• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 612007021 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 612007021 BAB III"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

BAB

BAB

BAB III

III

III

III

PERANCANGAN

PERANCANGAN

PERANCANGAN

PERANCANGAN PENGUAT

PENGUAT

PENGUAT

PENGUAT KELAS

KELAS

KELAS

KELAS D

D

D

D

TANPA

TANPA

TANPA

TANPA TAPIS

TAPIS

TAPIS

TAPIS LC

LC

LC

LC PADA

PADA

PADA

PADA BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN

BAGIAN KELUARAN

KELUARAN

KELUARAN

KELUARAN

DENGAN

DENGAN

DENGAN

DENGAN MODULASI

MODULASI

MODULASI

MODULASI TIGA

TIGA

TIGA

TIGA ARAS

ARAS

ARAS

ARAS

Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan modulasi dengan tiga aras keluaran. Uraian perancangan penguat kelas D tanpa tapis LC meliputi perancangan tiap bagian yang meliputi perancangan loop filter( ) pada bagian modulator dan perancangan pengkuantisasi yang terdiri dari rangkaian komparator dan D-FlipFlop (DFF), switching logic serta tingkat daya dengan MOSFET seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perancangan tiap-tiap bagian akan mengacu kepada spesifikasi yang antara lain adalah,

1. Berdaya keluaran maksimum 20 Watt pada beban 4 Ohm. 2. Mempunyai efisiensi > 85%.

3. Mempunyai THD < 0.5%. 4. S/N > 97 dB.

5. Kepekaan penguat: 0.1 V/W pada beban 4 ohm.

(2)

Pada perancangan loop filter ( ), pertama akan dirancang terlebih dahulu fungsi alihragam derau (noise transfer function ). akan dirancang sebagai tapis lolos atas agar derau pada pita frekuensi audio ditekan. Orde dari tapis akan menentukan SNR dari keluaran penguat. Orde dari tapis akan ditentukan mengacu kepada persamaan (2.10) sehingga mendapatkan SNR sesuai spesifikasi yang diharapkan yaitu lebih besar dari 97dB. Setelah didapatkan , tapis dapat dicari menurut persamaan (2.7). Untuk mendapatkan fungsi tanggapan frekuensi dari

dan akan digunakan bantuan perangkat lunak MATLAB. Dari

yang didapat dapat pula dicari signal transfer function ( ), akan menentukan bentuk dari tanggapan frekuensi penguat secara keseluruhan. Diharapkan penguat mempunyai tanggapan frekuensi yang rata pada 20 – 20 kHz dengan toleransi 0.5 dB.

Tapis akan dirancang menggunakan persamaan (2.11) sesuai dengan tapis yang telah dirancang sebelumnya. Kemudian tapis ini akan direalisasikan ke dalam perangkat keras menggunakan rangkaian RC-Opamp.

Selanjutnya bagian switching logic dan tingkat daya dengan MOSFET akan dirancang sesuai dengan peraturan pensaklaran seperti yang telah dijelaskan pada bab II dengan masukan adalah isyarat dan yang akan menghasilkan beda potensial yang dirasakan oleh penyuara sebagai isyarat .

Penggunaan besarnya catu daya yang digunakan dan jenis MOSFET yang dipakai pada bagian penguat jembatan penuh dengan MOSFET akan mempengaruhi besarnya daya keluaran maksimum yang dapat dicapai oleh penguat dan efisiensi pada penguat yang dirancang.

(3)

3.1. 3.1.

3.1.3.1. PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan LoopLoopLoopLoop FilterFilterFilterFilter pada Teknikpadapadapada TeknikTeknikTeknik PenyandianPenyandianPenyandianPenyandian Noise-ShapingNoise-ShapingNoise-ShapingNoise-Shaping Coding

Coding CodingCoding

Perancangan tapis dimulai dari tapis seperti yang telah dijelaskan pada subbab 2.1.2.2. Pada perancangan tapis harus dirancang terlebih dahulu fungsi alihragam derau (noise transfer function ). akan menentukan bentuk spektral derau kuantisasi yang muncul pada keluaran penguat pada daerah stop-band. Bentuk spektral derau kuantisasi secara keseluruhan akan mengikuti bentuk dari tanggapan [13].

