• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA TUBRUKAN DI ATAS KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA TUBRUKAN DI ATAS KAPAL"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA

TUBRUKAN DI ATAS KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III Pelayaran

RIZKY DWI BAGASKARA NIT. 04.16.022.1.41 NAUTIKA A DIPLOMA III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN :

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rizky Dwi Bagaskara NIT : 04 16 022 1 41

Program diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

“PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA TUBRUKAN DI ATAS KAPAL”

Merupakan karya ilmiah taruna asli dengan isi seluruh ide yang ada didalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dari pihak yang terkait yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya

SURABAYA,....

Materai 6000

RIZKY DWI BAGASKARA N.I.T 04 16 021 1 41

(3)

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul :

NamaTaruna : RIZKY DWI BAGASKARA N I T : 04.16.022.1.41

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di seminarkan

SURABAYA, ………...2020

Menyetujui:

PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT

GUNA MENCEGAH BAHAYA TUBRUKAN DI ATAS KAPAL

Mengetahui:

Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno, S.SiT., M.T ., M.Mar Penata TK.I (III/d)

NIP. 197901072002121002

Pembimbing II

Faris Nofandi, S.SiT, M.Sc Penata Tk.I (III/d) NIP.198411182008121003 Pembimbing I

Semuel Dumak P. SH,MH Penata (III/c)

NIP.197404261998081001

iii

(4)

PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA

TUBRUKAN DI ATAS KAPAL

Disusun Dan Diajukan Oleh :

RIZKY DWI BAGASKARA NIT. 04.16.022.1.41 Ahli Nautika Tingkat III

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian KIT Pada Tanggal ...2020

Menyetujui

Mengetahui Ketua Jurusan Nautika

Daviq Wiratno, S.SiT., M.T ., M.Mar Penata TK.I (III/d)

NIP. 197901072002121002 Penguji I

Muhamad Imam F, S.S.T.Pel.

Penata Muda Tk.I (III/b) NIP. 199010192014021004

Penguji III

Faris Nofandi, S.SiT, M.Sc Penata Tk.I (III/d) NIP.198411182008121003

Penguji II

Semuel Dumak P. SH,MH Penata (III/c)

NIP.197404261998081001

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puiji dan syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya, maka penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik guna mendapatkan ijin praktek laut dengan jurusan Nautika di Politeknik Pelayaran Surabaya.

Dalam memenuhi tugas ini, saya mengajukan proposal dengan judul

“PENGGUNAAN ALAT NAVIGASI RADAR PADA ALUR PELAYARAN SEMPIT GUNA MENCEGAH BAHAYA TUBRUKAN DI ATAS KAPAL”. Di dalam penulisan proposal ini saya berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki, baik pada saat saya menimba ilmu di bangku sekolah pelayaran. Kiranya proposal ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi rekan-rekan pembaca yang belum memahami atau baru ingin mempelajari hal-hal yang ingin di bahas dalam proposal ini, saya menyadari dalam penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna baik dari segi pembahasan materi maupun dari segi pemilihan kata dan penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan adanya tanggapan- tanggapan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun guna melengkapi proposal ini.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada kedua orang tua dan saudara tercinta serta senior – senior yang selalu memberi dukungan baik moril maupun material serta kepada:

(6)

1. Bapak Capt. Heru Susanto, M.M Selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Bapak Semuel Dumak Parerungan, SH, MH selaku dosen pembimbing materi.

3. Bapak Faris Nofandi, S. Si.T, M.Sc selaku dosen pembimbing teknik tulisan.

4. Bapak Capt. Daviq Wiratno, S.Si.T., M.T., M.Mar selaku Ketua Jurusan Nautika.

5. Para dosen di POLTEKPEL Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Rekan-rekan taruna/i dan pihak yang membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Terimakasih kepada beliau dan semua pihak yang telah membantu, semoga semua amal dan jasa baik mereka mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya tulisi lmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta berguna bagi pembaca.

Surabaya, 2020

RIZKY DWI BAGASKARA NIT. 04.16.022.1.41

(7)

ABSTRAK

RIZKY DWI BAGASKARA. 2020. Penggunaan Alat Navigasi RADAR Pada Alur Pelayaran Sempit Guna Mencegah Bahaya Tubrukan Di Atas Kapal. Dibimbing oleh Bapak Semuel Dumak P. SH,MH dan Bapak Faris Nofandi, S.SiT, M.Sc

Perpindahan kapal dari satu tempat ke tempat lain merupakan bagian dari kegiatan pelayaran. Pengetahuan tentang alat navigasi sangat penting untuk membantu perwira dalam membawa kapal pada saat berlayar terutama alat navigasi RADAR.

RADAR merupakan alat navigasi yang sangat potensial diatas kapal dalam menentukan posisi kapal maupun sebagai pendeteksi resiko bahaya tubrukan. Pada dasarnya RADAR tidak hanya mendeteksi obyek yang ada disekitarnya tetapi bisa juga digunakan untuk mengetahui baringan dan jarak obyek-obyek tersebut.

