Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN
SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Kimia
oleh
Budhi Nugraha
NIM 1201418
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Problem Based Learning terhadap Pemahaman Konsep, Keterampilan Berpikir Kreatif
dan Self-efficacy siswa SMA pada Proses Penjernihan Air” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dikenakan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau adanya klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, 30 Juni 2015
Yang membuat pernyataan
Budhi Nugraha
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lembar Pengesahan
TESIS
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN
SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Telah disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Pembimbing I
Dr. Momo Rosbiono, M.Pd, M.Si NIP.195712111982031006
Dosen Pembimbing II
Dr. Wahyu Sopandi, M.A NIP. 196605251990011001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia Sebagai Plt. Ketua Program Studi S2
Pendidikan Kimia Sekolah Pasca Sarjana UPI
Dr. rer. Nat. Ahmad Mudzakir, M.Si
ABSTRAK
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Pendekatan PBL menuntut siswa untuk aktif dalam menggali informasi baik melalui pencarian maupun penyelidikan dalam memecahkan masalah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan Berbasis Masalah (PBL) terhadap pemahaman konsep, keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy siswa. Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Garut dengan subjek 73 orang siswa kelas XI yang dirancang
dengan metode kuasi eksperimen, dengan bentuk “pretest-postest, nonequivalent control group design”. Hasil analisis pengaruh PBL terhadap kegiatan belajar siswa yang meliputi tahapan merumuskan masalah, menganalisis masalah, melakukan penyelidikan, integrasi dan evaluasi adalah 67,3%, 61,6%, 84,5%, 73,2%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman konsep, pencapaian keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy siswa kelas eksperimen lebih baik dibanding kelas kontrol, dengan selisih skor rata-rata pemahaman konsep sebesar 10,8% dan hasil uji t = 2,442, selisih skor rata-rata pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa sebesar 8,6% dan hasil uji t = 2,507, selisih skor rata-rata pencapaian self-efficacy sebesar 6,5% dengan nilai signifikan = 0,01. Terdapat hubungan antara keterampilan berpikir kreatif siswa dengan pemahaman konsep dan Self-efficacy siswa dengan koefisien korelasi dan determinasi (R2) masing-masing sebesar (0,748; 0,559) dan (0,514; 0,264). Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep dan Self-efficacy memberi kontribusi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa sebesar 55,9% dan 26,4 %.
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Problem Based Learning (PBL) is a learning oriented approach to problems that occur in daily. PBL approach requires students to obtain information through the research and investigation in solving problem. This study was conducted to determine the effect of problem-based learning method (PBL) to the understanding concepts, creative thinking skills and self-efficacy students. The study was conducted in one of the high schools in Garut with the subject of 73 students of class XI-designed quasi-experimental methods, with a "pretest-posttest, nonequivalent control group". The results of feasibility analysis stage of PBL include to formulate problems, to analyze problems, to investigations, to integrate & evaluate problems are 67.3%, 61.6%, 84.5%, and 73.2% respectively. The result of study showed that enhancement of understanding of concepts, creative thinking skills and self-efficacy of students in the experimental class better than the control class, with the difference in the average score of understanding concepts is (10.8% and T test = 2.442) the creative thinking skills is (8.6% and T test = 2.507) the self-efficacy is ( 6.5% with significant value = 0.01). There is a good relationship between creative thinking skills with understanding of concept and self-efficacy of students by coefficient correlation & determinasi (R2) of (0.748; 0.559) & (0.514; 0.264) respectively. It shows that undestanding of concept and self-efficacy contributes to creative thinking skills of students by 55.9% and 26.4%
Keywords: problem-based learning model, understanding of concepts, creative
thinking skills, self-efficacy, the water purification process.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 A. Pendekatan Pembelajaran Problem Based Learning ... 8
B. Pemahaman Konsep ... 12
C. Berpikir kreatif dalam pembelajaran ... 16
D. Self-efficacy ... 25
E. Proses penjernihan air ... 29
F. Kerangka Pemikiran ... 42
G. Hipotesis Penelitian ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel Penelitian ... 44
D. Instrumen Penelitian ... 45
E. Prosedur Penelitian ... 55
F. Teknik Analisis Data ... 58
BAB IV TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Keterlaksanaan Tahapan Model pembelajaran PBL ... 60
B. Pengaruh Metode Pembelajaran PBL terhadap Pemahaman konsep ... 72
C. Pengaruh Metode Pembelajaran PBL terhadap berpikir kreatif siswa ... 78
D. Pengaruh Metode Pembelajaran PBL Self-efficacy siswa ... 86
E. Korelasi antara Berpikir Kreatif dan Self-efficacy Siswa ... 90
F. Pembahasan dan Temuan Penelitian ... 94
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 100
1. Simpulan ... 100
2. Implikasi ... 101
3. Rekomendasi ... 102
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
2.1. Tahapan Pembelajaran Problem Based learning ... 9
3.1. Desain Penelitian ... 46
3.2. Sampel Siswa kelas XI ... 47
3.3. Variabel Penelitian ... 47
3.4. Hasil validasi instrumen Pemahaman konsep oleh validator ... 49
3.5. Uji Q-Cochran validitas Isi test Kognitif ... 49
3.6. Hasil validitas uji coba test kognitif siswa ... 50
3.7. Hasil validasi instrumen KBK oleh validator ... 52
3.8. Uji Q-Cochran validitas Isi keterampilan berpikir kreatif ... 52
3.9. Hasil validitas Uji coba keterampilan berpikir kreatif (KBK) ... 53
3.10. Klasifikasi koefisien Validitas ... 54
3.11. Klasifikasi Derajat Reliabilitas ... 55
