• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN, SERTA PERAN PENDAMPING DESA TERHADAP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM KEUANGAN DESA

(SISKEUDES) (STUDI PADA DESA PENERIMA DANA DESA DI

KABUPATEN BULELENG)

1

I Made Deva Premana Dharma Wiguna,

1

Gede Adi Yuniarta,

2

Made Aristia Prayudi

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{

1

devapremana@yahoo.com,

1

gdadi_ak@yahoo.com

2

prayudi.acc@undiksha.ac.id}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan serta peran pendamping desa terhadap efektivitas penggunaan sistem keuangan desa (siskeudes) pada desa penerima dana desa di Kabupaten Buleleng.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Surat Keputusan Bupati Nomor: 900/78/HK/2017 Tentang Alokasi Keuangan Pemerintahan Desa di Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2017 serta data primer yang diperoleh dari kuesioner dan diukur menggunakan skala likert. Populasi penelitian menggunakan seluruh sekretaris desa dan bendahara desa di Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling, yaitu peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri. Kriteria sampel sekretaris desa dan bendahara desa di Kabupaten Buleleng sebanyak 112 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS versi 18.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia (X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes, variabel pendidikan dan pelatihan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

penggunaan siskeudes, dan variabel peran pendamping desa (X3) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Kata kunci: Efektivitas Penggunaan Siskeudes, Kualitas Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pelatihan, Peran Pendamping Desa

Abstract

This study aimed at empirically proving the effect of human resource quality, education and training, and role of village partner to the effectiveness of the use of village finance system in the villages receiving village fund in Buleleng Regency.

This study was a quantitative research using secondary data obtained from the decree of the Regent Number 900/78 / HK / 2017 about village government finance allocation in Buleleng Regency in Budget Year 2017, and primary data obtained from the questionnaire and measured by using Likert scale. The populations were all village secretaries and village treasurers in Buleleng Regency. The sampling technique was probability sampling, in which the researcher gave equal opportunity for every element (member) of the population to be selected to be a random sample member regardless

(2)

of the strata in the population itself. The sample number of the village secretaries and the village treasurers in Buleleng Regency were 112 people. The technique of data analysis was multiple linear regression analysis with the help of SPSS version 18.

The results showed that the variable of human resource quality (X1) had a

positive and significant effect on the effectiveness of the use of village finance system, the variable of education and training (X2) had a positive and significant effect on the

effectiveness of the use of village finance system, and the variable of role of village partner (X3) had a positive and significant effect on the effectiveness of use of village

finance system.

Keywords: The effectiveness of the use of village finance system, quality of human resource, education and training, role of village partner

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 beserta peraturan pelaksanaannya telah mengamanatkan pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk didalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa. Dalam Anggaran Pedapatan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2017 telah dialokasikan dana desa sebesar Rp. 60 triliun kepada seluruh desa yang tersebar di Indonesia. Besaran dana ini mengalami kenaikan 28% dari dana desa tahun 2016 sebesar Rp. 49,96 triliun.

Pemberian dana ke desa yang begitu besar, jumlah pelaporan yang beragam serta adanya titik-titik kritis dalam pengelolaan keuangan desa tentunya menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh aparatur pemerintahan desa. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan sehingga terwujud tata kelola pemerintahan desa yang baik (Good Village Govermance).

Dalam hal mewujudkan dan mendukung tata kelola pemerintahan yang baik terutama pengelolaan dana desa, maka desa yang menerima dana desa wajib menggunakan aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). Aplikasi yang diperuntukan desa ini, pada tahun 2015 diberi label SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) sebagai standar pelaporan APBDes. Dalam perjalanannya SIMDA berubah nama menjadi Siskeudes

dan mulai disosialisasikan ke desa-desa di Indonesia. Tujuan utama adanya aplikasi siskeudes yaitu agar aparatur pemerintah desa mendapatkan kemudahan saat melakukan proses pengelolaan serta pertanggung jawaban keuangan desa.

Sebagai sebuah sistem yang dikemas secara aplikasi berbasis pada sistem informasi akuntansi untuk membantu pengelolaan keuangan desa berdasarkan atas peraturan yang berlaku, prinsip efektivitas didalam penggunaan aplikasi siskeudes sangat diperlukan agar penggunaan keuangan desa dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan, dilaksanakan dengan perencanaan hingga pertanggung jawaban yang cepat, akurat, transparasi, dan akuntabel. Sebagai salah satu bagian dari sistem informasi akuntansi, efektivitas penggunaan siskeudes dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: keterlibatan pemakai pengguna, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan top

manajemen, formalisasi pengembangan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) (Komara, 2005).