Oleh karena itu Radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat mencegah terjadinya bahaya tubrukan di atas kapal dengan cara membuat gambar display RADAR menjadi baik, memonitor Pararell Index yang terdapat pada RADAR untuk mengetahui batas-batas jarak bahaya navigasi agar kapal berjalan tanpa adanya bahaya, memplot posisi benda lain pada RADAR dan menganalisa display RADAR pada Radar Plotting Sheet sehingga didapatkannya nilai daripada CPA (Clossed Point Approach) dan TCPA (Time Closed Point Approach).

Kata kunci : Penggunaan RADAR dan tindakan mencegah bahaya tubrukan

(8)

ABSTRACT

RIZKY DWI BAGASKARA. 2020. Use of the RADAR Navigation Tool On Narrow Sailing Channels to Prevent the Dangers on Ships. Guided by Mr. Semuel Dumak P.

SH, MH and Mr. Faris Nofandi, S.SiT, M.S

The movement of ships from one place to another is part of shipping activities.

Knowledge of navigation tools is very important to assist officers in carrying ships when sailing especially RADAR navigation tools.

RADAR is a very potential navigation tool on board in determining the position of the ship and as a risk detector for collision hazards. Basically RADAR not only detects objects that are around it but can also be used to find out the object and distance of these objects.

Therefore, Radar is very useful to know the position of other ships so that it can prevent collision hazards on the ship by making a good RADAR display image, monitoring the Pararell Index contained in RADAR to know the limits of the distance of the navigation hazard so that the ship runs without danger , plotting the position of other objects on RADAR and analyzing the RADAR display on the Radar Plotting Sheet so that the values obtained from the CPA (Clossed Point Approach) and TCPA (Time Closed Point Approach).

Keywords: Use of RADAR and Action to Prevent The Dangers Of Collision

(9)

1 3 3 3 3

5 6 27

28 29 29 29 30 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR SINGKATAN xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian B. Perumusan masalah C. Batasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya B. Landasan Teori

C. Kerangka Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian B. Lokasi Penelitian

C. Jenis Data dan Sumber Data D. Pemilihan Informan

E. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Kapal 32

35

(10)

B. Hasil Penelitian C. Pembahasan BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

39

46 46

47 48

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1. RADAR 6

2.2. Cara Menentukan Posisi dengan Radar pada Kapal 10

2.3. Baringan Silang 12

2.4. Layout RADAR 14

2.5. Peta Alur Pelayaran Tanjung Perak 16

2.6. Minor Light 19

2.7. Daybeacon 19

2.8. Bouy Warna Merah 20

2.9. Bouy Warna Hijau 20

2.10. Bouy Merah dan Hijau secara Horizontal 21 2.11. Bouy Merah dan Putih Menandakan Safewater 21

2.12. Flowchart Rangka Penelitian 27

4.1. MV. Andhika Kanishka 32

4.2 Tampilan garis parallel index pada Radar 41 4.3 Contoh penggunaan RADAR pada Parallel Index 41

4.4 Contoh RADAR Ploting Sheet 44

4.5 Contoh penggunan Vektor, CPA, dan TCPA pada

Alur pelayaran Sempiit ( Selat Selayar) 45

(12)

DAFTAR SINGKATAN

Nomor Halaman

1. RADAR (Radio Detection And Ranging) 2

2. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 4

3. SP (Short Pulse) 11

4. LP (Long Pulse)

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayaran merupakan bagian dari sarana transportasi laut sebagaimana amanat Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis bagi wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang tujuan

persatuan dan kesatuan nasional. Pelayaran atau angkutan laut merupakan bagian dari transportasi yang tidak dapat dipisahkan dengan bagian dari sarana

transportasi lainnya, dengan kemampuan untuk menghadapi perubahan ke depan, mempunyai karakteristik karena mampu melakukan pengangkutan secara massal.

Dapat menghubungkan dan menjangkau wilayah satu dengan yang lainnya melalui perairan, sehingga mempunyai potensi kuat untuk dikembangkan dan peranannya baik nasional maupun internasional sehingga mampu mendorong dan menunjang pembangunan nasional demi meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sesuai dengan mandat Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang amat luas, meliputi 17.504 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah darat dan laut 5.180.053 km2.

Dari total luas wilayah Indonesia tersebut, sekitar 75% (3.257.483 km2)

merupakan wilayah lautan yang posisi geografisnya diapit oleh tiga benua, yaitu benua Asia, Pasifik dan Australia. Dengan memperhatikan luas wilayah lautan yang dimiliki serta posisi yang merupakan jalur perdagangan internasional maka Indonesia berada pada jalur strategis lalu lintas pelayaran. Keberadaan potensi

(14)

pelayaran yang amat strategis tersebut dapat menjadi faktor pendorong aktifitas kapal yang ramai di daerah Alur pelayaran sempit.

Sehubungan dengan situasi alur pelayaran sempit yang semakin ramai di mana kapal-kapal berada pada resiko tinggi tabrakan, maka untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan di lalu lintas tersebut Nahkoda dan mualim jaga dalam pengamatan dan penglihatan di alur pelayaran sempit dengan

menggunakan alat bantu navigasi yang berada di atas kapal salah satunya adalahRADAR. RADARmerupakan singkatan dari Radio Detection And

Rangingyang merupakan suatu alatbantu navigasi yang mampu mendeteksi (to detect) suatu obyek tertentu di luar kapal, dan menentukan jarak antara obyek tersebut ke kapal (ranging) dengan cara memancarkan energi electromagnetic keluar dari transmitter kemudian di pantulkan oleh suatu obyek / target dan kemudian kembali ke pesawat RADAR receiver, dengan prinsip kerja RADAR yang di ketahui kita bisa memaksimalkan penggunaanya dalam bernavigasi di alur pelayaran ramai seperti alur pelayaran sempit (Narrow Chanel).