Derau kuantisasi akan dibentuk dengan menekan derau pada pita frekuensi audio dan meloloskan frekuensi tinggi yang tidak direproduksi oleh penyuara dan didengar telinga. Oleh karena itu, akan dirancang sebagai tapis lolos tinggi dengan frekuensi penggal di atas frekuensi audio.

Pada spesifikasi, SNR yang diharapkan dari penguat adalah 97dB. Dari persamaan 2.10 dapat dicari orde dari tapis NTF yang akan dirancang agar memenuhi spesifikasi yang diharapkan. Persamaan 2.10 ditulis lagi seperti di bawah ini,

.

Pada persamaan 2.10, merupakan jumlah bit. Keluaran dari pengkuantisasi akan menghasilkan tiga aras kuantisasi sehingga dan didapatkan nilai . Frekuensi pencuplikan yang akan dirancang adalah sebesar 1 MHz sehingga menghasilkan dan didapatkan nilai . Pada perhitungan untuk persamaan 2.10 diasumsikan tegangan keluaran pada penyuara adalah 1 V.

Setelah didapatkan nilai untuk , dan , akan dicari nilai dari orde tapis yaitu yang sesuai sehingga dihasilkan SNR yang memenuhi spesifikasi. Orde tapis yang dipilih adalah . Untuk tapis orde 5 akan dihasilkan SNR sebesar 125,6 dB. Nilai ini memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan yaitu SNR > 97 dB.

(4)

Untuk mendapatkan tanggapan frekuensi dari akan digunakan bantuan perangkat lunak MATLAB dengansouce codesebagai berikut,

%Deklarasi orde dari tapis yang dirancang = 5

orde = 5;

%Deklarasi frekuensi cutoff dari tapis yang dirancang

wedge = 40E3 * 2 * pi;

%Tanggapan frekuensi diperoleh dengan menggunakan fungsi butter pada MATLAB. %Argumen dari fungsi butter yaitu orde tapis, frekuensi cutoff tapis, jenis lolos tapis dan

%jenis tapis apakah digital atau analog (‘s’ menunjukkan tapis analog)

[Nntf, Dntf] = butter(5, wedge,'high','s');

%menampilkan transfer function untuk NTF

fisplay('tf NTF'); tf(Nntf, Dntf)

%menampilkan gambar tanggapan frekuensi NTF

figure; bode(Nntf, Dntf); title('NTF');

%menghitung denumerator (D) dan numerator (N) untuk tapis W(s)

D = Nntf; N = Dntf - Nntf;

%menampilkan transfer function untuk W(s)

display('tf W'); tf(N, D)

%menampilkan letak kutub dan nol dari tapis W(s)

figure; zplane(Nntf, Dntf);

%menampilkan gambar tanggapan frekuensi W^(-1)(s)

figure; bode(D, N); title('W inverse');

Dari hasil yang didapatkan, tanggapan dari yang dirancang adalah sebagai berikut,

(5)

103 104 105 106 107 0

90 180 270 360 450

Gambar 3.2. Gambar Tanggapan Frekuensi dari Hasil Simulasi MATLAB.

Setelah didapatkan tanggapan dari , akan dicari tanggapan dari tapis . Dari persamaan 2.7 didapatkan hubungan dari dan sebagai berikut,

.

Dengan memasukkan tanggapan yang didapat ke dalam persamaan di atas akan didapatkan tanggapan frekuensi dari tapis sebagai berikut,

...(3.2)

(6)

-3 -2 -1 0 1 2

x 105 -2

-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2

x 105

5

Gambar 3.3. Hasil Simulasi MATLAB Letak Kutub dan Nol tapis .

Tapis ini kemudian akan direalisasikan ke dalam rangkaian menggunakan state-variable filter. Pada perancangan, penulis menggunakan bentuk observer canonical[9] dengan modifikasi agar fungsi pindah dapat direalisasikan ke dalam untai analog. Berikut ini adalah blok diagram dari bentukobserver canonical dari tapis yang dirancang.

