• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA SISWA SMK NEGERI 5 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA SISWA SMK NEGERI 5 MEDAN."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pumamawaty Sinubaji, (2011): Pen!fllruh Sll'tiJelfi Pembelllj11r1111 Kontekstu11l dan Gaya Bellljar Terhadap HasH Be/ajar Menguasai A/at Ukur Listrik dan Elektronika Siswa Kellis X SMK Negeri 5 Medlin, Tesis : Program Pasca Sarjaoa Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran kontekstual dan gaya belajar serta interaksinya terhadap basil belajar Menguasai Alat

Ukur

Listrik

dan

Elektronika (MAULDE).

Populasi dalam penelitian

ini

adalah seluruh siswa kelas X Program Pemanfaatan Tenaga

Listrik

SMK Negeri

5

Medan,

Tahun

Ajaran

2010/2011 terdiri dari 3 ke1as berjumlah 108 orang. Sampel diambil sebanyak 2 kelas, yang berjumlah 72 orang. Untuk: masing- masing kelas digunakan strategi pembelajaran yang berbeda. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan penalaran formal mahasiswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing masing terdiri 20 orang. Metode peoelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2

x

2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian duajalur(Two Way Anava 2 x 2) dengan taraf signifikansi a= 0,05 dengan menggunakan Uji-F, pengujian uji lanjut menggunakan uj i Tuckey.

Temuan penelitian menunjukkan (1) Hasil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan strategi masyarakat belajar lebih tinggi dibandingkan dengan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konstruktivisme pada taraf kepercayaan pada taraf kepercayaan a= 0,05 dengan Fh sebesar 19,,33 dan barga Tabel F1 untuk

taraf

signifikansi a sebesar 0,05 adalah 4,09 dengan derajat kebebasan

ciJ.:< t: t9) didapat

Fh

(19,33,33)

>

Ft

(4,09)· Dengan menggunakan Uji Tukey diperoleh Otabct = 3,96 untuk taraf signifikansi U(o.o5)• sedangkan basil perhitungan

Q.

=

6,\ 9. maka didapat Qhitung (6,19) > Qtabct (3.96), maka secara keseluruhan siswa SMK Negeri

5

Medan yang mengikuti pembelajaran dengan strategi masyarakat belajar memperoleh memperoleh basil MAULDE lebih tinggi dari pada strategi pmbelajaran konstruktivist., (2) Hasil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri

5

Medan dengan gaya belajar kinestetik lebih tinggi dari siswa dengan gaya belajar visual, pada taraf kepercayaan a=0,05 dengan harga hitung Fh = 15,03 dan harga tabel Ft untuk a=

0,05 dengan dk = (1 : 19) diperoleh Fo,os(t,t9) = 4,09 sehingga dapat dinyatakan bahwa Fh ( 15,03) > F1 (4,09) dengan menggunakan Uji Tukey didapat diperoleh Qtabel = 3,79

(2)

ABSTRACT

Pumamawaty Sinuhaji, (lOU): The Eject of Contextual Learning Strategies and

Learning Styles on Learning Outcomes of lntrument Electrical and Electronic Class X student of SMK Negeri 5 Medan, Thesis: Graduate Program, State Univenity of Medan.

This study aimed to observe the effect contextual learning strategy and learning style and interaction on achievement To Control Tools Measure Electricity and Electronic (MAULDE).

The population oh this research is all students of X class SMK Negeri

5

Medan, in Academic Year 2010/2011 consists of

three

classes totaling 108 students. Sample were taken 2 classes, which have 72 students were taken by cluster Random Sampling. For each class used a different instructional strategy. The sampling technique used by Cluster Cluster Random Sampling Random Sampling based on formal reasoning of students,

so

that this study sample in each study group comprised 20 people. The research method used was quasi experiment with 2 x 2 factorial design. The analysis technique used are two-point analysis of variance (Two Way Anova 2 x 2) with = 0.05 using F-test, testing further test using

a

significance level Tuckey test.