Secara umum, kualitas sumber daya manusia yang terampil sangat diperlukan dalam penggunaan suatu sistem. Mengingat aplikasi siskeudes merupakan suatu sistem informasi akuntansi yang wajib digunakan bagi desa yang menerima dana desa serta berbasis komputerisasi, maka aparatur desa yang dalam hal ini adalah sekretaris desa selaku penanggung jawab mengelola administrasi desa dan bendahara desa selaku pembuat pertanggung jawaban laporan keuangan desa dituntut untuk mampu menguasasi ilmu akuntansi dan komputer sehingga pelaporan pertanggung jawaban dana desa

(3)

melalui aplikasi siskeudes menjadi lebih baik dan efektif.

Hubungan kualitas sumber daya manusia dengan efektivitas penggunaan siskeudes mengacu pada penelitian yang dilakukan Caecilia dan Marthen (2014), yang menunjukan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Artinya jika kualitas sumber daya manusia tinggi maka nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah juga tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:

H1: Kualitas sumber daya manusia

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Sistem informasi akuntansi yang efektif juga harus diimbangi dengan pendidikan dan pelatihan bagi pemakai sistem. Dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan tentang pengaplikasian siskeudes ini akan sangat membantu pemakai sistem untuk mengaplikasikan siskeudes dengan baik sehingga tidak terjadi kebingungan ataupun kesalahan penginputan data yang akan berdampak pada penyajian laporan pertanggung jawaban dana desa.

Hubungan pendidikan dan pelatihan dengan efektivitas penggunaan siskeudes mengacu pada penelitian Riwanti (2011) yang memperoleh hasil bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika pendidikan dan pelatihan tinggi maka kinerja sistem informasi akuntansi juga tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:

H2: Pendidikan dan pelatihan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Selain pendidikan dan pelatihan, pengawasan dan pendampingan dari pendamping desa juga sangat penting untuk meningkatkan efektivitas penggunaan siskeudes. Mengingat siskeudes merupakan aplikasi yang baru bagi desa maka peran pendamping desa sangat penting ketika nantinya terjadi suatu kendala yang dialami pemakai sistem dalam pengoperasian siskeudes. Sehingga

hal tersebut sejalan dengan tujuan adanya pendamping desa yaitu meningkatkan kapasitas, efektivitas dan akuntabilitas pemerintahan desa.

Hubungan peran pendamping desa dengan efektivitas penggunaan siskeudes mengacu pada penelitian Palevi (2017) yang menunjukan hasil bahwa peran pendamping desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengelolaan dana desa. Artinya jika peran pendamping desa tinggi maka keberhasilan pengelolaan dana desa juga tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:

H3: Peran pendamping desa

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data jumlah responden yang menjawab kuesioner dan jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diukur menggunakan skala likert. Untuk sumber data menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan pada desa penerima dana desa di Kabupaten Buleleng.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Sekretaris desa dan Bendahara desa di Kabupaten Buleleng yang berjumlah 258 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan probability sampling

yakni simple random, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) popuasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri. Kriteria sampel yang digunakan adalah Sekretaris desa dan Bendahara desa pada desa yang menerima dana desa di Kabupaten Buleleng sebanyak 112 orang. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan beberapa uji statistik, yaitu (1) Uji statistik deskriptif, (2) Uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, (3) Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikoliniaritas, dan uji heteroskedastisitas,

(4)

(4) Uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi dan uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dinyatakan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia (X1)

mempunyai nilai minimum sebesar 11, nilai maksimum sebesar 25, nilai mean sebesar 19,54, dan standar deviasi sebesar 3,043. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai kualitas sumber daya manusia yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 3,043.

Variabel pendidikan dan pelatihan (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 15,

nilai maksimum sebesar 25, nilai mean

sebesar 19,54, dan standar deviasi sebesar

2,600. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai profesionalisme yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 2,600.

Variabel peran pendamping desa (X3) mempunyai nilai minimum sebesar 10,

nilai maksimum sebesar 25, nilai mean

sebesar 19,06, dan standar deviasi sebesar 2,716. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai tingkat kompensasi yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 2,716.

Variabel efektivitas penggunaan siskeudes (Y) mempunyai nilai minimum sebesar 14, nilai maksimum sebesar 25, nilai mean sebesar 18,59, dan standar deviasi sebesar 2,680. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai sistem pengendalian internal yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 2,680.

Tabel 1.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std.