3.12. Hasil uji validitas dan Reliabilitas Self-efficacy siswa ... 56
4.1. Hasil pengamatan keterlaksanaan tahapan PBL oleh observer ... 63
4.2. Hasil analisis pertanyaan pada LKS kelompok Eksperimen ... 65
4.3. Hasil analisis jawaban pada LKS kelompok Eksperimen ... 66
4.4. Hasil analisis tahapan penyelidikan setiap kelompok ... 68
4.5. Hasil analisis tahapan mempresentasikan hasil percobaan ... 71
4.6. Rumusan masalah pada saat presentasi hasil temuan ... 71
4.7. Hasil integrasi/evaluasi KBK kelompok siswa ... 73
4.8. Deskripsi hasil pretest dan postest Pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol ... 74
4.9. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas skor pretest dan postest pemahaman konsep ... 76
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.11. Hasil uji beda rata-rata pretest dan postest antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol ... 79
4.12. Deskripsi hasil pretest dan postest KBK kelas eksperimen dan kontrol ... 81
4.13. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas skor pretest dan postest KBK kelas
eksperimen dan kontrol ... 83
4.14. Hasil Gain dan Uji beda rata-rata antara skor pretest dan postest KBK pada
kelas eksperimen dan kontrol ... 85
4.15. Hasil uji beda rata-rata pretest dan postest antara kelas eksperimen dan
kontrol ... 86
4.16. Deskripsi hasil Angket Self-efficacy kelas eksperimen dan kontrol ... 88
4.17. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Self-efficacy kelas eksperimen dan
kontrol ... 89
4.18. Hasil Uji beda rata-rata Angket Self-efficacy antara kelas eksperimen dan
kontrol ... 91
4.19. Korelasi dan determinasi antara keterampilan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 92
4.20 Korelasi dan determinasi antara keterampilan berpikir kreatif dan
self-efficacy siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 93
DAFTAR GAMBAR
halaman
2.1. Proses Adsorpsi ... 31
2.2. Proses Proses penyerapan OH- dan H+ oleh As2S3 dan Fe(OH)3 ... 31
2.3. Lapisan Rangkap Listrik ... 34
2.4. diagram proses pengolahan ... 37
2.5. PAC ... 38
2.6. Tawas ... 39
2.7. . kelor ... 41
2.8. Diagram Kerangka Berpikir ... 45
3.1 Alur Penelitian ... 60
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada era millenium saat ini
ditandai dengan adanya integrasi kreatif dalam hal informasi dan pembelajaran
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Untuk mengimbangi perkembangan ilmu
pengetahuan dan pertumbuhan informasi yang terus meningkat, maka diperlukan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik dalam mengimbangi
pertumbuhan itu secara cepat, antara lain dengan mengembangkan keterampilan
berpikir dan kemampuan belajar melalui strategi belajar yang dekat dengan
kehidupan manusia. Sedangkan dalam proses pembelajaran tradisional yang
selama ini siswa peroleh kurang mendorong dalam mengembangkan keterampilan
berpikir. Proses pembelajaran di kelas masih diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus
dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi mereka miskin aplikasi. Pendidikan di
sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal.
Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter
serta potensi yang dimiliki. Hal ini dikemukakan oleh Munandar (2012) bahwa
pembelajaran di sekolah penekannya lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban
yang benar terhadap soal-soal yang diberikan, sedangkan proses-proses pemikiran
tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih.
Seperti tertera dalam kurikulum 2006 (KTSP) disebutkan bahwa untuk
menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi diperlukan sumber daya yang memiliki keterampilan tinggi yang
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang
efektif (Depdiknas, 2006). Untuk itulah program pendidikan yang dikembangkan
peserta didik. Hal ini juga dijelaskan dalam kurikulum bahwa salah satu tujuan
pembelajaran adalah mengembangkan aktivitas belajar yang memicu siswa
berpikir kreatif yang akan melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
membiasakan dan mengembangkan gaya berpikir divergen, orisinal,
memunculkan keingintahuan, memuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
Pengembangan kreativitas dan keterampilan berpikir kreatif siswa dilakukan
melalui aktivitas-aktivitas kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Berpikir kreatif
dapat dipandang sebagai produk dari Kreativitas, sedangkan aktivitas kreatif
merupakan kegiatan dalam pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong atau
memunculkan kreativitas siswa (Risnanosanti, 2010).
Untuk mengoptimalkan bakat dan kemampuan peserta didik maka
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mampu untuk mengeksplorasi
berbagai metologi yang meliputi beberapa aspek seperti, tantangan dunia nyata,
keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan memecahkan masalah,
pembelajaran lintas bidang studi, pembelajaran mandiri, kemampuan
menyampaikan informasi, bekerjasama dalam tim, kemampuan berkomunikasi
(Tan, 2003). PBL diciptakan untuk mengakomodir semua aspek kebutuhan itu.
PBL bukan merupakan hal yang baru dan telah digunakan pada awal tahun
1950an pada sekolah tinggi kedokteran di Amerika Serikat. Pada tahun 1988an
sekolah tinggi kedokteran Harvard telah mengadopsi sebagian pendekatan
pembelajaran PBL untuk semua mahasiswanya, Cuban dalam (Tan, 2003).
Mengapa PBL menjamur pada sekolah tinggi kedokteran menurut Bridges dan
Hallinger (1995) mencatat bahwa salah satu argumen menjamurnya penggunaan
PBL sekolah tinggi kedokteran adalah adanya bukti empiris yang menunjukkan
bahwa mahasiswa kedokteran mempertahankan sedikit dari apa yang telah mereka
pelajari dalam disiplin ilmu dasar. Selanjutnya, studi seperti yang dilakukan oleh
Balla (1990 a,b) menemukan bahwa mahasiswa kedokteran sering tidak benar
dalam menerapkan pengetahuan ilmu dasar dalam merumuskan dan merevisi
diagnosis klinis. Secara tradisional, konten pengetahuan yang diajarkan kepada
3
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terlepas dari konteks dunia nyata) tidak membantu peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan untuk situasi masalah baru. PBL muncul untuk
mengatasi kesenjangan antara teori dan praktek.
