• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal dan Pembahasan To 4 CPNS SKB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Soal dan Pembahasan To 4 CPNS SKB"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Soal dan Pembahasan To 4

CPNS SKB

(2)

23. DM Tipe 1

51. Berikut ini pernyataan yang tepat untuk DMT 1, kecuali a. DM tipe 1 disebabkan oleh destruksi sel beta

b. Terjadi defisiensi relative dari insulin c. Sebagian besar DMT1 bersifat asimptomatik

d. Gejala klasik DM seperti eneursis nocturnal sering terjadi e. Membutuhkan insulin sebagai terapi utama

JAWABAN

b. Terjadi defisiensi relative dari insulin

PEMBAHASAN

Pada DMT1, destruksi sel beta terjadi sehingga terdapat defisiensi relative dari insulin. Sebagaian besar DMT1 bersifat asimptomatik, namun pada fase lanjut dapat muncul gejala klasik diabetes seperti eneuresis noktunral, polidipsi, polyuria, dan polifagia. Terapi utama untuk DMT1 adalah insulin. SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 29

52. An.D 8 tahun datang bersama ibunya akibat keluhan sering kencing di malam hari. Sering kencing disertai dengan sering makan dan minum. Walaupun sering makan dan minum berat badan An. D terus turun. Tanda Vital An. D Hr 110 x/menit RR 20x/menit dan suhu 36,5 derajat C. Pada pemeriksaan gula darah acak didapatkan hasil 250 g/DL. Diagnosis yang paling mungkin untuk An. D adalah

a. Diabetes Melitus Tipe 1 b. Pancreatitis kronis c. Hiperglikemia sekunder d. Glukosuria non diabetic e. Prader Willi syndrome JAWABAN

a. Diabetes Melitus Tipe 1 PEMBAHASAN

(3)

Ditemukan gejala klasik DM polyuria, polydipsia, polifagia, dan penurunan berat badan + GDS > 200 mg/dl

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 29

53. An.D 8 tahun datang bersama ibunya akibat keluhan sering kencing di malam hari. Sering kencing disertai dengan sering makan dan minum. Walaupun sering makan dan minum berat badan An. D terus turun. Tanda Vital An. D Hr 110 x/menit RR 20x/menit dan suhu 36,5 derajat C. Pada pemeriksaan gula darah acak didapatkan hasil 250 g/DL. Tatalaksana untuk kasus di atas adalah

a. Insulin 0,5 -1 unit/kgBB/hari b. Insulin 1-2 unit/kgBB/hari c. Metformin 3x 250 mg d. Glimperidi 1x100 mg

e. Insulin Insulin 2-3 unit/kgBB/hari JAWABAN

a. Insulin 0,5 -1 unit/kgBB/hari PEMBAHASAN

Tatalaksana utama pada DM T1 adalah insulin 0,5-1 unit/kgbb/hari 12. Diare Anak: Kriteria Frekuensi BAB, Definisi AKut/Kronik

54. An. D, 5 tahun, dibawa ibunya ke unit gawat darurat akibat diare terus menerus. Diare nampak cair tanpa ada lendir darah. Tanda vital HR 110x/menit, RR, 26x/menit, dan suhu 37,4 derajat C. Pada pemeriksaan fisk didapatkan, anak tenang tidak rewel, masih mau minum, cubitan perut kembali cepat. Dokter mendiagnosis An. D dengan diare tanpa dehidrasi. Pada An. D diperkirakan kehilangan cairan sekitar

a. < 5% dari berat badan b. 5-7% dari berat badan c.7-10 %% dari berat badan d. 10-15% dari berat badan e. 15-20% dari berat badan JAWABAN

(4)

PEMBAHASAN

An. D datang dengan diare tanpa dehidrasi. Ditunjukkan dengan tanda vital stabil, tidak rewel, mata tidak cekung, masih mau minum dan cubitan perut kembali cepat. Pada diare tanpa dehidrasi diperkirakan kehilangan cairan hanya sekitar < 5%

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 41

55. An J, 6 tahun, dibawa ke unit gawat darurat oleh ayahnya karena diare yang tidak berhenti sejak 3 hari SMRS. Diare terjadi terus menerus, dalam 24 jam terakhir diare sudah terjadi 10x. Diare berwarna cokelat tanpa lendir dan darah. Tanda vital HR 120x/menit, RR, 26x/menit, dan suhu 37,1 derajat C. Pada pemeriksaan fisik tampak anak rewel, mata sedikit cekung, anak masih mau minum dan minum banyak, cubitan pada perut kembali lambat. Diagnosis paling tepat untuk an. J adalah

a. Diare tanpa dehidrasi

b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang c. Diare dengan dehidrasi berat

d. Diare kronis

e. Diare akibat infeksi virus JAWABAN

b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang

PEMBAHASAN

Pada diare dengan dehidrasi ringan sedang, didapatkan pemeriksaan fisik berupa

 Anak rewel, gelisah, menangis

 Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung

 Tampak haus, minum banyak

 Cubitan perut kembali lambat SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 41

