• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas permainan ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode penelitian. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan “Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan” (Sugiyono, 2009: 6). Sedangkan tujuan dari metode penelitian eksperimen adalah untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran atau pembelajaran (Sutedi, 2011: 54).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa sebelum dan setelah menerapkan treatment permainan ular naga. Untuk membuktikan layak atau tidaknya metode ini, diperlukan kelas kontrol sebagai pembandingnya. Maka dari itu, metode

(2)

eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni atau true experimental research, dimana terdapat kelas kontrol sebagai pembanding kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 108-109), terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: pre-experimental design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen True Experiment Pretest Posttest Control Group Design, yaitu desain eksperimen yang terdapat 2 kelompok yang masing-masing dipilih dengan teknik sampel purposif. Kelompok pertama akan diberikan perlakuan berupa permainan tradisional ular naga, dan kelompok kedua tidak menggunakan permainan dan hanya berupa media cetak biasa dengan pembelajaran konvensional. Kelompok yang diberikan perlakuan permainan disebut kelompok / kelas eksperimen. Dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok / kelas kontrol.

Pada tahap awal sebelum proses pembelajaran, pretest diberikan terlebih dahulu kepada siswa, dengan tujuan untuk mengetahui apakah kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan, mengingat pembelajar adalah siswa sekolah menengah atas yang mempelajari bahasa Jepang dengan durasi dan bobot yang sama.

(3)

47 Setelah didapatkan data dari hasil pre-test, dengan demikian penulis dapat melaksanakan proses pembelajaran atau perlakuan selama tiga kali berturut-turut. Di akhir pembelajaran, post-test dilaksanakan untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan.

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kontrol siswa kelas XII SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013/2014

O1 dan O3 : Kedua kelompok tersebut diberikan pre-test untuk mengetahui

kemampuan awal

O2 : Kemampuan siswa kelompok eksperimen setelah diterapkan

teknik permainan ular naga yang dihitung dari hasil post-test

O4 : Kemampuan siswa kelompok kontrol tanpa diterapkan teknik

permainan ular naga yang dihitung dari hasil post-test

X : Treatment (perlakuan) yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran kosakata dengan menggunakan teknik permainan tradisional ular naga

R O1 X O2

(4)

(Arikunto, 2006 : 85)

C. Sampling dalam Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung yang bertempat di Jalan Solontongan No.3 Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013 / 2014, pengambilan data dilakukan empat kali selama bulan Oktober tahun 2013.

3. Populasi

Menurut Margono (2009: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Sedangkan Menurut Sugiyono (2007: 61) bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2013-2014.

(5)

49 4. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Bandung kelas XII IPS 3 sebanyak 20 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XII IPS 1 sebanyak 20 orang sebagai kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 1

Sampel Penelitian

No. Kelas Penelitian Jumlah Jumlah Siswa yang Diteliti

1. Kelas XII IPS 1 48 siswa 20 siswa

2. Kelas XII IPS 3 49 siswa 20 siswa

5. Prosedur Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Proses penentuan sampel dari sejumlah populasi yang

(6)

ada disebut dengan teknik penyampelan (Technique sampling). Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Teknik Purposif. Teknik Purposif adalah perngambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009: 179).

D. Variabel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1996: 99), mengatakan bahwa “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. Menurut Sugiyono (2007: 2), bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Emzir (2010: 24), “Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian maupun faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti”. Berdasarkan dua pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini ialah: a. Variabel (X) yaitu hasil belajar kelas eksperimen dalam menguasai kosakata

bahasa Jepang dengan menggunakan permainan ular naga.

b. Variabel (Y) yaitu hasil belajar kelas kontrol dalam menguasai kosakata bahasa Jepang tanpa mengggunakan permainan ular naga.

(7)

51 E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009: 155). Pendapat lain dikemukakan oleh Sugiyono (2003) yang menyatakan bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data dalam menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian. Instrumen yang digunakan sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu kegiatan penelitian, sebab data yang diperoleh untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.

