ABSTRAK
Pumamawaty Sinubaji, (2011): Pen!fllruh Sll'tiJelfi Pembelllj11r1111 Kontekstu11l dan Gaya Bellljar Terhadap HasH Be/ajar Menguasai A/at Ukur Listrik dan Elektronika Siswa Kellis X SMK Negeri 5 Medlin, Tesis : Program Pasca Sarjaoa Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kontekstual dan gaya belajar serta interaksinya terhadap basil belajar Menguasai Alat
Ukur
Listrikdan
Elektronika (MAULDE).Populasi dalam penelitian
ini
adalah seluruh siswa kelas X Program Pemanfaatan TenagaListrik
SMK Negeri5
Medan,
TahunAjaran
2010/2011 terdiri dari 3 ke1as berjumlah 108 orang. Sampel diambil sebanyak 2 kelas, yang berjumlah 72 orang. Untuk: masing- masing kelas digunakan strategi pembelajaran yang berbeda. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan penalaran formal mahasiswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing masing terdiri 20 orang. Metode peoelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x
2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian duajalur(Two Way Anava 2 x 2) dengan taraf signifikansi a= 0,05 dengan menggunakan Uji-F, pengujian uji lanjut menggunakan uj i Tuckey.Temuan penelitian menunjukkan (1) Hasil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan strategi masyarakat belajar lebih tinggi dibandingkan dengan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konstruktivisme pada taraf kepercayaan pada taraf kepercayaan a= 0,05 dengan Fh sebesar 19,,33 dan barga Tabel F1 untuk
taraf
signifikansi a sebesar 0,05 adalah 4,09 dengan derajat kebebasanciJ.:< t: t9) didapat
Fh
(19,33,33)>
Ft
(4,09)· Dengan menggunakan Uji Tukey diperoleh Otabct = 3,96 untuk taraf signifikansi U(o.o5)• sedangkan basil perhitunganQ.
=
6,\ 9. maka didapat Qhitung (6,19) > Qtabct (3.96), maka secara keseluruhan siswa SMK Negeri5
Medan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi masyarakat belajar memperoleh memperoleh basil MAULDE lebih tinggi dari pada strategi pmbelajaran konstruktivist., (2) Hasil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri5
Medan dengan gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari siswa dengan gaya belajar visual, pada taraf kepercayaan a=0,05 dengan harga hitung Fh = 15,03 dan harga tabel Ft untuk a=0,05 dengan dk = (1 : 19) diperoleh Fo,os(t,t9) = 4,09 sehingga dapat dinyatakan bahwa Fh ( 15,03) > F1 (4,09) dengan menggunakan Uji Tukey didapat diperoleh Qtabel = 3,79
ABSTRACT
Pumamawaty Sinuhaji, (lOU): The Eject of Contextual Learning Strategies and
Learning Styles on Learning Outcomes of lntrument Electrical and Electronic Class X student of SMK Negeri 5 Medan, Thesis: Graduate Program, State Univenity of Medan.
This study aimed to observe the effect contextual learning strategy and learning style and interaction on achievement To Control Tools Measure Electricity and Electronic (MAULDE).