Disaat kita berada ataupun melewati alur pelayaran sempit maka dibutuhkan kemahiran dalam menggunakan RADAR tidak hanya untuk

penentuan haluan kapal, jarak antar kapal, melainkan dalam kondisi cuaca yang buruk pun dapat menambah resiko tubrukan di laut khususnya alur pelayaran sempit. Dari latar belakang diatas maka saya memutuskan untuk membuat penelitian dengan mengangkat tema yang berjudul “Penggunaan Alat Navigasi RADAR Pada Alur Pelayaran Sempit Guna Mencegah Bahaya Tubrukan Di Atas Kapal”.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berawal dari hal-hal di atas maka permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini, yaitu: Hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam penggunaan RADAR saat berlayar di alur pelayaran sempit untuk mencegah terjadinya bahaya tubrukan?

C. Batasan Masalah

Sehubungan dengan masalah yang berkaitan dengan Penggunaan Alat Navigasi RADAR pada Alur Pelayaran Sempit Guna Mencegah Bahaya Tubrukan di Kapal, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan hanya pada saat kapal berlayar di Alur Pelayaran Sempit Selat Peng dan Selat Selayar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam penggunaan RADAR dalam alur pelayaran sempit

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pelayaran datar khususnya dalam penggunaan RADAR diatas kapal.

(16)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan buat mualim jaga agar menggunakan RADAR seefektif mungkin di dalam alur pelayaran sempit dan lebih memahami hal-hal yang dilakukan dalam penggunaan RADAR pada saat berlayar di alur pelayaran sempit serta lebih mamahami pengoperasian

RADAR.

(17)

17

BAB II

TINJAUANPUSTAKA A. Review Penelitian Sebelumnya

Literature review merupakan sebuah sintesis dari berbagai macam hasil penelitian terdahulu sehingga dalam sebuah literature review harus ada banyak kajian dari riset sebelumnya. Penggunaan dari literature review pada dasarnya penting untuk dilakukan dalam mengawali sebuah penelitian, mengingat sangat memungkinkan bidang yang akan kita kaji memiliki kedekatan atau kesamaan dengan bidang lain yang tengah diteliti sebelumnya.

Berdasarkan literature review yang sudah dibaca dan dikaji oleh penulis bahwa penelitian yang dibuat oleh penulis memiliki kesamaan dalam segi

pengertian alat navigasi RADAR, namun berbeda dalam segi keseluruhan dari judul, masalah, isi dan penyajiannya.

TABEL A.1 REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

No

. Penulis Judul Penelitian Masalah Hasil 1. Vindyo

Lufftaratam a

Optimalisasi Alat Navigasi RADAR saat melewati ALKI(Alur Laut Kepulauan Indonesia) di

Bagaimana peran, kendala-kendala dan upaya megoptimalkan alat navigasi RADAR saat melewati ALKI (

Mengetahui peran, kemdala dan upaya pengoptima lan alat navigasi

(18)

18

Kapal MT.

Galunggung

Alur Laut Kepulauan Indonesia)

RADAR saat melewati ALKI (Alur Laut

Kepulauan Indonesia)

B. Landasan Teori 1. Penggunaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penggunaan berarti proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu atau pemakaian.Penggunaan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga penggunaan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

2. RADAR

Gambar2.1 RADAR

a. Pengertian RADAR

RADAR singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran.

(19)

19

Pada dasarnya RADAR berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut. Oleh karena itu RADAR sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. RADAR akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut dan berlayar dimalam hari terutama apabila petunjuk

pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat diamati.

Kelebihan utama dari pada RADAR dibanding dengan peralatan navigasi yang lain,dalam pengoperasiannya RADAR tidak memerlukan stasiun- stasiun pemamcar.

Pada dasarnya RADAR menggunakan prinsip pancaran gelombang elektronik. Alat pemancar khusus akan memancarkan pulsa gelombang radio pendek yang dipancarkan dalam alur sempit (narrow beam) oleh antenna berarah(directional antenna).Pergerakan gelombang radio ini diumpamakan bergerak secara lurus pada kecepatan yang tetap dan apabila pulsa gelombang yang dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal, pantai sebuah pulau atau obyek lain, gelombang radio akan dipantulkan lagi dan diterima kembali oleh unit penerima (receiver unit) di kapal pemancar dengan segera. Gema yang dipantulkan disebut gema radio (radio echo). Dengan mengukur beda waktu pengiriman/pancaran dan penerimaan gema dan dengan diketahuinya kecepatan peramabatan gelombang radio, jarak antara kapal dengan sasaran

(20)

20

dapat diketahui. Informasi jarak ini akan ditunjukkan dalam skrin RADAR oleh tabung sinar katoda (Cathode Ray Tube-CRT).

