• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

4.1 Menentukan Titik Suhu Pada Instalasi Water Chiller.

Menentukan titik suhu pada instalasi water chiller bertujuan untuk mendapatkan kapasitas suhu air dingin maksimal yang dapat dicapai oleh mesin pendingin yang telah terpasang sebelumnya disebuah perusahaan produsen plastik injection dengan kapasitas water chiller 60 HP, kita bisa mendapatkan data berapa kapasitas maksimalnya yang dihasilkan dari mesin pendingin yang telah terpasang, berdasarkan pengukuran suhu yang telah dilakukan selama tiga kali pengukuran yaitu : Pagi, siang, sore maka di ambil suhu diameter luar pipa air yang paling dingin hal ini dikarenakan alat ukur infrared thermometer hanya bisa mengukur permukaan luar pipa yaitu pada titik T1 (air masuk ke mesin pendingin) dan T2 (air keluar dari mesin pendingin) dengan demikian maka suhu yang digunakan untuk perhitungan adalah T1 = 24,50 C , T2 = 19,80 C dan berdasarkan pengukuran suhu udara disekitar pipa T1 dan T2 dengan alat ukur Enviroment meter adalah sebagai berikut, T1udara = 32,20 C dan T2udara = 32,50 C dengan data tersebut maka dapat digunakan untuk menghitung beban water chiller maksimal yang seharusnya digunakan.

(2)

Dari hasil pengukuran langsung data yang diperoleh dari lapangan pada pengambilan suhu air dengan urutan Titik pengambilan suhu sebagai berikut :

Gambar 4.27 Titik pengambilan suhu dengan infrared termometer.

Setelah dilakukan pengukuran langsung dengan alat ukur infrared termometer maka di peroleh data suhu pada diameter luar pipa instalasi water chiller di 8 titik pengambilan suhu pada sebuah perusahaan produsen plastik injection adalah sebagai berikut pada tabel 4.1.

(3)

Tabel 4.1 Data suhu air di 8 titik dengan alat ukur infrared thermometer.

NO DATA SUHU PAGI SIANG SORE

1 T1 24,50 C 27,20 C 26,40 C

2 T2 20,50 C 20,80 C 20,70 C

3 T3 18,80 C 20,30 C 19,80 C

4 T4 18,40 C 21,20 C 19,40 C

5 T5 20,40 C 22,40 C 210 C

6 T6 26,10 C 30,50 C 26,90 C

7 T7 26,50 C 30,20 C 26,90 C

8 T8 23,50 C 26,30 C 240 C

Dari tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa suhu yang diperoleh dari pengukuran terdapat perbedaan yang sangat signifikan yaitu suhu pada pagi hari relatif rendah sedangkan pada siang hari suhu mengalami kenaikan dikarenakan udara sekitar tinggi hal ini menyebabkan water chiller bekerja keras, namun pada sore hari suhu menjadi turun kembali dan water chiller bekerja normal. Setelah diperoleh data suhu air maka selanjutnya adalah pengambilan suhu udara sekitar dengan alat ukur Enviroment meter dengan urutan dan hasilnya sebagai berikut :

(4)

Gambar 4.28Titik pengambilan suhu udara di 8 titik dengan Enviroment meter.

Tabel 4.2 Data suhu udara sekitar di 8 titik dengan menggunakan Enviroment meter.

NO DATA SUHU PAGI SIANG SORE

1 T1 udara 32,20 C 32,50 C 32,20 C 2 T2 udara 32,50 C 32,80 C 32,50 C 3 T3 udara 33,10 C 32,80 C 32,80 C 4 T4 udara 33,10 C 32,80 C 32,40 C 5 T5 udara 35,40 C 35,40 C 35,40 C 6 T6 udara 35,40 C 35,40 C 35,40 C

7 T7 udara 330 C 33,10 C 330 C

8 T8 udara 32,50 C 32,80 C 32,40 C

(5)

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa suhu udara mengalami kenaikan pada siang hari sehingga waktu siang hari proses perpindahan panas konveksin dari udara ke pipa sangat tinggi, dan menyebabkan kenaikan suhu air dingin dari water chiller.

4.2 Mencari Suhu Air di dalam Pipa (TA1).

Gambar 4.29 Pipa instalasi yang digunakan.

Gambar 4.34 Pengambilan suhu di T1 dengan infrared themometer

(6)

Dari data diketahui yang diperoleh dari sebuah perusahaan produsen plastik injection, diperoleh data ukuran pipa dan suhu udara sebagai berikut :

Diameter dalam pipa (Di) = 0,0779 m.

Diameter luar pipa (D0) = 0,0888 m.

Suhu udara sekitar( Tu1) = 32,2 0C.

= (32,2 + 273 ) = 305,2 0K

Suhu sebenarnya di pipa T1L = 24,5 0C.

=(24,5 + 273 ) =297,5 0K

L.in ( panjang pipa ) = 8 m.

