DAFTAR ISI
BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME 2.1 Tanah ... 8
2.2 Deskripsi Tanah Mengembang ... 10
2.3 Deskripsi Tanah Lempung Ekspansif ... 12
2.4 Karakteristik Fisik Tanah Lempung Ekspansif ... 15
2.5 Silica Fume ... 20
2.6 Kuat Geser Tanah ... 22
2.7 California Bearing Ratio ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian ... 24
3.2 Metode Penelitian... 25
3.3 Alur Kerja Penelitian Laboratorium... 26
3.4 Uraian Langkah-Langkah Penelitian... 27
3.4.1 Pengambilan Tanah Asli (Undisturb) ... 29
3.4.2 Pengambilan Tanah (Disturb) ... 29
3.4.3 Pengujian Mineral ... 29
3.4.5 Proses Pengujian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengambilan Sampel Tanah ... 35
4.2 Identifikasi Sampel Uji Lapangan ... 36
4.3 Identifikasi Mineral ... 38
4.4 Identifikasi Sampel Uji Laboratorium ... 38
4.4.1 Index Properties Test... 38
4.4.1.7 Potensi Pengembangan (Swelling Potential) . 47 4.4.2 Pengujian Trial Mix... 47
4.4.2.1 Pengujian Kompaksi ... 47
4.4.2.2 Pengujian Triakxial UU ... 62
4.4.2.2.1 Analisis Regresi Triaxial UU ... 66
4.4.2.3 Uji California Bearing Ratio (CBR) ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tingkat keaktifan lempung ... 11
Tabel 2.2. Tingkat keaktifan berbagai jenis lempung ... 11
Tabel 2.3. Hubungan antara plasticity index dengan swelling potential ... 17
Tabel 2.4. Hubungan antara potensi pengembangan dan shrinkage limit ... 18
Tabel 2.5. Expansive soil classification based on plasticity & shrinkage index ... 18
Tabel 2.6. Klasifikasi Nilai CBR ... 23
Tabel 3.1. Sika Fume Product Data Sheet ... 30
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Berat Isi Tanah ... 39
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kadar Air Alami Tanah ... 40
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah... 41
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Batas Cair ... 42
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Berat Plastis ... 43
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Hidrometer ... 45
Tabel 4.7. Resume Hasil Laboratorium ... 47
Tabel 4.8. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 0%... 48
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Kompaksi 0% Campuran ... 48
Tabel 4.10. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 1%... 50
Tabel 4.11. Hasil Pengujian Kompaksi 1% Campuran ... 50
Tabel 4.12. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 2%... 52
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kompaksi 2% Campuran ... 52
Tabel 4.14. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 5%... 54
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Kompaksi 5% Campuran ... 54
Tabel 4.16. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 10%... 56
Tabel 4.17. Hasil Pengujian Kompaksi 10% Campuran ... 56
Tabel 4.18. Spesifikasi Uji Kompaksi Campuran 20%... 58
Tabel 4.19. Hasil Pengujian Kompaksi 20% Campuran ... 58
Tabel 4.20. Resume Hasil Pengujian Kompaksi ... 60
Tabel 4.21. Resume Hasil Pengujian Triaxial UU ... 62
Tabel 4.22. Resume Hasil Pengujian Triaxial UU Terendam ... 64
Tabel 4.24. Peningkatan Campuran Pada Uji Triaxial UU Terendam ... 72
Tabel 4.25. Resume Swelling Test ... 73
Tabel 4.26. Hasil Uji CBR Tanah Asli Unsoaked ... 74
Tabel 4.27. Hasil Uji CBR Tanah Asli Ssoaked ... 75
Tabel 4.28. Resume Hasil Uji CBR ... 76
Tabel 4.29. Klasifikasi Nilai CBR Terhadap Campuran ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Penyebaran tanah ekspansif di Pulau jawa, daerah yang dilingkari dengan warna merah diindikasikan memiliki
potensi tanah ekspansif ... 2
Gambar 1.2. Peta Lokasi Penelitian ... 4
Gambar 1.3. Peta Lokasi Penelitian (Satelit) ... 4
Gambar 2.1. Diagram fase tanah (Das, 1994) ... 9
Gambar 2.5. Bangunan didirikan pada tanah ekspansif keadaan kering... 14
Gambar 2.6. Bangunan didirikan pada tanah ekspansif keadaan basah ... 14
Gambar 2.7. Atterberg Limit ... 16
Gambar 2.8. Bubuk Silica Fume Berwarna Abu-Abu ... 20