Pulsa gelombang radio yang dipancarkan akan mengalami dua kali jarak yaitu jarak dari kapal pengamat (own ship) ke sasaran ketika pemancaran dan jarak untuk kembali ke penerima (receiver) dari sasaran. Untuk

menentukan jarak dan kedudukan sasaran, hanya setengah waktu perjalanan yang diperhitungkan. Gelombang radio yang dipancarkan oleh pemancar RADAR (RADAR transmitter) bergerak dengan cepat sehingga pengukurannya menggunakan mikrodetik (m/s).

Perambatan gelombang radio bergerak dengan kecepatan 300 m/? s.

Untuk menghitung jarak dari kapal kepada sasaran sangat mudah misalnya selang waktu pengiriman dan penerimaan kembali gelombang radio adalah 100s, jarak pergi dan pulang gelombang radio adalah 100 x 300 = 30.000 m dan jarak antara kedua kapal adalah setengahnya yaitu 15.000 m = 8,1mil laut.

Jarak jangkau minimum RADAR adalah samadengan jarak yang dapat dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung kepada jenis dan kemampuan RADAR. Meskipun demikian, target dibalik sudut tidak akan tampak di RADAR.

Informasi sasaran seperti pulau dan kapal didalam skrin RADARditunjukkan dalam bentuk indikator kedudukan (Plan Position

Indicator-PPI). Dengan metode ini informasi sasaran seperti pulau, kapal lain dll yang ada disekeliling kapal pengamat dapat ditunjukkan pada skrin RADAR.

Pengukuran waktu pada RADARdimulai dengan bermulanya isyarat picu (trigger signal) yang dikirim kepada pemancar (magnetron) dan tabung

(21)

21

sinar katoda (CRT). Magnetron terdiri dari magnet berkekuatan tinggi yang dapat menghasilkan getaran dan frekuensi yang sangat tinggi yang sesuai dan sangat diperlukan oleh RADAR. Frekuensi tinggi hanya akandiperoleh apabila modulator mengirimkan voltase kepada magnetron berulang-ulang dengan selang waktu antara 0.05–1(mikrodetik). Pada saat pemancaran,

gelombang radio akan dipancarkan melalui antena (scanner)melalui pemandu gelombang (wave guide) yang dikendalikan oleh switch pancar/terima

elektronik (T/R electronic switch). Begitu juga pada saat penerimaan, gema radio akan diterima oleh receiver melalui T/R electronic switch.(Sumber : Http://www.maritimeworld.web.id/2014/07/apa-yang-dimaksud-dengan-radar- dan-fungsi-radar-kapal.html)

b. Prinsip Kerja RADAR

Prinsip Cara Kerja RADAR Sebagai Navigasi Elektronik yaitu Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akandipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akanditerima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch

pemilih pancar/terima. Pulsa ini akandikuatkan dan akan dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.

(22)

22

Gambar 2. 2Cara Menentukan Posisi Dengan Radar Pada Kapal

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusat skrin/skop RADAR dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena.

Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam

bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop RADAR adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

c. Maksud dan Tujuan Penentuan Tempat (Posisi)

Jika kita sudah mengetahui kedudukan (Posisi kapal) kita, maka kita memiliki titik tolak terpecaya untuk berbagai bagian kebijakan navigasi yaitu:

(23)

23

• Menentukan arah arah ke titik yang dituju,

• Menghindari rintangan, gosong gosong, dan bahaya bahaya lainnya,

• Menentukan haluan dan atau laju yang paling ekonomis,

• Menetapkan letak duga geografis dan menentukan ETA (Estimated Time of Arrival),

• Penentuan arus yang dialami.

d. Prinsip Penentuan Tempat

Pada gambar dibawah ini terdapat 2 buah garis baringan yaitu garis baringan pertama (1) terhadap mercusuar P. Garcia adalah LOP1 dan garis baringan kedua (2) terhadap Tanjung Pulau Ridwan adalah garis LOP2. Jika kedua baringan tersebut dilakukan bersamaan waktu dan tanpa salah, maka titik potong kedua garis baringan (LOP) merupakan posisi kapal (S).

GAMBAR 2.3Baringan Silang

e. Syarat syarat Dalam Mengambil Baringan

Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh baringan dapat diformulasikan sebagai berikut:

1. Titik yang dibaring harus merupakan titik yang dikenal,

2. Alat alat baringan yang dipergunakan harus terpasang dengan baik

(24)

24

3. Baringan harus dilakukan dengan cermat dan teliti, dianjurkan dan kebiasaan yang baik untuk membaring dilakukan beberapa kali dan diambil pembacaan rata rata,

4. Koreksi koreksi yang digunakan harus terpercaya (koreksi total, sembir dlsb),

5. Titik dikenal yang lebih dekat letaknya, merupakan pilihan yang baik dari pada titik yang jauh dari kapal.

f. Tombol dan Kegunaan RADAR

Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001:3) fungsi–fungsi tombol RADAR adalah sebagai berikut :

1) RADAR stand-by yaitu berfungsi untuk membuat RADAR dalam keadaan stand by atau siap digunakan.

2) Aerial rotating yaitu berfungsi untuk menunjukan putaran antena dalam posisi on.