Gambar 3.4. Blok Diagram dari Tapis Orde 5 yang Akan Dirancang dalam Bentuk Observer Canonical.

Fungsi pindah dari blok diagram pada Gambar 3.4 adalah,

(7)

dan dapat dituliskan dalam bentuk persamaan state-variable sebagai berikut,

………...(3.4)

Mengacu pada persamaan 2.11 akan didapatkan matriks , dan sebagai berikut,

,

,

.

merupakan koefisien untuk masing-masing integrator (1/s). Jika fungsi pindah pada persamaan 3.2 dibandingkan dengan fungsi pindah tapis pada persamaan 3.3, maka bisa didapatkan nilai untuk koefien dan sebagai berikut,

, ,

, ,

, ,

, ,

, .

(8)

Gambar 3.5. Hubungan BentukObserver Canonicaldengan Rangkaian RC-Opamp.

Berlaku hubungan .

Dari hubungan blok pada Gambar 3.5 maka rangkaian RC-Opamp yang mempresentasikan tapis dapat dilihat pada Gambar 3.6.

-Y ( (OUT-) - (OUT+) ) R (Isyarat Audio)

-E 81000 1k 8100 -5V 5V + OPAMP5 -5V 5V + OPAMP5 1nF 1nF 100pF 1nF -5V + OPAMP5 + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V -5V 5V + OPAMP5 -5V 5V + OPAMP5 100pF 10k 10k 13000 1300 1000 83000 8300 1k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 1000 3300 33000 10k 10k 5V

Gambar 3.6. Rangkaian dari Tapis yang Dirancang.

(9)

1nF 100pF 1nF 5V -5V + LF353 + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V 10kHz V36 -100m/100mV -5V 5V + OPAMP5 -5V 5V + OPAMP5 100pF 1nF + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V 10k 10k 13000 1300 1000 83000 8300 1k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 1000 3300 33000 10k 8100 1k 10k 81000 A B

Gambar 3.7. Rangkaian untuk Mensimulasikan Tanggapan Frekuensi dan . Kursor A menunjukkan tanggapan frekuensi (s) sedangkan kursor B

menunjukkan tanggapan frekuensi .

(10)

1.000 Hz 100.0 Hz 10.00kHz 1.000MHz 100.0MHz 50.00 dB

0.000 dB -50.00 dB -100.0 dB -150.0 dB A: c6_2

B: u18b_7

1.000 Hz 100.0 Hz 10.00kHz 1.000MHz 100.0MHz 0.000kDeg

-0.500kDeg -1.000kDeg -1.500kDeg -2.000kDeg A: c6_2

B: u18b_7

Measurement Cursors

1 u18b_7 X: 39.224k Y: -3.5393

Gambar 3.8. Hasil simulasi tanggapan dan dengan menggunakan perangkat lunak Circuit Maker (garis biru merupakan tanggapan dan garis

merah merupakan tanggapan ).

Dapat dilihat dari hasil simulasi rangkaian sesuai dengan yang diharapkan mempunyai tanggapan lolos tinggi Butterworth dengan frekuensi penggal ada di sekitar 40kHz. Sedangkan yang merupakan signal transfer function mempunyai penguatan yang rata pada rentang frekuensi audio yaitu (20Hz – 20kHz).

Setelah dirancang tapis kemudian akan dirancang tapis yang akan dihitung berdasarkan dari perancangan tapis . Tapis dalam bentuk state variabledapat dilihat pada persamaan 2.11. Pada tapis akan ditambahkan satu buah keluaran yaitu isyarat yang memenuhi persamaan 2.12.

Dengan memasukkan nilai dari matriks , dan dari tapis yang telah dihitung sebelumnya akan didapatkan keluaran dari isyarat z adalah,

,

(11)

Gambar 3.9. Diagram Kotak Tapis .

