• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 - 2007.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 - 2007."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

0

PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER A R M S U P P O R T BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA

SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 - 2007

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:

Danang Gun Arijanta NIM: 6301906013

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana dan disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (K. Mahmudi Sholeh, 1992: 2). Senam dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, senam dapat dilakukan dengan alat ataupun tanpa alat atau tanpa perkakas.

Menurut Sumanto Y dan Sukiyo mengatakan bahwa senam dapat dilakukan secara perorangan, berteman maupun massal. Senam juga dapat diperlombakan untuk perorangan dan beregu (1992: 20). Senam bisa dilakukan di sekolah dan di luar sekolah. Sedangkan senam itu dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Senam Artistik

Yaitu senam untuk membentuk gerakan yang mengagumkan dan sering disebut senam progresif.

2. Senam Ritmik

Yaitu senam irama untuk membentuk gerakan indah. 3. Senam General

Yaitu senam untuk kesegaran jasmani.

(15)

Senam artistik termasuk senam yang diperlombakan yaitu untuk putri meliputi senam lantai, balok titihan, palang bertingkat dan kuda-kuda lompat. Sedangkan untuk putra meliputi senam lantai, gelang-gelang, kuda-kuda lompat, kuda pelana, palang tunggal dan palang sejajar.

Untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan cabang olahraga senam artistik di kehidupan modern ini, penulis melaksanakan penelitian pada alat palang sejajar. Alat ini dilombakan pada senam artistik khususnya untuk atlet putra. Menurut pendapat Aip Syarifudin (1991: 2) mengatakan, bahwa senam merupakan olahraga dasar untuk pengembangan fisik atau badan, senam juga memberikan peran yang penting ke arah pengembangan mental. Dengan demikian jelas, bahwa senam sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan manusia.

Secara umum latihan senam pada nomor senam perkakas atau alat mempunyai tipe gerakan yang terdiri dari gerakan ayunan, gerakan bertahan dan keseimbangan yang baik. Untuk itu sangat memerlukan keberanian, kesadaran bergerak cepat dan kekuatan otot-otot tubuh, gerak persendian yang baik serta ketrampilan dengan baik pula (K. Mahmudi Sholeh, 1992: 49).

(16)

3

palang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto Y dan Sukiyo yang menyatakan, bahwa naik ke palang sejajar dilakukan dengan loncatan diikuti sikap tertentu di atas palang sejajar, dengan bantuan atau adanya pegangan (1992: 131). Dalam penyusunan skripsi ini penulis melaksanakan penelitian dengan menggunakan pegangan bertumpu dengan lengan atas untuk gerakan back uprise di palang sejajar.

Back uprise ini dilakukan di atas palang sejajar setinggi bahu pesenam pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support ayunkan paha tinggi ke atas, dorongkan lengan sehingga tubuh lurus dan akhiri dengan lengan lurus di atas palang (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 275). Ditinjau dari teknik pelaksanaannya terdapat dua tahapan latihan atau bentuk latihan yaitu pegangan lengan atas berayun dan dorongan lengan. Oleh P. Panggabean dan Imam Hidayat (1979: 12) mengatakan, bahwa sukar atau mudahnya suatu bentuk latihan dan gerakan yang dilakukan ditentukan oleh besar kecilnya unsur kekuatan, keseimbangan, kelentukan dan ketangkasan yang terdapat pada bentuk dan gerakan itu.

Bagi pesenam pemula SMP N 4 Gringsing yang belum pernah melakukan gerakan back uprise merupakan gerak yang sulit dilakukan karena pelaksanaan geraknya memerlukan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi seluruh anggota tubuh. Untuk melakukan itu bagi seorang pelatih perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi bila anak mengalami kesulitan.

(17)

dengan upper arm support berayun dan Latihan back uprise dengan menggunakan dips.

Maksud dari kedua bentuk latihan itu adalah untuk mempermudah melakukan gerakan back uprise pada anak pemula yang belum pernah latihan di palang sejajar. Dari kedua bentuk latihan itu setiap anak yang melakukan salah satu bentuk latihan kemudian dicobakan pada gerakan back uprise (Wawancara Sukirno, 16 Juli 2006). Dalam penelitian ini penulis menekankan pada latihan back uprise dengan melihat bentuk geraknya itu mutlak pada gerak berayun atau dorongan lengan. Karena top prestasi senam artistik putra adalah berusia 17 tahun, maka sampel untuk penelitian ini adalah siswa SMP kelas II dengan usia ± 14 tahun sebagai atlet pemula di alat palang sejajar.

Berdasarkan keterangan dari pendapat-pendapat tersebut di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007”. Adapun alasan pemilihan judul adalah sebagai berikut:

1. Adanya dua bentuk latihan back uprise yaitu latihan dengan upper arm support berayun dan dips, sehingga perlu mengetahui perbandingan dari kedua bentuk latihan itu terhadap hasil back uprise di palang sejajar.

(18)

5

3. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis belum ada penyusunan skripsi yang berjudul seperti di atas, khususnya di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

1.2. Permasalahan

Bertolak pada latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1.2.1. Apakah ada pengaruh hasil back uprise dengan menggunakan latihan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007?

1.2.2. Manakah yang lebih baik antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh latihan back uprise di palang sejajar dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

(19)

uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

1.4. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam isi skripsi ini serta masalah yang dibicarakan memperoleh gambaran yang jelas mengenai arah dan tujuan penelitian, maka diperlukan penegasan istilah sebagai berikut:

1.4.1. Pengaruh

Pengaruh adalah “Perimbangan (antara beberapa benda atau perkara)” (Poerwadarminta, 1984: 84). Maksud dari perbandingan dalam penelitian ini adalah perimbangan antara latihan upper arm support berayun dan dips.

1.4.2. Latihan

Latihan adalah pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan (Poerwadarminta,1984: 570). Sedangkan menurut Harsono, latihan adalah terjemahan dari training yaitu proses yang sistematis dari bekerja atau berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari kian meningkat (1988: 101).

Jadi maksud dari latihan dalam penelitian ini adalah suatu pelajaran untuk memperoleh kemampuan melakukan back uprise dengan latihan upper arm support berayun dan dips yang dilakukan dengan latihan back uprise secara berulang-ulang.

