• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI SUHU CAMPURAN BETON DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT NN TERHADAP CAPAIAN MUTU BETON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI SUHU CAMPURAN BETON DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT NN TERHADAP CAPAIAN MUTU BETON"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI SUHU CAMPURAN BETON DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT NN TERHADAP

CAPAIAN MUTU BETON

Sofyan(1), Fasdarsyah(1), David Sarana(1), M. Heri Setiawan(1)

1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh, Jl. Batam, Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe

e-mail : [email protected]

Abstrak

Temperatur air dan agregat dalam pencampurannya sangat berpengaruh terhadap mutu beton. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur air dan agregat terhadap kuat tekan beton dan dengan penambahan sikament NN.

Temperatur agregat yang digunakan adalah suhu normal (27℃), (20℃), (17℃), dan (14℃) sementara persentase bahan tambah (sikament NN) adalah 0,4%, 1,2%, dan 2,2% dari berat semen. Benda uji pada penelitian ini silinder dengan ukuran 15cm × 30 cm berjumlah 39 sampel masing-masing 3 sampel untuk setiap temperatur suhu dan variasi sikament NN. Setelah pengujian didapat kuat tekan beton normal yang menggunakan pasir gunung rata- rata sebesar 25,3 Mpa, sedangkan kuat tekan beton dengan variasi suhu tanpa sikament NN memliki kuat tekan beton yang semakin kecil seiring dengan semakin kecilnya suhu yang digunakan. Sementara itu penggunaan variasi sikament NN sebesar 0,4%, 1,2%, dan 2,2% pada suhu agregat 14 °C dan 17 °C masih belum mampu menghasilkan kuat tekan beton yang melebihi nilai kuat tekan beton dengan menggunakan agregat suhu normal sedangkan penggunaan variasi sikament NN sebesar 1,2% dan 2,2% pada suhu agregat 20 °C menghasilkan nilai kuat tekan beton yang melebihi nilai kuat tekan beton dengan menggunakan agregat suhu normal.

Key Words : Temperatur, Kuat Tekan Beton, Sikament NN, Pasir Gunung

(2)

1. INTRODUCTION

Beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang terdiri dari campuran agregat sebagai filler (bahan pengisi) dan pasta semen sebagai binder (bahan pengikat). Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, diantaranya yaitu harga yang relatif murah, mudah dibentuk, mempunyai kekuatan yang baik, bahan baku mudah didapat, tahan lama, tahan terhadap api, dan tidak mengalami pembusukkan (Widyawati, 2011).

Kekuatan pada beton sangat tergantung pada komposisi dan kekuatan dari masing-masing material pembentuk beton seperti agregat kasar, agregat halus, semen, air, dan bahan tambah kimia. Di daerah dataran tinggi dengan kondisi iklim yang berbeda dengan daerah pesisir, tentu kualitas material pembentuk beton di daerah tersebut juga akan berbeda. Salah satu bahan tambah kimia yang sering dipergunakan yaitu zat kimia sikamen-NN. Sikament-NN adalah suatu campuran terpadu yang dirancang untuk mengurangi tingkat transmisi moisture melalui beton. Sikament-NN tidak berisi klorida, reduktor air, entraining udara atau bahan kimia yang dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan ketika digunakan bersama dengan campuran secara normal yang digunakan pada beton.

Dalam penelitian ini menggunakan campuran beton menggunakan air dengan suhu 14℃, 17℃, 20℃ dan suhu normal atau setara 26℃

dikarenakan air dingin mempengaruhi proses panas hidrasi semen didalam beton yang dapat mempengaruhi nilai kuat tekan beton.

Masalah yang diteliti merupakan pengaruh yang dihasilkan zat kimia accelerator Sikament NN terhadap kuat tekan beton yang menggunakan variasi suhu air dengan agregat pasir gunung yang digunakan untuk pengerjaan beton di dataran tinggi gayo dan daerah yang mempunyai suhu dingin di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur air dan agregat terhadap kuat tekan beton dan dengan penambahan sikament NN.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Benda Uji

Penelitian ini menggunakan material Semen Portland tipe I merek Semen Andalas. Agregat halus yang digunakan adalah pasir gunung

(3)

137

dari Desa Jamur Ujung, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah. Agregat kasar (kerikil gunung) diambil dari Desa Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Air diambil dari sungai yang ada di Desa Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah dan didinginkan dengan es batu untuk mencapai suhu air yang dibutuhkan, bahan kimia yang digunakan adalah Sikament NN yang merupakan produk dari PT. Sika. Pada penelitian ini dibuat 39 buah benda uji berbentuk silinder dengan menggunakan cetakan silinder diameter 15 cm dengan ketinggian 30 cm. Tabel di bawah disajikan untuk menjelaskan variasi benda uji yang dibuat pada penelitian ini.

Tabel 1. Variasi Benda Uji

Kode Sampel Variasi suhu Variasi Sikament NN Jumlah Benda Uji

BPGT 26℃ (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙) 0% 3

BPGTS

14℃ 0% 3

17℃ 0% 3

20℃ 0% 3

BPGDS1

14℃ 0,4% 3

17℃ 0,4% 3

20℃ 0,4% 3

BPGDS2

14℃ 1,2% 3

17℃ 1,2% 3

20℃ 1,2% 3

BPGDS3

14℃ 2,2% 3

17℃ 2,2% 3

20℃ 2,2% 3

Pembuatan benda uji beton dengan variasi suhu agregat diawali dengan melakukan penimbangan bahan-bahan, seperti semen, pasir, kerikil sesuai dengan kebutuhan rencana campuran adukan beton. Untuk agregat kasar, agregat halus dan air dilakukan pendinginan dengan menggunakan tempat berupa steroform yang berbentuk persegi kemudian masukan es batu yang sudah

(4)

dipecahkan kedalam steroform. Letakan wadah yang terbuat dari kaleng kedalam steroform yang telah di isi pecahan es untuk mempercepat pendinginan material.

Masukan material ( agregat kasar dan agregat halus) kedalam wadah kaleng tersebut. Pengecekan suhu dilakukan sampai variasi suhu mencapai 14℃, 17℃, dan 20℃. pengecekan suhu dilakukan sebanyak 3 kali untuk memastikan suhu benar-benar sudah stabil. Memasukkan semen, pasir, kerikil, air sedikit demi sedikit ke dalam molen, dilanjutkan dengan menghidupkan molen Mempersiapkan cetakan-cetakan silinder yang akan dipakai untuk mencetak benda uji dengan terlebih dahulu diolesi dengan oli.

Gambar 1. Alat Pengatur suhu Material

Gambar 2. Pengecekan suhu air 2.2 Pelaksanaan Pengujian

Penelitian ini dimulai dengan pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat yang digunakan untuk pembuatan benda uji yaitu meliputi berat jenis, absorbsi, berat volume, analisa saringan, dan kadar air yang dikandung, selanjutnya dilakukan perencanaan campuran beton (mix

(5)

139

design), yaitu mencampur agregat, air, semen dan sikament NN dengan mixer concret (molen). Apabila campuran tersebut tercampur dengan sempurna, kemudian dituangkan kedalam cetakan yang berbentuk slinder. Lalu dilakukan proses pemadatan untuk masing- masing benda uji dengan menusuk-nusuk batang besi ke dalam adukan yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan slinder dan dipukul-pukul dengan menggunakan palu karet, Setelah slinder mengeras maka dilakukan perawatan selama 28 hari dan dilanjutkan dengan uji kuat tekan slinder.

2.3 Pengujian sifat fisis material

Kehalusan semen sangat menentukan proses pengikatan agregat dalam campuran beton. Semakin halus semen, pengikatannya menjadi lebih sempurna dan juga mempercepat proses pengerasan beton.

Kehalusan butir semen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Pengujian Berat Jenis (specific gravity)

Menurut Mulyono (2004), berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh semen. Pengujian yang dilakukan terhadap (W1) berat sampel semen (Gram) dan (∆h) beda tinggi minyak tanah (cm). Berat jenis semen dihitung dengan persamaan 1:

Bj = W1∆h ……….. (1)

Penyerapan agregat (absorption)

Pengujian ini dilakukan terhadap penyerapan air (Wa) (%), Berat benda uji kering oven (W1) (gr), Berat benda uji kering permukaan jenuh (W2) (gr). Penyerapan agregat dihitung dengan persamaan 2 :

Wa = W2− W1

W1 X 100% ……… (2) b. Analisa Saringan

Berdasarkan SNI 03-1968-1990, pengujian analisa saringan dihitung dengan persamaan 3 :

Persentase tertahan = Berat tertahan

Jumlah berat tertahanx 100% ……… (3)

(6)

c. Kandungan Air Agregat

Pengujian ini dilakukan terhadap Berat cawan (W1) (gr), Berat benda uji awal + cawan (W2 ) (gr), Berat benda uji kering oven + cawan (W3) (gr). Berdasarkan SNI 03-1968-1990, pengujian kandungan air agregat dapat dihitung dengan persamaan 4 :

K.A = (W3 - W1)(W2- W3) x 100 % ……… (4) d. Kuat Tekan Beton

Untuk mendapatkan besarnya nilai kuat beton digunakan benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada umur beton 28 hari,. Besarnya kuat tekan beton (f’c) (MPa) dengan membagi beban maksimum (Pmaks) (N) terhadap luas penampang melintang benda uji (A) (mm2) dapat dihitung dengan persamaan 4 :

f’c = 𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠

𝐴 ……… (5)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diuraikan berupa hasil yang didapat melalui pengujian.

