• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN. Makalah. Dania Eka Putri ( ) Dwi Rizki Wijayanti ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN. Makalah. Dania Eka Putri ( ) Dwi Rizki Wijayanti ( )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM ARUS PEMBANGUNAN EKONOMI MODERN

Makalah

Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia yang Diampu oleh Dosen Bapak Dr. A Jajang Warya M, M.Si.

Disusun Oleh:

Dania Eka Putri (1001310) Dwi Rizki Wijayanti (1006135)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ... 6

BAB II PEMBAHASAN ... 7

2.1 Konsep Ekonomi Kreatif ... 7

2.1.1 Definisi Ekonomi Kreatif ... 7

2.1.2 Definisi Industri Kreatif ... 11

2.2 Arus Pembangunan Ekonomi Modern ... 35

2.3 Hambatan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ... 38

2.4 Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ... 40

2.4.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Tantangan, dan Kesulitan Pengembangan Industri Kreatif ... 41

2.4.2 Kontribusi Industri Kreatif di Indonesia ... 46

2.5 Dampak Positif Perkembangan Ekonomi Kreatif Dalam Arus Pembangunan Ekonomi Modern di Indonesia ... 58

(3)

ii

2.6 Manfaat Perkembangan Ekonomi Kreatif Untuk Pembangunan Ekonomi

Modern di Indonesia ... 61

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

3.1 Kesimpulan ... 63

3.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(4)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Ekspor 14 Subsektor Industri Kreatif IndonesiaTahun 2002 – 2005 .. 47 Tabel 2.2 Kontribusi Industri Kreatif terhadap Perekonomian Indonesia Tahun

2002 – 2005 ... 48 Tabel 2.3Industri Kreatif Dalam Perekonomian IndonesiaTahun 2006 – 2010 . 50

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ekspor, Impor, Net Trade Industri Kreatif Indonesia Tahun 2002 - 2010 ... 52 Gambar 2.2PDB Industri KreatifTahun 2002 – 2010 ... 53 Gambar 2.3Tenaga Kerja Industri KreatifTahun 2002 - 2010 ... 54 Gambar 2.4 Penyerapan Tenaga Kerja di Subsektor Industri Kreatif Tahun 2006 –

2010 ... 55 Gambar 2.3 Rata-Rata Kontribusi Nilai Tambah (PDB) Industri Indonesia Tahun

2002 – 2010 ... 56 Gambar 2.4Peran Sektor Industri Kreatif Secara Nasional Tahun 2006 – 2010 .. 57

(6)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kehidupan dunia ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami pergeseran paradigma, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke paradigma ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena paradigma ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini di pandang cukup efektif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di anggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti, hanya pada kelompok perusahaan yang peduli terhadap peningkatan kapasitas aset yang memiliki peluang untuk berinovasi dan mampu bertahan menghadapi gejolak perubahan lingkungan bisnisnya, dan disanalah peran ekonomi kreatif akan diuji.

Pada hakikatnya, sistem ekonomi globalisasi telah membentuk dunia perekonomian yang berkembang. Munculnya kapitalisme sebenarnya telah menambah perekonomian suatu negara. Banyak negara yang dengan cepat membuka pasar bagi ekspor asing. Perdagangan global makin marak terjadi didalam koorperasi. Globalisasi telah membentuk pola kehidupan ekonomi negara. Sehingga, globalisasi ekonomi dapat dilihat melalui cara pandang dan perspektifnya. Tingkat saling ketergantungan ekonomi yang terjadi sudah pernah terjadi pada masa lalu. Hanya perbedaannya, kini intensitas interaksi antarbangsa dan negara tersebut menjadi meningkat. meningkatnya hal tersebut belum tentu membuat perekonomian terintegrasi secara global.

Seiring dengan berjalannya waktu kebutuhan masayarakat pun semakin mengalami peningkatan seperti sifat manusia yang tidak puas, pertambahan penduduk yang semakin meningkat, kemajuan ilmu teknologi dan informasi,

(7)

2

perubahan taraf hidup yang semakin meningkat, dan kebudayaan yang semakin maju sehingga kebutuhan yang bervariasi dan beranekaragam membuat perkembangan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern ini harus membuat inovasi – inovasi sehingga membuat perkembangan ekonomi kreatif semakin meningkat. Namun dalam hal ini perkembangan ekonomi kreatif di indonesia kurang bisa di manfaatkan keterbatasannya ekonomi infomasi dalam penerapan iptek menjadi salah satu kendala di arus pembangunan ekonomi modern ini.1

Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan modal kreatifitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007)2,3“ekonomi gelombang ke-4 adalah kelanjutan dari ekonomi gelombang ketiga dengan orientasi pada kreativitas, budaya, serta warisan budaya dan lingkungan”. Sebelumnya Alvin Tofler dalam bukunya Future Shock (1970) mengungkapkan bahwa “peradaban manusia terdiri dari 3 gelombang; gelombang pertama adalah abad pertanian, gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ketiga adalah abad informasi” (dalam Nenny, 2008)4. Pergeseran dari Era Pertanian ke Era Industrialisasi, disusul dengan era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi informasi maupun globalisasi ekonomi, telah membawa peradaban baru bagi manusia.

Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi

1 Aziz, Fauzan. (2013). Perkembangan Industri dan Ekonomi Kreatif di Indonesia [Online].

Tersedia: http://fauzanaziz.wordpress.com/2013/03/12/perkembangan-industri-dan-ekonomi- kreatif-di-indonesia/

2 Yudhoyono, Susilo Bambang. 2007. Berita Utama. [Online] . Tersedia:

http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2007/07/11/2009.html [04 Oktober 2013]

3 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Skripsi Sarjana pada FE USU Medan: tidak diterbitkan

4Anggraini, Nenny, 2008. “Industri Kreatif”, Jurnal ekonomi Desember 2008 . Volume XIII No.