1.4.3. Latihan upper arm support berayun

(20)

7

(Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 262). Berayun adalah bergantung dan begerak berbuai - buai atau bergoyang (Poerwadarminta, 1984: 68). Jadi maksud dari latihan upper arm support berayun adalah untuk memperoleh kecakapan tubuh dengan lengan atas, dalam posisi tubuh bergantung ayunkan tubuh ke depan dan belakang usahakan ketinggian ayunan di atas palang sejajar.

1.4.4. Latihan dips

Dips adalah melompat ke atas palang sejajar dengan posisi lengan lurus, lipatlah lengan sehingga tubuh turun ke bawah dan angkatlah kembali menuju posisi semula (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 262).

1.4.5. Back uprise

Back uprise adalah gerakan yang dilakukan di atas palang sejajar setinggi bahu pesenam pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support, ayunkan badan ke depan dan belakang beberapa kali, pada waktu ayunan ke belakang, terakhir ayun paha tinggi ke atas, dorongkan lengan hingga tubuh lurus, akhiri dengan posisi lengan lurus, tangan memegang palang sejajar (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 275).

1.4.6. Hasil

(21)

1.4.7. Palang Sejajar

(22)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Back uprise

Back uprise merupakan gerakan yang dilakukan di palang sejajar, palang sejajar ini merupakan alat yang digunakan dalam perlombaan senam artistik. Back uprise merupakan gerakan dasar di palang sejajar. Back uprise merupakan latihan di atas palang sejajar dan merupakan gabungan dari berbagai ketrampilan dan kekuatan. Menurut Sumanto Y dan Sukiyo, latihan di atas palang sejajar beraneka ragam, namun pada dasarnya latihan-latihan di palang sejajar dapat dikelompokan ke dalam latihan gerak ayunan dan berputar (1992: 133).

Itu semua diawali dengan naik dan cara berpegangan serta sikap tertentu di atas palang sejajar yang dapat dilakukan dengan bantuan atau adanya pegangan. Menurut Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby mengatakan, bahwa Back uprise adalah gerakan yang dilakukan di atas palang sejajar setinggi bahu pesenam pada waktu berdiri. Dari posisi upper arm support ayunkan badan ke depan dan belakang beberapa kali, pada ayunan ke belakang terakhir, ayunkan paha tinggi ke atas dan dorongkan lengan hingga tubuh lurus. Akhiri dengan posisi lengan lurus di atas palang sejajar (1986: 275).

(23)

menggunakan tumpuan pegangan pada lengan atas dan diakhiri dengan sikap lengan lurus di atas palang sejajar atau straight arm support.

2.1.2. Tinjauan teknik back uprise

Menurut Mahmudi Sholeh gerakan back uprise adalah dengan tahapan latihan sebagai berikut:

a. Ayunkan kaki ke belakang lurus tinggi. b. Tarikan tangan dan angkat pantat (1992: 65). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.

Gambar 1

Back uprise (Mahmudi Sholeh. 1992: Senam: 65)

(24)

11

Demikian juga untuk teknik back uprise perlu dijelaskan teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Sikap pegangan lengan menopang pada palang sejajar; b. Ayunkan kaki diikuti pantat ke arah depan dan belakang;

c. Pada saat ayunan belakang lurus tinggi, pada titik tertinggi tarik tangan dan dorong lengan;

d. Sikap akhir lengan lurus di atas palang sejajar; 2.1.3. Metodik gerakan back uprise

Menurut P. Panggabean dan Imam Hidayat menyatakan, bahwa metodik adalah cara mengajar atau melatih yang memudahkan anak dapat melakukan bentuk latihan atau gerakan yang diinginkan (1995: 12). Metodik dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melatih back uprise di palang sejajar. Adapun tujuan metodik latihan back uprise adalah untuk memudahkan siswa menguasai gerakan back uprise. Metodik ini harus dilakukan secara berurutan dan dilakukan tahap demi tahap.

(25)

Dalam gerakan back uprise metodik latihannya adalah sebagai berikut: 2.1.3.1. Upperarmsupport

Tubuh ditopang dengan lengan atas, siku dilipat dan diluruskan ke samping sehingga tubuh dapat berayun dengan bebas.

2.1.3.2. Latihan ayunan (Berayun)

Dari posisi lengan menekan pada palang sejajar dan menopang serta memegang kedua palang sejajar, ayunkan kaki diikuti oleh badan ke depan dan belakang sampai menuju ketinggian maksimal.

2.1.3.3. Dips

Melompat dalam posisi straight arm support atau lengan lurus dan tangan memegang palang sejajar, tekuk lengan sehingga tubuh turun ke bawah dengan senantiasa posisi badan tetap lurus, lakukan gerakan ini beberapa kali dengan posisi pada saat turun usahakan lengan atas menyentuh lengan bawah (Bambang Priyono, 1993: 4). Lihat gambar 4.

2.1.3.4. Latihan back uprise

Dari posisi upper arm support ayunkan tungkai ke depan dan belakang beberapa kali pada saat ayunan ke belakang terakhir ayunkan paha tinggi ke atas, dorongkan lengan hingga tubuh lurus. Perhatikan gambar 2.

Gambar 2

(26)

13

2.1.4. Analisis Gerakan Back uprise

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai gerakan back uprise, sehingga siswa mampu melaksanakannya serta untuk menghindari adanya cidera dalam latihan perlu ditinjau dari berbagai segi atau dianalisis. Adapun analisls gerakan back uprise dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1.4.1. Pegangan dan tumpuan

Pegangan dan tumpuan yang kuat akan mempermudah dalam melakukan gerakan back uprise, tetapi bila sebaliknya siswa akan kehilangan keseimbangan dan kontrol gerak. Dari posisi melompat di atas palang sejajar tubuh ditopang dengan lengan atas, siku dilipat dan diluruskan ke samping sehingga tubuh dapat berayun dengan bebas.

2.1.4.2. Sikap badan

(27)

2.1.4.3. Titik berat badan

Tumpuan berat badan pada anak yang melakukan gerakan back uprise berada pada lengan atas. Blla lengan atas tidak kuat dan kurang tepat dalam menumpu di palang sejajar akan menghambat irama gerakan yang dibutuhkan. 2.1.4.4. Gerakan back uprise

Terdapat dua rangkaian gerak dalam melakukan gerakan back uprise yaitu ayunan dan dorongan lengan, sehingga dibutuhkan koordinasi gerak berayun dan dorongan tangan. Karena itu memerlukan kekuatan lengan untuk mencapai gerakan yang benar. Latihan yang dilakukan dengan berulang-ulang secara otonatis koordinasi gerakan itu akan diperoleh sempurna.