The population oh this research is all students of X class SMK Negeri
5
Medan, in Academic Year 2010/2011 consists of
three
classes totaling 108 students. Sample were taken 2 classes, which have 72 students were taken by cluster Random Sampling. For each class used a different instructional strategy. The sampling technique used by Cluster Cluster Random Sampling Random Sampling based on formal reasoning of students,so
that this study sample in each study group comprised 20 people. The research method used was quasi experiment with 2 x 2 factorial design. The analysis technique used are two-point analysis of variance (Two Way Anova 2 x 2) with = 0.05 using F-test, testing further test usinga
significance level Tuckey test.Findings showed that ( 1) The study Intrument Electrical and Electronic of students who are taught with learning society strategy is higher than with students who are taught with a constructivist learning strategy for the level of confidence for the by Fh at 19.33
5
a
level 0,05 of trust and Ft Table price for 0.05 significance level a is 4.09 with degrees of freedom dk (1: 19) obtained Fh (19,33,33) > Ft (4.09). By using the Tukey test obtained Qtabel = 3.96 for significance level a (0.05), while calculation QH = 6.19. then obtained Qhitung (6.19) > Qtabel (3.96), then the whole student of SMK Negeri 5Medan
who follow learning with learning community strategy lntrument Electrical and Electronic obtained higher results than the Learning Strategies konstruktivist., (2) Results of vocational students learn Intrument Electrical and Electronic SMK. Negeri 5 Medan with higher kinestetik learning styles of students with visual learning style, a = 0.05 to calculate prices and price Fh = 15.03athe confidence level Ft tables for a = 0.05 with df = (l: 19) obtained FO, 05 (l.l9) = 4.09so
that itcan
be stated that Fh (15.03) > Ft (4.09) using Tukey test obtained obtained Qtabel = 3.79 for significance level a (0.05), results Qh = 5.45 calculation. then obtained Qhitung (5.45) > Qtabel (3.79) thus concluded that the students of SMK Negeri 5 Medan who have learning styles kinestetik more high havea
score higher than students with learning styles visual, (3) There is interaction between the learning strategies and learning styles on students' learning outcomes lntrument Electrical and Electronic, obtained Fh = 38.47 Ft and the price table for confidence level (a) at 0:05 with dk ( 1 :16) = 3.94, Ft (0.05)so
thatit can
be stated Fh (42.96) > Ft (4.09)..,.
'·
PENGARUH STRATEGI
PEMBELA~JARANKONTEKSTUAL
DAN GA YA BELA.JAR TERHADAP HASlL
BEL~JARMENGUA.~AI
Al,AT
UK1UR
l.JSTRIK DAN
ELEKTRONIKA
z
~
m
~ ~ S' Fb'l{ v ·
f-'TEGitR·
I~MT-'' DA-N
~ (\ ~-' ,~}L ~ J_~ _:J., . *.J ·~ .
<DiaJu}(rm
· ; )ntu~ _ -Mt-m? ~e-r
<Mi
'; 'u.d"iPROGRAivl P 4t\..SCASARJANA
lJNIVERSI::I'AS
N'EGERI
MEDAN
ME DAN
TESIS
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DAN GA YA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA
SISWA SMK NEGERI 5 MEDAN
Disusun
dan
diajukan
oleh,
PURNAMA WATY SINUHAJI
NIM ; otU
l~~~~Q0
91
Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal 7 Maret 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelat Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi
Medan, 07 Maret 2011
Menyetujui,
Tim Pembimbing,
\ j~ imb ing
I
.
__
':: fl_v:v~-ie2~~
-Prof.
Dr.
J ulaga
Situmorang,
M.Pd
NIP. 19510820 197803 1 002
~~llmrad
Badiran, M.Pd
30 19763 1 001
'Vj5did ...
4 ~11 ~Pascasarjana
NO
1.
2.
3.
PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN
NAMA
Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd
NIP. 19510820 197803 1 002
( Pembimbing
I )
Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd
NIP. 19441030 197603 1 001
( Pembimbing II )
Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd
NIP. 196011251986011 001
( Penguji)
Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd
NIP. 19600705 1986011 001
( Penguji)
TANDA TANGAN
\
...
..f. ~
..
':::.:::!~
5.
Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd
N IP. 19570801 198003 1 001
( Penguji)
Mahasiswa
Nama
: Pumamawaty Sinuhaji
NIM
: 081188230091
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasihNya yang selalu menyertai penulis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan studi untuk
memperoleh gelar Master Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing Bapak Prof.
Dr.
Julaga Situmorang, M.Pd dan BapakProf. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd yang telab memberikan bimbingan dan araban
dengan penuh keikhlasan
dan
dorongan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapatdiselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terirna kasih kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta
para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Direktur Sekolab Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr.
Belferik Manullang, M.Pd beserta para Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris
Program Studi yang banyak memberikan bantuan kepada penulis untuk
kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Muhammad
Badiran, M.Pd, sekaligus sebagai pembimbing dan Bapak Prof.
Dr.
SabatSiagian, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan yang
selalu memberi motivasi dan sumbangan pemikiran sehingga menambab
wawasan pengetahuan penulis dalam penyempumaan tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku narasumber yang banyak
memberikan masukan dan saran untuk perbaikan di seminar proposal Tesis saya
dan sangat berarti bagi penelitian ini, sehingga penulis merasa basil penelitian ini
lebih baik.
