• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS REKONSTRUKSI PENGETAHUAN BERDASARKAN TEORI TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS REKONSTRUKSI PENGETAHUAN BERDASARKAN TEORI TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS REKONSTRUKSI PENGETAHUAN BERDASARKAN

TEORI TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA PEMBELAJARAN IPA

DI SEKOLAH DASAR

Kadek Agustya Wira Budhi

1

, I Wayan Widiana

2

, Ndara Tanggu Renda

3 1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: agustyawira@gmail.com1, wayan_widiana@yahoo.co.id2, ndarta12345@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi dimensi pengetahuan yang dimiliki siswa kelas IV dan V semester genap di Gugus XIII Kecamatan Buleleng berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA, (2) deskripsi efektivitas rekonstruksi pengetahuan siswa melalui penerapan pendekatan saintifik. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V semester genap di SD N 1 Banjar Tegal, SD N 1 Bakti Seraga, dan SD N 3 Banjar Tegal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) deskripsi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi yang dimiliki siswa kelas IV pada pembelajaran IPA berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 17,71 (skor maksimal 24), hasil rata-rata setiap indikator berada pada kategori tinggi yaitu diatas 3,5 (skor maksimal 6), (2) deskripsi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi yang dimiliki siswa kelas V pada pembelajaran IPA berada pada kategori tinggi dengan rata-rata 14,92 (skor maksimal 24) dan hasil rata-rata setiap indikator, diperoleh hasil bahwa indikator pengetahuan konseptual dan metakognitif berada pada kategori sedang yaitu dibawah 3,5 (skor maksimal 6). Dengan demikian rekonstruksi pengetahuan melalui pendekatan saintifik hanya diterapkan pada siswa kelas V. Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan siswa kelas V pada pembelajaran IPA mengalami peningkatan yaitu 18,36 berada pada kategori sangat tinggi, dan rata-rata skor setiap indikator berada pada kategori tinggi yaitu diatas 3,5 (dari skor maksimal 6).

Kata kunci: rekonstruksi, pengetahuan, taksonomi bloom revisi Abstract

This research is about descriptive study with the purpose to determine: (1) describe about dimensions of the knowledge which had by the students grade 4th and 5th in the

group XIII of Buleleng District based on the Taksonomi Bloom Revisi theory of the learning science, (2) describe the effectiveness reconstruction of the student's knowledge through the application of scientific approach. The population of this research are grade 4th and 5th Elementary School group XIII of Buleleng District and

the samples are grade 4th and 5th students from three Elementary School, the are

Elementary School 1 Banjar Tegal, Elementary School 1 Bakti Seraga and Elementary School 3 Banjar Tegal. The method used is a test and interview. The results of this research indicate that: (1) descriptiont of the knowledge based on the theory Taksonomi Bloom Revisi haded by the students grade 4th on science learning

at high category with an average 17.71 (maximum score 24), the result of each indicators in high category is above 3,5 (maximum score 6). (2) the descriptiont of the knowldge based on the theory Taksonomi Bloom Revisi haded by the students grade 5th on science learning at high category with an average 14,92 (maximum score 24)

and the average of each indicators, show that indicators of conceptual and metacognitif knowladge in normal category under 3,5 (maximum score 6). So the

(2)

reconstruction knowledge with the scientiffic approach is used to the students grade 5th only. The results of reconstruction show the average score of the students grade

5th in the science learning rise to 18,36 in the high category and the average score of

each indicators in high category above 3,5 (maximum score 6). Keywords: reconstruction, knowledge, taksonomi bloom revisi.

PENDAHULUAN

Pengetahuan merupakan Informasi yang telah diproses dan diorganisasikan

untuk memperoleh pemahaman,

pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke dalam masalah tertentu. Berbagai pandangan muncul mengenai esensi pengetahuan. Menurut pandangan kontruktivistik, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap

objek, pengalaman, maupun

lingkunganya.

Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut, namun pengetahuan sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya

pemahaman-pemahaman baru

(Budiningsih, 2012). Bila guru bermaksud untuk menyalurkan konsep, ide, dan pengetahuanya tentang sesuatu kepada siswa, maka akan diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris panca indera khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu, semakin banyak seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkunganya, pengetahuan dan pemahamanya akan objek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci (Sunaryo, 2010).

