• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hati-Hati Mata Iritasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hati-Hati Mata Iritasi."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TEMPO

o

Sen;n

123

17

18

19

OJan

OPeb

o Selasa 0 Rabu 0 Kam;s

0

Jumat

4

5

6

7

8

9

10

11

20

21

22

23

24

25

26

.Mar

OApr o Me; OJun OJul 0 Ags

o Sabtu .

M;nggu

12

13

~

15 16

27

28

29

30

31

OSep

OOkt

ONov

ODes

I

I

I

f

Hati.hati

Mata

Iritasi

Gara-gara mata gatal

dan merah, ditambah

penanganan yang salah,

Jason Tedjasukmana

hampir buta. Vernal

conjunctivitis atau iritasi

mata sering dialami

banyak orang, tapi

dfanggapenteng..Jika

parah, jalank~luarnya

pencangkokan kornea atau

perawatan yang memakan

w~Jctulama, serta tak bpleh

kfmadebu, .polusiud~a,

d$1 sinar matahad.

iau

Pernahdipuja,kemampuan

pe/atihJepang,TakeshiOkada

kini diragukan.

-

SF

'(JRT

\

Kliping Humas Unpad 2010

(2)

--II

KESEHATAN

.

---F

OTOGRAFER harus mencari temp at yang terang ketika me-motret Jason Tedjasukmana di Hotel Mandarin, Jakarta, Se-lasa siang pekan lalu. "Mata saya peka terhadap flash," katanya. Me-mang tampak mata kanan wartawan majalah Time itu seperti memicing. Se-dangkan yang kiri normal. "Masih te-rasa ada seperti buliran-buliran pasir di mata kanan saya," ujarnya.

Pria berdarah campuran Indonesia-Amerika Serikat itu saat ini merasa ce-pat lelah ketika berhadapan dengan la-yar komputer, dan tersiksa bila berada di tempat berdebu, polusi udara, serta cahaya matahari. "Saya belum berani meliput daerah-daerah bencana dalam kondisi begini," kata Jason.

Yang membuat penggemar gado-gado Jalan Empu Sendok ini tetap bertahan di Indonesia adalah kedatangan Presi-den Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia pada pertengahan Maret ini. "Setelah Obama pulang, saya kembali lagi ke Michigan, untuk pengobatan lanjutan," ujar Presiden Klub Kores-ponden Asing di Jakarta itu.

Siksaan itu bermula setahun yang lalu. Mata Jason terasa gatal, merah, dan buram saat melihat. Lalu dia datang ke dokter spesialis mata. Dokter mendiagnosisnya iritasi. Tak puas pada satu dokter, pria kelahiran 42 tahun si-lam itu pergi ke dokter lain. "Sampai delapan dokter, hasilnya iak memuas-kan," ujarnya. Bahkan matanya sema-kin buram. "Seperti ada benjolan di da-lam kelopak mata," ujarnya.

Jason lalu terbang ke Singapura, ber-harap dokter negeri berlambang singa duyung itu memberikan solusi. Tapi dokter negeri jiran itu menyatakan terlambat. Jason harus cangkok Kor-nca. "SaYH kaget, tak mau ambil risiko, biayanY<1 juga besar, saya pulang ke kampung," katanya. Di tempat orang tuanya, Michigan, Amerika Serikat, mata Jason <.liperiksa intensif. Ternyata dokter di sana tak mengharuskan cang-kok kornea, hanya perlu perawatan le-bih lamu, dan pemberian steroid atau obat tetes mata.

Dokter di Michigan menyebut Jason menderita vernal conjunctivitis at au iritasi mata. "Setelah pengobatan, mata saya agak enakan, walau masih belum sembuh benar," ujarnya. Namun Jason tak bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia. "Saya butuh pekerjaan ini," ujarnya.

Iritasi seperti yang dialami Jason me-mang tak boleh dipandang enteng. Me-nurut dokter spesialis mata Hikmat Wangsaatmadja, iritasi mata bisa dise-babkan oleh segala sesuatu yang me-ngenai organ penglihatan itu,

misal-42

I

TEMPO 14 ~1-\RET 2l11Q

-- -- -

-..---

-- . -

-nya udara, debu, angin penyejuk uda-ra, serta asap. Tanda-tanda mata yang terkena iritasi antara lain mata merah, berair, teras a perih dan gatal.

