• Tidak ada hasil yang ditemukan

spiritual Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Akademi kesehatan rustida prodi diii keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "spiritual Firdawsyi nuzula, S.Kp.,M.Kes Akademi kesehatan rustida prodi diii keperawatan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

spiritual

Firdawsyi nuzula,

S.Kp.,M.Kes Akademi kesehatan rustida

prodi diii keperawatan

(2)

Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta

Kepercayaan, mempercayai /mempunyai komitmen tehdp sesuatu/

seseorang, juga dpt dikatakan upaya seseorang utk memahami tempat

seseorang dlm kehidupan /dpt dikatakan bagai mana seseorang

melihat dinnya dalam hubungannya dgn lingkungan

Agama, merupakan suatu system ibadah yg terorganisir/

teratur, mempunyai keyakinan sentral, ritnual & praktik yg biasanya b/d kemaflan, perkawinan & keselamatan &

mempunyai aturan-aturan

tertentu yg dipraktikkan dlm kehidupan sehari-hari dlm memberikan

keputusan bagi yg menjalankannya

(3)

PANDANGAN PERAWAT TERHADAP KLIEN

Manusia merupakan makhluk yang memiliki bio- psiko-sosio dan cultural yang

berespon secara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada

keadaan kritis

Aspek spiritual merupakan bagian integral dan interaksi perawat dengan klien.

Perawat berupaya memenuhi kebutuhan spiritual klien walaupun tidak seagama

(4)

Aspek spiritual

Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,

menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari

kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta

mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan

dengan yang maha esa

(5)

Dimensi spiritual; Kozier & Wilkinson  mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk

menjawab atau mendapatkan kekuatan dalam

menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghathpi kematian

dimensi vertical yaitu

hubungan dengan tuhan yang maha esa atau yang maha tingi yang menuntun

kehidupan seseorang

dimensi horizontal yaitu hubungan seseorang

dengan din sendiri, orang lain dan Iingkungan, kedua

demensi tersebut

dilaksanakan secara kontinyu

(6)

Kebutuhan spiritual

Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan

memenuhi

kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf

(pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada tuhan

Kebutuhan spiritual juga dapat

memenuhi

kebutuhan untuk mencarai anti dan tujuan hidup,

kebutuhan

untuk mencintai dan dicintai, rasa

keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan

dan mendapatkan maaf

(7)

Karakteristik spiritual

Aspek spiritual tdk terlepas dari hubungan dg diri sendiri (self-relisnce), yg meliputi: pengetahuan diri & sikap seseorang,

sedangkan hubungan dg alam dpt berkomunikasi dg alam sekitarnya yg menjadi acuan kita utk ingat kepada Tuhan YME

Hubungan dg orang lain (harmonis/

sportif), hubungan ini berupa hubungan timbal balik (saling membutuhkan)

Contoh: kamu dikatakan pandai karena ada yg bodoh. Meyakini kehidupan &

kematian

Hubungan dg orang lain yg tdk harmonis

Contoh: konflik dg orang lain, resolusi yg menimbulkan ketidakharmonisan

& friksi.

Hubungan dg ketuhanan, hal ini

menunjukan seseorang apakah masuk agamis/tidak agamis

1 . Merumuskan tujuan positif didunia /kehidupan

2. Mengembangkan arti penderitaan 3. menjalin hubungan positif & dinamis 4. membina integritas personal &

merasa diri berharga

5. merasa kehidupan terarah melalui harapan

6. mengembangkan hubungan antar manusia yg positif

(8)

Perkembangan spiritual

(9)

Bayi dan Toddler (0-2 tahun)

• Rasa percaya kepada yang mengasuh

• Belum memiliki rasa

salah-benar dan keyakinan spiritual

• Mulai meniru kegiatan ritual

Pra Sekolah (3-5 tahun)

• Dipengaruhi oleh sikap orang tua

• Meniru apa yang dia lihat Sering bertanya tentang moralitas dan agama

Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya

• Meyakini orang tua seperti tuhan

Usia Sekolah (6-21 tahun)

• Mengharapkan tuhan akan menjawab do’a

• Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak

• selalu do’anya terkabulkan Mulai dapat mengambil keputusan

• Mulai membandingkan

standar orang tuanya dengan orang lain

• Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama

(10)