Gambar 2.9. Perbandingan Berbagai Macam Jenis Bahan ... 21
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian Laboratorium ... 26
Gambar 3.2. Rusaknya Bangunan ... 27
Gambar 3.3. Tanah Pada Saat Hujan ... 28
Gambar 4.1. Tanah di Lokasi Penelitian ... 28
Gambar 4.2. Proses Pengambilan Sampel Tanah ... 36
Gambar 4.3. Sampel Uji ... 37
Gambar 4.4. Grafik Cassagrande Plasticity Chart ... 44
Gambar 4.5. Grafik Distribusi Ukuran Butir ... 46
Gambar 4.12. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Berat Isi Kering
Maksimum ... 60
Gambar 4.13. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Kadar Air Optimum .. 60
Gambar 4.15. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Sudut Geser Dalam .... 63
Gambar 4.16. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Kuat Geser, Su ... 63
Gambar 4.17. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Kohesi, Cu
Gambar 4.20. Hasil Regresi Silica Fume vs Kohesi Dengan Curve Expert .... 66
Gambar 4.21. Hasil Regresi Silica Fume vs Sudut Geser Dalam Dengan Curve Expert ... 67
Gambar 4.22. Hasil Regresi Silica Fume vs Kuat Geser Dengan Curve Expert... 68
Gambar 4.23. Hasil Regresi Silica Fume vs Kohesi Dengan Curve Expert .... 69
Gambar 4.24. Hasil Regresi Silica Fume vs Sudut Geser Dalam Dengan Curve Expert ... 70
Gambar 4.25. Hasil Regresi Silica Fume vs Kuat Geser Dengan Curve Expert... 71
Gambar 4.26. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Swelling Rata-Rata... 73
Gambar 4.27. Grafik Pengaruh Kadar Silica Fume vs Tekanan Pengembangan ... 74
Gambar 4.28. Grafik CBR Design Tanah Asli Unsoaked ... 75
Gambar 4.29. Grafik CBR Design Tanah Asli Soaked ... 76
Gambar 4.30. Grafik CBR Design Unsoaked ... 77
Gambar 4.31. Grafik CBR Design Soaked ... 77
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sarana dimana suatu bangunan sipil didirikan baik bangunan gedung, jalan, maupun bangunan keairan, karakteristik tanah di negeri kita yaitu Indonesia memiliki berbagai macam jenis tanah untuk tiap wilayahnya. Keanekaragaman itu menjadikan beranekaragam pula sifat-sifat tanahnya, bila sifat tanah itu buruk seperti kuat gesernya yang rendah tentu saja sangat merugikan bagi kegiatan konstruksi.
Berbagai cara digunakan untuk memperbaiki kekuatan dari tanah lempung ekspansif, diantaranya dengan penambahan bahan kimia (stabilitasi secara kimiawi).
Dalam penelitian ini digunakan tanah lempung ekspansif, dimana tanah ini memiliki sifat dan karakteristik sangat peka terhadap kadar air, tanah lempung ekspansif banyak dijumpai di daerah seperti:
1) Ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, propinsi Jawa Barat;
2) Ruas jalan Jatibarang-Karangampel, propinsi Jawa Barat;
3) Ruas jalan Semarang-Kudus, Demak-Godong, propinsi Jawa Tengah; 4) Ruas jalan Semarang –Purwodadi, propinsi Jawa Tengah;
5) Ruas jalan Wirosari–Cepu, propinsi Jawa Tengah; 6) Ruas jalan Yogyakarta-Wates, propinsi Yogyakarta;
7) Ruas jalan Bojonegoro-Babat-Lamongan-Gresik-Surabaya, propinsi Jawa Timur;
8) Ruas jalan Ngawi-Caruban, propinsi Jawa Timur.
(Sumber: Pedoman Konstruksi Bangunan, Penanganan tanah ekspansif untuk
2
Gissa Ari Pratama, 2015
Gambar 1.1. Penyebaran tanah ekspansif di Pulau jawa, daerah yang dilingkari dengan warna merah diindikasikan memiliki potensi tanah ekspansif (Sumber: Pedoman Konstruksi Bangunan, Penanganan tanah ekspansif untuk
konstruksi jalan, Pd T-10-2005-B, Departemen Pekerjaan Umum, hlm. 59)
Tanah ekspansif di Pulau Jawa menempati dataran rendah sampai daerah perbukitan bergelombang rendah yang dapat berupa endapan alluvium atau endapan vulkanik, meliputi formasi aluvium, formasi Notopuro dan endapan gunung api. Tanah ekspansif ini didominasi oleh jenis tanah lempung lanauan atau lanau lempungan berwarna abu-abu sampai hitam, mineral lempung tanah ekspansif pada umumnya terdiri dari montmorillonite, illite, kaolinite. Lokasi penyebaran tanah ekspansif di Pulau Jawa ditunjukkan pada (Gambar 2.1) di atas.