L. out (panjang pipa) = 5 m.

Setelah semua data terkumpul maka langkah perhitunganya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan besarnya nilai laju perpipindahan energi panas konveksi (Qu) dari udara (Tu1) ke permukaan pipa (T1L) perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar laju perpindahan energi panas dari udara sekitar ke pipa instalasi yang menyebabkan naiknya temperatur air dingin di dalam pipa silindrik maka dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

Qu = h .Ap (Tu1 – T1L). (4-1)

Dimana,

h. : Koefisien perpindahan panas konveksi udara. (W/mK)

Ap : Luas bidang perpindahan panas konveksi. (m2)

(7)

Tu1 : Suhu udara sekitar.( 0K)

T1L : Suhu pada permukaan pipa. (0K) Perhitungan :

Dengan demikian untuk menghitung nilai dari besarnya laju perpipindahan energi panas konveksi (Qu) dengan persamaan (1-3), maka terlebih dahulu di hitung nilai koefisien perpindahan panas konveksi udara (h) (W/mK) dengan persamaan sebagai berikut

Sebelumnya ditentukan nilai perhitungan mencari suhu air didalam pipa silindrik terlebih dahulu mencari nilai koefisien perpindahan panas konveksi (h) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menentukan nilai dari angka Rayleigh (Grd Pr) dengan persamaan sebgai berikut :

Grd Pr =

g .β . ( Tա − T∞ ) 𝑑2

𝑣2

𝑥

Pr (4-2)

Dimana,

g. : gravitasi. (9,8)

Tա : Suhu di permukaan pipa. (24,5 0C)

T∞ : Suhu udara sekitar.( 32,2 0C )

Tf = Tա + T∞ / 2

= 24,5 0C + 32,2 0C / 2

= 28,35 0C = (28,35 + 273 ) = 301,35 0K

(8)

β. = Bilangan konstanta yang nilainya ( β.= 𝑇𝑓1 = 1

302 ,2 = 3,310 𝑥 10 -3 k – 1)

= 0,00331 k – 1

Pr : Bilangan prond (5,85)

D : diameter pipa.

V : Percepatan.( Pada tabel tekanan udara pada tekanan atmosfir dari

NaH .Bur .stand ( U.S ) diperoleh nilai v = 15,69 x 106 m2/s.) Maka perhitunganya sebagai berikut :

Grd Pr =

g .β . ( Tա − T∞ ) 𝑑2

𝑣2

𝑥

Pr (4-2)

Grd Pr = 9.8 . 3,310 .(10−3 ).(𝐾−1) (32,2℃ – 24,5℃).(0,0888 3).(5,85) 15,69 x10 6

Grd Pr = 0,032438 . 7,7 .(0,00070022 .5,85) 0,00001569 .

Grd Pr = 0,2497 . 0,00070022 .(5,85) 0,00001569 .

Grd Pr = 0,0010228

0,00001569 . = 65,18.

Maka nilai Grd Pr adalah 65,18.

b) Setelah nilai dari bilangan Rayleigh (Grd Pr) diperoleh selanjutnya adalah menghitung nilai konveksi bebas perpindahan kalor silindrik (Nud) dengan persamaan sebagai berikut :

(9)

Tabel 4.3 konstanta Persamaan J.P Holman E.Jasjfti untuk permukaan isotermal

Geometri Grf C m Rujukan (s)

Bidang dan silinder vertikal 10-1-104 Gunakan gb 7.7 Gunakan gb 7.7 4

104-109 0,59 ¼ 4

109-1013 0,021 ¼ 30

109-1013 0,10 1/3 22.161 0-10-5 0,4 0 4

Silinder horizontal 10-5-104 Gunakan gb 7-8 Gunakan gb 7-8 4

104-109 0,53 ¼ 4

109-1012 0,13 1/3 4

10-10-10-2 0,675 0,058 761

10-2-102 1,02 0,148 761

102-104 0,850 0,188 76

104-107 0,480 ¼ 76

107-1012 0,125 ¼ 76

Permukaan atas plat panas 2 x 104- 8 x 106 0,54 ¼ 44,52 Atau permukaan bawah Plat dingin Permukaan atas plat panas 8 x 106-1011 0,15 ¼ 44,52 Atau permukaan bawah Plat dingin Permukaan atas plat panas 105-1011 0,27 ¼ 44, 37, 75 Atau permukaan bawah Plat dingin Silinder vertikal 104-106 0,775 0,21 77

Tinggi = diameter Panjang karakteristik = diameter Benda padat tak teratur, panjang 104-109 0,52 ¼ 78 Karakteristik = jarak yang ditempuh

Partikel fluida dalam lapisan batas

(10)

Dari tabel konstanta diatas diperoleh nilai C = 0,675 dan M = 0,058 sehingga :

Nud = (C) . (Grd Pr)1/4

Nud = (0,675) . (Grd Pr)1/4

Dimana, Grd Pr : Nilai bilangan Rayleigh (Grd Pr) nilainya (65,18.)

Perhitungan,

Nud = (0,675) . (Grd Pr)1/4

= (0,675) . (52,50) ¼

Nud = (0,675) . ( 2,6917) = 1,917

c) Setelah nilai konveksi bebas perpindahan kalor silindrik (Nud) diperoleh dari perhitungan, maka nilai (h) Koefisien perpindahan panas konveksi udara. (W/mK) dapat di hitung dengan persamaan sebagai berikut :

h.udara = kNud

𝑑 (4-3)

dimana,

h.udara : konduktifitsas termal pipa galvanis dengan nilai 15,8 w/m.k.

Nud : konveksi bebas perpindahan kalor silindrik 1,917 d. : diameter luar pipa. 0,0888

Perhitungan:

h.udara = kNud𝑑

(11)

h.udara = 15,8 w /m.0C (1,917) 0,088

h.udara.= 30,2886 0,088

h.udara.= 344,188 w/m.0C.