56. An J, 2 tahun, dibawa ke unit gawat darurat oleh ayahnya karena diare yang tidak berhenti sejak 3 hari SMRS. Diare terjadi terus menerus, dalam 24 jam terakhir diare sudah terjadi 10x. Diare berwarna cokelat tanpa lendir dan darah. Tanda vital HR 120x/menit, RR, 26x/menit, dan suhu 37,1 derajat C. Pada

(5)

pemeriksaan fisik tampak anak rewel, mata sedikit cekung, anak masih mau minum dan minum banyak, cubitan pada perut kembali lambat. Tatalaksana untuk An. J adalah

a.Ringer laktat intravena 50 cc/kgbb b. Ringer laktat intravena 100cc/kgbb c. NaCl 0,9% intravena 100 cc/kgbb d. Oralit 75 mg/kgbb e.Oralit 50 ml/kgbb JAWABAN d. Oralit 75 mg/kgbb PEMBAHASAN

Tatalaksana untuk dehidrasi ringan sedang adalah

 Observasi pasien

 Oralit 75cc/kgbb selama 3 jam, berikan sedikit tapi sering

 Lanjutkan ASI

 Klasifikasikan ulang tiap 3 jam SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 42

57. Etiologi yang menjadi penyebab paling sering dari diare anak adalah a. E. Coli b.Vibrio Sp. c.E. Histolytica d. Trichuris trichiura e.Rotavirus JAWABAN e.Rotavirus

(6)

PEMBAHASAN Diare anak

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 41

58. Berikut ini merupakan lima pilar tatalaksana diare anak menurut WHO, kecuali a. Rehidrasi

b. ASI

c. Antibiotik sesuai indikasi d. Zinc

e. Edukasi orang tua JAWABAN

b. ASI

PEMBAHASAN

Lima pilar tatalaksana diare anak menurut WHO

 Rehidrasi

 Dukungan nutrisi

 Antibiotik sesuai indikasi

 Zinc

 Edukasi orang tua

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 42

59. Berikut ini pernyataan yang SALAH mengenai definisi diare akut a. Perubahan konsistensi tinja akibat kandungan air

b. Kandungan air tinja melebih 10 ml/kgbb/hari c. Peningkatan frekuensi lebih dari 2x/hari d. Terjadi kurang dari 14 hari

(7)

JAWABAN

c. Peningkatan frekuensi lebih dari 2x/hari PEMBAHASAN

Definisi diare akut adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi secara tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal 10 ml/kgbb/hari. Frekuensi defekasi > 3x dalam 24 jam dan berlangsung < 14 hari. Pada noenatus, defekasi terjadi > 3x, dan kadang konsistensinya cair serta lembek, hal ini wajar asalkan neonatus menunjukkan tumbuh kembang yang normal

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 41

60. An F, 2 tahun, 10 kg dibawa ke unit gawat darurat oleh ayahnya karena diare yang tidak berhenti sejak 5 hari SMRS. Diare terjadi terus menerus, dalam 24 jam terakhir diare sudah terjadi 20x. Diare berwarna cokelat tanpa lendir dan darah. Tanda vital HR 160x/menit, RR, 26x/menit, dan suhu 36,4 derajat C. Pada pemeriksaan fisik tampak lemah, mata sangat cekung, tidak mau minum serta cubitan pada perut kembali setelah 4 detik. Tatalaksana untuk An. J pada 30 menit pertama adalah

a. Ringer laktat intravena 300 cc b. Ringer laktat intravena 200cc/kgbb c. NaCl 0,9% intravena 500 cc/kgbb d. Oralit 75 mg/kgbb

e.Oralit 50 ml/kgbb JAWABAN

a. Ringer laktat intravena 300 cc PEMBAHASAN

Tatalaksana diare akut dehidrasi berat adalah dengan cairan ringer laktat/ringer asetat 100 cc/kgbb diberikan dengan

Pertama 30 cc/kg BB dalam Selanjutnya 70 cc/kgBB dalam

Umur < 12 bulan 1 jam 5 jam

Umur > 12 bulan` 30 menit 2 ½ jam

Periksa status hidrasi setiap 15-30 menit. Klasifikasikan derajat dehidrasi setelah 3 jam, atau 6 jam untuk bayi.

(8)

SUMBER KAPITA SELEKTA UI HALAMAN 42

13. Penceganan Nosokomial

61. Berikut ini langkah-langkah efektif untuk mengurangi angka infeksi nosocomial akibat pneumonia adalah kecuali

a. Suction dan intubasi yang aseptic b. Batasi durasi ventilator

c. Ventilator non infasif

d. Gunakan air steril dan oksigen untuk terapi aerosol e. Dekontaminasi digestif untuk seluruh pasien JAWABAN

e. Dekontaminasi digestif untuk seluruh pasien

PEMBAHASAN

Beberapa langkah yang terbutkti efektif untuk mencegah pneumonia nosocomial adalah