Findings showed that ( 1) The study Intrument Electrical and Electronic of students who are taught with learning society strategy is higher than with students who are taught with a constructivist learning strategy for the level of confidence for the by Fh at 19.33

5

a

level 0,05 of trust and Ft Table price for 0.05 significance level a is 4.09 with degrees of freedom dk (1: 19) obtained Fh (19,33,33) > Ft (4.09). By using the Tukey test obtained Qtabel = 3.96 for significance level a (0.05), while calculation QH = 6.19. then obtained Qhitung (6.19) > Qtabel (3.96), then the whole student of SMK Negeri 5

Medan

who follow learning with learning community strategy lntrument Electrical and Electronic obtained higher results than the Learning Strategies konstruktivist., (2) Results of vocational students learn Intrument Electrical and Electronic SMK. Negeri 5 Medan with higher kinestetik learning styles of students with visual learning style, a = 0.05 to calculate prices and price Fh = 15.03athe confidence level Ft tables for a = 0.05 with df = (l: 19) obtained FO, 05 (l.l9) = 4.09

so

that it

can

be stated that Fh (15.03) > Ft (4.09) using Tukey test obtained obtained Qtabel = 3.79 for significance level a (0.05), results Qh = 5.45 calculation. then obtained Qhitung (5.45) > Qtabel (3.79) thus concluded that the students of SMK Negeri 5 Medan who have learning styles kinestetik more high have

a

score higher than students with learning styles visual, (3) There is interaction between the learning strategies and learning styles on students' learning outcomes lntrument Electrical and Electronic, obtained Fh = 38.47 Ft and the price table for confidence level (a) at 0:05 with dk ( 1 :16) = 3.94, Ft (0.05)

so

that

it can

be stated Fh (42.96) > Ft (4.09).
(3)

.,.

PENGARUH STRATEGI

PEMBELA~JARAN

KONTEKSTUAL

DAN GA YA BELA.JAR TERHADAP HASlL

BEL~JAR

MENGUA.~AI

Al,AT

UK1UR

l.JSTRIK DAN

ELEKTRONIKA

z

~

m

~ ~ S' Fb'l{ v ·

f-'TEGitR·

I~

MT-'' DA-N

~ (\ ~-' ,~}L ~ J_~ _:J., . *.J ·~ .

<DiaJu}(rm

· ; )ntu~ _ -Mt-m? ~e-r

<Mi

'; 'u.d"i

PROGRAivl P 4t\..SCASARJANA

lJNIVERSI::I'AS

N'EGERI

MEDAN

ME DAN

(4)

TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DAN GA YA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MENGUASAI ALAT UKUR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

SISWA SMK NEGERI 5 MEDAN

Disusun

dan

diajukan

oleh,

PURNAMA WATY SINUHAJI

NIM ; otU

l~~~~Q0

91

Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggal 7 Maret 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelat Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi

Medan, 07 Maret 2011

Menyetujui,

Tim Pembimbing,

\ j~ imb ing

I

.

__

':: fl_v:v~-ie2~~

-Prof.

Dr.

J ulaga

Situmorang,

M.Pd

NIP. 19510820 197803 1 002

~~llmrad

Badiran, M.Pd

30 19763 1 001

'Vj5did ...

4 ~11 ~

Pascasarjana

(5)

NO

1.

2.

3.

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NAMA

Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd

NIP. 19510820 197803 1 002

( Pembimbing

I )

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd

NIP. 19441030 197603 1 001

( Pembimbing II )

Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd

NIP. 196011251986011 001

( Penguji)

Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd

NIP. 19600705 1986011 001

( Penguji)

TANDA TANGAN

\

...

..f. ~

..

':::.:::!~

5.

Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd

N IP. 19570801 198003 1 001

( Penguji)

Mahasiswa

Nama

: Pumamawaty Sinuhaji

NIM

: 081188230091

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasihNya yang selalu menyertai penulis, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar Master Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen pembimbing Bapak Prof.

Dr.

Julaga Situmorang, M.Pd dan Bapak

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd yang telab memberikan bimbingan dan araban

dengan penuh keikhlasan

dan

dorongan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terirna kasih kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta

para pejabat di jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Direktur Sekolab Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr.

Belferik Manullang, M.Pd beserta para Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris

Program Studi yang banyak memberikan bantuan kepada penulis untuk

kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Muhammad

Badiran, M.Pd, sekaligus sebagai pembimbing dan Bapak Prof.

Dr.

Sabat

Siagian, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan yang

selalu memberi motivasi dan sumbangan pemikiran sehingga menambab

wawasan pengetahuan penulis dalam penyempumaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku narasumber yang banyak

memberikan masukan dan saran untuk perbaikan di seminar proposal Tesis saya

dan sangat berarti bagi penelitian ini, sehingga penulis merasa basil penelitian ini

lebih baik.

5. Bapak Prof.

Dr.

Abdul

Hasan

Saragih, M.Pd selaku narasumber yang banyak

memberikan masukan dan araban yang sangat berarti bagi penulis.

(7)

6. Bapak Prof.

Dr.

Binsar Panjaitan, M.Pd selaku narasumber yang banyak

memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan

pengetahuan penulis dalam penyempurnaan Tesis ini.