5. Bapak Prof.
Dr.
AbdulHasan
Saragih, M.Pd selaku narasumber yang banyakmemberikan masukan dan araban yang sangat berarti bagi penulis.
6. Bapak Prof.
Dr.
Binsar Panjaitan, M.Pd selaku narasumber yang banyakmemberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan
pengetahuan penulis dalam penyempurnaan Tesis ini.
7. Buat suami terkasih Drs. S. Tarigan, anak-anak saya Jonathan Tarigan, Agita
Tarigan dan Dela Risnain Tarigan yang telah banyak membantu baik dalam doa,
memberikan dorongan dan memotivasi saya selama mengikuti perkuliahan di
Pasca Sarjana hingga sampai penulisan Tesis ini.
8. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Kabid. Program dan Pengembangan Mutu
Pendidikan Drs. A. Haris Rambe, Kepala Sekolah SMK Negeri
5
Medan BapakDrs. Maraguna Nasution, M.Ap, Wakil Kepala Sekolah SMK Drs. Ramli dan
guru Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri
5
Medan.Seluruh Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan UNIMED yang telah
memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis, untuk menyelesaikan studi
di Pasca Sarjana UNIMED.
10. Rekan-rekan kuliah di Program Studi Teknologi Pendidikan serta Ibu Noni yang
selalu sabar memberikan dorongan kepada penulis sehingga dengan sepenuh hati
penulis mengucapkan terima kasih.
Akhimya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempumaan. penulis berharap mohon saran dan kritikan yang membangun guna
perbaikan tulisan ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita.
iv
Medan,
Penulis
Maret 2011
Purnamawaty Sinuhaji
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Pendidikan
bagi
kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yangharus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok
manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera
dan bahagia. Semakin tinggi cit!H:ita manusia semakin menuntut kepada
peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana dalam mencapai cita-cita tersebut.
Kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, maka
peran pendidikan amat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka dan demokratis. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan
dengan harapan dapat menaikkan harkat dan martabat Indonesia. Untuk mencapai
itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.
Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting
untuk dikembangkan, sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk
menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha
mengantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, dilakukan
dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
2
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus ditingkatkan
untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam
era globalisasi. Untuk pencapaian basil yang berkualitas maka ilmu yang
dipelajari harus memiliki materi yang cocok dengan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan zaman dan penyampaian materi hendaknya
menggunakan strategi yang tepat sehingga dapat menumbuhkembangkan
kreativitas dan keterampilan siswa untuk dapat memecahkan setiap permasalahan
yang dihadapinya dalam kehidupan nyata.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu lembaga pendidikan
formal yang memberikan bekal pengetahuan teknologi, keterampilan, sikap dan
etos kerja yang bertujuan mempersiapkan lulusan yang kelak menjadi tenaga
kerja tingkat menengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja pada
bidang tertentu.
Beberapa upaya dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan SMK
antara lain peningk:atan mutu proses belajar mengajar melalui strategi
pem bel~aran, penataan kurikulum, mengadakan fasilitas praktek, peningkatan
kualitas pengajaran, namun kenyataan bahwa lulusan SMK tidak dapat
sepenuhnya dapat diterima didunia kerja dikarenakan belum sesuainya
3
yang diungkapkan Slameto (1994: 12) bahwa selain kesiapan kerja lulusan SMK
masih rendah. juga kurang dapat beradaptasi dengan sarana dan fasilitas yang
terdapat di dunia kerja. Hal ini, mengakibatkan terjadinya pengangguran.
Menurut Mahbud (2009), pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan sebesar 17,26%
dari
jumlah penganggur. Kemudian disusullulusan Sekolah Menengah Atas (14,31 %), lulusan Universitas (12,59%),
Diploma (11 ,2 1%), setelah itu lulusan Sekolah Menengah Pertama (39%) dan
Sekolah Dasar (4,57).