 Intubasi dan suction yang aseptic

 Ventilasi non invasive

 Batasi durasi pneumonia

 Gunakan air steril dan oksgen untuk terapi aerosol

SUMBER PREVENTION OF HOSPITAL ACQUIRE INFECTIONS WHO 2012 38 62. Senyawa kimia yang aman digunakan untuk sterilisasi kimia adalah a. Asam parasetat b. Chlorine c. Lysol d. Ethylene oxide e. Peroksida JAWABAN

(9)

a. Asam parasetat

PEMBAHASAN

Asam parasetat adalah sterilsator kimia yang banyak digunakan. Sebelumnya ethlyne oksida dan formaldehid banyak digunakan namun sekarang mulai jarang karena emisi gas rumah kaca. SUMBER PREVENTION OF HOSPITAL ACQUIRE INFECTIONS WHO 2012 halaman 35

63. Berikut ini adalah pasien yang termasuk memiliki risiko tinggi untuk terkena infeksi nosocomial kecuali

a. Pasien infeksi

b. Pasien immunokompromised c. Multiple trauma

d. Luka bakar berat

e. Pasien transplantasi organ JAWABAN

a. Pasien infeksi

PEMBAHASAN

Stratifikasi risiko pasien untuk infeksi nosocomial

Minimal Pasien tidak immunocompromised, tidak ada

penyebab yang mendasari (underlying cause)

Medium Pasine infeksi, pasien dengan beberapa faktor

risiko (usia, kanker)

Tinggi Pasien immunocompromised, trauma multiple,

luka bakar berat, trasnplantasi organ

SUMBER PREVENTION OF HOSPITAL ACQUIRE INFECTIONS WHO 2012 halaman 30

(10)

64. Selain infeksi dengue, nyamuk aedes dapat menyebarkan beberapa penyakit lain, diantaranya adalah, kecuali

a. Chikungunya b. Filairasis

c. Demam Rift Valley d. Yellow Fever e. West Nile JAWABAN e. West Nile PEMBAHASAN

Nyamuk aedes dapat menyebarkan beberapa penyakit lain seperti chikungunya, dengue, limfatik filiarisis, Rift Valley Fever, Yellow Fever, Zika,

SUMBER

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/vector-borne-diseases

65. Selain ketersediaan sanitasi dan air, WHO menekankan sebuah faktor penting lain untuk menurunkan penyakit yang ditularkan melalui vektor. Faktor tersebut adalah

a. Tatalaksana penyakit b. Promosi kesehatan c. Perubahan perilaku d. Perubahan kebijakan e. Pencegahan penyakit JAWABAN c. Perubahan perilaku PEMBAHASAN

(11)

WHO berpendapat bahwa elemen penting dari menurunkan penyakit yang ditularkan melalui vektor adalah dengan perubahan perilaku. Dengan perubahan perilaku, seseorang dapat mengetahui cara melindungi dirinya dari penyakit, dan dari vektor seperti nyamuk, kutu, serangga, lalat, dan vektor lain. SUMBER https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/vector-borne-diseases

66. Vektor dari penyakit tidur Afrika yang disebabkan oleh African trypanosomiasis, ditularkan oleh vektor a.Siput air b. Nyamuk Culex c. Nyamuk anopheles d. Kutu e. Lalat Tse-Tse JAWABAN e. Lalat Tse-Tse PEMBAHASAN

Penyebab dari penyakit tidur Afrika dalah African trypanosomiasis yang ditularkan oleh lalat tse-tse SUMBER https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/vector-borne-diseases

16. GO

67. Tn. J, 26 tahun, datang dengan keluhan gatal di sekitar kepala penis. Dari kepala penis keluar darah dan cairan, dan nyeri ketika ereksi. Pada inspeksi didapatkan orifisium uretra bengkak, dan kemerahan, serta megeluarkan sekret mukopurulen. Pada pemeriksaan histologis ditemukan diplokokus gram negatif intraseluler. Diagnosis yang paling tepat untuk Tn. J adalah

a. Gonorhea b. Sifilis c. Klamidia d. Kondiluma lata e. Kondiluma akuminata JAWABAN

(12)

a. Gonorhea

PEMBAHASAN

Pasien menunjukkan gejala urethritis, dan dari pemeriksaan histologis menujukkan diplokokus gram negatif yang mendukung diagnosis GO.

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 341

68. Tn D, 45 tahun mengeluhkan demam, dan kencing berdarah sejak 2 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat ejakulasi dan sperma mengandung darah. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan pembengkakan vesikula seminalis yang keras seperti sosis. Setelah melakukan pemeriksaan histologis, dokter mendiagnosis Tn. D dengan Gonorhea. Melihat diagnosis dari Tn. D, klasifikasi gonorhea yang manakah yang paling tepat untuk Tn. D

a. Vesikulitis b. Epididimitis c. Testitis d. Funikulitis e. Cowperitis JAWABAN a. Vesikulitis PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakan vesikula seminalis yang mengarahkan diagnosis ke vesikulitis