7. Buat suami terkasih Drs. S. Tarigan, anak-anak saya Jonathan Tarigan, Agita

Tarigan dan Dela Risnain Tarigan yang telah banyak membantu baik dalam doa,

memberikan dorongan dan memotivasi saya selama mengikuti perkuliahan di

Pasca Sarjana hingga sampai penulisan Tesis ini.

8. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Kabid. Program dan Pengembangan Mutu

Pendidikan Drs. A. Haris Rambe, Kepala Sekolah SMK Negeri

5

Medan Bapak

Drs. Maraguna Nasution, M.Ap, Wakil Kepala Sekolah SMK Drs. Ramli dan

guru Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri

5

Medan.

Seluruh Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan UNIMED yang telah

memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis, untuk menyelesaikan studi

di Pasca Sarjana UNIMED.

10. Rekan-rekan kuliah di Program Studi Teknologi Pendidikan serta Ibu Noni yang

selalu sabar memberikan dorongan kepada penulis sehingga dengan sepenuh hati

penulis mengucapkan terima kasih.

Akhimya penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari

kesempumaan. penulis berharap mohon saran dan kritikan yang membangun guna

perbaikan tulisan ini.

Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai kita.

iv

Medan,

Penulis

Maret 2011

Purnamawaty Sinuhaji

(8)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Pendidikan

bagi

kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok

manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera

dan bahagia. Semakin tinggi cit!H:ita manusia semakin menuntut kepada

peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana dalam mencapai cita-cita tersebut.

Kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, maka

peran pendidikan amat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,

damai, terbuka dan demokratis. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan

dengan harapan dapat menaikkan harkat dan martabat Indonesia. Untuk mencapai

itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.

Oleh karena itu, maka pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting

untuk dikembangkan, sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di

bidang pendidikan merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk

menghadapi persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha

mengantisipasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, dilakukan

dengan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

(9)

2

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus ditingkatkan

untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam

era globalisasi. Untuk pencapaian basil yang berkualitas maka ilmu yang

dipelajari harus memiliki materi yang cocok dengan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan perkembangan zaman dan penyampaian materi hendaknya

menggunakan strategi yang tepat sehingga dapat menumbuhkembangkan

kreativitas dan keterampilan siswa untuk dapat memecahkan setiap permasalahan

yang dihadapinya dalam kehidupan nyata.

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu lembaga pendidikan

formal yang memberikan bekal pengetahuan teknologi, keterampilan, sikap dan

etos kerja yang bertujuan mempersiapkan lulusan yang kelak menjadi tenaga

kerja tingkat menengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15, pendidikan kejuruan merupakan

pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja pada

bidang tertentu.

Beberapa upaya dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan SMK

antara lain peningk:atan mutu proses belajar mengajar melalui strategi

pem bel~aran, penataan kurikulum, mengadakan fasilitas praktek, peningkatan

kualitas pengajaran, namun kenyataan bahwa lulusan SMK tidak dapat

sepenuhnya dapat diterima didunia kerja dikarenakan belum sesuainya

(10)

3

yang diungkapkan Slameto (1994: 12) bahwa selain kesiapan kerja lulusan SMK

masih rendah. juga kurang dapat beradaptasi dengan sarana dan fasilitas yang

terdapat di dunia kerja. Hal ini, mengakibatkan terjadinya pengangguran.

Menurut Mahbud (2009), pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan sebesar 17,26%

dari

jumlah penganggur. Kemudian disusul

lulusan Sekolah Menengah Atas (14,31 %), lulusan Universitas (12,59%),

Diploma (11 ,2 1%), setelah itu lulusan Sekolah Menengah Pertama (39%) dan

Sekolah Dasar (4,57).

Melihat permasalahan tersebut, maka sering diisukan oleh masyarakat

melalui media cetak atau media elektronik tentang rendahnya mutu pendidikan

kita saat ini. Secara kualitatif diduga disebabkan karena kualitas pembelajaran

yang dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien dan tidak

mampu meningkatkan minat belajar siswa.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ketua Kadin Sumatera Utara Intan

Mulyana dalam Lomba Karya Siswa (LKS) SMK yang diadakan di Universitas

Sumatera Utara mengemukakan, belum adanya standar baku kurikulum

pengajaran di sekolah yang mampu menciptakan dan mengembangkan

kemandirian SDM, akibatnya lulusan SMK belum siap ke pasar kerja (Harlan

Analisa 02 Desember 2009).