Topik Koloid dengan pokok bahasan proses penjernihan air merupakan
topik yang digunakan oleh peneliti dalam mengimplementasi pendekatan
pembelajaran PBL. Hal ini disebabkan karena pada topik koloid terdapat konsep
terdefinisi dan kongkrit yang memerlukan pemahaman mendalam siswa dalam
menguasainya. Sesuai dengan pendapat Gagne (Dahar, 1996) yang membagi
konsep kedalam dua kategori yaitu konsep terdefinisi dan kongkrit. Perolehan
konsep-konsep terdefinisi meminta siswa untuk dapat menentukan konsep-konsep
kongkrit. Selain itu untuk mengusai konsep koloid, siswa di tuntut untuk
memahami konsep topik-topik sebelumnya seperti topik ikatan kimia, rumus dan
persamaan kimia, hidrokarbon, larutan, struktur dan gaya antarmolekul, hal ini
disebabkan karena konsep-konsep kimia merupakan konsep yang berjenjang,
berkembang dari konsep-konsep sederhana menuju konsep-konsep yang lebih
kompleks. Selama ini siswa jarang mengkolaborasi pengetahuan awalnya dalam
bentuk aplikasi untuk kepentingan hidup sehari-hari.
Proses penjernihan air merupakan masalah yang aktual dalam kehidupan
sehari-hari dan sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam mengaplikasikan
keilmuanya kelak di kemudian hari. Untuk memahami proses penjernihan air
secara kimia, selain diperlukan pemahaman konsep koloid, peneliti juga mencoba
untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy dari peserta
didik dalam memecahkan masalah tersebut. Menurut Munandar (2009) kreativitas
merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang
sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan
yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat. Keterampilan berpikir kreatif
merupakan kemampuan individu untuk mencari cara, strategi, ide atau gagasan
dihadapi. Sukmadinata (2004) mengemukakan bahwa berpikir kreatif adalah suatu
kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman
pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu yang relatif baru.
Keterampilan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang sangat ditekankan
kehadirannya di dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran kimia di sekolah.
Mulyana & Sabandar (2008) juga mengemukakan hal yang sama, bahwa siswa
harus memiliki keterampilan berpikir kritis, logis, kreatif, sistematis, komunikasi
serta kemampuan dalam bekerja sama secara efektif. Cara berpikir seperti ini
diperlukan dalam mempelajari kimia, karena kimia memiliki struktur dan
keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsep-konsepnya sehingga memungkinkan
siswa terbiasa untuk menggunakan keterampilan-keterampilan di atas dalam
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif pada saat siswa dalam pemecahan
masalah.
Self-efficacy juga dituntut dalam kurikulum sekolah menengah atas. Salah
satu tujuan pengajaran (kurikulum 2006) adalah mengembangkan aktivitas kreatif,
serta memiliki sikap menghargai kegunaan ilmu dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari kimia, serta kualitas
sikap ulet, dan percaya diri (self-efficacy) dalam pemecahan masalah. Menurut
Bandura (1986), self-efficacy diartikan sebagai keyakinan manusia mengenai
efikasi diri mempengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka pilih untuk
dilakukan, sebanyak apa usaha yang akan mereka berikan ke dalam aktivitas ini,
selama apa mereka akan bertahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan,
serta ketangguhan mereka mengikuti adanya kemunduran, selain itu Bandura juga
mengatakan bahwa kemampuan persepsi untuk melaksanakan tugas-tugas dan
mencapai tujuan
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir dan kemampuan belajar siswa, guru sebagai salah satu
komponen dalam sistem pengajaran harus mampu mengembangkan tidak hanya
pada ranah kognitif, dan ranah psikomotorik semata yang ditandai dengan
5
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa. Pada ranah ini siswa harus ditumbuhkan rasa percaya dirinya (self-efficacy)
sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni manusia
yang berkepribadian yang mantap dan mandiri, manusia utuh yang memiliki
kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya, mengendalikan
dirinya dengan konsisten, dan memiliki rasa empati serta memiliki kepekaan
terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dirinya maupun dengan
orang lain.
Pada kenyataannya di lapangan, guru-guru kimia sekolah menengah jarang
memberi perhatian yang proposional dalam meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif dan efficacy siswa. Rendahnya keterampilan berpikir kreatif dan
self-efficacy dalam mata pelajaran kimia sekolah menengah atas merupakan
permasalahan penting dalam pendidikan kimia. Diduga karena faktor
pembelajaran yang dikemas tidak optimal, lingkungan belajar kurang kondusif,
kurang menyenangkan, kurang partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran kimia yang dipandang
tepat sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy
siswa.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diperkirakan dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy siswa dalam pembelajaran kimia
adalah pembelajaran Problem Based Learning. Problem Based Learning (PBL)
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
masalah melalui tahap-tahap pendekatan ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007). PBL atau pembelajaran
berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kreatif dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Hubungan antara pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
pendekatan pembelajaran ini, yaitu: belajar dimulai dengan satu masalah,
memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa,
mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu,
memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri, menggunakan
kelompok kecil, dan menuntut siswa untuk mendemontrasikan yang telah mereka
pelajari dalam bentuk produk atau kinerja. Berdasarkan uraian di atas, tampak
jelas bahwa pembelajaran dengan pendekatan PBL dimulai oleh adanya masalah
yang dalam hal ini dapat dimunculkan oleh siswa ataupun guru, kemudian siswa
memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa
yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian “Pengaruh pembelajaran Problem Based Learning
terhadap pemahaman konsep, keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy siswa
SMA pada proses penjernihan air” adalah:
1. Seberapa besar pengaruh Problem Based learning terhadap kegiatan
belajar siswa pada topik proses penjernihan air ?
2. Seberapa besar pengaruh Problem Based Learning terhadap peningkatan
pemahaman konsep siswa pada topik penjernihan air dibanding dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?
3. Seberapa besar pengaruh Problem Based Learning terhadap keterampilan
berpikir kreatif siswa pada topik penjernihan air dibanding dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional ?
4. Seberapa besar pengaruh Problem Based Learning terhadap pencapaian
self-efficacy siswa pada topik penjernihan air dibanding dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional ?
5. Bagaimana korelasi antara keterampilan berpikir kreatif dengan
7
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Bagaimana korelasi antara keterampilan berpikir kreatif dengan
self-efficacy siswa pada topik proses penjernihan air ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Problem Based learning terhadap
kegiatan belajar siswa pada topik proses penjernihan air.