Melihat permasalahan tersebut, maka sering diisukan oleh masyarakat
melalui media cetak atau media elektronik tentang rendahnya mutu pendidikan
kita saat ini. Secara kualitatif diduga disebabkan karena kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien dan tidak
mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ketua Kadin Sumatera Utara Intan
Mulyana dalam Lomba Karya Siswa (LKS) SMK yang diadakan di Universitas
Sumatera Utara mengemukakan, belum adanya standar baku kurikulum
pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkan
kemandirian SDM, akibatnya lulusan SMK belum siap ke pasar kerja (Harlan
Analisa 02 Desember 2009).
Kualitas pembelajaran dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya
adalah strategi pembelajaran yang menyebabkan basil belajarnya juga belum
memuaskan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam usaha kearah
4
dengan memanfaatk:an sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kondisi
yang ada.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini agar lulusan lembaga
pendidikan di Indonesia dapat memenuhi tuntutan dunia kerja adalah melalui
penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini
mengupayakan setiap lulusan memiliki kompetensi pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk melakukan
pembelajaran secara maksimal agar siswa memperoleb basil belajar yang
maksimal yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap serta keterampilan siswa yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang disarnpaikan.
Rendahnya basil belajar siswa dipengaruhi oleb banyak faktor. Namun
secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Sebagaimana yang diungkapkan oleb
Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleb
seseorang untuk memperoleb suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai basil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Menurut Djamarah (2006 : 17), kesulitan belajar disebabkan anak didik
bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya. tetapi mereka juga
sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Pendapat ini
didukung oleb Reigeluth dan Merril (yang dikutip oleh Miarso-<2007 : 529) bahwa
5
mengatasi masalah belajar. Dari penjelasan tersebut, maka dirasa perlu untuk
mengarahkan siswa sehingga akan meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab.
Reigeluth (1983) mengemukakan ada tiga perihal pembelajaran yakni
variabel kondisi pembelajaran, variabel strategi pembelajaran dan variabel hasil
pembelajaran. Dari ketiga variabel ini hanya strategi pembelajaran yang
berpeluang besar untuk dapat dilaksanakan. Variabel strategi pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni strategi pengorganisasian, strategi
penyampaian dan strategi pengelolaan. Strategi pengelolaan berhubungan dengan
bagaimana menata interaksi antar siswa dan strategi lainnya (strategi
pengorganisasian dan pendekatan penyampaian).
Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan kondisi
belajar yang dianggap relevan dalam penyampaian informasi, sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan
kemampuannya seperti : mental, emosional dan sosial serta keterampilan atau
kognitif, efektif dan psikomotor. Dengan demikian pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dapat membangkitkan dan mendorong timbulnya
aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran tertentu.
Menurut Kozna dalam Uno (2007) secara umum menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran adalah kegiatan yang dipilih untuk dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada siswa menuju tercapainya pembelajaran tertentu.
Salah satu komponen untuk menentukan untuk terjadinya proses belajar
adalah guru dan strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran
6
siswa. Guru barus mampu mengembangkan potensi-potensi serta perbatian dan
gaya belajar siswa secara optimal. Oleb karena itu. guru perlu sekali menguasai
strategi pembelajaran dan menempkannya, karena setiap strategi pembelajaran
yang ditetapkan guru dikelas turut mempengaruhi basil belajar siswa.
Salah satu dari bebempa strategi pembelajaran yang dipandang peneliti
dapat meningkatkan keinginan belajar siswa dan dapat mengatasi kesulitan
belajar khususnya materi pelajaran teori dan pmktek untuk meningkatkan basil
belajar siswa pada standar kompetensi menguasai alat ukur listrik dan elektronika
(MAULDE) adalah stmtegi pembelajaran kontekstual. Stmtegi pembelajaran
kontekstual merupakan salah satu stmtegi pembelajaran yang mengupayakan
guru dapat mendorong siswa membuat bubungan antam pengetahuan yang
dimilikinya dengan penempannya dalam kehidupan sehari-bari.
Dalam pembelajaran kenyataannya sebagian siswa tidak mampu
menghubungkan antam apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Karena sebaiknya pemahaman konsep
akademik yang diperoleb adalah menyentuh kebutuhan pmktis kehidupan baik di
lingkungan kerja maupun di masyamkat.
Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang penyebab
basil belajar siswa masih rendah. Berdasarkan basil observasi yang dilaksanakan
di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
5
Medan dan mengamati gurubidang studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik pada saat mengajar salah satu
standar kompetensi Menguasai Alat Ukur dan Elektronika. Survei di SMK Negeri
5
Medan menunjukkan basil belajar MAULDE dari siswa bemda dibawah7
yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan data diri Daftar
Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas I untuk standar kompetensi MAULDE dapat
dilihat berdasarkan data berikut ini :
Tabel 1.1. NUai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi MAULDE Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Medan
Tabun Akademik NUai Tertinggi Nilai Terendab Rata-rata
2005/2006 8,5 5,2 6,8
r
2006/2007 8,4 4,9 6,2
2007/2008 8,5 5,5 7,0
2008/2009 8,5 5,4 6,9
(Sumber: Data Daftar Kumpulan Ntlat MA ULDE SMK Negen 5 Medan)
Dari data Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata masih kurang
memuaskan karena nilai yang diperoleh masih berkisar nilai standar ketuntasan
belajar yang telah ditentukan yakni 7 ,00. Berdasarkan data ini perlu adanya
perhatian untuk mencari proses pembelajaran yang lebih baik, agar mencapai
nilai diatas standar ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan oleh proses
pembelajaran yang dilakukan oleh
guru
masih terpusat kepada guru, sehinggasiswa tidak didik menjadi seorang individu berbudaya dalam belajar dan menjadi
pembelajar dalam kelompoknya.
Pembelajaran selama ini diterima banyak tingkat hafalan, dari sekian
pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang
mendalam yang bisa diterapkan dalam kehidupannya. MAULDE adalah
merupakan materi pel~aran teori yang meliputi beberapa sub kompetensi dasar
diantaranya adalah menguasai dan menggunakan instrumen ukur, yaitu:
[image:14.515.43.471.147.607.2]8
Dalam kehidupan sehari-hari siswa juga berhadapan dengan alat-alat ukur
tersebut, misalnya pada pengukuran arus, pengukuran tegangan, pengukuran
tahanan. Kenyataannya sebagian siswa belum terampil menggunakan alat ukur
tersebut. Dengan demikian strategi pembelajaran kontekstual sangat sesuai
digunakan untuk mencapai standar kompetensi Menguasai Alat Ukur Listrik dan
Elektronika, khususnya pada kompetensi dasar mengenal macam-macam alat
ukur listrik dan
dapat
melakukan pengukuran besaran-besaran Iistrik.Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan karakteristik siswa. Menurut Slavin (1994), bahwa
karakteristik siswa adalah aspek-aspek yang ada dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi perilakunya. Aspek-aspek itu bisa berupa bakat, motivasi, gaya
belajar, persepsi, sikap, kemampuan awal, strategi belajar, kemampuan berpikir
logis, kemampuan berpikir kreatif, ketekunan belajar, kecerdasan, jenis kelamin,
etnis dan aspek-aspek lain pada diri pebelajar yang dapat mempengaruhi
perilakunya.
Salah satu aspek dari karakteristik siswa dalam proses belajar adalah gaya
belajar yang dapat mempengaruhi basil belajarnya. Melihat aspek gaya belajar ini
sangat penting maka peneliti ingin mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap
basil belajar.
Menurut Kolb (1991), gaya belajar adalah cara yang dilakukan seseorang
didalam belajarnya dan bagaimana ia menghadapi situasi-situasi dalam
pembelajarannya sehari-hari. Setiap manusia memiliki gaya belajar tersendiri
9
kebiasaan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang
dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli pendidikan mencoba
mengembangkan teori mengenai gaya belajar diberbagai bidang sebagai cara
untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.
Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi
untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika pebelajar
atau siswa mengenali gaya belajarnya, sehingga dapat mengelola pada kondisi
apa, dimana, kapan dan bagaimana untuk belajar maksimal.