Kualitas pembelajaran dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya

adalah strategi pembelajaran yang menyebabkan basil belajarnya juga belum

memuaskan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam usaha kearah

(11)

4

dengan memanfaatk:an sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kondisi

yang ada.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini agar lulusan lembaga

pendidikan di Indonesia dapat memenuhi tuntutan dunia kerja adalah melalui

penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini

mengupayakan setiap lulusan memiliki kompetensi pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru dituntut untuk melakukan

pembelajaran secara maksimal agar siswa memperoleb basil belajar yang

maksimal yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap serta keterampilan siswa yang

berkaitan dengan materi pelajaran yang disarnpaikan.

Rendahnya basil belajar siswa dipengaruhi oleb banyak faktor. Namun

secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Sebagaimana yang diungkapkan oleb

Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleb

seseorang untuk memperoleb suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai basil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan.

Menurut Djamarah (2006 : 17), kesulitan belajar disebabkan anak didik

bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya. tetapi mereka juga

sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Pendapat ini

didukung oleb Reigeluth dan Merril (yang dikutip oleh Miarso-<2007 : 529) bahwa

(12)

5

mengatasi masalah belajar. Dari penjelasan tersebut, maka dirasa perlu untuk

mengarahkan siswa sehingga akan meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab.

Reigeluth (1983) mengemukakan ada tiga perihal pembelajaran yakni

variabel kondisi pembelajaran, variabel strategi pembelajaran dan variabel hasil

pembelajaran. Dari ketiga variabel ini hanya strategi pembelajaran yang

berpeluang besar untuk dapat dilaksanakan. Variabel strategi pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni strategi pengorganisasian, strategi

penyampaian dan strategi pengelolaan. Strategi pengelolaan berhubungan dengan

bagaimana menata interaksi antar siswa dan strategi lainnya (strategi

pengorganisasian dan pendekatan penyampaian).

Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan kondisi

belajar yang dianggap relevan dalam penyampaian informasi, sehingga siswa

dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan

kemampuannya seperti : mental, emosional dan sosial serta keterampilan atau

kognitif, efektif dan psikomotor. Dengan demikian pemilihan strategi

pembelajaran yang sesuai dapat membangkitkan dan mendorong timbulnya

aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran tertentu.

Menurut Kozna dalam Uno (2007) secara umum menjelaskan bahwa

strategi pembelajaran adalah kegiatan yang dipilih untuk dapat memberikan

fasilitas atau bantuan kepada siswa menuju tercapainya pembelajaran tertentu.

Salah satu komponen untuk menentukan untuk terjadinya proses belajar

adalah guru dan strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran

(13)

6

siswa. Guru barus mampu mengembangkan potensi-potensi serta perbatian dan

gaya belajar siswa secara optimal. Oleb karena itu. guru perlu sekali menguasai

strategi pembelajaran dan menempkannya, karena setiap strategi pembelajaran

yang ditetapkan guru dikelas turut mempengaruhi basil belajar siswa.

Salah satu dari bebempa strategi pembelajaran yang dipandang peneliti

dapat meningkatkan keinginan belajar siswa dan dapat mengatasi kesulitan

belajar khususnya materi pelajaran teori dan pmktek untuk meningkatkan basil

belajar siswa pada standar kompetensi menguasai alat ukur listrik dan elektronika

(MAULDE) adalah stmtegi pembelajaran kontekstual. Stmtegi pembelajaran

kontekstual merupakan salah satu stmtegi pembelajaran yang mengupayakan

guru dapat mendorong siswa membuat bubungan antam pengetahuan yang

dimilikinya dengan penempannya dalam kehidupan sehari-bari.

Dalam pembelajaran kenyataannya sebagian siswa tidak mampu

menghubungkan antam apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Karena sebaiknya pemahaman konsep

akademik yang diperoleb adalah menyentuh kebutuhan pmktis kehidupan baik di

lingkungan kerja maupun di masyamkat.

Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di sekolah tentang penyebab

basil belajar siswa masih rendah. Berdasarkan basil observasi yang dilaksanakan

di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

5

Medan dan mengamati guru

bidang studi Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik pada saat mengajar salah satu

standar kompetensi Menguasai Alat Ukur dan Elektronika. Survei di SMK Negeri

5

Medan menunjukkan basil belajar MAULDE dari siswa bemda dibawah
(14)

7

yaitu 7,00 dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan data diri Daftar

Kumpulan Nilai (DKN) siswa kelas I untuk standar kompetensi MAULDE dapat

dilihat berdasarkan data berikut ini :

Tabel 1.1. NUai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi MAULDE Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Medan

