4.1 Proses Pembuatan Keramik/Gerabah Kasongan
Berikut ini gambar dari proses pembuatan keramik/gerabah Kasongan:
Gambar 4.1 Proses Produksi Keramik/Gerabah Kasongan Penyiapan Awal
Pencampuran Bahan Baku
Penghilangan Kadar Air
Pengeringan Pembentukan
Pembakaran
4.2 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data-data yang diperlukan adalah data input produksi selama 1 tahun.
Tabel 4.1 Data Produksi Untuk Kebutuhan Material Bulan Ʃ Bahan
Baku Yang Tersedia
(kg)
Ʃ Produk Yang Dihasilkan
(pcs)
Ʃ Pemakaian
Bahan Baku (kg)
Ʃ Produk
Cacat (pcs)
Januari 1500 300 1500 15
Februari 1500 250 1250 10
Maret 1750 280 1400 8
April 1850 300 1500 9
Mei 1850 285 1425 11
Juni 1925 200 1000 4
Juli 2425 290 1450 12
Agustus 2475 260 1300 7
September 2675 300 1500 9
Oktober 2675 300 1500 13
November 2675 290 1450 6
Desember 2725 270 1350 2
TOTAL 26025 3325 16625 106
Sumber: CV. Temu Keramik Kasongan – Yogyakarta.
Tabel 4.2 Data Produksi Untuk Tenaga Kerja Bulan Ʃ
Tenaga Kerja (org)
Ʃ Produk Yang Dihasilkan
(pcs)
Ʃ Jam Kerja (jam/bulan)
Ʃ Jam Lembur
(jam)
Ʃ Jam Kerja Normal
(jam)
Januari 15 300 246 3 8
Februari 15 250 220 2 8
Maret 15 280 228 2 8
April 15 300 230 3 8
Mei 15 285 236 2 8
Tabel 4.2 Lanjutan
Bulan Ʃ
Tenaga Kerja (org)
Ʃ Produk Yang Dihasilkan
(pcs)
Ʃ Jam Kerja (jam/bulan)
Ʃ Jam Lembur
(jam)
Ʃ Jam Kerja Normal
(jam)
Juni 15 200 194 2 8
Juli 15 290 246 2 8
Agustus 15 260 216 0 8
September 15 300 236 1 8
Oktober 15 300 232 0 8
November 15 290 236 2 8
Desember 15 270 224 0 8
TOTAL 15 3325 2744 19 96
Sumber: CV. Temu Keramik Kasongan – Yogyakarta.
Tabel 4.3 Data Produksi Untuk Kebutuhan Energi
Bulan Ʃ
Pemakaian Listrik (Rp)
Ʃ Produk Yang Dihasilkan
(pcs)
Januari 150000 300 Februari 130000 250
Maret 145000 280
April 180000 300
Mei 120000 285
Juni 135000 200
Juli 140000 290
Agustus 110000 260 September 135000 300 Oktober 160000 300 November 155000 290 Desember 165000 270 TOTAL 1725000 3325
Sumber: CV. Temu Keramik Kasongan – Yogyakarta.
Tabel 4.4 Data Produksi Untuk Kebutuhan Modal Bulan Ʃ Produk
Yang Dihasilkan
Ʃ Penggunaan
Input Modal Bergerak
(Rp)
Ʃ Penggunaan
Input Modal Tetap (Rp)
Januari 300 200000 900000
Februari 250 200000 130000
Maret 280 200000 145000
April 300 200000 180000
Mei 285 200000 120000
Juni 200 200000 135000
Juli 290 200000 140000
Agustus 260 200000 110000
September 300 200000 135000
Oktober 300 200000 160000
November 290 200000 155000
Desember 270 200000 165000
Sumber: CV. Temu Keramik Kasongan – Yogyakarta.