Adapun hasil dari penelitian tersebut meliputi pemeriksaan kelayakan semen, pemeriksaan kelayakan agregat, perhitungan komposisi beton, perhitungan komposisi bahan tambah sikamen NN, dan pengujian kuat tekan beton.

3.1 Hasil Pengujian sifat fisis bahan pembentuk beton a. Berat jenis semen

Dari hasil pengujian yang didapat berat jenis semen rata-rata sebesar 3,2 mg/m3. b. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus (pasir gunung)

Perhitungan berat jenis dan penyerapan air agregat halus diperlihatkan pada pada tabel 2:

Tabel 2. Berat jenis dan penyerapan air agregat halus (Pasir Gunung)

jenis pengujian

Hasil pasir

normal

pasir suhu 20°C

pasir

suhu 17°C pasir suhu 14°C

(7)

141

Berat Jenis (SSD) 2,532 2,424 2,294 2,280

Berat Jenis (OD) 2,478 2,378 2,244 2,255

Berat Jenis Semu (APP) 2,618 2,492 2,347 2,329

Penyerapan Air 2,180 1,938 1,730 1,627

Kandungan Organik No. 2 No. 2 No. 2 No. 2

c. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar (kerikil gunung)

Perhitungan berat jenis dan penyerapan air agregat kasar diperlihatkan seperti pada tabel 3 :

Tabel 3. Berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ( kerikil gunung)

Jenis pengujian

Hasil

kerikil normal

kerikil suhu 20°C

kerikil suhu 17°C

kerikil suhu 14°C

Berat Jenis (SSD) 2,431 2,404 2,381 2,363

Berat Jenis (OD) 2,353 2,316 2,287 2,267

Berat Jenis Semu (APP) 2,549 2,538 2,522 2,506

Penyerapan Air 3,278 3,785 4,087 4,211

3.2 Proporsi Campuran Beton

Berdasarkan SNI 7656-2012 perhitungan campuran beton dengan kuat tekan rencana (f’c) 25 Mpa. Perhitungan proporsi campuran beton diperlihatkan pada tabel 4:

(8)

Tabel 4. Proporsi campuran beton

Kode

Sampel Suhu Perse ntase Sika men

NN

Berat Sika ment

NN (gr)

Berat Semen

(gr) Air

(gr) Kerikil (gr) Pasir

(gr)

Air Koreks

i (gr)

BPGTS

normal 0 0,0 2048,88 1250 6236 4099 125

14°C 0 0,0 2048,88 1250 6236 4099 125

17°C 0 0,0 2048,88 1250 6236 4099 125

20°C 0 0,0 2048,88 1250 6236 4099 125

BPGDSI

14°C 0,4 8,2 2040,68 1250 6236 4099 125

17°C 0,4 8,2 2040,68 1250 6236 4099 125

20°C 0,4 8,2 2040,68 1250 6236 4099 125

BPGDS2

14°C 1,2 24,6 2024,29 1250 6236 4099 125 17°C 1,2 24,6 2024,29 1250 6236 4099 125 20°C 1,2 24,6 2024,29 1250 6236 4099 125

BPGDS3

14°C 2,2 45,1 2003,80 1250 6236 4099 125 17°C 2,2 45,1 2003,80 1250 6236 4099 125

20°C 2,2 45,1 2003,80 1250 6236 4099 125

3.3. Pengujian Kuat Tekan

Perhitungan kuat tekan beton diperlihatkan pada tabel 5;

Tabel 5. Hasil Kuat Tekan

Kode sampel Variasi Kuat Tekan Rata-rata (

MPa)

Suhu Sikament

(9)

143

BPGT Normal - 25,257

BPGTS

20°C - 18,184

17°C - 15,807

14°C - 10,808

BPGDS1

20°C 0,40% 19,504

17°C 0,40% 18,844

14°C 0,40% 15,882

BPGDS2

20°C 1,20% 25,748

17°C 1,20% 23,107

14°C 1,20% 20,334

BPGDS3

20°C 2,20% 26,276

17°C 2,20% 23,597

14°C 2,20% 18,146

Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa pengunaan sikament NN dalam campuran adukan beton yang menggunakan variasi suhu dapat berpengaruh terhadap kuat tekan yaitu menaikan kuat tekan. Hal ini dikarenakan sikament NN dapat mempercepat pengerasan beton dan menambah kuat tekan beton.