Tabun Akademik NUai Tertinggi Nilai Terendab Rata-rata

2005/2006 8,5 5,2 6,8

r

2006/2007 8,4 4,9 6,2

2007/2008 8,5 5,5 7,0

2008/2009 8,5 5,4 6,9

(Sumber: Data Daftar Kumpulan Ntlat MA ULDE SMK Negen 5 Medan)

Dari data Tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata masih kurang

memuaskan karena nilai yang diperoleh masih berkisar nilai standar ketuntasan

belajar yang telah ditentukan yakni 7 ,00. Berdasarkan data ini perlu adanya

perhatian untuk mencari proses pembelajaran yang lebih baik, agar mencapai

nilai diatas standar ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan oleh proses

pembelajaran yang dilakukan oleh

guru

masih terpusat kepada guru, sehingga

siswa tidak didik menjadi seorang individu berbudaya dalam belajar dan menjadi

pembelajar dalam kelompoknya.

Pembelajaran selama ini diterima banyak tingkat hafalan, dari sekian

pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang

mendalam yang bisa diterapkan dalam kehidupannya. MAULDE adalah

merupakan materi pel~aran teori yang meliputi beberapa sub kompetensi dasar

diantaranya adalah menguasai dan menggunakan instrumen ukur, yaitu:

[image:14.515.43.471.147.607.2]
(15)

8

Dalam kehidupan sehari-hari siswa juga berhadapan dengan alat-alat ukur

tersebut, misalnya pada pengukuran arus, pengukuran tegangan, pengukuran

tahanan. Kenyataannya sebagian siswa belum terampil menggunakan alat ukur

tersebut. Dengan demikian strategi pembelajaran kontekstual sangat sesuai

digunakan untuk mencapai standar kompetensi Menguasai Alat Ukur Listrik dan

Elektronika, khususnya pada kompetensi dasar mengenal macam-macam alat

ukur listrik dan

dapat

melakukan pengukuran besaran-besaran Iistrik.

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran adalah memilih pendekatan pembelajaran yang tepat

dan sesuai dengan karakteristik siswa. Menurut Slavin (1994), bahwa

karakteristik siswa adalah aspek-aspek yang ada dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi perilakunya. Aspek-aspek itu bisa berupa bakat, motivasi, gaya

belajar, persepsi, sikap, kemampuan awal, strategi belajar, kemampuan berpikir

logis, kemampuan berpikir kreatif, ketekunan belajar, kecerdasan, jenis kelamin,

etnis dan aspek-aspek lain pada diri pebelajar yang dapat mempengaruhi

perilakunya.

Salah satu aspek dari karakteristik siswa dalam proses belajar adalah gaya

belajar yang dapat mempengaruhi basil belajarnya. Melihat aspek gaya belajar ini

sangat penting maka peneliti ingin mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap

basil belajar.

Menurut Kolb (1991), gaya belajar adalah cara yang dilakukan seseorang

didalam belajarnya dan bagaimana ia menghadapi situasi-situasi dalam

pembelajarannya sehari-hari. Setiap manusia memiliki gaya belajar tersendiri

(16)

9

kebiasaan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang

dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli pendidikan mencoba

mengembangkan teori mengenai gaya belajar diberbagai bidang sebagai cara

untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.

Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi

untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika pebelajar

atau siswa mengenali gaya belajarnya, sehingga dapat mengelola pada kondisi

apa, dimana, kapan dan bagaimana untuk belajar maksimal.

Jadi gaya belajar dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam

pembelajaran, artinya dengan gaya belajar itu diharapkan mampu meningkatkan

daya serap terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Pembelajaran yang

menempatkan siswa pada keterlibatannya didalam proses pembelajaran

menjadikan siswa lebih aktif serta dapat menghubungkan pengetahuan yang

dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Materi pelajaran juga akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi

pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti

dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan lebih

menyenangkan. Kondisi yang diperoleh dalam sistem pembelajaran selama ini

pada umumnya yang digunakan masih mengupayakan siswa untuk menghapal

rumus-rumus materi pelajaran. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan untuk

mengikuti proses pembelajaran karena merasa terus dipaksa untuk mencatat dan

menghapal semua materi pelajaran yang diterima. Ada beberapa pembelajaran

kontekstual, menurut Trianto (2009) menyatakan pendekatan pembelajaran

(17)

10

(Questioning); Masyarakat Belajar (Learning Community); Pemodelan

(Modeling); Refleksi (Rejlextion); Penilaian Autentik (Autentik Assessment).