-E

Z 10k

-Y ( (OUT-) - (OUT+) ) R (Isyarat Audio)

10k + OPAMP5 5V -5V 81000 81000 1k 8100 -5V 5V + OPAMP5 -5V 5V + OPAMP5 1nF 1nF 100pF 1nF 5V -5V + LF353 + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V + OPAMP5 5V -5V 10kHz V36 -100m/100mV -5V 5V + OPAMP5 -5V 5V + OPAMP5 100pF 10k 10k 13000 1300 1000 83000 8300 1k 10k 10k 10k 10k 10k 10k 1000 3300 33000 10k 10k

Gambar 3.10. Rangkaian Keseluruhan dari Tapis dengan Menggunakan RC-.

3.2. 3.2.

3.2.3.2. PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan BagianBagianBagianBagian PengkuantisasiPengkuantisasiPengkuantisasiPengkuantisasi

(12)

mempresentasikan tegangan catu daya positif yang digunakan yaitu Vdd, -1 sebagai tegangan catu daya negatif yang digunakan yaitu -Vdd dan 0 sebagai tegangan 0V.

Bagian pengkuantisasi akan mengkuantisasi isyarat ke aras terdekat dengan aras kuantisasi yang ada bergantung pada isyarat . Sesuai dengan contoh yang diberikan pada bab 2.1.3.

Jika dijabarkan, maka hubungan antara isyarat , dan keluaran adalah sebagai berikut,

.

Tabel keluaran untuk bagian pengkuantisasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Kondisi Masukan dan Keluaran Bagian Pengkuantisasi.

Kondisi KondisiKondisiKondisi masukan masukan masukan masukan

Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi keluaran keluaran keluaran keluaran

e> 0,z> 0 (y(y(y(y ==== +1)+1)+1)+1)

e< 0,z< 0 (y(y(y(y ==== -1)-1)-1)-1)

ez< 0 (y(y(y(y ==== 0)0)0)0)

Bagian pengkuantisasi yang akan dirancang ini akan terdiri dari blok komparator dan DFF, blok switching logicdan pre-drive serta blok tingkat daya dengan MOSFET. Blok diagram bagian pengkuantisasi dapat dilihat pada Gambar 3.11.

(13)

Bagian komparator dan DFF digunakan sebagai rangkaian hold dan sample untuk isyarat dan . Bagianswitching logic danpre-drive digunakan untuk mengatur kondisi tiap MOSFET pada bagian tingkat daya selain itu, juga untuk memberikan dead-time agar tidak terjadi kondisishoot-through currentpada MOSFET (hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada perancangan switching logic). Yang terakhir adalah bagian tingkat daya dengan MOSFET yang digunakan untuk menguatkan daya dari isyarat hasil modulasi agar isyarat keluaran dapat mengemudikan penyuara. Bagian tingkat daya akan diwujudkan dengan topologi H-bridge.

3.2.1. 3.2.1.

3.2.1.3.2.1. PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan KomparatorKomparatorKomparatorKomparator dandandandan DFFDFFDFFDFF

Rangkaian bagian komparator dan DFF yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.12.

LM319

LM319

-CD4013

CD4013 '

'

CLOCK 400kHz

-5/5V

z e

D

CP Q_

Q

D

CP Q_

Q

z e

-5V

5V + + 5V -5V

Gambar 3.12. Rangkaian Komparator dan DFF yang Dirancang.

Bagian komparator akan melakukan proses komparasi untuk isyarat e dan z terhadap tegangan referensi 0 sehingga didapatkan keluaran dari komparator bernilai 0 atau 1. Kemudian DFF akan digunakan untuk melakukan sample dan hold dari isyarat keluaranedanzyang telah dikomparator.

(14)

Isyarat pulsa kotak sebagai isyarat clock untuk DFF akan direalisasikan dengan menggunakan komponen XR2206. Isyarat pulsa kotak akan dibuat dengan frekuensi sebesar 400kHz (memenuhi syarat frekuensi sampling yang digunakan yaitu minimal 20 kali dari frekuensi isyarat audio yaitu 20kHz). Digunakan komponen XR2206 karena XR2206 merupakan IC monolithic function generator yang dapat menghasilkan gelombang sinus, kotak dan segitiga yang mempunyai kestabilan serta akurasi yang tinggi. Gambar 3.14 menunjukkan rangkaian dari XR2206 yang akan dibuat.