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 342

69. Berikut ini yang merupakan manifestasi ekstragential dari gonore, kecuali a. Salfingitis

b. Prokitis c. Orofaringitis

(13)

d. Konjungtivits e. Gonore diseminata JAWABAN

a. Salfingitis

PEMBAHASAN

Salfingitis merupakan manifestasi gonore genital pada wanita, bersama dengan urethritis, parauretritis, servisitis, dan bartolinitis

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 342

70. Tn D, 45 tahun mengeluhkan demam, dan kencing berdarah sejak 2 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri saat ejakulasi dan sperma mengandung darah. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan pembengkakan vesikula seminalis yang keras seperti sosis. Setelah melakukan pemeriksaan histologis, dokter mendiagnosis Tn. D dengan gonorhea. Untuk menegakkan diagnosis tersebut, dokter melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, berikut adalah pemeriksaan penunjang yang dapat menegakan diagnosis gonoreha, kecuali

a. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram b. Biakan dengan Thayer martin

c. Tes oksidasi d. Tes Thomposn e. Punch biopsi JAWABAN e. Punch biopsi PEMBAHASAN

Beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk menegakkan gonoreha

 Sediaan langsung dengan pewarnaan gram

 Biakan dengan media Thayer martin atau McLeod

(14)

 Tes beta lactamase

 Tes Thomson

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 343

71. Pada konjungtivitis gonore pada neonatus, terapi yang dapat diberikan adalah, kecuali a. Berishkan mata segera

b. Tetes mata larutan nitras argenti 1%, c. Salep tetrasiklin 1%

d. Ceftriakson 50-100 mg/kgbb IM dosis tunggal e. Levofooxacin 250 mg dosis tunggal

JAWABAN

e. Levofooxacin 250 mg dosis tunggal

PEMBAHASAN

Levofloxacin tidak boleh diberikan pada anak < 1 tahun. Sedangkan pilihan obat lain dapat diberikan pada neonatus dengan konjungtivitis gonore

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 344

17. Kanker (Ca Paru, Ca Nasofaring, dsb)

72. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai faktor risiko yang meningkatka kakner payudara, kecuali

a. Usia menarche lebih dini meningkatkan risiko b. Penah melahirkan menurunkan risiko

c. Usia kehamilan pertama yang tua meningkatkan risiko d. Menopause lebih tua menurunkan risiko

(15)

JAWABAN

d. Menopause lebih tua menurunkan risiko

PEMBAHASAN

 Usia menarche lebih dini berarti tubuh terpapar hormon endogen yang lebih lama

 Pernah melahirkan menurunkan risiko

 Usia kehamilan aterm > 35 meningkatnakn risiko 40-60% lebih tinggi

 Menopause lebih tua meningkatkan risiko

 Obesitas meningkatkan risiko karena peningkatan produksi estroen hasil konersi dari androgen oleh enzim aromatase pada lemak adiposa

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 231 73. Indikasi mamografi pada wanita adalah, kecuali

a. Kecurigaan klinis keganasan b. Tindak lanjut paska mastektomi c. Paska breast conserving therapy

d. Adanya adenokarsinoma metastasik dari tumor primer e. Skrining < 40 tahun

JAWABAN

e. Skrining < 40 tahun

PEMBAHASAN

Indikasi mamografi pada wanita adalah a. Kecurigaan klinis keganasan

b. Tindak lanjut paska mastektomi c. Paska breast conserving therapy

d. Adanya adenokarsinoma metastasik dari tumor primer

e. Skrining < 35 tahun yang mamografnyaa sulit diinterpretasikan karena jaringan kelenjar yang masih padat

(16)

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 231

74. Tatalaksana pada kanker payudara dapat dilakukan secara pembedahan. Namun pada stadium berapa tatalaksana harus dilakukan secara paliatif

a. I b. II a b. II b c. IIIa d. III b e. III c JAWABAN III b PEMBAHASAN

Pada stadium III b tatalaksana harus dilakukan secara paliatif. Sedangkan untuk stadium di bawah III a dapat dilakukan secara pembedahan

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 235

75. Tn. D, 45 tahun, datang dengan keluhan benjolan di leher sejak 6 bulan yang lalu. Benjoaln di leher dirasakan terus menerus memebsar. Tanda vital TD 160/90 mmHg, HR 110 x/menit, RR 22x/menit. Pada pemeriksaan fisik nodul terfiksir dan keras. Berikut ini merupakan ciri-ciri yang menandakan nodul tiroid bersifat ganas, kecuali

a. Nodul soliter

b. Nodul terfiksir dan keras

c. Terdapat suara serak, dan susah napas d. Nodul cepat membesar

(17)

e. Tidak adanya kalsifikasi nodul JAWABAN

e. Tidak adanya kalsifikasi nodul PEMBAHASAN

Ciri-ciri yang menandakan sebuah nodul bersifat ganas

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 238

76. Tn. J, 66 tahun, datang dengan keluhan sulit kencing, kencing jarang-jarang, dan kadang terputus-putus. Kencing juga kadang disertai dengan darah. Pada pemeriksaan colok dubur teraba prostat yang membesar, keras, asimetris serta berdungkul-dungkul. Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa

a. AFP b. PSA c. CA-125 d. CD34 e. PLAP JAWABAN b. PSA PEMBAHASAN

Marker kanker untuk prostat adalah PSA (prostate specific antigen) SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 280