Dewasa

Mulai menyadani arti agama setelah mendapat pertanyaan dati anak / generasi yg Iebih muda

Mengingatkan kembali pengajaran agama dan orang tuanya dulu

Usia

Pertengahan &

Lansia

Lebih banyak waktu utk beribadah

Perasaan kehilangan karena pensiun

Berperan aktif dlm kehidupan & merasa berharga

Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yg tdk dapat ditolak

(11)

KETERKAITAN ANTARA SPIRITUALITAS, KESEHATAN DAN SAKIT

(12)

• Menentukan kebiasaan hidup sehari-hari  pandangan seseorang tentang kegiatan sehari-hari didasarkan pada

kepercayaan meliputi makan, berobat, keluarga berencana, dan lain- lain.

• Sumber dukungan  keyakinan terhadap agama merupakan suatu modal seseorang untuk berbakti

kepada sang penciptanya, yang meliputi: sembahyang, berdo’a, membaca alqur’an, dal lain-lam.

• Sumber kekuatan dan penyembuhan  dukungan spiritual juga dapat menahan atau meminimalkan distress fisik luar

biasa sehingga dapat menyakinkan keberhasilan.

• Sumber konflik  bila terjadi konflik antara keyakinan dan kesehatan maka respon manusia

berbeda-beda ada yang mempunyai kemampuan ada yang tidak

berkemampuan untuk memecahkan konflik, maka dikembalikan kepada sang pencipta.

(13)

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUhi SPIRITUALITAS

Pertimbangan tahap perkembangan

Keluarga

Latar belakang etnik dan budaya

Pengalaman hidup sebelumnya

(14)

Krisis dan perubahan

Terpisah dari ikatan spiritual

Isu moral terkait dengan terapi  Keluarga berencana

Aspek yang kurang sesuai  perawat harus peka terhadap

kebutuhan spiritual klien - perawat menghindar utk memberikan kebutuhan

spiritual

(15)

ISU NILAI YANG MUNGKIN TIMBUL ANTARA PERAWAT DAN KLIEN BERKAITAN DENGAN SPIRITUAL

Pluralisme

Perawat & klien menganut kepercayaan & iman dengan spectrum yg

luas, sehingga dpt meringankan beban psikologis.

fear

Berkaitan erat dg

ketidakmampuan mengatasi situasi, melanggar

privacy klien, merasa tdk pasti dg system kepercayaan d&nilai diri

sendiri

kesadaran tentang pertanyaan spiritual

apa yg memberikan arti dlm kehidupannya, tujuan, harapan &

merasa cinta dlm

kehidupan pribadi perawat

(16)

bingung

tjd krn adanya perbedaan antara agama & konsep spiritual

privacy klien

Kenyaman utk klien harus diutamakan krn akan

membantu thd

pelaksanaan asuhan keperawatan

(17)

MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL

Verbalisasi distress

Perubahan perilaku

(18)
(19)

Firdawsyi Nuzula, S.Kp,M.Kes

Akademi Kesehatan Rustida

Prodi DIII Keperawatan

(20)

KEHILANGAN DAN BERDUKA

Kehilangan (loss) adalah suatu

situasi aktual maupun potensial

yang dapat dialami individu ketika

terpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada, baik sebagian

atau keseluruhan, atau terjadi

perubahan dalam hidup sehingga

terjadi perasaan kehilangan.

(21)

Bentuk – bentuk kehilangan

Kehilangan yang nyata (actual

loss)

kehilangan orang atau objek yang tidak lagi dirasakan, dilihat, diraba

Ex. Kehilangan

anggota tubuh, anak, peran, hubungan

Kehilangan yang dirasakan

(Perceived loss)

kehilangan yang sifatnya untuk

menurut orang yang mengalami

kedukaan .

