BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang
semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan aset yang berharga bagi setiap bangsa, karena hal tersebut sangat menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa.
Kemajuan maupun keterbelakangan suatu bangsa bukan hanya karena faktor kekayaan alam, luas wilayah atau jumlah penduduk yang dimiliki. Melainkan
karena kualitas suberdaya manusianya, terutama mutu dan kualitas dari generasi muda sebagai penerus pembangunan Indonesia.
Indonesia sebagai Negara sedang berkembang telah mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa. Perubahan ini akhirnya menuntut reorganisasi dunia kerja, yang semula
dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Namun karena terdorong dengan adanya alasan ekonomis maka
para pemiik lapangan kerja akhirnya lebih banyak menggunakan tenaga mesin dan alat modern, sehingga menyebabkan lapangan pekerjaan yang menggunakan tenaga kerja manusia semakin hari semakin terbatas pada bidang jasa dan
pelayanan sosial.
Menurut Nawawi (2001) Sumber daya manusia adalah manusia yang
manusia tersebut, maka Sekolah Menegah Kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah seharusnya mampu menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (2004:7) yaitu:
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi
dalam program keahlian yang dipilihnya.
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
Berdasarkan tujuan tersebut maka siswa SMK dibekali dengan pengetahuan, tekhnologi dan keterampilan khusus yang dapat dijadikan modal atau pendorong untuk menjadi seorang wirausaha.
Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20) mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Menurut
inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. (Kasmir, 2011:21)
Pihak Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) berperan memberikan pengetahuan tentang pendidikan kewirausahaan melalui Mata pelajaran
kewirausahaan, agar siswa mengetahui tentang kewirausahaan dengan baik sehingga dapat melakukan usaha sendiri. Sebagaimana Soedjono dalam Suryana (2003:39) mengungkapkan bahwa kemampuan afektif dan kemampuan kognitif
merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan.
(http://www.pustakaskripsi.com/pengaruh-konsep-diri-prestasi-belajar-mata-diklat-kewirausahaan-terhadap-minat-berwirausaha-siswa-kelas-3-smk.html) Selain itu, tumbuhnya minat berwirausaha juga tidak lepas dari pengaruh
lingkungan keluarga siswa sebagai salah satu faktor yang ikut mendukung. Suryana (2003:39) menyebutkan bahwa perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternalnya yang meliputi lingkungan keluarga. Hal ini
karena lingkungan keluarga terutama orang tua jelas berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga orang tua juga dapat mempengaruhi minat
bagi anak di masa yang akan datang untuk berwirausaha.
SMK Kristen Salatiga merupakan salah satu SMK terkemuka di Salatiga. SMK ini selalu berupaya untuk melaksanakan fungsi SMK dengan sebaik-baiknya
dari segi pengajaran maupun pembekalan praktek pada siswanya agar tujuan SMK dapat tercapai dengan baik.
keahlian tertentu, yaitu mengenai ketidaksesuaian kelulusan (output) pendidikan dengan keperluan dan perkembangan kebutuhan tenaga kerja semakin
membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan persaingan yang semakin ketat. Hal ini diperkuat lagi dengan banyaknya lulusan yang bekerja tidak sesuai dengan
ketrampilan yang mereka peroleh selama bersekolah yang pada umumnya tidak mampu menembus pasar kerja yang semakin membutuhkan persyaratan dan keterampilan kerja.
Melihat kenyataan yang dihadapi tersebut, maka perlu pembentukan siswa sebagai individu yang mampu menciptakan pekerjaan dan bukan lagi
sebagai pencari pekerjaan yaitu dengan berwirausaha, dan untuk menuju ke arah pembentukan wirausaha ini, maka perlu penumbuhan minat yang kuat pada siswa
agar dapat merealisasikannya. Pada, kenyataannya di SMK Kristen Salatiga, berdasarkan wawancara pendahuluan yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa, pada tahun lalu atau lulusan tahun ajaran 2012/2013, SMK Kristen Salatiga
meluluskan sekitar 119 siswa ternyata 76 siswa tetap berorientasi dan memiliki minat untuk dapat bekerja pada perusahan atau instansi tetentu setelah lulus.
