• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh Sri Rahayu

0701540

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul, “Meningkatkan Kemampuan

Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga”

adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang

merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh Sri Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Ilmu Pendidikan

© Sri Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh Sri Rahayu

0701540

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002

Pembimbing II

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 19791211 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)
(6)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Oleh Sri Rahayu

0701540

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Dra. Masitoh, M.Pd

Penguji II

Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 194806261980112001 NIP. 19780308 200112 2 001

Penguji III

Rita Mariyana, M.Pd

Penguji IV

I.Gusti Komang Aryaprastya, M.pd NIP. 19780308 200112 2 001 NIP. 197703122008121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(7)
(8)

Sri Rahayu, 2013

Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Sri Rahayu 0701540

Abstrak

Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan berhitung anak di Kelompok B TK Puspa Mekar. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu pendekatan, metode atau media pembelajaran untuk menanganinya. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah media ular tangga . Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kondisi objektif kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar?, (2) Bagaimana penggunaan media ular tangga pada anak di kelompok B TK Puspa Mekar?, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak di kelompok B TK Puspa Mekar, setelah menggunakan media ular tangga?. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pengunaan media ular tangga dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B TK Puspa Mekar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis dan MC Taggart terdiri dari empat tahapan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 17 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan untuk perhitungan data menggunakan distribusi frekuensi.

Kondisi awal kemampuan berhitung anak di Kelompok B TK Puspa Mekar berada dalam kategori perlu stimulus (PS) sebesar 53%, namun setelah penggunaan media ular tangga, pencapaian kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan berada dalam kategori dalam proses (DP) sebesar 53% dan berkembang baik (BB) sebesar 35% dan secara keseluruhan pencapaian peningkatan sebesar 41%.

Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu penggunaan media ular tangga ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak sebagai media yang menarik.

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Konsep Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 11

1. Pengertian Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 11

(10)

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 16

4. Tahapan Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 19

5. Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak ………...22

6. Standar Kompetensi Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ………25

B. Hakikat Permainan Ular Tangga ... 30

1. Sejarah Permainan Ular Tangga ... 30

2. Manfaat Permainan Ular Tangga ……….. 32

3. Keunggulan Permainan Ular Tangga ………...….. 33

4. Kelemahan Permainan Ular Tangga ………..… 35

5. Langkah-langkah Penggunaan Media Permainan Ular Tangga .….. 36

6. Keterkaitan Penggunaan Media Ular Tangga dengan Kemampuan Berhitung ……….. 39

7. Penelitian Terdahulu ……….. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Lokasi Penelitian ... 44

B. Desain Penelitian ... 44

C. Metode Penelitian... 45

D. Penjelasan Istilah ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 52

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Hasil Penelitian ... 63

1. Gambaran Umum Kondisi Lapangan... 63

2. Kondisi Awal Kemampuan Berhitung Anak Sebelum Menggunakan Media Permainan Ular Tangga ... 78

3. Penerapan Media Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak di TK Puspa Mekar ... 81

B. Pembahasan ... 115

1. Kondisi Awal Kemampuan Berhitung Anak Sebelum Menggunakan Media Ular Tangga di TK Puspa Mekar ………….……...………..115

2. Penerapan Media Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak di TK Puspa Mekar ... 117

3. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Setelah Penerapan Media Ular Tangga di TK Puspa Mekar ……….………...119

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Rekomendasi ... 123

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR / DIAGRAM

GAMBAR / DIAGRAM

3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 45

3.2 Papan Ular Tangga Berhitung ………...52

4.1 Kemampuan Berhitung Anak Prasiklus ………81

4.2 Kemampuan Berhitung Anak Siklus I ………..………92

4.3 Kemampuan Berhitung Anak Siklus II ……….….…….…104

4.4 Kemampuan Berhitung Anak Siklus III ……….………113

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Standar Bilangan dan Operasi Bilangan ... 26

2.2 Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak ... 28

3.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 55

3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Berhitung Anak ... 57

3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Berhitung Anak ... 59

3.4 Distribusi Frekwensi Kemampuan Berhitung Anak ... 61

4.1 Daftar Susunan Pengajar TK Puspa Mekar ... 67

4.2 Profil Anak Murid Kelompok B TK Puspa Mekar ……….…………. 68

4.3 Data Sarana dan Prasarana TK Puspa Mekar ... 69

4.4 Alokasi Waktu Pembelajaran TK Puspa Mekar ... 72

4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Anak Pra Siklus………...79

4.6 Presentase Kemampuan Berhitung Anak Pra Siklus ………...…. 91

4.7 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus I………...…91

4.8 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus I……... 92

4.9 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus II ... 102

4.10 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus II…... 103

4.11 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus III……...……..112

4.12 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus III……….113

4.13 Gambaran Penerapan Media Ular Tangga Dalam Setiap Siklus…...……….. 117

(14)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1 Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan

anak secara menyeluruh. Penyelenggaraan pendidikan usia dini disesuaikan

dengan karakteristik anak yang aktif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan

senang bereksplorasi dengan lingkungannya, hal ini tercermin dalam kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sujiono, 2004).