Deviation Kualitas Sumber Daya

Manusia (X1)

112 11 25 19,54 3,043

Pendidikan dan Pelatihan (X2)

112 15 25 18,68 2,600

Peran Pendamping Desa (X3) 112 10 25 19,06 2,716 Efektivitas Penggunaan Siskeudes (Y) 112 14 25 18,59 2,680 Valid N (listwise) 112

Sumber: Data Diolah, 2017

Selain uji statistik deskriptif juga dilakukan uji validitas. Pengujian validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010). Uji validitas pada penelitian ini menggunakan Corrected Product Moment. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas, nilai r hitung

untuk semua item lebih besar dari r tabel

yaitu 0,156 sehingga seluruh item pernyataan dinyatakan valid. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan variabel yang akan diuji

Uji kualitas data yang selanjutnya dilakukan adalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Untuk pengukuran reliabilitas, SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach’c Alpha. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen dengan menggunakan uji statistic Cronbach’c

Alpha. Apabila nilai Cronbach’c Alpha lebih besar dari 0,60, maka instrumen dinyatakan

(5)

reliabel. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’c Alpha Keterangan

1 Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)

0,806 Reliabel

2 Pendidikan dan Pelatihan (X2) 0,801 Reliabel

3 Peran Pendamping Desa (X3) 0,836 Reliabel

4 Efektivitas Penggunaan Siskeudes (Y)

0,829 Reliabel

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan data pada tabel 2 hasil uji reliabilitas masing-masing variabel menunjukkan nilai Cronbach’c Alpha lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

Setelah uji kualitas data terpenuhi dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan One-Sample komogorov-Smirnov Test dan Shapiro wilk, normal probability plot dengan bantuan program statistik komputer SPSS versi 18 for windows.

Peneliti menggunakan taraf signifikansi 5%, maka variabel penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai analisis

Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,844 0,475

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,844 dengan signifikansi sebesar 0,475 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal.

Uji asumsi klasik yang kedua yaitu uji multikolinearitas. Suatu model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Sampile Kolgomorov-Smirnov test. Uji multikoliniaritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas. Untuk mendekati adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Faktor (VIF) dan nilai

Tolerance. Jika nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multilkoliniaritas dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji normalitas dilakukan pada data kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, peran pendamping desa, serta efektivitas penggunaan siskeudes. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4 berikut.

(6)

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Keterangan

Tolerance VIF Kualitas Sumber Daya

Manusia 0,462 2,414 Bebas Multikolinearitas Penddikan dan Pelatihan 0,446 2,244 Bebas Multikolinearitas Peran Pendamping Desa 0,665 1,504 Bebas Multikolinearitas

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas yang ditunjukkan dalam tabel 4 hasil perhitungan Tolerance

menunjukkan variabel kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, dan peran pendamping desa mempunyai nilai

tolerance yang lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor

(VIF) juga menunjukkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, dan peran pendamping desa mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji asumsi klasik yang selanjutnya dilakukan uji heteroskedastisitas. Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glesjer dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute

residualnya. Apabila nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Sig.

1 (Constant)

Kualitas Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan Peran Pendamping Desa

0,415 0,083 0,945 0,165

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan pada tabel 5, dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen tidak signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (AbsRes). Variabel kualitas sumber daya manusia mempunyai nilai sig. sebesar 0,083, variabel pendidikan dan pelatihan mempunyai nilai sig. sebesar 0,945, dan variabel peran pendamping desa mempunyai nilai sig. 0,165. Semua variabel mempunyai probabilitas signifikansi

> 0,05, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Setelah uji asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang ada, yaitu untuk melihat pengaruh diantara dua variabel atau lebih. Variabel dependen pada penelitian ini adalah efektivitas

(7)

penggunaan siskeudesl. Variabel independen pada penelitian ini adalah kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, dan peran pendamping desa.

Uji hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila Adjusted R2 semakin mendekati 1,

maka semakin besar variasi dalam independen variabel, ini berarti semakin tepat garis regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya. Hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini disajikan dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6

Uji Koefisien Determinasi Model Adjusted R Square

1 0,508

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan data pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Adjusted R Square

diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,508, yang menunjukkan bahwa variasi variabel kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, serta peran pendamping desa hanya dapat menjelaskan 50,8% variasi variabel efektivitas penggunaan siskeudes. Sisanya yaitu 49,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi efektivitas penggunaan siskeudes.

