STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNAAN APLIKASI PAJAK :
INTEGRASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DAN
TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public di Indonesia)
Septian Ananggadipa
Dr. Endang Kiswara, S.E., M.Si., Akt. Universitas Diponegoro
ABSTRACT
This research was aimed to do an estimated prediction for the factors that affected the usage of Tax Application in Indonesia. This research is a replication of the research that has been done by Tsung-Lu (2010) in Taiwan, with different location, object, sample and analysis method. Totally 43 samples of listed corporate taxpayers was used in this research. Data analysis method that has been used is Partial Least Square with SmartPLS 2.0 M3 statistic program.
The result of this research showed that perceived behavioral control was the primary factor that effected the taxpayer’s behavior of Tax Aplication use. Theory of Planned Behavior (TPB) and Technology Acceptance Model (TAM) was successfully integrated as a research model to explaintaxpayer’s behavior of Tax Aplication use.
Outcomes of this research is recommended the increase of usefulness and ease of use of Tax Application system for taxpayers. Socialization of Tax Application also important in order to increase the intention and behavior of Tax Application that used by taxpayers.
Key words: Tax application, behavior Theory of Planned Behavior, Technology Acceptance Model
PENDAHULUAN
Di era globalisasi, penggunaan internet telah semakin meluas dan memiliki beragam kegunaan. Semakin beragamnya kegunaan membuat internet telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Nilai tambah dari internet secara relatif akan meningkat, dan hal itu menjadi keuntungan bagi pengguna (Pavlou et al., 2007). Hal itu ditunjukkan dengan semakin meningkatnya aktivitas berbasis internet seperti pelayanan (e-service), pembayaran (e-payment) dan perdagangan (e-commerce) dalam kehidupan masyarakat.
Semakin banyaknya pihak yang menggunakan internet dalam aktivitas ekonominya membuat pemerintah selaku regulator berkewajiban menyediakan sistem yang handal. Oleh karena itu pemerintah membuat sistem e-Government. E-Government adalah sistem untuk meningkatkan inovasi dan efisiensi kinerja dalam hal pelayanan pemerintah dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi modern (Fu et al., 2006). Salah satu e-Government yang dikembangkan pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak adalah Aplikasi Pajak.
Pajak adalah sumber penerimaan pemerintah yang paling utama, karena berasal dari partisipasi masyarakat dan digunakan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Oleh karena itu, Aplikasi Pajak merupakan sistem yang memiliki peran strategis dalam melaksanakan pembangunan nasional secara lebih efektif. Penerapan Aplikasi Pajak di Indonesia diawali pada tahun 2004 dan terus berkembang hingga saat ini. Aplikasi Pajak dapat diakses pada website resmi Ditjen Pajak yaitu www.pajak.go.id.
Masalah mucul ketika banyak ketidakpahaman wajib pajak mengenai tata cara penggunaan Aplikasi Pajak. Maka perlu diperhatikan perilaku wajib pajak terhadap penggunaan Aplikasi Pajak (Kirana, 2010). Sistem Aplikasi Pajak merupakan teknologi informasi perpajakan yang digunakan oleh wajib pajak. Oleh karena itu, Theory of Planned Behavior yang merupakan teori mengenai perilaku, dan Technology Acceptance Model yang merupakan teori penerimaan teknologi diintegrasikan untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Aplikasi Pajak.
Beberapa penelitian terdahulu telah menganalisis perilaku dan penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan online tax filling dengan menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) dan Technology Acceptance Model (TAM). Fu et al. (2009) melakukan penelitian mengenai penerimaan wajib pajak dalam menggunakan electronic tax filing dengan hasil yang menunjukkan bahwa wajib pajak cenderung untuk berkonsentrasi pada kegunaan metode electronic tax filing dan dapat cukup pragmatis dalam mengembangkan sikap umum terhadap menggunakan metode tersebut. Penelitian Dewi (2009) membuktikan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kompleksitas, kesukarelaan penggunaan berpengaruh signifikan positif terhadap niat perilaku penggunaan e-filing. Sedangkan penelitian Tsung-Lu (2010) menyatakan bahwa perilaku penggunaan online tax filing dipengaruhi oleh faktor kontrol perilaku, sikap dan norma subjektif dari wajib pajak.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini pertanyaan penelitian yang muncul adalah: (1) Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol keperilakuan wajib pajak? (2) Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (3) Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan? (4) Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap persepsi kontrol keperilakuan wajib pajak? (5) Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (6) Apakah ekuitas pajak berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (7) Apakah norma sosial berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (8) Apakah norma sosial berpengaruh positif terhadap norma subyektif wajib pajak? (9) Apakah norma moral berpengaruh positif terhadap sikap wajib pajak? (10) Apakah norma moral berpengaruh positif terhadap norma subyektif wajib pajak? (11) Apakah persepsi kontrol keperilakuan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak? (12) Apakah sikap berpengaruh positif terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak? (13) Apakah norma subyektif berpengaruh positif terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak? (14) Apakah minat menggunakan Aplikasi Pajak berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Aplikasi Pajak?
