tentang
pembentukan dan pelaksanaan perusahaan modal
ventura. Namun demikian, jumlah perusahaan modal
ventura tidak bertambah dengan pesat karena
terdapat beberapa penghalang dalam ketentuan yang
dari 100 juta Rupee dan bentuk usaha yang boleh
diinvestasikan adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang teknologi “baru, relatif belum pernah
dicoba dan berada dalam tahap dapat
dikomersialkan”). Selain itu, pemerintah juga
menyaratkan bahwa sang wirausaha untuk telah
berpengalaman terlebih dahulu.20
Pada tahap selanjutnya, di tahun 2000 telah
dilakukan perbaikan terhadap ketentuan-ketentuan
yang dinilai menghambat. Hingga tahun 2006
terdapat 42 perusahaan modal ventura di India,
dimana sebagian besar merupakan perusahaan asing.
Perusahaan-perusahaan modal ventura tersebut lebih
banyak berinvestasi dalam tahap akhir
pengembangan usaha dibandingkan dalam tahap
awal.
Adapun bidang-bidang usaha yang menjadi
pilihan utama dalam berinvestasi antara lain adalah
manufaktur elektronik, sector media/entertaiment
dan bioteknologi, serta farmasi.
4.Aspek-Aspek Penting Yang Menpengaruhi
Pengembangan Perusahaan Modal Ventura di
Indonesia.
Ada beberapa aspek yang ditanyakan sebagai
aspek penting dalam pengembangan Modal Ventura
Indonesia. Adapun gambaran umum pendapat
perusahaan atas berbagai aspek penting yang
ditanyakan adalah sebagai berikut:21
1. Aspek Regulasi Dalam Pengembangan
Perusahaan Modal Ventura
Aspek regulasi dalam pengembangan
Perusahaan Modal Ventura berkaitan dengan
seberapa penting regulasi dalam aspek
21 Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura Sebagai Altenatif Investasi, Op.
pengembangan perusahaan modal ventura di
Indonesia.
2. Aspek Pemberian Insentif Pajak Atas
Pendapatan Yang Bersumber Dari Perusahaan
Pasangan Usaha
Aspek pemberian insentif berkaitan dengan
seberapa penting aspek insentif pajak atas
penghasilan yang bersumber dari PPU terhadap
pengembangan Perusahaan Modal Ventura di
Indonesia.
3. Aspek Potensi Pasar Pembiayaan Dalam Negeri
Aspek potensi pasar pembiayaan dalan negeri
berkaitan dengan seberapa penting aspek potensi
pasar pembiayaan dalam pengembangan perusahaan
modal ventura di Indonesia.
4. Aspek Keuntungan Atau Kinerja Perusahaan
Modal Ventura
Aspek keuntungan atau kinerja perusahaan
keuntungan saat ini dalam pengembangan
Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.
5. Aspek Suku Bunga Kredit Perbankan
Aspek suku bunga kredit perbankan berkaitan
dengan seberapa penting aspek suku bunga kredit
perbankan Indonesia dalam pengembangan
Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.
6. Aspek Kondisi Ekonomi Global
Aspek kondisi ekonomi global berkaitan dengan
seberapa penting aspek kondisi pertumbuhan
ekonomi global dalam pengembangan Perusahaan
Modal Ventura di Indonesia.
7. Aspek Tata Kelola Perusahaan Modal Ventura
Dalam Negeri
Aspek tatakelola perusahaan modal ventura
berkaitan dengan seberapa penting aspek tatakelola
perusahaan dalam pengembangan Perusahaan Modal
8. Aspek Persaingan Terhadap Lembaga Keuangan
Lain
Aspek persaingan terhadap lembaga keuangan
lain berkaitan dengan seberapa penting aspek
persaingan terhadap lembaga keuangan lain dalam
pengembangan Perusahaan Modal Ventura di
Indonesia.
9. Aspek Karakteristik Perusahaan Modal Ventura
Aspek karakteristik pembiayaan berkaitan
dengan seberapa penting aspek karakteristik
pembiayaan Modal Ventura dalam pengembangan
Perusahaan Modal Ventura di Indonesia.