Selanjutnya dilakukan uji statistik t yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas dan independen secara individu dalam menjelaskan variansi

variabel dependen. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan:

a. Apabila probabilitas > tingkat signifikan (0,05), maka H0 diterima

dan Ha ditolak. Artinya tidak ada

pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

b. Apabila probabilitas < tingkat signifikan (0,05), maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Artinya ada pengaruh

signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Hasil uji statistik t pada penelitian ini disajikan pada tabel 7 berikut

Tabel 7 Hasil Uji Statistik t

Model Sig.

1 (Constant)

Kualitas Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan Peran Pendamping Desa

0,030 0,028 0,000 0,025

Sumber: Data Diolah, 2017

Berdasarkan data pada tabel 7 dapat dilihat bahwa keempat variabel independen mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Variabel kualitas sumber daya manusia mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,028, variabel

pendidikan dan pelatihan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000, dan variabel peran pendamping desa mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,025. Sehingga semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

(8)

dependen karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Pembahasan

Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Penggunaan Siskeudes

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi kualitas sumber daya manusia sebesar 0,193 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan kualitas sumber daya manusia sebesar 1 tingkat, maka efektivitas penggunaan siskeudes akan meningkat sebesar 0,193 tingkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel kualitas sumber daya manusia sebesar 0,028 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia (X1) berpengaruh secara signifikan

terhadap efektivitas penggunaan siskeudes. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)

dapat diterima yaitu kualitas sumber daya manusia berpengaruh postitif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes. Kualitas sumber daya manusia pada penelitian ini diawasi lewat kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem keuangan desa (siskeudes) dalam kegiatan perencanaan hingga proses pembuatan laporan pertanggung jawaban dana desa. Apabila pemakai selama mengaplikasikan siskeudes lancar-lancar saja atau tidak ada hambatan maka kualitas sumber daya manusianya dapat dikatakan sudah memadai dan tentunya efektivitas penggunaan siskeudes menjadi tinggi.

Sebaliknya, apabila pemakai dalam pengimplementasian aplikasi siskeudes ditemukannya suatu kendala tertentu sehingga membuat laporan pertanggung jawaban dana desa menjadi tidak sesuai atau buruk, maka dapat dikatakan kualitas sumber daya manusianya kurang memadai dan tentunya efektivitas penggunaan siskeudes menjadi rendah.

Berdasarkan keadaan diatas, maka kualitas sumber daya manusia yang ada pada setiap desa harus selalu diperhatikan oleh Kepala Desa selaku pemimpin desa

karena pengaruhnya begitu besar dalam mensukseskan aplikasi sistem keuangan desa (siskeudes) guna menghasilkan laporan pertanggung jawaban dana desa yang baik.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rian Fitrizal (2017) yang menunjukan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual

.

Hasil penelitian Roshanti (2014) juga menunjukan bahwa variabel kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, koefisien regresi variabel pendidikan dan pelatihan didapatkan sebesar 0,435 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan pendidikan dan pelatihan sebesar 1 tingkat, maka efektivitas penggunaan siskeudes akan meningkat sebesar 0,435. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan siskeudesl.

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel pendidikan dan pelatihan sebesar 0,000 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan (X2)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes. Dengan demikian hipotesis kedua (H2)

diterima yaitu pendidikan dan pelatihan berpengaruh postitif dan signiikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Jen (2008) menyebutkan bahwa efektivitas SIA akan lebih tinggi apabila program pendidikan dan pelatihan pemakai diperkenalkan. Selain itu untuk meningkatkan keterampilan teknis, pendidikan dan pelatihan berguna untuk memperbaiki komunikasi dikalangan anggota sistem informasi yang diimplementasikan dan biasanya membutuhkan personil baru untuk

(9)

mengoperasikan. Dengan pendidikan dan pelatihan, pengguna bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasikan persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan efektivitas kinerja. Jika tidak adanya pendidikan dan pelatihan, maka akan berdampak pada hilangnya kekuasaan pemakai jika tenaga kerja dikurangi berkaitan dengan tidak adanya kemampuan pemakai dalam penggunaan sistem dan komputerisasi, dan ini akan berakibat sistem tidak bisa dilaksanakan.

Untuk menunjang efektivtas penggunaan siskeudes, Pemerintah Kabupaten Buleleng mengadakan program pendidikan dan pelatihan kepada sekretaris desa dan bendahara desa. Program pendidikan dan pelatihan ini dilakukan karena aplikasi siskeudes merupakan aplikasi yang baru diimplementasikan di Kabupaten Buleleng dan sifatnya update

atau selalu diperbaharui. Sehingga dengan keadaan ini mengharuskan sekretaris desa dan bendahara desa sebagai pemakai aplikasi siskeudes harus mendapatkan, ikut dan berpatisipasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng baik itu secara lisan maupun tertulis.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Komara (2005) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fatimah (2013) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.

