• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA DI KELAS VIII SMP NEGERI 25 MAKASSAR

St. Nur Ichsani, Ramly, dan Sultan

Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar Perumahan PWI No. 53 Parangtambung, Makassar

Pos-el: [email protected]

ABSTRAK

St. Nur Ichsani, 2015. “Implementasi Pembelajaran Menulis Teks Drama di Kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar”. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.

(Dibimbing oleh Ramly dan Sultan).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis teks drama di kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan data berupa tahapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh salah satu guru kelas VIII di SMP Negeri 25 Makassar. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi (video), dan wawancara. Instrumen yang digunakan berupa human instrumen sebagai instrumen utama dan panduan analisis perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta panduan wawancara sebagai instrumen pendukung. Hasil pembahasan menunjukkan 1) Analisis terhadap perencanaan pembelajaran menulis teks drama berupa RPP yang dibuat oleh guru menghasilkan, seluruh kompenen telah terpenuhi selain mencantumkan kunci jawaban soal pada RPP; 2) Analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menulis teks drama yang dilakukan oleh guru menghasilkan, pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan pada RPP karena adanya perubahan alokasi waktu pembelajaran yang disesuaikan dengan kesibukan guru; 3) Analisis terhadap penilaian pembelajaran menulis teks drama yang dilaksanakan oleh guru menghasilkan, pada penilaian afektif guru menggunakan jenis penilaian observasi dan jurnal, pada penilaian afektif guru merencanakan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan tetapi hanya melaksanakan tes lisan dan penugasan, untuk penilaian psikomotorik guru menggunakan penilaian produk, proyek, dan praktik tetapi tidak mencantumkan penilaian praktik pada RPP.

Kata kunci: pelaksanaan, penilaian, perencanaan.

brought to you by

CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Repository Universitas Negeri Makassar

(2)

ABSTRACT

St. Nur Ichsani, 2015. "Implementation of Drama Text Writing Learning in Class VIII of SMP Negeri 25 Makassar". Essay. Faculty of Language and Literature, Makassar State University. (Supervised by Ramly and Sultan).

This study aims to describe how the planning, implementation, and assessment of learning undertaken by the teacher in learning to write drama texts in class VIII SMP Negeri 25 Makassar. This type of research is descriptive qualitative with data in the form of stages of learning carried out by one of the eighth grade teachers at SMP Negeri 25 Makassar.

Collection techniques used in this study are observation, documentation (video), and interview. The instrument used in the form of human instruments as the main instrument and guidelines for the analysis of planning, implementation, and assessment of learning and interview guides as supporting instruments. The results of the discussion showed 1) Analysis of the planning of learning to write drama texts in the form of lesson plans made by the teacher resulted, all components have been fulfilled, except unincluding the answer key of the questions on the lesson plan; 2) Analysis of the process of implementing learning to write drama texts conducted by the teacher resulted, the implementation of learning did not go based on what was planned in the RPP because of a change in the allocation of learning time that was adjusted to the teacher's preoccupation; 3) Analysis of the learning assessment of writing drama texts carried out by the teacher results, in the affective assessment of the teacher using the type of observation and journal assessment, the affective assessment of the teacher plans written tests, oral tests, and assignments but only conducts oral tests and assignments, for psychomotor assessments The teacher uses product, project and practice assessments but does not include the practice assessment in the lesson plan.

Keywords: planning, implementation, assessment

(3)

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman dan teknologi serta efek globalisasi yang telah banyak memengaruhi perubahan karakteristik peserta didik Indonesia, turut menjadi andil dalam dibentuknya Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, dan inovatif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permen Nomor 68, 69, dan 70 Tahun 2013). Dalam Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 disebutkan bahwa implementasi UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Permen Nomor 13 Tahun 2015 tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Selanjutnya dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dijelaskan mengenai Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013). Standar Proses

mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Jika pada kurikulum sebelumnya mata pelajaran bahasa Indonesia menekankan pada kemampuan berbahasa dan sastra, pada Kurikulum 2013 bahasa Indonesia berfokus pada pengembangan keterampilan dan kemampuan dalam menalar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan pendekatan berbasis teks/genre (lisan dan tulisan). Teks dianggap sebagai sarana dalam membentuk pikiran peserta didik, bahasa Indonesia tidak lagi sekadar digunakan untuk menyampaikan materi ajar akan tetapi juga mengajak peserta didik untuk memahami makna lebih jauh dan melatih dalam memilih kata yang tepat dalam berpendapat. Pendekatan berbasis teks ini merupakan pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Salah satu teks yang diajarkan di Sekolah