Data penelitian pendidikan, ada yang bersumber dari manusia dan ada juga yang berasal dari sumber lainnya, sehingga diperlukan berbagai jenis instrumen untuk memperolehnya. Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh begantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) serta sumber data.

Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya (Margono, 2009: 155-156). Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik

(8)

atau dibuat peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain:

1) Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.

2) Sumber data / informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian akan lebih terencana.

3) Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihan maupun objektifitasnya.

4) Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.

5) Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

Instrumen penelitian dalam penelitian ini yaitu tes mengenai kosakata bahasa Jepang. Tes diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jepang sebelum dilakukannya treatment. Posttest diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sesudah diterapkannya treatment.

(9)

53 F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk selanjutnya dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk itu diperlukan teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai. Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Prosedur yang dijalankan untuk mengumpulkan data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini berupa pengumpulan materi dan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, beserta penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini sehingga penulis mendapatkan berbagai informasi yang bermanfaat untuk penelitiannya.

2. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2009: 157). Sedangkan menurut Danasasmita (2009: 113), tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh pembelajar. Tes dilakukan sebanyak dua kali dan dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran. Tes tersebut berupa soal isian yang berjumlah 15 soal. Tiap soal memiliki bobot penilaian yang sama yaitu dua poin.

(10)

Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap penguasaan kosakata sebelum pelaksanaan treatment menggunakan permainan ular naga. Hasil dari pre-test ini akan dijadikan data awal penelitian (O1).

Post-test dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa terhadap penguasaan kosakata setelah treatment menggunakan permainan ular naga. Hasil dari post-test ini akan dijadikan data akhir penelitian (O2).

Berikut merupakan kisi-kisi soal pre-test dan post-test yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Pre-test

NO INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH

1

SUKINA MONO

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

1

5 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 11

(11)

55 dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia

5

2

DOUBUTSU

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

10, 14

5 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 4

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

2

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

7

3

SHUMI

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

6

5 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 9

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

3, 15

(12)

dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

Jumlah 15

(Soal terlampir)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Post-test

NO INDIKATOR NO. SOAL JUMLAH

1

SUKINA MONO

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

4

5 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 8

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

1

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia

10, 14

2

DOUBUTSU

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

5, 13

(13)

57 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 2

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

11

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

6

3

SHUMI

Dapat memilih kosakata berdasarkan gambar

9

5 Dapat memilih kosakata berdasarkan petunjuk 7

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang

12

Dapat memilih kosakata dengan menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia

3, 15

Jumlah 15

(Soal terlampir)

(14)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2010: 194). Selain itu, menurut Sutedi (2008: 2), teknik angket dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. “Ada banyak alasan yang mengatakan angket sebagai salah satu teknik yang umum untuk mengumpulkan informasi dari subjek penelitian. Kuesioner bisa menggunakan pernyataan atau pertanyaan, namun disemua kasus subjek penelitian menentukan respon dengan cara menulis sesuatu untuk tujuan yang berifat spesifik” (McMillan et.al, 2001) dalam Bahri (2010: 44). Dengan kata lain, angket adalah pertanyaan dalam bentuk tulisan, baik essay maupun pilihan ganda, yang dibuat dengan tujuan untuk meminta pendapat dari responden mengenai sesuatu hal.

Pengolahan data angket dilakukan dengan melihat presentasi jumlah jawaban dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket. 2. Menyusun frekuensi jawaban.

3. Membuat tabel frekuensi.

(15)

59 5. Untuk mengatahui data angket maka dilakukan proses pengolahan angket dengan cara menghitung presentasi dari tiap butir soal dan menafsirkan hasilnya.