Sejalan dengan pernyataan tersebut, anak pada usia prasekolah perlu

diberikan program atau kegiatan berdasarkan pada prinsip tumbuh kembang

anak dimana program yang diberikan adalah berupa pengasuhan dan pendidikan

sebagai rangsangan perkembangan fisik (motorik kasar dan halus), kognitif,

bahasa, sosial-emosional, pemahaman moral dan agama secara

proporsional dan terintegrasi, sehingga tingkat perkembangan yang dapat

dicapai oleh anak usia prasekolah ini bukan hanya perkembangan kecakapan

akademik saja, akan tetapi lebih merupakan aktualisasi potensi dari semua

aspek perkembangan. Pengembangan kemampuan di Taman Kanak-kanak mengacu

pada dua bidang yaitu, pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.

Salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipelajari anak usia dini

(16)

2

Pembelajaran matematika untuk anak usia dini merupakan kemampuan yang

penting untuk dimiliki, dengan memiliki kemampuan matematika yang baik anak

mampu memecahkan permasalahan sehari-hari serta mempersiapkan mental

akademik dalam pendidikan selanjutnya. Selain itu, matematika merupakan

kebutuhan fundamental yang perlu dimiliki dalam kehidupan, setiap hari kita

menggunakan matematika seperti dalam mengatur jadwal kegiatan kesehariannya

membutuhkan waktu dan waktu adalah bagian dari matematika, ibu belanja di pasar

melakukan transaksi jual beli menggunakan uang dan nilai mata uang merupakan

bagian dari matematika , serta tukang jahit akan membuat pakaian menggunakan

pengukuran pola sesuai dengan ukuran badan dan pengukuran adalah bagian dari

matematika. Sejalan dengan pemaparan Wahyudin (2003:6) yang mengatakan bahwa

beberapa alasan matematika diperajari, yaitu (1) matematika merupakan mata

pelajaran yang esensial, (2) matematika merupakan alat komunikasi yang tangguh,

singkat, padat dan tak memiliki arti ganda, (3) matematika dapat digunakan untuk

menghadirkan informasi dalam berbagai cara, tidak semata-mata dengan pemakaian

angka-angka dan huruf, tetapi juga melalui penggunaan table, grafik serta diagram,

(5) matematika dipelajari untuk mengembangkan kemampuan secara logis, akurasi

serta kesadaran yang menyertainya, (6) matematika banyak diminati oleh semua

kalangan, dan, (7) matematika dapat dicapai sebagi alat tangguh komunikasi untuk

menghadirkan, menyelaraskan, serta memprediksikan. Sehingga tepat kiranya,

apabila matematika merupakan pembelajaran yang harus dipelajari sejak anak berusia

(17)

3

Salah satu konsep dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki anak

usia prasekolah adalah berhitung. Copley (2000) mengungkapkan bahwa berhitung

merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan beragam kemampuan seperti

menyebutkan nama-nama angka secara berurutan, satu, dua, tiga dan seterusnya,

kemampuan menghafal seperti, menyebutkan alphabet, A, B, C, D, dan seterusnya.

Lorton mengemukakan ada tiga tahapan pembelajaran matematika untuk anak usia

dini yaitu, mulai dari tingkat pemahaman konsep, menghubungkan konsep konkrit

dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan (Sudono, 2000 : 385).

Sedangkan dalam kenyataannya pembelajaran matematika dikenalkan melalui

penggunaan pembelajaran yang konvensional dan besifat latihan, sehingga

pembelajaran kurang bermakna. Hal ini sejalan dengan pemaparan Sriningsih (2008 :

1) mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan

konsep-konsep matematika yang menekankan pada penguasaan angka melalui latihan

dan praktek-praktek paper-pensil test.