Gejala iritasi ringan memang biasa terjadi dan tidak dianggap sebagai ma-salah. Pad a kondisi normal, menurut Direktur Medik dan Keperawatan Ru-mah Sakit Mata Cicendo, Bandung itu, kalau ada rangsangan atau ancaman, mata akan berkedip, kelopaknya menu-tup dan mengeluarkan air mata. "Jadi tubuh mempunyai mekanisme perta-hanan spontan. Air mata juga berfung-si sebagai cairan antiseptik bagi organ mata," ujar lulusan sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Pa-djadjaran, Bandung, ini.

Namun, pada kondisi iritasi berat se-perti mata terkena bahan kimia atau serbuk besi ketika menggerinda, mata harus cepat dibersihkan oleh dokter. "Kalau terkena bakteri, biasanya kami beri antibiotik," ujar dokter Hikmat. Untuk mencegah iritasi, mata harus ter-hindar dari sumber iritasi seperti debu dan asap. Pengendara motor, misalnya, disarankan memakai kacamata pelin-dung. Kalau dibiarkan terus, iritasi da-pat berubah menjadi peradangan kro-nis, yang hanya bisa disembuhkan

de-

----ngan pengobatan jangka panjang. Radang, menurut spesialis mata lain Bambang Susetyo, bisa terjadi jika iri-tasi mata ringan terus berlangsung se-lama dua minggu. Bahaya lainnya ada-lah terjadi infeksi yang memudahkan bakteri atau jamur masuk. Dalam bebe-rapa kasus, karena penanganan terlam-bat, menurut Ketua Komite Medik RS Cicendo itu, jaringan ikat mata bisa ter-ganggu. "Kornea bisa habis, jebol mata-nya. Kornea matanya bolong, jadi buta," katanya.

Infeksi bola mata, menurut dokter Bambang, bisa juga mengakibatkan pa-sien terkena meningitis dan mening-gal. Pernah terjadi pasien dari Kabu-paten Kuningan, Jawa Barat, mening-gal setelah matanya terserang infeksi sistemik.

Menjaga mata, menurut dokter se-nior lulusan Fakultas Kedokteran Uni-versitas Padjadjaran itu, harus dimu-lai sedari kecil. Pematangan penglihat-an pada penglihat-anak-penglihat-anak berlangsung pacta usia 0 sampai 13 tahun. Jika gangguan refraksi-kondisi ketika cahaya yang masuk tidak tepat dibiaskan ke retina-didiamkan atau tidak dibantu kacamata yang tepat, bisa berakibat kebutaan.

Penyakit mata yang juga kerap

(3)

M

US Mulyadi, 65 tahun, tak me-ngira bakal menjadi buta setelah menjalani operasi mata di sebuah rumah sakit di Ciki-ni, Jakarta Pusat, akhir bulan lalu. Pada-hal sebelumnya penyanyi keroncong ini sudah dua kali menjalani operasi mata yang sama. "Tapi ketika itu tidak terjadi apa-apa dan bisa melihat lebih baik," kata Mus Mujiono, adik Mus Mulyadi, ke-pada Tempo, Rabu pekan lalu. Sebelum dioperasi, penyanyi yang dikenal dengan julukan "buaya keroncong"itu berobat ke rumah sakit karena dalam beberapa bu-Ian terakhir mengalami rabun mata.

Mujiono mengatakan, menurut dok-tel' yang selama ini menangani kese-hatan mata kakaknya, kebutaan suami penyanyi Helen Sparringa itu

disebab-kan penyakit diabetes yang dideritanya sejak 1980-an. "Is-tilahnya glaukoma, tidak ada faktor lain," kata Mujiono.

Kadar gula darah yang did~rita anak ketiga dari dela-pan bersaudara ini, menurut Mujiono, pernah mencapai 400 mmol/L (millimoles per liter). "Bukan beliau saja yang kena diabetes, saya juga," ujar Mus Mujiono, yang juga penyanyi. "(Penyakit) keturunan sepertinya."

Selain itu, Mus Mujiono menambahkan, selama beberapa

.

,,=-,,',"~'~"'~';.."''t..

~ bulan terakhir, kakaknya sangat sibuk

Mus Mulyadl

sehingga pola makan dan istirahatnya

ti-__

dak teratur. Jadwal rekaman, menyanyi

solo untuk musik dangdut dan keron-cong, serta tampil di berbagai acara, se-mua berlangsung bersamaan.

Setelah operasi, pelantun tembang

Dinda Bestari, Telomoyo, dan Jembatan

Merah ini memang tidak buta total. Dia masih bisa melihat sinal', misalnya sinal' telepon seluler. "Penglihatannya berku-rang 90 persen," ujarnya. Kini Mus Mul-yadi lebih banyak menghabiskan wak-tu beristirahat di rumah. Kendati peng-lihatannya terbatas, Mus Mulyadi yang telah merilis 80 album keroncong ini te-tap berkarya dengan menciptakan lagu, menyanyi, dan memberikan pelayanan di gereja.