Rumus untuk mengolah data angket adalah :

Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi

n = Jumlah responden (Sutedi, 2009: 32)

Angket dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, dilihat dari sudut pandangnya, dibedakan menjadi:

A. Berdasarkan dari cara menjawab:

a. Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b. Angket tertutup, yaitu angket yang telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

(16)

B. Dipandang dari jawaban yang diberikan:

a. Angket langsung, yaitu reponden menjawab tentang dirinya.

b. Angket tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

C. Dipandang dari bentuknya:

a. Pilihan Ganda (PG), yaitu adalah hampir serupa dengan angket tertutup.

b. Essay, yaitu sama dengan angket terbuka.

c. Checklist, yaitu sebuah daftar, dimana reponden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.

d. Rating-scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Adapun keuntungan menggunakan angket adalah: a. Tidak memerlukan kehadiran peneliti.

b. Dapat dibagi secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

(17)

61 e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benas-benar sama.

Ada keuntungan pasti ada kelemahan dari angket, berikut kelemahannya: a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.

b. Seringkali sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun sering dibuat anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja memberi jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson),

e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Peneliti memberikan angket tertutup kepada siswa, yaitu angket yang telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Serta merupakan angket langsung, yang artinya responden menjawab angket yang penulis berikan adalah tentang diri responden itu sendiri. Lalu apabila dipandang dari bentuknya ini merupakan angket Pilihan Ganda (PG) yaitu pertanyaan yang jawabannya sudah ditetapkan oleh penulis. Sehingga, responden hanya tinggal memilih. Angket ini dijadikan salah satu instrumen untuk mengetahui

(18)

tanggapan siswa kelas eksperimen terhadap permainan tradisional ular naga untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jepang. Tanggapan tersebut yang nantinya turut dijadikan penilaian apakah permainan tradisional ular naga ini efektif atau tidak.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket

No Jenis Soal Indikator No. Soal

1 Pilihan Ganda

Bagaimana tanggapan para siswa setelah diterapkannya teknik permainan ular naga dalam pembelajaran kosakata dalam bahasa Jepang

1-15

Tabel 3.5

Klasifikasi Interprestasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori

Interval Presentase Interprestasi

0% Tidak seorang pun

(19)

63

6%-25% Sebagian Kecil

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Arikunto, 2006 : 263)

G. Uji Kelayakan Instrumen

Kriteria tentang alat ukur yang baik dan dapat diterima merupakan target yang harus terlebih dahulu ditentukan sebelum uji coba dilakukan. Kualitas instrument, data dan hasil penelitian kuantitatif harus memenuhi syarat valid dan reliabel sehingga kriteria kualitas instrumen berhubungan dengan ukuran reliabilitas dan validitas (Sugiyono, 2010: 196). Instrumen yang baik yaitu instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas (Sutedi, 2007: 218). Uji kelayakan instrumen berupa analisis butir soal, uji validitas dan reliabilitas.

(20)

Analisis butir soal adalah salah satu uji kelayakan instrumen tes yang menguji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Analisis butir soal mencakup tingkat kesukaran dan daya pembeda. Hasil dari analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda sangat dipengaruhi oleh sampel yang diuji, karena sampel yang tergolong pintar akan mempengaruhi tingkat kesukaran menjadi lemah dan daya pembeda pun menjadi lemah.

 Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, serta dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu (kelompok atas) dengan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah). Berikut adalah rumus menentukan tingkat kesukaran soal:

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah (Sutedi, 2009: 214)

(21)

65 Tabel 3.6

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Klasifikasi Tingkat Kesukaran

0,00 ~ 0,25 Sukar

0,26 ~ 0,75 Sedang

0,76 ~ 1,00 Mudah

(Sutedi, 2009: 214)

 Daya Pembeda

Menurut Sutedi (2009: 214), butir soal yang baik adalah yang bisa membedakan kelompok atas dan kelompok bawah, untuk melihat daya pembeda tiap butir soal dapat digunakan rumus berikut:

(Sutedi, 2009: 214)

Keterangan:

DP : daya pembeda

BA : jumlah jawaban benar kelompok atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah

(22)

N : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah

Tabel 3.7

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 ~ 0,25 Rendah (lemah)

0,26 ~ 0,75 Sedang

0,76 ~ 1,00 Tinggi (kuat)

(Sutedi, 2009: 214-215)