(Sumber: Pedoman Konstruksi Bangunan, Penanganan tanah ekspansif untuk
konstruksi jalan, Pd T-10-2005-B, Departemen Pekerjaan Umum, hlm. 59)
Karena tanah lempung ekspansif ini walaupun sudah dipadatkan secara
maksimum, tetapi air akan tetap mudah masuk ke dalam pori-pori tanah lempung karena seperti yang telah di sebutkan sebelumnya tanah lempung ini mempunyai sifat peka terhadap air. Sehingga hal ini dapat menyebabkan kekuatan geser tanah lempung ekspansif menjadi turun.
3
dengan perbandingan yang berbeda sehingga dapat dilihat seberapa besar pengaruh silica fume terhadap tanah lempung ekspansif pada proses uji kuat geser Triaksial UU.
1.2 Indentifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam tugas akhir ini adalah:
1. Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang tidak stabil karena sifat kembang dan susut (shrinkage and swelling) tinggi, ketika kering bersifat keras juga menyusut tetapi ketika kadar airnya meningkat maka akan mengembang dan tanahnya melunak.
2. Karena sifat yang tidak stabil tersebut, tanah lempung ekspansif dapat merusak bangunan diatasnya seperti rumah, gedung, atau jalan, sehingga dibutuhkan treatment.
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia dengan pengambilan sampel tanah di PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri
4
Gissa Ari Pratama, 2015
Gambar 1.2. Peta Lokasi penelitian
(Sumber: Google Maps, diambil pada tanggal 8-Mei-2014)
Gambar 1.3. Peta Lokasi penelitian (Satelit)
5
1.4 Perumusan dan Batasan Masalah
Pengujian hanya dibatasi untuk tanah lempung ekspansif yang berada pada daerah PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi dengan dilakukan uji Triaxial UU untuk mengetahui kekuatan geser tanah dan California Bearing Ratio (CBR) untuk mengetahui besar swelling tanah tersebut, dimana sampel tanah yang diambil dalam keadaan terganggu (disturbed). Pengujian ini dilakukan penambahan material silica fume pada kadar tertentu untuk mengetahui apakah silica fume dapat direkomendasikan untuk bahan perbaikan tanah bermasalah
seperti tanah lempung ekspansif.
Perumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik lempung ekspansif pada lokasi proyek PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi ?
2. Bagaimana pengaruh silica fume sebagai campuran untuk meningkatkan kuat geser tanah ekspansif di lokasi proyek ?
3. Bagaimana pengaruh silica fume terhadap besaran swelling tanah lempung ekspansif di lokasi proyek ?
4. Bagaimana pengaruh silica fume terhadap nilai CBR tanah
lempung ekspansif di lokasi proyek ?
Batasan penelitian sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel tanah ini di lokasi proyek pembangunan pabrik PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi. Lokasi sampel ditentukan atas rekomendasi dari PT. Teratama Petrosoil Geoteknika Utama, selaku pelaksana pekerjaan Soil Test Investigation di lokasi tersebut.
6
Gissa Ari Pratama, 2015
3. Material bahan pencampur berupa silica fume yang digunakan merk Sika Fume oleh PT. Sika Indonesia.
4. Waktu curing yang digunakan 14 hari. Waktu curing ditentukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ishlah Habibi, Universitas Indonesia yang berjudul (Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Kuat Geser Tanah Ekspansif Daerah Cikarang, Jawa
Barat yang Distabilisasi dengan Semen, Pasir, dan Kapur) dan
juga berdasarkan buku pedoman perencanaan stabilisasi tanah dengan bahan serbuk pengikat (SNI 03-3437-1994).
5. Nilai kuat geser yang ingin diketahui didapat dari uji Triaxial UU dengan sample tanah disturbed.
6. Besaran swelling didapat dari uji California Bearing Ratio (CBR) dengan sample tanah disturbed.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik lempung ekspansif pada lokasi proyek PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi.
2. Mengetahui pengaruh silica fume sebagai campuran untuk
meningkatkan kuat geser tanah ekspansif di lokasi proyek.