Jadi gaya belajar dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
pembelajaran, artinya dengan gaya belajar itu diharapkan mampu meningkatkan
daya serap terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Pembelajaran yang
menempatkan siswa pada keterlibatannya didalam proses pembelajaran
menjadikan siswa lebih aktif serta dapat menghubungkan pengetahuan yang
dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pelajaran juga akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti
dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih
menyenangkan. Kondisi yang diperoleh dalam sistem pembelajaran selama ini
pada umumnya yang digunakan masih mengupayakan siswa untuk menghapal
rumus-rumus materi pelajaran. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan untuk
mengikuti proses pembelajaran karena merasa terus dipaksa untuk mencatat dan
menghapal semua materi pelajaran yang diterima. Ada beberapa pembelajaran
kontekstual, menurut Trianto (2009) menyatakan pendekatan pembelajaran
10
(Questioning); Masyarakat Belajar (Learning Community); Pemodelan
(Modeling); Refleksi (Rejlextion); Penilaian Autentik (Autentik Assessment).
Namun yang dibahas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
masyarakat bel~ar dan pembelajaran konstruktivisme, dimana yang diteliti
adalah kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran masyarakat belajar
dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran
konstruktivisme
dan gaya
belajar terhadapbasil
belajar Menguasai AlatUkur
Listrik
dan
Elektronika (MAULDE) di SMK Negeri5
Medan.B. IdentUr~si~asa~
Berdasarkan Jatar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentiflkasi sejumlah masalah yang terkait dalam penelitian ini yaitu :
(1) Apakah basil belajar di SMK Negeri 5 Medan sudah sesuai dengan tuntutan
kurikulum Sekolah Menengah Teknologi? (2) Bagaimana pembelajaran yang
dilaksanakan di SMK Negeri 5 Medan? (3) Apakah strategi pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan pembelajaran masyarakat belajar dibandingkan
dengan pembelajaran konstruktivisme dapat memberi pengaruh yang lebib baik
terhadap basil belajar MAULDE? (4) Apakah strategi pembelajaran yang berbeda
akan memberi pengaruh yang berbeda terbadap basil belajar Menguasai Alat
Ukur Listrik dan Elektronika? (5) Apakah ketersediaan fasilitas belajar dapat
mempengamhi basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika?
(6)Apakah guru mempertimbangkan tingkat pengetahuan siswa dalam proses
pembelajarannya? (7) Apakah dalam pembelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik
11
terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar
terhadap basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika?
C.
Pembatasan Masalab
Mengingat begitu luasnya strategi pembelajaran yang dapat
mempengaruhi basil belajar siswa
dan
standar kompetensi MAULDE yang terdiridari beberapa kompetensi dasar, serta agar penelitian ini terlaksana maksimal,
terarah. efektif
maka
perlu dibuat pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasisebagai
berikut:
(I) strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategipembelajaran konstruktivisme, dan strategi pembelajaran masyarakat belajar,
(2) karakteristik siswa dibatasi pada gaya belajar kinestetik dan gaya belajar
visual, (3) basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika..
D. Rumusan Masalab
Sesuai dengan latar belakang masalah
dan
pembatasan masalah,maka
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
I. Apakah basil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan strategi
masyarakat belajar lebib tinggi dari pada siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran konstruktivisme?
2. Apakah siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memiliki basil
belajar MAULDE lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar
visual?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar
12
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian
ini adalah:
I. Untuk Mengetahui basil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan
strategi masyarakat belajar lebih tinggi dari pada siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran konstruktivisme,
2. Untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan
memiliki basil belajar MAULDE lebih tinggi dari pada siswa yang
memiliki gaya belajar visual.
3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar
siswa terbadap basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis basil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia
pendidikan, khususnya menambah khasanah ilmu pengetahuan teori-teori yang
berkaitan dengan pendekatan pembelajaran Elektronika di Sekolah Menengah
Kejuruan. Selain itu, dibarapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau teori
untuk lanjutan penelitian yang relevan.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian
ini
diharapkan dapat membantupara pendidik khususnya guru Elektronika dalarn menyampaikan materi sehingga
~t memberikan gambaran tentang efektivitas dan efisiensi aplikasi strategi
pembelajaran dan gaya belajar pada pembelajaran MAULDE sebingga
•
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan basil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan babwa :
1. Terdapat perbedaan basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5
Medan yang diajar dengan strategi masyarakat belajar dibandingkan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktivist
atau basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan yang
diajar dengan strategi masyarakat belajar lebih tinggi jika dibandingkan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktivist.
