spiritual
Firdawsyi nuzula,
S.Kp.,M.Kes Akademi kesehatan rustida
prodi diii keperawatan
Spiritual, merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta dan percaya pada Allah atau Tuhan yang maha pencipta
Kepercayaan, mempercayai /mempunyai komitmen tehdp sesuatu/
seseorang, juga dpt dikatakan upaya seseorang utk memahami tempat
seseorang dlm kehidupan /dpt dikatakan bagai mana seseorang
melihat dinnya dalam hubungannya dgn lingkungan
Agama, merupakan suatu system ibadah yg terorganisir/
teratur, mempunyai keyakinan sentral, ritnual & praktik yg biasanya b/d kemaflan, perkawinan & keselamatan &
mempunyai aturan-aturan
tertentu yg dipraktikkan dlm kehidupan sehari-hari dlm memberikan
keputusan bagi yg menjalankannya
PANDANGAN PERAWAT TERHADAP KLIEN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki bio- psiko-sosio dan cultural yang
berespon secara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada
keadaan kritis
Aspek spiritual merupakan bagian integral dan interaksi perawat dengan klien.
Perawat berupaya memenuhi kebutuhan spiritual klien walaupun tidak seagama
Aspek spiritual
Aspek spiritual berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari
kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta
mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan
dengan yang maha esa
Dimensi spiritual; Kozier & Wilkinson mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk
menjawab atau mendapatkan kekuatan dalam
menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghathpi kematian
dimensi vertical yaitu
hubungan dengan tuhan yang maha esa atau yang maha tingi yang menuntun
kehidupan seseorang
dimensi horizontal yaitu hubungan seseorang
dengan din sendiri, orang lain dan Iingkungan, kedua
demensi tersebut
dilaksanakan secara kontinyu
Kebutuhan spiritual
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan
memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf
(pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada tuhan
Kebutuhan spiritual juga dapat
memenuhi
kebutuhan untuk mencarai anti dan tujuan hidup,
kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai, rasa
keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan
dan mendapatkan maaf
Karakteristik spiritual
Aspek spiritual tdk terlepas dari hubungan dg diri sendiri (self-relisnce), yg meliputi: pengetahuan diri & sikap seseorang,
sedangkan hubungan dg alam dpt berkomunikasi dg alam sekitarnya yg menjadi acuan kita utk ingat kepada Tuhan YME
Hubungan dg orang lain (harmonis/
sportif), hubungan ini berupa hubungan timbal balik (saling membutuhkan)
Contoh: kamu dikatakan pandai karena ada yg bodoh. Meyakini kehidupan &
kematian
Hubungan dg orang lain yg tdk harmonis
Contoh: konflik dg orang lain, resolusi yg menimbulkan ketidakharmonisan
& friksi.
Hubungan dg ketuhanan, hal ini
menunjukan seseorang apakah masuk agamis/tidak agamis
1 . Merumuskan tujuan positif didunia /kehidupan
2. Mengembangkan arti penderitaan 3. menjalin hubungan positif & dinamis 4. membina integritas personal &
merasa diri berharga
5. merasa kehidupan terarah melalui harapan
6. mengembangkan hubungan antar manusia yg positif
Perkembangan spiritual
Bayi dan Toddler (0-2 tahun)
• Rasa percaya kepada yang mengasuh
• Belum memiliki rasa
salah-benar dan keyakinan spiritual
• Mulai meniru kegiatan ritual
Pra Sekolah (3-5 tahun)
• Dipengaruhi oleh sikap orang tua
• Meniru apa yang dia lihat Sering bertanya tentang moralitas dan agama
Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya
• Meyakini orang tua seperti tuhan
Usia Sekolah (6-21 tahun)
• Mengharapkan tuhan akan menjawab do’a
• Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak
• selalu do’anya terkabulkan Mulai dapat mengambil keputusan
• Mulai membandingkan
standar orang tuanya dengan orang lain
• Membandingkan standar ilmiah dengan standar agama
Dewasa
Mulai menyadani arti agama setelah mendapat pertanyaan dati anak / generasi yg Iebih muda
Mengingatkan kembali pengajaran agama dan orang tuanya dulu
Usia
Pertengahan &
Lansia
Lebih banyak waktu utk beribadah
Perasaan kehilangan karena pensiun
Berperan aktif dlm kehidupan & merasa berharga
Lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yg tdk dapat ditolak
KETERKAITAN ANTARA SPIRITUALITAS, KESEHATAN DAN SAKIT
• Menentukan kebiasaan hidup sehari-hari pandangan seseorang tentang kegiatan sehari-hari didasarkan pada
kepercayaan meliputi makan, berobat, keluarga berencana, dan lain- lain.
• Sumber dukungan keyakinan terhadap agama merupakan suatu modal seseorang untuk berbakti
kepada sang penciptanya, yang meliputi: sembahyang, berdo’a, membaca alqur’an, dal lain-lam.
• Sumber kekuatan dan penyembuhan dukungan spiritual juga dapat menahan atau meminimalkan distress fisik luar
biasa sehingga dapat menyakinkan keberhasilan.