3. Mengetahui pengaruh silica fume terhadap besaran swelling tanah lempung ekspansif di lokasi proyek.
4. Mengetahui pengaruh silica fume terhadap nilai CBR tanah lempung ekspansif di lokasi proyek.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pengembangan keilmuan Teknik Sipil khususnya dalam bidang Geoteknik.
7
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, lokasi penelitian, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Kajian Pustaka
Berisi tentang dasar-dasar teori mengenai klasifikasi tanah, bahan tambahan yaitu silica fume.
3. BAB III Metodologi Penelitian
Berisi tentang prosedur pengujian yang dilakukan di laboratorium menggunakan standar yang berlaku
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang data-data karakteristik tanah lempung ekspansif daerah yang diteliti, perbandingan nilai kuat geser tanah lempung ekspansif tanpa dan dengan penambahan silica fume, serta perbandingan swelling tanah lempung ekspansif tanpa dan dengan penambahan silica
fume.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Gissa Ari Pratama, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Sample Penelitian
Metodologi penelitian tugas akhir ini bersifat eksperimen (research) yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia dengan cara memperbaiki sampel tanah yang diambil dari lapangan dengan menggunakan bahan aditif berupa silica fume. Lokasi yang akan dijadikan penelitian adalah daerah PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi
Penelitian dimulai dengan mengambil sampel tanah dilapangan secara disturbed lalu dibawa ke laboratorium untuk diuji, kandungan mineral tanah diuji
untuk mengetahui kadar mineral penyebab tanah ekspansif seperti mineral montmorillonite dan diuji pula sifat fisiknya, kemudian dilakukan treatment terhadap tanah menggunakan bahan aditif berupa silica fume, mix design
dilakukan dengan berbagai persentase bahan untuk mencari persentase perbaikan yang dinilai mengalami peningkatan kualitas paling baik.
Sampel penilitian ialah benda uji yang berukuran tinggi 3” (76mm) dan
diameter 3/2” (38mm) dengan kedua permukaan diratakan untuk uji Triaxial UU,
serta 0,78” (20mm) untuk uji California Bearing Ratio (CBR), terdiri dari benda uji tanah ekspansif normal dan Benda uji dengan penggunaan silica fume. Pengujian dilakukan dengan variasi sebagai berikut
1. Tanah lempung ekspansif tanpa penambahan bahan 2. Tanah lempung ekspansif + silica fume
Silica fume 1%
Silica fume 2%
Silica fume 5%
Silica fume 10%
25
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menambahkan silica fume pada tanah lempung ekspansif. Kemudian akan membandingkan aspek kuat geser tanah dan tingkat swelling, antara tanah lempung ekspansif tanpa tambahan bahan yang bertindak sebagai kelompok kontrol dengan tanah lempung ekspansif dengan silica fume sebagai kelompok eksperimen.
26
Gissa Ari Pratama, 2015
3.3 Alur Kerja Penelitian Laboratorium
Gambar 3.1. Skema alur penelitian laboratorium
ENGINEERING PROPERTIES
1. KOMPAKSI 2. TRIAXIAL UU
3. CBR UNSOAKED & SWELLING
KESIMPULAN
PENAMBAHAN SILICA FUME DENGAN KADAR:
1%, 2%, 5%, 10%, 20%
PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
1. PERSENTASE PENINGKATAN NILAI KUAT GESER 2. PRESENTASE PENINGKATAN NILAI CBR
27
3.4 Uraian Langkah-Langkah Penelitian
Pada lokasi penelitian yaitu di PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang, Bekasi akan dibangun kompleks perumahan baru. Pada daerah Cikarang-Bekasi memiliki banyak perumahan tetapi kurang diminati masyarakat karena banyak dijumpai keretakan pada dinding bangunan, penurunan bangunan yang disebabkan oleh settlement tanah sehingga mengakibatkan rendahnya nilai jual perumahan
tersebut.
Gambar 3.2. Rusaknya bangunan
(Sumber: Dokumentasi penulis, Perumahan Taman Persada Bekasi, Jalan Raya
Cibarusah, Bekasi 17520, Jawa Barat, 14-April-2014)
Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber misalnya peta persebaran tanah ekspansif (Pedoman Konstruksi Bangunan, Penanganan tanah ekspansif untuk konstruksi jalan, Pd T-10-2005-B, Departemen Pekerjaan Umum)
28
Gissa Ari Pratama, 2015
Gambar 3.3. Tanah pada saat hujan
(Sumber: Dokumentasi penulis, Perumahan Taman Persada Bekasi, Jalan Raya
Cibarusah, Bekasi 17520, Jawa Barat, 14-April-2014)
Untuk mengidentifikasi jenis tanah di lingkungan tersebut apakah benar tanah ekspansif maka akan dilakukan pengujian awal berupa pengujian kandungan mineral di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jl. Jend. Sudirman No.
