MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh Sri Rahayu
0701540
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul, “Meningkatkan Kemampuan
Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga”
adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh Sri Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas
Ilmu Pendidikan
© Sri Rahayu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh Sri Rahayu
0701540
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002
Pembimbing II
Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 19791211 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Oleh Sri Rahayu
0701540
Disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I
Dra. Masitoh, M.Pd
Penguji II
Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 194806261980112001 NIP. 19780308 200112 2 001
Penguji III
Rita Mariyana, M.Pd
Penguji IV
I.Gusti Komang Aryaprastya, M.pd NIP. 19780308 200112 2 001 NIP. 197703122008121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Sri Rahayu, 2013
Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak di Kelompok B TK PUSPA MEKAR Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)
Sri Rahayu 0701540
Abstrak
Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan berhitung anak di Kelompok B TK Puspa Mekar. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu pendekatan, metode atau media pembelajaran untuk menanganinya. Media pembelajaran yang dikembangkan adalah media ular tangga . Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kondisi objektif kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar?, (2) Bagaimana penggunaan media ular tangga pada anak di kelompok B TK Puspa Mekar?, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak di kelompok B TK Puspa Mekar, setelah menggunakan media ular tangga?. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai pengunaan media ular tangga dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B TK Puspa Mekar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis dan MC Taggart terdiri dari empat tahapan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 17 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan untuk perhitungan data menggunakan distribusi frekuensi.
Kondisi awal kemampuan berhitung anak di Kelompok B TK Puspa Mekar berada dalam kategori perlu stimulus (PS) sebesar 53%, namun setelah penggunaan media ular tangga, pencapaian kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan berada dalam kategori dalam proses (DP) sebesar 53% dan berkembang baik (BB) sebesar 35% dan secara keseluruhan pencapaian peningkatan sebesar 41%.
Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu penggunaan media ular tangga ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak sebagai media yang menarik.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GRAFIK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Konsep Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 11
1. Pengertian Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 11
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 16
4. Tahapan Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ... 19
5. Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan Kemampuan Berhitung di Taman Kanak-Kanak ………...22
6. Standar Kompetensi Pembelajaran Berhitung di Taman Kanak-Kanak ………25
B. Hakikat Permainan Ular Tangga ... 30
1. Sejarah Permainan Ular Tangga ... 30
2. Manfaat Permainan Ular Tangga ……….. 32
3. Keunggulan Permainan Ular Tangga ………...….. 33
4. Kelemahan Permainan Ular Tangga ………..… 35
5. Langkah-langkah Penggunaan Media Permainan Ular Tangga .….. 36
6. Keterkaitan Penggunaan Media Ular Tangga dengan Kemampuan Berhitung ……….. 39
7. Penelitian Terdahulu ……….. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44
A. Lokasi Penelitian ... 44
B. Desain Penelitian ... 44
C. Metode Penelitian... 45
D. Penjelasan Istilah ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Hasil Penelitian ... 63
1. Gambaran Umum Kondisi Lapangan... 63
2. Kondisi Awal Kemampuan Berhitung Anak Sebelum Menggunakan Media Permainan Ular Tangga ... 78
3. Penerapan Media Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak di TK Puspa Mekar ... 81
B. Pembahasan ... 115
1. Kondisi Awal Kemampuan Berhitung Anak Sebelum Menggunakan Media Ular Tangga di TK Puspa Mekar ………….……...………..115
2. Penerapan Media Ular Tangga dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak di TK Puspa Mekar ... 117
3. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Setelah Penerapan Media Ular Tangga di TK Puspa Mekar ……….………...119
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 122
A. Kesimpulan ... 122
B. Rekomendasi ... 123
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR / DIAGRAM
GAMBAR / DIAGRAM
3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 45
3.2 Papan Ular Tangga Berhitung ………...52
4.1 Kemampuan Berhitung Anak Prasiklus ………81
4.2 Kemampuan Berhitung Anak Siklus I ………..………92
4.3 Kemampuan Berhitung Anak Siklus II ……….….…….…104
4.4 Kemampuan Berhitung Anak Siklus III ……….………113
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Standar Bilangan dan Operasi Bilangan ... 26