Maka di peroleh nilai (hudara) sebesar 344,188 w/m.0C

d) Setelah diperoleh nilai h maka selanjutnya adalah mencari nilai laju perpindahan panas konveksi (Qu) dari Tu1 sampai ke T1 dengan persamaan sebagai berikut :

Qu = h x Ap ( Tu1 – T1L ). (4-1)

Dimana,

Qu : Laju perpindahan panas konveksi.

h.udara : Koefisien perpindahan panas (344,188 w/m.0C)

Ap : Luas permukaan perpindahan konveksi Tu1 : Suhu udara sekitar.( 0K)

T1L : Suhu pada permukaan pipa. (0K)

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Qu = h x Ap ( Tu1 – T1L ).

Qu = (344,188 w/m.0C) . ( 2.π.r.L) . (32,2 0C – 24,5 0C ) Qu = (344,188 w/m.0C) (2 . 3,14 . 0,0444 x 8 ) . (7,7 0C) Qu = (344,188 w/m.0C) . (2,2306). ( 7,7)

Qu = 5911,642 J/s.

(12)

2. Setelah nilai dari laju perpindahan panas konveksi (Qu) diperoleh maka selanjutnya adalah nilai dari laju perpindahan panas konveksi (Qu) digunakan untuk mencari suhu permukaan pipa pada diameter dalam (T1D). Maka nilai T1D adalah :

Gambar 4.31 Mencari suhu di T1D(suhu diameter dalam pipa).

Maka temperatur pada permukaan dalam pipa silindrik (T1D) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

T1L – T1D = ( B x Qu) (4-4)

Dimana,

B = Ln ( d0 / di ) / 2.π.k.L

B = Ln ( 0,0888/0,0779 ) / 2 x 3,14 x 15,8 x 8 B = 0,1309 / 793,9792

B = 1,6490 x 10-4

T1L : suhu di permukaan pipa.

T1D : Suhu di diamter dalam pipa

Perhitungannya sebagai berikut :

Maka nilai T1D adalah T1L – T1D = ( B x Qu)

(13)

T1L – T1D = 24,5 0C - T1D = 1,6490 x 10-4 x 5911,642 J/s.

T1L – T1D = 24,5 0C - T1D = 0,9748 24,5 0C - ( 0,9748) = T1D T1D = 23,52 0C

Maka diperoleh suhu di T1D ( suhu di diameter dalam pipa ) sebesar 23,52 0C.

3. Setelah diperoleh nilai T1D (suhu di diameter dalam pipa) maka nilai dari TA1 (suhu air sebenarnya) dengan metode laju perpindahan energi panas konduski(Qair) dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Qair = h x Ap ( T1D – TA1 ). (4-5)

Dimana,

h.air : koefisien perpindahan panas konduksi aliran air dalam pipa

Ap : luas pipa yang digunakan.

Qair : kalor jenis air

TID : Suhu udara pada diameter dalam pipa.

TA1 : Suhu air dalam pipa yang sebenarnya.

Maka langkah – langkah perhitunganya adalah sebagai berikut :

a) Untuk mencari nilai laju perpindahan energi panas konduski(Qair), dalam perhitungan ini terlebih dahulu adalah mencari nilai koefisien perpindahan panas konduksi (hair) harus di cari terlebih dahulu dengan mencari nilai (hair )koefisien perpindahan panas di dalam air, dengan bilangan nusselt

(14)

terlebih dahulu dihitung dan mencari data dari tabel Tabel 1.8 Sifat-sifat air (zat cair jenuh) J.P Holman E.Jasjfti

judul buku :Perpindahan kalor, karena suhu air sebenarnya didalam pipa (TA1) dianggap sekitar 21,11 0C maka diperoleh :

ρ : Massa jenis air yang nilainya ( 997,4 kg/m3) Pr : Bilangan pround sebesar 6,78

Tabel 4.4 Sifat-sifat air (zat cair jenuh) J.P Holman E.Jasjfti judul buku :Perpindahan Kalor

(15)

b) Untuk mencari nilai bilangan nusselt dapat dihitung dengan mencari bilangan reynold dengan persamaan sebagai berikut :

Re = ρ x V x d1 / μ , maka Re = 4 Mair / μ. π . (4-6) Dimana,

ρ : Massa jenis air yang nilainya ( 997,4 kg/m3) V : kecepatan aliran.

μ. : Viskositas dinamik yang nilainya ( 9,8 x 10-4 kg/m.s )

Pr : Bilangan pround sebesar 6,78

π. : 3,14

Mair : Q/debit air : 70 galon/menit = 0,004519 m3/sec.

Mair = (Q) debit air x ρ .air

Mair = 70 x 0,002228 x 0,02832 Mair = 0,004519 m3/sec

Perhitungan,

Re = 4 Mair / μ. π

Re = 4 x 0,004519 m3/sec / 9,8 x 10-4 kg/m.s x 3,14

Re = 0,018316 / 0,0030772 Re = 5,95

Maka dari perhitungan diperoleh Re ( Reynold number ) sebesar : 5,95

(16)

c) Setelah nilai Re ( Reynold number ) diketahui maka selanjutnya adalah menghitung besarnya bilangan nusselt dengan persamaan sebagai berikut : Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4 (4-7) Dimana ,

Re : bilangan reynold yang didapat dari perhitungan Pr : Bilangan pround 6,78

.