Disamping itu pengetahuan akan memberikan domain yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku terbuka (overt behavior) dan perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat menetap. Oleh karena itu sebagai pendidik sangat perlu dalam mengarahkan

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki siswa agar dapat memunculkan perilaku terbuka (overt behavior) pada siswa sehingga dapat mengetahui karakter dan pengetahuan dasar yang ada pada diri siswa.

Pada dasarnya untuk mengarahkan pengetahuan tersebut dapat dilakuakan dengan memperhatikan dimensi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, dimensi pengetahuan itulah yang nantinya akan berpengaruh dalam menentukan kearah manakah pembelajaran yang akan diberikan pada siswa. Berdasarkan teori Taksonomi Blom Revisi, Anderson dan Krathwohl (2010) menjelaskan bahwa dimensi pengetahuan tersebut dikategorikan kedalam empat dimensi pengetahuan yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan

prosedural, dan pengetahuan

metakognitif. Keempat dimensi pengetahuan yang ada sangat perlu dikaji, didalami dan diterapkan oleh para pendidik guna membantu dalam mengarahkan pengetahuan yang dimiliki siswa, memberikan gambaran bagaimana cara mengelompokkan pengetahuan dan bagaimana cara individu-individu memperoleh dan menguasai pengetahuan (Anderson dan Krathwol, 2010).

Pertanyaan kuncinya adalah apa yang harus siswa pelajari di sekolah, dalam hal ini tujuan-tujuan pendidikanlah yang memandu guru untuk menetapkan apa yang harus siswa pelajari. Dalam konteks tabel taksonomi, empat dimensi pengetahuan ini sangat bermanfaat di ajarakan pada siswa, karena akan memberikan gambaran dasar mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:60) mengungkapkan bahwa, “Guru harus mengetahui bagaimana merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, menekankan jenis-jenis

(3)

pembelajaran siswa, sebab semuanya akan membuahkan hasil-hasil belajar yang berbeda, sekalipun isi materi pelajaranya adalah sama”.

Oleh karena itu dalam pembelajaran guru seharusnya mengajarkan keempat dimensi pengetahuan tersebut kepada siswa, agar dapat memutuskan apa yang bisa diajarkan kepada siswa dan empat jenis pengetahuan tersebut bermanfaat dalam memikirkan dan merencanakan beragam mata pelajaran pada berbagai tingkat kelas, sehingga pengetahuan siswa dapat terarah dengan tepat dan dapat memberikan dampak pada hasil belajar siswa. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar, dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dapat diintegrasikan pada pelajaran IPA (sains). James Conant (dalam Samatawo, 2006:1), “Mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta

berguna untuk diamati dan

dieksperimentasikan lebih lanjut”.

Ditinjau dari definisi tersebut, dapat dketahui bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang terdiri dari suatu proses untuk menemukan pengetahuan atau fakta baru serta konsep-konsep yang lebih rinci. Oleh karena itu sangat penting bagi guru dalam mengajarkan IPA berpedoman pada dimensi pengetahuan berdasarkan Teori Taksonomi Bloom Revisi. Kesadaran guru akan pentingnya pengajaran mengenai empat dimensi pengetahuan inilah yang semestinya harus dimunculkan, sehingga dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPA guru lebih mengetahui kearah manakah pembelajaran akan dilakukan berdasarkan dimensi pengetahuan menurut Teori Taksonomi Bloom Revisi tersebut.

Kenyataan dilapangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA hanya lebih terfokus pada penggunaan model dan bagaimana upaya menciptakan suasana belajar yang aktif, namun kurang menekankan pada dimensi pengetahuan yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan di SD Gugus XIII Kecamatan dan Kabupaten

Buleleng kelas IV dan V dapat dilihat bahwa guru dalam pembelajaran IPA hanya menekankan pada bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa,

fokus guru dalam mengelola

pembelajaran IPA hanya beracuan pada metode dan model pembelajaran tanpa memperhatikan dimensi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

Disamping itu soal-soal yang dibuat guru dalam mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA belum sesuai dengan empat jenis pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru kelas V di masing-masing SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng, yang dilaksanakan pada tanggal 6 November 2015. Dari hasil wawancara beberapa guru tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran tujuan yang paling mendasar bagi guru adalah bagaimana cara agar siswa bisa memahami materi yang diberikan, bagaimana siswa agar bisa terlibat aktif dalam pembelajaran dan mengikuti pembelajaran secara fokus, baik itu dilakukan dengan memilih metode ataupun model yang sesuai, guru tidak banyak mengetahui mengenai dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi tersebut, memang dalam pembelajaran materi tertentu sudah dilaksanakan sesuai keempat dimensi pengetahuan namun secara tidak terencana dan belum optimal.