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Problem Based Learning terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi penjernihan air dibanding dengan
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Problem Based Learning terhadap
keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi penjernihan air dibanding
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional,
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Problem Based Learning terhadap
pencapaian self-efficacy siswa pada materi penjernihan air dibanding
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
5. Untuk mengetahui korelasi antara keterampilan berpikir kreatif dengan
pemahaman konsep siswa pada topik proses penjernihan air.
6. Untuk mengetahui korelasi antara keterampilan berpikir kreatif dengan
self-efficacy siswa pada topik penjernihan air.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dan melengkapi
teori-teori pembelajaran kimia yang telah ada melalui pendekatan Problem
Based learning. Selain hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh
peneliti juga sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan Problem Based
2. Hasil penelitian ini yang berupa pendekatan implementasi pembelajaran
Problem Based Learning dapat dimanfaatkan oleh guru, atau pemerhati
pendidikan yang ingin mengoptimalkan pemahaman konsep, keterampilan
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model dan Desain Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen, hal ini dilakukan karena peneliti tidak memungkinkan mengambil
sampel secara acak Menurut Ruseffendi (2005) bahwa pada penelitian kuasi
eksperimen subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima
keadaan subjek seadanya. Sedangkan Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pretes-postes, Nonequivalent Kontrol Group Design.
Pretest-postes, Nonequivalent Kontrol Group Design merupakan desain penelitian kuasi
eksperimen yang memberikan tes sebelum dan sesudah (Pretest and postes)
perlakuan (Wiersma, 2009). Nonequivalen yang dimaksud adalah dilihat dari segi
perlakuan. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian (Wiersma, 2009)
Kelas Pretes Perlakuan Postes
A O1 X O2
Pada desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran
Problem Based Learning (PBL), dan kelompok kontrol diberi pembelajaran
konvensional, Selanjutnya masing-masing kelas penelitian dilakukan pretes (O1)
dan postes (O2). Adapaun pretes dan postes dilakukan untuk melihat perbedaan
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kimia kelas XI SMA Negeri 19 Garut
tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 73 siswa yang terbagi menjadi 37 siswa pada
kelas eksperimen dan 36 siswa pada kelas kontrol. Jumlah siswa pada
masing-masing kelas ditunjukkan pada tabel 3.2
Tabel 3.2. Jumlah sampel siswa kimia kelas XI di SMA Negeri 19 Garut
NO Kelas Jumlah siswa
1 XI-MIA1 36
2 XI-MIA3 37
Jumlah 73
Dasar pengambilan subyek penelitian ini yaitu dengan melihat kemampuan
siswa pada kedua kelas ini relatif sama, sehingga diharapkan jika hasil penelitian
diperoleh hasil yang berbeda maka hasil itu merupakan akibat dari perlakuan yang
berbeda. Kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning, sedangkan kelompok kontrol dengan pembelajaran
konvensional.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian teridiri atas dua variabel, yaitu: (1) variabel bebas
meliputi: model pembelajaran; (2) variabel terikat meliputi: Pemahaman Konsep,
Keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy siswa. (3) variabel kontrol
meliputi: bahan ajar dan waktu implementasi pembelajaran.
Tabel 3.3. Variabel penelitian
Variabel Kondisi eksperimen Kondisi control Variabel independen Model pembelajaran
Problem Based Learning
Model pembelajaran yang biasa digunakan (konvensional)
Variabel dependen
- Pemahaman Konsep
45
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel kontrol - Bahan ajar
- Waktu implementasi pembelajaran
D. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
jenis instrumen, yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen tes meliputi: tes
Pemahaman Konsep, dan tes keterampilan berpikir kreatif dalam kimia khususnya
topik koloid, sedangkan instrumen non tes meliputi: skala self-efficacy , observasi
dan pedoman wawancara.
1. Butir soal Pemahaman Konsep Siswa
Tes Pemahaman Konsep siswa dilakukan untuk mengukur pemahaman
konsep siswa mengenai proses penjernihan air. Tes Pemahaman Konsep kimia
siswa diukur melalui seperangkat soal tes pilihan ganda dengan mengacu pada
indikator mengidentifikasi proses koagulasi, menjelaskan sifat adsorpsi,
mengidentifikasi koagulan organik dan anorganik, mengidentifikasi tahapan
proses penjernihan air dan membandingkan koagulan organik dan anorganik.
Pemberian tes Pemahaman Konsep bertujuan selain untuk mengukur
pemahaman konsep siswa serta untuk mengetahui hasil belajar siswa. Butir tes
Pemahaman Konsep di uji validasi isi dan validasi muka oleh guru kimia
berlatar belakang S1 pendidikan Kimia dan para ahli pendidikan kimia yang
berlatar belakang S2 dan S3. Kemudian dilakukan revisi sesuai dengan
saran-saran dari para penimbang dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
Para penimbang juga diminta untuk menimbang validitas isi tes berdasarkan
tingkat kesesuaian soal dengan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal
dengan kriteria pemahaman konsep, kesesuaian soal dengan materi ajar SMA
kelas XI, dan kesesuaian dengan tingkat kesulitan soal dengan siswa SMA
klas XI. Adapun hasil pertimbangan mengenai validitas isi dari beberapa ahli
tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik Q-Cochran. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui apakah para penimbang melakukan
tidak. Hasil validasi butir soal Pemahaman konsep disajikan pada tabel 3.4.
berikut dibawah ini.
Tabel 3.4. Hasil validasi instrumen Tes Pemahaman konsep oleh validator No
Keterangan: 1 = Valid dan 0 = tidak Valid
Selanjutnya hasil validasi dianalisis dengan statistik Q-Cochran
menggunakan program IBM SPSS 20 for Windows, diperoleh asymp sig
seperti pada tabel 3.5. Selengkapnya pada lampiran D.