Kuat tekan beton normal yang menggunakan pasir gunung BPGT diperoleh kuat tekan rata- rata sebesar 25,3 Mpa, untuk beton BPGTS suhu 14°C, 17°C, dan 20°C memiliki kuat tekan beton secara berurutan sebesar 10,8 MPa, 15,8 MPa, dan 18,2 MPa, untuk beton BPGDS1 suhu 14°C, 17°C, dan 20°C memiliki kuat tekan beton secara berurutan sebesar 15,9 Mpa,18,8 Mpa, dan 19,5 Mpa, untuk beton BPGDS2 suhu 14°C, 17°C, dan 20°C memiliki kuat tekan beton secara berurutan sebesar 20,3 Mpa, 23,1 Mpa, dan 25,3 MPa, untuk beton BPGDS3 suhu 14°C, 17°C, 20°C memiliki kuat tekan beton secara berurutan sebesar 18,1 MPa, 23,6 MPa, dan 26,3 MPa.

(10)

Gambar 3. grafik gabungan kuat tekan beton

Berdasarkan gambar 3 dapat diperhatikan bahwa persentase BPGDS2 dan BPGDS3 suhu 20°C memperoleh kuat tekan sebesar 25,1 MPa dan 26,3 MPa, sehingga dapat dinyatakan bahwa dengan persentase sikament NN sebesar 1,2% dan 2,2% dapat menaikan kuat tekan beton pada suhu 20°C melebihi kuat tekan pada beton rencana yaitu sebesar 25 MPa.

3.4. Hubungan variasi suhu dengan variasi sikamnet NN

Hubungan variasi suhu dengan sikament NN dapat diperlihatkan pada gambar 4 berikut ini;

0 5 10 15 20 25 30

BPGTS BPGDS1 BPGDS2 BPGDS3

KUAT TEKAN (MPa)

kode sampel

BPGT 20°C 17°C 14°C

(11)

145

Gambar 4. grafik hubungan linear variasi suhu dengan variasi sikament NN

Semakin rendah suhu agregat semakin rendah pula kuat tekan beton yang di hasilkan. Dengan penambahan sikament NN kuat tekan beton mulai berangsur mendekati kuat tekan beton rencana yaitu sebesar 25 MPa. Pada penelitian ini hanya pada suhu agregat 20°C yang dapat melebihi kuat tekan rencana dengan bahan sikament NN sebesar 1,2% dan 2,2%. Dari gambar 4. juga dapat dilihat persamaan yang dapat memprediksi seberapa besar bahan tambah yang bisa digunakan agar semua suhu agregat dapat melebihi kuat tekan beton rencana.

a. Suhu 17°C

Persamaan yang dihasilkan adalah y = 3,4956x + 17,018 sehingga sikament yang harus digunakan pada suhu ini adalah sebesar 2,283% atau dibulakan menjadi 2,3% dari berat semen.

b. Suhu 14°C

Persamaan yang dihasilkan adalah y = 3,0964x + 13,351 sehingga sikament yang harus digunakan pada suhu ini adalah sebesar 3,762 atau dibulakan menjadi 3,8% dari berat semen.

Pengunaan sikament NN pada campuran adukan beton yang mengunakan suhu dapat digunakan dengan persentase sikament NN 1,2% dan 2,2% pada suhu material 20°C. Sementara itu untuk suhu material 17°C dan 14 °C harus menggunakan peresentase sikament NN yang telah diprediksi yaitu sebesar 2,3% dan 3,8% dari berat

y = 3,0964x + 13,351 y = 3,4956x + 17,018 y = 3,9859x + 18,641

5 10 15 20 25 30

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4

Kuat Tekan (MPa)

Variasi Sikament NN

BPGT 14°C 17°C 20°C

(12)

semen. Syarat untuk penggunaan sikament NN menurut PT SIKA Indonesia sebagai produsen sikament NN ini adalah 0,3%-2,30% dari berat semen. Sehingga untuk suhu material 14°C sikemant NN tidak dapat digunakan sebgai bahan tambah dikarenakan dosis yang berlebihan akan menyebabkan menurunnya kuat tekan (mulyono, 2004).