• Sumber konflik bila terjadi konflik antara keyakinan dan kesehatan maka respon manusia
berbeda-beda ada yang mempunyai kemampuan ada yang tidak
berkemampuan untuk memecahkan konflik, maka dikembalikan kepada sang pencipta.
FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUhi SPIRITUALITAS
Pertimbangan tahap perkembangan
Keluarga
Latar belakang etnik dan budaya
Pengalaman hidup sebelumnya
Krisis dan perubahan
Terpisah dari ikatan spiritual
Isu moral terkait dengan terapi Keluarga berencana
Aspek yang kurang sesuai perawat harus peka terhadap
kebutuhan spiritual klien - perawat menghindar utk memberikan kebutuhan
spiritual
ISU NILAI YANG MUNGKIN TIMBUL ANTARA PERAWAT DAN KLIEN BERKAITAN DENGAN SPIRITUAL
Pluralisme
Perawat & klien menganut kepercayaan & iman dengan spectrum yg
luas, sehingga dpt meringankan beban psikologis.
fear
Berkaitan erat dg
ketidakmampuan mengatasi situasi, melanggar
privacy klien, merasa tdk pasti dg system kepercayaan d&nilai diri
sendiri
kesadaran tentang pertanyaan spiritual
apa yg memberikan arti dlm kehidupannya, tujuan, harapan &
merasa cinta dlm
kehidupan pribadi perawat
bingung
tjd krn adanya perbedaan antara agama & konsep spiritual
privacy klien
Kenyaman utk klien harus diutamakan krn akan
membantu thd
pelaksanaan asuhan keperawatan
MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL
Verbalisasi distress
Perubahan perilaku
Firdawsyi Nuzula, S.Kp,M.Kes
Akademi Kesehatan Rustida
Prodi DIII Keperawatan
KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kehilangan (loss) adalah suatu
situasi aktual maupun potensial
yang dapat dialami individu ketika
terpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sebagian
atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga
terjadi perasaan kehilangan.
Bentuk – bentuk kehilangan
Kehilangan yang nyata (actual
loss)
kehilangan orang atau objek yang tidak lagi dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan
anggota tubuh, anak, peran, hubungan
Kehilangan yang dirasakan
(Perceived loss)
kehilangan yang sifatnya untuk
menurut orang yang mengalami
kedukaan .
Ex. Kehilangan harga
diri, percaya diri
Jenis kehilangan
Kehilangan objek eksternal
Kehilangan lingkungan yang dikenal
Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti
Kehilangan suatu aspek diri
Kehilangan hidup
Dampak kehilangan Dampak kehilangan
Dampak kehilangan
Dampak kehilangan
Dampak kehilangan
Anak-anak
• kehilangan dapat
mengancam untuk
berkembang
regresi takut
ditinggal dan sepi
Remaja
• kehilangan dapat
menyebabka n desintegrasi dalam
keluarga
Dewasa Tua
• kehilangan
khususnya
kematian
pasangan
hidup
pukulan
berat dan
menghilang
kan semangat
BERDUKA
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan.
Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan dan berduka.
Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan .
Jenis
berduka
1. Berduka normal
• Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal
2. Berduka antisipatif
• Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan sesungguhnya terjadi.
3. Berduka yang rumit
• Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya.
• Berkabung tidak kunjung berakhir.
4.Berduka tertutup
• Kedukaan akibat
kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.
RESPON BERDUKA
Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :
Denial Anger
Bargainning
Depression
Acceptance
Reaksi pertama
Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.
Reaksi fisik :
•- Letih - lemah - pucat
•- mual - diare - menangis
•- gangguan pernafasan - gelisah
•- detak jantung cepat
•- tidak tahu berbuat apa
Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun
1.
DE NI AL
(P EN
OL AK
AN
)
Individu menolak kehilangan.
Kemarahan timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.
Perilaku :
Agresif, bicara kasar, menyerang orang lain, menolak pengobatan, menuduh dokter atau perawat tidak kompeten Respon fisik :
muka merah, denyut nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal
2.
A
N
G
E
R
(
M
A
R
A
H
)
3. Bargainning (Tawar – menawar)
Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya kehilangan.
Berupaya melakukan tawar – menawar
dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Depression ( Depresi)
Menunjukan sikap menarik diri
Kadang bersikap sangat penurut Tidak mau bicara
Menyatakan keputusasaan Rasa tidak berharga
Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik : menolak makan, susah tidur, letih, libido turun
5. Acceptance ( Penerimaan)
Reorganisasi perasaan kehilangan
Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
Menerima kenyataan kehilangan
Mulai memandang ke depan.
Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan damai tuntas
Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
Sekarat dan Kematian
Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal,
Kematian ( death) merupakan kondisi
terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus
eksternal, ditandai denagn terhentinya
aktifitas listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap atau
terhentinya kerja otak secara menetap
Perubahan
tubuh setelah
kematian
Algor mortis (dingin)
•suhu tubuh perlahan – lahan turun
Rigor mortis ( kaku mayat)
•terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.
Livor mortis (lebam mayat)
•sel darah mengalami hemolisis dan darah turun kebawah