Tabel 3.5. Uji Q-Cochran validitas Isi tes Pemahaman Konsep
N Df Asymp.Sig
5 16 .453
Kriteria Uji:
Jika nilai probabilitas (Sig) ≤ α (0,05), maka Ho ditolak, artinya signifikan
Jika probabilitas (Sig) > nilai α (0,05), maka Ho diterima, artinya tidak signifikan
47
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah melakukan validasi isi tiap butir tes pemahaman konsep secara sama dan
seragam atau butir tes pemahaman konsep oleh para penimbang telah
dianggap reliabel.
Setelah instrumen dinyatakan memenuhi validitas isi, selanjutnya
diujicobakan kepada 32 siswa kelas XI SMA dimana penelitian dilakukan.
Dari data hasil ujicoba soal tes kemudian di hitung validitas dan realibilitasnya
menggunakan bantuan program IBM SPSS 20 for Windows. Validitas butir
soal menggunakan korelasi Product Moment dan Karl Person antara skor
pemahaman konsep dengan skor total, sedangkan reliabilitas tes menggunakan
analisa Croncbach alpha. Hasil perhitungan validitas tes dengan IBM SPSS 20
disajikan pada Tabel 3.6 dibawah ini.
Hasil analisis data uji coba seperti terlihat pada Tabel 3.6 di atas
kemudian dibandingkan dengan rtabel Product Moment (α = 0,05)= 0,349. Dari
hasil analisis statisitik didapatkan hampir setiap butir memiliki nilai rxy lebih
besar dari rtab, dengan demikian bahwa setiap butir soal tes Pemahaman
Konsep dinyatakan valid kecuali butir soal nomer 12 dengan rhitung 247 < rtabel
0,349 dan nilai Sig.= 0,174 > 0,05, sehingga butir soal nomer 12 dinyatakan
tidak valid dan dibuang, maka soal tes Pemahaman Konsep yang digunakan
dalam penelitian hanya 16 soal. Sedangkan hasil uji reliabilitas pada ke 16
soal menunjukkan besarnya koefisien reliabilitas r11 = 0,764 termasuk
reliabilitas, karena r11 > rtabel. (dibandingkan dengan rtabel Product Moment).
Menurut Tabel 3.5 instrumen reliabilitas sebesar 0,764 termasuk reliabilitas
kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa soal tes Pemahaman
Konsep telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam
penelitian. Hasil perolehan dari 32 responden dapat dilihat pada lampiran D
2. Butir soal Keterampilan berpikir kreatif Siswa
Tes keterampilan berpikir kreatif siswa disusun dalam bentuk uraian
berdasarkan kriteria berpikir kreatif dan materi ajar yang dipelajari siswa.
Sebelum tes tersebut digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan
realibilitas tes. Kisi-kisi dan soal tes kemampuan berpikir kreatif, ditunjukkan
pada lampiran C.
Untuk memperoleh data keterampilan berpikir kreatif, dilakukan
penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Adapun kriteria
penskoran tes keterampilan berpikir kreatif kimia yang digunakan adalah
mengacu pada skor rubric yang dikembangkan oleh Bosch (dalam Ismaimuza,
2010). Skor rubric dapat dilihat pada lampiran C
Berpedoman pada kisi-kisi di atas disusun butir tes keterampilan
berpikir kreatif kimia dalam bentuk uraian. Setelah disusun, kemudian di uji
validasi isi dan validasi muka oleh guru kimia berlatar belakang S1
49
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penimbang dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Para penimbang
juga diminta untuk menimbang validitas isi tes berdasarkan tingkat kesesuaian
soal dengan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal dengan kriteria berpikir
kreatif, kesesuaian soal dengan materi ajar SMA kelas XI, dan kesesuaian
dengan tingkat kesulitan soal dengan siswa SMA klas XI.
Adapun hasil pertimbangan mengenai validitas isi dari beberapa ahli
tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik Q-Cochran. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk mengetahui apakah para penimbang melakukan
pertimbangan terhadap soal tes keterampilan berpikir kreatif secara seragam
atau tidak. Hasil validasi instrumen Keterampilan berpikir kreatif disajikan
pada Tabel 3.7 berikut dibawah ini.
Tabel 3.7. Hasil validasi instrumen tes KBK oleh validator No
Keterangan: 1 = Valid dan 0 = tidak Valid
Selanjutnya hasil validasi dianalisis dengan statistik Q-Cochran
menggunakan program IBM SPSS 20 for Windows, diperoleh asymp sig
seperti pada tabel 3.4. Hasil uji statistik tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah para penimbang melakukan pertimbangan terhadap instrumen secara
seragam atau tidak. Hasil uji statistik tersebut disajikan pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8. Uji Q-Cochran validitas Isi keterampilan berpikir kreatif
N Df Asymp.Sig
5 7 .641
Kriteria Uji:
Jika probabilitas (Sig) > nilai α (0,05), maka Ho diterima, artinya tidak signifikan
Dari tabel 3.4 di atas terlihat bahwa asym sig = 0,417 lebih besar dari
taraf signifikansi α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa para penimbang
telah melakukan validasi isi tiap butir soal keterampilan berpikir kreatif secara
sama dan seragam. Walaupun para penimbang telah memberikan
pertimbangan yang sama/seragam, peneliti tetap melakukan revisi soal nomor
6. Selanjutnya perangkat tes keterampilan berpikir kreatif dilakukan uji coba
secara terbatas pada siswa di luar sampel penelitian tetapi telah memperoleh
materi yang di teskan. Hasil ujicoba tersebut bertujuan untuk mengetahui
tingkat keterbacaan bahasa serta mendapatkan gambaran apakah butir-butir
yang akan digunakan dalam tes dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Setelah instrumen dinyatakan memenuhi validitas isi, selanjutnya
diujicobakan kepada 32 siswa kelas XI di SMA dimana penelitian
dilaksanakan. Dari data hasil ujicoba soal tes kemudian di hitung validitas dan
realibilitasnya menggunakan bantuan program IBM SPSS 20 for Windows.