Jika dilihat dari kenyataan yang ada hal ini merupakan perubahan dari pandangan pasif tentang pembelajaran menuju pandangan kognitif dan konstruktif yang menekankan apa yang siswa ketahui (pengetahuan) dan bagaimana mereka berfikir (proses kognitif) tentang apa yang mereka ketahui ketika terlibat aktif dalam pembelajaran (Anderson dan Krathwohl, 2010). Guru mengasumsikan dirinya sebagai pelaku yang aktif dalam aktivitas belajar, guru memilih informasi yang akan dipelajari oleh siswa dan mengonstruksi makna berdasarkan informasi tersebut. Perlu diketahui bahwa siswa bukan orang yang hanya menerima secara pasif, bukan pula sekadar merekam informasi yang disuguhkan oleh guru, orang tua, buku

(4)

pelajaran ataupun media masa. Guru dapat, harus dan membuat keputusan tentang apa yang perlu diajarkan di kelas mereka.

Empat dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi ini akan membantu para pendidik memutuskan apa yang perlu diajarkan. Klasifikasi jenis-jenis pengetahuan ini dirancang untuk spesifikasi yang menengah yakni tujuan-tujuan pendidikan. Jadi dengan menekankan empat dimensi pengetahuan ini pada siswa, pendidik akan mengetahui gambaran bagaimana pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa, dan dari dimensi pengetahuan tersebut pendidik akan dapat menentukan kemana arah pembelajaran yang akan dilakukan dan memutuskan tentang apa yang perlu diajarkan pada siswa. Begitu pentingnya pengetahuan yang dimiliki siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang deskripsi dimensi pengetahuan yang dimiliki siswa saat ini dalam pembelajaran IPA berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Gambaran deskripsi dimensi pengetahuan siswa dapat dimanfaatkan sebagai pedoman oleh guru dalam mengembangkan atau mempolakan pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, perlu juga ada konstruksi pengetahuan pada siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Konstruksi ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai pengetahuan ditinjau dari Taksonomi Bloom Revisi kepada guru dan siswa. Sehingga arah pembelajaran dengan tujuan yang diharapakn seperti tuntutan KTSP dan atau Kurikulum 2013.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian ini menganalisis dimensi pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPA khusunya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dengan mengambil objek penelitian yakni siswa kelas IV dan V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Penelitian ini berjudul “Analisis Rekonstruksi

Pengetahuan Berdasarkan Teori

Taksonomi Bloom Revisi Dalam

Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV dan V Semester Genap Di Gugus XIII Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran

2015/2016”. Penelitian ini akan

menyajikan analisis deskriptif tentang dimensi pengetahuan yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA berdasarkan Teori Taksonomi Bloom Revisi.

Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah Merumuskan deskripsi dan evektifitas rekonstruksi

dimensi pengetahuan dalam

pembelajaran IPA siswa kelas IV dan V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif tentang gambaran pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas IV dan V semester genap di Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Pada dasarnya, “Penelitian deskriptif dipersiapkan untuk memperoleh informasi mengenai suatu fenomena yang terjadi” Darmadi, (2014:184). Tempat penelitian ini di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV dan V semester genap di SD N 1 Banjar Tegal, SD N 1 Bakti Seraga dan SD N 3 Banjar Tegal. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling

dan simple random sampling.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode wawancara. Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan

untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Sudaryono, dkk 2013). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Metode wawancara yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara terstruktur kepada narasumber yang dapat memberikan informasi, antara lain Guru kelas IV dan V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar tes, dan pedoman wawancara. Lembar tes dalam penelitian ini Untuk mengetahui bagaimana dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA yang dimiliki siswa kelas IV dan V semester genap di SD