2.1.4.5. Sikap akhir

Sikap akhir untuk menyelesaikan gerakan back uprise adalah tangan dalam posisi lurus dan memegang pada palang sejajar dengan pandangan tetap lurus ke depan atau sering disebut posisi straight arm support. Gerakan yang dilakukan sempurna dari awalnya maka akan membantu dalam menyelesaikan sikap akhir yang seupurna pula.

2.1.5. Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Terjadi

(28)

15

2.1.5.1. Kesalahan sikap awal

Pada saat lengan atas menopang pada palang sejajar tidak menekan dan pegangan tangan kurang kuat sehingga kesulitan untuk melakukan gerakan berayun dan kesulitan menjaga keseimbangan tubuh.

2.1.5.2. Kesalahan saat berayun yaitu kepala menunduk

Bila saat berayun kepala menunduk akan mengurangi ketinggian ayunan dan kesulitan mengontrol gerakan back uprise.

2.1.5.3. Kesalahan saat berayun yaitu bahu turun

Hal ini terjadi karena sikap awal yang salah dan anak belum memiliki kekuatan untuk menuju alat palang sejajar.

2.1.5.4. Tungkai ditekuk dan membuka

Bila kesalahan ini dilakukan akan mengganggu kestabilan ayunan yang akan menyulitkan gerakan back uprise.

Untuk mengatasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang sering terjadi itu selalu diadakan koreksi dan pembenahan secara individu maupun klasikal pada saat latihan maupun setelah latihan. Selain itu bisa dilakukan dengan pemberian contoh gerakan yang benar dan sempurna agar anak mempunyai motivasi untuk melakukan gerakan yang sempurna.

(29)

a. Meneliti peralatan setiap akan digunakan, alat hendaknya dalam keadaan aman;

b. Daerah di bawah dan di samping palang sejajar harus diberi matras pengaman;

c. Pada latihan awal palang sejajar, palang dapat direndahkan sesuai dengan kebutuhan siswa;

d. Harus ada satu atau dua orang pengawas yang sewaktu-waktu memberikan pertolongan selama latihan berlangsung;

e. Untuk elemen gerakan yang dilakukan di tengah palang, penolong hendaknya berdiri di kanan palang sejajar (1986: 259).

2.1.6. Latihan Back uprise Menggunakan Upper ArmSupport Berayun

Upper arm support berayun yaitu tubuh ditopang dengan lengan atas pada palang aejajar, siku dilipat dan diluruskan ke samping sedemikian rupa sehingga tubuh dapat berayun dengan bebas. Dari posisi itu ayunkan tubuh mulai dari kaki ke depan dan belakang. Lakukan gerakan ini beberapa kali menurut program latihan terlampir. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby, 1986: 262).

Gambar 3

(30)

17

Pada latihan ini siswa lebih cepat mengenal alat palang sejajar karena gerakan upper arm support berayun merupakan dasar latihan pada alat palang sejajar. Latihan ini dapat membantu menguatkan otot lengan atas dan bahu sehingga bisa mengatur keseimbangan tubuh dalam berayun. Latihan ini juga menjadi gerakan utama pada palang sejajar karena ayunan itu menjadi dasar latihan pada alat palang sejajar. Gerakan berayun pada palang sejajar itu gerakan dasar dan diutamakan yang bisa mengatur keseimbangan tubuh, karena semakin sering ini dilakukan dapat menguat-kan otot lengan sehingga ayunan bisa mencapai ketinggian maksimal dan akan memudahkan melakukan gerakan back uprise.

Untuk lebih jelasnya tujuan latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun adalah pengenalan alat, gerakan berayun, memperkuat otot lengan, keseimbangan dan kontrol (Bambang Priyono, 1993: 4). Sehingga anak yang otot lengannya belum terlatih menjadi kuat karena latihan itu. Selain itu anak yang pertama kali melakukan gerakan ini akan terasa sakit pada lengan dan ketiak, Namun dengan latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun berulang-ulang lama kelamaan akan kuat dan tidak terasa sakit lagi.

(31)

Dengan demikian latihan yang diberikan pada anak penula dari yang sederhana menuju pada latihan dengan faktor kesulitan lebih tinggi (Bambang Priyono, 1993: 2).

Tata urutan latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun adalah sebagai berikut:

a. Berdiri di tengah kedua palang;

b. Melompat ke atas, posisi lengan atas menopang dan menekan pada palang sejajar dengan pegangan tangan kuat;

c. Ayunkan mulai dari kaki dengan diikuti pantat dan badan yang lurus dan tegak;

d. Ayunkanlah beberapa kali sehingga ayunan ke belakang mencapai gerakan maksimal pada titik tertinggi di atas palang sejajar;

e. Lakukan latihan gerakan back uprise.

Maksud dari latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun adalah setelah siswa nelakukan itu beberapa kali (upper arm support berayun) sesuai dengan progran latihan siswa dicobakan untuk melakukan gerakan back uprise. Jika anak kesulitan melakukannya bisa dibantu pelatih di samping kanan palang sejajar untuk membantu menjaga keseimbangan dan saat dorongan tangan. 2.1.7. Latihan Back uprise Menggunakan dips

(32)

19

menyentuh lengan bawah. Latihan ini merupakan latihan fisik dalam rangka meningkatkan kekuatan otot (Bambang Priyono, 1993: 4-5). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 4.

Gambar 4

Gerakan Dips. (Bambang Priyono, 1993: 5)

Pada latihan dips kekuatan otot lengan dapat diperoleh dengan cepat karena gerakan dips mengangkat tubuh ke atas beberapa kali sehingga terbentuk kekuatan otot lengan untuk menuju pada gerakan dorongan tangan dan lengan dalam gerakan back uprise. Dengan meningkatnya kekuatan otot lengan itu anak secara otomatis timbul rasa keberaniannya dan menjadi percaya diri kalau dia bisa melakukan gerakan back uprise.

(33)

adalah untuk membantu dorongan tangan dan lengan serta koordinasi yang membutuhkan kekuatan sehingga anak menjadi mudah melakukan gerakan back uprise.

Tata urutan latihan back uprise dengan menggunakan dips adalah sebagai berikut ini:

a. Berdiri di tengah kedua palang sejajar;

b. Lompatlah ke atas dan ambil posisi tangan memegang pada palang sejajar dengan tubuh tegak lurus serta pandangan ke depan;

c. Bengkokkan siku hingga tubuh turun ke bawah;

d. Angkatlah kembali tubuh ke atas, lakukan hal ini berulang-ulang sesuai dengan program latihan;

e. Lakukan gerakan back uprise dengan benar.