Validitas butir soal menggunakan korelasi Product Moment dan Karl Person
antara skor berpikir kreatif dengan skor total, sedangkan reliabilitas tes
menggunakan analisa Croncbach alpha. Hasil perhitungan validitas tes dengan
IBM SPSS 20 disajikan pada Tabel 3.9 dibawah ini. Selengkapnya pada
lampiran D.
Tabel 3.9. Hasil validitas Uji coba tes keterampilan berpikir kreatif (KBK) No.
Soal Validitas (rxy) Keterangan
51
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Catatan: rtab(α = 0,05) = 0,349 dan db = 32-2 =30
Hasil analisis data uji coba seperti terlihat pada Tabel 3.6 di atas
kemudian dibandingkan dengan rtabel Product Moment (α = 0,05)= 0,349. Dari
hasil analisis bahwa nilai rxy untuk setiap butir lebih besar dari rtab, dengan
demikian bahwa setiap butir soal tes keterampilan berpikir kreatif dinyatakan
valid. Sedangkan besarnya koefisien reliabilitas r11 = 0,703 termasuk reliabel,
karena r11 > rtabel. dibandingkan dengan rtabel Product Moment. Menurut Tabel
3.5 instrumen reliabilitas sebesar 0,703 termasuk reliabilitas kategori tinggi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa soal tes keterampilan berpikir kreatif telah
memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian.
Hasil perolehan dari 32 responden dapat dilihat pada lampiran.
Mencari Validitas butir soal secara manual menggunakan korelasi Product
Moment dari Karl Person adalah sebagai berikut:
√
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x : skor item butir soal
y : skor total n : banyak tes
klasifikasi besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan berdasarkan
klasifikasi Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990) pada Tabel berikut.
Tabel 3.10. Klasifikasi koefisien Validitas
Sedangkan reliabilitas tes digunakan analisa Cronbach Alpha,
Keterangan :
n = banyaknya butir soal
= jumlah varians skor setiap banyaknya butir soal = varians skor total
Tabel 3.11. Klasifikasi Derajat Reliabilitas Derajat Reliabilitas Interpretasi Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
3. Butir soal Self-efficacy siswa
Untuk mengukur self-efficacy kimia siswa dalam pembelajaran model
Problem Based Learning ini diperoleh dengan mengacu pada aspek (sumber)
self-efficacy yaitu (1) Magnitude, (2) Strenght, dan (3) Generality. Skala yang
digunakan adalah model skala Likert dengan 5 pilihan yaitu: sangat yakin
(SY), yakin (Y), cukup yakin (CY), tidak yakin (TY), sangat tidak yakin
(STS).
Sebelum angket tersebut digunakan, terlebih dahulu diuji coba secara
empiris dalam dua tahap, yaitu (1) dilakukan uji coba terbatas pada lima orang
siswa di luar sampel penelitian. Tujuan dari uji coba terbatas tersebut yaitu
untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan untuk memperoleh
gambaran apakah masing-masing skala sel-efficacy dapat dipahami siswa. (2)
setelah selesai uji coba tahap pertama dilanjutkan dengan uji coba tahap kedua
dengan responden diluar sampel penelitian sebanyak 32 siswa dengan jumlah
item pada skala self-efficacy sebanyak 30 item.
Untuk menguji validitas angket self-efficacy siswa digunakan Program
MSI dan IBM SPSS 20. Dalam menganalisa hasil angket, peneliti
53
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MSI merupakan proses mengubah data ordinal menjadi interval sehingga
dengan menggunakan cara ini skor SY,Y,CK,TY dan STY dari setiap
pernyataan dapat berbeda-beda tergantung pada sebaran respon siswa. Setelah
mengubah data ordinal menjadi interval dengan bantuan Program MSI
kemudian data tersebut diolah menggunakan Program Excel dan IBM SPSS
20 for Windows. Validitas item menggunakan korelasi Product Moment dari
Karl Person. Setelah ke 30 item dinyatakan valids Selanjutnya item dapat
digunakan ke siswa sebagai subjek penelitian di sekolah yang telah ditetapkan.
Kisi-kisi dan angket self-efficacy (SE) terdapat pada Lampiran C.
Hasil validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS dan excel
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. dan diperoleh seperti pada Tabel
3.12 dibawah ini.
Tabel 3.12. Hasil uji validitas dan Reliabilitas Self-efficacy siswa No.
item Validitas (rxy) Keterangan Reliabilitas (r11) Keterangan
25 .724 Valid
26 .668 Valid
27 .684 Valid
28 .693 Valid
29 .732 Valid
30 .787 Valid
Catatan: rtab (α = 0,05) = 0,349 dan db = 32-2 =30
Dari hasil analisis data uji coba seperti terlihat pada Tabel 3.9 di atas,
bahwa nilai rxy untuk setiap item lebih besar dari rtab, dengan demikian bahwa
setiap butir item self-efficacy siswa dinyatakan valid. Sedangkan besarnya
koefisien reliabilitas r11 = 0.969 termasuk kategori sangat tinggi. Hasil uji
coba angket menunjukkan bahwa angket telah memenuhi karakteristik yang
memadai untuk digunakan dalam penelitian.
4. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan tahapan
proses pembelajaran berlangsung dan mengamati kegiatan siswa selama
proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. adapun
pengisian lembar observasi siswa digunakan dengan daftar ceklis pada saat
kegiatan pembelajaran berjalan. Lembar observasi yang dibunakan terdiri atas
tiga bagian, yaitu: (1) lembar pengamatan guru dalam pengelolaan
pembelajaran dan (2) lembar aktivitas siswa dalam pembelajaran.
5. Pedoman Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mempertegas dan melengkapi data yang
dirasakan kurang lengkap atau belum terjaring melalui angket, dan tes. Siswa
yang diwawancarai disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu siswa yang
bermasalah dalam menjawab tes kimia menjadi subyek yang akan
diwawancarai. Penetapan subyek yang akan diwawancarai ditentukan setelah
pelaksanaan tes, dan beberapa siswa ditanyai tentang tanggapan terhadap
55
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal. Adapun pemilihan subjek yang diwawancarai dalam penelitian ini
diambil 3 orang siswa untuk di wawancara.