Penelitian ini bertujuan untuk memberi bukti dan menganalisis pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, ekuitas pajak, norma sosial, norma moral, persepsi kontrol keperilakuan, sikap dan norma subjektif terhadap minat dan perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi dan akuntansi perilaku, (2) memberikan tambahan bukti empiris pada literatur akuntansi, khususnya mengenai pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, ekuitas pajak, norma sosial, norma moral, persepsi kontrol perilaku, sikap dan norma subjektif terhadap minat dan perilaku penggunaan Aplikasi Pajak, (3) memberikan estimasi prediksi mengenai integrasi Theory of Planned Behavior dan Technology Acceptance Model dalam penelitian mengenai perilaku penggunaan Aplikasi Pajak.
TELAAH TEORI
Theory of Reasoned Action
Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan teori perilaku yang mendasar dan berpengaruh terhadap tindakan. Teori ini dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975). TRA menjelaskan bahwa tindakan dilakukan karena individu mempunyai minat atau keinginan untuk melakukannya. Terdapat tiga komponen dalam model ini yaitu minat berperilaku (behavioral intention), sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective norm) yang mempengaruhi perilaku (behavior) (Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Tsung-Lu et al., 2010).
Minat berperilaku (behavioral intention) mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan tindakan tertentu (Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Tsung-Lu et al., 2010). Perlu diperhatikan bahwa minat perilaku dan perilaku adalah dua hal yang sangat berbeda. Minat (intention) adalah keinginan untuk melakukan perilaku. Jadi minat belum merupakan perilaku yang telah diwujudkan. Sedangkan perilaku (behavior) adalah tindakan nyata yang dilakukan (Jogiyanto, 2007).
Ajzen dan Fishbein (1975) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai jumlah dari perasaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku
dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individu pada skala evaluasi dua kutub. Dengan demikian sikap seseorang terhadap sistem informasi menunjukkan seberapa jauh orang tersebut merasakan bahwa sistem informasi tersebut baik atau jelek. Sedangkan Jogiyanto (2007) mendefinisikan sikap sebagai evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan.
Norma subjektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975 dalam Jogiyanto, 2007). Norma subjektif sumbernya berasal dari pihak diluar individu, yang kemudian dapat mempengaruhi kecenderungan minat dari individu untuk berperilaku.
Gambar 1.1 Theory of Reasoned Action
Sumber : Fishbein .M and I. Ajzen (1975) dalam Tsung-Lu et al., (2010).
Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior adalah pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Teori ini dikembangkan oleh Ajzen (1985) dengan menambahkan sebuah konstruk yaitu persepsi kontrol keperilakuan (perceived behavioral control) yang dipersepsikan akan mempengaruhi minat dan perilaku. Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilaku (Chau dan Hu, 2002 dalam Jogiyanto, 2007)
Model Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang dilakukan oleh individu timbul karena adanya minat untuk berperilaku. Minat
Attitude Subjective Norm Behavioral intention Behavior
berperilaku ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil yang diterima (beliefs strength dan outcome evaluation), (2) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs dan motivation to comply), dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs).
Hambatan yang mungkin timbul pada saat berperilaku dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif (attitude), control beliefs menghasilkan perilaku yang ditampilkan (perceived behavioral control), normative beliefs menghasilkan norma subyektif (subjective norm) (Ajzen, 1991).
Gambar 1.2 Theory of Planned Behavior
Sumber : Ajzen (1991), Organizational Behavior and Human Decision Process
Technology Acceptance Model
Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Fred D. Davis pada tahun 1989. Teori ini dikembangkan berdasarkan model Theory of Reasoned Action yang dikhususkan untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi. Tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna teknologi informasi.TAM mengasumsikan 2 keyakinan individual,
Perceived behavioral control Attitude Subjective Norm Behavior Intention Actual Behavior
yaitu persepsi kegunaan atau Perceived Usefulness (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan atau Perceived Ease of Use (PEOU)
Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan perilaku pengguna komputer, berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kegunaan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) adalah persepsi yang dimiliki oleh individu bahwa penggunaan suatu teknologi akan meningkatkan performa kinerjanya. Sedangkan persepsi kemudahan (perceived ease-of use) penggunaan didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. (Davis et al., 1989).
Gambar 1.3 : Theory of Acceptance Model
Sumber : Davis et al. (1989) dalam Jogiyanto (2007).
Aplikasi Pajak
Aplikasi Pajak adalah aplikasi berbasis komputer yang bertujuan untuk memudahkan wajib pajak dalam mendaftar dan melaporkan pajaknya dengan memanfaatkan teknologi internet. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengembangkan layanan pajak berbasis internet untuk mengakomodasi perkembangan teknologi dan tuntutan akan adanya kemudahan dalam proses perpajakan. Wajib pajak dapat mengakses Aplikasi Pajak melalui website resmi Dirjen Pajak (www.pajak.go.id).
Perceived usefulness Perceived ease of use Attitude Behavioral Intention Behavior
Sistem pendaftaran wajib pajak secara online (e-Registration) adalah sistem aplikasi sebagai bagian dari Sistem Informasi Perpajakan dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran wajib pajak. E-filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui sistem online secara real time. Sistem ini melibatkan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang merupakan pihak ketiga yang ditunjuk secara resmi oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam pelayanan e-filing.