Pengaruh Peran Pendamping Desa Terhadap Efektivitas Penggunaan Siskeudes

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi variabel peran pendamping desa sebesar 0,183 yang berarti bahwa apabila terdapat

penambahan tingkat peran pendamping desa sebesar 1 tingkat, maka efektivitas penggunaan siskeudesl akan meningkat sebesar 0,183. Hasil tersebut menunjukan bahwa peran pendamping desa berpengaruh positif terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel peran pendamping desa sebesar 0,025 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel peran pendamping desa (X3) berpengaruh secara signifikan

terhadap efektivitas penggunaan siskeudes. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3)

dapat diterima yaitu peran pendamping desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Untuk menunjang efektivitas penggunaan siskeudes, peran pendamping desa sangat penting untuk membantu pemerintah desa dalam mengoperasikan aplikasi siskeudes dengan baik. Dengan adanya pendamping desa, maka desa merasa sangat terbantu apabila terjadi masalah terhadap penggunaan siskeudes. Sehingga ini sesuai dengan tugas dari pendamping desa yaitu menjembatani dan memberikan solusi atas masalah yang ada di desa. Oleh karena itu peran aktif dari pendamping desa sangat diperlukan untuk membantu mensukseskan implementasi siskeudes pada setiap desa.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Reza Palevi (2017) yang menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Desa di Desa Pugung Raharjo Kabupaten Lampung Timur, Pendamping desa ikut andil dalam penyusunan program-program anggaran dana desa, memberikan masukan dan saran kepada kepala desa dalam hal penyusunan pemanfaatan anggaran alokasi dana desa.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil uji dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik simpulan, yaitu: (1) kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes, (2) pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

(10)

penggunaan siskeudes, (3) peran pendamping desa berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penggunaan siskeudes.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini, yaitu: Pertama, bagi peneliti selanjutnya disarankan menambah jumlah sampel dengan cara memperluas wilayah penelitian, sehingga hasil penelitian akan lebih baik. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel lain yang belum diuji dalam penelitian yang mempunyai pengaruh terhadap efektivitas penggunaan siskeudes

Kedua, bagi pemerintah desa khususnya kepala desa agar lebih memperhatikan kualitas sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, serta peran pendamping desa. Sehingga efektivitas penggunaan siskeudes dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Kharis. 2010. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada PT Avia Avian. Skripsi. Jawa Timur. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Adisanjaya. 2017. Pengaruh Kemampuan Personal, Pelatihan dan Pendidikan, serta Pemanfaatan Teknologi Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi pada Mini Market Bali Mardana. Skripsi.

Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Caecilia dan Marthen. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Nilai Informasi Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah Pada Kabupaten Merauke. Skripsi. Merauke: Universitas Musamus. Jen. Spica. 2008. Analisis Faktor-faktor

yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Skripsi. Jurusan Akuntansi, STIE Perbanas Surabaya.

Komara, Asep. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Palevi, Reza. 2017. Kewenangan

Pendamping Desa Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganeshasha.

Republik Indonesia. 2014. Undang-undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Roshanti. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber

Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Sembiring. 2013. Pengaruh Kualitas

Sumber Daya Manusia,

Pemanfaatan Teknologi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi.

Jurusan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Tabel 3  Hasil Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

Usaha-usaha ini jelas akan besar manfaatnya bagi pembangunan kebudayaan nasional yang sedang kita bina bersama, karena diyakini bahwa dalam KKB itu terkandung nilai-nilai

Uraian sejarah dakwah Muhammadiyah di atas pada dasarnya tidak bisa lepas dari semangat purifikasi, pembaharuan Islam dan telaah normatif Ahmad Dahlan, sebagai pendirinya..

demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang tidak memiliki keterampilan berpidato dengan baik. Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

oleh orang tua saat melakukan komunikasi dengan cara bertatapan muka langsung dengan anak ketika melakukan komunikasi dan memberikan pesan kepada anak (Pusungulaa,et al.

Pada proses pembelajaran pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar yaitu 74,40 karena siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran inkuiri ,siswa sudah aktif

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama, maka akan dilakukan tindakan pada pelaksanaan siklus II, langkah pelaksanaan masih sama seperti siklus I

Penentuan cemaran timbal dan timah dalam makanan dilakukan dengan cara menimbang 5 gram sampel buah cabe jawa dan masukkan ke dalam cawan porselen.. Ditambahkan 10 mL

Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil analisis pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Pada siklus ketiga peneliti tetap