2.2 Pengembangan Kemampuan Kognitif Anak ... 28
3.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 55
3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Berhitung Anak ... 57
3.3 Kriteria Penilaian Kemampuan Berhitung Anak ... 59
3.4 Distribusi Frekwensi Kemampuan Berhitung Anak ... 61
4.1 Daftar Susunan Pengajar TK Puspa Mekar ... 67
4.2 Profil Anak Murid Kelompok B TK Puspa Mekar ……….…………. 68
4.3 Data Sarana dan Prasarana TK Puspa Mekar ... 69
4.4 Alokasi Waktu Pembelajaran TK Puspa Mekar ... 72
4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Anak Pra Siklus………...79
4.6 Presentase Kemampuan Berhitung Anak Pra Siklus ………...…. 91
4.7 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus I………...…91
4.8 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus I……... 92
4.9 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus II ... 102
4.10 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus II…... 103
4.11 Skor Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus III……...……..112
4.12 Presentase Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar Siklus III……….113
4.13 Gambaran Penerapan Media Ular Tangga Dalam Setiap Siklus…...……….. 117
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
4.1 Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak TK Puspa Mekar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia
prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
anak secara menyeluruh. Penyelenggaraan pendidikan usia dini disesuaikan
dengan karakteristik anak yang aktif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan
senang bereksplorasi dengan lingkungannya, hal ini tercermin dalam kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sujiono, 2004).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, anak pada usia prasekolah perlu
diberikan program atau kegiatan berdasarkan pada prinsip tumbuh kembang
anak dimana program yang diberikan adalah berupa pengasuhan dan pendidikan
sebagai rangsangan perkembangan fisik (motorik kasar dan halus), kognitif,
bahasa, sosial-emosional, pemahaman moral dan agama secara
proporsional dan terintegrasi, sehingga tingkat perkembangan yang dapat
dicapai oleh anak usia prasekolah ini bukan hanya perkembangan kecakapan
akademik saja, akan tetapi lebih merupakan aktualisasi potensi dari semua
aspek perkembangan. Pengembangan kemampuan di Taman Kanak-kanak mengacu
pada dua bidang yaitu, pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipelajari anak usia dini
2
Pembelajaran matematika untuk anak usia dini merupakan kemampuan yang
penting untuk dimiliki, dengan memiliki kemampuan matematika yang baik anak
mampu memecahkan permasalahan sehari-hari serta mempersiapkan mental
akademik dalam pendidikan selanjutnya. Selain itu, matematika merupakan
kebutuhan fundamental yang perlu dimiliki dalam kehidupan, setiap hari kita
menggunakan matematika seperti dalam mengatur jadwal kegiatan kesehariannya
membutuhkan waktu dan waktu adalah bagian dari matematika, ibu belanja di pasar
melakukan transaksi jual beli menggunakan uang dan nilai mata uang merupakan
bagian dari matematika , serta tukang jahit akan membuat pakaian menggunakan
pengukuran pola sesuai dengan ukuran badan dan pengukuran adalah bagian dari
matematika. Sejalan dengan pemaparan Wahyudin (2003:6) yang mengatakan bahwa
beberapa alasan matematika diperajari, yaitu (1) matematika merupakan mata
pelajaran yang esensial, (2) matematika merupakan alat komunikasi yang tangguh,
singkat, padat dan tak memiliki arti ganda, (3) matematika dapat digunakan untuk
menghadirkan informasi dalam berbagai cara, tidak semata-mata dengan pemakaian
angka-angka dan huruf, tetapi juga melalui penggunaan table, grafik serta diagram,
(5) matematika dipelajari untuk mengembangkan kemampuan secara logis, akurasi
serta kesadaran yang menyertainya, (6) matematika banyak diminati oleh semua
kalangan, dan, (7) matematika dapat dicapai sebagi alat tangguh komunikasi untuk
menghadirkan, menyelaraskan, serta memprediksikan. Sehingga tepat kiranya,
apabila matematika merupakan pembelajaran yang harus dipelajari sejak anak berusia
3
Salah satu konsep dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki anak
usia prasekolah adalah berhitung. Copley (2000) mengungkapkan bahwa berhitung
merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan beragam kemampuan seperti
menyebutkan nama-nama angka secara berurutan, satu, dua, tiga dan seterusnya,
kemampuan menghafal seperti, menyebutkan alphabet, A, B, C, D, dan seterusnya.
Lorton mengemukakan ada tiga tahapan pembelajaran matematika untuk anak usia
dini yaitu, mulai dari tingkat pemahaman konsep, menghubungkan konsep konkrit
dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan (Sudono, 2000 : 385).
Sedangkan dalam kenyataannya pembelajaran matematika dikenalkan melalui
penggunaan pembelajaran yang konvensional dan besifat latihan, sehingga
pembelajaran kurang bermakna. Hal ini sejalan dengan pemaparan Sriningsih (2008 :
1) mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan
konsep-konsep matematika yang menekankan pada penguasaan angka melalui latihan
dan praktek-praktek paper-pensil test.