Pembelajaran pengenalan matematika secara konvensional ini ditemukan pada

salah satu Kelompok B di TK Puspa Mekar, sehingga kemampuan berhitung anak

masih belum berkembang secara maksimal, hal ini ditandai oleh belum mampunya

anak menghitung secara mundur serta acak, belum mampunya anak dalam

pengurangan dan belum mampunya anak dalam hal penjumlahan. Salah satu faktor

dari kurang maksimalnya kemampuan berhitung anak adalah metode yang digunakan

lebih menekankan pada praktek-praktek paper-pensil tes, anak diberi lembar kerja

(18)

4

bersama-sama, anak ditanya berapa hasil dari penjumlahan atau pengurangan dari

bilangan-bilangan tertentu tanpa menggunakan alat bantu atau media, kemudian anak

ditugaskan untuk menulis angka tersebut. Pembelajaran matematika yang

dilaksanakan masih didominasi oleh paradigma mengajar yang memiliki ciri-ciri

antara lain : guru aktif menyampaikan informasi dan anak pasif menerima,

pembelajaran berfokus (berorientasi) pada guru bukan pada anak, ketergantungan

anak pada guru cukup besar, independensi berpikir anak kurang dikembangkan,

pemahaman anak cenderung pada pemahaman instrumental, bukan pada pemahaman

relasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai

kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan

kegiatan kepada anak. Sementara itu anak hanya duduk dan mendengarkan ceramah

guru, anak hanya mengamati gambar, dan melaksanakan tugas yang diberikan.

Selain faktor tersebut, pembelajaran matematika di TK Puspa Mekar

menggunakan metode drill yang dilakukan setiap hari sebelum anak-anak

memulai kegiatan di sekolah, anak menyebutkan urutan bilangan satu sampai

sepuluh sambil melihat gambar angka/bilangan yang tertempel pada dinding kelas

sehingga anak kurang bisa mengaitkan antara apa yang dipelajarinya dengan

lingkungan sekitarnya. Anak cenderung menghafal angka yang terdapat pada gambar

dan kurang mengkaitkan dengan penerapan angka-angka itu untuk menerangkan

orang atau benda yang sering ditemuinya sehari-hari. Hal ini dapat mengakibatkan

(19)

5

Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di TK Puspa Mekar ini kurang

memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan ide-ide kreatif, kurang

melatih daya nalar, dan tidak mengajarkan untuk mampu melihat alternatif lain yang

mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga pembelajaran

bermakna dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak menjadi terabaikan.

Bermain merupakan salah satu alternatif yang mampu menciptakan pembelajaran

menjadi bermakana. Hal ini senada dengan pemaparan Sudono (2000:1)

mengungkapkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau

tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan

informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Sel ain itu Hildebrand (S eti aningsih, 2007:10) mengungkapkan bahwa

bermain berarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun

yang dapat dilakukan untuk menstransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama

dengan dunia orang dewasa.

Berdasarkan pemaparan tersebut, bermain merupakan kegiatan yang dapat

dilakukan dengan menggunakan suatu alat atau media. Media ular tangga

merupakan media yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif salah

satunya adalah kemampuan berhitung. Hal ini senada dengan pemaparan

Sriningsih (2009:98) yang mengemukakan bahwa permainan ular tangga

dapat diberikan untuk anak usia 5 -6 tahun dalam rangka menstimulasi

(20)

6

Adapun kemampuan kognitif yang terstimulasi melalui media ular tangga adalah

menyebutkan urutan bilangan, mengenal lambang dan konsep bilangan.

Hasil penelitian Agustina (2008) mengemukakan bahwa penggunaan

permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan permainan ular tangga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam

pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak TK.

Berdasarkan refleksi diri mengenai pembelajaran berhitung yang dilaksanakan

di TK Puspa Mekar, kemampuan berhitung anak masih belum berkembang secara

maksimal sehingga peneliti dan guru kelompok B mencari solusi tindakan untuk

memecahkan masalah belum maksimalnya kemampuan berhitung di TK Puspa

Mekar. Tepat kiranya media ular tangga menjadi salah satu alternatif yang

diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan berhitung tersebut. Media ular

tangga merupakan media yang dimodifikasi dengan menambahkan gambar atau

angka dan menyajikan materi-materi pembelajaran didalamnya serta mudah

dimainkan oleh anak baik secara individu maupun secara berkelompok.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini

memfokuskan kajian pada bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak

taman kanak-kanak melalui media permainan ular tangga yang penulis rumuskan

(21)

7

Terhadap Anak di kelompok B TK Puspa Mekar, Kecamatan Sukasari Kota Bandung

pada Tahun Pelajaran 2012-2013).

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan belum

maksimalnya kemampuan berhitung anak kelompok B TK Puspa Mekar, yang

ditandai dengan kurangnya kemampuan anak dalam mengitung bilangan secara

mundur dan acak, dan dalam penjumlahan serta pengurangan bilangan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berhitung anak sebelum digunakannya

media permainan ular tangga di TK Puspa Mekar Kecamatan Sukasari Kota

Bandung pada Tahun Ajaran 2012-2013?

2. Bagaimana implementasi proses pembelajaran berhitung menggunakan media

permainan ular tangga pada anak di Kelompok B TK Puspa Mekar?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Puspa

Mekar setelah diterapkan media permainan ular tangga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif kemampuan berhitung anak di kelompok

(22)

8

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan media ular tangga dalam upaya meningkatkan

kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompok B

TK Puspa Mekar, setelah menggunakan media ular tangga.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait diantaranya :

a. Bagi Guru

Guru lebih mudah mengajarkan kemampuan berhitung pada anak karena

menggunakan media yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi

anak.