2. Validitas dan Reliabilitas

Dedi Sutedi dalam bukunya Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang mengartikan valid berarti dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik, sedangkan reliabel yaitu ajeg, meskipun validitas lebih tepat diartikan sebagai kesesuaian interpretasi hasil tes daripada tes sebagai alat evaluasi, namun secara lebih praktis dan sederhana validitas itu dikaitkan dengan kesesuaian tes sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu diukur. (Sutedi, 2009: 217). Tes bahasa yang valid sebagai alat ukur kemampuan bahasa memusatkan pengukurannya pada kemampuan bahasa peserta tesnya, bukan kemampuan lain seperti misalnya pengetahuan tentang sejarah

(23)

67 perkembangan bahasa. Hasil tes bahasa yang valid memberikan informasi tentang kemampuan bahasa peserta tesnya, bukan tingkat kemampuan lain seperti berhitung atau bernyanyi, misalnya: relevansi, kecocokan, atau kesesuaian antara suatu tes dengan jenis kemampuan yang merupakan sasaran pokok pengukurannya, itulah yang dimaksudkan dengan validitas.

 Validitas

Menurut Emzir (2010: 121), suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menilai validitas pada instrumen penelitian ini, penulis berkonsultasi dengan dosen ahli yang berkompeten serta guru mata pelajaran bahasa Jepang disekolah tempat penelitian yang dibuktikan dengan adanya expert judgement (terlampir). Pernyataan Expert Judgement dari pakar yang bersangkutan ini menyatakan bahwa instrumen tes yang diberikan kepada sampel terbukti valid. Pakar yang menilai uji kelayakan dalam penelitian ini adalah Drs. H. Djedje Sudjana.

 Reliabilitas

Menurut Sutedi (2009: 218), selain validitas, tes yang baik perlu memiliki ciri yang lain, yaitu reliabilitas. Sebagai alat ukur yang hasil pengukurannya digunakan untuk membuat berbagai keputusan penting, tes diharapkan untuk menghasilkan hasil pengukuran yang ajeg, artinya

(24)

meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula. Selain itu, tes diharapkan konsisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya dan diandalkan, atau singkatnya reliabel. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila skor yang dihasilkannya benar-benar dapat dipercaya karena bersifat ajeg dan tidak berubah secara mencolok. Pada penelitian ini penulis berusaha mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes dengan reliabilitas internal menggunakan teknik belah dua. Dalam teknik ini, data nilai hasil tes yang diolah, diambil dari hasil tes yang diujicobakan pada sampel lain (sampel di luar kelas eskperimen dan kelas kontrol) yang tingkatannya sederajat yang sedang belajar bahasa Jepang.

H. Teknik Pengolahan Data

Pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut Emzir (2010: 34) adalah “Pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan analisisnya dan penarikan kesimpulan yang berdasarkan data dan analisis yang dilakukan”.

Teknik pengolahan data adalah kegiatan menganalisis dan mengolah semua data dan informasi yang didapat dan sudah terkumpul. Teknik pengolahan data

(25)

69 dalam penelitian ini diarahkan untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan.

Tahapan teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pemberian skor:

Keterangan:

ΣB = jumlah jawaban benar

2. Membuat tabel persiapan untuk menilai

Tabel 3.8

Persiapan untuk Menghitung Nilai

No. X Y x y x2 y

2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(26)

M

Keterangan:

a. Kolom (1), diisi dengan nomor urut yang sesuai pada jumlah sampel. b. Kolom (2), diisi oleh skor yang telah diperoleh pada kelas eksperimen. c. Kolom (3), diisi oleh skor yang telah diperoleh pada kelas kontrol. d. Kolom (4), deviasi dari kolom X.

e. Kolom (5), deviasi dari kolom Y.

f. Kolom (6), diisi dengan hasil pengkuadratan angka pada kolom-kolom (4). g. Kolom (7), diisi dengan hasil pengkuadratan angka pada kolom-kolom (5).

h. (sigma atau jumlah) dari setiap kolom, untuk kolom (5) dan kolom (4) jumlahnya harus nol.

i. M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2) dan kolom (3).

3. Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

dan

Keterangan:

Mx : mean hasil pre-test My : mean hasil post-test

(27)

71 ∑x : jumlah seluruh nilai pre-test

∑y : jumlah seluruh nilai post-test N : jumlah sampel

4. Mencari standar deviasi variabel (x) dan variabel (y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Sdx : Standar deviasi dari variabel X Sdy : Standar deviasi dari variabel Y

5. Mencari standar error mean variabel (x) dan variabel (y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

: Standar error mean dari variabel X

(28)

: Standar error mean dari variabel Y

6. Mencari standar error perbedaan mean variabel (x) dan variabel (y), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

: Standar error perbedaan mean dari variabel X dan Y

7. Mencari nilai untuk menghitung taraf signifikan perbedaan antara dua

mean yang dimaksudkan untuk menghitung efektivitas strategi yang digunakan dalam pengajaran yaitu teknik permainan tradisional ular naga dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

t

o : nilai t hitung yang dicari

SEM x-y : Standar error perbedaan mean X dan Y

(29)

73 (Sutedi, 2009: 229-232)

I. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yaitu prosedur yang ditempuh dalam penelitian yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian a. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi subjek penelitian di lapangan. Penulis mengidentifikasi kosakata bahasa Jepang yang telah dipelajari oleh siswa kelas XII SMA Negeri 8 Bandung melalui buku teks yang dipakai yaitu buku “Mengenal Bahasa jepang Untuk SMA” yang disusun oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa jepang Jawa Barat (MGMP JABAR).

b. Pembuatan Instrumen Penelitian

 Pembuatan RPP

Pembuatan soal pre-test

Pembuatan soal post-test

 Pembuatan angket c. Izin Penelitian

(30)

Meminta izin penelitian dari pihak sekolah, guru mata pelajaran yang bersangkutan, dan khususnya kepada kepala sekolah SMA Negeri 8 Bandung agar penelitian berjalan lancar dan legal.

2. Pengumpulan Data a. Memberikan pre-test

Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan awal pada kelas eksperimen sebelum diberikan treatment, Serta kepada kelas kontrol. b. Memberikan treatment

Melaksanakan treatment (perlakuan) kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan penggunaan teknik permainan tradisional ular naga selama (2x45) menit sebanyak tiga kali pertemuan. Materi yang diambil adalah dari buku paket yang digunakan oleh siswa kelas XII SMA Negeri 8 Bandung terdiri dari tiga bab, yaitu sukina mono (suiei ga suki desu), doubutsu (koi ga ichiban suki desu) dan shumi (shumi wa e o kaku koto desu).

c. Memberikan Post-test

Post-test diberikan untuk mengetahui perkembangan kemampuan kelas eksperimen dalam mengerti dan menghafal kosakata bahasa Jepang setelah diterapkannya treatment berupa pembelajaran menggunakan teknik permainan tradisional ular naga. Serta memberikan post test kepada

(31)

75 kelas kontrol tanpa diterapkan treatment dan hanya belajar dari pembelajaran konvensional saja.

d. Memberikan Angket

Angket diberikan kepada siswa guna mengetahui tanggapan dari apa yang dirasakan oleh objek yang menjadi sampel penelitian. Angket juga sebagai penguat hasil pretest dan posttest.

3. Pelaporan

a. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket b. Analisis data statistik

c. Menguji hipotesis

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data penelitian.

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikasi perbedaan dua variabel. Dengan memberikan interpretasi terhadap nilai tersebut, dengan

menggunakan rumus:

- Hipotesis kerja (Hk): ada perbedaan yang signifikan antara variabel (x) dan variabel (y). Jika nilai lebih besar dari

(32)

- Hipotesis nol (Ho): tidak ada perbedaan yang signifikan antara variabel (x) dan variabel (y). Jika nilai lebih kecil atau sama dengan

Gambar

Tabel 3.2  Kisi-kisi Soal Pre-test
Tabel 3.4  Kisi-kisi Angket

Referensi

Dokumen terkait