E. Prosedur Penelitian
Berdasarkan desain penelitian, penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa
tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan, mengkaji literatur,
selanjutnya merancang proposal penelitian, kemudian melakukan penyusunan
perangkat pembelajaran, mengembangkan instrumen penelitian, dan
menvalidasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain:
a. Menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS dan Bahan Ajar
kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli
b. Merancang instrumen penelitian berupa soal PG untuk mengukur
pemahaman konsep, soal uraian untuk mengukur keterampilan berpikir
kreatif, angket untuk mengukur skala self-efficacy, lembar observasi dan
Pedoman wawancara. Kemudian instrumen penelitian di validasi oleh para
ahli yang berpengalaman dalam bidang kimia. Selanjutnya dilakukan uji
coba terbatas pada beberapa siswa yang bukan subjek penelitian.
c. Menganalisis hasil uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen
penelitian dengan tujuan untuk merevisi perangkat pembelajaran dan
instrument penelitian sebelum digunakan.
d. Melakukan uji coba instrumen (soal PG dan essay) pada 32 siswa diluar
sampel.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 11 November 2014 sampai
dengan 2 Desember 2015. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
a. Melakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan tes ini
untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum
pembelajaran dimulai.
b. Melaksanakan pembelajaran model PBL untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol, selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung dari kedua kelas tersebut dilakukan observasi
mengenai aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran.
c. Mengadakan postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, skala
self-efficacy pada semua siswa untuk kedua kelas tersebut.
d. Melaksanakan wawancara pada beberapa orang siswa.
3. Tahap Analis Data
Kegiatan pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan analisis data dan pengujian hipotesis
b. Melakukan pembahasan yang terkait dengan analisis data, uji
hipotesis, hasil observasi, hasil wawancara dan kajian literature serta
temuan-temuan dalam penelitian.
c. Membuat kesimpulan penelitian.
Dari uraian di atas tentang prosedur penelitian dapat disajikan dalm bentuk
57
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap Persiapan
GAMABAR 3.1 ALUR PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui analisis terhadap jawaban siswa
pada tes pemahaman konsep, tes keterampilan berpikir kreatif (KBK) dan
skala self-efficacy siswa, selanjutnya dikelompokkan berdasarkan model
pembelajaran yang digunakan yakni model pembelajaran Problem Based
Learning dan konvensional. Data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi
terhadap aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, data hasil
wawancara dengan siswa dan guru. Data ini di analisis secara deskriptif untuk
mendukung kelengkapan data kuantitatif dalam menjawab pertanyaan
penelitian.
Adapun pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu:
1. Melakukan analisis deskripsi data
2. Melakukan uji prasyarat statistik yang digunakan sebagai dasar dalam
pengujian hipotesis yaitu normalitas sebaran data subjek sampel dan uji
homogenitas varians bagian-bagian atau seluruh kelompok.
3. Menentukan peningkatan pemahaman konsep, pencapaian keterampilan
berpikir kreatif dan self-efficacy siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, menentukan ada atau tidaknya korelasi antara keterampilan
berpikir kreatif dan self-efficacy siswa, menentukan ada atau tidaknya
interaksi antara variabel bebas terhadap variabel terikat sesuai dengan
hipotesis yang telah dikemukakan pada BAB II. Untuk menguji perbedaan
59
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain dilakukan analisis secara kuantitatif, peneliti juga akan melakukan
analisis secara kualitatif terhadap jawaban setiap soal, data observasi, data
respon siswa, hal ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang
keterampilan berpikir kreatif dan self-efficacy kimia siswa dan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode Pembelajaran Problem Based Learning sangat cocok digunakan
dalam mata pelajaran kimia koloid khususnya pada sub bab proses
penjernihan air, hal ini terlihat dari keaktifan dan rasa ingin tahu siswa
ketika mereka bekerja secara kelompok dalam merumuskan, menganalisis,
serta melakukan percobaan dan mempresentasikan permasalahan.
2. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang memperoleh pembelajaran
Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional.
3. Pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa yang memperoleh
pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional. Pencapaian keterampilan
berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based
Learning pada indikator berpikir lancar (fluency), merinci (elaborasi) dan
originalitas lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional, sedangkan pada indikator berpikir luwes (flexibility) tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
4. Pencapaian self-efficacy siswa yang memperoleh pembelajaran Problem
Based Learning lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional.
5. Terdapat korelasi antara keterampilan berpikir kreatif dengan pemahaman
kosep siswa SMA
6. Terdapat korelasi antara keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
101
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Implikasi
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran
Problem Based Learning yang merupakan salah satu model pembelajaran
telah berhasil dalam pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa. Dimana
hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pencapaian keterampilan berpikir
kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran Problem Based Learning lebih
baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Demikian
pula dengan skor pencapaian self-efficacy, siswa yang memperoleh
pembelajran Problem Based Learning lebih tinggi daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional. Berikut ini dikemukakan implikasi
dari penelitian tersebut, yakni:
1. Pembelajaran Problem Based Learning dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif pada siswa.
2. Penggunaan pembelajaran Problem Based Learning memberikan nuansa
baru, yaitu melatih siswa mengungkapkan gagasan, menghargai gagasan
orang lain, serta mendorong aktivitas dan kreatifitas siswa dalam
memecahkan masalah, serta pembelajaran lebih berpusat pada siswa.
3. Proses pembelajaran Problem Based Learning lebih mengedepankan
pembelajaran bagaimana siswa mahir dalam merumuskan serta
menganalisis permasalahan melalui pertanyaan dan jawaban, dan
bagaimana dalam melakukan percobaan serta mempresentasikan hasil
temuannya di muka kelas.
4. Pembelajaran Problem Based Learning dilakukan dalam bentuk diskusi
kelompok, dan disajikan hasil kerja kelompok (diskusi kelas) sehingga
mampu menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat, saling berbagi
ide atau gagasan, selain itu juga dapat menumbuhkan rasa keberanian
siswa untuk mengemukakan pendapatnya, berkomunikasi dengan efektif
antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru, dan tumbuh rasa
5. Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning, peran guru sebagai
motivator, fasilitator, mediator, sehingga lebih mudah memahami
kesulitan siswa dalam memperlajari materi, serta dapat mengetahui
kesulitan apa yang siswa alami dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil temuan penelitian ini, maka
dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut.