Menengah Pertama yaitu teks drama. Teks

drama adalah suatu teks yang

menggambarkan kehidupan dan watak

manusia melalui tingkah laku (akting)

yang dipentaskan. Drama juga diartikan

sebagai karya seni yang dipentaskan

(Kosasih, 2017:202). Teks drama mulai

diajarkan pada tingkat Sekolah Menengah

Pertama tepatnya pada kelas VIII yang

terdapat pada K.D 3.15 Mengindentifikasi

unsur-unsur drama (tradisional dan

(4)

modern) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah, K.D 3.16 Menelaah karakteristik unsur dan kaidah kebahasaan dalam teks drama yang berbentuk naskah atau pentas, K.D 4.15 Menginterprestasi drama (tradisional dan modern) yang dibaca dan dinonton/didengar, serta K.D 4.16 Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan kondisi objek secara alamiah. Morissan dkk (2012: 22) berpendapat bahwa penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk melihat perilaku dalam situasi yang sebenarnya tanpa adanya rekayasa atau natural setting. Penelitian ini tidak diarahkan pada kesimpulan salah-benar, tidak menguji suatu hipotesis diterima-ditolak, tetapi lebih ditekankan pada pengumpulan data untuk mendeskripsikan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

Waktu penelitian dimulai sejak tanggal 28 Maret 2019 hingga 15 Mei 2019, bertempat di SMP Negeri 25 Makassar yang terletak di Jl. Sanrangan KM.15, Sudiang Raya, Biring Kanaya, Makassar.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Fokus dalam penelitian ini digunakan sebagai batasan untuk menghindari terjadinya penafsiran yang salah. Fokus penelitian diarahkan pada data perencanaan, data pelaksanaan, dan data penilaian guru bahasa Indonesia pada pembelajaran menulis teks drama di kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan yakni human instrument dan instrumen pendukung berupa instrumen panduan analisis perencanaan pembelajaran, instrumen panduan analisis

pelaksanaan pembelajaran, instrumen panduan analisis penilaian pembelajaran, dan instrumen panduan wawancara.

Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis data oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014) yang telah dimodifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016, perencanaan

pembelajaran dirancang dalam bentuk

silabus dan RPP. RPP merupakan

pengembangan dari silabus beurpa

rencana kegiatan pembelajaran tatap muka

untuk satu pertemuan atau lebih. Setiap

pendidik pada satuan pendidikan

berkewajiban menyusun RPP secara

lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, efisien,

memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Enoh

dan Utami (2015) mengemukakan bahwa

pengembangan RPP dapat dilakukan oleh

guru secara individual maupun

berkelompok di bawah koordinasi dan

supervisi oleh pengawas atau dinas

pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti

menemukan bahwa RPP guru dibuat

secara berkelompok. Jika dilihat dari

kelengkapan komponen, RPP yang dibuat

oleh guru telah hampir memenuhi seluruh

komponen yang ada. Akan tetapi, peneliti

menemukan beberapa celah kekurangan

diantaranya, belum terpenuhinya

komponen mencantumkan kunci jawaban

soal pada RPP, serta penggunaan diksi

yang tidak konsisten. Pada beberapa

halaman guru menuliskan materi ajar

dengan “menulis teks drama” kemudian di

halaman lain hanya menuliskan “teks

(5)

drama”. Untuk lebih lengkapnya, berikut merupakan uraian mengenai komponen- komponen RPP yang dibuat oleh guru kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar.

Pada aspek identitas mata pelajaran, guru telah mencantumkan satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, atau tema pelajaran, dan jumlah pertemuan. Hal ini telah sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang komponen penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Aspek berikutnya, dalam perumusan indikator pada RPP, guru melakukan pemilihan kata kerja operasional dengan benar berdasarkan taksonomi Bloom.