4.3 Pengolahan Data
Pada pengukuran produktivitas parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur berdasarkan rasio-rasio antara lain:
1. Input material untuk bulan Januari
Rasio (1) = x 100%
= (1500/1500) x 100%
= 1:1 = 100 %
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 kg pemakaian bahan baku untuk membuat gerabah membutuhkan 1 kg bahan baku yang tersedia di gudang. Untuk
Jumlah pemakaian bahan baku Jumlah bahan baku tersedia
hasil persentase kebutuhan material pada rasio 1, bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
Gambar 4.1 Input Material Rasio 1
Rasio (2) = x 100%
= (300/1500) x 100%
= 1:5 = 20 %
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 unit produk apapun yang dihasilkan membutuhkan 5 kg bahan baku yang tersedia di gudang. Untuk hasil persentase kebutuhan material pada rasio 2, bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PERSENTASE
BULAN
INPUT MATERIAL
Jumlah Total produk yang dihasilkan Jumlah pemakaian bahan baku
Gambar 4.2 Input Material Rasio 2
Rasio (3) =x x 100%
= (15/300) x 100 %
= 1:20 = 5 %
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 20 unit produk apapun yang dihasilkan ternyata 1 unitnya adalah produk cacat. Untuk hasil persentase kebutuhan material pada rasio 3, bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PERSENTASE
BULAN
INPUT MATERIAL
Jumlah produk cacat
Jumlah produk yang dihasilkan
Gambar 4.3 Input Material Rasio 3 Tabel 4.5 Hasil Persentase Kebutuhan Material
Bulan % rasio 1 % rasio 2 %rasio 3
Januari 100 20 5
Februari 83 20 4
Maret 80 20 3
April 81 20 3
Mei 77 20 4
Juni 52 20 2
Juli 60 20 4
Agustus 53 20 3
September 56 20 3
Oktober 56 20 4
November 54 20 2
Desember 50 20 1
2. Input Tenaga Kerja
Rasio (4) = x 100%
= (300/15) x 100%
= 20:1
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
PERSENTASE
BULAN
INPUT MATERIAL
Total produk yang dihasilkan Jumlah tenaga kerja
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 20 unit produk apapun yang dihasilkan membutuhkan kurang lebih 1 orang tenaga kerja untuk membuatnya.
Untuk grafik dan hasil persentase kebutuhan tenaga kerja pada rasio 4 tidak dicantumkan karena nilainya melebihi 100 %.
Rasio (5) = x 100%
= (300/246) x 100%
= 1:1
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 unit produk apapun yang dihasilkan membutuhkan 1 total jam kerja. Untuk grafik dan hasil persentase kebutuhan tenaga kerja pada rasio 5 tidak dicantumkan karena nilainya melebihi 100 %.
Rasio (6) = x100%
= (3/8) x 100%
= 1:3 = 33%
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 total jam kerja lembur sama dengan 3 total jam kerja normal. Untuk hasil persentase kebutuhan tenaga kerja pada rasio 6, bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
Total produk yang dihasilkan Total Jam kerja
Total jam lembur Total Jam kerja normal
Gambar 4.4 Input Tenaga Kerja Rasio 6
Tabel 4.6 Hasil Persentase Tenaga Kerja Bulan % rasio 6
Januari 38
Februari 25
Maret 25
April 38
Mei 25
Juni 25
Juli 25
Agustus 0
September 13
Oktober 0
November 25
Desember 0
0%
10%
20%
30%
40%
50%
PERSENTASE
BULAN
INPUT TENAGA KERJA
3. Input Energi
Rasio (7) = x 100%
= (300/150000) x100%
= 1:500 = 0.2 %
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 unit total produk apapun yang dihasilkan membutuhkan Rp. 500 dari total pemakaian energi listrik. Untuk hasil persentase kebutuhan energi pada rasio 7,bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
Gambar 4.5 Input Energi Rasio 7
-0.1%
0.0%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
0.5%
PERSENTASE
BULAN
INPUT ENERGI
Total produk yang dihasilkan Pemakaian energi listrik
Tabel 4.7 Hasil Persentase Kebutuhan Energi Bulan % rasio 7
Januari 0.2 Februari 0.2
Maret 0.2
April 0.2
Mei 0.2
Juni 0.1
Juli 0.2
Agustus 0.2 September 0.2 Oktober 0.2 November 0.2 Desember 0.2
4. Input Modal
Rasio (8) = x 100%
= (300/200000) x 100%
= 1:667 = 0.1%
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 unit total produk apapun yang dihasilkan membutuhkan Rp. 677 dari total penggunaan input modal bergerak.