4. KESIMPULAN

Pada penelititian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Semakin kecil suhu agregat yang digunakan, menghasilkan kuat tekan beton yang semakin rendah dibandingkan dengan kuat tekan beton yang menggunakan agregat suhu normal.

2. Penggunaan variasi sikament NN sebesar 0,4%, 1,2%, dan 2,2% pada suhu agregat 14 °C dan 17 °C masih belum mampu menghasilkan kuat tekan beton yang melebihi nilai kuat tekan beton dengan menggunakan agregat suhu normal sementara penggunaan variasi sikament NN sebesar 1,2% dan 2,2% pada suhu agregat 20 °C menghasilkan nilai kuat tekan beton yang melebihi kuat tekan beton dengan menggunakan agregat suhu normal.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Malikussaleh yang telah memberikan pendanaan bagi penelitian ini melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat.

Daftar Pustaka

Aiyub,2009. Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Kuat tekan Beton, Jurnal, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Lhoksemawe

Alkhaly, R., Yulius, 2014, Beton Normal Dan Bahan Pembentuknya, Laboratorium Struktur dan Bahan Kontruksi, Bukit Indah

Anonim, 1990, SNI 03-1968-1990. Metode pengujian analisis saringan Agregat halus dan kasar.

Anonim, 2004, SNI 15-2049-2004. Semen portland. Badan Standar Nasional, Bandung

(13)

147

Anonim, 2012, SNI 7656-2012, Tata Cara Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat Dan Beton Massa, Badan Standar Nasional: Bandung

ASTM, C.33-03, 2003 Standard specification For Concrete Agregates, American Society For Testing Materials, West Conshohocken

Darmono, 2009, Aplikasi Teknologi Produksi Bahan Bangunan Berbahan Pasir Sebagai Salah Satu Wujud Model Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Masyarakat Pedesaan, http://www.blog.uny.ac.id

Mulyono, T, 2004, Teknologi Beton, edisi ke-1, Andi, Yogyakarta

Mulyono, T, 2005, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta

Novan, A. dan Ermiyati, 2010, pengaruh kuat tekan beton dengan penambahan sikament NN, Jurnal, Universitas Riau, Pekan Baru

Nugraha, P., Antoni, 2007, Tekhnologi Beton, Andi, Yogyakarta

Nurmaidah,2013 Pengaruh Temperatur Air Terhadap Kuat Tekan Beton, Jurnal, Universitas Medan Area, Medan

Tjokrodimulyo, Kardiyono, 1992, Teknologi Beton, (http: ilmusipil.co.id // pusat kumpulan jurnal., diunduh tanggal 15-08-2014) Widyawati, R, 2011. Studi Kuat Tekan Beton Ringan Dengan Metoda

Rancang-Campur Dreux-Corrise, 15(1).

Gambar

Tabel 1. Variasi Benda Uji
Gambar 1.  Alat Pengatur suhu Material
Tabel 4. Proporsi campuran beton  Kode  Sampel  Suhu  Perse ntase Sika men  NN  Berat Sikament NN (gr)  Berat  Semen (gr)  Air (gr)  Kerikil (gr)  Pasir (gr)  Air  Koreksi (gr)  BPGTS  normal  0  0,0  2048,88  1250  6236  4099  125 14°C 0 0,0 2048,88 1250
Gambar 3. grafik gabungan kuat tekan beton
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari limbah kulit kerang sebagai pengganti dari agregat kasar terhadap kuat tekan beton dan

Dari hasil uji eksperimental kuat tekan beton yang didapat setelah beton mengalami peningkatan suhu sampai 1030°C baik yang menggunakan lapisan Lemkra Fire

Penelitian ini hanya terbatas pada pemeriksaan bahan agregat, semen, campuran beton ( mix design ) dan pengujian kuat tekan beton pada mutu beton K-225, dengan bahan campuran yang

Namun demikian perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai variasi suhu pembakaran AAT (400, 500, 600, 700, 800)0C untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan absorsi beton

Pada skripsi ini akan dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui pengaruh kadar serat baja terhadap kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik, dan kuat geser beton mutu tinggi... 2 1.2

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mixed design untuk beton mutu tinggi yang direncanakan memiliki kuat tekan sebesar 60, 70, dan 80 MPa dengan menggunakan agregat

Pada beton pumice hasil pengujian kuat tekan didapat bahwa pada beton variasi pumice rata-rata nilai kuat tekan yang didapat berada dibawah kuat tekan rencana, hal ini dikarenakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kuat tekan karakteristik 6 variasi pemakaian jumlah proporsi agregat halus pasir terhadap campuran beton dari 2 jenis pasir yaitu