Pembelajaran pengenalan matematika secara konvensional ini ditemukan pada
salah satu Kelompok B di TK Puspa Mekar, sehingga kemampuan berhitung anak
masih belum berkembang secara maksimal, hal ini ditandai oleh belum mampunya
anak menghitung secara mundur serta acak, belum mampunya anak dalam
pengurangan dan belum mampunya anak dalam hal penjumlahan. Salah satu faktor
dari kurang maksimalnya kemampuan berhitung anak adalah metode yang digunakan
lebih menekankan pada praktek-praktek paper-pensil tes, anak diberi lembar kerja
4
bersama-sama, anak ditanya berapa hasil dari penjumlahan atau pengurangan dari
bilangan-bilangan tertentu tanpa menggunakan alat bantu atau media, kemudian anak
ditugaskan untuk menulis angka tersebut. Pembelajaran matematika yang
dilaksanakan masih didominasi oleh paradigma mengajar yang memiliki ciri-ciri
antara lain : guru aktif menyampaikan informasi dan anak pasif menerima,
pembelajaran berfokus (berorientasi) pada guru bukan pada anak, ketergantungan
anak pada guru cukup besar, independensi berpikir anak kurang dikembangkan,
pemahaman anak cenderung pada pemahaman instrumental, bukan pada pemahaman
relasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai
kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan
kegiatan kepada anak. Sementara itu anak hanya duduk dan mendengarkan ceramah
guru, anak hanya mengamati gambar, dan melaksanakan tugas yang diberikan.
Selain faktor tersebut, pembelajaran matematika di TK Puspa Mekar
menggunakan metode drill yang dilakukan setiap hari sebelum anak-anak
memulai kegiatan di sekolah, anak menyebutkan urutan bilangan satu sampai
sepuluh sambil melihat gambar angka/bilangan yang tertempel pada dinding kelas
sehingga anak kurang bisa mengaitkan antara apa yang dipelajarinya dengan
lingkungan sekitarnya. Anak cenderung menghafal angka yang terdapat pada gambar
dan kurang mengkaitkan dengan penerapan angka-angka itu untuk menerangkan
orang atau benda yang sering ditemuinya sehari-hari. Hal ini dapat mengakibatkan
5
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di TK Puspa Mekar ini kurang
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan ide-ide kreatif, kurang
melatih daya nalar, dan tidak mengajarkan untuk mampu melihat alternatif lain yang
mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga pembelajaran
bermakna dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak menjadi terabaikan.
Bermain merupakan salah satu alternatif yang mampu menciptakan pembelajaran
menjadi bermakana. Hal ini senada dengan pemaparan Sudono (2000:1)
mengungkapkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Sel ain itu Hildebrand (S eti aningsih, 2007:10) mengungkapkan bahwa
bermain berarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun
yang dapat dilakukan untuk menstransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama
dengan dunia orang dewasa.
Berdasarkan pemaparan tersebut, bermain merupakan kegiatan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan suatu alat atau media. Media ular tangga
merupakan media yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif salah
satunya adalah kemampuan berhitung. Hal ini senada dengan pemaparan
Sriningsih (2009:98) yang mengemukakan bahwa permainan ular tangga
dapat diberikan untuk anak usia 5 -6 tahun dalam rangka menstimulasi
6
Adapun kemampuan kognitif yang terstimulasi melalui media ular tangga adalah
menyebutkan urutan bilangan, mengenal lambang dan konsep bilangan.
Hasil penelitian Agustina (2008) mengemukakan bahwa penggunaan
permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan permainan ular tangga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak TK.
Berdasarkan refleksi diri mengenai pembelajaran berhitung yang dilaksanakan
di TK Puspa Mekar, kemampuan berhitung anak masih belum berkembang secara
maksimal sehingga peneliti dan guru kelompok B mencari solusi tindakan untuk
memecahkan masalah belum maksimalnya kemampuan berhitung di TK Puspa
Mekar. Tepat kiranya media ular tangga menjadi salah satu alternatif yang
diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan berhitung tersebut. Media ular
tangga merupakan media yang dimodifikasi dengan menambahkan gambar atau
angka dan menyajikan materi-materi pembelajaran didalamnya serta mudah
dimainkan oleh anak baik secara individu maupun secara berkelompok.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini
memfokuskan kajian pada bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak
taman kanak-kanak melalui media permainan ular tangga yang penulis rumuskan
7
Terhadap Anak di kelompok B TK Puspa Mekar, Kecamatan Sukasari Kota Bandung
pada Tahun Pelajaran 2012-2013).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan belum
maksimalnya kemampuan berhitung anak kelompok B TK Puspa Mekar, yang
ditandai dengan kurangnya kemampuan anak dalam mengitung bilangan secara
mundur dan acak, dan dalam penjumlahan serta pengurangan bilangan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berhitung anak sebelum digunakannya
media permainan ular tangga di TK Puspa Mekar Kecamatan Sukasari Kota
Bandung pada Tahun Ajaran 2012-2013?