Perhitungannya sebagai berikut : Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4

Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4 Nu = 0,023 x (5,95)0,8 x (6,78) 0,4

Nu = 0,023 x 4,164 x 2,150 Nu = 0,205

Maka nilai bilangan nusselt (Nu) adalah 0,205.

d) Setelah diperoleh bilangan nusselt dari perhitungan sebelumnya maka nilai hair dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Nu = h x d1/ λ maka h = Nu x λ / d1 (4-7) Dimana Nu : Bilangan nusselt

h. : koefisien perpindahan panas konduksi pada air.

λ. : konduktifitas termal air yang nilainya 0,604 W/m. 0C d1 : Diameter dalam pipa yang nilainya 0,0779 m.

(17)

Perhitunganya sebagai berikut :

h = Nu x λ / d1

h = 0,205 x 0,604 W/m. 0C / 0,0779 m.

h = 0,12382 / 0,0779

h = 1,58 W/m

e) Setelah diperoleh nilai koefisien perpindahan panas konduksi di dalam air (hair) diperoleh maka selanjutnya adalah mencari nilai Qair dengan persamaan yaitu:

Qair = h x Ap ( Tu1 – T1L ). (4-1)

Dimana,

h.air : koefisien perpindahan panas konduksi aliran air dalam pipa ( W/m)

Ap : luas pipa yang digunakan.(M2) Qair : kalor jenis air

TID : Suhu udara pada diameter dalam pipa.( 0C)

TA1 : Suhu air dalam pipa yang sebenarnya.( 0C) Perhitungannya sebagai berikut :

Qair = h x Ap ( Tu1 – T1L ).

Qair = (1,58 w/m.0C) . ( 2.π.r.L) . (32,5 0C - 24,5 0C) Qair = (1,58 w/m.0C) . (2 x 3,14 x 0,0389 x 8 ) .( 7,7 0C)

(18)

Qair = (1,58 w/m.0C) . (15,067) Qair = 23,805 J/s.

4) Setelah nilai dari kalor jenis air (Qair) diperoleh maka digunakan untuk mencari suhu air sebenarnya di dalam pipa (TA1).

Maka nilai suhu air sebenarnya (TA1) adalah :

Gambar1.32 Mencari suhu di TA1 (suhu air dalam pipa).

Gambar 4.33 Pengambilan suhu di T1 dengan infrared themometer

(19)

Maka nilai suhu air sebenarnya (TA1) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

TD1 - TA1 = ( B x Qair) (4-4)

Dimana, TD1 : Suhu permukaan pipa(0C)

TA1 : Suhu air di dalam sebenarnya(0C) Qair : kalor jenis air(j/s)

B = Ln ( d0 / di ) / 2.π.k.L

B = Ln ( 0,0888/0,0779 ) / 2 x 3,14 x 15,8 x 8 B = 0,1309 / 793,9792

B = 1,6490 x 10-4

Maka perhitungan nilai suhu air sebenarnya di dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

TD1 - TA1 = ( B x Qu) (4-4)

TD1 - TA1 = 23,52 0C - TA1 = 1,6490 x 10-4 x 23,805 J/s TD1 - TA1 = 23,52 0C - TA1 = 0,00392

TD1 - TA1 23,52 0C – 0,00315 = TA1 TA1 = 23,49 0C

Maka suhu di TA1 ( suhu air sebenarnya di pipa in / T1) sebesar 23,49 0C.

(20)

4.3 Mencari Suhu Air di dalam Pipa (TA2).

Setelah suhu air didalam pipa (TA1) diperoleh maka selanjutnya adalah mencari nilai dari suhu air didalam pipa (TA2) dengan langkah pertamanya adalah mencari konduktifitas termal dari udara ke pipa out TA2 ( suhu air sebenarnya di pipa out / T2) atau mencari total kehilangan temperatur air dingin didalam pipa silindrik maka dapat dihitung menggunakan rumus :

Gambar 4.34Pipa instalasi yang digunakan.

Dari data diketahui yang diperoleh di sebuah perusahaan produsen plastik injection, pada pipa ke dua atau pada titik (T2) diperoleh data ukuran pipa dan suhu udara sebagai berikut :

Diameter dalam pipa (Di) = 0,0779 m.

Diameter luar pipa (D0) = 0,0888 m.

Suhu udara sekitar( Tu1) = 32,5 0C.

= (32,2 + 273 ) = 305,5 0K

Suhu sebenarnya di pipa T1L = 20,5 0C.

(21)

=(20,5 + 273 ) =293,5 0K

L.in ( panjang pipa ) = 8 m.

L. out (panjang pipa) = 5 m..

Langkah-langkah untuk menghitung temperatur air didalam pipa T2 adalah sebagai berikut :

1. Menentukan besarnya nilai laju perpipindahan energi panas konveksi (Qw ) dari udara (Tu2) ke permukaan pipa (T2L) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

Qw = h .Ap (Tu2 – T2L). (4-1)

Dimana,

h. : Koefisien perpindahan panas konveksi udara. (W/mK)

Ap : Luas bidang perpindahan panas konveksi. (m2) Tu2 : Suhu udara sekitar.( 0K)

T2L : Suhu pada permukaan pipa. (0K)

Perhitungan :

Dengan demikian untuk menghitung nilai dari besarnya laju perpipindahan energi panas konveksi (Qw ) dengan persamaan (1-3), maka terlebih dahulu di hitung nilai koefisien perpindahan panas konveksi udara (h) (W/mK) dan menentukan nilai bilangan pround, k dari tabel dibawah ini

(22)

Tabel 4.5 Sifat-sifat air (zat cair jenuh), pada buku J.P Holman&E.Jasjfti judul buku: Perpindahan Kalor.

