• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Endorser JKT48 Dalam Iklan TV IM3 Play Versi JKT48 Terhadap Minat Beli Kartu Provider IM3 T1 362009011 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Endorser JKT48 Dalam Iklan TV IM3 Play Versi JKT48 Terhadap Minat Beli Kartu Provider IM3 T1 362009011 BAB II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Periklanan

Monle Lee dan Carla Johson (2004:3), mengartikan periklanan adalah komunikasi

komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan

ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,

direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum . Terence A.Shimp (2003:357) berpendapat bahwa

“Periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak yang relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA- top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam produk yang sudah matang.”

Menurut Philip Kotler (dalam Durianto 2003:3) terdapat beberapa tujuan dari periklanan

antara lain sebagai berikut :

1) Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk suatu

produk, biasanya dilakukan secara besar-besaran untuk dengan tujuan membentuk

permintaan awal.

2) Iklan untuk membujuk (persuasif), dilakukan dalam tahap kompetitif, tujuannya

membentuk permintaan selektif merek tertentu.

3) Iklan yang mengingatkan (reminding), yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah

diterima masyarakat.

Ada beberapa faktor pendukung dalam kegiatan periklanan agar dapat berjalan

efektif.Penggunaan narasumber sebagai figur penarik perhatian dalam iklan merupakan salah

satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan (Kotler dan Keller, 2006). Dalam iklan penggunaan

narasumber lebih dikenal dengan istilah endorser.Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk

mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Belch & Belch, 2004:168).

Menurut Terence A. Shimp yang diterjemahkan oleh Revyani Sahrial dan Dyah

(2)

karakteristik yang sama namun dibedakan hanya dalam penggunaan orang pendukung iklannya

apakah tokoh terkenal atau tidak terkenal.

Tugas utama para endorser adalah menciptakan asosiasi yang baik antara endorser

dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga

iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen (Vega,2011)

2.2. Celebrity Endorser

Menurut Terence A.Shimp (2003:461), selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau

atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinyadi dalam bidang-bidang yang berbeda dari

golongan produk yang didukung. Dewasa ini pemakaian selebritis dalam sebuah iklan telah

banyak dilakukan oleh pemasar.Selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif

produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan hal ini

selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang (Wiryawan dan

Pratiwi, 2009).Lebih lanjut Royan (2005:11) mengungkapkan bahwa selebriti juga dapat

meningkatkan value merek produk yang diiklankan.

Celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan public figure yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masing-masing dari bidang yang didukung (Shimp, 2002:455).Para celebrity endorser diharapkan mampu menjadi juru bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen, sehingga konsumen

mau membeli merek tersebut.Selain itu, selebriti endorser juga bisa digunakan sebagai alat untuk

membidik segmentasi pasar. Oleh sebab itu, tidak heran ketika produk yang diiklankan

menggunakan banyak selebriti, masing-masing akan mewakili segmen pasar yang dibidik

(Royan, 2005:12).

Terdapat beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa digunakan perusahaan

(3)

1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia bisa memberikan kesaksian akan kualitas produk atau merek yang diiklankan tersebut.

2. Endorsement, adakalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu.

4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson.

Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang mereka wakili.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik tersendiri.Selain

memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti

juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan

mempengaruhi konsumen sasaran.

Dalam model yang telah dikembangkan oleh Rossiter dan Percy (dalam Royan,

2005:15-19), karakter selebritis akan disesuaikan dengan Communication objective yang hendak dicapai

dengan menggunakan model VisCAP. VisCAP itu sendiri terdiri dari 4 unsur yaitu:

1. Visibility

Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti. Jika popularitas yang

digunakan sebagai acuan maka nantinya akan menimbulkan masalah, terutama bagi

selebriti yang menjadi endorser banyak produk

2. Credibility

Sementara itu yang menyangkut kredibilitas sang bintang lebih banyak berhubungan

(4)

pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas merujuk pada

kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu

produk.

3. Attraction

Ada dua hal penting dalam menggunakan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik,

pertama adalah tingkat disukai audience (likebility) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh pengguna produk (similitary), di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan. Seperti disukai saja tetapi tidak sama

dengan keinginan konsumen tentu saja tidak akan mendorong konsumen untuk membeli.

