• Tidak ada hasil yang ditemukan

Palliative Care: lmproving Quality of life Patients with Terminal lllness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Palliative Care: lmproving Quality of life Patients with Terminal lllness."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

,r.i

"

/r*?&

Wttq 1.,$-

j

qL

*I

*-oSp**

"

'

Polliative

Corel

"

1'.

,i

i-{;

lmproving

Quality

of

l-ife Patients

with

.,.i .i

Terminal

lllness

I

SURYANI SKP.,

MHSc.,

PhD

Disampaikan

PAda

HUT PPSI ke 39

Keta

pang,,

Kalimantan Barat

3O

maret

20X-3

t].

.l

I

(2)

Penyakit kanker sudah menjadi penyebab kematian kedua setelah penyakit

jantung'

Kasusnya terus meningkat setiap'tahunnya. Menurut

World

health Organization (WHO)

tahun 2030 nanti secara global penderita kanker meningkat sebesar 300% dan

di

Indonesia

diperkirakan penyakit kanker meningkat sebanyak tujuh kali lipat' Setiap tahun tidak kurang

dari

15.000 kasus

kanker

serviks

terjadi

di

lndonnesia' Sementara

kanker

payudara'

merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setetah kanker serviks' Tahun

2004

sebanyak 5.207 kasus

(Profil

Kesehatan lndonesia

th

200s)' Penyakit terminal

tidak hanya

terbatas pada penyakit kanker tapi juga penyakit terminal lainnya seperti gagal

ginjal'

HIV

Aids, lansia, parkinson dan sebagainya'

Dengan semakin meningkatnya kasus

-

kasus penyakit terminal tersebut diperlukan

palliative care yang dapat memperbaiki kualitas hidup penderitanya dan agar mereka

bisa

menjalani kematian dengan damai'

II.

Gejala

-

Geiala pada penyakit terminal

Menderita penyakit

terminal

merupakan pengalaman

yang

paling

tidak

menyenangkan karena adanya berbagai gejala terutama nyeri' Menurut hasil penelitian

Seale

and

cartwright

(1994), gejala

-

gejala pada penyakit

terminal

dikelompokkan sebagai

berikut:

(3)

tvtualdan muntah

Kurang tidur

Rffin-gan

selera makan

Cangguan

berkemih

(incontinence)

Dari

hasil

penelitian tersebut diatas

terlihat

bahwa

nyeri

merupakan gejala yang

paling banyak

dialami

baik

oleh

penderita kanker maupun penderita penyakit terminal

lainnya. Selanjutnya

yaitu

masalah pernafasan.

Yang

menarik adalah bahwa kehilangan

selera makan

lebih

banyak

dialami

oleh

penderita kanker daripada penderita penyakit

terminal lainnYa.

IIL

Kualitas hidup penderita dengan penyakit terminal

Yang dimaksud dengan kualitas hidup penderita adalah

keadaan dirinya (yang sedang sakit) sesuai konteks budaya dan termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya'

persepsi Penderita terhadaP

sistem nilai Yang dianutnYa,

Adapun dimensi dari kualitas hidup menurut Murphy et al. (2000), adalah

:

'

Gejala

fisik

r

Kemampuanfungsional(aktivitas)
(4)

o

Spiritual

o

Fungsi sosial

Kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)

Orientasi masa dePan

.oKehidupanseksual,termasukgambaranterhadapdirisendiri

o

Fungsi dalam bekerja

Menurut hasil penelitian Courtney, Edwards, Stephan,

o'Reilly,

dan Duggan (2003)

tentang kualitas hidup lansia yang tinggal diPanti menyimpulkan bahwa kualitas hidup lansia sangat dipengaruhi

oleh

intraksi sosialnya dengan masyarakat dan

juga

dipengaruhi oleh

status kesehatan sPiritualnYa.

PA L

IAT

I VE CA RE (Perawatan

paliatif)

Menurut

wHo

(2002), yang

dimaksud dengan

Palliative care

adalah sebuah

pendekatan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

hidup

penderita dan keluarganya

yang sedang mengalami atau menghadapi penyakit yang mengancam kehidupan melalui

pencegahan, pengkajian dan treatmenr terhadap nyeri, dan masalah masalah

fisik'

psikologis

serta spiritual lainnya. (WHO, 2002)

IV.l.

Sejarah Palliative Care (petawatan

paliatif)

Sejarah palliative care (perawatan

paliatif)

dimulai tahun 1967 dengan berditinya sebuah rumah singgah yang bernama christopher's Hospice

di uK.

