• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Bioterorisme dan Ancamannya terhadap Masyarakat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isu Bioterorisme dan Ancamannya terhadap Masyarakat."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ISU BIOTERORISME DAN ANCAMANNYA KEPADA MASYARAKAT Oleh: GPB Suka Arjawa

Isu bioterorisme muncul secara mengejutkan di Indonesia sebagai akibat dari penyebaran penyakit flu burung tipe baru yang menjangkiti itik. Jenis virus yang menurut para ahli itu merupakan mutasi dari H5N1, sampai saat ini belum berhasil ditemukan obat penangkalnya yang ampuh. Dan yang paling membuat kehebohan muncul adalah asal mula virus ini sehingga menjangkiti ratusan ribu dan bahkan jutaan itik di Indonesia. Karena tidak diketahui secara pasti asal muasal penyebaran virus itulah kemudian memunculkan isu bioterorisme. Sebelumnya, itik dipandang sebagai unggas yang paling tahan. Kini setelah unggas itu terpapar juga oleh virus seperti ini, maka tingkat bahaya sosialnya semakin tinggi. Memang masih belum dilaporkan virus ini menjangkiti manusia, namun harus tetap waspada karena kelak apabila kemudian menyebar kepada manusia, kemungkinan akan mempunyai dampak lebih mengerikan dibanding dengan virus yang menjangkiti ayam.

Bioteroris

Bioterorisme, jika itu memang benar-benar terjadi, mempunyai kaitan yang sangat besar dengan politik-ekonomi internasional dan sudah sangat jelas mempunyai hubungan dengan sosiologi.

(2)

Mengikuti pola pikir seperti itulah muncul isu tentang bioterorisme. Indonesia sebagai negara dengan penduduk nomor empat terbesar di dunia (setidaknya berpenduduk 230 juta), merupakan potensi pasar yang sangat menggiurkan bagi produk apapun. Barangkali masyarakat Indonesia telah dipandang terlalu asing oriented (selalu memandang produk impor lebih baik), dan kurang mampu menjadi produsen yang baik, sudah terbiasa menjadi konsumen, maka pihak-pihak asing kemungkinan ada berminat dengan nilai pasar Indonesia yang melimpah ruah tersebut. Praktik sistem ekonomi yang dianut Indonesia juga terbuka terhadap pasaran dari produk-produk asing. Kini tidak hanya produk teknologi asing yang dipasarkan di Indonesia tetapi juga beras, buah, ikan,

daging, bahkan garam pun dari luar negeri. Kondisi seperti ini tentu sudah diketahui oleh raksasa-raksasa ekonomi dari luar yang memang telah memahami sosilogi dan psikologi sosial masyarakat Indonesia. Ekonomi internasional terkadang membuat praktik tidak etis di tengah persaingan global, untuk mencapai tujuan.

Isu bio terorisme yang mengikuti fluburung muncul dari konteks itu, merupakan bagian sistematis dari upaya menghancurkan ternak (unggas), sehingga apabila industri seperti ini kolaps, akan ada kesempatan bagi pihak asing untuk mengekspor daging itik ke Indonesia. Dan, jelas rekanan-rekananya di Indonesia akan mendapatkan untung banyak sebagai penghubung pemasaran ekspor daging itik ini! Logika ini masuk akal.

Ancaman

Jelas kita sangat tidak menginginkan isu itu benar. Namun, isu ini tetap mempunyai nilai penting untuk membuat orang Indonesia waspada. Dalam kondisi seperti ini

pemerintahlah mempunyai tanggung jawab paling besar. Menangkal isu seperti itu, harus ada penjelasan dari mana sumber flu yang menjangkiti itik. Penjelasan sumber ini penting untuk menghapus isu negatif. Karena itu penting sekali untuk membiayai penelitian-penelitain tentang hal keunggasan, pola hidup dan pola penyakitnya. Konon sampai sekarang Indonesia tidak mempunyai ahli pada bidang peritikan sehingga tidak mampu menjawab persoalan-persoalan seperti diatas. Ahli sosiologi perunggasan (pola

pemeliharaan unggas oleh manusia, sikap terhadap unggas, sampai perilaku terhadapp unggas), juga tidak terlalu diminati. Padahal ilmu ini jelas penting untuk menjawab berbagai persoalan tentang flu burung.

Dampak sosial dari terjangkitnya flu burung yang menjangkiti itik ini luar biasa. Secara ekonomi politik, jelas itu akan berpotensi menjadikan Indonesia pengimpor daging itik. Dalam konteks kemasyarakatan, apabila industri itik ini kolaps, masyarakat menengah bawah Indonesia akan menderita karena sebagian besar industri ini dilakukan dalam bentuk industri rumah tangga kecil. Ekonomi rakyat kecil pun akan runtuh. Peternak itik nomaden yang sering pindah-pindah lokasi sawah akan kebingungan melakukan alih pekerjaan.

(3)

melakukan upacara kurban (mecaru) memakai sarana itik. Disini kontak langsung antara manusia dan itik sangat kuat dan cukup intens (menguliti itik). Pola ini sangat

membahayakan. Terutama para pendeta, harus mampu membuat penafsiran baru terhadap penggunaan unggas ini dalam melakukan upacara kurban. Tanpa adanya upaya

penafsiran baru, di masa depan sangat berpotensi menimbulkan korban jiwa yang sia-sia. Percuma saja bersikap fanatik melakukan ritual tetapi abai terhadap ancaman

keselamatan. Kalau dilihat dari sejarah kehinduan di Bali dan dikaitkan dengan teori-teori sosial tentang makna simbolik, sesungguhnya ada peluang besar untuk melakukan penafsiran ulang terhadap ritual (kurban) itu. Bahkan praktik kehinduan di Bali sesungguhnya amat sederhana. Ini harus dilakukan demi keselamatan manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Beras ketan yang sudah dimasak ini kemudian ditumbuk dalam lesung dari kayu yang disebut usu, menggunakan alu yang besar (kine).. Proses pembuatannya dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran proyek berbasis budaya lokal dalam pembelajaran tata graha dilakukan melalui 5 langkah yaitu

Berdasarkan data observasi unsur-unsur iklim yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Pongtiku Tana Toraja menunjukkan bahwa kebanyakan kasus puting beliung yang terjadi

Program pemerintah dengan mengintroduksikan sapi impor yang ukuran tubuh dan bobot badannya lebih besar secara langsung telah mengubah penampilan sapi lokal yang terdapat di

Perencanaan siklus ke I dan siklus ke 2 tentang peningkatan pengenalan konsep bilangan melalui permainan angka, guru terlebih dahulu menentukan Komptensi inti,

Standar MIRM 4 Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara rutin reguler dikumpulkan sesuai dengan

Kampanye tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan antara lain seminar membangun karakter bangsa untuk menghadapi degradasi moral yang dengan sasaran 75 orang perwakilan

Seharusnya, pada setiap model pembelajaran, siswa dengan AQ Climber memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya, tetapi karena pada model pembelajaran