10. Aspek Risiko Investasi
Aspek risiko investasi berkaitan dengan
seberapa penting aspek risiko investasi dalam
pengembangan perusahaan modal ventura di
A. Kerangka Teori
Teori dalam penelitian ini adalah teori Ekonomi
Kelembagaan. Munculnya Ekonomi Kelembagaan
(Institutional Economics) merupakan reaksi dari rasa
ketidakpuasan terhadap aliran Neoklasik, yang
sebenarnya merupakan kelanjutan dari aliran
ekonomi klasik. Menurut Hasibun, inti pokok aliran
ekonomi kelembagaan adalah melihat ilmu ekonomi
dengan satu kesatuan ilmu sosial, seperti psikologi,
sosiologi, politik, antropologi, sejarah, dan hukum.22
Landreth dan Colandar membagi para tokoh
ekonomi aliran kelembagaan dalam tiga golongan,
yaitu tradisional, quasi, dan neo. Yustika membagi
aliran Kelembagaan dalam ilmu ekonomi
kelembagaan lama (old institutional economics) dan
ilmu ekonomi kelembagaan baru (new institutional
Economics). Mengkombinasikan dari kedua
22 Santosa, Purbayu Budi. 2008. Relevansi dan Aplikasi Aliran Ekonomi
pandangan tersebut, pertama akan dikemukakan
aliran ekonomi kelembagaan lama, kedua quasi, dan
aliaran ekonomi kelembagaan baru.23
1). Aliran Kelembagaan Lama
Bapak Ekonomi kelembagaan yang disetujui
oleh para pakar adalah Thorestein Bunde Veblen.
Kritik Veblen sangat tajam terhadap ekonomi
ortodoks, dimana pengertian ekonomi ortodoks adalah
pemikiran-pemikiran yang menggunakan dan
melanjutkan ekonomi Klasik seperti persaingan
bebas, persaingan sempurna, manusia adalah
rasional, motivasi memaksimalkan keuntungan dan
meminimasi pengorbanan ekonomi. Menurut Veblen
teori ekonomi ortodoks merupakan teori teologi, oleh
karena akhir cerita telah ditentukan dari awal.
Misalnya, keseimbangan jangka panjang itu tidak
pernah dibuktikan, tetapi telah ditentukan walaupun
23 Yustika, Ahmad Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan: Definisi, Teori, dan
ceritanya belum dimulai. Ilmu ekonomi bukan hanya
mempelajari tingkat harga, alokasi sumber-sumber
tetapi justru mempelajari faktor-faktor yang dianggap
tetap (given).
Salah seorang tokoh ekonomi kelembagaan dari
inggris yang penting adalah John A. Hobson.
Menurutnya, ada tiga kelemahan toeri ekonomi
ortodoks, yaitu tidak dapat menyelesaikan masalah
full-employment, distribusi pendapatan yang senjang
dan pasar bukan ukuran terbaik untuk menentukan
ongkos sosial. Beliau tidak setuju adanya unsur
ekonomi positif dan normatif karena keduanya tetap
memerlukan adanya unsur etika. Timbulnya
Imprealsime menurut Hobson disebabkan karena
terjadinya konsumsi yang kurang dan kelebihan
tabungan di dalam negeri, maka diperlukan
penanaman modal ke daerah-daerah jajahan.
Pengeluaran pemerintah dan pajak dapat mendorong
pendapatan pekerja dan produktivitas. Dengan
semakin meratanya pembagian pendapatan akan
mendorong peningkatan produktivitas, yang berarti
bisa terhindar dari bahaya adanya resesi.
2). Aliran Quasi Kelembagaan
Para tokoh yang masuk di dalam aliran ini
adalah mereka yang terpengaruh oleh pemikiran
Veblen dan kawan-kawannya, para tokoh aliran ini
antara lain Joseph Schumpeter, Gunnar Myrdal, dan
Kenneth Galbraith. Pemikiran Schumpeter bertumpu
pada ekonomi jangka panjang, yang terlihat dalam
analisisnya baik mengenai terjadinya inovasi komoditi
baru, maupun dalam mejelaskan terjadinya siklus
ekonomi. Keseimbangan ekonomi yang statis dan
stasioner seperti konsep kaum ortodoks mengalami
gangguan dengan adanya inovasi. Meskipun
demikian, gangguan tersebut dalam rangka berusaha
berlanjut kalau kaum wirasawata telah terjebak
dalam persoalan-persoalan yang sifatnya rutin.
Sedangkan Galbraith menjelaskan
perkembangan ekonomi kapitalis di Amerika serikat
yang tidak sesuai dengan perkiraan (prediksi) yang
dikemukakan kaum ekonomi ortodoks.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh teori ekonomi
ortodoks dalam kenyataannya melenceng jauh sekali.