Namun yang dibahas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran

masyarakat bel~ar dan pembelajaran konstruktivisme, dimana yang diteliti

adalah kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran masyarakat belajar

dibandingkan dengan kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran

konstruktivisme

dan gaya

belajar terhadap

basil

belajar Menguasai Alat

Ukur

Listrik

dan

Elektronika (MAULDE) di SMK Negeri

5

Medan.

B. IdentUr~si~asa~

Berdasarkan Jatar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat

diidentiflkasi sejumlah masalah yang terkait dalam penelitian ini yaitu :

(1) Apakah basil belajar di SMK Negeri 5 Medan sudah sesuai dengan tuntutan

kurikulum Sekolah Menengah Teknologi? (2) Bagaimana pembelajaran yang

dilaksanakan di SMK Negeri 5 Medan? (3) Apakah strategi pembelajaran

kontekstual dengan pendekatan pembelajaran masyarakat belajar dibandingkan

dengan pembelajaran konstruktivisme dapat memberi pengaruh yang lebib baik

terhadap basil belajar MAULDE? (4) Apakah strategi pembelajaran yang berbeda

akan memberi pengaruh yang berbeda terbadap basil belajar Menguasai Alat

Ukur Listrik dan Elektronika? (5) Apakah ketersediaan fasilitas belajar dapat

mempengamhi basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika?

(6)Apakah guru mempertimbangkan tingkat pengetahuan siswa dalam proses

pembelajarannya? (7) Apakah dalam pembelajaran Menguasai Alat Ukur Listrik

(18)

11

terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar

terhadap basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika?

C.

Pembatasan Masalab

Mengingat begitu luasnya strategi pembelajaran yang dapat

mempengaruhi basil belajar siswa

dan

standar kompetensi MAULDE yang terdiri

dari beberapa kompetensi dasar, serta agar penelitian ini terlaksana maksimal,

terarah. efektif

maka

perlu dibuat pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi

sebagai

berikut:

(I) strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi

pembelajaran konstruktivisme, dan strategi pembelajaran masyarakat belajar,

(2) karakteristik siswa dibatasi pada gaya belajar kinestetik dan gaya belajar

visual, (3) basil belajar Menguasai Alat Ukur Listrik dan Elektronika..

D. Rumusan Masalab

Sesuai dengan latar belakang masalah

dan

pembatasan masalah,

maka

masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

I. Apakah basil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan strategi

masyarakat belajar lebib tinggi dari pada siswa yang diajar dengan

strategi pembelajaran konstruktivisme?

2. Apakah siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan memiliki basil

belajar MAULDE lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar

visual?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar

(19)

12

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian

ini adalah:

I. Untuk Mengetahui basil belajar MAULDE dari siswa yang diajar dengan

strategi masyarakat belajar lebih tinggi dari pada siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran konstruktivisme,

2. Untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik akan

memiliki basil belajar MAULDE lebih tinggi dari pada siswa yang

memiliki gaya belajar visual.

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar

siswa terbadap basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis basil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia

pendidikan, khususnya menambah khasanah ilmu pengetahuan teori-teori yang

berkaitan dengan pendekatan pembelajaran Elektronika di Sekolah Menengah

Kejuruan. Selain itu, dibarapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau teori

untuk lanjutan penelitian yang relevan.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian

ini

diharapkan dapat membantu

para pendidik khususnya guru Elektronika dalarn menyampaikan materi sehingga

~t memberikan gambaran tentang efektivitas dan efisiensi aplikasi strategi

pembelajaran dan gaya belajar pada pembelajaran MAULDE sebingga

(20)

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan basil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan babwa :

1. Terdapat perbedaan basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5

Medan yang diajar dengan strategi masyarakat belajar dibandingkan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktivist

atau basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan yang

diajar dengan strategi masyarakat belajar lebih tinggi jika dibandingkan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran konstruktivist.

2. Terdapat perbedaan basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5

Medan antara dari siswa dengan Gaya belajar kinestetik dan visual

dengan kata lain basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5

Medan dengan Gaya belajar kinestetik lebih balk dibandingkan dengan

siswa SMK Negeri 5 Medan dengan gaya belajar visual di SMK Negeri

5 Medan

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar

terbadap basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan. Hasil

belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan lebih tinggi hasilnya

jika diajar dengan strategi masyarakat belajar untuk siswa dengan gaya

belajar kinestetik, sedangkan untuk siswa dengan gaya belajar visual

lebih baik diajar dengan strategi pembelajaran konstruktivisme.