Elektronik SPT atau disebut e-SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh wajib pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Dengan sistem ini, penyampaian SPT dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk media CD/ disket serta dapat disimpan pada hardisk komputer, sehingga lebih ringkas dan mudah dalam penyimpanan.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Theory of Planned Behavior dan Technology Acceptance Model yang menjadi landasan pada penelitian ini, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
H1 Persepsi Kegunaan Persepsi Kemudahan Penggunaan Ekuitas Pajak Norma Sosial Norma Moral Persepsi Kontrol Keperilakuan Sikap Norma Subjektif Minat Penggunaan Aplikasi Pajak Perilaku Penggunaan Aplikasi Pajak H3 H4 H2 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14
Pengembangan Hipotesis
Persepsi kegunaan berkaitan dengan nilai manfaat yang akan diperoleh oleh pengguna dalam menggunakan suatu sistem (Ajzen, 1985). Semakin tinggi persepsi kegunaan dari Aplikasi Pajak akan memberikan pengaruh positif bagi wajib pajak dalam menentukan perilakunya dalam membayar pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H1 : Persepsi Kegunaan berpengaruh positif terhadap Persepsi Kontrol
Keperilakuan Wajib Pajak
Sikap wajib pajak dalam penelitian ini berkaitan dengan evaluasi positif atau negatif tentang penggunaan Aplikasi Pajak. Suatu teknologi informasi yang dapat memiliki kegunaan yang baik akan memberikan nilai tambah bagi penggunanya dalam melakukan pekerjaan. Semakin wajib pajak merasa nyaman dan terbantu pekerjaannya dengan menggunakan Aplikasi Pajak, mereka akan menunjukkan sikap yang baik terhadap Aplikasi Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H2 : Persepsi Kegunaan berpengaruh positif terhadap Sikap Wajib Pajak
Wajib pajak akan merasa memperoleh nilai kegunaan dari Aplikasi Pajak pada kondisi dimana wajib pajak dapat mempelajari dan menggunakan Aplikasi Pajak dengan cepat, efektif dan efisien. Sistem Aplikasi Pajak yang dapat dengan mudah digunakan akan lebih cepat, efisien dan efektif bagi wajib pajak karena wajib pajak dapat langsung melaporkan pajaknya dan akan menerima konfirmasi laporan yang telah disampaikan secara langsung (real time). Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H3 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh positif terhadap
Persepsi Kegunaan Wajib Pajak
Pada penelitian ini, persepsi kontrol keperilakuan berkaitan dengan kemampuan yang dirasakan oleh wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak. Kemudahan wajib pajak dalam mempelajari dan menggunakan Aplikasi Pajak akan dapat meningkatkan persepsi wajib pajak tentang kemampuannya dalam menentukan perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H4 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh positif terhadap
Persepsi Kontrol Keperilakuan Wajib Pajak
Persepsi kemudahan penggunaan berkaitan dengan kepercayaan (belief) individu dalam proses pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007). Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan tersebut merupakan sikap dari wajib pajak dalam menggunakan Aplikasi Pajak. Kemudahan dalam menggunakan Aplikasi Pajak akan lebih mendorong wajib pajak menunjukkan sikap yang baik dalam menggunakan Aplikasi Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H5 : Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh positif terhadap Sikap
Wajib Pajak
Ekuitas pajak berkaitan dengan persepsi keadilan wajib pajak secara vertikal maupun horisontal (Susilo, 2007). Tingkat ekuitas pajak vertikal dipengaruhi tingkat pembebanan pajak pada wajib pajak yang berpenghasilan lebih tinggi, sedangkan ekuitas pajak horisontal dipengaruhi tingkat pembebanan pajak yang sama pada wajib pajak yang berpenghasilan sama. Jika wajib pajak merasa tingkat pembebanan pajak adalah adil, maka hal itu dapat mempengaruhi sikap wajib pajak untuk melaksanakan pembayaran pajak sesuai peraturan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah : H6 : Ekuitas Pajak berpengaruh positif terhadap Sikap
Norma sosial berkaitan dengan pengaruh dari lingkungan eksternal ketika individu menampilkan suatu perilaku dan mengubah perilakunya (Beck dan Ajzen, 1991 dalam Tsung-Lu et al., 2010Pengaruh sosial tersebut dapat berupa tekanan, rekomendasi, peraturan dan hal-hal lainnya yang berasal dari masyarakat. Jika pengaruh dari lingkungan sosial tersebut tinggi, hal itu dapat mempengaruhi sikap dari wajib pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H7 : Norma Sosial berpengaruh positif terhadap Sikap Wajib Pajak
Norma subjektif mengacu pada kepercayaan-kepercayaan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif dari orang-orang lain dan motivasi dari dalam diri sendiri untuk menyetujui ekspektasi tersebut (Jogiyanto, 2007). Pengaruh dari
orang lain, masyarakat dan lingkungan eksternal dapat mempengaruhi wajib pajak untuk menyetujui pandangan atau ekspektasi tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H8 : Norma Sosial berpengaruh positif terhadap Norma Subjektif Wajib
Pajak
Norma moral mengacu pada keputusan individu untuk melakukan suatu perilaku berdasarkan moral pribadi dan hati nurani (Randall dan Gibson, 1991 dalam Tsung-Lu et al., 2010). Norma moral berkaitan dengan karakter personal individu dan prinsip individu dalam menaati peraturan. Kesadaran moral seorang wajib pajak akan dapat mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap penggunaan Aplikasi Pajak yang lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H9 : Norma Moral berpengaruh positif terhadap Sikap Wajib Pajak