Setelah melakukan dips beberapa kall sesuai dengan program latihan siswa dicobakan pada gerakan back uprise yang repetisi dan setnya diatur sesuai dengan program terlampir. Pelaksanaan dips yang berulang-ulang dan diikuti latihan back uprise. akan membantu gerakan back uprise yang sempurna.

2.1.8. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Back uprise Dengan Menggunakan Upper arm support Berayun dan dips

2.1.8.1. Kelebihan latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun;

(34)

21

b. Latihan otot lengan atas dan bahu serta otot dada dapat mengatur keseimbangan tubuh. Maksudnya dengan latihan upper arm support berayun otot-otot itu menjadi kuat karena ayunan dengan dibebani badan sehingga anak mendapatkan kekuatan yang otomatis dapat mengatur keseimbangan tubuh untuk melakukan gerakan back uprise;

c. Gerakan berayun dengan ketinggian maksimal di atas palang sejajar akan memudahkan anak melakukan gerakan back uprise;

d. Latihan lebih mendasar pada gerakan akan memudahkan mengontrol gerak tubuh. Maksudnya gerakan arm support berayun itu lebih menunjang pada gerakan back uprise yang juga terdapat gerakan ayunannya. Jadi secara otomatis gerakan upper arn support berayun dasar daripada gerakan back uprise sehingga pelaksanaan back uprise, gerak tubuh lebih terkontrol dan mudah dilakukan anak.

2.1.8.2. Kelemahan latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun.

e. Anak yang ototnya belum terlatih terutama otot lengan akan sulit melakukan gerakan berayun;

f. Pertama kali melakukan upper arm support berayun akan terasa sakit atau njarem pada lengan atas dan otot bahu;

2.1.8.3. Kelebihan latihan back uprise dengan menggunakan dip;

(35)

b. Anak mudah melakukan dorongan lengan dan tangan dalan gerakan back uprise sesungguhnya. Karena latihan dips itu dasarnya adalah gerakan dorongan tangan dan lengan jadi bila dilakukan berulang-ulang secara otomatis menjadi ringan dalam nendorong lengan pada saat melakukan tferakan back uprise;

c. Tingkat keberanian anak menjadi meningkat. Karena dengan terbentuknya kekuatan otot-otot lengan dengan menggunakan dips itu anak tinbul rasa percaya diri dengan demikian rasa keberanian itu muncul sendiri pada anak yang akan melakukan gerakan back uprise;

2.1.8.4. Kelemahan latihan back uprise dengan menggunakan dips

a. Anak yang ototnya tidak terlatih akan sulit nelakukannya (gerakan dips). Jadi anak itu tergolong atlet pemula yang baru melakukan gerakan di palang sejajar sehingga ototnya yang belum terlatih akan menjadi berat dalam mengangkat tubuhnya sendiri di atas palang sejajar, sehingga menjadikan anak sulit melakukan dips;

b. Tenaga yang dibutuhkan lebih besar. Karena anak yang melakukan dips mengangkat seluruh tubuhnya dan jarang dilakukan anak dalam permainan di kehidupan atau kerja setiap harinya.

2.2. Hipotesis

(36)

23

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi nenyatakan bahwa: “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya” (1987: 257).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dan masih memerlukan anggapan atau dugaan yang perlu dibuktikan kebenarannya.

Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari kedua bentuk latihan back uprise tersebut, dapat diketahui bahwa latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun lebih banyak kelebihannya daripada kelemahannya dibandingkan dengan latihan back uprise dengan menggunakan dips, maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis alternatif sebagai berikut: a. Ada pengaruh yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan

upper arm support berayun dan menggunakan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar pada siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007.

(37)

24

Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian, yaitu:

3.1. Metode Penentuan Obyek Penelitian

Ada tiga hal yang akan dibahas dalam menentukan obyek penelitian, yaitu meliputi penentuan populasi, penentuan sampel dan variabel penelitian.

3.1.1. Penentuan populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sana. (Sutrisno Hadi, 1987: 70). Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (1993: 102).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas II SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2006 – 2007 yang berjumlah 67 siswa.

Sedangkan sifat yang sama itu diperoleh dari ciri-ciri siswa tersebut yang meliputi:

a. Jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki; b. Usia yang sama yaitu ± 14 tahun;

c. Duduk di kelas yang sama yaitu kelas II SMP.

(38)

25

3.1.2. Penentuan sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1987: 70). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik random sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. (Sutrisno Hadi, 1989: 75). Teknik random sampling yang digunakan adalah random sampling tak bersyarat atau tak terbatas (unrestricted random sampling), yaitu random sampling yang dikenakan pada seluruh individu dalam populasi yang sudah didaftar terlebih dahulu. “Semua subyek dalam populasi tanpa kecuali dan tanpa bersyarat diberi ke-sempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel, oleh karena itu random sampling tak terbatas merupakan random sampling terhadap populasi subyek atau populasi individu” (Sutrisno Hadi, 1989: 80). Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara undian. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra yang terpilih menjadi anggota sampel yaitu sebanyak 40 siswa, yang diambil dari seluruh siswa putra kelas 2 SMP Negeri 4 Gringsing Kabupaten Batang. Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan pola M - S yaitu sampel dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah subyek masing-masing sama banyaknya.

3.2. Variabel Penelitian

(39)

3.2.1. Variabel bebas, yaitu:

a) Latihan back uprise menggunakan upper arm support berayun. b) Latihan back uprise menggunakan dips

3.2.2. Variabel terikat, yaitu hasil kemampuan melakukan back uprise di palang sejajar;

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dalam suatu penelitian alat pengambil data atau instrumen menentukan kualitas data yang dikumpulkan dan kualitas data ini menentukan kualitas penelitian.

(40)

27

3.3.1. Tes awal

Tes awal ini dilaksanakan tanggal 16 Juli 2007 bertujuan untuk mengambil data awal sebelum eksperimen kemudian untuk mematchkan hasilnya menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun tes awal yang digunakan adalah tes kemampuan back uprise di palang sejajar dengan berpedoman pada peraturan perlombaan senam artistik atau “Code of Point 1993”.