Kesesuaian dilihat pada kompetensi dasar 3.15 “mengidentifikasi” menggunakan kata kerja operasional ranah kognitif bagian C1-mengingat dan pada kompetensi dasar 4.15 “menginterpretasi”

merupakan kata kerja operasional ranah kognitif bagian C2-memahami. Kemudian pada perumusan indikator beberapa di antaranya menggunakan kata kerja operasional seperti “mengidentifikasi”

termasuk ranah kognitif bagian C1- pengetahuan, “mengklasifikasikan”

termasuk ranah afektif bagian A4- mengelola, dan “menyusun” termasuk ranah kognitif C6-kreasi.

Perumusan indikator pada RPP guru sudah sesuai dengan SKL, KI, dan KD tetapi kurang lengkap karena tidak memuat kajian KI 1. Meskipun demikian, guru tidak mencantumkan secara lengkap jenis teks drama (tradisional dan modern) yang akan diajarkan sebagaimana yang dicantumkan pada kompetensi dasar.

Aspek perumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar telah sesuai. Kelima tujuan pembelajaran yang ada telah sesuai dan sudah menggunakan kata kerja operasional. Adapun kata kerja

operasional yang digunakan yakni tujuan pertama menggunakan kata “menelaah”

yang merupakan bagian dari kata kerja operasional ranah kognitif bagian C4- menganalisis, pada bagian kedua yang digunakan adalah kata “menentukan”

yang merupakan kata kerja operasional ranah psikomotorik C3-menerapkan, kemudian pada bagian ketiga

“memahami” merupakan kata kerja operasional ranah C2-memahami, bagian keempat “menuliskan” merupakan kata kerja operasional ranah C1-mengingat, dan bagian kelima “mementaskan”

merupakan kata kerja operasional P5- naturalisasi. Tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyesuaikan empat komponen ABCD yang dijelaskan oleh Tim Pengembang MKDP yakni audience (peserta didik), behaviour (perilaku yang hendak dicapai), condition (kondisi bagaimana perilaku itu dapat dicapai), dan degree (kemampuan yang diinginkan untuk dicapai). Meskipun demikian, guru juga tidak mencantumkan secara lengkap jenis teks drama (tradisional dan modern) yang akan diajarkan sebagaimana yang dicantumkan pada kompetensi dasar.

Materi ajar yang diajarkan oleh guru telah sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran yang ada. Tiap materi ajar yang hendak dicapai dalam tujuan pembelajaran telah dicantumkan oleh guru pada RPP. Hal tersebut mengindikasikan pemilihan materi ajar telah sesuai.

Kesesuaian pemilihan materi dengan karakteristik peserta didik terlihat pada contoh teks drama yang bertema sama dengan teks drama yang terdapat pada buku ajar yang digunakan.

Selanjutnya, aspek-aspek yang

ada pada pemilihan sumber belajar telah

terpenuhi. Selain telah menyiapkan teks

drama yang diambil dari sumber internet,

buku ajar Bahasa Indonesia edisi revisi

tahun 2017 juga telah dimiliki oleh siswa.

(6)

Sumber belajar lain yang juga digunakan berupa internet serta kamus besar bahasa Indonesia. Untuk media pembelajaran, media yang dipilih guru berupa seperangkat alat penayangan pementasan drama dan alat tulis yang digunakan siswa dalam menuliskan pendapat mereka mengenai tayangan pementasan drama yang telah ditonton. Video pementasan drama tersebut sebelumnya telah didownload oleh guru melalui media YouTube. Menurut Priyatni (2015:164- 165) media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran. Media dapat berupa: video/film, rekaman audio, medel, chart, gambar, realita, dan sebagainya.

Pada aspek model pembelajaran, guru mencantumkan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning serta metode partisipatori, penugasan dan tanya jawab. Model pembelajaran seperti ini sangat relevan dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Penggunaan model ini dianggap dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan peserta didik. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan.

Aspek skenario pembelajaran guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar terdiri dari tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Hal ini telah sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama kurang lebih 10-15 menit sesuai dengan alokasi waktu yang terdapat pada RPP. Kegiatan pendahuluan terdiri dari orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian acuan.