Untuk hasil persentase kebutuhan modal pada rasio 8, bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.8
Total produk yang dihasilkan
Total penggunaan input modal bergerak
Gambar 4.6 Input Modal Rasio 8
Rasio (9) = x 100%
= (300/900000) x 100%
= 1:3000 = 0.03 %
Artinya untuk input bulan Januari dari setiap 1 unit total produk apapun yang dihasilkan membutuhkan Rp. 3000 dari total penggunaan input modal tetap.
Untuk hasil persentase kebutuhan modal pada rasio 9 , bulan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.8
-0.1%
0.0%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
0.5%
PERSENTASE
BULAN
INPUT MODAL
Total produk yang dihasilkan Total penggunaan input modal tetap
Gambar 4.7 Input Modal Rasio 9 Tabel 4.8 Hasil Persentase Kebutuhan Modal
Bulan % rasio 8 % rasio 9
Januari 0.2 0
Februari 0.1 0.2
Maret 0.1 0.2
April 0.2 0.2
Mei 0.1 0.2
Juni 0.1 0.1
Juli 0.1 0.2
Agustus 0.1 0.2
September 0.2 0.2
Oktober 0.2 0.2
November 0.1 0.2
Desember 0.1 0.2
-0.1%
0.0%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
0.5%
PERSENTASE
BULAN
INPUT MODAL
4.4 Penentuan Tingkat Kepentingan Parameter Input
Pembobotan AHP digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan suatu kriteria. Menurut Thomas L Saaty, suatu pembobotan AHP akan dianggap konsisten, jika nilai Consistency Ratio < 0,1 (10%). Jika nilai Consistency Ratio <
0,1 terpenuhi maka nilai pembobotan AHP dapat digunakan sebagai nilai bobot kriteria. Perhitungan pembobotan parameter input dilakukan menggunakan metode AHP program komputer Expert Choice versi 11.5. Berdasarkan hasil perhitungan dengan perangkat lunak Expert Choice versi 11.5, diperoleh rekapitulasi pembobotan 4 parameter input dan Consistency Ratio sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Pembobotan Parameter Input
Input Pembobotan Consistency Ratio Keterangan
MATERIAL 0.172
0.05
Konsisten karena CR < 0.1
TENAGA KERJA 0.343
ENERGI 0.243
MODAL 0.243
4.5 Perhitungan Manual
Untuk mencari nilai bobot setiap parameter dapat dilakukan dengan cara manual sebagai berikut:
Tabel 4.10 PEMBOBOTAN PARAMETER INPUT
PARAMETER UTAMA
BOBOT KEPENTINGAN
PARAMETER UTAMA RUAS KIRI RUAS KANAN
MATERIAL 9 8 7 6 5 4 3 2 1
2
3 4 5 6 7 8 9 TENAGA KERJA MATERIAL 9 8 7 6 5 4 3 21
2 3 4 5 6 7 8 9 ENERGI MATERIAL 9 8 7 6 5 4 3 2 12
3 4 5 6 7 8 9 MODAL TENAGA KERJA 9 8 7 6 5 4 3 21
2 3 4 5 6 7 8 9 ENERGI TENAGA KERJA 9 8 7 6 5 4 32
1 2 3 4 5 6 7 8 9 MODAL ENERGI 9 8 7 6 5 4 3 21
2 3 4 5 6 7 8 9 MODALTabel 4.11 Kriteria Antar Parameter Input
PARAMETER INPUT MATERIAL TENAGA KERJA ENERGI MODAL
MATERIAL 1 2 1 2
TENAGA KERJA 1/2 1 1 2
ENERGI 1/1 1/1 1 1
MODAL 1/2 1/2 1/1 1
Tabel 4.12 Desimal equivalent
PARAMETER INPUT MATERIAL TENAGA KERJA ENERGI MODAL
MATERIAL 1 2 1 2
TENAGA KERJA 0.5 1 1 2
ENERGI 1 1 1 1
MODAL 0.5 0.5 1 1
Tabel 4.13 Normalisasi