Sebelum tes dimulai siswa diberi penjelasan dan contoh mengenai tes yang akan diberikan serta anak mencoba gerakan back uprise kemudian baru melaksanakan tes awal. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tes awal adalah sebagai berikut:

a. Siswa dipanggil satu persatu sesuai daftar nomor urut yang sudah disusun. b. Siswa yang telah dipanggil, maju untuk melakukan tes awal dengan gerakan

back uprise di palang sejajar.

c. Kesempatan melakukan gerakan back uprise sebanyak satu kali setiap gerakan diawali dengan lengan atas menopang di atas palang sejajar dan diakhiri dengan tangan memegang palang sejajar dan lengan lurus dengan pandangan menghadap ke depan.

d. Tes awal diambil nilainya oleh wasit 1 dan wasit II kemudian dicatat hasilnya. e. Dari hasil tes populasi diambil 40 siswa untuk dijadikan sampel penelitian.

Dari ke-40 siswa tersebut dirangking dari hasil tertinggi sampai terendah kemudian dimatchkan menjadi 20 pasang.

(41)

3.3.2. Program latihan

Program latihan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk memperlancar jalannya latihan dalam usaha mendapatkan penguasaan gerakan back uprise kepada sampel. Agar latihan bisa memperoleh hasil yang lebih baik maka ditetapkan pertemuan sebanyak 18 kali yang terdiri dari 16 kali pertemuan untuk latihan atau treatment dan 2 kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir. Pertemuan dilakukan 3 kali setiap minggunya, hal ini sesuai dengan pendapat Suharno H.P (1991: 35) yang menyatakan siklus latihan mingguan diartikan bahwa latihan perminggu, berapa kali latihan sesuai dengan tingkat kemampuan atlet. Atlet pemula 3 kali perminggu, atlet yunior 4 kali perminggu dan senior 5 - 6 kali perminggu, sehingga siklus latihan mingguan dapat bervariasi irama, berat ringan setiap minggu, setiap unit latihan perharinya. Sedangkan lama latihan pada tiap pertemuan adalah 90 menit. Waktu ini sudah cukup untuk latihan. Menurut Harsono (1988: 121) menyatakan, bahwa waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat dengan kegiatan yang bermanfaat.

Penjelasan kegiatan latihan sebagai berikut: 3.3.2.1. Pendahuluan

(42)

29

organismenya dalam menghadapi aktivitas tubuh yang lebih berat. Kegiatan pendahuluan dalam penelitian ini adalah:

a. Stretching atau penguluran;

b. Lari di tempat dengan berbagai variasi;

c. Senam ringan yaitu gerakan-gerakan untuk menuju pada latihan inti. 3.3.2.2. Latihan inti

Latihan ini berisi materi yang sedang diteliti yaitu gerakan back uprise di palang sejajar. Untuk kelompok eksperimen diberi latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan kelompok kontrol diberi latihan back uprise dengan menggunakan dips.

3.3.2.3. Penutup

Penutup berisi dengan penenangan atau cooling down. Maksud dari penenangan adalah untuk memulihkan kondisi tubuh dan suhu ke dalam kondisi semula seperti sebelum latihan dan untuk mengendorkan ketegangan otot agar tidak sakit setelah melaksanakan latihan. Penenangan berisi pelemasan seluruh tubuh dan koreksi kesalahan selama latihan inti serta pembenahan dengan contoh gerakan back uprise yang benar.

3.3.3. Tes akhir

(43)

Tujuan dari tes akhir adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai sampel selama mengikuti latihan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sutrisno Hadi (1990: 427), eksperimen adalah metode yang paling jitu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat. Sifat. dari metode ini adalah mengontrol faktor-faktor yang ada dan merupakan metode yang dapat dan bisa meneliti hubungan sebab akibat dari satu variabel atau lebih yang dilakukan oleh sampel.

Metode eksperimen adalah metode yang memberikan atau menggunakan suatu gejala yang dinamakan belajar atau percobaan yang meliputi tes awal, treatment atau perlakuan dan diakhiri dengan tes akhir untuk diuji kebenarannya. Untuk menyelesaikan penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola M - S atau pola matched by subject design. Pola ini sudah tentu sekaligus berarti pula grup matching. Karena pada hakekatnya subject matching adalah sedemikian rupa sehingga pemisahan subject ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara otomatis akan menyeimbangkan keduanya. (Sutrino Hadi, 1990: 484).

(44)

31

tidak dapat diatur sesuai dengan lebar bahu dan panjang lengan anak coba. Sehingga perlu dibuat sama tinggi badan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dengan demikian anggota dari tiap-tiap pasangan dipisahkan ke grup eksperimeri dan grup kontrol.

3.5. Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian

3.5.1. Kegiatan di Luar Penelitian

Kegiatan di luar penelitian sulit untuk dikendalikan karena anak coba tidak tinggal di dalam satu asrama sehingga sulit untuk diawasi. Untuk itu siswa diberi pengertian agar tidak melakukan kegiatan di luar penelitian. Hal ini untuk menghindari adanya porsi latihan yang berbeda-beda dari anak coba.

3.5.2. Kesungguhan Dalam Mengikuti Latihan

Kesungguhan dalam mengikuti latihan dapat mempengaruhi hasil latihan back uprise yang dilakukan sampel. Untuk menghindari dan mengatasinya penulis atau peneliti berusaha memberikan motivasi kepada siswa untuk bersungguh-sungguh untuk mengikuti latihan.

3.5.3. Faktor Kehadiran Mengikuti Latihan

(45)

3.5.4. Faktor Kebosanan

Karena materi latihan yang diberikan dua materi yaitu gerakan back uprise dengan bentuk latihan upper arm support berayun dan dips yang masing-masing untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk itu program latihan dibuat bertahap dan pada saat pemanasan gerakannya bervariasi.

3.5.5. Faktor Alat dan Tempat

Alat yang dipergunakan untuk latihan diusahakan bisa lengkap dan dipersiapkan sebelum latihan, sebab tanpa alat yang lengkap anak menjadi takut untuk melaksanakan latihan back uprise di palang sejajar dan bisa mengakibatkan cidera kalau terjadi jatuh dari palang sejajar. Kelengkapan alat akan membantu kelancaran latihan ini dan tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah di luar ruangan.

3.5.6. Faktor pemberi materi latihan

(46)

33

3.6. Analisis Data

Setelah data tes akhir diperoleh maka dilakukan analisis data dengan menggunakan tabel statistik dengan pola M - S dan menggunakan rumus t-tes, seperti yang dijelaskan dalam tabel 1 sebagai berikut ini:

Tabel 1

Contoh Tabel Persiapan Perhitungan Statistik Dengan Pola M – S No Pasangan

subyek Xk Xe

D (Xk – Xe)

d

(D – MD) d 2

1 2 3 4 5 6 7

1. 2. 3. 4. 5. … 20.