2. Bagaimana implementasi proses pembelajaran berhitung menggunakan media
permainan ular tangga pada anak di Kelompok B TK Puspa Mekar?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Puspa
Mekar setelah diterapkan media permainan ular tangga?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif kemampuan berhitung anak di kelompok
8
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan media ular tangga dalam upaya meningkatkan
kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar
3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompok B
TK Puspa Mekar, setelah menggunakan media ular tangga.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait diantaranya :
a. Bagi Guru
Guru lebih mudah mengajarkan kemampuan berhitung pada anak karena
menggunakan media yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi
anak.
Memotivasi peranan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak
taman kanak-kanak untuk menciptakan media yang menarik, menyenangkan,
dan bermakna bagi anak.
Dapat meningkatkan kompetensi guru-guru sehingga pembelajaran
berhitung lebih berkualitas.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga
pendidikan pada umumnya, khususnya bagi TK Puspa Mekar, Jalan Sarirasa
Blok IV No.121 Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung dalam rangka
9
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun Struktur Organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima
bab yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep
Kemampuan Berhitung Anak yang terdiri dari pengertian berhitung, tujuan
pembelajaran berhitung, prinsip-prinsip berhitung, tahapan penguasan
berhitung di Taman Kanak-kanak, peranan guru dalam meningkatkan
kemampuan berhitung di Taman Kanak-Kanak, standar kompetensi
pembelajaran berhitung di Taman Kanak-Kanak. Sedangkan untuk hakikat
permainan ular tangga terdiri dari pengertian permainan ular tangga, sejarah
permainan ular tangga, manfaat permainan ular tangga, keunggulan
permainan ular tangga, kelemahan permainan ular tangga, langkah-langkah
penggunaan media permainan ular tangga, keterkaitan permainan ular tangga
10
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk
melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang
pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang
dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Puspa Mekar yang
beralamat di Jl. Sarirasa Blok IV No. 121 Sarijadi Bandung. Sedangkan yang menjadi
subjek penelitian ini adalah anak Kelas B tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 17
anak.
B. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
model Kemmis dan MC Taggart. Adapun jenisnya yaitu PTK partisipan karena dalam
penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal
sampai penelitian tersebut berakhir. Sesuai dengan pernyataan Muslihudin (2009:
73), bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya
peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.
Adapun langkah-langkah dalam penelitian dengan mengacu kepada model
spiral adalah sebagai berikut yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Pengamatan, (4) Refleksi, (5) Perencanaan Tindakan (Muslihuddin, 2010: 69),
diperlukan jika belum tercapainya peningkatan kemampuan berhitung di TK Puspa
45
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di TK Puspa
Mekar yaitu masih belum optimalnya kemampuan berhitung anak, hal ini ditandai
dengan belum mampunya anak menghitung secara acak dan mundur, serta dalam
Perencanaan (Planning) (Planning)
Pelaksanaan (Acting) (Planning) Refleksi
(Reflecting) (Planning)
Siklus I
Pengamatan (Observing) (Planning)
Perencanaan (Planning) (Planning)
Refleksi (Reflecting)
(Planning)
Pelaksanaan (Acting) (Planning)
Siklus II
Pengamatan (Observing) (Planning)
46
melakukan operasai penjumlahan dan pengurangan. Melihat kondisi di TK tersebut
peneliti berinisiatif untuk merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya
meningkatkan kemampuan berhitung di TK Puspa Mekar secara berkesinambungan
sehingga diharapkan akan mampu mengembangkan pembelajaran yang sudah ada
menjadi lebih baik dan kemampuan berhitung anak pun dapat tercapai dengan
optimal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research) model Kemmis dan MC Taggart.
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, adapun prosedur penelitian
tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada
penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Identifikasi masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada di TK Puspa
Mekar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pendamping, terdapat beberapa
masalah berkaitan denagn kemampuan berhitung anak. Hal ini ditandai dengan belum
mampunya anak dalam menghitung secara acak, seca mundur serta dalam memahami
operasi penjumlahan dan pengurangan.
2. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan alasan untuk mengambil
47
observasi, rendahnya kemampuan berhitung anak disebabkan oleh keterbatasaannya
media penunjang dalam proses belajar yang mengakibatkan anak tidak terlibat secara
aktif sehingga anak merasa bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak
tersampaikan dengan optimal. Adapun alat yang digunakan dalam observasi dengan
menggunakan pedoman wawancara, studi dokumentasi, dan pedoman observasi.