Norma moral yang dimiliki individu secara langsung dapat berkaitan dengan pengambilan keputusan individu dalam menentukan perilaku. Oleh karena itu, norma moral individu dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima norma subjektif yang terbentuk pada lingkungan disekitarnya. Jika wajib pajak memiliki norma moral yang baik maka norma subjektif terhadap Aplikasi Pajak juga dapat menjadi baik. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H10 : Norma Moral berpengaruh positif terhadap Norma Subjektif Wajib
Pajak
Persepsi kontrol keperilakuan oleh individu mempunyai implikasi motivasional terhadap minat akan suatu hal tertentu. Wajib pajak yang merasa mempunyai sumber daya dan dapat melakukan suatu hal dengan baik, akan memiliki kontrol perilaku yang baik. Jika wajib pajak mampu mengontrol perilaku dengan baik, maka minatnya dalam menggunakan wajib pajak juga dapat meningkat. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H11 : Persepsi Kontrol Keperilakuan Wajib Pajak berpengaruh positif
Sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu tentang ketertarikannya menggunakan suatu teknologi. Motivasi wajib pajak mendorong adanya minat untuk menggunakan Aplikasi Pajak secara optimal dan sesuai peraturan. Jika wajib pajak memiliki sikap yang baik mengenai Aplikasi Pajak maka dapat menimbulkan minat untuk menggunakan Aplikasi Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H12 : Sikap Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Minat Penggunaan
Aplikasi Pajak
Norma subjektif terbentuk dari pengaruh sosial dan moral. Pengaruh dari orang-orang disekitar dan moral wajib pajak dapat mempengaruhi minat dalam menggunakan Aplikasi Pajak. Jika norma subjektif pada wajib pajak baik, maka hal itu dapat membuat minat dalam menggunakan Aplikasi Pajak akan semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah : H13 : Norma Subjektif Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Minat
Penggunaan Aplikasi Pajak
Individu akan melakukan suatu perilaku jika memiliki keinginan atau minat untuk melakukannya (Jogiyanto, 2007). Minat dapat menentukan motivasi wajib pajak dalam berperilaku menggunakan Aplikasi Pajak. Jika minat penggunaan Aplikasi Pajak baik maka perilaku wajib pajak dalam menggunakan Aplikasi Pajak dapat menjadi semakin baik. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H14 : Minat Menggunakan Aplikasi Pajak berpengaruh positif terhadap
Perilaku Penggunaan Aplikasi Pajak
METODE PENELITIAN Sampel dan Metode Pengumpulan Data
Sampel penelitian adalah staf pajak atau keuangan yang bekerja di wajib pajak badan yang telah menggunakan Aplikasi Pajak. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Data dikumpulkan dengan mengirimkan kuesioner kepada responden melalui e-mail sebanyak 150. Dari kuesioner yang dibagikan yang kembali sebanyak 45 kuesioner kembali. Dua
kuesioner diisi secara tidak lengkap, sehingga tidak disertakan pada penelitian. Dengan demikian respon rate kuesioner penelitian ini adalah 28% dan kuesioner yang digunakan berjumlah 43.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengintegrasikan variabel-variabel pada Theory of Planned Behavior, yaitu persepsi kontrol keperilakuan, sikap, norma subjektif, minat, perilaku dan Technology Acceptance Model, yaitu persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan. Ditambahkan pula variabel ekuitas pajak, norma sosial dan norma moral pada penelitian ini.
Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Persepsi kegunaan merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan performa kerja orang tersebut. Pengukuran variabel persepsi kegunaan menggunakan 5 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Gefen et al. (2003) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived ease of use)
Persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat digunakan dengan bebas dari usaha (free of effort). Pengukuran variabel persepsi kegunaan menggunakan 4 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Pavlou et al. (2003) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Persepsi Kontrol Keperilakuan (Perceived Behavioral Control)
Persepsi kontrol keperilakuan adalah kemudahan atau kesulitan yang dipersepsikan dalam melakukan suatu perilaku. Pengukuran variabel persepsi kontrol keperilakuan menggunakan 4 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Hsu dan Chiu (2004) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Ekuitas Pajak (Tax Equity)
Asas keadilan (equity) pajak menyatakan bahwa pajak harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada wajib pajak sebanding dengan kemampuannya untuk membayar (ability to pay), dan juga sesuai dengan manfaat yang diterimanya dari negara (Susilo, 2007). Pengukuran variabel ekuitas pajak menggunakan 4 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Efebera et al. (2004) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Sikap (Attitude)
Sikap adalah evaluasi kepercayaan (belief) atau perasaan positif atau negatif dari individu ketika melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007). Pengukuran variabel sikap menggunakan 3 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Hung et al. (2006) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Norma Sosial (Social Norm)
Norma sosial berkaitan dengan pengaruh dari masyarakat ketika individu menampilkan suatu perilaku dan mengubah perilakunya disebabkan oleh pengaruh masyarakat (Beck dan Ajzen, 1991 dalam Tsung-Lu et al., 2010). Pengukuran variabel norma sosial menggunakan 3 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Randall dan Gibson (1991) dan Efebera et al. (2004) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Norma Moral (Moral Norm)
Norma Moral berkaitan dengan keputusan individu dalam berperilaku dipengaruhi oleh moral dari dalam diri sendiri dan hati nurani (Randall dan Gibson, 1991 dalam Tsung-Lu et al., 2010). Pengukuran variabel norma moral menggunakan 3 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Randall dan
Gibson (1991) dan Efebera et al. (2004) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Norma Subjektif (Subjective Norm)