77. Pada tumor buli yang ditemukan superfisial tanpa adanya metastasis, terapi yang paling tepat adalah a. Sisttektomi parsial

b. Sistektomi radikal c. Sistektomi total

(18)

d. Open resesksi e. Reseksi trasnuretra JAWABAN

e. Reseksi trasnuretra

PEMBAHASAN

Pada tumor buli superfisial tanpa metastasis, dapat dilakukan reseksi transurethral, dilanjutkan dengan kemoterapi intravesika. Jika terjadi rekurensi tanpa metastasis, dapat dilakukan sistektomi radikal. SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 295

78. Tumor marker untuk kanker ovarium adalah a. AFP b. PSA c. CA-125 d. CD34 e. PLAP JAWABAN c. CA-125 PEMBAHASAN

Tumor marker untuk kanker ovarium adalah CA-125 494 SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN

(19)

79. Berikut ini merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita menderita kanker ovarium, kecuali

a. Obesitas b. Usia > 40 tahun c. Pajanan asbestos

d. Penggunaan bubuk talcum e. Riwayat terapi progesteron JAWABAN

e. Riwayat terapi progesteron

PEMBAHASAN

Faktor risiko yang meningkatkan insiden kankerpayudara

 Obesitas

 Usia > 40 tahun

 Pajanan asbestos

 Penggunaan bubuk talcum

 Riwayat terapi esterogen

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 493

80. Berikut ini merupakan virus-virus yang dikaitkan dengan peningkatan risiko limfona Hodgkin, kecuali a. Epstein barr virus

b. Sitomegalovirus c. HIV d. HHV 6 e. HSV 16 JAWABAN e. HSV 16

(20)

PEMBAHASAN

Virus-virus yang terkait dengan limfoma Hodgkin

 Epstein barr virus

 Sitomegalovirus

 HIV

 HHV 6

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 665

81. Tn D, 35 tahun datang denagan keluhan benjolan yang memebsar di ketiak dan leher. Benjolan ini tidak nyeri, namun disertai dengan keringat malam, penurunan berat badan, dan nyeri perut. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter mendiagnosis Tn. D dengan Limfoma Hodgkin. Pemeriksaan penunjang yang memastikan diagnosis dokter adalah jika ditemukan

a. Peningkatan alkali fosfatase b. Anemia

c. Eosinofilia

d. Obstruksi bilier ekstrahepatik e. Reed Stenberg Cell

JAWABAN

e. Reed Stenberg Cell

PEMBAHASAN

Diagnosis pasti limfoma Hodgkin ketika ditemukan sel Reed Sternberg pada pemeriksaan histopatologis SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 665

82. Patogen yang paling sering dikaitkan dengan limfona non Hodgkin adalah a. Epstein barr virus

(21)

b. Sitomegalovirus c. HIV

d. HHV 6 e. HSV 16

JAWABAN

a. Epstein barr virus

PEMBAHASAN

Patogen yang paling sering dikaitkan dengan limfona non Hodgkin adalah Epstein barr virus, ditemukan dalam 95% limfoma burkit endemik

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 667

83. Berikut ini beberapa zat kimia yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru, kecuali a. Asbestos b. Arsenik c. Kromium d. Dioksin e. Teflon JAWABAN e. Teflon PEMBAHASAN

Beberapa senyawa yang dikaitkan dengan kanker paru

 Arsenik

 Asbestos

(22)

 Kadmium  Kromium  Klorometil eter  Dioxin  Nikel  Silika  Kristalin

SUMBER BUKU KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 820

15. Kanker serviks

84. Tipe virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah a. HPV 18 b. HPV 31 c. HPV 33 d. HPV 35 e. HPV 58 JAWABAN a. HPV 18 PEMBAHASAN

Tipe infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah HPV 16 dan 18 SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 497

85. Ny J, 45 tahun, datang dengan keluhan darah setelah berhubungan seksual. Pendarahan muncul sekitar 6 bulan yang lalu. Setelah pendarahan paska koitus, ny J juga mengeluhkan mens yang sebentar. Selain itu Ny J juga mengeluh keputihan, dan nyeri di perut bagian bawah. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di FKTP untuk menegakkan diagnosis adalah

a. IVA b. Biopsi

(23)

d. Koloskopi

e. Pemeriksaan darah lengkap JAWABAN

a. IVA

PEMBAHASAN

Pemeriksaan penunjang ynag bisa dilakukan di FKTP adalah IVA dan pap smear. Hasil negatif akan mengeksklusi lesi prakanker. Namun bila hasilnya positif perlu pemeriksaan biopsy lebih lanjut. SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN HALAMAN 497