3. Pelaksanaan tindakan
Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Peneliti menyiapkan bahan-bahan penelitian sebelum melakukan penelitian
di lapangan seperti menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar
observasi, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital, menetapkan
indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), media ular tangga dan membuat
rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan pada anak
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap anak.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang
sudah peneliti buat, dimana peneliti akan melihat sejauhmana penguasaan guru serta
48
pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga, penggunaan media ini
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak.
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak.
Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pengembangan kemampuan
berhitung dengan penggunaan media ular tangga. Pengamatan dilakukan secara
kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan memproses data, yang didapat saat dilakukan
pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya,
dianalisis dan disintetis. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti
melakukan refleksi dari siklus I, II, dan selanjutnya sampai ketercapaian perbaikan
pembelajaran berhasil, dengan adanya refleksi peneliti dapat mengetahui ketercapaian
dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan. Apabila kemampuan
berhitung anak belum tercapai maka diulangi kembali dengan melakukan tahapan
selanjutnya.
D. Penjelasan Istilah
Adapun penjelasan istilah dari kemampuan berhitung dan media ular tangga
49
1. Kemampuan berhitung dalam penelitian ini adalah kemampuan berhitung
anak yang terdiri dari enam indikator, diantara lain yaitu:
a. mampu menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara
berurutan)
b. mampu menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara
berurutan),
c. mampu menyebutkan salah satu bilangan sebelum dan sesudah antara
1-20 (berhitung secara acak),
d. mampu menghubungkan jumlah simbol titik yang ada di dadu dengan
memindahkan pion,
e. mampu menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga,
f. mampu mengurangkan melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.
2. Media ular tangga dalam penelitian ini adalah media yang dimodofikasi oleh
peneliti yang dirancang khusus agar sesuai dengan kemampuan, kebutuhan,
dan karakteristik anak. Peneliti memberi nama pada media ini “Ular Tangga
Berhitung”. Adapun modifikasi dari media ular tangga adalah sebagai
berikut:
a. Media ular tangga berukuran 29 x 37,5 cm.
b. Bahan yang digunakan adalah kertas art paper 250 gram dilaminating
glosy.
c. Gambar yang dipakai disesuaikan dengan tema.
50
e. Adapun aturan permainan ular tangga berhitung ini adalah sebagai berikut
:
1) Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir
pada petak nomor 25.
2) Setiap 1 papan ular tangga dimainkan oleh 2-3 orang pemain.
3) Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga papan permainan,
terletak pada petak tertentu.
4) Terdapat beberapa perintah untuk menghitung jumlah gambar
buah-buahan pada petak tertentu.
5) Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ekor ular dapat
memindahkan bidak/pion pemain mundur beberapa petak,
sedangkan kaki tangga dapat memindahkan bidak pemain maju
beberapa petak.
6) Sebagian ular dan tangga adalah pendek dan hanya sedikit tangga
yang panjang.
7) Terdapat 1 buah dadu yang digunakan.
8) Setiap pemain mendapat bidak satu buah dengan warna yang
berbeda.
9) Setiap pemain menentukan siapa yang bermain lebih dulu dengan “Hom-pim-pa…”
10)Pemain yang mendapat kesempatan bermain lebih dulu mengocok
51
dijalankan. Dilanjutkan dengan pemain berikutnya.
11)Pemain harus melangkah sesuai dengan jumlah mata dadu yang
keluar. Setiap pemain menjalankan bidak pada papan permainan
Ular Tangga Bilangan di mulai dari petak yang bertuliskan angka “1”.
12)Setelah berhenti disalah satu petak, pemain dapat langsung
menghitung gambar yang tercantum tersebut.
13)Boleh terdapat lebih dari 1 pemain pada suatu petak.
14)Apabila pemain melangkah dan berakhir pada petak yang
bergambar kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai
pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.
15)Apabila pemain melangkah dan berakhir pada petak yang
bergambar ekor ular, maka bidak tersebut harus mundur sampai
pada petak yang ditunjuk oleh kepala ular tersebut.
16)Langkah permainan di atas dilakukan oleh setiap pemain secara
bergantian hingga berakhir di petak yang bertuliskan angka “25”.