3) Nort-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi arah utara sesuai dengan arah kompas.

4) Head-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi suatu benda dibagian depan dari arah depan kompas.

5) Heading marker aligment yaitu berfungsi untuk memuncul tampilan garis lurus kearah utara yang dapat dipindahkan ke arah mana saja.

6) Range selector yaitu berfungsi untuk menjelaskan tempat – tempat yang dideteksi oleh RADAR.

7) Short pulse (SP) yaitu dengan memutar tombol SP ke arah kanan maka akantampil suatu titik yaitu posisi kapal.

(25)

25

8) Long pulse (LP) yaitu dengan memutar tombol ke posisi LP maka akantampak dilayar daya jangkau dari RADAR tersebut.

9) Tuning yaitu dengan memutar tombol tuning ke kanan maka gambar akan nampak lebih jelas.

10) Gain berfungsi untuk membuat gambar nampak lebih jelas pada layar RADAR.

11) Anti cluter rain minimum (FPT) yaitu dengan memutar tombol FPT ke tengah maka akan tampak lebih jelas gambar RADAR pada waktu hujan deras.

12) Anti cluter maximum (FPT) yaitu befungsi untuk menambah lebih jelas gambar RADAR pada waktu hujan deras.

13) Anti Cluter Sea Minimum dan Maximum yaitu dengan memutar tombol STC ke tengah maka akan timbul di gambar RADAR atau bentuk benda pada saat bergelombang.

14) Scale Iluminator yaitu berfungsi untuk memperjelas suatu jarak antara kapal dengan benda.

15) Display Briliance yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar atau sebagai penerang.

16) Variable Range Marker yaitu berfungsi untuk mengetahui jarak dari suatu benda.

17) Range Rings Marker yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar dan jarak suatu benda.

18) Bearing Marker yaitu berfungsi untuk menampilkan seluruh keterangan- keterangan yang diperlukan dari suatu RADAR.

(26)

26

19) Transmitet Power Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui kekuatan pulsa yang dipancarkan oleh RADAR secara maksiimal.

20) Transmitet / Receive Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui penerimaan pulsa dari suatu monitor RADAR.

Gambar 2.4 Layout RADAR

3. Alur Pelayaran Sempit

a Pengertian Alur Pelayaran Sempit

Menurut Koestowo (1984: 121) alur pelayaran sempit adalah suatu daerah yang dekat di sekelilingnya terdapat bahaya navigasi. Pada daerah tersebut diperluakan kesiagaan bernavigasi yang tinggi, walaupun telah disediakan tanda navigasi secara jelas. Persiapan memasuki perairan sempit meliputi:

1) Siapkan peta skala besar dan yakinkan bahwa peta tersebut sudah dikoreksi.

2) Pelajari daerah tersebut dari buku kepanduan bahari.

3) Kenali titik – titik referensi yang dapat digunakan dan beri tanda.

4) Usahakan lewat pada waktu siang hari dan perhitungkan pasang surut didaerah tersebut.

5) Buat garis batas bahaya pada daerah daerah yang kritis dan sukar dilewati serta rencanakan haluan sejauh mungkin dari daerah bahaya.

6) RADAR dan echosounder selalu “ON”.

b Fungsi Alur Pelayaran Sempit

(27)

27

Alur pelayaran digunakan unuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran ini ditandai dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan lampu-lampu.

Gambar 2.5 Peta Alur Pelayaran Tanjung Perak

c Yang Perlu Di Perhatikan Pada Alur Pelayaran Sempit 1) Pemilihan Karakteristik Alur

Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur tersebut merupakan tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan oleh pasang surut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah sebagai berikut:

a) Keadaan trafik kapal

b) Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur.

c) Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran

d) Fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada pelayaran e) Karakteristik maksimal kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan.

(28)

28

f) Kondisi pasang surut, arus dan gelombang.

2) Traffic Control

Ada dua sistem gerakan untuk menganalisis gerakan alat transportasi, yakni:

a) Sistem arus terputus.

b) Sistem arus menerus.

Gerakan kapal laut sebagai alat transportasi termasuk pada sistem arus terputus di mana gerakan kapal laut yang melalui suatu titik pada jalur adalah terputus-putus (Edward, 1984).

3) Benda-Benda Pembantu Navigasi

Fungsi pemasangan alat bantu navigasi adalah:

a) Untuk penentuan posisi kapal, sebagai contoh mercusuar, alat bantu elektronik, Aero Light (diperlukan untuk pengukuran arah alur pelayaran)

b) Untuk penunjuk bahaya, sebagai contoh, pelampung, rambu laut, suar penuntun.

c) Untuk keamanan di alur pelayaran.

Penjaga pantai mendefinisikan bantuan untuk navigasi sebagai beberapa alat eksternal pada kapal yang bertujuan untuk membantu navigator untuk menentukan posisi atau menentukan daerah yang aman atau untuk menjauhi daerah berbahaya di dalam berlayar. Buoy,

lighthouses, foghorn, dan GPS merupakan alat bantudalam navigasi.