623 dan pengujian indeks plastisitas untuk mengetahui potensi swelling, dikatakan berpotensi swelling tinggi menurut Chen, 1988 (Tabel 2.3) adalah dengan nilai
Plasticity Index (IP) 20-55 %, menurut After Raman, 1967 (Tabel 2.5) adalah
dengan nilai Plasticity Index (IP) 23-32 %, sehingga diambil kesimpulan tanah berpotensi mengembang (swelling) tinggi atau tanah lempung ekspansif memiliki nilai Plasticity Index (IP) diatas 20 %.
Pengambilan sampel tanah awal di daerah PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V, Cikarang,
Bekasi dilakukan dengan cara menggali terlebih daluhu sedalam 50cm
29
3.4.1 Pengambilan Tanah Asli (Undisturb)
Sampel tanah asli (Undisturb) diambil untuk digunakan dalam pengujian awal berupa pengecekan kandungan mineral tanah lempung. Dalam pengambilan sampel tanah asli tidak boleh mengalami perubahan sifat mekanis dari tanah tersebut, pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman -0,5 meter dari muka tanah asli. Agar tanah tersebut tidak mengalami perubahan sifat mekanisnya, pengambilan sampel tanah menggunakan tabung berbentuk silinder dengan diameter tertentu, setelah tabung diangkat harus ditutup rapat dengan plastic agar tidak mengurangi kadar airnya akibat penguapan, dasar pengambilan sampel menggunakan bor tangan (Hand Auger Boring) adalah ASTM D1452-09.
3.4.2 Pengambilan Tanah (Disturbed)
Pada sampel tanah disturbed tidak perlu ada upaya melindungi sifat asli dari tanah tersebut, untuk menyimpan dan membawa tanah dari lokasi penelitian ke laboratorium dapat menggunakan kantong plastik besar (trashbag), karung
beras, atau tempat lainnya yang memungkinkan.
3.4.3 Pengujian Mineral
Untuk memastikan jenis tanah di lokasi penelitian termasuk tanah lempung
ekspansif dilakukan pengujian kandungan mineral, pada tanah lempung ekspansif kandungan mineral montmorinollite berpengaruh terhadap keaktifan tanah seperti pada (Tabel 2.2) yang menyebabkan fenomena swelling.
3.4.4 Pemilihan Material Aditif
30
Gissa Ari Pratama, 2015
A major mineral is missing in many soils and most soil tests do not even monitor it’s presence is silicon, this mineral can increase stress resistance, boost photosynthesis and chlorophyll content, improve drought resistance, soil fertility
and prevent lodging. (nutria-tech.com.au, 2010). Dampak lingkungan akibat
penggunaan material silika mempunyai efek positif dikutip dari nutria-tech.com.au seperti meningkatkan kuat tekan, meningkatkan proses fotosintesis bagi tanaman, mengurangi potensi kekeringan pada tanah, meningkatkan kesuburan tanah.
Bahan silica bereaksi dengan calcium hydroxide dan calcium silicate gels (CaSiO3.H2O) yang ada pada tanah. Reaksi kimia silica fume dengan tanah lempung:
Ca2+ + OH- + silica calcium silicate hydrate
Silica Fume yang dipakai merk Sika Fume oleh PT. Sika Indonesia dengan
kandungan kimia seperti pada (Tabel 3.1)
Tabel 3.1. Sika Fume Product Data Sheet
Chemical Percentage
31
3.4.5 Proses Pengujian
Pengujian dilakukan dengan cara mencampurkan (adukan) tanah lempung ekspansif dengan bahan tambahan berjenis pozzolan yaitu silica fume dengan perbandingan sebesar 0%, 1%, 2%, 5%, 10%, 20%, secara trial sehingga persentase masih dapat berubah, pengambilan persentase tersebut dimaksudkan untuk mengetahui presentase terbaik dari campuran tanah dengan silica fume 1%, 2%, 5%, 10%, 20%, terhadap peningkatan nilai kuat geser dan penurunan swelling.
Perbandingan persentase penambahan silica fume sebesar 5%, 10%, 20%, berdasarkan penelitian terdahulu (Effect of Silica Fume Addition on the Bahavior of Silty-Clayey Soils, Dr. Adel A. Al-Azzawi, Khalida A. Daud, Muhammed A.