Keberadaan pasar persaingan sempurna tidak ada,
bahkan pasar telah dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan ini
demikian besar kekuasaanya sehingga selera
konsumen bisa diaturnya.
Pada perusahaan yang besar ini, pemilik modal
terpisah dengan manajer profesional dan para
manajer ini telah menjadi techno strusture
masyarakat. Konsumsi masyarakat telah menjadi
demikian tinggi, tetapi sebaliknya terjadi pencemaran
dapat diimbangi oleh barang-barang publik.
Selanjutnya kekuatan-kekuatan perusahaan besar
dikontrol oleh kekuatan buruh, pemerintah dan
lembaga-lembaga konsumen. Namun demikian,
untuk menjamin keberlanjutan
perusahan-perusahaan ini, maka pemerintah hendaknya
berfungsi untuk menstabilkan perkembangan
ekonomi.24
3). Aliran Kelembagaan Baru
Aliran Ekonomi Kelembagaan Baru (New
Institutional Economics disingkat NIE) dimulai pada
tahun-tahun 1930-an dengan ide dari penulis yang
berbeda-beda. Menurut Yustika, pada tahun-tahun
terakhir ini terjadi kesamaan ide yang mereka usung
dan kemudian dipertimbangkan menjadi satu payung
yang bernama NIE. Secara garis besar, NIE sendiri
merupakan upaya ‘perlawanan’ terhadap dan
sekaligus pengembangan ide ekonomi Neoklasik,
meskipun tetap saja dapat terpengaruh oleh ideologi
dan politik yang ada pada masing-masing para
pemikir.25
NIE dengan demikian menempatkan dirinya
sebagai pembangun teori kelembagaan nonpasar
dengan fondasi teori ekonomi Neoklasik. Seperti yang
diungkapkan oleh salah satu tokoh NIE Douglas C.
North, bahwa NIE masih menggunakan dan menerima
asumsi dasar dari ekonomi Neoklasik mengenai
kelangkaan dan kompetisi akan tetapi meninggalkan
asumsi rasionalitas instrumental (instrumental
rasionality). Oleh karena ekonomi Neoklasik memaki
asumsi tersebut menyebabkan menjadi teori yang
bebas kelembagaan (institutional-free theory).
NIE selanjutnya memperdalam kajiannya
tentang kelembagaan nonpasar, seperti hak
kepemilikan, kontrak, partai revolusioner dan
sebagainya. Hal ini dilakukan karena sering terjadi
masalah kegagalan pasar (market failure). Kegagalan
pasar muncul karena terjadinya asimetris informasi,
eksternalitas produksi (production externality), dan
adanya kenyataan keberadaan barang-barang-barang
publik (public goods). Akibat kealpaan teori ekonomi
Neoklasik terhadap adanya kegagalan pasar, maka
dilupakan pula adanya kenyataan pentingnya
biaya-biaya transaksi (transaction cost). Di samping itu NIE
menambah bahasannya tentang terjadinya kegagalan
kelembagaan (institutional failure) sebagai penyebab
terjadinya keterbelakangan pada banyak negara.
Para penganut ekonomi kelembagaan percaya
bahwa pendekatan multidisipliner sangat penting
untuk memotret masalah-masalah ekonomi, seperti
aspek sosial, hukum, politik, budaya, dan yang lain
sebagai satu kesatuan analisis. Oleh karena itu,
ekonomi kelembagaan menggunakan metode
kualitatif yang dibangun dari tiga premis penting
yaitu: partikular, subyektif dan, nonprediktif.26
Kepastian hukum yang terdapat dalam ekonomi
kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu
bentuk pemecahan masalah-masalah ekonomi
kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu
peraturan perundang-undangan untuk mngendalikan
pelaku ekonomi dalam pasar.
Modal ventura mempunyai peranan penting
dalam dunia usaha sebagai lembaga pembinyaan
lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, sehingga
kepastian hukum yang terdapat dalam perturan
perundang-undangan dapat membantu para pelaku
usaha memperoleh biaya dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.
Keberadaan usaha modal ventura di Indonesia
Sangat membantu bagi para industri kecil dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Paket kebijakan
regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai
salah satu kepastian hukum untuk membentuk suatu
karakteristik dalam dunia usaha, sehingga
kemampuan bagi pelaku usaha dalam bidang industri
kecil dapat mampu bersaing dengan industri berskala