Memotivasi peranan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak

taman kanak-kanak untuk menciptakan media yang menarik, menyenangkan,

dan bermakna bagi anak.

Dapat meningkatkan kompetensi guru-guru sehingga pembelajaran

berhitung lebih berkualitas.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga

pendidikan pada umumnya, khususnya bagi TK Puspa Mekar, Jalan Sarirasa

Blok IV No.121 Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung dalam rangka

(23)

9

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun Struktur Organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima

bab yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah

yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep

Kemampuan Berhitung Anak yang terdiri dari pengertian berhitung, tujuan

pembelajaran berhitung, prinsip-prinsip berhitung, tahapan penguasan

berhitung di Taman Kanak-kanak, peranan guru dalam meningkatkan

kemampuan berhitung di Taman Kanak-Kanak, standar kompetensi

pembelajaran berhitung di Taman Kanak-Kanak. Sedangkan untuk hakikat

permainan ular tangga terdiri dari pengertian permainan ular tangga, sejarah

permainan ular tangga, manfaat permainan ular tangga, keunggulan

permainan ular tangga, kelemahan permainan ular tangga, langkah-langkah

penggunaan media permainan ular tangga, keterkaitan permainan ular tangga

(24)

10

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk

melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang

terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik

pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang

pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang

dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Puspa Mekar yang

beralamat di Jl. Sarirasa Blok IV No. 121 Sarijadi Bandung. Sedangkan yang menjadi

subjek penelitian ini adalah anak Kelas B tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 17

anak.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

model Kemmis dan MC Taggart. Adapun jenisnya yaitu PTK partisipan karena dalam

penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal

sampai penelitian tersebut berakhir. Sesuai dengan pernyataan Muslihudin (2009:

73), bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya

peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta

berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian dengan mengacu kepada model

spiral adalah sebagai berikut yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)

Pengamatan, (4) Refleksi, (5) Perencanaan Tindakan (Muslihuddin, 2010: 69),

diperlukan jika belum tercapainya peningkatan kemampuan berhitung di TK Puspa

(26)

45

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di TK Puspa

Mekar yaitu masih belum optimalnya kemampuan berhitung anak, hal ini ditandai

dengan belum mampunya anak menghitung secara acak dan mundur, serta dalam

Perencanaan (Planning) (Planning)

Pelaksanaan (Acting) (Planning) Refleksi

(Reflecting) (Planning)

Siklus I

Pengamatan (Observing) (Planning)

Perencanaan (Planning) (Planning)

Refleksi (Reflecting)

(Planning)

Pelaksanaan (Acting) (Planning)

Siklus II

Pengamatan (Observing) (Planning)

(27)

46

melakukan operasai penjumlahan dan pengurangan. Melihat kondisi di TK tersebut

peneliti berinisiatif untuk merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya

meningkatkan kemampuan berhitung di TK Puspa Mekar secara berkesinambungan

sehingga diharapkan akan mampu mengembangkan pembelajaran yang sudah ada

menjadi lebih baik dan kemampuan berhitung anak pun dapat tercapai dengan

optimal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (classroom action research) model Kemmis dan MC Taggart.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, adapun prosedur penelitian

tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada

penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Identifikasi masalah

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada di TK Puspa

Mekar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pendamping, terdapat beberapa

masalah berkaitan denagn kemampuan berhitung anak. Hal ini ditandai dengan belum

mampunya anak dalam menghitung secara acak, seca mundur serta dalam memahami

operasi penjumlahan dan pengurangan.

2. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan alasan untuk mengambil

(28)

47

observasi, rendahnya kemampuan berhitung anak disebabkan oleh keterbatasaannya

media penunjang dalam proses belajar yang mengakibatkan anak tidak terlibat secara

aktif sehingga anak merasa bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak

tersampaikan dengan optimal. Adapun alat yang digunakan dalam observasi dengan

menggunakan pedoman wawancara, studi dokumentasi, dan pedoman observasi.

3. Pelaksanaan tindakan

Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Peneliti menyiapkan bahan-bahan penelitian sebelum melakukan penelitian

di lapangan seperti menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar

observasi, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital, menetapkan

indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), media ular tangga dan membuat

rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan pada anak

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap anak.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang

sudah peneliti buat, dimana peneliti akan melihat sejauhmana penguasaan guru serta

(29)

48

pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga, penggunaan media ini

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak.

c. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak.

Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pengembangan kemampuan

berhitung dengan penggunaan media ular tangga. Pengamatan dilakukan secara

kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan memproses data, yang didapat saat dilakukan

pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya,

dianalisis dan disintetis. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti

melakukan refleksi dari siklus I, II, dan selanjutnya sampai ketercapaian perbaikan

pembelajaran berhasil, dengan adanya refleksi peneliti dapat mengetahui ketercapaian

dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan. Apabila kemampuan

berhitung anak belum tercapai maka diulangi kembali dengan melakukan tahapan

selanjutnya.

D. Penjelasan Istilah

Adapun penjelasan istilah dari kemampuan berhitung dan media ular tangga

(30)

49

1. Kemampuan berhitung dalam penelitian ini adalah kemampuan berhitung

anak yang terdiri dari enam indikator, diantara lain yaitu:

a. mampu menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara

berurutan)

b. mampu menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara

berurutan),

c. mampu menyebutkan salah satu bilangan sebelum dan sesudah antara

1-20 (berhitung secara acak),

d. mampu menghubungkan jumlah simbol titik yang ada di dadu dengan

memindahkan pion,

e. mampu menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga,

f. mampu mengurangkan melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.

2. Media ular tangga dalam penelitian ini adalah media yang dimodofikasi oleh

peneliti yang dirancang khusus agar sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,

dan karakteristik anak. Peneliti memberi nama pada media ini “Ular Tangga

Berhitung”. Adapun modifikasi dari media ular tangga adalah sebagai

berikut:

a. Media ular tangga berukuran 29 x 37,5 cm.

b. Bahan yang digunakan adalah kertas art paper 250 gram dilaminating

glosy.

c. Gambar yang dipakai disesuaikan dengan tema.

(31)

50

e. Adapun aturan permainan ular tangga berhitung ini adalah sebagai berikut

:

1) Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir

pada petak nomor 25.

2) Setiap 1 papan ular tangga dimainkan oleh 2-3 orang pemain.

3) Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga papan permainan,

terletak pada petak tertentu.

4) Terdapat beberapa perintah untuk menghitung jumlah gambar

buah-buahan pada petak tertentu.

5) Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ekor ular dapat

memindahkan bidak/pion pemain mundur beberapa petak,

sedangkan kaki tangga dapat memindahkan bidak pemain maju

beberapa petak.

6) Sebagian ular dan tangga adalah pendek dan hanya sedikit tangga

yang panjang.

7) Terdapat 1 buah dadu yang digunakan.

8) Setiap pemain mendapat bidak satu buah dengan warna yang

berbeda.

9) Setiap pemain menentukan siapa yang bermain lebih dulu dengan “Hom-pim-pa…”

10)Pemain yang mendapat kesempatan bermain lebih dulu mengocok

(32)

51

dijalankan. Dilanjutkan dengan pemain berikutnya.

11)Pemain harus melangkah sesuai dengan jumlah mata dadu yang

keluar. Setiap pemain menjalankan bidak pada papan permainan

Ular Tangga Bilangan di mulai dari petak yang bertuliskan angka “1”.

12)Setelah berhenti disalah satu petak, pemain dapat langsung

menghitung gambar yang tercantum tersebut.

13)Boleh terdapat lebih dari 1 pemain pada suatu petak.

14)Apabila pemain melangkah dan berakhir pada petak yang

bergambar kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai

pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.

15)Apabila pemain melangkah dan berakhir pada petak yang

bergambar ekor ular, maka bidak tersebut harus mundur sampai

pada petak yang ditunjuk oleh kepala ular tersebut.

16)Langkah permainan di atas dilakukan oleh setiap pemain secara

bergantian hingga berakhir di petak yang bertuliskan angka “25”.

17)Pemain yang lebih dulu menempati petak angka “25” maka dialah

(33)

52

Adapun gambar media papan “Ular Tangga Berhitung” sebagai berikut:

Gambar 3.2

Papan Ular Tangga Berhitung

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting

(kondisi yang alami), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi berperan serta (participan observation), dan dokumentasi.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat tiga macam yaitu

observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi menurut Muslihuddin (2010:60) kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret sejauhmana efek tindakan telah mencapai

sasaran. Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berhitung anak, respon anak terhadap pemanfaatan media ular tangga yang

(34)

53

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang

banyak digunakan dalam penelitian yang pada pelaksanaan dilakukan secara

lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru untuk mengetahui

kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana kemampuan

berhitung anak, program yang digunakan dalam merangsang kemampuan

berhitung anak, kendala yang dihadapi guru dan upaya dalam meningkatkan

kemampuan berhitung anak.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik berupa foto, rekaman suara dan lain-lain yang

diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya meningkatkan

kemampuan berhitung anak di TK Puspa Mekar melalui penggunaan media ular

tangga.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 160) merupakan alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

[image:34.612.117.531.218.611.2]
(35)

54

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam

pedoman penelitian ini adalah pedoman observasi yang berbentuk rating scale,

pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Prosedur pengembangan instrumen

yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002:

157):

1. Menganalisis Variabel Penelitian

Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub variabel/dimensi,

indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat diukur dan

menhasilkan data yang diinginkan oleh peneliti. Pembuatan indikator, dalam hal

ini indikator kemampuan berhitung anak, peneliti mengunakan teori atau

konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah seperti dalam Coopley.

2. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan

digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di lapangan, atau

dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk mengukur variable, sub

variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Jenis

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam

bentuk rating scale, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi penggunaan

(36)

55

3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen

Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel, sub

variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun

[image:36.612.91.549.198.701.2]

kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berhitung Anak

KISI-KISI INSTRUMEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

Variabel Sub Variabel Indikator

Tekhnik Pengumpul an Data Sumber Data Bulir Item Berhitung (Counting). Menghitung secara lisan 1-20.

1. Anak mampu

menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara berurutan).

2. Anak mampu

menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara berurutan).

3. Anak mampu

menyebutkan salah satu bilangan sebelum dan sesudah antara 1-20 (berhitung secara acak).

Observasi Anak

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 29, 30 Menghubungkan /memasangkan jumlah simbol

4. Anak mampu

menghubungkan jumlah simbol

Observasi Anak

(37)

56

dengan memindahkan pion.

titik yang ada di dadu dengan memindahkan pion. Menjumlahkan dan mengurangi sampai 10.

5. Anak mampu

menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga.

6. Anak mampu

mengurangi melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.

Observasi Anak

37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45

Sumber: diadaptasi dari Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak, Permen Nomor 58 Tahun 2009 dan NCTM (Copley, 2001: 47) disesuaikan dengan kegiatan penelitian.

4. Membuat Instrumen Penelitian

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya,

peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau

pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam bentuk

rating scale.

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai

(38)
[image:38.612.100.572.166.706.2]

57

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Kemampuan Berhitung Anak

No Indikator Item Pertanyaan Penilaian

3 2 1

1 Anak mampu

menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara berurutan).

1. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 1-2

2. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 2-5

3. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 3-7

4. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 4-9

5. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 5-10

6. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 6-12

7. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 7-14

8. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 8-16

9. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 9-18

10. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-20

2 Anak mampu

menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara berurutan).

11. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-18 12. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-17 13. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-15 14. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-13 15. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-10 16. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-7 17. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-5 18. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-3 19. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-1 20. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-1

3 Anak mampu

menyebutkan bilangan

sebelum dan

sesudah (berhitung secara acak)

21. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 3 22. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 8 23. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 5

24. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 10

25. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 12

26. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 11 27. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 14 28. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 16 29. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 17 30. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 19

4 Anak mampu

menghubungkan jumlah simbol yang ada di dadu dengan

31. Anak mampu menghitung 1 simbol pada dadu dengan 1 langkah memindahkan pion

32. Anak mampu menghitung 2 simbol pada dadu dengan 2 langkah memindahkan pion

(39)

58

langkah memindahkan pion.

dengan 3 langkah memindahkan pion

34. Anak mampu menghitung 4 simbol pada dadu dengan 4 langkah memindahkan pion

35. Anak mampu menghitung 5 simbol pada dadu dengan 5 langkah memindahkan pion

36. Anak mampu menghitung 6 simbol pada dadu dengan 6 langkah memindahkan pion

5 Anak

menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga.

37. Anak mampu menjumlahkan 2 simbol pada petak papan ular tangga dengan gambar 6 anak tangga 38. Anak mampu menjumlahkan 4 simbol pada petak

papan ular tangga dengan gambar 3 anak tangga 39. Anak mampu menjumlahkan 13 simbol pada petak

papan ular tangga dengan gambar 4 anak tangga 40. Anak mampu menjumlahkan 19 simbol pada petak

papan ular tangga dengan gambar 2 anak tangga

6 Anak

mengurangkan melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.