17)Pemain yang lebih dulu menempati petak angka “25” maka dialah
52
Adapun gambar media papan “Ular Tangga Berhitung” sebagai berikut:
Gambar 3.2
Papan Ular Tangga Berhitung
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alami), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta (participan observation), dan dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat tiga macam yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi menurut Muslihuddin (2010:60) kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret sejauhmana efek tindakan telah mencapai
sasaran. Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung anak, respon anak terhadap pemanfaatan media ular tangga yang
53
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian yang pada pelaksanaan dilakukan secara
lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru untuk mengetahui
kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang siswa, bagaimana kemampuan
berhitung anak, program yang digunakan dalam merangsang kemampuan
berhitung anak, kendala yang dihadapi guru dan upaya dalam meningkatkan
kemampuan berhitung anak.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik berupa foto, rekaman suara dan lain-lain yang
diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya meningkatkan
kemampuan berhitung anak di TK Puspa Mekar melalui penggunaan media ular
tangga.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 160) merupakan alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
[image:34.612.117.531.218.611.2]54
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam
pedoman penelitian ini adalah pedoman observasi yang berbentuk rating scale,
pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Prosedur pengembangan instrumen
yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002:
157):
1. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi sub variabel/dimensi,
indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat diukur dan
menhasilkan data yang diinginkan oleh peneliti. Pembuatan indikator, dalam hal
ini indikator kemampuan berhitung anak, peneliti mengunakan teori atau
konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah seperti dalam Coopley.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di lapangan, atau
dengan kata lain instrumen tersebut digunakan untuk mengukur variable, sub
variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori. Jenis
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam
bentuk rating scale, pedoman wawancara, dan studi dokumentasi penggunaan
55
3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen
Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel, sub
variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber data. Adapun
[image:36.612.91.549.198.701.2]kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berhitung Anak
KISI-KISI INSTRUMEN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK DALAM BERHITUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
Variabel Sub Variabel Indikator
Tekhnik Pengumpul an Data Sumber Data Bulir Item Berhitung (Counting). Menghitung secara lisan 1-20.
1. Anak mampu
menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara berurutan).
2. Anak mampu
menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara berurutan).
3. Anak mampu
menyebutkan salah satu bilangan sebelum dan sesudah antara 1-20 (berhitung secara acak).
Observasi Anak
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 29, 30 Menghubungkan /memasangkan jumlah simbol
4. Anak mampu
menghubungkan jumlah simbol
Observasi Anak
56
dengan memindahkan pion.
titik yang ada di dadu dengan memindahkan pion. Menjumlahkan dan mengurangi sampai 10.
5. Anak mampu
menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga.
6. Anak mampu
mengurangi melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.
Observasi Anak
37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45
Sumber: diadaptasi dari Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak, Permen Nomor 58 Tahun 2009 dan NCTM (Copley, 2001: 47) disesuaikan dengan kegiatan penelitian.
4. Membuat Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya,
peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item atau
pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dalam bentuk
rating scale.
Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai
57
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kemampuan Berhitung Anak
No Indikator Item Pertanyaan Penilaian
3 2 1
1 Anak mampu
menyebutkan urutan bilangan 1-20 (berhitung maju secara berurutan).
1. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 1-2
2. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 2-5
3. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 3-7
4. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 4-9
5. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 5-10
6. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 6-12
7. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 7-14
8. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 8-16
9. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 9-18
10. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-20
2 Anak mampu
menyebutkan urutan bilangan 20-1 (berhitung mundur secara berurutan).
11. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-18 12. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-17 13. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-15 14. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-13 15. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-10 16. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-7 17. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-5 18. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-3 19. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 10-1 20. Anak mampu menyebutkan urutan bilangan 20-1
3 Anak mampu
menyebutkan bilangan
sebelum dan
sesudah (berhitung secara acak)
21. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 3 22. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 8 23. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 5
24. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 10
25. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum 12
26. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 11 27. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 14 28. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 16 29. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 17 30. Anak mampu menyebutkan bilangan sesudah 19
4 Anak mampu
menghubungkan jumlah simbol yang ada di dadu dengan
31. Anak mampu menghitung 1 simbol pada dadu dengan 1 langkah memindahkan pion
32. Anak mampu menghitung 2 simbol pada dadu dengan 2 langkah memindahkan pion
58
langkah memindahkan pion.
dengan 3 langkah memindahkan pion
34. Anak mampu menghitung 4 simbol pada dadu dengan 4 langkah memindahkan pion
35. Anak mampu menghitung 5 simbol pada dadu dengan 5 langkah memindahkan pion
36. Anak mampu menghitung 6 simbol pada dadu dengan 6 langkah memindahkan pion
5 Anak
menjumlahkan melalui simbol “tangga” pada papan ular tangga.