Selanjutnya berupa kegiatan inti yag terdiri dari beberapa sintak yakni

stimulation (stimullasi/pemberian rangsangan), berupa kegiatan literasi;

problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah), berupa critical thinking (berpikir kritik); data collection (pengumpulan data), berupa kegiatan literasi dan collaboration (kerjasama);

data processing (pengolahan data), berupa collaboration (kerjasama) dan critical thinking (berpikir kritik); verification (pembuktian), berupa critical thinking (berpikir kritik); serta generalization (menarik kesimpulan), berupa communication (berkomunikasi) dan creativity (kreativitas). Berdasarkan alokasi waktu yang terdapat dalam RPP kegiatan ini berlangsung seama kurang lebih 50-70 menit. Selanjutnya pada kegiatan penutup guru memaparkan rencana tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 5-10 menit.

Aspek terakhir berupa penilaian.

Penilaian merupakan tahapan kegiatan dalam pembelajaran untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut priyatni (2015:178) cakupan penilaian autentik terdiri dari tiga ranah penilaian yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian terhadap sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan penilaian jurnal.

Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Sementara itu, penilaian terhadap keterampilan peserta didik dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio.

Meskipun tidak melakukan tiap

sub dari jenis penilaian yang ada, tetapi

aspek penilaian telah sesuai dengan

bentuk dan teknik penilaian autentik. RPP

yang dibuat oleh guru bahasa Indonesia

kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar telah

memuat penilaian sikap, penilaian

(7)

pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

Adapun untuk penilaian sikap, guru hanya mencantumkan tabel penilaian dan tidak menyertakan teknik penilaian yang digunakan. Pada penilaian pengetahuan, guru menggunakan teknik penulisan penugasan serta mencantumkan rumus atau rubrik yang digunakan dalam memberikan skor penilaian. Untuk aspek penilaian keterampilan, guru mencantumkan teknik penilaian produk dan proyek.

Guru juga telah mencantumkan soal yang digunakan baik dalam penlilaian pengetahuan maupun keterampilan dan telah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Namun, guru tidak mencantumkan kunci jawaban tiap soal.

Kemudian pada bagian penilaian hasil belajar, guru memuat penskoran setiap soal dengan bobot angka dan pada lembar kerja yang telah diperiksa guru juga memberikan skor dengan bobot angka.

Hanya saja ada beberapa aspek yang telah dilampirkan pada RPP tetapi tidak digunakan dengan tepat.

Kemudian pada tahap pelaksanaan pembelajaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran alokasi waktu proses pelaksanaan pembelajaran yang disebabkan oleh banyaknya kesibukan guru terhadap hal lain yang bertabrakan dengan proses pelaksanaan pembelajaran. Pergeseran ini turut menyebabkan terjadinya perubahan di banyak aspek dalam pelaksanaan pembelajaran, mulai dari pelaksanaan pekan efektif, perubahan terhadap pendekatan, metode, model, hingga strategi dalam pelaksanaan pembelajaran, serta beberapa aspek dalam penilaian pembelajaran.

Dari total dua belas pertemuan efektif yang harusnya dilakukan, guru hanya melakukan tiga kali pertemuan efektif, satu kali pertemuan tidak efektif,

dan sisanya siswa melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Pertemuan tidak efektif dilakukan pada pekan keempat pertemuan yang jika sesuai dengan perencanaan telah memasuki pertemuan ketujuh. Pada pertemuan tersebut guru hanya memutarkan video berupa pementasan drama dan meminta siswa untuk menuliskan tafsiran dan amanat dari video tersebut. Setelah memberikan instruksi singkat di kelas, guru kembali ke ruang pengawasan simulasi ujian nasional kelas IX.

Untuk pembelajaran mandiri yang dilakukan siswa, ketua kelas memang secara rutin mendatangi guru di ruang guru sebelum kelas Bahasa Indonesia dimulai. Hal itu dilakukan untuk menanyakan kesiapan guru dalam mengisi kelas yang akan dilaksanakan. Pada saat tersebut, guru memberikan instruksi kepada ketua kelas mengenai tugas berupa catatan materi atau meminta ketua kelas mengarahkan simulasi pementasan kelompok sebagai bentuk kegiatan yang akan dilakukan siswa secara mandiri.