41. Anak mampu mengurangkan 6 simbol pada petak papan ular tangga dengan 1 gambar bintik pada gambar ular

42. Anak mampu mengurangkan 10 simbol pada petak papan ular tangga dengan 7 gambar bintik pada gambar ular

43. Anak mampu mengurangkan 12 simbol pada petak papan ular tangga dengan 3 gambar bintik pada gambar ular

44. Anak mampu mengurangkan 16 simbol pada petak papan ular tangga dengan 2 gambar bintik pada gambar ular

(40)

59

[image:40.612.116.530.180.624.2]

Adapun untuk kriteria penilaian kemampuan anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Kemampuan Berhitung Anak

Pernyataan Kemampuan

Berhitung

Kriteria Penilaian Kemampuan BB

(Skor nilai 3)

DP (Skor nilai 2)

PS (Skor nilai 1)

Berkembang Baik (anak sudah mampu melakukan kegiatan secara mandiri tanpa

bantuan guru) Dalam Proses (anak masih memerlukan bantuan guru dalam melakukan kegiatan) Perlu Stimulus (anak belum mampu melakukan kegiatan sendiri dan masih perlu bimbingan)

A l a t / i n s t r u m e n p e n i l a i a n o b s e r v a s i p r a s i k l u s , s i k l u s I , s i k l u s I I , d a n s i k l u s I I I d a p a t d i l i h a t p a d a L a m p i r a n I I I .

5. Judgment Instrumen

Langkah selanjutnya peneliti mengkonsultasikan instrumen yang telah

dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan dua dosen yang ahli di bidang

pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk merevisi

instrumen apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatannya,

misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti

item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi dan

(41)

60

F. Analisis data

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan

menggolongkan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display

data, dan kesimpulan, (Sugiyono, 2008: 337).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi

data.

2. Display Data

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif.

Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan

dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

(42)

61

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yang

dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil wawancara

dianalisis secara deskriptif berdasarkan pada informasi yang disampaikan oleh

guru. Data hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama tiga siklus

dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, menurut Supranto

(2000: 62) distribusi frekuensi adalah pengelompokan data kedalam beberapa

kelompk (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap

kelas. Adapun cara perhitungan kemampuan berhitung menggunakan tabel

[image:42.612.116.529.210.616.2]

distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berhitung Anak

No Kategori Interval Tally F %

1 BB > 105

2 DP 75 - 104

3 PS 45 - 74

Keterangan :

1) Mencari interval

a) Jumlah indikator/item x nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)

45 X 3 = 135

(43)

62

c) Hasil pengurangan – jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)

90 : 3 = 30

Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 30 yang akan ditetapkan pada kategori

Maka interval untuk kategori BB > 105 DP = 75 - 104 PS = 45 - 74

2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan

mengenal konsep bilangan.

3) Mencari persentase

Mencari persentase dengan rumus :

P =

n F

X 100%

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan berhitung

anak melalui media permainan ular tangga di TK Puspa Mekar, dapat diuraikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berhitung anak di TK Puspa Mekar sebelum penggunaan media

ular tangga masih belum terstimulasi secara optimal hal ini ditandai dengan

belum terlihatnya anak mampu menghitung secara acak dan mundur, dan dalam

hal menjumlah serta mengurangkan. Hasil observasi kemampuan berhitung anak

sebelum penggunaan media ular tangga pada 45 item kemampuan menunjukan

bahwa kemampuan anak masih berada dalam kategori Perlu Stimulus (PS).

2. Media Ular Tangga yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung

anak di TK Puspa Mekar dilaksanakan dalam tiga siklus. Observasi pada siklus

pertama menggambarkan adanya peningkatan cukup baik terkait kemampuan

berhitung anak, begitupun dengan hasil observasi pada siklus kedua dan ketiga,

terlihat dari sudah mampunya anak untuk menghitung mundur, menghitung acak,

penjumlahan dan pengurangan.

3. Kemampuan berhitung anak setelah penggunaan media ular tangga mengalami

peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan diakumulasikan

(45)

123

anak dari kategori perlu stimulus (PS) ke kategori masih dalam proses (DP) dan

berkembang baik (BB) secara keseluruhan mencapai 41%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dan hasil temuan dilapangan, penulis dapat

memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak

a. Penggunaan berbagai media yang menarik dapat diberikan guru kepada anak

dalam setiap pembelajarannya untuk dapat mengembangkan

kemampuan berhitung anak. Salah satu media yang efektif untuk

mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman

Kanak-kanak adalah menggunakan media permainan ular tangga.

b. Guru diharapkan dapat menggunakan media permainan ular tangga

dengan berbagai modifikasi dalam kegiatan pembelajaran untuk

menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak.

c. Penggunaan media permainan ular tangga tidak hanya dapat dilakukan di

dalam kelas, namun bisa digunakan di luar kelas atau halaman bermain.

2. Bagi Lembaga pendidikan Anak Usia Dini

a. Memberikan kesempatan dan upaya guru dalam menentukan strategi

yang tepat dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak.

b. Memanfaatkan media permainan ular tangga sebagai upaya untuk

(46)

124

c. Memfasilitasi media atau alat bagi guru dalam penggunaan media

permainan ular tangga.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih

mendalam dengan penggunaan media ular tangga untuk aspek -aspek

perkembangan lainnya, seperti kemampuan pengukuran, fisik

motorik maupun sosial emosional.

b. Peneliti selanjutnya mampu memodifikasi media ular tangga baik

dari design gambar maupun aturan permainan agar lebih menarik

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Agustin, Mubiar & Muslihuddin. (2008). Mengenali Dan Mengembangkan Potensi Kemampuan Jamak Anak Usia Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfal. Bandung: Rizqi Press.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aqib, Zainal (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.