86. Ny J, 45 tahun, datang dengan keluhan darah setelah berhubungan seksual. Pendarahan muncul sekitar 6 bulan yang lalu. Setelah pendarahan paska koitus, ny J juga mengeluhkan mens yang sebentar. Selain itu Ny J juga mengeluh keputihan, dan nyeri di perut bagian bawah. Setelah melakukan pap smear, hasil yang keluar adalah low grade squamous intraepithelial lesions. Terapi yang dapat diberikan adalah a. krioterapi b. ablasi lesi c. radioterapi d. kemoterapi e. Sitostatika JAWABAN a. krioterapi PEMBAHASAN

Pada low grade squamous interepithelial lesion dan high grade suqmous interepithelial lesions, terapi yang dapat dilakukan adalah krioterapi danterapi eksisi

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 497 18. Stroke

87. Tn D, 60 tahun, datang dengan keluhan kelamahan separuh badan kanan sejak 6 jam SMRS.

Kelamahan separuh badan dirasakan mendadak, disertai dengan nyeri kepala. Namun setelah dibawa ke UGD keluhan tersebut menghilang. Tanda vital 150/80 mmHg, HR 85x/,menit, RR, 20 x/menit. GCS 456, pemeriksaan kekuatan otot 55/55, pemeriksaan sensorik +/+. Diagnosis untuk Tn. D adalah

(24)

b. Stroke hemoragik

c. Transcient ischemic attack d. Pendarahan intraserebral e. Pendarahan intraventrikular JAWABAN

c. Transcient ischemic attack

PEMBAHASAN

Transient ischemic attack adalah serangan mirip stroke, yang menghilang sendiri < 24 jam. Ditandai dengan defisit neurologis yang mendadak, kemudian menghilang dengan mendadak juga.

SUMBER Kapita Selekta Kedokteran UI Halaman 978

88. Tn. J, 55 tahun datang ke unit gawat darurat dengan kelemahan separuh badan kiri sejak 8 jam SMRS. Keluhan terjadi mendadak diikuti dengan wajah merot dan bicara pelo. Pasien tidak pingsan, tidak mengeluh pusing, dan tidak muntah, namun sempat tersedak saat minum air. Tanda vital 160/80 mmHg, HR 85x/,menit, RR, 20 x/menit Suhu 37,5 derajat C. GCS 456 pemeriksaan motorik 44/11, pemeriksaan sensorik +/menurun, fascial palsy S. Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Pada CT Scan kepala didapatkan gambaran hipodensi pada daerah frontotemporalis kanan. Diagnosis yang tepat untuk Tn J adalah a. Stroke iskemik

b. Stroke hemoragik

c. Transcient ischemic attack d. Pendarahan intraserebral e. Pendarahan intraventrikular

JAWABAN a. Stroke iskemik

(25)

Tn. J menunjukkan gejala stroke dengan hemiparesis kiri disertai dengan fascial palsy kiri. Didapatkan hipertensi yang juga menduung diagnosis stroke infark. Pada pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran hipodens yang sesuai dengan stroke iskemik

SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 978

89. Tn. J, 55 tahun datang ke unit gawat darurat dengan kelemahan separuh badan kiri sejak 4 jam SMRS. Keluhan terjadi mendadak diikuti dengan wajah merot dan bicara pelo. Pasien tidak pingsan, tidak mengeluh pusing, dan tidak muntah, namun sempat tersedak saat minum air. Tanda vital 160/80 mmHg, HR 85x/,menit, RR, 20 x/menit Suhu 37,5 derajat C. GCS 456 pemeriksaan motorik 44/11, pemeriksaan sensorik +/menurun, fascial palsy S. Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Pada CT Scan kepala didapatkan gambaran hipodensi pada daerah frontotemporalis kanan.Trombolisis dapat dilakukan dengan menggunakan a. rTPA b. Clopidogrel c. Aspirin d. Nicardipin e. Citicholin JAWABAN a. rTPA PEMBAHASAN

Reombinant Tissue Plasminogen activator digunakan untuk melakukan trombolisis pada pasien stroke iskemik dengan dosis 0,9 mg/kgBB dengan dosis maksimal 90 mg jika presentasi stroke terjadi sekitar jam 3-4,5 jam.

SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 978

90. Tn. J, 55 tahun datang ke unit gawat darurat dengan kelemahan separuh badan kiri sejak 4 jam SMRS. Keluhan terjadi mendadak diikuti dengan wajah merot dan bicara pelo. Pasien tidak pingsan, tidak mengeluh pusing, dan tidak muntah, namun sempat tersedak saat minum air. Tanda vital 160/80 mmHg, HR 85x/,menit, RR, 20 x/menit Suhu 37,5 derajat C. GCS 456 pemeriksaan motorik 44/11, pemeriksaan sensorik +/menurun, fascial palsy S. Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Pada CT Scan kepala didapatkan gambaran hipodensi pada daerah frontotemporalis kanan. Pasien akan dilakukan terapi trombolisis menggunakan rTPA. Berikut ini yang bukan kontraindikasi dari rTPA

a. Berusia > 75 tahun

(26)