Norma Subjektif adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007). Pengukuran variabel norma subjektif menggunakan 2 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Fu et al. (2006) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Minat Penggunaan Aplikasi Pajak (Intention of Tax Application Use)
Minat merupakan faktor motivasional yang dapat mempengaruhi perilaku (Ajzen, 1991). Pengukuran variabel minat penggunaan Aplikasi Pajak menggunakan 3 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Fu et al. (2006) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Perilaku Penggunaan Aplikasi Pajak (Behavior of Tax Application Use) Perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Perilaku Penggunaan Aplikasi Pajak berkaitan dengan perilaku yang dilakukan oleh wajib pajak saat menggunakan Aplikasi Pajak. Pengukuran variabel perilaku penggunaan Aplikasi Pajak menggunakan 3 pertanyaan indikator yang diadopsi dari penelitian Ajzen (1991) dengan penyesuaian. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan jumlah skor antara 1 sampai dengan 5 (menyatakan sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
Metode Analisis Data
Tahap-tahap dalam menganalisis data adalah melakukan uji statistik deskriptif, evaluasi outer model dan uji inner model dengan metode analisis Partial Least Square menggunakan program statistik SmartPLS 2.0 M3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Demografi Responden
Gambaran umum mengenai profil responden disajikan pada tabel 1. Tabel 1
Data Demografi Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Jumlah Sampel 43 100% Posisi 1. Bagian Akuntansi 2. Bagian Pajak 14 29 33% 67% Pendidikan 1. Strata 1 2. Strata 2 3. Strata 3 35 8 0 81% 19% 0% Jenis Perusahaan 1. Manufaktur
2. Perbankan dan Keuangan 3. Dagang dan Jasa
10 9 24 23% 21% 56% Intensitas Penggunaan 1. 5-10 kali 2. >10 kali 21 22 49% 51% Aplikasi yang Digunakan
1. E- Registration 2. E- SPT 3. E- Filing 4. E- Payment 16 43 40 28 37% 100% 93% 65%
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif untuk semua variabel penelitian. Berdasarkan tabel 2, ditunjukkan bahwa ekuitas pajak, norma sosial, norma moral, persepsi kontrol keperilakuan, sikap, dan perilaku wajib pajak cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan nilai mean pada variabel-variabel tersebut yang lebih tinggi dibandingkan nilai mediannya. Sedangkan persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, norma subjektif dan minat wajib pajak cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan nilai mean variabel-variabel tersebut yang dibawah nilai mediannya namun nilainya mendekati.
Tabel 2 Statistik Deskriptif
N Mean Median Std.Deviation Minimum Maximum
PU 43 19.74 20.00 2.718 15 25 PEOU 43 15.60 16.00 2.162 12 20 EQU 43 16.14 16.00 1.983 13 19 SOC 43 12.23 12.00 1.377 9 15 MOR 43 12.35 12.00 1.307 10 15 CON 43 8.23 8.00 1.065 6 10 ATT 43 12.37 12.00 1.291 10 15 SUB 43 8.81 9.00 0.958 7 10 INT 43 13.56 14.00 1.181 12 15 BEH 43 14.12 14.00 1.051 12 15
Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Evaluasi Outer Model
Evaluasi Outer Model dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas hubungan antara konstruk dengan indikator-indikatornya. Pada penelitian ini, indikator bersifat reflektif. . Tahap pertama adalah menguji covergent validity, yang dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan konstruknya. Indikator dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0,7. Namun demikian pada riset tahap pengembangan, skor loading 0,5 hingga 0,6 masih dapat diterima (Ghozali, 2011). Hasil output korelasi antara indikator dan konstruknya dapat dilihat pada gambar atau pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Outer Loading Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) ATT1 <- ATT 0.739186 0.748705 0.043390 0.043390 17.035800 ATT2 <- ATT 0.802299 0.793063 0.086635 0.086635 9.260724 ATT3 <- ATT 0.756326 0.752468 0.096276 0.096276 7.855822 BEH1 <- BEH 0.790998 0.795529 0.060093 0.060093 13.162849 BEH2 <- BEH 0.794011 0.786321 0.084873 0.084873 9.355280 BEH3 <- BEH 0.746857 0.743978 0.085676 0.085676 8.717230 CON1 <- CON 0.881743 0.880354 0.030486 0.030486 28.922941 CON2 <- CON 0.841165 0.836742 0.050866 0.050866 16.536821 PEOU1<-PEOU 0.709661 0.704090 0.098160 0.098160 7.229664 PEOU2<-PEOU 0.836747 0.834341 0.048589 0.048589 17.220862 PEOU3<-PEOU 0.872501 0.875442 0.035848 0.035848 24.339095 PEOU4<-PEOU 0.858731 0.863527 0.034426 0.034426 24.944285 EQU1 <- EQU 0.722745 0.718239 0.092231 0.092231 7.836261 EQU2 <- EQU 0.806395 0.806590 0.048382 0.048382 16.667121 EQU3 <- EQU 0.770009 0.767596 0.067581 0.067581 11.393867 EQU4 <- EQU 0.887778 0.886403 0.028709 0.028709 30.923846 INT1 <- INT 0.740361 0.734388 0.087808 0.087808 8.431599 INT2 <- INT 0.829758 0.833677 0.048618 0.048618 17.066726 INT3 <- INT 0.781617 0.779875 0.077197 0.077197 10.125018 MOR1 <- MOR 0.797537 0.793270 0.065746 0.065746 12.130503 MOR2 <- MOR 0.892185 0.889346 0.036041 0.036041 24.754753 MOR3 <- MOR 0.835836 0.832258 0.050673 0.050673 16.494663 SOC1 <- SOC 0.764535 0.764244 0.060724 0.060724 12.590397 SOC2 <- SOC 0.832034 0.826417 0.059728 0.059728 13.930349 SOC3 <- SOC 0.827300 0.814038 0.071195 0.071195 11.620264 SUB1 <- SUB 0.893557 0.890946 0.035129 0.035129 25.436502 SUB2 <- SUB 0.906334 0.906672 0.022948 0.022948 39.495037 PU 1 <- PU 0.760166 0.763765 0.060244 0.060244 12.618164 PU 2 <- PU 0.823395 0.823874 0.045131 0.045131 18.244405 PU 3 <- PU 0.865089 0.864822 0.046238 0.046238 18.709555 PU 4 <- PU 0.895996 0.897532 0.026684 0.026684 33.577603 PU 5 <- PU 0.799635 0.794642 0.053852 0.053852 14.848713
Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3
Tampak pada tabel 3 bahwa semua loading factor memiliki nilai diatas 0,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstruk mempunyai convergent validity yang baik dan reliable.