Terdapat fakta lain yang peneliti temukan mengenai tahap pelaksanaan pembelajaran menulis teks drama, yakni guru melakukan sebuah pola tambahan dalam pelaksaan pembelajaran tetapi tidak dicantumkan dalam RPP. Hal tersebut berupa pelaksanaan simulasi pementasan drama di kelas sebagai bentuk latihan.

Berikut merupakan penjabaran hasil penelitian untuk tahap pelaksanaan pembelajaran menulis teks drama kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar.

Pada kegiatan pendahuluan

terdapat enam aspek yang harus terlaksana

namun terdapat empat aspek yang tidak

dilaksanakan oleh guru. Komponen

tersebut yakni mengajukan pertanyaan

menantang, menyampaikan manfaat

materi pembelajaran, mendemonstrasikan

sesuatu yang terkait dengan materi

(8)

pembelajaran, dan menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 “Guru wajib menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai”.

Adapun komponen yang dilaksanakan oleh guru yakni mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman sebelumnya dan menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Guru memang mengajukan pertanyaan kepada siswa, tetapi bukan merupakan pertanyaan menantang seperti pertanyaan yang melatih siswa berpikir logis dan sistematis. Guru hanya mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, terdapat tiga puluh aspek yang harus dilaksanakan namun ada delapan aspek yang tidak terlaksana. Pada tahap penguasaan materi pelajaran terdapat satu aspek yang tidak terlaksana yaitu kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. Meskipun demikian, ada beberapa aspek yang telah dilaksanakan yaitu kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptel, dan kehidupan nyata; menyajikan pembahasan materi dengan tepat; serta menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak).

Pada penerapan strategi pembelajaran terdapat empat aspek yang tidak terlaksana yakni melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai; memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; melaksanakan pembelajaran secara runtut; dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan. Adapun aspek yang telah dilaksanakan yakni menguasai kelas, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, dan melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kebiasaan positif (nurturant effect). Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan guru untuk membuat siswa fokus terhadap apa yang sedang dijelaskan, guru juga membimbing siswa untuk mengeluarkan pendapat secara tertib dan tenang. Dalam menjelaskan materi, guru juga sering mengambil contoh dari dunia nyata agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

Dilihat dari penerapan pendekatan saintifik ada tiga aspek yang belum dilaksankan yaitu memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana; memancing pertanyaan peserta didik untuk bertanya;

dan menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. Selain aspek yang belum dilaksanakan di atas, terdapat beberapa aspek yang telah dilaksanakan pada penerapan pendekatan saintifik di antaranya yaitu memfasilitasi peserta didik untuk mencoba, mengamati, menganalisis serta memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar dengan berpikir logis dan sistematis. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan guru yang menayangkan video pementasan drama dan mengarahkan siswa untuk menganalisis tafsiran dan menuliskan amanat dari pementasan tersebut. Guru juga melemparkan pertanyaan yang tidak termuat dalam buku pegangan siswa.

Selanjutnya pada pemanfaatan

sumber/media belajar seluruh aspek telah

dilaksanakan. Guru telah memanfaatkan

media pembelajaran berupa naskah drama

dan video pementasan drama, dan sumber

pembelajaran berupa buku pegangan

Bahasa Indonesia dan sumber dari

internet. Pada saat pembelajaran tidak ada

(9)

siswa yang mengalami kebingungan ketika guru menjelaskan materi pelajaran.

Pada bagian keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, seluruh aspek juga telah dilaksanakan oleh guru. Hal ini ditunjukkan dengan sikap guru yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan serta menerima dengan baik setiap pendapat yang dikeluarkan siswa. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Proses interaksi juga menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif dan antusias antara guru dan siswa. Hal ini terlihat pada riangnya suasana kelas karena terkadang diisi oleh humor atau candaan baik dari guru maupun siswa untuk mencairkan suasana kelas.

Pada aspek penggunaaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru, baik dalam penggunaan bahasa lisan mapun tulisan.