Gambar 3.13.Rangkaian Penghasil Gelombang Kotak dengan Menggunakan Komponen XR2206.

Frekuensi dari rangkaian Gambar 3.13 dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut [17],

Agar didapatkan , maka akan dipilih nilai untuk komponen

(15)

Bagian switching logic digunakan untuk mengatur kondisi MOSFET pada bagian tingkat daya. Bagian MOSFET pada bagian tingkat daya akan diwujudkan dalam topologi H-bridgeyang akan dibahas pada bab 3.3. Pada Tabel 1.1 pada bab 2.2.2 dapat dilihat kondisi tiap MOSFET beserta keluarannya. Jika digabungkan dengan Tabel I akan didapatkan kondisi-kondisi untuk tiap nilai dan beserta kondisi tiap MOSFET beserta keluarannya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini dengan MOSFET M1 ~ M4 mengacu pada Gambar 2.17.

Tabel 3.2. Kondisi Isyarat , dan Kondisi Tiap MOSFET Beserta Keluarannya.

Kondisi isyarat e dan z

Kondisi keluaran

Kondisi tiap MOSFET

M1 M2 M3 M4

e> 0,z> 0 y = +1 On Off Off On

e< 0,z< 0 y = -1 Off On On Off

ez< 0 y = 0 Off On Off On

3.2.2.1. 3.2.2.1.

3.2.2.1.3.2.2.1. SwitchingSwitchingSwitchingSwitching LogicLogicLogicLogic

Rangkaian switching logic dirancang untuk mengatur kondisi M1~M4 agar sesuai dengan isyarat dan sesuai dengan Tabel III selain itu juga untuk menyediakan dead-time bagi MOSFET pada bagian tingkat daya.

(16)

Gambar 3.14. Bentuk Gelombang pada MOSFET M1 dan M2.

Untuk mencegah terjadinya kondisi shoot-through ini gate-driver harus dapat memaksa M1 benar-benar ‘off’ sebelum M2 ‘on’ demikian sebaliknya. Interval waktu dimana kedua MOSFET dalam kondisi ‘off’ dinamakan dead time. Bentuk gelombangnya dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15.Dead-time(biru muda) pada Bagian Keluaran MOSFET.

Rangkaian switching logic dibuat berdasarkan referensi [14]. Rangkaian dapat dilihat pada Gambar 3.16.

(17)

Pada Gambar 3.16, dua buah gerbang logika NOT (dalam kotak warna merah) bertujuan untuk memberikan dead-time. Gerbang logika NOT pada rangkaianswitching logic yang digunakan untuk menghasilkandead-time adalah CD4069 yang mempunyai waktu transisi keluaran baik dari logika ‘high’ ke ‘low’ ataupun ‘low’ ke ‘high’ sebesar 35ns. Sehingga akan dicapaidead-timesekitar 35ns.

Ada empat kondisi dari dan yang mengendalikan keluaran dari rangkaian switchinglogicseperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Tabel Logika KeluaranSwitching Logic.

Kondisi masukan Kondisi keluaran

1N 1P 2N 2P

e’= ‘1’, z’= ‘0’ atau

e’= ‘0’, z’= ‘1’

‘1’ ‘1’ ‘1’ ‘1’

e’= ‘0’, z’= ‘0’ ‘1’ ‘1’ ‘0’ ‘0’

e’= ‘1’, z’= ‘1’ ‘0’ ‘0’ ‘1’ ‘1’

1P akan dihubungkan kepada gate dari M1, 1N dihubungkan ke M2, 2N dihubungkan ke M4, 2P dihubungkan ke M3.

3.2.2.2. 3.2.2.2.