3 hal.144-151.

(8)

3

informasi dan komunikasi seperti internet, email, Global System for Mobile communications (GSM) telah menciptakan hubungan saling ketergantungan antar manusia sehingga mendorong manusia menjadi lebih aktif dan produktif dalam menemukan teknologi-teknologi baru. Dampak lain yang muncul akibat dari fenomena perubahan ini adalah munculnya daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Kondisi ini menuntut perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se‐efisien mungkin guna mempertahankan eksistensinya. Negara‐negara maju mulai menyadari bahwa saat ini mereka tidak bisa hanya mengandalkan bidang industri sebagai sumber ekonomi di negaranya tetapi mereka harus lebih mengandalkan Sumber Daya Manusia yang kreatif karena kreativitas manusia itu berasal dari daya pikirnya yang menjadi modal dasar untuk menciptakan inovasi dalam menghadapi daya saing atau kompetisi pasar yang semakin besar. Sehingga pada tahun 1990‐an dimulailah era ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan kreativitas dan populer dengan sebutan Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif .

Ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, gagasan, bakat atau talenta dan kreativitas. Nilai ekonomi dari suatu produk atau jasa di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi lebih kepada pemanfaatan kreativitas dan penciptaan inovasi melalui perkembangan teknologi yang semakin maju. Industri tidak dapat lagi bersaing di pasar global dengan hanya mengandalkan harga atau kualitas produk saja, tetapi harus bersaing berbasiskan inovasi, kreativitas dan imajinasi. Menurut Departemen Perdagangan, (2007) ada beberapa arah dari pengembangan industri kreatif ini, seperti pengembangan yang lebih menitikberatkan pada industri berbasis: (1) lapangan usaha kreatif dan budaya (creative cultural industry); (2)

(9)

4

lapangan usaha kreatif (creative industry), atau (3) Hak Kekayaan Intelektual seperti hak cipta (copyright industry).5,6

Ekonomi kreatif terbukti berpengaruh positif dalam membangun negara- negara di seluruh benua untuk menggali dan mengembangkan potensi kreativitas yang dimilikinya. Negara‐negara membangun potensi ekonomi kreatif dengan caranya masing‐masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki negara tersebut.

Inggris membangun industri kreatifnya melalui Department of Culture, Media and Sports (DCMS), Selandia Baru melalui New Zealand Trade and Enterprise (NZTE), Singapura melalui Ministry of Information, Communications and the Arts (MICA) dengan konsep Renaisssance City, Media 21 dan Design Singapore- nya, Malaysia melalui Malaysia Design & Inovation Centre (MDIC), Thailand dengan Thailand Creative & Design Center (TCDC), dan RRT ( Republik Rakyat Tiongkok) secara bertahap melahirkan kota-kota kreatif baru, dan telah menjadi yang terdepan dalam kontribusi ekonomi kreatif.

Indonesia juga menyadari bahwa industri kreatif merupakan sumber ekonomi baru yang wajib dikembangkan lebih lanjut di dalam perekonomian nasional. Departemen Perdagangan mendaftarkan 14 sektor yang masuk kategori industri kreatif yaitu jasa periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, film, video & fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan & percetakan, layanan komputer & piranti lunak, televisi

& radio serta riset & pengembangan. Industri kreatif di Indonesia telah menjadi salah satu industri yang cukup berhasil dan menjanjikan sejak tahun 2002. Melihat kontribusi yang positif dalam perekonomian, maka pada tahun 2006 Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu membentuk program Indonesia Design Power yaitu suatu program pemerintah yang yang tujuannya menempatkan produk

5 Departemen Perdaganagan. (2007). Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Jakarta: Departemen Perdagangan.

6 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Skripsi Sarjana pada FE USU Medan: tidak diterbitkan

(10)

5

Indonesia berstandar internasional dan memiliki karakteristik nasional yang dapat bersaing dan diterima pasar dunia. Industri kreatif di Indonesia bahkan mampu bertahan di tengah ancaman krisis global.

Indonesia memiliki banyak potensi ekonomi kreatif seperti Indonesia memiliki banyak desainer berkelas internasional, seniman, arsitek, artis panggung, musisi, sampai kepada produser/sutradara yang sudah mendunia. Di sisi lain, produk-produk khas Indonesia seperti batik, songket Palembang, patung Bali, keunikan Papua, berbagai kreasi Jawa Barat, sampai kepada mebel Jepara, juga telah diakui di mancanegara.

Melihat begitu besarnya dampak industri kreatif terhadap perekonomian, maka sudah tepat langkah pemerintah untuk memberikan perhatian khusus dan memajukan industri kreatif Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk 237.556.363 jiwa (Agustus 2010) memiliki potensi industri kreatif yang sangat besar. Potensi industri kreatif Indonesia memiliki peluang besar untuk dikembangkan, keanekaragaman budaya, keunikan sumber daya alam, insan-insan kreatif dan pasar domestik yang luas merupakan modal bagi eksistensi industri ini.7

Berdasarkan uraian di atas , penulis tertarik melakukan penulisan makalah dengan judul “Perkembangan Ekonomi Kreatif Dalam Arus Pembangunan Ekonomi Modern”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai dasar penulisan. Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah penyebab munculnya ekonomi kreatif di Indonesia?

7 Sebayang, L.R. (2012). Analisis Prospek Ekspor Industri Kreatif dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia. Skripsi Sarjana pada FE USU Medan: tidak diterbitkan

Referensi

Dokumen terkait