PARAMETER INPUT MATERIAL TENAGA KERJA ENERGI MODAL
MATERIAL 0.5 0.44 0.25 0.33
TENAGA KERJA 0.25 0.22 0.25 0.33
ENERGI 0.5 0.22 0.25 0.16
MODAL 0.25 0.11 0.25 0.16
Tabel 4.14 Jumlah
PARAMETER INPUT JUMLAH
MATERIAL 1.52
TENAGA KERJA 1.05
ENERGI 1.13
MODAL 0.77
Tabel 4.15 Bobot prioritas
PARAMETER INPUT JUMLAH
MATERIAL 1.52/4 = 0.172
TENAGA KERJA 1.05/4 = 0.343
ENERGI 1.13/4 = 0.243
MODAL 0.77/4 = 0.243
4.6 Analisis Hasil
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan analisis sebagai berikut:
1. Tingkat produktivitas parsial menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola masing-masing input yang dimiliki, baik input material, tenaga kerja, modal, dan energi.
2. Tingkat produktivitas material terendah pada rasio 1 yaitu sebesar 50%
pada periode Desember, pada rasio 2 sebesar 20% pada semua periode (Januari – Desember), dan pada rasio 3 sebesar 1% pada periode Desember. Penyebab rendahnya produktivitas material dikarenakan faktor ketersediaan bahan baku, rendahnya ketelitian operator bagian pembentukan dan banyaknya produk cacat (Kharisma, D, 2007). Bila dapat digambarkan dengan grafik dapat terlihat pada gambar grafik 4.8 berikut ini:
Gambar 4.8 Grafik perbandingan antar rasio
3. Tingkat produktivitas tenaga kerja terendah pada rasio 6 sebesar 0%
pada periode Agustus, Oktober dan Desember. Penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh pemanfaatan waktu kerja yang kurang optimal oleh operator, kurangnya motivasi operator dalam bekerja serta belum adanya metode baku dalam proses produksi (Kharisma, D, 2007).
4. Tingkat produktivitas energi rasio 7 terendah sebesar 0.1% pada periode Juni. Penyebab rendahnya produktivitas energi pada periode Juni karena meningkatnya jam lembur pada periode tersebut sebagai akibat peningkatan pesanan.
5. Tingkat produktivitas modal terendah pada rasio 8 sebesar 0.1% pada periode Mei dan pada rasio 9 sebesar 0% pada periode Januari.
Rendahnya produktivitas modal pada periode ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan yang diperoleh. Bila dapat digambarkan dengan grafik dapat terlihat pada gambar grafik 4.9 berikut ini:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
INPUT MATERIAL
rasio 1 rasio 2 rasio 3
Gambar 4.9 Grafik perbandingan antar rasio
6. Sedangkan untuk perhitungan 4 parameter input jumlah nilai paling tinggi yaitu tenaga kerja sebesar 0,343, kemudian input energi dan modal sebesar 0,243 dan yang memiliki nilai paling kecil pada parameter input material dengan nilai 0,172. Bila dapat digambarkan dengan grafik dapat terlihat pada gambar grafik 4.10 berikut ini:
Gambar 4.10 Grafik perbandingan antar rasio
0.00%
0.02%
0.04%
0.06%
0.08%
0.10%
0.12%
INPUT MODAL
rasio 8 rasio 9
0.172
0.343
0.243 0.243
parameter
parameter
material tenaga kerja energi modal