3.2.2.2.3.2.2.2. RangkaianRangkaianRangkaianRangkaianPre-DrivePre-DrivePre-DrivePre-Drive

(18)

Ketika MOSFET dioperasikan dalam kondisi switching dibutuhkan arus yang cukup besar untuk mengisi kapasitansi dari gate MOSFET dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya, masih dibutuhkan rangkaian pre-drive sebelum dihubungkan ke MOSFET karena arus keluaran dari IC logika CMOS pada bagianswitching logicyang relatif kecil (0.5 ~ 4 mA) yang menyebabkan keluaran dari IC logika tidak dapat dihubungkan secara langsung ke MOSFET. Oleh karena itu, dibutuhkan untai buffer yang mampu menyuplai arus yang cukup besar kepadagateMOSFET.

Rangkaianpre-driveyang dirancang menggunakan rangkaian totem poledengan transistor seperti dapat dilihat pada Gambar 3.18.

out in

-5V 5V

2N3906 2N3904

Gambar 3.18. RangkaianTotem Poledengan Transistor Sebagai RangkaianPre Drive.

Pemilihan komponen transistor yang dipakai ini erat kaitannya dengan perancangan MOSFET pada bagian tingkat daya. MOSFET mempunyai kapasitansi pada bagian gerbangnya yang harus terisi hingga tegangan melebihi nilai threshold ( ) agar MOSFET menjadi saturasi. Ketika MOSFET dipakai untuk aplikasi pensaklaran frekuensi tinggi, untuk menjalankan MOSFET dibutuhkan arus yang besar untuk mengisi kapasitansi MOSFET sesuai dengan total muatan yang diperlukan untuk mencapai kondisi saturasi dalam waktu yang singkat. Hubungan antara arus gerbang yang dibutuhkan ( ), total muatan gerbang ( ) dan waktu transisi ( ) dapat dilihat pada persamaan di bawah ini [14],

(19)

Frekuensi pensaklaran yang dipilih adalah sebesar 1 MHz atau mempunyai periode 1 s. Diinginkan perubahan dari kondisi off menuju on dari MOSFET maksimal sebesar 0.2 s, demikian pula sebaliknya. Dari perancangan bagian tingkat daya diputuskan untuk menggunakan MOSFET tipe IRF540 dan IRF9530 dengan pertimbangan mempunyai nilai yang cukup kecil (0.055 Ohm dan 0.3 Ohm) dan mempunyai total muatan gerbang yang cukup kecil pula (30 nC dan 25 nC).

Untuk perhitungan dipakai yang paling besar yaitu 30 nC dan yang diinginkan maksimum adalah 0.2 s, maka nilai harus memenuhi,

dan menghasilkan, .

Pada rangkaian ini dipilih pasangan transistor NPN-PNP 2N3904 dan 2N3906. Karena kedua transistor ini mempunyai arus maksimum yang dapat dilewatkan sebesar 200 mA dan nilai ini memenuhi nilai hasil perhitungan.

Untuk setiap keluaran dariswitching logic1N, 1P, 2N, 2P harus diberi untai pre-drive dengan transistor ini sebelum masuk ke gerbang dari MOSFET pada bagian tingkat daya.

3.2.3. 3.2.3.

3.2.3.3.2.3. PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan BBBBagianagianagianagian TTTTingkatingkatingkat DingkatDDDayaayaayaaya dengandengandengandengan MOSFETMOSFETMOSFETMOSFET

Bagian tingkat daya dirancang menggunakan penguat jembatan penuh (full bridge) dengan MOSFET seperti dapat dilihat pada Gambar 2.19.b agar dapat menghasilkan tiga aras keluaran. Pada subbab ini akan dijelaskan perancangan bagian tingkat daya dengan full bridge MOSFET agar bagian keluaran memenuhi spesifikasi pada bagian perancangan yang meliputi besarnya daya keluaran maksimum yang dihasilkan sebesar 20Watt dan efisiensi yang diharapkan dari penguat > 85%.

(20)

.

Dari persamaan di atas akan dihasilkan tegangan maksimum Vp yang diperlukan sebesar 8.94 Volt.