2. Terdapat perbedaan basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5
Medan antara dari siswa dengan Gaya belajar kinestetik dan visual
dengan kata lain basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5
Medan dengan Gaya belajar kinestetik lebih balk dibandingkan dengan
siswa SMK Negeri 5 Medan dengan gaya belajar visual di SMK Negeri
5 Medan
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar
terbadap basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan. Hasil
belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan lebih tinggi hasilnya
jika diajar dengan strategi masyarakat belajar untuk siswa dengan gaya
belajar kinestetik, sedangkan untuk siswa dengan gaya belajar visual
lebih baik diajar dengan strategi pembelajaran konstruktivisme.
•
122
B. lmplikasi
Temuan bahwa strategi pembelajaran masyarakat belajar lebih baik dari
strategi pembelajaran pembelajaran konstruktivist dalam meningkatkan basil
belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan ditinjau dari gaya belajar
siswa. Ini memberikan petunjuk bahwa dalam pembelajaran MAULDE, strategi
masyarakat belajar lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran
konstruktivist. Penerapan strategi pembelajaran masyarakat belajar dalarn
pembelajaran MAULDE berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan
metode pembelajaran MAULDE bagi siswa SMK Negeri 5 Medan dengan
tingkat kematangan kognitif yang terbatas, meliputi : (a) pengaturan desain awal
pembelajaran, (b) strategi pengubahan tingkah laku, (c) orientasi pembelajaran,
(d) penyesuaian materi pembelajaran. Untuk itu faktor gaya belajar perlu menjadi
perbatian dalarn proses pembelajaran sehinga strategi pembelajaran sesuai dengan
gaya belajar dari siswa dalarn mempelajari MAULDE. Desain materi dalam
pembelajaran basil belajar MAULDE disusun dengan struktur yang dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan strategi masyarakat belajar.
Inventarisasi pengetahuan awal dan kemarnpuan yang harus dimiliki dari siswa
sebelum merancang dan mengirnplementasikan program pembelajaran
MAULDE. Basis pembelajaran bertumpu pada pengetahuan awal dan perilaku
yang harus dimiliki dari siswa akibat proses belajar.
Telah ditemukan, bahwa gaya belajar mempengaruhi basil belajar
123
petnbelajatati selayak:rtya
guru
metnpethatikan gaya belajar siswa, sehinga bisamenyesuaikan strategi pembelajaran yang diterapkan.
c.
Saran
l . Para guru SMK Negcri 5 Mcdan disatankan untuk menggunakan
strategi pembelajaran masyarakat belajar atau pembelajaran
konstruktivist sebagai model belajat altematif dalam. pem.belajaran
basil belajar MAULDE. Strategi pembelajaran masyarakat belajar
mampu mengubah basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5
Medart atau menjadi lebib baik:
Pembelajaran basil belajar MAULDE sangat sarat dengan
konsep-konsep abstrak dan keterbatasan siswa daiam alat alat ukur listrik dan
elektrotiika,
halmetnbutuhkan
penalaran dan kreativitas tirtggi.Agar
basil belajar MAULDE yang dicapai lebih optimum maka para guru
sebaiknya selalu memperbatikan faktor gaya belajar yang telah
dirtilliki
dMisiswa.
Sehlt1gga strategi
pengubahkemampuan
dalamperbaikan basil belajar MAULDE dapat tercapai dengan baik Telah
terbukti bahwa basil belajar MAULDE siswa SMK Negeri 5 Medan
yang
sangat tergantung pada gaya belajat dati siswa.3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel
moderator laiti, seperti sitategi pengajatart MAULDE, sikap, motivasi,
gaya berpikir, pengetahuan verbal dan lain-lain, sehingga dapat
124
MAULDE. Dl samplng itu disarattkan pula untuk rnemperbartyllk
jwnlah
populasi
dan sampel penelitian, serta menambah waktu..
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S., (2006). Prosedur Penelttian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT .Rineka Cipta.
Atmin 1M Telkom. Gaya Be/ajar Kinestetik dalam http:/ /imtelkom.ac.id/2008/ 1 0/23
Budiningsih, C. (2005). Be/ajar dan Pembe/ajaran. Jakarta. PT.Rineka Cipta.
Chaedar A. (2008). Contextual Teaching Learning. Bandung. Mizan Media Utama (MMU).