Untuk pemulihan, Mus Mulyadi masih rutin memerik-sakan matanya di rumah sakit yang sarna serta meminum obat. "Kami masih optimistis, penglihatannya dapat normal seperti sediakala," kata Mus Mujiono. Setelah operasi dila-kukan, Mus Mulyadi juga belum melakukan upaya lain un-tuk memulihkan penglihatannya. "Kami berfokus ke peng-obatan secara medis," ujarnya.

RinlKustianl

l

nyambangi anak-anak adalah ver-nal conjunctivitis-biasa disebut pink eye-seperti dialami Jason kini. Alergi pada sebagian orang itu biasanya dipicu oleh serbuk bunga yang bertebaran di negeri empat musim. Di Indonesia, pe-micunya bisa debu atau sinal' mataha-ri. Penyebab alergi itu, menurut dok-tel' Bambang, adalah bakat atau ke-turunan, dan pengaruh iingkungan. "Orang yang sering ke luar rumah gam-pang terkena," katanya.

Tanda-tanda vernal seperti iritasi mata biasa, semisal gatal, merah, dan perih. Bambang melarang pemberian obat tetes mata steroid tanpa resep dok-ter. Mendapatkan obat seperti itu me-mang mudah di apotek. "Kalau sudah akut, biasanya orang pakai obat tetes steroid," ujarnya.

Pemakaian obat terus-menerus bisa menimbulkan efek samping. Apa-lagi jika tak terkontrol, bahaya lain te-lah menunggu. "Efek samping obat bisa menyebabkan tekanan pada bola mata meninggi," kata Bambang. Bebe-rapa pasien yang datang ke Rumah Sa-kit Cicendo mengaIami kebutaan aki-bat cara pengoaki-batan dengan tetes ste-roid terse but.

Vernal pada anak-anak bisa lenyap sendiri setelah anak melewati masa pu-bertas, 17-20 tahun. Dalam kasus lain, vernal pada anak bisa berakibat

terja-r

---.

14 MARET 2010 TEMPO I 43 dinya reaksi berat pada kelopak mata, yaitu munculnya tonjolan-tonjolan be-sar yang menggesek kornea sehingga menimbulkan luka dan mengakibatkan kebutaan. Jika terdeteksi ada benjolan seperti itu, dokter biasanya melakukan operasi agar tonjolannya hilang. Semua dokter mata, menurut dokter Bambang, bisa menangani kasus yang jarang ter-jadi seperti itu.

Rumah Sakit Mata Cicendo rata-rata dalam sehari menangani 15 pasien ver-nal, yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Kasus kebutaan di Indo-nesia termasuk yang tertinggi di du-nia. Angkanya, menu rut dokter Hik-mat, mencapai 1,5 persen dari total pen-duduk Indonesia. Penyebab terbanyak adalah katarak, lalu kelainan refraksi khususnya pada anak, infeksi, kelainan retina, glaukoma, serta kelainan kare-na gangguan kornea.

Selain itu, kebutaan bisa muncul aki-bat pemakaian lensa kontak yang sa-lah sehingga mengakibatkan infeksi. Kebutaan, menurut Hikmat, sebenar-nya bisa dicegah dan ditangani. "Tapi di Indonesia masih ada kendala, ter-utama karena kesadaran masyarakat yang masih kurang," ujarnya. Pemerin-tah dinilai Hikmat masih belum maksi-mal memberikan penyadaran at au upa-ya promotif untuk mencegah kebutaan.

Referensi

Dokumen terkait

a) Perilaku homoseks menjadi pencetus timbulnya penyakit AIDS yang sangat potensial· menghilangkan nyawa pelakunya. Dengan demikian melakukan praktek homoseks secara pelan namun

Menimbang: a.Bahwa dalam rangka menindak lanjuti keputusan Walikota Serang Nomor 042/Kep.280-Huk/2019 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Publik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat cemaran bakteri Escherichia coli O157 pada susu kedelai yang dijual di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan

Hasil observasi ditemukenali sebagian besar jaringan jalan belum dipasang rambu-rambu lalu lintas, sebagai penanda lokasi-lokasi rawan, fasilitas umum dan lain sebagainya,

“Saya tidak tahu”. Banyak orang telah meninggal dan bahkan saat ini, setelah setahun, mereka terus mening- gal karena Covid. Beberapa teman saya dan suami saya,

[r]

[r]

[r]