Berikut pada tabel 1.1 menunjukan data lulusan SMK Kristen Salatiga tahun ajararan 2012-2013.
Tabel 1.1 Data Lulusan Siswa SMK Kristen Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013
No .
Kelas Jumlah
siswa
Bekerja Kuliah wirausaha Lain-lain
1 XI.1 Pemasaran 20 13 4 3 0
2 XI. 2 Akuntansi 34 27 2 4 1
3 XI. 3 Perkantoran 31 19 7 3 2
4 XI. 4 Multimedia 34 17 10 6 1
Jumlah 119 76 23 16 4
Sumber: Data wawancara dengan Kepala Sekolah di SMK Kristen Salatiga Tahun 2013
Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa lulusan Siswa SMK Kristen Salatiga masih berorientasi untuk bekerja di perusahaan, ditunjukan pada data bahwa siswa yang bekerja sebanyak 76 orang, dan ada sejumlah 16 orang lulusan
yang menjadi wirausaha membuka usaha kecil dan ada yang mengembangkan atau melanjutkan bisnis keluarga.
Berkaitan dengan data siswa yang telah lulus peneliti melakukan wawancara dengan Siswa SMK Kristen Salatiga Kelas XI sejumlah 10 siswa. Berdasarkan wawancara diperoleh keterangan bahwa 5 siswa ingin bekerja setelah
lulus dari SMK, 3 siswa ingin melanjutkan kuliah dan 2 siswa ingin berwirausaha untuk mengembangkan bisnis keluarga. Hasil wawancara ini menunjukan bahwa
motivasi siswa untuk berwirausaha masih rendah, siswa masih takut karena resiko yang akan dihadapi dan untuk berwirausaha membutuhkan modal oleh sebab itu siswa memilih untuk bekera di perusahaan setelah lulus dari SMK. Dukungan
berwirausaha dan mereka juga akan diberikan modal jika ingin menjadi wirausaha.
Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan adanya pengaruh penguasaan pengetahuan tentang kewirausahaan juga perlu dimantapkan agar
nantinya bisa diaplikasikan. Selanjutnya sebagai faktor yang juga penting dan perlu diperhatikan adalah dorongan dari lingkungan keluarga yang menjadi pendorong dari luar diri siswa.
Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat
Berwirausaha Pada Siswa SMK Kristen Salatiga”. 1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ” Hubungan Motivasi
Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMK Kristen Salatiga”. antara lain adalah:
a. Seberapa besar minat berwirausaha Siswa SMK Kristen Salatiga?
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan
minat berwirausaha, dalam penelitian ini yaitu motivasi siswa dan dukungan keluarga pada Siswa SMK Kristen Salatiga
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
keluarga terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK Kristen Salatiga, sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk
a. Mengetahui seberapa besar minat berwirausaha Siswa SMK Kristen Salatiga
b. Mengetahui faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan minat berwirausaha dalam penelitian ini yaitu motivasi siswa dan dukungan keluarga pada Siswa SMK Kristen Salatiga.
1.4Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan sebagai
penunjang untuk berbagai studi yang berkenaan dengan keberhasilan belajar. Penelitian ini mendukung teori dari Kasmir yang menyatakan bahwa Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak
keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha (Kasmir, 2011:6).
1.4.2 Manfaat Praktis a. Khusus
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada SMK Kristen
Salatiga dalam menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu peningkatan program pengajaran kewirausahaan agar
Penelitian ini memberi informasi kepada SMK di seluruh Salatiga yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
kebijakan sekolah dalam rangka menggerakkan minat berwirausaha siswa.
1.5Keterbatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa memiliki beberapa
keterbatasan, antara lain; waktu, dana dan tenaga. Karena secara manusiawi informasi yang diberikan oleh narasumber terdapat beberapa unsur
ketidakjelasan. Maka ruang lingkup penelitian ini hanya memfokuskan pada hubungan motivasi siswa dan dukungan keluarga tehadap minat minat