(5)

Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Data penelitian yang telah terkumpul berupa skor pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA dan skor rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan saintifik yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan transkip

wawancara mengenai kendala guru dalam mengajarkan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA yang dianalisis secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Data pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dijabarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Pengetahuan Siswa

Interval

Titik Tengah

(Xi)

(Xi.Xi) f. Abs(fi) f. Rel (%) f.kum

(Fxi) fi.Xi (fi.Xi)(fi.Xi)

7-8 7,5 56,25 1 56,25 1 7,5 56,25 9-10 9,5 90,25 1 90,25 2 9,5 90,25 11-12 11,5 132,3 1 132,25 3 11,5 132,25 13-14 13,5 182,3 4 729 7 54 2916 15-16 15,5 240,3 0 0 7 0 0 17-18 17,5 306,3 39 11943,75 46 682,5 465806,25 19-20 19,5 380,3 15 5703,75 61 292,5 85556,25 21-22 21,5 462,3 6 2773,5 67 129 16641 Jumlah 116 1850 67 21428,75 194 1187 571198,25

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-tata pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng, yaitu mean (M) = 17,71 (dari total nilai maksimal 24). Setelah dikonversikan ke dalam kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi) termasuk kedalam kategori tinggi. Hasil perhitungan masing-masing

indikator yaitu rata-rata skor pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berada pada kategori Tinggi.

Data pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dijabarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 2 berikut ini.

(6)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Pengetahuan Siswa kelas V

Interval

Titik Tengah

(Xi)

(Xi.Xi) f. Abs(fi) f. Rel (%) f.kum fi.Xi (fi.Xi)(fi.Xi)

5-7 6 36 6 216 0 36 1296 8-10 9 81 14 1134 14 126 15876 11-13 12 144 12 1728 26 144 20736 14-16 15 225 12 2700 38 180 32400 17-19 18 324 11 3564 49 198 39204 20-22 21 441 21 9261 70 441 194481 23-25 24 576 1 576 71 24 576 Jumlah 105 1827 77 19179 268 1149 304569

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng, yaitu mean (M)= 14,92 (dari total nilai maksimal 24). Setelah dikonversikan ke dalam kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi) termasuk kedalam kategori tinggi. Hasil perhitungan masing-masing indikator yaitu skor pengetahuan konseptual dan metakgnitif siswa kelas V berada pada kategori sedang. Oleh karena itu dilakukan rekonstruksi pengetahuan siswa berdasarkan Teori Taksonomi Bloom Revisi pada siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Rekonstruksi dilakukan dengan memberikan pembelajaran IPA pada siswa kelas V semester genap di SD

Gugus XIII Kecamatan Buleleng menggunakan pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi didalam dan hubunganya dengan penggunaan sumber daya alam yang terdiri dari 4 Kompetensi Dasar. Setelah diberikan pembelajaran, kembali diberikan tes pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng.

Data rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dijabarkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Rekonstruksi Pengetahuan Siswa kelas V

Interval

Titik Tengah

(Xi)

(Xi.Xi) f. Abs(fi) f. Rel (%) f.kum

(fki) fi.Xi (fi.Xi)(fi.Xi)

11-12 11,5 132,3 1 132,25 1 11,5 132,25 13-14 13,5 182,3 10 1822,5 11 135 18225 15-16 15,5 240,3 2 480,5 13 31 961 17-18 17,5 306,3 10 3062,5 23 175 30625 19-20 19,5 380,3 26 9886,5 49 507 257049 21-22 21,5 462,3 22 10169,5 71 473 223729 23-24 13,5 182,3 6 1093,5 77 81 6561 Jumlah 112,5 1886 77 26647,25 245 1414 537282,25

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-tata rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA siswa

kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng XIII Kecamatan Buleleng, yaitu mean (M) = 18,36 (dari total nilai maksimal 24). Setelah

(7)

dikonversikan ke dalam kriteria rata-rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi) termasuk kedalam kategori sangat tinggi dan persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dalam pembelajaran IPA adalah 87% termasuk dalam kategori tinggi. Hasil perhitungan masing-masing indikator yaitu rata-rata skor pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berada pada kategori tinggi dan efektivitas rekonstruksi pengetahuan mencapai diatas 80% sehingga rekonstruksi dapat dikatakan efektif.