Selanjutnya dilakukan pengujian discriminant validity untuk menguji apakah indikator pada suatu konstruk mempunyai korelasi terbesar pada
konstruk yang dibentuknya, dibandingkan korelasi pada konstruk lain. Discriminant validity indikator refleksif dapat dilihat pada skor cross loading antara indikator dengan konstruknya, yang ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4 Cross Loading
ATT BEH CON PEOU EQU INT
ATT1 0.739186 0.611956 0.581732 0.669429 0.602916 0.768114 ATT2 0.802299 0.532895 0.423775 0.637692 0.577733 0.461404 ATT3 0.756326 0.575388 0.429074 0.618745 0.552250 0.536987 BEH1 0.635695 0.790998 0.587517 0.513115 0.521353 0.668847 BEH2 0.593951 0.794011 0.561593 0.554494 0.530759 0.489176 BEH3 0.523982 0.746857 0.437216 0.521983 0.431040 0.585929 CON1 0.616264 0.673825 0.881743 0.605703 0.667624 0.753294 CON2 0.470778 0.490172 0.841165 0.506383 0.487356 0.622669 PEOU1 0.638645 0.488809 0.534229 0.709661 0.502115 0.650489 PEOU2 0.718573 0.648100 0.592230 0.836747 0.481628 0.671516 PEOU3 0.680631 0.541427 0.501437 0.872501 0.629646 0.638125 PEOU4 0.728100 0.546958 0.505845 0.858731 0.630661 0.664634 EQU1 0.526925 0.445706 0.497326 0.334485 0.722745 0.546249 EQU2 0.627622 0.613440 0.508244 0.652759 0.806395 0.674376 EQU3 0.510824 0.422791 0.609177 0.526387 0.770009 0.613247 EQU4 0.726271 0.533108 0.564409 0.635184 0.887778 0.629322 INT1 0.588351 0.550908 0.634184 0.561172 0.615383 0.740361 INT2 0.653876 0.695753 0.624299 0.725623 0.601348 0.829758 INT3 0.611422 0.530105 0.636221 0.578622 0.599821 0.781617 MOR1 0.551813 0.401003 0.298484 0.436871 0.308920 0.524394 MOR2 0.694353 0.466072 0.336790 0.577104 0.477196 0.569761 MOR3 0.615610 0.415829 0.454769 0.551575 0.596533 0.546245 SOC1 0.680611 0.608089 0.434344 0.463153 0.559148 0.563106 SOC2 0.593113 0.533687 0.470904 0.501531 0.424832 0.599442 SOC3 0.485547 0.463077 0.377068 0.332326 0.361394 0.385357 SUB1 0.669526 0.647990 0.616834 0.622263 0.740318 0.750185 SUB2 0.721415 0.633610 0.601129 0.577175 0.595733 0.717261 PU 1 0.682093 0.594975 0.686448 0.648971 0.652766 0.752638 PU 2 0.590722 0.671625 0.766199 0.604867 0.632405 0.695664 PU 3 0.724237 0.588158 0.573309 0.619911 0.560870 0.672346 PU 4 0.677821 0.582966 0.641105 0.721732 0.577831 0.693628 PU5 0.735351 0.737197 0.667331 0.665580 0.566145 0.671203
Nilai cross loading pada tabel 4 menunjukkan adanya discriminant validity yang baik karena nilai korelasi indikator terhadap konstruknya lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi indikator dengan konstruk lainnya. Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi konstruk sikap ( ATT) dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi dengan indikator lainnya. Hal serupa juga terjadi pada konstruk BEH, CON, PEOU, EQU, INT, MOR, SOC, SUB dan PU. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lain.
Di samping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan composite reliability dari blok indikator yang mengukur konstruk. Hasilnya ditampilkan pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Composite Reliability Composite Reliability ATT 0.810076 BEH 0.820934 CON 0.852164 PEOU 0.892234 EQU 0.875349 INT 0.827559 MOR 0.880057 SOC 0.849755 SUB 0.894988 PU 0.917049
Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3
Pengujian Inner Model
Pengujian model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness of fit of model. Menilai inner model adalah melihat hubungan antara konstruk laten dengan melihat hasil estimasi koefisien parameter path dan tingkat signifikansinya (Ghozali, 2011). Berikut ini adalah tabel 6 yang menunjukkan nilai R-square.