Dari tabel diatas karena suhu air di dalam aliran pipa T2 dianggap 18 0C diperoleh nilai dari bilangan pround (Pr) sebesar 7,88 dan nilai massa jenis air (ρ) sebesar 998,6.

a) Menentukan nilai dari angka Rayleigh (Grd Pr) dengan persamaan sebgai berikut :

Grd Pr =

g .β . ( Tա − T∞ ) 𝑑2

𝑣2

𝑥

Pr (4-2)

(23)

g. : gravitasi. (9,8)

Tա : Suhu di permukaan pipa. (20,5 0C) T∞ : Suhu udara sekitar.( 32,5 0C )

Tf = Tա + T∞ / 2 = 20,5 0C + 32,5 0C / 2 = 26,5 0C

= (26,5 + 273 ) = 299,5 0K

β. = 𝑇𝑓1 = 1

299,5 = 3,33 𝑥 10 -3 k – 1 = 0,00333 k – 1 Pr : Bilangan prond (7,88)

D : diameter pipa.

V : Percepatan.( Pada tabel tekanan udara pada tekanan atmosfir dari NaH .Bur .stand ( U.S ) diperoleh nilai v = 15,69 x 106 m2/s.)

Maka perhitunganya sebagai berikut :

Grd Pr =

g .β . ( Tա − T∞ ) 𝑑2

𝑣2

𝑥

Pr

Grd Pr = 9.8 . 3,310 .(10−3 ).(𝐾−1) (32,5℃ – 20,5℃).(0,0888 3).(7,88) 15,69 x10 6

Grd Pr = 0,032438 . 12 .(0,00070022 .7,88) 0,00001569 .

Grd Pr = 0,3892 . 0,00070022 .(7,88) 0,00001569 .

(24)

Grd Pr = 0,0021475

0,00001569 . = 136,87

Maka nilai Grd Pr adalah 136,87

b) Setelah nilai dari bilangan Rayleigh (Grd Pr) diperoleh selanjutnya adalah menghitung nilai konveksi bebas perpindahan kalor silindrik (Nud) dengan persamaan sebagai berikut :

(25)

Dari tabel 4.6 konstanta Persamaan hal 304, untuk permukaan isotermal.

Geometri Grf C m Rujukan (s)

Bidang dan silinder vertikal 10-1-104 Gunakan gb 7.7 Gunakan gb 7.7 4

104-109 0,59 ¼ 4

109-1013 0,021 ¼ 30

109-1013 0,10 1/3 22.161 0-10-5 0,4 0 4

Silinder horizontal 10-5-104 Gunakan gb 7-8 Gunakan gb 7-8 4

104-109 0,53 ¼ 4

109-1012 0,13 1/3 4

10-10-10-2 0,675 0,058 761

10-2-102 1,02 0,148 761

102-104 0,850 0,188 76

104-107 0,480 ¼ 76

107-1012 0,125 ¼ 76

Permukaan atas plat panas 2 x 104- 8 x 106 0,54 ¼ 44,52 Atau permukaan bawah Plat dingin Permukaan atas plat panas 8 x 106-1011 0,15 ¼ 44,52 Atau permukaan bawah Plat dingin Permukaan atas plat panas 105-1011 0,27 ¼ 44, 37, 75 Atau permukaan bawah Plat dingin Silinder vertikal 104-106 0,775 0,21 77

Tinggi = diameter Panjang karakteristik = diameter Benda padat tak teratur, panjang 104-109 0,52 ¼ 78 Karakteristik = jarak yang ditempuh

Partikel fluida dalam lapisan batas

(26)

Dari tabel diatas diperoleh nilai C = 0,675 dan M = 0,058 sehingga : Nud = (C) . (Grd Pr)1/4

Nud = (0,675) . (Grd Pr)1/4 (4-3)

Dimana, Grd Pr : Nilai bilangan Rayleigh (Grd Pr) nilainya (101,59.) Perhitungannya sebagai berikut :

Nud = 0,675 x (Grd Pr)1/4 Nud = 0,675 (136,87) ¼ Nud = 0,675 ( 3,4204)

Nud = 2,308

c) Setelah nilai konveksi bebas perpindahan kalor silindrik (Nud) diperoleh dari perhitungan, maka nilai (h) Koefisien perpindahan panas konveksi udara. (W/mK) dapat di hitung dengan persamaan sebagai berikut :

h.udara = kNud𝑑 (4-3)

dimana,

k : konduktifitsas termal pipa galvanis dengan nilai 15,8 w/m.k.

Nud : konveksi bebas perpindahan kalor silindrik 2,142 d. : diameter luar pipa. 0,0888

(27)

h.udara = kNud𝑑

h.udara = 15,8 w /m.0C ( 2,308) 0,088 m

h.udara.= 36,466 0,088 m

h.udara.= 414,390w/m.0C

Maka di peroleh nilai (hudara) sebesar 414,390w/m.0C

d) Setelah diperoleh nilai koefisien perpindahan energi panas konveksi (hudara), maka selanjutnya adalah mencari nilai laju perpindahan panas konveksi (Qu) dari Tu2 sampai ke T2L dengan persamaan sebagai berikut :

Qu = h x Ap ( Tu2 – T2L ). (4-1)

Dimana,

Qu : Laju perpindahan panas konveksi. (J/s)

h.udara : Koefisien perpindahan panas (414,390w/m.0C) Ap : Luas permukaan perpindahan konveksi (m2)

Tu2 : Suhu udara sekitar.( 0K)

T2L : Suhu pada permukaan pipa. (0K)

Perhitungannya adalaha sebagai berikut:

Qu = h x Ap ( Tu2 – T2L ).