Sistem navigasi yang digunakan adalah lateral system dalam membantu untuk navigasi, maksud dari lateral system adalah bantuan untuk navigasi

(29)

29

pada selat disisi – sisi yang sempit. Ketika memasuki selat dari laut bebas, mempertemukan warna merah dengan bagian starboard dan bagian hijau dengan port (bagian kanan kapal). Mercusuar adalah bangunan pokok yang mempunyai skema warna khusus dan karakteristik rangkaian kilasan warna untuk membedakan antara mercusuar satu dengan yang lainya pada satu daerah yang sama. Diantaranya mempunyai signal suara yang sama.

Pada peta ditunjukan nama, warna cahaya dan karakteristik, tinggi dan nominal range. Lampu harus mempunyai kecakupan yang tinggi untuk melihat secara horizontal dan intensifitas yang baik untuk dilihat dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Nominal range adalah jarak dimana cahaya dapat dilihat dengan baik pada saat cuaca cerah

Minor light atau suar (Beacon) lebih kecil daripada mercusuar.

Suar juga menampilkan dayboard yang dipergunakan untuk membuat lebih mudah dilihat secara harian. Dayboard biasanya terbuat dari bentuk papan datar yang berwarna dengan nomor – nomor atau tanda dan tanda surut yang mencerminkan dari warna. Minor light biasanya terpasang pada struktur bangunan atau tiang yang single pile atau multi pile. Daybeacon merupakan bangunan yang tidak berlampu hanya menampakkan dayboard.

Biasanya daybeacon terdiri dari struktur bangunan yang single pil. Buoy biasanya berwarna atau tidak berwarna. Buoy yang tidak berwarna

mempunyai bentuk yang bermacam – macam, sebagai contoh buoy warna hijau mempunyai bentuk silinder sedangkan bouy warna merah rata – rata berbentuk kerucut.

(30)

30

Gambar 2.6 Minor Light Gambar 2.7 Daybeacon

Bouy warna merah solid dan dayboard pada minor light atau daybeacon berada disebelah kiri dari starboard ketika memasuki perairan bebas. Lampu dari bouy berwarna merah dan beacon selalu berwarna merah dan berkelap – kelip. Selain itu juga bernomor genap dan dayboard merah berbentuk segitiga. Bouy merah yang tidak berlampu berbentuk kerucut tetapi hanya beberapa bouy merah yang berlampu berbentuk kerucut.

Bouy warna hijau solid dan dayboard pada minor light atau daybeacon berada disebelah kiri dari port side ketika memasuki selat dari perairan bebas. Lampu dari bouy ini berwarna hijau dan biasanya berkelap – kelip serta bouy ini juga selalu bernomor ganjil. Bouy warna hijau yang tidak berlampu berbentuk tabung tetapi hanya beberapa bouy hijau yang berlampu berbentuk tabung.

(31)

31

Gambar 2.8 Bouy Warna Merah Gambar2.9 Bouy Warna Hijau

Peta pelayaran menunjukkan karakteristik dari berkedipnya lampu.

Sebagai contoh FL G 4s yang berarti berkedipnya warna hijau setiap 4 detik. Lampu didesign secepat mungkin berkedip yang digunakan pada daerah yang membutuhkan peringatan bahaya. Beberapa lampu mati pada saat siang hari.

Bouy juga memberikan tanda perairan aman (safe water), biasanya letaknya di tengah selat yang bergaris lebar antara merah dan putih secara vertikal. Sedangkan lampu suar bertanda perairan aman dengan dayboard berbentuk segidelapan dengan garis lebar vertikal merah dan putih.

Penjaga pantai menambahkan kelas baru dari bouy untuk bertanda daerah terlarang. Bouy ini hanya berjumlah sedikit, biasanya untuk menandakan bahaya apabila dilewati sehingga harus kembali ke jalur semula. Ada 3 band dari bouy daerah terlarang yaitu: Top dan Bottom Band berwarna hitam dan Middle band yangberwarna merah

(32)

32

Gambar 2.10 Bouy Merah Dan Hijau Secara Horizontal

Gambar 2.11 Bouy Merah Dan Putih Menandakan Safewater

4. Aturan Yang Tercangkup

Peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh nahkoda dalam mengambil keputusan untuk menghindari harus sesuai dengan rule yang berlaku dalam dunia maritim.

Peraturan-peraturan tersebut mengacu pada kondisi pelayaran dan kondisi dimana akan terjadi bahaya serta bagaimana cara untuk mengambil keputusan yang tepat sehingga antara kapal satu dengan lainnya tidak ada salah komunikasi dan pada akhirnya dapat menghindari tubrukan.

a. Aturan Solas 1974 Chapter 5 : Keselamatan Navigasi

Bersifat operasiaonal dan diaplikasikan pada semua kapal. Ini berbeda dengan konvensi secara keseluruhan, yang hanya diaplikasikan pada kapal-kapal yang terlibat pada pelayaran-pelayaran Internasional.

1) Kewajiban umum untuk negara peserta guna memastikan bahwa semua kapal cukup diawaki dan efisien dilihat dari sudut pandangan keselamatan.

(33)

33

2) Persyaratan-persyaratan untuk pemasangan RADAR dan sarana-sarana bantu navigasi lainnya.

b. Peraturan Pencegahan Tubrukan Di Laut Tahun 1972 Dengan Amandemen 1993

Peraturan yang dipakai oleh Indonesia untuk mencegah tubrukan adalah peraturan pencegahan di laut tahun 1972 dengan amandemen 1993.