(21)

122

B. lmplikasi

Temuan bahwa strategi pembelajaran masyarakat belajar lebih baik dari

strategi pembelajaran pembelajaran konstruktivist dalam meningkatkan basil

belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5 Medan ditinjau dari gaya belajar

siswa. Ini memberikan petunjuk bahwa dalam pembelajaran MAULDE, strategi

masyarakat belajar lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran

konstruktivist. Penerapan strategi pembelajaran masyarakat belajar dalarn

pembelajaran MAULDE berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan

metode pembelajaran MAULDE bagi siswa SMK Negeri 5 Medan dengan

tingkat kematangan kognitif yang terbatas, meliputi : (a) pengaturan desain awal

pembelajaran, (b) strategi pengubahan tingkah laku, (c) orientasi pembelajaran,

(d) penyesuaian materi pembelajaran. Untuk itu faktor gaya belajar perlu menjadi

perbatian dalarn proses pembelajaran sehinga strategi pembelajaran sesuai dengan

gaya belajar dari siswa dalarn mempelajari MAULDE. Desain materi dalam

pembelajaran basil belajar MAULDE disusun dengan struktur yang dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan strategi masyarakat belajar.

Inventarisasi pengetahuan awal dan kemarnpuan yang harus dimiliki dari siswa

sebelum merancang dan mengirnplementasikan program pembelajaran

MAULDE. Basis pembelajaran bertumpu pada pengetahuan awal dan perilaku

yang harus dimiliki dari siswa akibat proses belajar.

Telah ditemukan, bahwa gaya belajar mempengaruhi basil belajar

(22)

123

petnbelajatati selayak:rtya

guru

metnpethatikan gaya belajar siswa, sehinga bisa

menyesuaikan strategi pembelajaran yang diterapkan.

c.

Saran

l . Para guru SMK Negcri 5 Mcdan disatankan untuk menggunakan

strategi pembelajaran masyarakat belajar atau pembelajaran

konstruktivist sebagai model belajat altematif dalam. pem.belajaran

basil belajar MAULDE. Strategi pembelajaran masyarakat belajar

mampu mengubah basil belajar MAULDE dari siswa SMK Negeri 5

Medart atau menjadi lebib baik:

Pembelajaran basil belajar MAULDE sangat sarat dengan

konsep-konsep abstrak dan keterbatasan siswa daiam alat alat ukur listrik dan

elektrotiika,

hal

metnbutuhkan

penalaran dan kreativitas tirtggi.

Agar

basil belajar MAULDE yang dicapai lebih optimum maka para guru

sebaiknya selalu memperbatikan faktor gaya belajar yang telah

dirtilliki

dMi

siswa.

Sehlt1gga strategi

pengubah

kemampuan

dalam

perbaikan basil belajar MAULDE dapat tercapai dengan baik Telah

terbukti bahwa basil belajar MAULDE siswa SMK Negeri 5 Medan

yang

sangat tergantung pada gaya belajat dati siswa.

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel

moderator laiti, seperti sitategi pengajatart MAULDE, sikap, motivasi,

gaya berpikir, pengetahuan verbal dan lain-lain, sehingga dapat

(23)

124

MAULDE. Dl samplng itu disarattkan pula untuk rnemperbartyllk

jwnlah

populasi

dan sampel penelitian, serta menambah waktu
(24)

..

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S., (2006). Prosedur Penelttian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT .Rineka Cipta.

Atmin 1M Telkom. Gaya Be/ajar Kinestetik dalam http:/ /imtelkom.ac.id/2008/ 1 0/23

Budiningsih, C. (2005). Be/ajar dan Pembe/ajaran. Jakarta. PT.Rineka Cipta.

Chaedar A. (2008). Contextual Teaching Learning. Bandung. Mizan Media Utama (MMU).

Colin Rose. (2002). The Accelerated Learning. Bandung. Kaifa.

Colin & Nicholl. (1997). dalam http://www.sekolahrumah.com

Dick and Carey. (2005). The Systematic design of Instructional. New York. Longman.

Djamarah S. (2006). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Dunn,

Rith, Kennet. (1991). Teaching Young Children Thought Their Individual Learning Style, Practical Approaches Boston, Allyn and Bacon.

Eka Puspasari. Kenali Gaya Be/ajar Anak dalam http:/ !kosmo. vivanews.com/news/read/134413

Gagne, RM. (1989). Kondisi Be/ajar dan Teori Pembelajaran, Terjemahan Munadir. Jakarta. Dirjen Dikti. Depdikbud.

Hamid, Abdul K. (2007). Teori Be/ajar dan Pembelajaran. Medan. Pasca Sarjana. Unimed

Hidayat. (2010). Gaya Be/ajar.

http://www.suaramedia.com/gayabelajaranak.html

(25)

..