Qu = 414,390 w/m.0C x ( 2.π.r.L) x (32,5 0C - 20,5 0C) Qu = 414,390 w/m0C x (2 x 3,14 x 0,0444 x 8 ) x 12 0C

(28)

Qu = 414,390 w/m.0C x 2,2306 x 12 Qu = 11092,06 J/s.

2. Setelah nilai dari laju perpindahan panas konveksi (Qu) diperoleh maka selanjutnya adalah nilai dari laju perpindahan panas konveksi (Qu) digunakan untuk mencari suhu pipa pada diameter dalam ( T1D).

Gambar 4.35 Perhitungan suhu di T2D ( suhu di pipa ) Dengan persamaan sebagai berikut :

T1L – T1D = ( B x Qu) (4-4)

Dimana,

Qu : laju perpindahan energi panas konveksi.

B = Ln ( d0 / di ) / 2.π.k.L

B = Ln ( 0,0888/0,0779 ) / 2 x 3,14 x 15,8 x 8 B = 0,1309 / 793,9792

B = 1,6490 x 10-4

0

(29)

T2D : Suhu di diamter dalam pipa Perhitungannya sebagai berikut : Maka nilai T2d adalah T2L – T2D = ( B x Qu)

T2L – T2D = 20,5 0C – T2D = 1,6490 x 10-4 x 11092,06 J/s.

T2L – T2D = 20,5 0C – T2D = 1,829 20,5 0C - 1,829 = T2D

T2D = 18,8 0C

Maka diperoleh suhu di T2D ( suhu di diameter dalam pipa in/titik T2 ) sebesar 18,8 0C.

3. Setelah diperoleh nilai T2D (suhu di diameter dalam pipa) maka nilai dari TA2 (suhu air sebenarnya) dengan metode laju perpindahan energi panas konduski(Qair) dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

Qair = h x Ap ( T2D – TA2 ). (4-1)

Dimana,

h.air : koefisien perpindahan panas konduksi aliran air dalam pipa

Ap : luas pipa yang digunakan.

Qair : kalor jenis air

T2D : Suhu udara pada diameter dalam pipa.

TA2 : Suhu air dalam pipa yang sebenarnya.

a) Untuk mencari nilai laju perpindahan energi panas konduski(Qair), dalam perhitungan ini terlebih dahulu adalah mencari nilai koefisien perpindahan

(30)

panas konduksi (hair) harus di cari terlebih dahulu dengan mencari nilai (hair )koefisien perpindahan panas di dalam air, dengan bilangan nusselt.

Untuk mencari nilai bilangan nusselt dapat dihitung dengan mencari bilangan reynold dengan persamaan sebagai berikut :

Re = ρ x V x d1 / μ , maka Re = 4 Mair / μ. π . (4-6) Dimana,

ρ : Massa jenis air yang nilainya ( 997,4 kg/m3) V : kecepatan aliran.

μ. : Viskositas dinamik yang nilainya ( 9,8 x 10-4 kg/m.s )

Pr : Bilangan pround sebesar 6,78 π. : 3,14

Mair : Q/debit air : 70 galon/menit = 0,004519 m3/sec.

Mair = (Q) debit air x ρ .air

Mair = 70 x 0,002228 x 0,02832 Mair = 0,004519 m3/sec

Perhitungan Re ( Reynold number ),

Re = 4 Mair / μ. π.

Re = 4 x 0,004519 m3/sec / 9,8 x 10-4 kg/m.s x 3,14.

Re = 0,018316 / 0,0030772.

(31)

Re = 5,95.

Maka dari perhitungan diperoleh Re ( Reynold number ) sebesar : 5,95

c) Setelah nilai Re ( Reynold number ) diketahui maka selanjutnya adalah menghitung besarnya bilangan nusselt dengan persamaan sebagai berikut : Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4 (4-6)

Dimana ,

Re : bilangan reynold yang didapat dari perhitungan Pr : Bilangan pround 6,78

Nu : bilangan nusselt Perhitungannya sebgai berikut :

Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4

Nu = 0,023 x (Re)0,8 x (Pr)0,4 Nu = 0,023 x (5,95)0,8 x (6,78) 0,4

Nu = 0,023 x 4,164 x 2,150 Nu = 0,205

Maka nilai bilangan nusselt (Nu) adalah 0,205.

d) Setelah diperoleh bilangan nusselt dari perhitungan sebelumnya maka nilai hair dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Nu = h x d1/ λ maka h = Nu x λ / d1 (4-7)

Dimana ,

(32)

Nu : Bilangan nusselt

h. : koefisien perpindahan panas konduksi pada air.

λ. : konduktifitas termal air yang nilainya 0,604 W/m. 0C d1 : Diameter dalam pipa yang nilainya 0,0779 m.