Xk

Xe

D

d

d2

(Sutrisno Hadi, 1993: 278)

Keterangan:

Xk : Nilai kelompok kontrol. Xe : Nilai kelompok eksperimen.

D : Perbedaan dari tiap-tiap pasangan (Xk-Xe). d : Deviasi perbedaan (D-MD).

: Sigma atau jumlah.

Cara pengisian tabel tersebut di atas adalah: a. Catat nomor urut subyek pada kolom 1. b. Catat pasangan subyek pada kolon 2.

(47)

f. Catat selisih antar D dan MD pada kolom 6.

g. Kuadratkan dari deviasi perbedaan dari nasing-masing pasangan pada kolom 7.

Pengaruh dari hasil latihan dapat dilihat antara mean akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan bentuk latihan back uprise antara menggunakan upper arm support berayun dan menggunakan dips dengan menggunakan rumus:

M Xe – M Xk Dimana:

M Xe : Mean akhir kelompok eksperimen. M Xk : Mean akhir kelompok kontrol.

Sebagai langkah untuk analisis data / selanjutnya digunakan rumus t-tes dengan pengolahan data untuk mengetes taraf signifikansinya. Karena rumus pendek adalah rumus statistik yang dipersiapkan untuk nenyelesaikan penelitian dengan cara yang lebih singkat dan efisien. (Sutrisno Hadi 1993: 278).

Adapun rumus t-tes adalah sebagai berikut:

(

1

)

2 − Σ =

N N

d MD t

Keterangan:

MD : Mean dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Mk - Me).

d2 : Jumlah deviasi dari mean perbedaan.

N : Jumlah pasangan subyek.

(48)

35

Hipotesis nihil yang akan diuji kebenarannya berdasarkan taraf signifikansi 5%. Hal ini kita percaya bahwa 95% dari keputusan kita adalah benar. Jika kita menolak hipotesis atas dasar taraf signifikansi 5% atau atas dasar kepercayaan 95% berarti kita mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan sebanyak 5% atau benar dalam keputusan sedikitnya 95%.

Kemungkinan hasil yang diperoleh adalah:

a. Apabila nilai t yang diperoleh dari perhitungan statistik itu sama atau lebih besar dari nilai t-tabel, maka hipotesis nihil ditolak.

(49)

36 4.1 Hasil Penelitian

Untuk mengetahui adanya pengaruh latihan terhadap hasil akhir kemampuan back upprise di palang sejajar, maka data kemampuan awal siswa harus dicatat pada tabel pre-test berikut:

Tabel 2. Hasil Pre-Test Eksperimen Kemampuan Back Uprise di Palang Sejajar

No. Nama Siswa Nilai Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji

Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton

Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan

(50)

37

Iwan Kurniawan Lukman

Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W Feri Sondi Supriyono

(51)

Kemudian siswa diberi latihan sesuai dengan program latihan dan selanjutnya ke tahap pengambilan data akhir atau post test berikut:

Tabel 3. Hasil Post Tes Eksperimen Kemampuan Back Uprise di Palang Sejajar

No. Nama Siswa Nilai Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji

Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton

Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron

Ismail

Iwan Kurniawan Lukman

(52)

39

Feri Sondi Supriyono

Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana

Selanjutnya data dimasukkan ke dalam perhitungan statistik pada tabel berikut:

Tabel 4. Perhitungan Statistik Pola M – S dari Hasil Tes Akhir

(53)

No Pasangan

Berdasarkan perhitungan statistik pada tabel di atas, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:

MD = -0,47

Maka nilai t adalah:

(54)

41

t =

380 322 , 9

47 , 0

t =

024531578 ,

0 47 , 0

t =

156625598 ,

0

47 , 0

t = 3,000786627

Dari perhitungan statistik di atas diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,001 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya (db) = 19, maka nilai t-tabel 2,093. Dalam analisis data dapat diperoleh nilai t-hitung = 3,001 > t-t-tabel = 2,093.

Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa: “Tidak ada perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar”, ditolak.

Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa:”Ada perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil back uprise di palang sejajar” diterima.

(55)

Diketahui bahwa:

∑Xe = 130,85 dan ∑Xk = 121,45

N = 20 N = 20

Maka:

Mxe =

20 130,85 N

Xe

=

MXk =

20 121,45 N

Xk

=

MXe = 6,5425 MXk = 6,0725

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh bahwa mean kelompok eksperimen hasil latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun adalah = 6,5425 dan lebih besar daripada mean kelompok kontrol dari hasil latihan back uprise dengan menggunakan dips yaitu = 6,0725.

Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support lebih baik daripada latihan back uprise dengan menggunakan dips di palang sejajar, diterima.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 3,001 lebih besar daripada nilai t-tabel yaitu 2,093 yang berarti ada perbedaan antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar.

(56)

43

back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun lebih baik dibandingkan dengan menggunakan dips.

Seperti yang telah diutarakan pada bab II bahwa secara teori dananalisis gerakan, latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun lebih banyak keuntungannya dibandingkan kelemahannya. Hal inilah yang menyebabkan hipotesis alternatif diterima. Adapun yang mempengaruhinya adalah keuntungan latihan back uprose dengan menggunakan upper arm support berayun sebagai berikut:

4.2.1 Siswa lebih cepat mengenal alat palang sejajar karena upper arm support berayun adalah bentuk latihan dasar di palang sejajar.

4.2.2 Latihan otot lengan atas dan bahu serta otot dada dapat mengatur keseimbangan tubuh karena kekuatan yang timbul secara otomatis dari latihan itu.

4.2.3 Gerakan berayun dengan ketinggian maksimal di atas palang sejajar akan memudahkan anak melakukan back uprise.

(57)

44 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasi perhitungan statistik, bahwa nilai t-hitung 3,001 lebih besar dari nilai t-tabel, yaitu 2,093 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) 19, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar, ditolak.

Maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang berarti antara latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun dan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar, diterima.

Berdasarkan perhitungan dari selisih mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil mean dari kelompok eksperimen sebesar 6,5425 lebih besar dibandingkan mean kelompok kontrol yaitu sebesar 6,0725. hal ini berarti bahwa latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun lebih baik dibandingkan dengan latihan back uprise dengan menggunakan dips terhadap hasil latihan back uprise di palang sejajar.