Abdul Sattar, Journal of Engineering and Development, Vol. 16, No. 1, March
2012 ISSN 1813-7822, Baghdad, Iraq) menunjukan bahwa kadar silica fume 5%,
10%, 15%, dapat mengurangi swelling sebesar 18%, 48%, 87%.
Sebelum dilakukan pengujian tanah yang sudah dicampur dengan silica fume dilakukan proses curing (pemeraman) selama 14 hari. Berdasarkan
penelitian (Pengaruh pemeraman terhadap nilai CBR tanah mengembang yang distabilisasi dengan fly ash, Surta Ria N. Panjaitan, Institut Teknologi Medan)
dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa tanah mengembang yang distabilisasi dengan fly ash dapat menurunkan plastis indeks, potensi pengembangan dan menaikan nilai CBR yang cukup signifikan pada penambahan fly ash 15% dengan waktu pemeraman antara 4 sampai dengan 7 hari.
Pada penelitian (Pengaruh Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly Ash Terhadap Nilai Daya Dukung CBR, Tri Sulistyowati, Universitas
Mataram) hasil penelitian menunjukan bahwa persentase yang paling efektif
untuk stabilisasi adalah fly ash dengan kadar 15% dan masa peram selama 7 – 14 hari.
Pada penelitian (Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Kuat Geser Tanah Ekspansif Daerah Cikarang, Jawa Barat yang Distabilisasi dengan Semen,
32
Gissa Ari Pratama, 2015
menunjukan jenis tanah pada daerah tersebut berjenis tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi (CH), percobaan unconfined baik campuran pasir dan semen maupun pasir dan kapur setelah pemeraman menunjukan kenaikan qu, semakin lama waktu pemeraman semakin besar nilai kenaikan qu nya yang ditandai dengan masa pemeraman 14 hari adalah yang terbaik.
3.4.6 Pengujian dan Hasil Akhir
Penelitian yang akan dilakukan yaitu ingin mengetahui seberapa besar persentase peningkatan kuat geser dari uji Triaxial UU, dan penurunan swelling dari uji CBR, yang hasilnya dalam bentuk grafik antara kadar silica fume (%) dengan kuat geser tanah (kg/cm2) untuk uji Triaxial UU, grafik antara kadar silica fume (%) dengan swelling percentage (%) untuk uji CBR.
3.5 Pengujian Laboratorium
3.5.1 Uji Berat Isi dan Kadar Air Tanah
Percobaan ini dilakukan untuk mengukur berat isi dengan menggunakan uji ring gamma dan kadar air alami tanah. Besaran-besaran lain yang dapat
diturunkan adalah angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr). Besaran yang diperoleh dapat digunakan untuk korelasi empiris dengan sifat-sifat
teknis tanah.
3.5.2 Uji Berat Jenis Tanah
33
3.5.3 Uji Batas Batas Atterberg
Percobaan ini mencakup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut, Batas Plastis, dan Batas Cair.
Maksud dari Uji Batas - Batas Atterberg adalah untuk menentukan angka-angka konsistensi Atterberg, yaitu :
Batas Susut/ Shringkage Limit (wS)
Batas Plastis/ Plastic Limit (wP)
Batas Cair/ Liquid Limit (wL)
3.5.4 Uji Hidrometer
Metode ini mencakup penentuan dari distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan No. 200, Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus. Manfaat hasil uji ini adalah
untuk perbandingan dengan sifat tanah yang ditentukan dari uji batas-batas Atterberg dan untuk menentukan aktivitas tanah.
3.5.5 Uji Kompaksi
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Kepadatan tanah
biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya (dry).
34
Gissa Ari Pratama, 2015
Tanah sebagai material bangunan pada konstruksi-konstruksi tanggul, bendungan tanah, dasar jalan, harus dipadatkan untuk memperbaiki sifat-sifat dari tanah yang dapat memberi akibat buruk pada konstruksi.
Perubahan-perubahan yang terjadi bila tanah dipadatkan adalah :
1. Volume udara dalam pori-pori tanah berkurang sehingga tanah menjadi lebih padat.
2. Kekuatan geser dan daya dukung tanah meningkat. 3. Kompresibilitas tanah berkurang.
4. Permeabilitas tanah berkurang. 5. Lebih tahan terhadap erosi.
3.5.6 Uji Triaxial UU
Maksud uji triaxial UU adalah untuk mengetahui kekuatan geser tanah;
yaitu c (kohesi) dan (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan.
Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka
pendek (short term stability analysis)
3.5.7 Uji California Bearing Ratio (CBR)
Percobaan ini mencakup pengukuran nilai CBR di laboratorium untuk tanah yang dipadatkan berdasarkan uji kompaksi.
Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan.
3.5.8 Kesimpulan Penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Daerah industri Jababeka, Cikarang memiliki masalah pada tanah dikarenakan kandungan mineral Ca-montmoronollite yang menyebabkan tanah di area Jababeka menjadi ekspansif, jenis tanah ekspansif dikenal bermasalah pada keilmuan geoteknik karena dapat merusak bangunan sipil diatas tanah ekspansif. Salah satu cara untuk memperbaiki tanah ekspansif dengan mencampur bahan kimia atau lebih dikenal istilah stabilisasi kimiawi.
Silica fume sebagai bahan pozzolan mendasari penilitian untuk perbaikan
tanah ekspansif sehingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian pada tanah lempung ekspansif di lokasi proyek PT. Sekisui Plastics Indonesia, Jl. Science Timur 2 Blok B1-F, Kawasan Industri Jababeka Tahap V. berjenis Clay High Plasticity (CH) dengan Plasticity Index 66,85%. Berdasarkan uji-uji identifikasi tersebut serta
beberapa kriteria tanah menurut After Raman (1967), dan Chen (1988), menunjukan bahwa tanah yang diteliti merupakan tanah lempung
ekspansif dengan swelling potential “very high”, dan mempunyai nilai aktivitas 1,26 sehingga dikatagorikan “aktif”. Dengan kadar air ketika pengambilan sampel sebesar 33,883%, Specific Gravity 2,49, berat isi tanah (γn) 1,68gr/cm3, berat isi kering (γdry) 1,24gr/cm3, persentase clay 52,8% dan silt 47,2%.
2. Nilai kuat geser pada kondisi tanah terkompaksi dengan kadar air optimum meningkat pada campuran silica fume 2,83% sebesar 181,30% dibandingkan dengan nilai kuat geser tanah asli, sedangkan pada kondisi tanah terendam air meningkat pada campuran silica fume 4,85% sebesar 40,28%.
3. Penurunan swelling sebesar 45,13% pada campuran silica fume 4,71% 4. Nilai CBR design pada kondisi unsoaked meningkat dari 32% menjadi
81
Gissa Ari Pratama, 2015
PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF “DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG”
terjadi peningkatan nilai CBR design yang cukup signifikan sehingga CBR Design tetap di kategori “very poor”
Dikarenakan silica fume adalah bahan pozzolan berjenis pozzolanic (will not gain strength when mixed with water) sehingga silica fume hanya berfungsi
sebagai property enhancer untuk meningkatkan kohesi dan sudut geser dalam (internal friction angle) pada tanah lempung, berbeda dengan pozzolan berjenis
cementitious (will gain strength when mixed with water) dimana waktu curing
cukup berperan pada bahan yang berjenis cementitious.
5.2Saran
Dari penelitian ini peneliti memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk pengambilan sample tanah lempung yang berjenis ekspansif disarankan ketika dalam keadaan kering atau pada saat musim kemarau, karena jika pada konsisi basah atau musim penghujan tanah lempung
ekspansif menjadi lembek sehingga mempersulit pengambilan sample. 2. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan mencampur silica fume dengan
material lain yang bersifat cementitious, agar daya ikatnya lebih kuat. 3. Dikarenakan silica fume kurang berpengaruh terhadap nilai CBR design
soaked, disarankan silica fume dicampur dengan bahan pengikat lain
diharapkan mampu mendapatkan nilai CBR design soaked lebih baik lagi. 4. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan mencoba mengganti material
DAFTAR PUSTAKA
Aspari, Lius Tono, Gautama, Sutikno, (2004). Pengaruh Penambahan Semen Portland dan Silica Fume Terhadap Sifat Tanah Ekspansif, Skripsi, Petra
Christian University
Azzawi, A.A., Daud, K.A., Abdul, M.A., (2012). Journal of Effect of Silica Fume Addition on the Behavior of Silty-Clayey Soils, Baghdad, Iraq
Fadhila, R, (2013). Peningkatan Daya Dukung Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly-Ash Sebagai Subgrade Ruas Jalan Cibarusah Cikarang Jawa Barat,
Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Dermawan, H, (2013). Modul Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika Tanah FPTK UPI, Bandung
Habibi, I, (2012). Pengaruh waktu pemeraman terhadap kuat geser tanah ekspansif daerah Cikarang, Jawa Barat yang distabilitasi dengan semen,
pasir, dan kapur, Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta
Irawan, I, (2013). Pengaruh Silica Fume Terhadap Beton Mutu Tinggi Self Compacting Concrete, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung
Makusa, G.P, (2012). Soil Stabilization Methods and Materials, Departement of
Civil, Enviromental and Natural Resources Engineering, Luleå University of Technology, Sweden
Muhadi, (2013). Karakteristik Deformasi Tanah Lempung Lunak di Desa Rawahurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon Yang Diperbaiki
Dengan Menggunakan Semen, Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia,
Gissa Ari Pratama, 2015
Murthy, V.N.S, (2006). Geotechnical Engineering Principles and Practices of Soil Mechanics and Foundation Engineering, Marcel Dekker, Inc, New
York
Nelson, JD, Miller, DJ, (1992). Expansive Soils Problems and Practice in Foundation and Pavement Engineering, John Wiley & Sons, Inc, Canada
Nutri Tech. (2010). Silica The Hidden Cost of Chemical. [Online].