37. Anak mampu menjumlahkan 2 simbol pada petak papan ular tangga dengan gambar 6 anak tangga 38. Anak mampu menjumlahkan 4 simbol pada petak
papan ular tangga dengan gambar 3 anak tangga 39. Anak mampu menjumlahkan 13 simbol pada petak
papan ular tangga dengan gambar 4 anak tangga 40. Anak mampu menjumlahkan 19 simbol pada petak
papan ular tangga dengan gambar 2 anak tangga
6 Anak
mengurangkan melalui simbol “ular” pada papan ular tangga.
41. Anak mampu mengurangkan 6 simbol pada petak papan ular tangga dengan 1 gambar bintik pada gambar ular
42. Anak mampu mengurangkan 10 simbol pada petak papan ular tangga dengan 7 gambar bintik pada gambar ular
43. Anak mampu mengurangkan 12 simbol pada petak papan ular tangga dengan 3 gambar bintik pada gambar ular
44. Anak mampu mengurangkan 16 simbol pada petak papan ular tangga dengan 2 gambar bintik pada gambar ular
59
[image:40.612.116.530.180.624.2]Adapun untuk kriteria penilaian kemampuan anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Kemampuan Berhitung Anak
Pernyataan Kemampuan
Berhitung
Kriteria Penilaian Kemampuan BB
(Skor nilai 3)
DP (Skor nilai 2)
PS (Skor nilai 1)
Berkembang Baik (anak sudah mampu melakukan kegiatan secara mandiri tanpa
bantuan guru) Dalam Proses (anak masih memerlukan bantuan guru dalam melakukan kegiatan) Perlu Stimulus (anak belum mampu melakukan kegiatan sendiri dan masih perlu bimbingan)
A l a t / i n s t r u m e n p e n i l a i a n o b s e r v a s i p r a s i k l u s , s i k l u s I , s i k l u s I I , d a n s i k l u s I I I d a p a t d i l i h a t p a d a L a m p i r a n I I I .
5. Judgment Instrumen
Langkah selanjutnya peneliti mengkonsultasikan instrumen yang telah
dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan dua dosen yang ahli di bidang
pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk merevisi
instrumen apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatannya,
misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti
item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi dan
60
F. Analisis data
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan
menggolongkan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display
data, dan kesimpulan, (Sugiyono, 2008: 337).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi
data.
2. Display Data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif.
Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Verifikasi
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan
dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
61
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yang
dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil wawancara
dianalisis secara deskriptif berdasarkan pada informasi yang disampaikan oleh
guru. Data hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama tiga siklus
dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, menurut Supranto
(2000: 62) distribusi frekuensi adalah pengelompokan data kedalam beberapa
kelompk (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap
kelas. Adapun cara perhitungan kemampuan berhitung menggunakan tabel
[image:42.612.116.529.210.616.2]distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berhitung Anak
No Kategori Interval Tally F %
1 BB > 105
2 DP 75 - 104
3 PS 45 - 74
Keterangan :
1) Mencari interval
a) Jumlah indikator/item x nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)
45 X 3 = 135
62
c) Hasil pengurangan – jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
90 : 3 = 30
Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 30 yang akan ditetapkan pada kategori
Maka interval untuk kategori BB > 105 DP = 75 - 104 PS = 45 - 74
2) Menggisi Tally dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan
mengenal konsep bilangan.
3) Mencari persentase
Mencari persentase dengan rumus :
P =
n F
X 100%
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan berhitung
anak melalui media permainan ular tangga di TK Puspa Mekar, dapat diuraikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berhitung anak di TK Puspa Mekar sebelum penggunaan media
ular tangga masih belum terstimulasi secara optimal hal ini ditandai dengan
belum terlihatnya anak mampu menghitung secara acak dan mundur, dan dalam
hal menjumlah serta mengurangkan. Hasil observasi kemampuan berhitung anak
sebelum penggunaan media ular tangga pada 45 item kemampuan menunjukan
bahwa kemampuan anak masih berada dalam kategori Perlu Stimulus (PS).
2. Media Ular Tangga yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung
anak di TK Puspa Mekar dilaksanakan dalam tiga siklus. Observasi pada siklus
pertama menggambarkan adanya peningkatan cukup baik terkait kemampuan
berhitung anak, begitupun dengan hasil observasi pada siklus kedua dan ketiga,
terlihat dari sudah mampunya anak untuk menghitung mundur, menghitung acak,
penjumlahan dan pengurangan.