5.2 Saran-Saran

(58)

45

pertama melakukan latihan di palang sejajar hendaknya dapat dilatih dengan menggunakan upper arm support berayun.

(59)

46

Bambang Priyono, 1993. Palang Sejajar. Semarang: Depdikbud.

Harsono. 1986. Ilmu Coaching. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat. K. Mahmudi Sholeh, 1992. Olahraga Pilihan Senam. Jakarta: P2TK Dikjen Dikti

Depdikbud.

M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Effhar.

Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby. 1986. Petunjuk Lengkap Gymnastik. Semarang: Dahara Prize.

P. Panggabean dan Imam Hidayat. 1979. Senam dan Metodik 1b. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suharno HP. 1991. Buku Pegangan Pelatih Bola Basket. Semarang: Pengurus

Daerah Perbasi Jaaw Tengah.

Sumanto. Y. dan Sukiyo. 1992. Senam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutrisno Hadi. 1987. Statistik Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

________________, 1989. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andy Offset. ________________, 1990. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andy Offset. ________________, 1993. Statistik 2. Yogyakarta: Andy Offset.

Sujamto. 1993. Sabda Pandhita Ratu. Semarang: Dahara Prize.

Technical Comitee FIG. 1993. Offering A. Compete Line of FIG Aproved

(60)

47 Lampiran 1

RANCANGAN PROGRAM LATIHAN BACK UPRISE

DI PALANG SEJAJAR

A. KELOMPOK EKSPERIMEN : Latihan back uprise dengan menggunakan upper arm support berayun

B. KELOMPOK KONTROL : Latihan back uprise dengan menggunakan dips

C. WAKTU (90 MENIT) : a. Pendahuluan : 10 Menit b. Latihan inti : 70 menit c. Penutup : 10 menit

(61)

Lampiran 2

PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN BACK UPRISE

DI PALANG SEJAJAR

Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan I PRE EKSPERIMEN TES

a. Pendahuluan - Stretching

- Lari di tempat, lompar 2 kaki, buka

tutup, depan belakang.

- Stretching otot leher, pegang kepala tahan posisi ke bawah-atas-samping, kiri kanan dan putar.

- Dua tangan ditempel julurkan ke atas, samping kanan kiri, depan bawah.

- Tarik pinggang

dengan diikuti lengan ke kiri kanan.

- Berdiri kangkang cium lutut kiri kanan dan tahan 8 hitungan. - Berdiri tungkai lurus

rapat cium lutut dan tahan 8 hitungan

- Pemanasan menuju alat palang sejajar

- Tangan tempelkan tembok dan badan renggutkan ke bawah. - Tangan di depan dada ayunkan pendek dan lebar.

- Tangan kanan di atas lalu tarik ke belakang bergantian tangan kiri - Dua lengan bentuk

huruf s dorong ke samping.

- Putar bahu dan lengan.

PRE EKSPERIMEN TES a. Pendahuluan

- Stretching

- Lari di tempat, lompar 2 kaki,buka

tutup, depan belakang.

- Stretching otot leher, pegang kepala tahan posisi ke samping, kiri kanan dan putar. - Dua tangan digabung

julurkan ke atas, samping kanan kiri, depan, bawah.

- Tarik pinggang

dengan diikuti lengan ke kiri kanan.

- Berdiri kangkang cium lutut kiri kanan dan tahan 8 hitungan. - Berdiri tungkai lurus

rapat cium lutut dan tahan 8 hitungan.

- Pemanasan menuju alat palang sejajar

- Tangan tempelkan tembok dan badan rengutkan ke bawah. - Tangan di depan dada

ayunkan pendek dan lebar

- Tangan kanan di atas lalu tarik ke belakang bergantian tangan kiri.

- Dua lengan bentuk huruf s dorong ke 8 hitungan.

(62)

49

Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan b. Latihan inti

- Penjelasan tentang back uprise menggunakan upper arm support berayun. - Contoh upper arm

support berayun. c. Penutup

- Penenangan

- Pelemasan otot

lengan dan bahu

- Pelemasan otot

tungkai dan kaki.

b. Latihan inti

- Penjelasan tentang back uprise menggunakan dips - Contoh gerakan back

uprise dengan dips dengan baik dan sempurna

- Latihan dips c. Penutup

- Penenangan

- Pelemasan otot

lengan dan bahu

- Pelemasan otot

tungkai dan kaki.

Latihan II a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun.

- Latihan back uprise. c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan Inti

- Latihan dips - Latihan back uprise c. Penutup

- Penengan

Pelaksanaan sama dengan pertemuan

pertama 3 x 2 set 3 x 1 kali sama dengan

pertemuan I III a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Idem pertemuan II c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Idem pertemuan II c. Penutup

- Idem pertemuan I IV a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun

c. Penutup - Penenangan

a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips

- Latihan back uprise c. Penutup

- Penenangan

Dilakukan 3 x 3 set 3 x 2 kali

V a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun c. Penutup

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

(63)

Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan - Idem pertemuan I

VI a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

Dilakukan 3 x 3 set 3 x 2 kali

VII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

Dilakukan 3 x 4 set 3 x 3 kali

VIII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Penenangan

Pelaksanaan pertemuan

VII

IX a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

Dilakukan 3 x 4 set 3 x 3 kali

X a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

(64)

51

Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan XI a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

Dilakukan 3 x 3 set 3 x 2 kali

XII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

Dilakukan 4 x 4 set 3 x 4 kali

XIII a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

XIV a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan dips berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

Dilakukan 5 x 4 set 3 x 5 kali

XV a. Pendahuluan - Idem pertemuan I b. Latihan inti

- Latihan upper arm support berayun - Latihan back upprise c. Penutup

- Idem pertemuan I

a. Pendahuluan

- Idem pertemuan I b. Latihan inti

(65)

Materi Latihan Pertemuan

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Keterangan

XVI Pelaksanaan semua

mengulang pada latihan pertemuan XV.

Koreksi keseluruhan Penjelasan post tes POST TES EKSP

Pelaksanaan semua mengulang pada latihan pertemuan XV.