Rumah singgah

ini

didirikan

a

(5)

i*

'.r".1'1" -'

oleh Dame

Cecily

Saunders. Kemudian pada tahun 1974 berdirilah Modern Hospice yg

pertama

di

usA

yang bernama connecticut Hospice. Dan pada tahun 1983 mulai adanya

Medicare Hospice Benefit

di

USA.

Selanjutnya perawatan

paliatif

berkembang diseluruh

dunia.

tVlz.

tuiuan

Paliative Care

Palliative care bedungsi atau bertujuan untuk:

o

Membantu penderita mengatasi nyeri dan gejala lainnya

o

Menghargai hidup dan kematian sebagai proses yang normal

r

Mengintegrasikan aspek psikotogis dan spiritual dalam merawat penderita

o

Memberikan support agar penderita bisa berfungsi secara aktif hingga kematiannya

o

Menyediakan support sistem

bagi

keluarga selama penderita

sakit

dan

setelah

kematiannya

yang kesemuanya itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita dan mungkin

juga bisa memperbaiki prognosa penyakitnya

IV.3. Prinsip

-

prinsip dalam paliative care

Menurut

chairn &

Yates (2003), hal

-

hal yang merupakan prinsip dalam perawatan paliatif

antara lain:

(6)

e,

.-i

o

Penderita dilihat sebagai whole person

o

Menggunakanpendekatan interdisiplin

o

Memberikan dukungan dan support pada pasien dan keluarga termasuk melewati

proses berduka: Menghadapi kematian dengan damai

.

Spirit untuk menerima PenYakit

o

Mengatasi nyeridan keluhan fisik lainnya

r

Penggunaan terapi alternatif dimungkinkan

IV.4. Tempat

untuk

melakukan perawatan

paliatif'

Menurut keputusan Menkes tentang kebijakan perawatan

paliatif

tahun

2007'

perawatan

paliatif bisa dilakukan diberbagai tempat antara lain:

a.

Rumah penderita sendiri

:

Untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan khusus

ataupun pengawasan.

b.

Puskesmas : Untuk penderita yang tidak memerlukan perawatan tapi hanya

pelayanan rawat jalan.

c.

Rumah singgah (hospice) : Untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan khusus

atau peralatan khusus, ataupun pengawasan

ketat,

tetapi belum dapat dirawat di

rumah

karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.

d.

Rumah sakit

:

Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
(7)

iF

-i

IV.S. Domains dalam Palliutive Csre

l.

Proses dan strukturPelaYanan

Pelayanan paliotive

care bersifat

komprehensif

dan

interdisipliner (Yates' 2007\'

.

paliarive care berfokus pada pasien dan keluarga. Tim paliative care punyajaringan

dengan pelayanan yg ada di masyarakat. Lingkungan perawatan yg sehat serta petugas atau perawatnya bisa dihubungi kapan saja

Perawatan fisik Penderita

Sangat penting

untuk

mengatasi

nyeri

yang dialami

oleh

penderita karena nyeri

merupakan gejala utama (Seale

and

cartwright,

1994). Selain

itu juga

masalah

pernafasan, anoreksia, i nsom n ia, dan konsti pasi'

Masalah nyeri bisa diatasi dengan memberikan obat

-

obatan seperti parasetamol dan ponstan atau bisa juga dengan memberikan obat tradisional yaitu daun simas tanduk

manjangan yang sudah ada spora coklat ditambah

jinten

dan Adas pulowaras serta gula batu. Nyeri

juga

bisa diatasi dengan mengajarkan penderita melakukan tehnik

relaksasi dan

juga

bisa dengan melakukan Spiritual emotional Feedom Tehnique

(SEFT) yang dikembangkan oleh Faiz Zainudin'

3.

Perawatan psikologis dan gangguan

jiwa

Masalah psikologis yang dialami penderita penyakit terminal

tidak

bisa diabaikan

karena

bisa

berlanjut menjadi gangguan

jiwa

berat.

Untuk

mengatasi masalah

psikotogis

ini

perlu pendekatan interdisiplin. Konseting perlu diberikan oleh ahlinya

agar masalah psikologis penderita bisa diatasi.

Jika

penderita

sulit tidur

karena
(8)

I.r

''

'':'"

4.

Aspek sosial

walaupun penderita mengalami penyakit terminal, mereka sebaiknya tetap beriteraksi

dengan lingkungannya.