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Diketahui kategori pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas IV dan V semester genap di SD Gugus XIII. Rata-rata skor (mean) pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas IV semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 17,71. Kualitas pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas IV semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dengan rata-rata 17,71 termasuk kedalam kategori tinggi.

Berdasarkan analisis masing-masing indikator, rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan faktual siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 4,37. Kualitas indikator pengetahuan faktual siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng dengan rata-rata 4,37 termasuk kedalam kategori tinggi. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan konseptual siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 4,55. Kualitas indikator pengetahuan konseptual siswa kelas IV dengan rata-rata 4,55 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan prosedural siswa kelas IV SD Gugus XIII sebesar 4,29. Kualitas indikator pengetahuan prosedural siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII

Kecamatan Buleleng dengan rata-rata 4,29 termasuk kedalam kategori tinggi. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan metakognitif siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 4,35 termasuk kedalam kategori tinggi.

Berdasarkan deskripsi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng dapat diketahui bahwa pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas IV semester genap di SD gugus XIII Kecamatan Buleleng berada pada kategori tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa siswa kelas IV semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng memiliki pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi yang baik. Hasil analisis yang diperoleh berada pada kategori baik sejalan dan sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas IV SD Gugus XIII Kecamataan Buleleng, dari hasil wawancara memang diungkapkan bahwa pengetahuan berdasarkaan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa sudah baik dan dari segi cara mengajar guru sudah mencerminkan

membangun keempat dimensi

pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Guru kelas IV dalam memberikan pembelajaran sudah menerapkan teori pembelajaran yang sesuai dengan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi seperti Guru kelas IV SD 1 Banjar Tegal dan Guru kelas IV SD 3 Banjar Tegal sudah menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.

Dari hasil analisis, rata-rata skor (mean) pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 14,92 termasuk kedalam kategori tinggi.

Berdasarkan analisis masing-masing indikator, rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan faktual siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 4,54 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Rata-rata skor (mean) indikator

(8)

pengetahuan konseptual siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 3,19 termasuk kedalam kategori sedang. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan prosedural siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 3,70 termasuk kedalam kategori tinggi. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan metakognitif siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 3,44 termasuk kedalam kategori sedang.

Berdasarkan deskripsi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dapat diketahui bahwa indikator pengetahuan konseptual dan indikator pengetahuan metakognitif siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng masih berada pada kategori sedang. Hal itu menunjukkan bahwa siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII

Kecamatan Buleleng memiliki

pengetahuan konseptual dan metakognitif yang kurang baik.

Hal ini menunjukkan bahwa dibutuhkan perhatian dan pembinaan lebih terhadap siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng pada dimensi pengetahuan konseptual dan metakognitif. Melihat

masih kurangnya pengetahuan

berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA yang dimiliki siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng, maka dilakukan rekonstruksi untuk membangun kembali pengetahuan tersebut. Rekonstruksi dapat dilaksanakan dengan memperhatikan teknik mengajar, strategi dan pengelolaan pembelajaran yang sesuai, yang dapat merekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Untuk merekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng, pendidik hendaknya

melaksanakan pembelajaran dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang ada. Susanto (2012) mengungkapkan ada 10 prinsip pembelajaran yang diperlukan agar tercipta suasana yang kondusif yaitu prinsip motivasi, prinsip latar belakang, prinsip pemusatan perhatian, prinsip keterpaduan, prinsip pemecahan masalah, prinsip menemukan, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip belajar sambil bermain, prinsip belajar individu, dan prinsip hubungan sosial.

Dilihat dari strategi mengajar, untuk merekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada siswa kelas V SD Gugus XIII, pada penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Sesuai dengan hakikat pendekatan saintifik, Daryanto (2014:51) menyatakan

bahwa, “Pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara efektif mengonstruksikan konsep, hukum atau prinsif melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan”. Dari pemaparan tersebut sangat memungkinkan untuk menggunakan pendekatan saintifik dalam

membangun pengetahuan siswa

berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, karena keempat jenis pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi tersebut jika dilihat dari jenjang kognitifnya sesuai dengan pendekatan saintifik dimulai dari pengetahuan faktual yang masuk pada tahap mengingat sampai pada pengetahuan konseptual yang masuk pada tahap mencipta (Anderson dan Krathwohl, 2010).