Perhitunganya sebagai berikut : h = Nu x λ / d1

h = 0,205 x 0,604 W/m. 0C / 0,0779 m.

h = 0,12382 / 0,0779 h = 1,58 W/m

e) Setelah diperoleh nilai koefisien perpindahan panas konduksi didalam air (hair) diperoleh maka selanjutnya adalah mencari nilai Qair dengan persamaan yaitu:

Qair = h x Ap ( Tu1 – T1L ). (4-1)

Dimana,

h.air : koefisien perpindahan panas konduksi aliran air dalam pipa ( W/m) Ap : luas pipa yang digunakan.(M2)

Qair : kalor jenis air

TID : Suhu udara pada diameter dalam pipa.( 0C) TA1 : Suhu air dalam pipa yang sebenarnya.( 0C)

(33)

Perhitungannya sebagai berikut :

Qair = h x Ap ( Tu2 – T2L ).

Qair = 1,58 w/m.0C x ( 2.π.r.L) x (32,5 0C - 20,5 0C) Qair = 1,58 w/m.0C x (2 x 3,14 x 0,0389 x 8 ) x 12 0C Qair = 1,58 w/m.0C x 23,452

Qair = 37,054 J/s.

4) Setelah nilai dari kalor jenis air (Qair) diperoleh maka digunakan untuk mencari suhu air sebenarnya di dalam pipa (TA2).

Gambar 4.36 Perhitungan suhu di TA2 ( suhu air di dalam pipa ).

Gambar 4.37 Titik pipa T2 yang di cari suhu airnya.

(34)

Maka nilai suhu air sebenarnya (TA2) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

TD2 - TA2 = ( B x Qair) (4-8)

Dimana, TD1 : Suhu permukaan pipa(0C)

TA1 : Suhu air di dalam sebenarnya(0C) Qair : kalor jenis air(j/s)

B = Ln ( d0 / di ) / 2.π.k.L

B = Ln ( 0,0888/0,0779 ) / 2 x 3,14 x 15,8 x 8 B = 0,1309 / 793,9792

B = 1,6490 x 10

Maka perhitungan nilai suhu air sebenarnya di dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

TD2 - TA2 = ( B x Qu) (4-8)

TD2 - TA2 = 18,8 0C – TA2 = 1,6490 x 10-4 x 37,054 J/s TD2 - TA2 = 18,8 0C – TA2 = 0,00611

TD2 - TA2 18,8 0C – 0,00611 = TA2 TA2 = 18,79 0C .

Maka nilai suhu di TA2 (suhu air didalam pipa sebenarnya/T2) adalah 18,79 0C.

(35)

4.4 Perhitungan Kapasitas Water Chiller.

Perhitungan kebutuhan daya water chiller Setelah nilai suhu yang sebenarnya diperoleh dari perhitungan sebelumnya dan debit air pada pompa juga sudah diketahui maka langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah kebutuhan daya water chiller..

Maka kebutuhan water chiller dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Q total = Mair x Cpair x ( T1 - T2 ). (4-9)

Dimana : Mair : Massa air (kg/s)

Cpair : Panas jenis air. Dengan nilai Cpair = 4178 J/kg.

T1 : Suhu air di dalam pipa pada titik T1.

T2 : Suhu air di dalam pipa pada titik T2.

a) Menentukan konversi debit aire dengan persamaan sebagai berikut : (Q)debit air = 70 galon/menit.

1 galon/menit = 0,002228 ft3/sec.

1 ft3/sec = 0,02832 m3/sec.

Sehingga, 70 galon/menit = (70).( 0,002228 ft3/sec.)( 0,02832 m3/sec)

Debit air (Q), 70 galon/menit = 0,004519 m3/sec.

(36)

b) kemudian nilai Mair dapat dihitung dengan persamaan sebagi berikut :

Mair = Q . ρ .air Dimana,

Q : debit air

ρ .air. : massa jenis air yang nilainya (998 kg/m3 ) Perhitungan, Mair = Q . ρ .air.

= (0,004519 m3/sec.) . (998 kg/m3) = 4,5099 kg/s.

Cpair = 4178 J/kg.

c) Menentukan suhu T1 dan T2, kemudian mengkonversikan kedalam satuan kelvin,

T1 = 23,49 0C ( 273 + 23,49 = 296,49 0K ).

T2 = 18,79 0C ( 273 + 18,79 = 291,79 0K ).

Maka perhitunganya adalah sebagai berikut beban chiller :

Qtotal = Mair x Cpair x ( T1 - T2 ).

Qtotal = 4,5099 kg/s x 4178 J/kg x (296,49 0K – 291,79 0K).

Qtotal = 4,5099 kg/s x 4178 J/kg x 4,7 0V.

Qtotal = 88,559,10 J/s x 0,001 = 88,559 KW.

(37)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 118,76 HP .

Dengan diperoleh nilai sebesar 136,4 HP maka dengan asumsi bahwa debit air yang ada saat ini sudah kurang kinerjanya, hal ini dikarenakan umur dari pompa ebara sendiri sudah terlalu lama dan kemungkinan besar debit air yang dipompakan ke water chiller dan ke cooler mesin injection yang melalui instalasi-instalasi pipa sudah berkurang, hal ini menyebabkan tingkat pendinginan air atau proses refrigran menjadi terganggu dan tidak maksimal hasil output yang di inginkan maka dari itu diperlukan observasi guna menentukan kondisi dari pompa ebara berdasarkan nameplate dari pompa itu sendiri. PT. Ultra Prima Plast menggunakan tipe pompa ebara 80x65 AKA55,5 dengan debit air minimal 70 galon/menit dan kapasitas maksimal 120 galon/menit dengan total head sebesar 25 meter.