Akbar, Reni & Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan anak. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Copley, J. (2001). The Young Child and Matematics. Washington D.C.: National Association for the Education of Young Children.

Depdiknas (2007). Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta Depsiknas Direktotar Pembinaan TK dan SD.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan National.

Depdikans, (2004), Kurikulum TK/RA. Jakarta : Depdiknas

Einon, Dorothy. (2005). Permainan Cerdas Untuk Anak. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Damaring Tyas.

Eliyawati, Cucu (2008). Media dan Sumber Belajar di TK. Bandung: Bahan Ajar PLPG Universitas Pendidikan Indonesia.

(48)

Indrianto. (2009). Pengembangan Media Permainan (Bar Tangga dalam Pembelajaran Bahasa Arab. [Online]. Tersedia di http://www.karyailmiah umac.id/index.php/sastra-arab/articleview/1987/0. [29 November 2010].

Janah, Arinil. (2009). I.aporan PTK Ular Tangga PKn. [Online] Tersedia di http://arinil wordpress.com/2009/10/281Iaporan-ptk-ular-tangga-pkni. [29 November 2011].

Masitoh, dkk (2005). Strategi Pembelajran TK. Jakarta: Depdiknas.

Masitoh, Setiasih, Ocih & Djoehaeni, Heny. (2005). Pendekatan Belajar Aktif Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Montolalu, B.E.F, dkk (2008). Bermain Dan Permainan anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Munandar, Utami S,C. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Depdiknas (2007). Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta Depdiknas Direktotar Pembinaan TK dan SD

Depdiknas (2007). Pedomam Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Maina, Dara. (2009). Bermain Ular Tangga (board games). [Online]. Tersedia di

httpll:www.daramai na.com/2009/06/bermain-ular-tangga.html. [26

Oktober 20I0].

Mulyati, (2007). Keunggulan Media Permainan Ular Tangga. Tersedia di http//:tunascendikia.org/wordpress/archives/date/2007/05/keunggulan-media-permainan-ular tangga.html. [26 Oktober 2011].

Mazhahiri, Husain. (2002). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera Basritama.

Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Novarina, Dina. (2010). Penggunaan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Memahami Konsep Bilangan di TK. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.

(49)

Rahman Faizal, (2010). Permainan Ular Tangga. Makalah Politeknik Bandung. tidak diterbitkan.

Rahmawati, Indah. (2009). Media Permainan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Tersedia di httpgissn.pdii.lipi.go.idissn.cgi. [29 November 2010].

Rahman (2008). Penelitian Tidakan Kelas. Bandung: UPI.

Rustam & Mundilarto. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Depdiknas.

Sriningsih, Nining. (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini Bandung: Pustaka Sebelas.

Santrock, W. J. (1983). Life Span Development. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Achmad Chusairi & Juda Damanik.

Sudono, A. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belatar TK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.

Suhermin. (2009). Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Keterampilan Interaksi Sosial Dan Hasil Belajar. Skripsi. Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan.

Supranto. J .(2000). Statistik teori dan aplikasi edisi enam. Jakarta: Erlangga

Purmonodewo, S. (1995). Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Usman, M.U. (2000) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. UPI Press.

Gambar

GAMBAR / DIAGRAM
TABEL
GRAFIK 4.1     Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar           Pada setiap Siklus ………………………………………………
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan Berbahasa Melalui Permainan Ular Tangga Pada Anak Kelompok B (kelompok Salman) RA Taqiyya Kartasura Sukoharjo sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berhitung anak kelompok A TK Kenari III Dragan Musuk Tahun Pelajaran 2013/2014 sebelum dilaksanakan

Adapun masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah permainan pancing pintar dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok A

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok B di TK Kridawita pada Tahun Ajaran 2013/2014 melalui permainan tradisional

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak dapat dilakukan melalui puzzle angka pada anak kelompok A di TK Pertiwi

(2) melalui siklus tindakan penggunaan metode permainan ular tangga dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak didik kelompok B taman Kanak-Kanak.. Berdasarkan

media permainan ular tangga melalui Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk.. membuktikan Efektifitas permainan Ular tangga untuk meningkatkan

Jurnal Pendidikan Tambusai 4135 Upaya Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Permainan Ular Tangga Pada Kelompok B Di TK Al Khairiyah Jatibening, Bekasi Marlinah1*,