Dari hasil analisis, rata-rata skor (mean) rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng sebesar 18,36

(9)

termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V adalah 87,71% termasuk kedalam kategori tinggi karena mencapai tingkat ketuntasan 80%. Dengan demikian rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng dapat dikatakan efektif.

Berdasarkan analisis masing-masing indikator, rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan faktual siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII

Kecamatan Buleleng setelah

direkonstruksi sebesar 4,83 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi indikator pengetahuan faktual berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng adalah 88% termasuk kedalam kategori tinggi, karena mencapai tingkat ketuntasan 80%. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan konseptual siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng setelah direkonstruksi sebesar 4,76 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi indikator pengetahuan konseptual berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng adalah 92% termasuk kedalam kategori sangat tinggi, karena mencapai tingkat ketuntasan 90%. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan prosedural siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng stelah direkonstruksi sebesar 4,71 termasuk kedalam kategori sangat tinggi.

Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi indikator pengetahuan prosedural berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng adalah

90% termasuk kedalam kategori sangat tinggi, karena tingkat ketuntasan mencapai 90%. Rata-rata skor (mean) indikator pengetahuan metakognitif siswa kelas V SD Gugus XIII setelah direkonstruksi sebesar 4,88 termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi indikator pengetahuan metakognitif berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng adalah 95% termasuk kedalam kategori sangat tinggi, karena tingkat ketuntasan mencapai 90%.

Dilihat dari deskripsi rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tersebut, rekonstruksi dengan memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik tingkat efektifitasnya adalah tinggi.

Dalam mengajarkan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas IV dan V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tentunya tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara diketahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran iPA tersebut. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Banjar Tegal yaitu tidak ada Instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dan saat pembelajaran IPA berlangsung masih ada beberapa siswa yang kurang serius mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Banjar Tegal diatasi guru dengan melakukan penilaian secara umum pada siswa dan menegur secara langsung siswa yang tidak memperhatikan saat proses pembelajaran IPA berlangsung.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Bakti Seraga yaitu tidak ada instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori

(10)

Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA, dalam proses pembelajaran IPA guru hanya menerapkan metode saja, sulit dalam merancang pembelajaran untuk membangun pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA, masih ada beberapa siswa yang sulit diatur saat pembelajaran IPA berlangsung dan kurang kerjasama orang tua siswa dalam membimbing anaknya. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Bakti Seraga diatasi guru dengan melakukan penilaian secara umum pada siswa, lebih banyak membaca buku mengenai teori pembelajaran, metode, dan model pembelajaran untuk memudahkan menciptakan pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, menegur secara langsung siswa yang tidak memperhatikan saat proses pembelajaran IPA berlangsung dan lebih banyak memberikan tugas rumah pada siswa, sehingga secara langsung orang tua akan mau membantu anaknya menyelesaikan tugas yang diberikan di rumah.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 3 Banjar Tegal yaitu kesulitan dalam pembuatan soal IPA agar sesuai dengan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, minat

siswa masih kurang dalam

mengembangkan pengetahuannya

ditinjau dari teori Taksonomi bloom Revisi, fasilitas sekolah kurang memadai dan kekurangan alat peraga yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 3 Banjar Tegal diatasi guru dengan lebih banyak membaca buku dan mencari contoh soal IPA yang berkaitan dengan pengetahuan berdasarkan teori taksonomi Bloom Revisi, untuk menumbuhkan minat siswa guru melaksanakan pembelajaran diluar kelas dengan praktik langsung dan disela-sela pembelajaran diselingi dengan permainan sehingga anak merasa senang mengikuti pembelajaran, mengenai kurangnya fasilitas sekolah dan kekurangan alat peraga guru mendalangi terlebih dahulu membeli atau membuat alat peraga yang

akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Banjar Tegal yaitu tidak ada Instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, teori pembelajaran, metode dan model kurang dipahami dan diterapkan oleh guru guna