c. Jejas iskemik > 1/3 area arteri cerebri media d. Pasien riwayat stroke

e. Memilki diabetes melitus JAWABAN

a. Berusia > 75 tahun

PEMBAHASAN Kontraindikasi rTPA a. Berusia > 80 tahun

b. Konsumsi antikoagulan oral

c. Jejas iskemik > 1/3 area arteri cerebri media d. Pasien riwayat stroke

e. Memilki diabetes melitus

SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 978

91. Tn. A, 60 tahun datang dengan keluhan tidak sadar sejak 2 jam SMRS. Pasien awalnya sedang duduk di kursi kemudian mengeluh nyeri kepala yang luar biasa, muntah 2x, kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Saat sampai di Unit Gawat Darurat, tanda vital Tn. A adalah TD 210/80 mmHG, HR 120x/menit RR 24 x/menit T, 37,4 derajat C. GCS 113, lateralisasi ke kanan. Pupil bulat anisokor 3 mm/5 mm. Tatalaksana awal yang dilakukan adalah

a. Rehidrasi ringer laktat intravena 20 ml/kg bb b. Amakan jalan napas dengan airway device c. CT scan kepala

d. Pasang kateter hitung produksi urin e. Antihipertensi intravena nicardipin JAWABAN

(27)

b. Amakan jalan napas dengan airway device PEMBAHASAN

Tatalaksana awal stroke sama sebagaimana dengan tatalaksana kegawatdaruratn lain pada umumnya adlaah dnegan menstabilisasi jalan napas. Karena GCS menurun, airway device dapat digunakan.

Beriksan oksigen jika pasien mengalami desaturasi < 95%. Langkah ini harus selalu menjadi langkah awal saat tatalaksana stroke

SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 977

92. Tn. A, 60 tahun datang dengan keluhan tidak sadar sejak 2 jam SMRS. Pasien awalnya sedang duduk di kursi kemudian mengeluh nyeri kepala yang luar biasa, muntah 2x, kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Saat sampai di Unit Gawat Darurat, tanda vital Tn. A adalah TD 210/80 mmHG, HR 120x/menit RR 24 x/menit T, 37,4 derajat C. GCS 113, lateralisasi ke kanan. Pupil bulat anisokor 3 mm/5 mm. Pada pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan adanya gambaran hiperdense pada area fronto temporal kiri. Diagnosis pada tn. A

a. Stroke iskemik b. Stroke hemoragik

c. Transcient ischemic attack d. Epidural hematoma e. Subarachnoid hemorrhage

JAWABAN

b. Stroke hemoragik

PEMBAHASAN

Diagnosis mengarah pada stroke hemoragik dilihat dari adanya penurunan kesadaran yang berat, disertai dengan hipertensi yang berat. Kemudian diagnosis pasti didapatkan dari pemeriksaan CT Scan kepala yang menunjukkan adanya gambaran hiperdense pada serebri.

(28)

93. Pada stroke dengan gambaran peningkatan tekanan intrakranial, langkah-langkah ini dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan intrakranial, kecuali

a. Head trunk up 30 derajat

b. Pemberian cairan D5 100 ml untuk rehidrasi c. Manitol 0,25-0,5 g/kgBB

d. Furosemid intravena 1 mg/kgbb e. Sedasi neuromuskuler

JAWABAN

b. Pemberian cairan D5 100 ml untuk rehidrasi PEMBAHASAN

Pada stroke dengan peningkatan TIK dapat digunakan beberapa langkah untuk menurunkan TIK, di antaranya

 Head trunk up 30 derajat

 Manitol 0,25-0,5 g/kgBB

 Furosemid intravena 1 mg/kgBB

 Sedasi neuromuskuler

 Hindari cairan glukosa, hipotonik, dan hipertermia SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 978

94. Tn. J, 55 tahun datang ke unit gawat darurat dengan kelemahan separuh badan kiri sejak 4 jam SMRS. Keluhan terjadi mendadak diikuti dengan wajah merot dan bicara pelo. Pasien tidak pingsan, tidak mengeluh pusing, dan tidak muntah, namun sempat tersedak saat minum air. Tanda vital 220/100 mmHg, HR 85x/,menit, RR, 20 x/menit Suhu 37,5 derajat C. GCS 456 pemeriksaan motorik 44/11, pemeriksaan sensorik +/menurun, fascial palsy S. Pupil bulat isokor 3mm/3mm. Pada CT Scan kepala didapatkan gambaran hipodensi pada daerah frontotemporalis kanan. Pada kasus seperti ini, penurunan tekanan darah dilakukan sebesar

a. 15% b. 5% c. 50% d. 25%

(29)

e. 30% JAWABAN a. 15%

PEMBAHASAN

Pada stroke iskemik penurunan tekanan darah dilakukan sebesar 15% dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan tekanan darah diastolic > 120 mm hg. SUMBER Kapita Selekta Kedoktera UI Halaman 978