Tersedia: http://www.nutri-tech.com.au/blog/2010/06/silica-the-hidden-cost-of-chemical/ [Diakses 20 Maret 2014]
Okvitasari, DC, (2013). Upaya Peningkatan Mutu Clay Shale Sebagai Bahan Timbunan Jalan Dengan Limbah Marme, Skripsi, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung
Panjaitan, S.R.N, (2010), Pengaruh Pemeraman Terhadap Nilai CBR Tanah Mengembang Yang Distabilisasi Dengan Fly Ash, Skripsi, Institut
Teknologi Medan, Medan
Pedoman Kimpraswil, (2002), Panduan Geoteknik 1 Proses Pembentukan dan Sifat-Sifat Dasar Tanak Lunak Pt T-8-2002-B, Departemen Pemukiman
dan Prasarana Wilayah
Pedoman Konstruksi Bangunan, (1994), Perencanaan Stabilisasi Tanah Dengan Bahan Serbuk Pengikat Untuk Konstruksi Jalan (SNI 03-3437-1994),
Departemen Pekerjaan Umum
Pedoman Konstruksi Bangunan, (2005), Penanganan Tanah Ekspansif Untuk Konstruksi Jalan Pd T-10-2005-B, Departemen Pekerjaan Umum
Purnomo, T, (2009). Analisis Pengaruh Stabilitasi Tanah Butir Halus Dengan Pasir Kali Krasak Terhadap Kuat Geser dan Kapasitas Dukung Tanah
Pada Pondasi Dangkal Berdasarkan Metode Meyerhof (1963) ,Skripsi,
Rahman, Aidil, (2014), Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa Terhadap Stabilitas Lempung Ekspansif di Lokasi Proyek Jababeka – Bekasi,
Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sika Fume, (2005), Technical Data Sheet Edition 2, 2005 Identification No. 02 01
01 05 000 0 000019 Version No. 0010, SikaFume, PT. Sika Indonesia,
Bogor
Sika Fume, (2012), Product Data Sheet Edition 2012-05-1, SikaFume, Sika
Singapore Pte Ltd, Singapore
Silica Fume Association, (2005), Silica Fume User’s Manual FHWA-IF-05-016, Federal Highway Administration, U.S. Department of Transportation
Sulistyowati, T, (2006). Jurnal Pengaruh Stabilitasi Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly Ash Terhadap Nilai Daya Dukung CBR, Universitas Mataram
Sunggono, KH, (2012). Mekanika Tanah, Nova, Bandung
Takaendengan, PP, Sumampouw JR, Ticoh, JH, Monintja S, (2013). Jurnal Pengaruh Stabilisasi Semen Terhadap Swelling Lempung Ekspansif,
Universitas Sam Ratulangi
UPI, (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: Terbatas Untuk Lingkungan UPI.
Wikipedia, T. (2014). Silica Fume. [Online].
Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Silica_fume [Diakses 15 Maret 2014]
Youtube. (2014). Animation of Expansive Soils [Online].
Tersedia: www.youtube.com/watch?v=4Du9pfYv3G [Diakses 20 Maret 2014]
Gissa Ari Pratama, 2015
Tersedia: www.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DACpuYED9WkU [Diakses 04 Maret 2014]
Zeniadi, R.P.M, (2014). Pengaruh Pencampuran Pasir Terhadap Karakteristik Tanah Swelling Clay di Lokasi Proyek Jababeka – Bekasi, Skripsi,