Koreksi keseluruhan Penjelasan post tes POST TES EKSP

Keterangan Program Latihan Back Upprise

1. Program latihan ini berlaku untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen;

2. Latihan dilakukan pada sore hari mulai pukul 1430 sampai pukul 16.30 WIB, di SMP Negeri 2 Gringsing, Batang;

3. Dalam perlakuan ini latihan backuprise sebanyak 129 kali dan latihan upper arm support berayun dan dips sebanyak 189 kali yang dilakukan selama 16 kali pertemuan;

4. Alat yang digunakan untuk perlakuan pada sampel adalah 1 buah palang sejajar;

5. Pre eksperimen tes dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 WIB sampai selesai di SMP Negeri 2 Gringsing, Batang;

(66)

53

Lampiran 3

JADWAL PROGRAM LATIHAN

No. Hari/Tanggal Waktu (pukul) Kegiatan

1.

Selasa / 26-5-2007 Kamis / 28-5-2007

Sabtu / 30-5-2007 Selasa / 3-6-2007 Kamis / 5-6-2007 Sabtu / 7-6-2007 Selasa / 10-6-2007 Kamis / 12-6-2007

Sabtu / 14-6-2007 Selasa / 17-6-2007 Kamis / 19-6-2007

Sabtu / 21-6-2007 Selasa / 24-6-2007 Kamis / 26-6-2007

Sabtu / 28-6-2007 Selasa / 31-6-2007 Kamis / 2-7-2007 Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI Pertemuan VII Pertemuan VIII

(67)

Lampiran 4

TABEL

HASIL PRE-TEST EKSPERIMEN KEMAMPUAN BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR DARI POPULASI

No. Nama Siswa Nilai Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji

Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton

Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron

Ismail

Iwan Kurniawan Lukman

(68)

55

Feri Sondi Supriyono

(69)

Lampiran 5

TABEL

HASIL POST-TEST EKSPERIMEN KEMAMPUAN BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR DARI POPULASI

No. Nama Siswa Nilai Abdul Muntolib Adif Rofiudin Agus Budi Santoso Ahmad Mutono Ahmad Saefudin Ali Kafidin Ali Wijaya Eko Wicaksono Endika Haryo Heri Apriyanto Ibu Fahrudin Iskandar Mukhlisin Rindhoni Sutarji

Yanuar Pribadi Budi Prasetyo Mafturin Abdul Aziz A.P. Nafirin Abdi Wigunadi Ahmad Nur Fahmi Anton

Ahmad Rifai Dimas Wintiar Edi Setiawan Imron

Ismail

Iwan Kurniawan Lukman

Masruri Muji Abdi Mustaqim Wahyu Purnomo Abdul Rosid Agus B.W Feri Sondi

(70)

57

Muh. Mahmudin M. Nurwahid Eko Setiawan A. Nursoleh Puji Sofyan Muh. Syukron Pradana

Batang, 4 Agustus 2007

Wasit I

Rudianto

Wasit II

(71)

Lampiran 6

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Kampus Sekaran Gunungati Semarang, 50229 (Telp) 024 7499376

Nomor : 17 / J40.1.3/PP/2007 12 Mei 2007 Lamp : -

Hal : Permohonan Ijin Penelitian Kepada:

Yth. Kepala SMP Negeri 04 Gringsing di Gringsing Batang

Dengan hormat,

Dalam rangka penyelesaian studi mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata 1, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES memohonkan ijin saudara:

Nama : Danang Gun Arijanta NIM : 6301906013

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Untuk mengadakan penelitian dengan judul:

“PERBANDINGAN LATIHAN BACK UPRISE DENGAN MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINSING KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2006 – 2007”.

Dengan rencana penelitian 2 (dua) bulan

Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

A.n. Dekan

Pembantu Dekan Bidang Akademik

(72)

59

Lampiran 7

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SMP N 04 GRINSING KABUPATEN BATANG

SURAT KETERANGAN Nomor: 367 / 103.15 / SMP 04 / 2007

Yang bertanda tangan di bawah ini. Kepala SMP Negeri 04 Gringsing Batang menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

Nama : Danang Gun Arijanto

NIM : 6301906013

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNNES

Telah mangadakan penelitian skripsi mulai tanggal 26 Mei 2007 sampai dengan 4 Juli 2007 di SMP Negeri 04 Gringsing Kabupaten Batang dengan judul: PENGARUH LATIHAN BACK UPRISE MENGGUNAKAN UPPER ARM SUPPORT BERAYUN DAN MENGGUNAKAN DIPS TERHADAP HASIL BACK UPRISE DI PALANG SEJAJAR PADA SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI 4 GRINGSING KABUPATEN BATANGTAHUN AJARAN 2006 – 2007”.

Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Negeri 04 Gringsing

Hadi Purnomo, S.Pd, M.Si NIP. 131395443

Batang, 6 Juli 2007 Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP N 04 Gringsing

(73)
(74)
(75)

Lampiran 10

FOTO PENELITIAN

Gambar 1. Persiapan Pemanasan

(76)

63

Gambar 3. Siswa Melakukan Gerakan Dips

(77)

Gambar 5. Penilaian Gerakan

Gambar

Back uprise Gambar 1  (Mahmudi Sholeh. 1992: Senam: 65)
Upper arm support Gambar 3  Berayun (Newton C. Loken dan Robert J. Willoughby,
GerakanGambar 4   Dips. (Bambang Priyono, 1993: 5)
Tabel 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penerapan konseling individu konselor dapat menggali faktor penyebab kesulitan mengemukakan pendapat yang dialami oleh siswa AL, sesuai dengan beberapa

Seperti yang penulis lihat, maka penulis menganalisa bahwa hal tersebut di pengaruhi oleh faktor-faktor seperti kurangnya pemahaman terhadap teknik dasar gerakan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang dilimpahkannya sehingga peneliti dalam menyelesaikan salah satu syarat penyelesaian tugas

Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan pupuk nitrogen dan kalium berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada variabel jumlah stomata

Pengembangan ketahanan pangan di negara-negara sub-Sahara yang terkenal tandus dan sangat tidak produktif akan sangat ditentukan oleh kemampuan negara-negara tersebut

3. Bapak dan Ibu Dosen, Pembimbing dan penguji yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan skripsi ini. Sahabat yang seperti keluarga bagiku, Mohamad Asrofi,

Hasil pengujian yang diperoleh dari penekanan permukaan spesimen berbeda antara sisi tegak lurus serat ( Tabel 6 ) dengan sisi ujung kayu /searah serat (Tabel 7). Nilai

Benih kedelai yang disimpan pada semua tingkat kadar air awal benih di dalam kantong aluminium foil selama 6 bulan dapat memperlambat peningkatan asam lemak,