Tabel 6
R-square
R Square Makna Goodness of fit dan Variabilitas ATT 0.864156 Baik dan 86 % variabilitas Sikap dapat dijelaskan
dimensi Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Ekuitas Pajak, Norma Sosial dan Norma Moral.
BEH 0.577718 Moderat dan 57 % variabilitas Perilaku Penggunaan dapat dijelaskan dimensi Minat Penggunaan.
CON 0.648944 Moderat dan 64 % variabilitas Persepsi Kontrol Keperilakuan dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan. PEOU Tidak dapat dijelaskan.
EQU Tidak dapat dijelaskan.
INT 0.809846 Baik dan 80 % variabilitas Minat Penggunaan dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kontrol Keperilakuan, Sikap dan Norma Subjektif.
MOR Tidak dapat dijelaskan. SOC Tidak dapat dijelaskan.
SUB 0.537359 Moderat dan 53 % variablitas Norma Subjektif dapat dijelaskan dimensi Norma Sosial dan Norma Moral. PU 0.621210 Moderat dan 62 % variabilitas Persepsi Kegunaan
dapat dijelaskan dimensi Persepsi Kemudahan Penggunaan
Sumber : Output Smart PLS 2.0 M3
Pengujian Hipotesis
Setelah data diuji kualitasnya, tahap selanjutnya adalah pengujian semua hipotesis. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output inner weight melalui proses Bootstrapping.
Skor hubungan antar konstruk yang terdapat pada output Bootstrapping berasal dari nilai T-Statistic yang juga ditunjukkan pada output Path Coefficients. Pada Path Coefficients yang perlu dilihat adalah nilai Original Sample (O) yang menunjukkan terjadinya hubungan positif atau negatif antar konstruk, dan T-Statistic yang mengindikasikan signifikansi hubungan antar konstruk. Berikut ini adalah output tabel Path Coefficients.
Tabel 7 Path Coefficients Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) ATT -> INT 0.279884 0.286919 0.107731 0.107731 2.597984 CON -> INT 0.405655 0.391764 0.095645 0.095645 4.241262 PEOU -> ATT 0.418687 0.419146 0.100208 0.100208 4.178169 PEOU -> CON 0.036106 0.041208 0.169917 0.169917 0.212491 PEOU -> PU 0.788168 0.789575 0.058793 0.058793 13.405884 EQU -> ATT 0.186739 0.192075 0.085973 0.085973 2.172066 INT -> BEH 0.760078 0.769412 0.065802 0.065802 11.551058 MOR -> ATT 0.192697 0.188476 0.091986 0.091986 2.094850 MOR -> SUB 0.314983 0.316811 0.120517 0.120517 2.613593 SOC -> ATT 0.254019 0.257328 0.104192 0.104192 2.437993 SOC -> SUB 0.499900 0.503651 0.121037 0.121037 4.130150 SUB -> INT 0.323743 0.334694 0.117580 0.117580 2.753375 PU -> ATT 0.047754 0.037655 0.123344 0.123344 0.387156 PU -> CON 0.776807 0.773282 0.169295 0.169295 4.588470
Sumber : Output Smart PLS 2.0 M3
Berdasarkan tabel output Path Coefficients tersebut juga dapat dibuktikan bahwa hipotesis 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 diterima karena Original Sample (O) bernilai positif, yang menunjukkan bahwa variabel pada hipotesis tersebut memiliki hubungan pengaruh positif, serta nilai T-Statistic yang lebih tinggi dari 1,96. Sedangkan hipotesis 2 dan 4 ditolak karena meskipun nilai Original Sample (O) positif, namun nilai T-Statistic nya lebih rendah dari 1,96. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pada hipotesis 2 dan 4 tidak memiliki hubungan pengaruh.
SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Persepsi kegunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi
kontrol keperilakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak maka semakin tinggi pula kemampuan wajib pajak dalam menentukan perilakunya.
2. Persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak tidak berpengaruh terhadap sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak. 3. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persepsi kegunaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemudahan penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak maka semakin tinggi pula kegunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak.
4. Persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap persepsi kontrol keperilakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kemampuan wajib pajak dalam menentukan perilakunya.
5. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemudahan penggunaan Aplikasi Pajak yang dipersepsikan oleh wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
6. Ekuitas pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi ekuitas pajak yang diperoleh wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
7. Norma sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh lingkungan sosial pada wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
8. Norma sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap norma subjektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh lingkungan sosial pada wajib pajak maka semakin tinggi pula pandangan wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
9. Norma moral berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh prinsip pribadi
pada wajib pajak maka semakin tinggi pula sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
10. Norma moral berpengaruh positif dan signifikan terhadap norma subjektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengaruh prinsip pribadi pada wajib pajak maka semakin tinggi pula pandangan wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak.
11. Persepsi kontrol keperilakuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan wajib pajak dalam menentukan perilakunya maka akan semakin tinggi pula minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak.
12. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak maka akan semakin tinggi pula minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak.
13. Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pandangan wajib pajak mengenai Aplikasi Pajak maka akan semakin tinggi pula minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak.