Peraturan ini merupakan peraturan nasional yang harus ditaati semua kapal yang berada di perairan Indonesia

Aturan-aturan itu adalah:

1) Aturan 7 Bahaya Tubrukan

a) Semua kapal harus menggunakan semua sarana yang tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana yang ada untuk menentukan ada tidak adanya bahayatubrukan, jika timbul keragu-raguan maka bahaya demikian itu harus dianggap ada.

b) Penggunaan pesawat RADAR harus dilakukan dengan tepat jika dipasang dikapal dan bekerja dengan baik termasuk penyimakan jarak jauh untuk memperoleh peringatan dini akan adanya bahaya tubrukan dan pelacakan posisi RADAR atau pengamatan sistematis yang sepadan atas benda-benda yang terindra.

c) Praduga-praduga tidak boleh dibuat berdasarkan oleh keterangan yang sangat kurang khususnya keterangan RADAR.

d) Dalam menentukan ada tidak adanya bahaya tubrukan pertimbangan–

pertimbangan berikut ini termasuk pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhitungkan.

(34)

34

i. Bahaya demikian harus dianggap ada jika baringan pedoman kapal yang sedang mendekat tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

ii. Bahaya demikian kadang-kadang mungkin ada,walaupun perubahan sebuah baringan yang berarti itu nyata sekali,terutama bilamana sedang menghampiri kapal dengan jarak yang dekat sekali.

2) Aturan 8 Tindakan Untuk Menghindari Tubrukan

a) Setiap tindakan yang diambil untuk menghindari, jika keadaan mengizinkan harus dilaksanakan dengan tegas, dilakukan dalam waktu yang cukup dan benar-benar memperhatikan dengan seksama akan syarat-syarat kecakapan pelaut yang baik.

b) Setiap perubahan haluan dan atau kecepatan untuk menghindari jika keadaan mengizinkan harus cukup besar sehingga diketahui dengan jelas oleh kapal lain yang sedang melakukan pengamatan dengan penglihatan atau RADAR, sedangkan perubahan–perubahan kecil daripada haluan dan atau kecepatan harus dihindari.

c) Jika ada ruang gerak kapal yang cukup, perubahan haluan kapal mungkin merupakan tindakan yang paling tepat guna menghindari situasi saling mendekati dengan ketentuan bahwa perubahan haluan itu dilakukan dalam waktu cukup baik, tepat dan tidak mengakibatkan terjadinya situasi saling mendekat berikutnya.

d) Tindakan yang dilakukan untuk menghindari dengan kapal lain harus sedemikian rupa sehingga dapat dilewati dengan jarak aman. Ketepatan dari tindakan itu harus dikaji dengan seksama sampai kapal yang lain itu pada akhirnya dapat dilewati dan betul-betul bebas.

(35)

35

e) Jika diperlukan untuk menghindari atau untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menilai keadaan, kapal harus mengurangi kecepatannya atau menghilangkan seluruh kecepatannya agar memberhentikan atau meletakkan mesinnya pada kedudukan mundur.

f) Kapal yang oleh aturan-aturan ini diwajibkan untuk tidak boleh merintangi alur pelayaran atau jalur yang aman bagi kapal lainnya bila keadaan mengizinkan harus mengambil tindakan sedini mungkin untuk memberikan ruangan gerak yang cukup bagi lintasan yang aman.

g) Kapal yang diwajibkan untuk tidak merintangi alur atau lintasan yang aman bagi kapal lain, tidak dibebaskan dari kewajibannya jika mendekati kapal lain yang mengakibatkan terjadinya bahaya dan apabila akan mengambil tindakan tersebut harus memepehatikan tindakan yang diwajibkan oleh aturan-aturan dalam bagian ini.

h) Kapal yang jalannya tidak boleh dirintangi harus tetap senantiasa melaksanakan aturan-aturan dalam bagian ini, bilamana kedua kapal tersebut saling mendekati satu sama lainnya yang mengakibatkan terjadinya bahaya tubrukan.

3) Aturan 9 Alur–Alur Pelayaran

Adapun peraturan saat memasuki alur pelayaran sempit yang diatur pada P2TL aturan 9 (2014:31) adalah:

a) Kapal yang berlayar mengikuti air pelayaran sempit atau alur pelayaran harus mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan batas luar alur pelayaran atau air pelayaran sempit yang berada dilambung kanannya, selama masih aman dan dapat dilaksanakan.

(36)

36

b) Kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau kapal layar tidak boleh merintangi jalannya kapal lain yang dapat berlayar dengan aman di alur pelayaran atau air pelayaran sempit.

c) Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi jalannya setiap kapal lain yang sedang berlayar di alur pelayaran atau air pelayaran sempit.

d) Kapal tidak boleh memotong alur pelayaran atau air pelayaran sempit, jika pemotongan yang demikian itu menghalangi jalannya kapal yang hanya dapat berlayar dengan aman di dalam alur pelayaran atau alur pelayaran sempit.