Jika

perlu mereka tetap berkontribusi dilingkungan sosial.

Kalau

mereka masih bisa. bekerja sebaiknya

tetap

bekerja (Courtney, Edwards'

Stephan, O'Reilly, dan Duggan, 2003).

5.

Perawatan sPiritual

Bagaimana

penderita

memahami

dan

menerima

keadaan

penyakitnya

akan

mempengaruhi kesehatannya (courtney, Edwards, Stephan,

o'Reilly,

dan Duggan ,

2003).

Penerimaan penderita terhadap penyakitnya dipengaruhi

oleh

keadaan

spiritualnya (courtney, Edwards, Stephan,

o'Reilly,

dan Duggan, 2003). Karena itu

perawat perlu peka terhadap apa yg paling penting dalam kehidupan penderita' Siapa

org

yg

berpengaruh dalam hidup penderita. Bagaimana respon penderita terhadap

orang

itu.

Apakah ada tanda

-

tanda spirituat distress. Apakah penderita menganut

agama tertentu. Perhatikan verbal

dan

nonverbal penderita' Lakukan pengkajian

spiritual secara reguler. Hadirkan orang

-

orang yang bisa memberikan

spirit

bagi

penderita. Jika perlu hadirkanjuga guru ngaji atau ustadnya'

6.

Aspek budaya

Tim

mengkaji

dan

mencoba menemukan aspek budaya

spesifik yang

menjadi

perhatian dari penderita dan keluarga. Berkomunikasilah dengan menghargai budaya penderita dengan menghargai cara berkomunikasi, diet dan praktek - praktek budaya

(9)

.

..

1r.

7.

Aspek medikolegal perawatan paliatif'

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007, tanggal

l9

Juli

2007, penderita penyakit terminal harus memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif. informed consent perlu dilakukan' Meskipun pada umumnya hanya tindakan kedokteran (medis) yang membutuhkan informed consenl'

tetapi pada perawatan

paliatif

sebaiknya setiap tindakan yang berisiko dilakukan

informed consenf . Baik penerima informasi maupun pemberi persetujuan diutamakan

pasien sendiri apabila ia masih kompeten, dengan saksi anggota keluarga terdekatnya'

Tim

perawatan

paliatif

sebaiknya mengusahakan

untuk

memperoleh pesan atau pernyataan pasien pada saat ia sedang kompeten tentang apa yang harus atau boleh

atau

tidak

boleh

dilakukan terhadapnya. Pasien

dpt

menunjuk seseorang yang

nantinya akan mewakilinya dalam membuat keputusan pada saat ia tidak kompeten'

Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien,

tim

perawatan paliatif dapat

melakukan tindakan kedokteran yang diperlukan, dan informasi dapat diberikan pada

kesemPatan Pertama.

ry.

Asuhan keperawatan pada penderita menjelang kematian

Tujuan dari asuhan keperawatan

ini

adalah untuk membantu penderita meninggal dengan

tenang, bebas

dari

rasa cemas

dan nyeri.

Masalah keperawatan

yang

biasanya dialami

penderita antara lain depresi dan distress spiritual. Sedangkan masalah yang dialami keluarga

antara lain depresi, tidak tahu cara mempersiapkan orang yang akan meninggak dan tidak

memahami cara penyelenggaraan jenazah.

(10)

"

""

,,:-.

Listening aclively.Dengarkan semua keluhan penderita dengan ptnut' pttt'utiun'

o

Siapkan pasien sesoai dengan agama yang dianutnya dan berikan pendampingan

o

Tunjukkan emPati

r

Jika memungkinkan tanyakan perasaan penderita

'

o

Tunjukkan dukungan emosional

o

laga PrivacY Penderita

Kemudian

jika

penderita meniggal dunia, hal-hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan

Keperawatan jenazah antara lain:

a.

Segera mencuci

kulit

dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah atau

cairan tubuh lain.

b.

Jangan menyarungkan jarum suntik

ke

tutupnya. Buang semua jarum kedalam wadah

yang tahan tusukan (ember khusus)

"

c.

Sernua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan

darah

atau

cairan tubuh

lainnya segera dibersihkan dengan cairan klorin 0'5 oh

d.

Lakukan sterilisasi untuk eemua peralatan yang akan digunakan kembali

e.

Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik dan

lansung dibuang

(11)

v.

a

i,;

Daftar

Pustaka

chairn,

w. &

Yatbs, P. (2003). Education and training

in

palliative cate' Medical Journal of Australia 179,26-28'

courtney, M., Edwards, H., Stephan, J.,

o'Reilly,

M. a1d Duggan,

c.

(2003)' Quality

of life

measures

fo,

,.riO.ntt

oiaged care facilities:

A

literature review' Australosian

Journal on Age ing, 22(2):58'64.

Depkes (2007). Keputusan menkes tentang kebijakan p^erawatan paliatif' Diakses dari

puf iut i

Li

f

-M enkes-8 I

2

2007 -keb

ij akan-pa I iati

lpd

f

Leininger,

M.

&

Mc Farland, M.R. (2006). culture care-Diu.ersity and universality:

a

worldwide Nursing Theory. canada: Jones and Bartlett Publisher

Murphy,

8.,

Herrmaho

H.,

Hawthorne,

G''

Pinzone'

T'

-and

Evert'

H'

(2000)'

Australian

llHOQoL

instruments:

ir"r',

manual

and

interpretation

guide'

Melbourne: Australian WHOQoL Field Study Centre

Tejawinata, S

(201l).

Perawatan Paliatif: Penerapannya

di

Indonesia' Tantangan dan

Hambatannyu.

oirailiuitun

puOu

2nd

Seminar

Paliatif

UGM

"Pelayanan Paliatif

dengan Pendekatan Interd isipl iner"

wHo

(2002).

wHO

defenition

of

palliative

care'

Diakses

dari wHo-wHo

defenition of palliative care.pdf

Yates,

P.

Et

al.(2007). competency standard

and

educational requirements for
(12)

,ffffifl%tq,fr

<F!"

{8

&:)

PERSATUAN

PERAWAT

NASIONAL

INDT}NESIA

(PPNI)

(INDO]\ESIAN NATIONAL

NURSES ASSOCIATTON)

PENGUIITj

S KAB{JPATEN KIT,APANG

sckretariat

:

rlrNAS KgsEHATAN

KArlupAT'FlN KETi\FANG

JI"

nl

Pan.jaitan

No.

40

Iliberi[

-rn I(epada:

Dr

SURYANiI,

S

Kp

It{HSc

PhD

rl

eba

gai

tJ a

ias

iimb ur

l:n

I

ln1

./ruarii

lli:rn

i rra

i.

F{

cpe,i awii tit

ri

"

l"alli;llivc

Carr-:

Slrirsill6;:

Iri4rruving

Qullii-i

ruf'[,ifr

Paf-ienL,;

'tViih

'i-*.rini;ral

lllness

,,

lJ

i se

lcrn;.lg;r

r>

ii

riiii.ali

da

I

at

il'lI

.3;,fi1:n

lit.l'f IrfNl

ii-c

39

r")il

Jr) potl.r

i

;rnp,uai

,i0

Flale

t

di

[-iorci

Arirta

Kabupaten

tietiip*rg

ciengrn

I]erribicara.:

Ilr.

StJRIANI

S.Kp.

&tFtrSc.

phD

:0

t.1

?,:dnE 1?i.,$3

$'{6:'i

irlsti

-J, !p.E

It.,efi

i s, E' lr'

ii"+it

i l*ax r

&.'.*H-q.

C**.iE

fts+}

$"-*IE

Ke-39

11.'i),t,AN iliri irilrIsuillt,-,r Mrttiitriiiot

riili,,li.l I l'r, r l l

I :,,rir i

i,.,till

.:,t, i,

Referensi

Dokumen terkait

Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan

3 Landasan Bimbingan Konseling Islam 4 Latar balakang Bimbingan Konseling Islam 5 Subjek dan objek Bimbingan Konseling Islam 6 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Islam. 7

Dalam hal pelayaran khususnya pada pengaturan dalam UU Pelayaran, ada hak privilege yang tidak dapat ditagih, meskipun tergolong hak privilege , hal ini disebutkan di dalam Pasal

Enam pemimpin gereja dari enam gereja di Surabaya, diwawancarai dengan wawancara semi-terstruktur dan 268 remaja gereja mengisi kuesioner tentang SSA.. Hasil

ANALISIS KOMPONEN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAUN PINUS (Pinus merkusii Jungh. etdeVries)DARI KABUPATEN

BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah.IPR dan FBIR secara parsial memiliki pengaruh positif yang

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Ujian Tingkat Sarjana (S-1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai

Today, all the global market already focus on changing business model from physical content to streaming content, with use internet technology as their backbone.. Most