• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Akuisisi Data Sensor Termokopel 8 Kanal dengan Mikrokontroler T1 612007031 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat Akuisisi Data Sensor Termokopel 8 Kanal dengan Mikrokontroler T1 612007031 BAB II"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

4

DASAR TEORI

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan

dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini

terdiri dari Termokopel, Prinsip kerja sistem, dan Komponen pembentuk sistem.

2.1. Termokopel

Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah

perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).

Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar

yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup

besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1°C [2] Termokopel yang

sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta

dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas

kesalahan pengukuran kurang dari 1°C. Termokopel terdiri dari dua konduktor atau ”termoelemen” yang berbeda, dihubungkan menjadi satu rangkaian seperti yang terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel

Dua termoelemen A dan B dihubungkan (junction) dan jika temperatur antara

junction pertama (cold junction) dan kedua (hot junction) berbeda maka akan timbul

arus akibat gaya gerak listrik (EMF).

Gambar 2.2. Pengukuran EMF

Dingin Panas

A

(2)

Jika cold junction hubung buka dan dihubungkan dengan voltmeter dengan

impedansi yang tak terhingga (besar sekali), seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.,

maka akan terbaca tegangan pada voltmeter, tegangan tersebut dikenal sebagai

tegangan seebeck. Laju perubahan nilai tegangan akibat perubahan temperatur

disebut dengan koefisien Seebeck. Jika termokopel digunakan untuk mengukur

temperatur hot junction (gambar 2.2) maka tegangan Seebeck pada cold junction, hot

junction serta temperatur cold junction harus diketahui terlebih dahulu. Karena cold

junction juga menghasilkan tegangan Seebeck maka untuk mempermudah

pembacaan temperatur pada tabel termokopel, cold junction ditempatkan pada titik

cair es.

Gaya gerak listrik (EMF), terjadi karena gradien temperatur pada kawat yang

menghubungkan hot junction dan cold junction. Dengan mengasumsikan kawat

termokopel homogen maka gaya gerak listrik (EMF) didapat akibat perbedaan

temperatur antara hot junction dengan cold junction. Hubungan tegangan antara

termoelemen A dan B dapat dilihat pada persamaan 2.1. [3]

EAB (T) = SAB (T) ∆T [2.1]

Dimana: EAB (T) adalah tegangan Seebeck (Volt)

S(T) adalah koefisien Seebeck (Volt / Celcius)

∆T adalah perbedaan temperatur pada hot junction dan cold junction. (Celcius)

Ada 3 hukum termoelektrik yang dapat menjelaskan tentang termokopel ideal.

[3]

1. Law of Homogenous Metals

Gaya gerak listrik (EMF) tidak akan terjadi apabila termoelemen A dan B

(3)

2. Law of Intermediate Metals

Apabila ada penambahan logam atau material lain pada rangkaian

termokopel, maka tegangan Seebeck akan sama dengan 0 (nol) jika material

tersebut pada temperatur yang sama.

Gambar 2.3 Contoh Hukum termoelektrik ke 2

3. Law of Successive or Intermediate Temperature

Gaya gerak listrik (EMF) yang terjadi dari termokopel dimana kedua

junction yaitu T1 dan T3 sama dengan gaya gerak listrik (EMF) pada T1 dan

T2 ditambah gaya gerak listrik (EMF) junction pada T2 dan T3.

Gambar 2.4 Contoh hukum termoelektrik ke 3

Akibat dari adanya hukum termoelektrik adalah penghubungan junction dengan

penyolderan dan pengelasan tidak akan mempengaruhi tegangan output, tetapi

dengan adanya 2 kawat tembaga homogen yang menghubungkan termokopel dengan

voltmeter dengan tujuan untuk melakukan pengukuran tegangan akan mempengaruhi

(4)

akibat sambungan kawat tembaga dengan dan hot junction. Oleh karena itu

pengukuran dengan voltmeter mengharuskan menggunakan eksternal kompensator

untuk cold junction dimana hal ini tidaklah efisien karena setiap pengukuran

mengharuskan penyediaan media isotermal sebagai reference junction (sambungan

referensi) dan memerlukan adanya pentabelan untuk megkonversi tegangan menjadi

besaran temperatur. Berdasarkan hal itu maka beberapa Thermocouple readout

(Pembaca termokopel) sudah menyediakan Cold Junction Compencator (CJC) yang

sudah tertanam didalamnya.

Gambar 2.5 Es Batu sebagai sambungan referensi (Reference junction) [3]

2.2. Prinsip Kerja Sistem

Alat ukur termokopel ini pada dasarnya adalah alat ukur suhu dengan

menggunakan sensor termokopel yang memiliki 8 kanal masukan sensor termokopel

dan juga sebagai alat akuisisi data atau pengambilan dan penyimpanan data hasil

pengukuran.

Alat ini memiliki LCD sebagai penampil data dan juga dapat merekam data

melalui perangkat lunak yang terdapat pada komputer atau laptop.

Pertama-tama, sensor termokopel akan langsung membaca suhu objek yang akan

(5)

sebagai pengendali utama alat ini. Data hasil pengukuran akan ditampilkan pada

LCD yang terdapat pada alat ukur ini.

Apabila pengguna ingin menyimpan data hasil pengukuran maka alat dapat

dihubungkan ke komputer atau laptop melalui kanal USB yang tersedia dan

menjalankan perangkat lunak pada komputer atau laptop untuk melakukan

perekaman data.

Perangkat lunak di dalam komputer akan merekam dan mengolah data menjadi

bentuk tabel.

2.3. Komponen Pembentuk Sistem

Alat akuisisi data ini terdiri dari beberapa komponen utama. Sensor suhu

termokopel adalah salah satu komponen utama yang digunakan karena untuk

mengukur suhu objek yang akan diamati. Data hasil pengukuran oleh sensor

kemudian akan diolah oleh mikrokontroler.

Mikrokontroler adalah komponen yang berfungsi untuk mengolah data dan

sebagai pengendali utama dan mengontrol selektor pada multiplexer. Multiplexer

berperan sebagai pemilih jalur data yang akan diolah oleh mikrokontroler. Setelah

data diolah oleh mikrokontroler, kemudian hasilnya akan ditampilkan oleh LCD.

LCD berfungsi untuk menampilkan hasil dari pengukuran suhu oleh sensor.

Perangkat lunak yang terdapat pada komputer atau laptop berfungsi sebagai

perekam data dan penyimpan data.

Berikut ini merupakan komponen-komponen utama yang dibutuhkan untuk

membangun sistem ini :

1. Sensor suhu Termokopel type K

2. Mikrokontroler Atmega 32

3. Multiplexer CD4051

4. Pengondisi sinyal termokopel AD595

5. LCD Grafik 128 x 64

Gambar

Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel
Gambar 2.4 Contoh hukum termoelektrik ke 3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris pada Bank Umum Pemerintah di Jember)”.. Tujuan penelitian ini

Berbeda dengan tiga Pengakuan Iman oikumenis yang ada, Pengakuan Iman GMIT tidak disusun dengan struktur rangkap tiga (percaya pada Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

1 SIUJK, SBUJK, TDP Asli/Legalisir Penerbit dan Salinannya 2 NPWP dan SPT Tahunan Asli/Legalisir Penerbit dan Salinannya 3 Akta Pendirian, Perubahan Terakhir dan KTP

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.. Diperiksa oleh

PADA BAGIAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN

tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakartac. Diperiksa oleh