Suara yang cukup nyaring dan tulisan yang jelas dengan gaya penyampaian yang baik membuat siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru. Siswa diminta untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada saat pembelajaran berlangsung karena masih ada di antara siswa yang kurang lancar menggunakan bahasa Indonesia. Pada saat pembelajaran, siswa sering didapati menggunakan bahasa Indonesia yang dapat dikatakan belum baku. Oleh karena itu, guru membiasakan siswanya untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Kemudian pada kegiatan penutup pembelajaran terdapat dua aspek yang tidak dilaksanakan dari total empat aspek yang harusnya dilaksakan. Aspek yang tidak terlaksana yaitu melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik serta

memberikan tes lisan atau tulisan. Aspek yang dilaksanakan hanyalah mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio dan melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Tahap berikutnya yakni tahap penilaian pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Penilaian pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.

Pada penilaian ranah afektif guru menggunakan penilaian observasi dengan cara mengamati peserta didik selama pembelajaran berlangsung atau di luar kegiatan pembelajaran dan mencatatnya kedalam bentuk jurnal. Guru tidak menggunakan jenis penilaian diri dan antar peserta didik karena dianggap akan menghasilkan laporan yang kurang murni.

Pada aspek penilaian kognitif semua aspek

telah disediakan oleh guru yaitu tes tulis,

tes lisan, dan penugasan. Jenis penilaian

yang direncanakan oleh guru pada RPP

yakni tes tulis dan penugasan. Akan

tetapi, pada pelaksanaannya guru

mengakui bahwa penilaian dengan bentuk

tes tulis dan penugasan dinilai tidak selalu

efektif bagi siswanya, sehingga guru

kemudian melakukan tes lisan yang tidak

direncanakan pada RPP. Pada ranah

penilaian psikomotorik satu-satunya jenis

penilaian yang tidak digunakan guru

adalah portofolio. Adapun jenis penilaian

yang digunakan oleh guru, yaitu jenis

(10)

penilaian praktik berupa simulasi pementasan drama di kelas, jenis penilaian proyek berupa pembuatan video pementasan drama, serta jenis penilaian produk berupa menuliskan tanggapan berupa tafsiran dan menyimpulkan amanat dari video pementasan drama yang telah ditonton. Meskipun demikian, pada pelaksanaannya, hanya ada dua jenis penilaian yang dapat dilakukan secara efektif oleh guru, yakni penilaian produk dan penilaian proyek. Penilaian praktik berupa simulasi pementasan drama di kelas hanya mampu dilaksanakan pada pertemuan kedua dan hanya dilakukan oleh satu kelompok.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, berikut merupakan beberapa simpulan dari penelitian “Implementasi Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar”.

1. Implementasi tahap perencanaan pembelajaran oleh guru kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar berupa RPP yang dibuat secara berkelompok oleh guru dan telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan terdiri dari sembilan komponen, yaitu identitas mata pelajaran, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media pembelajaran, model pembelajaran, skenario pembelajaran, dan penilaian. RPP yang dibuat guru telah memuat seluruh komponen dari kesembilan aspek kecuali mencantumkan kunci jawaban soal pada RPP.

2. Implementasi tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar dihasilkan temuan yakni

dari total dua belas pertemuan yang harus dilakukan guru hanya melakukan tiga kali pertemuan efektif, satu kali pertemuan tidak efektif, dan sisanya siswa melakukan kegiatan belajar mandiri dengan cara mencatat materi ajar. Hal tersebut banyak berpengaruh antara kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada ketiga kegiatan pelaksanaan pembelajaran, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan dengan tidak berdasarkan pada aspek pelaksanaan pembelajaran yang seharusnya. Dari 40 komponen yang menjadi tolak ukur tercapainya proses pelaksanaan pembelajaran yang baik, terdapat 26 aspek yang dilaksanakan dan 14 aspek tidak dilaksanakan oleh guru.

3. Implementasi pada tahap penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas VIII SMP Negeri 25 Makassar ditemukan, guru telah melakukan ketiga jenis penilaian.