C. KERANGKA PENELITIAN

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penggunaan RADAR di Alur pelayaran Sempit

Pengetahuan dan pemahaman mualim saat menggunakan RADAR pada Alur Pelayaran

Sempit

Sumber data yang digunakan dalam proses penyelesaian penulisan proposal ini antara lain

Data Primer Data Sekunder

Penggunaan alat navigasi RADAR pada alur pelayaran sempit guna mencegah bahaya

tubrukan di kapal

(37)

37

Gambar 2.13 Kerangka Penelitian

BAB III

METODEPENELITIAN A. Jenis Penelitian

Didalam penulisan Karya Ilmiah Terapan (KIT) ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif artinya prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa lisan atau dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih difokuskan pada pemahaman fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap daripada merinci menjadi variabel yang saling terkait. Pada penelitian kualitatif tidak bisa di peroleh atau diukur menggunakan prosedur-prosedur statistik. Penelitian kualitatif sering digunakan sebagai penelitian tentang kehidupan suatu masyarakat. Data yang dihasilkan pada penelitian kualitatif adalah data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ucapan pelaku yang sedang diamati. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

Tujuan dari metode penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan

(38)

38

menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di kapal (X) sesuai dengan penempatan Praktek Laut (Prala) yang akan di lakukan oleh penulis sendiri pada semester IV dan V. Hal ini diharap menyesuaikan setelah penulis memperoleh kapal ketika sudah melaksanakan Praktek Laut (Prala), dikarenakan belum ditentukannya tempat (kapal) yang akan menjadi tempat praktek penulis sendiri sebagai lokasi penelitian dalam melaksakan penelitian ini.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2002:116), sumber data adalah benda, hal atau orang, tempat peneliti mengamati, membaca atau bertanya tentang data. Data penelitian ini meliputi :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan kunci, informan pendukung dan observasi.

2. Data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari dokumentasi ataupun kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian.

Data merupakan suatu pemaparan kejadian yang dialami secara langsung atau dapat dikatakan sebagai pencapaian suatu keputusan dari kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan fakta-fakta yang didapat.

D. Pemilihan Informan

Selanjutnya menurut Sugiyono (2005:50) sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden melainkan informan kunci, narasumber, partisipan, teman atau guru dalam penelitian. Sugiyono (2005:54) menyatakan

bahwa penentuan informan kunci dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti

(39)

39

mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung yaitu memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan dan

selanjutnya berdasarkan data atau informasi kunci yang lainnya yang diharapkan dapat memberikan data yang lebih lengkap, sehingga informan dalam penelitian ini meliputi Capten, Mualim I, Mualim II, Mualim III, karena peneliti sendiri berasal dari jurusan Nautika Pelayaran sehingga akan lebih banyak berada di anjungan kapal bersama orang-orang deck Department serta akan meneliti bagaimana penggunaan RADAR di atas kapal.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian ilmiah sebab dengan adanya analisis data tersebut akan memberikan arahan dan makna yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian (Nazir, 2011:405).

Ada berbagai cara untuk menganalisi data. Usman dan Akbar (2000:86) mengemukakan 3 cara menganalisis data, yaitu :

1. Reduksi data

Menurut Miles and Huberman (dalam Mustaji, 2009:45) tahap reduksi adalah proses pemilihan informasi yang relevan dan layak untuk disajikan dari informasi yang telah terkumpul demikian banyak dan komplek. Usman dan Akbar (2000:87) menambahkan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi dapat pula membantu dalam memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu.

(40)

40

2. Tampilan data

Tampilan data ialah menyajikan data dalam bentuk matrik, network, chart, atau grafik dan sebagainya. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data (Usman dan Akbar, 2000:87).

3. Pengambilan keputusan dan verifikasi

Menurut Miles and Huberman (dalam Mustaji, 2009:45), pada tahap ini peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data.

Disamping menyandarkan pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan pada abstraksi data. Setiap data yang menunjang komponen, diklarifikasi kembali dengan informan dilapangan. Apabila hasil klarifikasi memperkuat kesimpulan atas data, maka pengumpulan data untuk komponen tersebut siap dihentikan.

(41)

41

DAFTAR PUSTAKA Arikunto (2002:116). Arti Dari Sumber Data

Hadi Supriyono, Capt, (2001:3). Fungsi Tombol Pada Radar

Http://www.maritimeworld.web.id/2014/07/apa-yang-dimaksud-dengan-radar-dan-fungsi- radar-kapal.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2010). Arti Dari Kata Penggunaan.

Koestowo (1984:121). Pengertian Alur Pelayaran Sempit

Politeknik Pelayaran Surabaya (2014) P2TL & Dinas Jaga. Surabaya:Politeknik Pelayaran Surabaya.

Sugiyono (2005:50). Apa Itu Penelitian Kualitatif

Tim Penyusun. (2015). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan (KIT). Politeknik Pelayaran Surabaya.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 (2008). Undang – Undang Tentang Pelayaran.

Usman Dan Akbar (2008:86). Cara Menganalisis Data

Gambar

TABEL A.1 REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA
Gambar 2. 2Cara Menentukan Posisi Dengan Radar Pada Kapal
GAMBAR  2.3Baringan Silang
Gambar 2.4 Layout RADAR
+2

Referensi

Dokumen terkait