Maka dari itu saya mengansumsikan kondisi kapasitas pompa ebara yang ada saat ini adalah kurang dari 100%

a) Dengan asumsi kondisi sebesar 95 % dari kondisi normal maka : Prosentase penurunan Qtotal = 118,76 HP x 95/100

Qtotal = 112,822.

Maka kapasitas water chiller yang diperlukan untuk memenuhi 39 mesin injection sebesar 112,822 HP.

b) Dengan asumsi kondisi sebesar 90 % dari kondisi normal maka : Qtotal = 118,76 HP x 90/100

Qtotal = 106,884 HP.

Maka kapasitas water chiller yang diperlukan untuk memenuhi 39 mesin injection sebesar 106,884 HP.

(38)

c) Dengan asumsi kondisi sebesar 85 % dari kondisi normal maka : Qtotal = 118,76 HP x 85/100

Qtotal = 100,946 HP.

Maka kapasitas water chiller yang diperlukan untuk memenuhi 39 mesin injection sebesar 100,946 HP.

d) Dengan asumsi kondisi sebesar 80 % dari kondisi normal maka : Qtotal = 118,76 HP x 80/100 .

Qtotal = 95,00 HP

Maka kapasitas water chiller yang diperlukan untuk memenuhi 39 mesin injection sebesar 95,008 HP.

4.5 Mencari Nilai COP

COP ( Coefficient of Performance) adalah perbandingan antara kapasitas pendingin yang dihasilkan ( Satuan HP) terhadap ekivalensi termal kompresor yang digunakan (Satuan HP) nilai COP digunakan untuk mengevaluasi perbandingan efisiensi energi yang digunakan di salah satu perusahaan, kapasitas water chiller sebelumnya adalah 60 HP dari hasil perhitungan diperoleh nilai Qtotal sebesar 118,76 HP dan dengan asumsi bahwa kondisi debit air sudah tidak 100% hal ini dikarenakan kondisi pompa ebara sudah lama digunkan dan tidak bisa diukur debitnya karena tidak adanya alat untuk mengukur debit air tersebut. Maka nilai dari COP dapat diketahui dari perhitungan dibawah ini. Dari tabel diabawah ini diperoleh data sebagai berikut,

(39)

Tabel.4.8 Hasil perhitungan data.

Suhu TA1 TA2 Qtotal Asumsi debit air pompa ebara dari kondisi Selumnya dalam persen (%)

1 23,490C. 18,790C. 118,76HP 95% 90% 85% 80%

2 - - - 112,822

HP

106.88 HP

100,95

HP 95 HP

Nilai COP dihitung dengan persamaan COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang

Perhitungan :

1) COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang = 118,76HP / 60 HP

= 1,9

2) COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang

= 112,822 HP / 60 HP = 1,88

3) COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang = 106.88 HP / 60 HP

= 1,78

4) COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang

= 100,95 HP / 60 HP = 1,68

5) COP = Qtotal / Q water chiller yang terpasang

(40)

= 95 HP / 60 HP = 1,58

Berikut adalah tabel hasil perhitungan perbandingan COP dari kapasitas water chiller yang sudah terpasang adalah 60 HP di banding dengan hasil perhitungan.

Tabel 4.8 Perhitungan perbandingan COP water chiller.

NO Water Chiller Terpasang

Kapasitas Total Water chiller

% Kondisi

Pompa Qtotal COP

1 60 HP 118,76 HP 100 % 118,76 HP 1,9

2 60 HP 95 % 112,822 HP 1,88

3 60 HP 90 % 106.88 HP 1,78

4 60 HP 85 % 100,95 HP 1,68

5 60 HP 80 % 95 HP 1,58

Setelah diperoleh nilai perbandingan maka data dimasukan ke dalam grafik untuk melihat kondisi water chiller yang sudah terpasang dengan hasil perhitungan.

Grafik 4.1 Perbandingan COP dengan konsidi presentase kapasitas pompa.

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2

118,76 HP 112,822 HP

106.88 HP 100,95 HP 95 HP

COP2 Qtotal Column1

Gambar

Gambar 4.27 Titik pengambilan suhu dengan infrared termometer.
Tabel 4.1 Data suhu air di 8 titik dengan alat ukur infrared thermometer.
Gambar 4.28Titik pengambilan suhu udara di 8 titik dengan Enviroment meter.
Gambar 4.29 Pipa instalasi yang digunakan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran peran ayah dalam pengasuhan anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal

Pokja Konstruksi ULP Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Metode Pascakualifikasi, untuk Paket

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen pada

Makalah ini akan mencoba mengaitkan bagaimana keberhasilan Film Surat Kecil Untuk Tuhan yang tidak bisa dilepaskan dari pembentukan citra tentang arti perjuangan diatas

Pertanyaan Penelitian yang akan dijawab Dari uraian latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah dirumuskan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian

Berdasarkan hasil pemanfaatan multimedia pembelajaran Secil di SLB Nurul Ikhsan Ngadiluwih ditemukan beberapa hal diantaranya yaitu: siswa lebih termotivasi

Berdasarkan penelusuran dan keikutsertaan dalam perkuliahan di program pascasarjana baik tingkat magister maupun doktoral serta dari pengalaman mengampu beberapa mata

Ekstrak etanol buah Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L dan Anethum graveolens L mempunyai aktivitas antioksidan dan memiliki