3. Kemampuan berhitung anak setelah penggunaan media ular tangga mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan diakumulasikan
123
anak dari kategori perlu stimulus (PS) ke kategori masih dalam proses (DP) dan
berkembang baik (BB) secara keseluruhan mencapai 41%.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dan hasil temuan dilapangan, penulis dapat
memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak
a. Penggunaan berbagai media yang menarik dapat diberikan guru kepada anak
dalam setiap pembelajarannya untuk dapat mengembangkan
kemampuan berhitung anak. Salah satu media yang efektif untuk
mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman
Kanak-kanak adalah menggunakan media permainan ular tangga.
b. Guru diharapkan dapat menggunakan media permainan ular tangga
dengan berbagai modifikasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak.
c. Penggunaan media permainan ular tangga tidak hanya dapat dilakukan di
dalam kelas, namun bisa digunakan di luar kelas atau halaman bermain.
2. Bagi Lembaga pendidikan Anak Usia Dini
a. Memberikan kesempatan dan upaya guru dalam menentukan strategi
yang tepat dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak.
b. Memanfaatkan media permainan ular tangga sebagai upaya untuk
124
c. Memfasilitasi media atau alat bagi guru dalam penggunaan media
permainan ular tangga.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan penggunaan media ular tangga untuk aspek -aspek
perkembangan lainnya, seperti kemampuan pengukuran, fisik
motorik maupun sosial emosional.
b. Peneliti selanjutnya mampu memodifikasi media ular tangga baik
dari design gambar maupun aturan permainan agar lebih menarik
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Mubiar. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Agustin, Mubiar & Muslihuddin. (2008). Mengenali Dan Mengembangkan Potensi Kemampuan Jamak Anak Usia Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfal. Bandung: Rizqi Press.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aqib, Zainal (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia.
Akbar, Reni & Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan anak. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Copley, J. (2001). The Young Child and Matematics. Washington D.C.: National Association for the Education of Young Children.
Depdiknas (2007). Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta Depsiknas Direktotar Pembinaan TK dan SD.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan National.
Depdikans, (2004), Kurikulum TK/RA. Jakarta : Depdiknas
Einon, Dorothy. (2005). Permainan Cerdas Untuk Anak. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Damaring Tyas.
Eliyawati, Cucu (2008). Media dan Sumber Belajar di TK. Bandung: Bahan Ajar PLPG Universitas Pendidikan Indonesia.
Indrianto. (2009). Pengembangan Media Permainan (Bar Tangga dalam Pembelajaran Bahasa Arab. [Online]. Tersedia di http://www.karyailmiah umac.id/index.php/sastra-arab/articleview/1987/0. [29 November 2010].
Janah, Arinil. (2009). I.aporan PTK Ular Tangga PKn. [Online] Tersedia di http://arinil wordpress.com/2009/10/281Iaporan-ptk-ular-tangga-pkni. [29 November 2011].
Masitoh, dkk (2005). Strategi Pembelajran TK. Jakarta: Depdiknas.
Masitoh, Setiasih, Ocih & Djoehaeni, Heny. (2005). Pendekatan Belajar Aktif Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Montolalu, B.E.F, dkk (2008). Bermain Dan Permainan anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Munandar, Utami S,C. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Depdiknas (2007). Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta Depdiknas Direktotar Pembinaan TK dan SD
Depdiknas (2007). Pedomam Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.
Maina, Dara. (2009). Bermain Ular Tangga (board games). [Online]. Tersedia di
httpll:www.daramai na.com/2009/06/bermain-ular-tangga.html. [26
Oktober 20I0].
Mulyati, (2007). Keunggulan Media Permainan Ular Tangga. Tersedia di http//:tunascendikia.org/wordpress/archives/date/2007/05/keunggulan-media-permainan-ular tangga.html. [26 Oktober 2011].
Mazhahiri, Husain. (2002). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera Basritama.
Muslihuddin. (2010). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Novarina, Dina. (2010). Penggunaan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dalam Memahami Konsep Bilangan di TK. Skripsi Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.
Rahman Faizal, (2010). Permainan Ular Tangga. Makalah Politeknik Bandung. tidak diterbitkan.
Rahmawati, Indah. (2009). Media Permainan Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Tersedia di httpgissn.pdii.lipi.go.idissn.cgi. [29 November 2010].
Rahman (2008). Penelitian Tidakan Kelas. Bandung: UPI.
Rustam & Mundilarto. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Depdiknas.
Sriningsih, Nining. (2008). Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini Bandung: Pustaka Sebelas.
Santrock, W. J. (1983). Life Span Development. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa: Achmad Chusairi & Juda Damanik.
Sudono, A. (1995). Alat Permainan dan Sumber Belatar TK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.
Suhermin. (2009). Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Keterampilan Interaksi Sosial Dan Hasil Belajar. Skripsi. Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan.
Supranto. J .(2000). Statistik teori dan aplikasi edisi enam. Jakarta: Erlangga
Purmonodewo, S. (1995). Buku Ajar Pendidikan Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Pendidikan Tenaga Akademik
Usman, M.U. (2000) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. UPI Press.