membangun pengetahuan siswa

berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, guru kesulitan membedakan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran, dan tidak ada diskusi khusus baik dengan Kepala Sekolah, pegawai, teman sejawat, dan siswa terkait kendala-kendala dalam pengembangan pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Banjar Tegal diatasi guru dengan melakukan penilaian secara umum pada siswa, lebih banyak mencari refrensi buku mengenai teori, model dan metode pembelajaran, disamping itu melakukan diskusi dengan guru lain sehingga lebih banyak mendapat pengetahuan, dan dalam membedakan karakteristik siswa guru menyiasati dengan melaksanakan pembelajaran menyesuaikan dengan karakteristik siswa secara umum dikelas.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Bakti Seraga yaitu pengetahuan konseptual dan metakognitif siswa masih rendah, tidak ada instrumen penilaian yang digunakan menilai dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, siswa hanya akan termotivasi belajar jika pembelajaran disajikan dengan metode tertentu, dan disiplin siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Bakti Seraga diatasi guru dengan lebih memberikan perhatian saat pembelajaran pada jenis pengetahuan siswa yang masih kurang, melakukan penilaian secara

umum pada siswa, mrancang

pembelajaran dengan penuh pertimbangn guna selalu menumbuhkan motivasi dan semangat siswa, dan memberikan teguran langsung pada siswa yang tidak disiplin saat proses pembelajaran.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 3 Banjar Tegal yaitu tidak

(11)

ada instrumen penilaian khusus terhadap pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi bloom Revisi, silabus tidak sesuai dengan dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, dan beberapa siswa tidak

memperhatikan saat proses

pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 3 Banjar Tegal diatasi guru dengan melakukan penilaian secara umum, meskipun silabus belum sesuai dengan pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, dan memberikan hukuman atau teguran langsung pada siswa yang kurang

memperhatikan saat proses

pembelajaran.

Solusi-solusi yang diberikan guru terhadap kendala-kendala yang muncul dalam mengajarkan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran IPA siswa kelas IV dan V semester genap di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng tersebut berarti guru selalu berupaya agar siswanya memiliki pengetahuan IPA yang baik berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dan melalui solusi-solusi yang diberikan juga ditunjukkan bahwa berbagai kendala yang dihadapi mampu dihadapi oleh guru kelas IV dan V di SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng. Kemampuan guru tersebut terkait dengan kompetensi pedagogic guru menurut PP nomor 74 tahun 2008, yakni pengembangan berbagai potensi peserta didik. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, Anderson dan Krathwohl, 2010 menyatakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki siswa melalui bimbingan guru/pendidik adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural dan

pengetahuan metakognitif.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian tersebut simpulan penelitian ini adalah Pengetahuan siswa kelas IV berdasarkan teori Taksonomi bloom Revisi dengan rata-rata 17,71 termasuk ke dalam kategori tinggi. Semua indikator pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas IV sudah berada pada kategori tinggi, jadi

tidak perlu dilakukan rekonstruksi pada pengetahuan siswa kelas IV berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Rata-rata skor (mean) pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas V SD Gugus XIII sebesar 14,92 termasuk ke dalam kategori tinggi. Indikator pengetahuan konseptual dan indikator pengetahuan metakognitif berada pada kategori sedang, dengan demikian perlu dilakukan rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi pada siswa kelas V SD Gugus XIII Kecamatan Buleleng.

Rata-rata rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas V SD Gugus XIII

Kecamatan Buleleng dengan

menggunakan pendekatan saintifik sebesar 18,36 termasuk ke dalam kategori sangat tinggi. Persentase ketuntasan klasikal rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas V adalah 87,71% termasuk ke dalam kategori tinggi. Persentase ketuntasa klasikal rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi masing-masing indikator berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi, jadi rekonstruksi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi siswa kelas V SD Gugus XIII dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat dikatan efektif. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Banjar Tegal yaitu tidak ada Instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dan saat pembelajaran berlangsung masih ada beberapa siswa yang kurang serius mengikuti pembelajaran.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 1 Bakti Seraga yaitu tidak ada instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, dalam proses pembelajaran guru hanya menerapkan metode saja, sulit dalam merancang pembelajaran untuk membangun pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, masih ada beberapa siswa yang sulit diatur saat pembelajaran, dan kurang kerjasama orang tua siswa dalam membimbing

(12)

anaknya. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas IV SD N 3 Banjar Tegal yaitu kesulitan dalam pembuatan soal agar sesuai dengan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, minat

siswa masih kurang dalam

mengembangkan pengetahuannya

ditinjau dari teori Taksonomi bloom Revisi, fasilitas sekolah kurang memadai dan kekurangan alat peraga yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.

Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Banjar Tegal yaitu tidak ada Instrumen penilaian khusus mengenai pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, teori pembelajaran, metode dan model kurang dipahami dan diterapkan oleh guru guna

membangun pengetahuan siswa

berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, guru kesulitan membedakan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran, dan tidak ada diskusi khusus baik dengan Kepala Sekolah, pegawai, teman sejawat, dan siswa terkait kendala-kendala dalam pengembangan pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 1 Bakti Seraga yaitu pengetahuan konseptual dan metakognitif siswa masih rendah, tidak ada instrumen penilaian yang digunakan menilai dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, siswa hanya akan termotivasi belajar jika pembelajaran disajikan dengan metode tertentu, dan disiplin siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas V SD N 3 Banjar Tegal diatasi guru dengan melakukan penilaian secara umum, meskipun silabus belum sesuai dengan pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, dan memberikan hukuman atau teguran langsung pada siswa yang kurang

memperhatikan saat proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil dari penelitian

yang telah dilakukan, maka dapat

dikemukakan beberapa saran yaitu

pertama, Pemahaman guru terhadap pengetahuan siswa berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi dan tujuan

pengembangan pengetahuan siswa

berdasarkan teori Taksonomi Bloom

Revisi harus di optimalkan Kedua,

Penilaian guru masih berupa penilaian

pengetahuan secara umum bukan

penilaian yang mengacu pada keempat dimensi pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi. Oleh karena itu teknik, prosedur dan instrumen penilaian

pengetahuan berdasarkan teori

Taksonomi Bloom Revisi perlu dirancang oleh guru sehingga pengetahuan siswa

berdasarkan teori Taksonomi Bloom

Revisi tidak hanya dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran dan soal-soal tetapi juga harus dinilai dengan teknik, prosedur dan instrumen yang tepat. Ketiga, Pendekatan pembelajaran seperti

pendekatan saintifik sebaiknya

dioptimalkan penerapanya. Keempat,

Perlu adanya suatu kegiatan diskusi antara guru dengan kepala sekolah, teman sejawat, dan orang tua siswa terkait dengan upaya-upaya dan

kendala-kendala dalam pengembangan dan

mengajarkan pengetahuan berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Larin W dan Krathwohl, David R (Eds). 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiningsih, Asri. 2012. Belajar &

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. 2014. Metode penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Daryanto, Haji. 2014. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Somatawo, U. 2006. Bagaimana

Membelajarkan IPA di Sekolah

Dasar. Jakarta : Dapertemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidika Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sudaryono, dkk. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. 2013. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(13)

Sunaryo. 2010. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Pengetahuan Siswa
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Rekonstruksi Pengetahuan Siswa kelas V

Referensi

Dokumen terkait

Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi

terjadi setelah do’a dan permohonan do’a tersebut pada hakikatnya telah ditentukan oleh Allah. Artinya semua sebab dan perubahannya sudah tertulis dalam Lauh Mahfudz.. Kaitan

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep dan

Perkembangan teknik dalam Data Mining pun sangat beragam, diantaranya adalah teknik atau metode Association Rule atau aturan asosiasi, Dalam penelitian ini dibahas mengenai

Selain itu perlu dibangun basis data pendukung yang berperan langsung dalam model penyebaran tumpahan minyak tersebut, seperti: data minyak yang tumpah, data pasang surut,

Hal ini dibuktikan dari tanggapan responden tentang keinginannya dalam menggunakan aplikasi fitur filter , yang diperoleh sebesar 73,3% atau 198 responden

Kekangan (Tulis masalah semasa atau selepas program dilaksanakan bila pemantauan dilakukan atau sepanjang

Sehubungan dengan itu, penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah sebagai berikut : “ Apakah sistem Informasi Penjualan Pada PT United Tractors Tbk Cabang Medan sudah efektif