1. Pembelajaran Problem Based Learning hendaknya dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran bagi guru kimia untuk
pencapaian keterampilan berpikir kreatif siswa SMA
2. Penerapan Problem Based Learning dapat digunakan pada pembelajaran
kimia yang berhubungan dengan kehidupan nyata atau yang berhubungan
dengan fenomena yang terjadi di sekitar kita
3. Guru sebagai pendidik perlu memperhatikan keseimbangan
pengembangan keterampilan berpikir kreatif sebagai ranah kognitif dan
self-efficacy sebagai ranah afektif dalam menyongsong jaman era
globalisasi yang menuntut adanya kreatifitas, rasa percaya diri, rasa
tanggung jawab, disiplin, mau bertanya, bersemangat dan kerja keras
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
DAFTAR PUSTAKA
Albanese, M. A., & Mitchell, S. (1993). Problem-based learning: A review of literature on its outcomes and implementation issues. Academic Medicine, 68, 52–81.
Alaert, G., & Santika, S.S. (1987). Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya
Alwisol., (2009). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Anderson, L.W., & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives.
New York: Addison Wesley Lonman Inc.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Balla, J.I. (1990a). Insights into some aspects of clinical education, I: Clinical practice. Postgraduate Medical Journal, 66, 212–17.
Balla, J.I. (1990b). Insights into some aspects of clinical education, II: A theory for clinical education. Postgraduate Medical Journal, 66, 297–301.
Bandura, A, (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84, 191-215.
Bandura, A. (1986). Social foundation of tought and action: A social cognitive theory. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Bandura. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.
Barrows, H. S., & Tamblyn, R. M.,(1980), Project Based Learning : an approach to medical education, New York: Springer Publishing Company,Inc.
Boud, D., & Feletti, G. (1997). The challenge of problem-based learning (2nd ed.). London: Kogan Page.
Conny R. Semiawan dkk. (1990). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta. Gramedia.
Costa, A.L (1985). Developing Minds. A resource Book for teaching Thingking. Association for Supervision and Curriculum Development. Virginia: Alexandria.
Dahar, R,.W. (1996) Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati, Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Duch,J.Barbara. (2001). The Power Of Problem Based Learning.Virginia:Sterling.
Evans, James R. (1991). Creative Thinking in the Decision and Management Sciences. Cincinnati: South-Western Publishing Co.
Filsaime, K. D. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Feist, J & Feits, J. G. (2009). Theories of Personality, Teori Kepribadian, Alih Bahasa: Sjaputri, Smita Prathita. Jakarta: Salemba Humanika.
Fogarty, R. (1997). Problem-based learning and other curriculum models for the multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light.
Frances Klein. (1991). The Politics of Curriculum Decision-Making,: Albany, State University Press of New York,
Hackett, G. & Betz, N. E. (1989). An Exploration of the Mathematics Self-Efficacy/Mathematics Performance Correspondence. Journal for Research in Mathematics Education, 20.
Herdian (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika.[Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman
matematis/
Hudojo, Herman. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang
105
Budhi Nugraha, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN SELF-EFFICACY SISWA SMA PADA PROSES PENJERNIHAN AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kamdi, W dkk. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Universitas Negeri Malang. Malang.
Krathwohl, et al. (1964). Taxonomy of Educational Objectives, Book II: Affective Domain. London: Longman Group.
Liu, et al. (2006). Middle school’s self-efficacy, attitudes, and achievement in a computer-enhanced problem-based learning environment. Journal of Interactive Learnning Research. Vol 17 No 3, pp 225 -242
Maslow, Abraham. (2003). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Midas Surya Grafindo.
Maslow, Abraham H. (1943). “A Theory of Human Motivation”, dalam Psycbologi Review. 50, July 1943, hal. 370-396.
Matlin, M. W. (2003). Cognition. Fifth Edition. Rosewood Drive, Danvers, MA: John Wiley & Sons, Inc.
Mulyana, T dan Sabandar, J. (2005). Upaya Meningkatkan Keterampilan berpikir kreatif Matematik Siswa SMA Jurusan IPA melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Deduktif–Induktif.Makalah. Disampaikan pada Seminar Nasional. Bandung, 20 Agustus 2005. Diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Munandar, Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta
Munandar, Utami. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.. Jakarta : PT Gramedia widiasarana
Nasution, S. (2006). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Norman, G.R., & Schmidt, H.G. (1992). The psychological basis of problem-based learning: A review of the evidence. Academic Medicine, 67, 557–65.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. 2006. Jakarta
Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisis Statistik Data dengan IBM SPSS 20. Yogyakarta: MediaKom
Pontius, Frederick W., (1990) : Water Quality And Treatment, A Handbook of Community Water Supplies, 4th Ed, McGraw-Hill Book Company, 689-694.
Risnanosanti. (2010). Senior High School Student’s Ability in Mathematical Creative Thinking and Self Efficacy in Inquiry Learning. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Rohaeti, E. (2008). Pembelajaran Dengan Pendekatan Eksplorasi Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama.Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan pada Bidang Non Eksata dan Lainya. Bandung: Tarsito.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia
Sabandar, J., (2008), Thinking Classroom”dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah, Prosiding 20 Desember 2008.
Sawyer, Mc. Carty. (1987). Chemistry For Environmental Engineering. New York: Mc. Graw Hill
Schunk, et al. (2008). Motivation in Education: Theory, Research, and Applications, Third Edition). New Jersey : Pearson Education, Inc. Alih Bahasa: Ellys Tjo. (2012). Motivasi dalam Pendidikan: Teori, Penelitian dan Aplikasi, Edisi ketiga. Jakarta: Indeks.
Siswono, Y.E. T. (2004). Identifikasi Proses Berpikir Kreatif dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika. Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS).Jurusan Matematika FMIPA Unesa.