14. Minat penggunaan Aplikasi Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin minat wajib pajak untuk menggunakan Aplikasi Pajak maka akan semakin tinggi pula perilaku wajib pajak dalam menggunakan Aplikasi Pajak. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Tidak adanya informasi yang jelas dari Direktorat Jenderal Pajak mengenai jumlah wajib pajak badan dan wajib pajak pengguna Aplikasi Pajak, sehingga sulit untuk dilihat perkembangan penggunaan Aplikasi Pajak secara empiris. 2. Sampel yang masih terbatas pada wajib pajak badan yang berstatus go public,
sehingga sampel yang diperoleh hanya sedikit. Hal itu juga terkait dengan masih terbatasnya wajib pajak yang menggunakan Aplikasi Pajak.
3. Pengiriman kuesioner melalui e-mail kurang diperhatikan responden, diperlukan tindakan lebih lanjut untuk memperoleh sampel penelitian yang lebih besar.
4. Penelitian ini menggunakan metode analisis Partial Least Square (PLS) yang bertujuan estimasi prediksi, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan sebagai bukti empiris penggunaan Aplikasi Pajak.
Saran
1. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kontrol keperilakuan dan minat pengguanaan menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap perilaku penggunaan Aplikasi Pajak. Oleh karena itu, saran bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah meningkatkan kualitas sistem yang handal, aman dan mudah digunakan, sehingga wajib pajak dapat lebih nyaman menggunakan Aplikasi Pajak.
2. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap sikap. Oleh karena itu, saran bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah lebih menggiatkan sosialisasi mengenai Aplikasi Pajak, sehingga wajib pajak memahami kegunaannya dan tertarik untuk menggunakannya. 3. Dalam penelitian ini terbukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan
tidak berpengaruh terhadap persepsi kontrol keperilakuan. Oleh karena itu, saran bagi Direktorat Jenderal Pajak adalah lebih menggiatkan pelatihan teknis penggunaan Aplikasi Pajak, sehingga wajib pajak dapat memiliki kemampuan yang mendukung dalam menggunakan Aplikasi Pajak secara optimal.
4. Penyusunan database yang lengkap mengenai perkembangan penggunaan Aplikasi Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih tepat.
5. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan lebih banyak sampel sehingga nantinya hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk lingkup penggunaan Aplikasi Pajak yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50, 179-211.
Anuar, and Othman, 2010, “Determinant of Online Tax Payment System in Malaysia”. International Journal of Public Information Systems, vol 2010:1. Azmi, dan Bee, 2010, “The Acceptance of the e-Filing System by Malaysian
Taxpayers: A Simplified Model”. Electronic Journal of e-Government, Volume 8 Issue 1 2010.
Buku Pedoman Penyusunan Skripsi dan Pelaksanaan Ujian Akhir Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2008.
Davis, F.D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance of Information System Technology.” Management Information System Quarterly. Vol. 13, No. 3.
Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.” Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Direktorat Jenderal Pajak. “e-Registration”,
http://www.pajak.go.id/content/e-registration-0. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-Filing”, http://www.pajak.go.id/content/e-filling. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-SPT”, http://www.pajak.go.id/content/elektronik-spt. diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. “e-NPWP”, http://www.pajak.go.id/content/e-npwp. diakses 18 Oktober 2011.
Efebera HD, Hayes C, Hunton JE, O’Neil C (2004). Tax Compliance Intentions of Low-Income Individual Taxpayers. Advanced Accounting Behavior. Res. 7: 1-25.
Elia,2007,“Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Pengolahan Industri di Surabaya”.Simposium Nasional Akuntansi X.
Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modeling : Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ISBN 979.704.300.2.
Hastuty, Jenie, 2006, “Implementasi Elektronik Filing System (E-Filing)dalam Praktek Perpajakan di Indonesia”. Jurnal Sosial Sains, 19 (2) April 2006.
Jogiyanto, H.M, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Semarang: Penerbit ANDI Yogyakarta.
Jen-Ruei Fu, Cheng-Kiang Farn, dan Wen-Pin Chao., 2006, “Acceptance of Electronic Tax Filing: A Study of Taxpayer Intentions”. Information and Management 43 (2006) 109–126.
Kirana, Gita Gowinda, 2010. “Analisis Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan e-Filing”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Muhammad, Arie, 2010. “Analisa Penerimaan Komputer Mikro dengan Menggunakan Technology Acceptance Model pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Novarina, Ayu Ika, 2005, “Implementasi Electonic Filing System (E-Filing) dalam Praktek Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Pavlou PA (2003). “Consumer Acceptance of Electronic Commerce:
Integrating Trust and Risk with The Technology Acceptance Model”. International Journal Electronic Commerce 7(3): 101-134.
Ramayah T, Yusoff YM, Jamaludin N, Ibrahim A (2009). “Applying the Theory of Planned Behavior (TPB) to Predict Internet Tax Filing
Intentions”. International Journal Management. 26(2): 272-284.
Tsung-Lu, C., Yan-Huang, S. dan Yen-Lo P. 2010. “An Empirical Study of Online Tax Filing Acceptance : Integrating TAM and TPB”. African Journal of Business Management .Vol. 4(5), pp. 800-810.
Widjaya, Anisa Gama, 2011, “Studi Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan Sesudah Reformasi Perpajakan 2008 Dan Implikasinya Terhadap Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Kota Semarang Di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jateng I”. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Yamin, S. dan Heri K. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Peneleitian dengan