Untuk penilaian afektif, guru hanya menggunakan penilaian observasi tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan mencatatnya dalam jurnal. Penilaian kognitif guru dilakukan dengan tes lisan yang tidak dicantumkan dalam perencanaan dan bentuk penugasan, guru turut merencanakan penilaian tes tertulis tetapi tidak dilaksanakan.

Penilaian psikomotorik dilakukan

dengan penilaian proyek dan produk,

guru hendak melakukan tes praktik

yang tidak dicantumkan dalam RPP

dengan memasukkan simulasi

(11)

pementasan drama kelompok sebagai bentuk latihan pada tahap pelaksanaan pembelajaran. Dari 10 aspek yang dinilai pada tahap penilaian pembelajaran, guru melaksanakan 6 aspek dan tidak melaksanakan 4 aspek serta menambahkan penilaian produk pada penilaian psikomotorik.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Barell, John. 2000. Problem-Based Learning: An Inquiry Approach.

California: Corwin Press.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Coyle, D. 2008. Content and Language Integrated Learning, Motivating Learners and Teachers. UK:

Nottingham Language Academy.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.

Djumingin, S., dan Syamsudduha. 2016.

Perencanaan Pembelajaran Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah: Teori dan

Penerapannya. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Enoh, Mochamad dan Utami, SW. 2015.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Surabaya: Tim 4 UPT Universitas Negeri Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrayanto, AN. 2016. “Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Naskah Drama Kelas XI Olahraga di SMA Negeri 5 Kota Magelang”.

Magelang: Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Johnson, B.E. 2006. Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. California:

Corwin Press, Inc.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsha. 2003.

Models of Teaching. New Jersey:

Prentince-Hall, Inc.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Jakarta:

Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta:

Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta:

Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2016. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kemendikbud.

(12)

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan

Menengah. Jakarta:

Kemendikbud.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Jakarta: Kemendikbud.

Kirkley, Jamie. 2003. Principles for Teaching Problem Solving.

Bloomington: Plato Learning Inc.

Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud.

Kurniasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

Lee, D. 2001. Genres, Registers, Text Types, Domains, and Styles:

Clarifying the Concepts and Navigating a Path through the BNC Jungle. Language Learning and Technology.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984.

Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta:

Gramedia.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Depok: Rajawali Pers.

Maulidya, Rifany. 2014. “Pembelajaran Menulis Teks Drama pada Kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan Kurikulum 2013”. Lampung:

Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Miles, M.B., Huberman, A.M., dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Method Sourcebook Edition 3. USA: Sage

Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press.

Morissan, dkk. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana prenada Media Grup.

Priyatni, E.T. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Purnomo, M.E. 2015. Teks dan Genre Teks dalam Pendekatan Berbasis Genre atau Berbasis Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013.

Palembang: Universitas Sriwijaya.

Ramly. 2017. “The Discrepancy Between Teaching Plan and Its Implementation” Jurnal International Conference ADRI Vol 5, 456-459

Sugiyono. 2017. Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Prospect.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik:

Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwaji, S. 2013. “Pembelajaran Bahasa dan Sastra dalam Kurikulum 2013: Beberapa Catatan Terhadap Konsep dan Implementasinya”.

Makalah Seminar Nasional

‘Respons Kebijakan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Kurikulum 2013’, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.

Tan, O.S. 2000. Problem Based Learning:

The Future Frontiers. Singapura:

Nanyang Technological

University.

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data adalah mengumpulkan beberapa elemen data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, dimana data-data tersebut bersifat obyektif. Observasi

Dalam melakukan intepretasi citra, penulis melakukan penafsiran objek tutupan lumpur di citra secara visual sekaligus dengan mencocokkan dokumentasi observasi lapangan

Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT) Berbasis Multimedia

Teknik ini digunakan dengan menyebarkan angket yang berupa pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti yang diberikan kepada siswa selaku responden untuk

Berdasarkan observasi langsung di SMA Negeri 8 Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober sampai 19 November 2015, dari hasil wawancara dan observasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dilakukan dengan menggunakan instumen soal tes

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan merupakan penelitian lapangan (field research). Adapun teknik pengumpulan data menggunakan

Dalam pelaksanaannya penulis mengadakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan para narasumber, teknik wawancara ini akan digunakan dalam