Salah satu jalan agar memiliki kesamaan dengan personality yang diinginkan target

pengguna merek, setidaknya selebriti harus mencerminkan personality dari merek yang diiklankan.

4. Power

Unsur terakhir dari model tersebut menginformasikan bahwa selebriti yang digunakan

dalam iklan harus memiliki kekuatan untuk ”memerintahkan” target audience untuk

membeli.

2.3. Minat Beli

Menurut Setyawan dan Ihwan (2004), beberapa pengertian mengenai minat dapat

dirangkum dalam empat pernyataan, yaitu

a) Minat dianggap sebuah „perangkap‟ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang

mempengaruhi perilaku.

b) Minat mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk

mencoba.

c) Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

(5)

Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari

produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai

pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler,2005:205)

Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan

kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat

beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya

Menurut Howard dalam Durianto dan Liana (2004:44) minat beli adalah sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses

pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang

terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya

ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada

didalam benaknya itu.

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator

sebagai berikut:

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada

orang lain.Jika di tanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan

mencitrakan hal yang positif terhadap konsumen lain, karena konsumen yang memiliki

suatu minat secara eksplisit memiliki suatu keinginan dan kepercayaan terhadap suatu

barang atau jasa yang digunakan

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki

prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi

sesuatu dengan produk prefrensinya.

4. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari

informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung

(6)

2.4. Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Metode Hasil

Fajar Lestari (2010):

Metode Survei a.Celebrity endorser(Rafi Ahmad) yang terdiri dari atribut kredibilitas, daya

b. Secara parsial atribut

celebrity endorser(Rafi Ahmad) yaitu kredibilitas dan daya tarik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu

perdana XL, sedangkan power

tidak berpengaruh signifikan Ahmad) yang terdiri dari atribut kredibilitas, daya tarik, dan power secara bersama-sama memiliki

konstribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL

sebesar 76,7% dan sisanya sebesar 23,3% dipengaruhi

Metode survei Selebiriti endorser memiliki tingkat hubungan yang kuat dan mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli pada produk minyak angin fresh care, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,630 dengan

(7)

minat beli terhadap produk minyak angin fresh care dapat dinilai dari selebriti endorser, sedangkan sisanya

Metode Survei a.Celebrity endorser dan pesan iklan mempunyai pengaruh terhadap Citra Merk pada produk Sosis So Nice sebesar 72,2%.

b.Celebrity endorser, pesan iklan dan citra merk

mempunyai pengaruh terhadap minat beli produk sosis So Nice sebesar 89,4%. c.Citra merk tidak bisa diposisikan sebagai variable antara dalam model penelitian pengaruh celebrity endorser

dan pesan iklan terhadap minat beli produk Sosis So Nice. Oleh karena itu citra merk menjadi variabel yang posisinya sejajar dengan

celebrity endorser dan pesan variabel yang posisinya sejajar dengan celebrity endorser dan pesan iklan dalam

mempengaruhi minat beli produk Sosis So Nice.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan

celebrity endorser JKT 48 terhadap minta beli kartu provider IM3. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan model VisCAP yang dikembangkan oleh Rossiter dan Percy. VisCAP merupakan

bentuk model untuk melihat karakter yang dimiliki selebrities melalui

Visibility,Credibility,Attraction, dan Power yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Minat beli konsumen dalam penelitian ini akan dilihat melalui 4 indikator antara lain minat

eksploratif, minat prefensial, minat refrensial, minat transaksional.

Untuk subjek dari penelitian ini, penulis memilih komunitas fans JKT48 yang terdapat di

kota Kudus. Pemilihan fans JKT48 di Kudus dikarenakan rata-rata usia fans JKT 48 sesuai

(8)

adanya usia yang beragam tentunya akan berdampak pada respon yang di berikan oleh

masing-masing anggota komunitas Fans JKT48 terhadap produk dari IM3 PLAY.