126

Joice, Bruce & Marsha Meil. (2009).Models of Teaching. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kolb, David A. (1988). Organization Behavior An Exprimental Approach. New York. Englewood Cliff.

Mahbud, H. (2009). Jumlah Pengangguran di Indonesia 9,43 juta orang dalam http://www.tempointeraktif.

Marappung, M. (1984).

A/at-a/at Ukur Listrik dan Pengukuran Listrik.

Bandung.

Annico.

Meier Dave. (2003). The Accelerated Learning. Bandung. Kaifa.

Melvita Santi. (2009). Pengaruh Strategi Pembe/ajaran dan Gaya Be/ajar Terhadap Hasi/ Be/ajar Bahasa Inggris. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.

Miarso). (2007). Mengenai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta. Prenada Media.

Muhammady. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme dan Bakat Teknik Terhadap Basil Be/ajar Menggunakan Perkalws Tangan Siswa Ke/as I SMKN Percut Sei Tuan. Tesis. Program Pasca Sarjana. Unimed. Medan.

M. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang. Rasaid Media

Muchith. M. (2007). KTSP Pembe/ajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta. Bumi Aksara.

(26)

127

Nurhadi dan Agus, G. (2004). Pembe/ajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapan Dalam KBK. Malang. Universitas Negeri Malang.

Omar Hamalik. (1980). Metode Be/ajar dan Kesulitan Be/ajar. Bandung. Tarsito.

Poerdaminta. (1995). Kamus Umum MAULDE. Jakarta. PN Balai Pustaka.

Reigeluth, CM. (1983). Instruction Design Theories and Models, An Overview of Their Current Status. Hillsdal, Lawrence Erllaun Associates.

Romizoski, A. (1 981). Instruction Design System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design. London. Kogan.

Sabri A. (2007). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta. Ciputat Press.

Sanjaya. W. (2009). Kurilculum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sahertian. W. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Be/ajar Terhadap Basil Be/ajar dalam http:/ /www/re.seachingines.com/christiana6.04.htm.

Salma Dewi. (2008). Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media Group.

Sappie, S. (1994). Pengukuran dan A/at-A/at Ukur Listrik. Malang.

Slameto. (2003). Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina Aksara.

Slavin. (1994). Educational Psychology Theory and Practice, Fourt Edition Massachussett; Allyn and Bacon Publishers.

(27)

128

Suparman, A. (2001). Desain Instruksional. Jakarta. PAU- PPAI Universitas Terbuka.

Supamo, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme Da/am Pendidikan. Yogyakarta. Kanisius.

Susilo M. Joko. (2009). Sukses Dengan Gaya Be/ajar. Yogyakarta. Pinus.

Syah Muhibbim. (2003). Psilw/ogi Pendidikan (Suatu Strategi Guru). Bandung. Remaja Karya.

Trianto. (2009). Mendesain Pembe/ajaran Inovatif Progresif Konsep Landasan dan lmplementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Kencana Prenada Group.

Tedy Tirtawidjaya. Gaya Be/ajar dalarn

http:/ /tedytirta. wordpress.com/2007 /06/25.

Uno, Harnzah, B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Be/ajar Mengajar yang Kreatif dan Efelctif. Jakarta. Bumi Aksara.

W. S. Winkel. (1996). Psiko/ogi Pengajaran. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Willis Ratna. (1989). Teori-Teori Be/ajar. Jakarta. Erlangga.

Gambar

Tabel 1.1. NUai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi MAULDE Siswa Kelas X SMK Negeri 5 Medan

Referensi

Dokumen terkait

Web adalah kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau bergerak, data animasi, suara, video, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang

Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah pengaruh fasilitas kesehatan dan jaminan keselamatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada

Menurut (Listiana, 2009) menyatakan berdasarkan hasil penelitian terhadap perbedaan prestasi belajar dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan

Pasien Bronkitis yang diprediksi sebagai pasien Tb Paru mempunyai nilai vote dari fitur atau gejala dengan nilai lebih besar pada kelas Tb Paru sehingga pasien

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-03/POKJA/2015 tanggal 24 April 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pos Jaga, Gapura

It elaborates the type error made in the recount text by the seven year students of SMP Negeri 3 Colomadu, the most dominant error made by the students of

♘ Jika besar sudut datang cahaya (θ 1 ) diperbesar sampai satu nilai tertentu maka seluruh cahaya akan dipantulkan secara total, besarnya sudut datang tersebut, disebut sudut

[r]