Ex. Kehilangan harga

diri, percaya diri

(22)

Jenis kehilangan

Kehilangan objek eksternal

Kehilangan lingkungan yang dikenal

Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti

Kehilangan suatu aspek diri

Kehilangan hidup

(23)

Dampak kehilangan Dampak kehilangan

Dampak kehilangan

Dampak kehilangan

Dampak kehilangan

(24)

Anak-anak

• kehilangan dapat

mengancam untuk

berkembang

 regresi  takut

ditinggal dan sepi

Remaja

• kehilangan dapat

menyebabka n desintegrasi dalam

keluarga

Dewasa Tua

• kehilangan

khususnya

kematian

pasangan

hidup 

pukulan

berat dan

menghilang

kan semangat

(25)

BERDUKA

(26)

Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan.

Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.

Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan berduka.

Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan .

(27)

Jenis

berduka

(28)

1. Berduka normal

• Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal

2. Berduka antisipatif

• Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.

3. Berduka yang rumit

• Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya.

• Berkabung tidak kunjung berakhir.

4.Berduka tertutup

• Kedukaan akibat

kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.

(29)

RESPON BERDUKA

Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :

Denial Anger

Bargainning

Depression

Acceptance

(30)
(31)

Reaksi pertama

Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.

Reaksi fisik :

•- Letih - lemah - pucat

•- mual - diare - menangis

•- gangguan pernafasan - gelisah

•- detak jantung cepat

•- tidak tahu berbuat apa

Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun

1.

DE NI AL

(P EN

OL AK

AN

)

(32)

Individu menolak kehilangan.

Kemarahan timbul sering

diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.

Perilaku :

Agresif, bicara kasar, menyerang orang lain, menolak pengobatan, menuduh dokter atau perawat tidak kompeten Respon fisik :

muka merah, denyut nadi cepat,

gelisah, susah tidur, tangan mengepal

2.

A

N

G

E

R

(

M

A

R

A

H

)

(33)

3. Bargainning (Tawar – menawar)

Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan.

Berupaya melakukan tawar – menawar

dengan memohon kemurahan Tuhan.

(34)

4. Depression ( Depresi)

Menunjukan sikap menarik diri

Kadang bersikap sangat penurut Tidak mau bicara

Menyatakan keputusasaan Rasa tidak berharga

Bisa muncul keinginan bunuh diri

Gejala fisik : menolak makan, susah tidur, letih, libido turun

(35)

5. Acceptance ( Penerimaan)

Reorganisasi perasaan kehilangan

Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek baru.

Menerima kenyataan kehilangan

Mulai memandang ke depan.

Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai  tuntas

Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan  mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya

(36)

Sekarat dan Kematian

Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,

Kematian ( death) merupakan kondisi

terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus

eksternal, ditandai denagn terhentinya

aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi

jantung dan paru secara menetap atau

terhentinya kerja otak secara menetap

(37)

Perubahan

tubuh setelah

kematian

(38)
(39)

Algor mortis (dingin)

•suhu tubuh perlahan – lahan turun

Rigor mortis ( kaku mayat)

•terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.

Livor mortis (lebam mayat)

•sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah

Pembekuan darah

Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis

(40)
(41)
(42)

thank you

Referensi

Dokumen terkait

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program Kasih Jeruk Purut ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu yang menyusui mengenai pentingnya memberikan ASI Eksklusif

Kompetensi Dasar Indikator Soal Level Bentuk Soal No Soal 3.9 Mengenal kosakata dan ungkapan perkenalan diri, keluarga, dan orang- orang di tempat tinggalnya secara lisan

Hasil inversi tomografi dengan menggunakan data waktu tempuh gelombang S menunjukkan bahwa data S yang dipakai dalam studi ini mempunyai signal to noise ratio (S/N) yang cukup

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan berkewajiban untuk menyebarluaskan hasil penelitiannya sebagai bentuk pertanggung- jawaban kepada publik. Selama rentang waktu

Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah rancangan model basis data untuk aplikasi Monitoring Proyek, Monitoring Produk dan Penjualan Produk.. Manfaat dari penelitian ini adalah

Grup menyediakan liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan kepada karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. Tidak ada pendanaan

yang memiliki factor resesi gingiva, kebiasaan merokok, hiperplasi gingiva, kegoyangan gigi, dan maloklusi Simpul ini dilabeli kelas 3 yatu periodontitis kronis

Sosialisasi informasi cara penggunaan bahan, alat dan mesin yang digunakan mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja... Petugas