19. Penyakit Jantung Koroner

95. Tn A. 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih bedan berat. Dada juga terasa seperti diremas-remas dan tidak nyaman. Nyeri ini hilang timbul dan berlangsung sekitar 10 menit, langsung membaik ketika digunakan istirahat. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan ada kelainan. Tanda vital TD 130/80 mmHG, HR 85 x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,2 derajat C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST depresi pada lead V1-V4. Diagnosis untuk Tn A adalah

a. Angina pectoris stabil b. RBBB

c. STEMI d. NSTEMI

e. Angina pectoris tidak stabil JAWABAN

a. Angina pectoris stabil

PEMBAHASAN

Diagnosis didasarkan pada nyeri dada spesifik yang berlangsung hanya sekitar 2-10 menit yang membaik dengan istirahat. 50% pasien APS menunjukan gambaran EKG normal saat istirhaat, perlu dilakukan EKG treadmill.

(30)

96. Tn D. 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih bedan berat. Dada juga terasa seperti diremas-remas dan tidak nyaman. Nyeri ini tidak berkurang dengan istirahat. Nyeri dada berlangsung sudah 6 jam. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan ada kelainan. Tanda vital TD 150/80 mmHG, HR 85 x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 derajat C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST depresi pada lead V1-V4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan troponin - Diagnosis untuk Tn A adalah a. Angina pectoris stabil

b. Righ bundle branch block c. STEMI

d. NSTEMI

e. Angina pectoris tidak stabil

JAWABAN

e. Angina pectoris tidak stabil

PEMBAHASAN

Pada gnina pectoris tidak stabil didapatkan nyeri dada khas yang tidak membaik dengan istirahat. Nyeri dada terjadi terus-menerus. Pada angina pectoris tidak stabil tidak didapatkan peningkatan enzim jantung.

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 749

97. Tn F. 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti tertindih bedan berat. Dada juga terasa seperti diremas-remas dan tidak nyaman. Nyeri ini tidak berkurang dengan istirahat. Nyeri dada berlangsung sudah 3 jam. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan ada kelainan. Tanda vital TD 130/80 mmHG, HR 90 x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 derajat C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST depresi pada lead V1-V4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan troponin + Diagnosis untuk Tn F adalah a. Angina pectoris stabil

b. Righ bundle branch block c. STEMI

(31)

e. Angina pectoris tidak stabil

JAWABAN d. NSTEMI

PEMBAHASAN

Gambaran NSTEMI secara garis besar mirip dengan angina pectoris tidak stabil. Yang berbeda adalah didapatkan hasil biomarker jantung yang meningkat.

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 7752

98. Tn J, 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak sejak 4 jam SMRS. Nyeri dada terasa menjalar ke tangan kiri dan tengkuk, serta disertai oleh rasa tertindih benda berat. Tanda vital TD 150/80 mmHG, HR 90 x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 derajat C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi pada lead V1-V4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan troponin +. Diagnosis untuk Tn. J adalah

a. Angina pectoris stabil b. Righ bundle branch block c. STEMI

d. NSTEMI

e. Angina pectoris tidak stabil

JAWABAN c. STEMI

PEMBAHASAN

Pada STEMI perbedaan yang mendasar adalah didapatkan elevasi segmen ST pada EKG. Nyeri dada khas juga muncul, tekanan darah dapat normotensi atau hipertensi. Gejala lain dapat ditemukan ebrupa sesak, cemas, keringat dingin dan tanda perburukan gagal jantung.

(32)

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 752

99. Tn J, 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak sejak 4 jam SMRS. Nyeri dada terasa menjalar ke tangan kiri dan tengkuk, serta disertai oleh rasa tertindih benda berat. Tanda vital TD 150/80 mmHG, HR 90 x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,4 derajat C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi pada lead V1-V4. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan troponin +. Tatalaksana definitive untuk Tn. J adalah

a. Rujuk untuk PCI b. ISDN 5 mg sublingual c. Stabilisasi jalan napas d. Loading aspirin 325 mg

e. Terapi statin untuk dislipidemia JAWABAN

a. Rujuk untuk PCI

PEMBAHASAN

Tatalaksana definitive untuk STEMI adlaah precutaneus coronary intervention, dapat dialkukan dalam 12 jam pertama sejak awitan nyeri dada. Terapi fibrinolitik atau PCI dipilih berdasarkan risiko pasien, penaykait komorbid dan lesi yang didsarkan pada pemeriksaan angiografi koroner

SUMBER KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN UI HALAMAN 753

100. Indikasi melakukan urgent PCI pada NSTEMI adalah kecuali a. Angina pectoris yang tidak bisa diokontrol dengan medika mentosa b. Henti jantung

c. Gagal jantung berat d. Instabilits hemodinamik e. Aritmia Ventrikular maligna JAWABAN

(33)

b. Henti jantung

PEMBAHASAN

Indikasi melakukan urgent PCI pada NSTEMI adalah kecuali

 Angina pectoris yang tidak bisa diokontrol dengan medika mentosa

 Gagal jantung berat

 Instabilits hemodinamik

 Aritmia Ventrikular maligna

Referensi

Dokumen terkait