Colin Rose. (2002). The Accelerated Learning. Bandung. Kaifa.
Colin & Nicholl. (1997). dalam http://www.sekolahrumah.com
Dick and Carey. (2005). The Systematic design of Instructional. New York. Longman.
Djamarah S. (2006). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Dunn,
Rith, Kennet. (1991). Teaching Young Children Thought Their Individual Learning Style, Practical Approaches Boston, Allyn and Bacon.Eka Puspasari. Kenali Gaya Be/ajar Anak dalam http:/ !kosmo. vivanews.com/news/read/134413
Gagne, RM. (1989). Kondisi Be/ajar dan Teori Pembelajaran, Terjemahan Munadir. Jakarta. Dirjen Dikti. Depdikbud.
Hamid, Abdul K. (2007). Teori Be/ajar dan Pembelajaran. Medan. Pasca Sarjana. Unimed
Hidayat. (2010). Gaya Be/ajar.
http://www.suaramedia.com/gayabelajaranak.html
..
126
Joice, Bruce & Marsha Meil. (2009).Models of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kolb, David A. (1988). Organization Behavior An Exprimental Approach. New York. Englewood Cliff.
Mahbud, H. (2009). Jumlah Pengangguran di Indonesia 9,43 juta orang dalam http://www.tempointeraktif.
Marappung, M. (1984).
A/at-a/at Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik.Bandung.
Annico.
Meier Dave. (2003). The Accelerated Learning. Bandung. Kaifa.
Melvita Santi. (2009). Pengaruh Strategi Pembe/ajaran dan Gaya Be/ajar Terhadap Hasi/ Be/ajar Bahasa Inggris. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.
Miarso). (2007). Mengenai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media.
Muhammady. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Bakat Teknik Terhadap Basil Be/ajar Menggunakan Perkalws Tangan Siswa Ke/as I SMKN Percut Sei Tuan. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.
M. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang. Rasaid Media
Muchith. M. (2007). KTSP Pembe/ajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.
•
127
Nurhadi dan Agus, G. (2004). Pembe/ajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapan Dalam KBK. Malang. Universitas Negeri Malang.
Omar Hamalik. (1980). Metode Be/ajar dan Kesulitan Be/ajar. Bandung. Tarsito.
Poerdaminta. (1995). Kamus Umum MAULDE. Jakarta. PN Balai Pustaka.
Reigeluth, CM. (1983). Instruction Design Theories and Models, An Overview of Their Current Status. Hillsdal, Lawrence Erllaun Associates.
Romizoski, A. (1 981). Instruction Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London. Kogan.
Sabri A. (2007). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta. Ciputat Press.
Sanjaya. W. (2009). Kurilculum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Sahertian. W. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Be/ajar Terhadap Basil Be/ajar dalam http:/ /www/re.seachingines.com/christiana6.04.htm.
Salma Dewi. (2008). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media Group.
Sappie, S. (1994). Pengukuran dan A/at-A/at Ukur Listrik. Malang.
Slameto. (2003). Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina Aksara.
Slavin. (1994). Educational Psychology Theory and Practice, Fourt Edition Massachussett; Allyn and Bacon Publishers.
•
128
Suparman, A. (2001). Desain Instruksional. Jakarta. PAU- PPAI Universitas Terbuka.
Supamo, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme Da/am Pendidikan. Yogyakarta. Kanisius.
Susilo M. Joko. (2009). Sukses Dengan Gaya Be/ajar. Yogyakarta. Pinus.
Syah Muhibbim. (2003). Psilw/ogi Pendidikan (Suatu Strategi Guru). Bandung. Remaja Karya.
Trianto. (2009). Mendesain Pembe/ajaran Inovatif Progresif Konsep Landasan dan lmplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Kencana Prenada Group.
Tedy Tirtawidjaya. Gaya Be/ajar dalarn
http:/ /tedytirta. wordpress.com/2007 /06/25.
Uno, Harnzah, B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Be/ajar Mengajar yang Kreatif dan Efelctif. Jakarta. Bumi Aksara.
W. S. Winkel. (1996). Psiko/ogi Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Willis Ratna. (1989). Teori-Teori Be/ajar. Jakarta. Erlangga.