2.3. Kerangka Pemikiran

Banyaknya perusahaan operator telepon seluler di Indonesia berdampak semakin ketat

persaingan bisnis antar perusahaan operator telpon seluler dalam memasarkan produk

mereka.Mereka dituntut untuk selalu inovatif dan kreatif agar produk yang mereka tawarkan bisa

menjadi pilihan masyarakat banyak. Iklan adalah salahsatu cara mereka (perusahaan operator

seluler) dalam memasarkan produk mereka.

Dalam iklan, penggunaan atau pemilihan selebriti juga memiliki andil sukses tidaknya

sebuah produk.Hal ini juga diungkapkan oleh Royan (2005:8), “seorang selebriti akan sangat

berpengaruh apabila memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan”.Kotler (2004:152) juga mengungkapkan bahwa “penggunaan selebriti bisaefektif apabila mencerminkan suatu atribut utama suatu produk”.

Celebrity endorser adalah tokoh (aktor,penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat didalam bidang-bidang yang berbeda yang dari golongan produk yang didukung (Shimp,

2003:460). Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan jasa selebriti untuk mendukung

produknya, ini semua dikarenakan selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh

banyak masyarakat dan apapun yang dilakukannya selalu menjadi perhatian masyarakat.Lebih

umum lagi, para konsumen mungkin meyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti

pendukung produk tersebut (Shimp, 2003:457). Pertimbangan lain menggunakan selebritis

terkait dengan popularitasnya, fisik yang menarik, kredibilitasnya, profesinya, status kepemilikan

terhadap perusahaan tersebut, pemakai merk, nilai-nilai, dan resiko kontroversinya().

Tanpa disadari penggunaan celebrity endorser, akan memberikan dampak terhadap terhadap minat beli masyarakat terhadap suatu produk tertentu. Dengan kata laincelebrity endorserdengan minat beli memiliki suatu hubungan. Hubungan ini disebabkan adanya atribut-atribut yang melekat dalam diri celebrity endorser yang akan memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen terhadap produk yang mereka dukung (mejadi bintang iklannya).

(9)

tedapat variable independen (Variabel yang mempengaruhi dan variable dependen (variable yang

dipengaruhi) (Sugiyono, 2012:64).

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebagai sebagai

berikut

Minat beli (Y)

Minat Transaksiona

l (Y4) Minat

Referensial( Y3) Minat

Prefensial (Y2) Minat

Eksploratif (Y1)

Endorser

Celebriti

Endorser (X)

Produk

Attraction (X3)

Credibility (X2)

(10)

2.4. Hipotesa Penelitian

Pada penelitian yang menggunakan pendekatan analisis kuantitatif diperlukan suatu

prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk

hipotesis penelitian.Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap pertanyaan

penelitian.Oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan

penelitian.

Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan celebrity endorser JKT48 terhadap minat beli kartu provider IM3 Play oleh komunitas fans JKT48

Referensi

Dokumen terkait

Etr&r.hi &o$ prceDn rars d4d dr.o"/. frhj{d ?6d

Dalam pemberitaan tentang Sri Mulyani terkait Bank Century, tentunya proses framing sudah terjadi ketika wartawan yang merupakan bagian tak terpisah dari media Bisnis

Bagaimana mewujudkan rancangan bangunan Pasar Ikan Konsumsi Higienis di Cilacap yang bedasarkan pendekatan transfomasi bentuk ikan. kakap merah ke dalam

Perbandingan Beton Pabrikasi dan Beton Metode Konvensional (Tinjauan Aspek Biaya dan Waktu), I Kadek Mega Putra, NPM : 05 02 12235, PPS Menejemen Konstruksi, Program Studi

1. Struktur rangka kolom menerus dengan sambungan kaku. Struktur rangka kolom kaku dengan pin joint sebagai alat sambungan pada balok. Struktur rangka dengan pin joint sebagai

Jadi dalam hal ini yang dimaksud dengan “ Pelaksanaan Pemberian Status Kewarganegaraan Ganda Terhadap Anak Menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2006 Jo Peraturan Menteri Hukum dan

Apabila terdapat sanggahan terhadap pengumuman ini, dapat dilakukan selama 5 (lima) hari kerja , yaitu sejak tanggal 31 Mei 2012 s/d 6 Juni 2012 yang ditujukan kepada

[r]