.

hasil perhitungan tersebut adalah tegangan catu daya minimum yang digunakan untuk menghasilkan daya maksimum pada keluaran sebesar 20Watt. Pada perancangan akan digunakan sebesar 5V. Sehingga catu daya positif dan negatif yang digunakan dalam penguat audio yang dibuat adalah 5V dan -5V.

Efisiensi dari penguat yang diharapkan adalah lebih besar dari 85%. Efisiensi dari penguat dipengaruhi oleh komponen MOSFET yang dipakai. Efsiensi merupakan perbandingan antara daya yang masuk ke dalam penyuara dibandingkan dengan daya keluaran yang disuply oleh catu daya kepada rangkaian secara keseluruhan. Pada rangkaian penguat kelas D ini efisiensi hanya akan dilihat pada bagian keluaran karena rangkaian lainnya adalah rangkaian tapis dengan opamp dan rangkaian logika yang menarik arus dari catu daya lebih sedikit (skala miliAmpere) jika dibandingkan dengan arus dari catu daya yang ditarik oleh bagian keluaran (skala Ampere).

(21)

Gambar 3.19 memperlihatkan salah satu contoh kondisi keluaran darifull bridge MOSFET. Jika efisiensi pada penguat kelas D ditinjau dari keluaran H-bridgesaja maka efisiensi pada penyuara adalah sebesar,

.

yang dipakai sebagai beban adalah penyuara 4 Ohm. Pada perancangan, digunakan dua pasangan MOSFET tipe P dan tipe N yaitu IRF540 dan IRF9530. Alasan dari pemilihan komponen ini adalah MOSFET tipe ini mempunyai yang kecil yaitu untuk IRF540 adalah 0.055 Ohm dan untuk IRF9540 adalah 0.3 Ohm.

Dari penggunaan komponen tersebut, effisiensi hasil perhitungan adalah sebesar 91.95%. Namun, pada kondisi sebenarnya effisiensi penguat tidak dapat lebih besar dari effisiensi hasil perhitungan, karena masih ada faktor seperti disipasi daya yang muncul pada proses switching yang terjadi pada gate MOSFET serta disipasi daya pada komponen-komponen lainnya yang dipakai.

3.2.4. 3.2.4.

3.2.4.3.2.4. GambaranGambaranGambaranGambaran PerancanganPerancanganPerancanganPerancangan PenguatPenguatPenguat KelasPenguatKelasKelasKelas DDDD KeseluruhanKeseluruhanKeseluruhanKeseluruhan

(22)

Gambar

Gambar 3.1. Blok Diagram Penguat Kelas D Tanpa Tapis LC dengan Menggunakan
Gambar 3.2. Gambar Tanggapan Frekuensi dari
Gambar 3.3. Hasil Simulasi MATLAB Letak Kutub dan Nol tapis
Gambar 3.6. Rangkaian dari Tapisyang Dirancang.
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pertambahan bobot dan panjang individu benih ikan mas (C. carpio) strain rajadanu pada perlakuan padat tebar yang berbeda selama 40 hari pemeliharaan.. Pertumbuhan panjang ikan

Intervensi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dalam rangka mengurangi kemiskinan dapat dilihat dari sisi anggaran s ek to r pe rtania n (rutin

Membuat Iklan Animasi 2D yang diharapkan bisa memberikan pengaruh positif kepada masyarakat agar dapat mengenal produk lokal yang berkwalitas dan Penjualan Gula

Stress and job performance among employees in Hong Kong: the role of Chinese work values and organizational commitment.. International Journal of

Pada sasaran kedua menggunakan teori yang bersumber dari penelitian Anggara dan Pramono (2018), dimana variabel yang digunakan yaitu fungsi kawasan lindung dan budidaya,

Dari analisis yang dilakukan terhadap kuesioner nordc body map dan data lain seperti keluhan-keluhan pekerja akibat ketidaknya~nanan dalam bekerja dan produktivitas

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, serta anugerah yang begitu Agung sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis dengan judul “Suplementasi

Sri Muryani,MM , selaku wali studi terima kasih atas bimbingannya dan dukungannya dalam masa kuliah selama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen