• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAYA DUKUNG WADUK DILIHAT DARI HUBUNGAN PARAMETER FISIKA-KIMIA AIR TERHADAP PARAMETER NUTRIEN MENURUT PERBEDAAN MUSIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA DAYA DUKUNG WADUK DILIHAT DARI HUBUNGAN PARAMETER FISIKA-KIMIA AIR TERHADAP PARAMETER NUTRIEN MENURUT PERBEDAAN MUSIM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAYA DUKUNG WADUK DILIHAT DARI HUBUNGAN PARAMETER FISIKA-KIMIA AIR TERHADAP PARAMETER NUTRIEN MENURUT PERBEDAAN

MUSIM

Rizka Maria1, Hilda Lestiana1, Asep Mulyono1

1

Puslit Geoteknologi – LIPI. Jln Sangkuriang, Bandung 40135 Phone +62 (22) 2503654, Fax : +62 (22) 2504593

Email : rizka@geotek.lipi.go.id

ABSTRAK

Waduk Jatiluhur sebagai waduk serbaguna yang mensuplai kebutuhan air baku di daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta dikhawatirkan telah mengalami penurunan daya dukung. Penurunan ini terjadi karena dua hal yaitu faktor alamiah dan hasil aktifitas manusia. Secara alamiah waduk mengalami sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan, sedangkan aktifitas manusia seperti keramba apung dan berbagai limbah rumah tangga, industri dan pertanian ikut memperberat penurunan daya dukung waduk. Studi tentang hubungan parameter fisika-kimia (suhu, pH, konduktivitas dan suspended solid) terhadap parameter nutrien dilakukan mengingat besarnya pengaruh parameter tersebut dalam mengontrol keberadaan zat-zat penentu baik buruknya kualitas air perairan. Faktor musim mempengaruhi kondisi hidrologi suatu DAS. Studi ini bertujuan untuk melihat distribusi spasial setiap parameter berdasarkan musim hujan dan musim kemarau, dan mengungkap hubungan antar parameter di kedua musim. Secara spasial berdasarkan parameter yang dianalisis kualitas air Waduk Jatiluhur menurun pada musim kemarau. Perbedaan rata-rata yang signifikan antara musim hujan dan kemarau terdapat pada parameter turbiditas, suspended solid, nitrat-N, TOM, BOD, dan COD. Hubungan parameter fisika-kimia air terhadap parameter nutrien lebih signifikan terlihat pada musim hujan dibandingkan pada musim kemarau. Parameter pH, turbiditas dan TSS adalah faktor yang berkorelasi paling signifikan terhadap parameter nutrien. Dengan adanya hasil perbedaan paramater pada kedua musim tersebut dapat menjadi pedoman untuk pengambilan kebijakan pengelolaan perairan.

Kata kunci: Waduk Jatiluhur, daya dukung, parameter fisika-kimia, nutrien, kualitas air

ABSTRACT

Jatiluhur reservoir as a multifunction reservoir that supplies freshwater in west Java and Jakarta area is worried has degradation susceptibility. This degradation caused by nature activity and human activity. Naturally reservoir has sedimentation that causes susceptibility decrease. Human activity result such as cage fish, domestic waste, industry and agricultural pollutant have role to make reservoir susceptibility decrease. Study about correlations of physic-chemical parameters (temperature, pH, conductivity, and suspended solid) to nutrient is considered because these parameters may controls presence of the parameters determinant of water quality. Climate variables including the season factor have high influence on watershed eco hydrology condition beside another factor. The aims of study were to reveal spatial distribution of each parameter, average quantity differences between the wet and dry season, and correlation between parameters. Spatially, water quality of Jatiluhur reservoir was decreased There were significant differences between wet and dry season for turbidity, suspended solid, nitrate-N, DO, BOD, and COD parameters. In the wet season, correlation between physic-chemical parameters to nutrient and pollution indicator parameters were significantly stronger than in the dry season. pH, turbidity, and suspended solid are physic-chemical factors that shows very significant correlation

(2)

to nutrient and pollutant indicator parameters. This result data is considered to be used as basic reference or tool of decision making in the reservoir water quality management.

Keywords : Jatiluhur Reservoar, susceptibility, physic-chemical factors, nutrient, water quality PENDAHULUAN

Keberadaan waduk Jatiluhur sebagai waduk serbaguna sangat bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya. Salah satu fungsi utamanya sebagai pemenuhan air baku PDAM untuk daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Namun dengan berkembangnya aktifitas di dalam waduk seperti keramba apung menyebabkan penurunan kualitas air dan sumber polutan akan semakin meningkat. Eksploitasi berlebihan terhadap sumberdaya waduk dapat merubah struktur dan fungsi serta daya dukung waduk. Studi tentang hubungan parameter fisika-kimia (suhu, pH, konduktivitas, dan total suspendid solid) terhadap parameter nutrien dan parameter indikator pencemar dilakukan mengingat besarnya pengaruh parameter tersebut dalam mengontrol keberadaan zat-zat penentu baik buruknya kualitas air suatu perairan. Suhu, turbiditas, dan suspended solid dalam air sungai dapat diakibatkan oleh aktivitas manusia diantaranya praktek pertanian, penebangan hutan dan penggunaan air sebagai pendingin. Variabel iklim/cuaca termasuk dalam hal ini faktor musim, sangat mempengaruhi kondisi ekohidrologi suatu daerah aliran sungai disamping faktor lainnya. Perubahan variabel iklim akan mempengaruhi proses-proses yang ada dalam daerah aliran sungai seperti neraca air dan kondisi hidrologi serta proses-proses biokimia yang ada di dalamnya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi spasial setiap parameter kemudian mengungkap hubungan antar parameter berdasarkan musim kemarau dan musim hujan

METODOLOGI

Penelitian tentang analisa daya dukung waduk dilihat dari parameter fisika-kimia dan nutrien ini dilakukan di kawasan waduk Jatiluhur pada tahun 2007 selama 4 bulan, terdiri dari musim kemarau (Juli – Agustus) dan musim hujan (September – Oktober). Tahapan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

 Studi Pustaka

Melakukan penelusuran literatur pendukung, analisa citra aster, analisa peta topografi dan data pemantauan kulitas air sebelumnya. Data diambil dari Pusat Survey Geologi, PJT Jatiluhur,Dinas Perikanan dan Kelautan Jatiluhur.

 Pengambilan Contoh Air

Contoh air yang telah diambil sebanyak 25 buah (12 sampel untuk bulan kering dan 13 sampel untuk bulan basah). Pengukuran di lapangan meliputi posisi lokasi, pH, DHL (daya hantar listrik), temperatur dan tinggi muka air.

 Analisa Laboratorium

Analisa laboratorium meliputi parameter fisika - kimia (suhu, turbiditas, pH, konduktivitas dan suspended solid) dan parameter nutrien (nitrat, nitrit dan fosfat).

 Analisa Hasil

Hasil analisa laboratorium diolah menggunakan perbandingan musim kemuarau dan penghujan. Dengan software map info 7.0 didapatkan kontur parameter dan software MS excel 2003 didapatkan grafik parameter. Berdasarkan hasil olahan data tersebut kemudian dilakukan analisa keterkaitan masing – masing parameter tersebut dengan daya dukung

(3)

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air waduk Jatiluhur

HASIL PENELITIAN

Distribusi spasial berdasarkan musim

Distribusi spasial parameter fisik- kimia dan nutrien dibedakan berdasarkan perbedaan musim. Pada gambar 2 dibawah menunjukkan distribusi spasial dari parameter fisik (pH, DHL, temperatur dan TSS) yang saling berkorelasi.

Gambar 2. Distribusi spasial parameter fisika-kimia terhadap perbedaan musim

Grafik pH Musim Kemarau

8 8.2 8.4 8.6 8.8 0 5 10 15 Stasiun p H

Grafik pH Musim Hujan

8 8.2 8.4 8.6 8.8 9 0 5 10 15 Stasiun p H

GRafik DHL Musim Kemarau

275 280 285 290 295 0 5 10 15 Stasiun D H L

Grafik DHL Musim Hujan

240 250 260 270 280 0 5 10 15 Stas iun D H L

Grafik Temperatur Musim Kemarau 28 29 30 31 0 5 10 15 Stasiun T e m p e ra tu r

Grafik Temperatur Musim Hujan 28 30 32 0 5 10 15 Stasiun T e m p a ra tu r

Grafik TSS Musim Kemarau

0 20 40 60 80 0 5 10 15 Stasiun T S S

Grafik TSS Musim Hujan

0 100 200 300 0 5 10 15 Stasiun T S S

(4)

Pada parameter fisika – kimia, perbedaan yang signifikan antara musim hujan dengan musim kemarau terjadi pada parameter total suspended solid/TSS dan konduktivitas. Sedangkan untuk parameter pH dan temperatur tidak terdapat perbedaaan yang signifikan. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya penambahan bahan-bahan tersuspensi akibat sedimentasi yang terjadi sepanjang aliran sungai yang mengisi waduk Jatiluhur.

Chapman (1996) mengungkapkan bahwa pada musim hujan debit air meningkat akibatnya kekeruhan air permukaan meningkat dan sejumlah padatan tersuspensi (total suspended solid) turut terbawa oleh aliran air sehingga mengurangi nilai estetika air dan menyebabkan pendangkalan di dalam waduk.

Effendi (2003) mengemukakan bahwa TSS atau padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan turbiditas atau kekeruhan. Kekeruhan di sungai disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan.

Pada gambar 3 dibawah menunjukkan distribusi spasial dari parameter nutrien (NH4-N, NO3-N,

PO4-P, COD dan TOM) yang saling berkorelasi pada musim kemarau dan musim penghujan. Grafik NH4-N Musim Kemarau

0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 10 15 Stasiun N H 4 -N

Grafik NH4-N Musim Hujan

0 0.5 1 1.5 0 5 10 15 Stasiun N H 4 -N

Grafik NO3-N Musim Kemarau

0 1 2 3 0 5 10 15 Stasiun N O 3 -N

Grafik NO3-N Musim Hujan

0 0.2 0.4 0.6 0.8 0 5 10 15 Stasiun N O 3 -N

Grafik PO4-P Musim Kemarau

-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0 5 10 15 Stasiun P O 4 -P

Grafik PO4-P Musim Hujan

-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0 5 10 15 Stasiun P O 4 -P

Grafik COD Musim Kemarau

0 50 100 150 200 0 5 10 15 Stasiun C O D

Grafik COD Musim Hujan

0 50 100 150 0 5 10 15 Stasiun C O D

Grafik TOM Musim Hujan

0 10 20 30 0 5 10 15 Stasiun T O M

Grafik TOM Musim Kemarau

0 10 20 30 0 5 10 15 Stasiun T O M

(5)

DISKUSI DAN ANALISA

Hubungan antar parameter pada musim hujan dan kemarau Nitrat-N

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Rata - rata konsentrasi nitrat-N diperairan waduk Jatiluhur ini melebihi kriteria perairan alami. Hal ini disebabkan oleh faktor dari dalam waduk dan dari luar waduk. Faktor dari luar waduk antara lain adanya intensifikasi sistem usaha tani dan perluasan areal pertanian yang terjadi di hulu sungai yang masuk ke dalam aliran waduk, sedangkan faktor dari dalam waduk antara lain adalah penambahan jumlah keramba apung (KJA) yang melebihi batas sehingga hasil ekskresi dan sekresi dari aktivitas tersebut menambah beban Nitrat-N. Kadar nitrat-N yang melebihi 0,2 mg/l dapat mengakibatkan eutrofikasi. (Davis dan Cornwell, 1991). Korelasi yang cukup signifikan terjadi antara nitrat dengan TSS pada musim kemarau maupun musim hujan, kenaikan unsur Nitrat-N berbanding lurus dengan kenaikan total suspended solid

yang mengakibatkan kenaikan beban waduk dan mengurangi daya dukungnya.

Ortofosfat

Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan aquatik. Konsentrasi fosfat yang tinggi dapat menunjukkan tercemarnya suatu perairan (Chapman, 1996). Ortofosfat berkorelasi secara signifikan dengan parameter BOD dan COD dan berkorelasi lemah dengan kekeruhan dan total suspended solid pada musim kemarau.

Total Organik Matter (TOM)

Kandungan zat – zat organik dalam perairan sangat banyak dan menentukan kualitas perairan tersebut. Zat organik dapat berasal dari hasil limbah industri dan rumah tangga yang mengalir ke dalam waduk dan aktivitas keramba apung yang melebihi ambang batas. Keberadaan zat organik yang melebihi ambang batas dapat menyebabkan mikroorganisme lebih tahan terhadap proses disinfeksi. Zat organik berkorelasi secara signifikan dengan parameter nitrat dan orthophospat pada musim kemarau dan berkorelasi dengan COD pada musim hujan.

Kebutuhan Oksigen secara Biologi (BOD)

Kebutuhan Oksigen secara Biologi didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik untuk mengoksidasi bahan organik menjadi bentuk senyawa anorganik yang stabil (Chapman, 1996). Nilai BOD pada musim kemarau tidak terdeteksi, kemungkinan hal ini dikarenakan kesalahan pada proses pengambilan sampel. Sedangkan pada musim hujan antara BOD dan turbiditas berkorelasi lemah.

Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)

COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis (biodegradable) maupun yang sukar didegradasi secara biologis (non biodegradable) menjadi CO2 dan H2O. Pada musim kemarau

terjadi korelasi yang cukup signifikan terhadap nilai ortofosfat-P dan COD. Sedangkan pada musim hujan menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan dengan nilai pH dan total suspended solid.

(6)

KESIMPULAN

Terdapat perbedaan yang signifikan antara musim kemarau dengan musim hujan untuk parameter turbiditas, total suspended solid, nitrat-N, orthopospat, TOM, BOD, dan COD. Sedangkan untuk parameter temperatur dan pH tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Berdasarkan rata-rata nilai setiap parameter dari beberapa waktu pengambilan, hanya parameter temperatur dan pH yang nilainya tidak berbeda secara signifikan baik pada pengambilan sampel musim kemarau maupun musim hujan. Sedangkan sisanya berbeda secara signifikan. Hubungan parameter fisika-kimia air terhadap parameter nutrien lebih signifikan pada musim hujan. Parameter fisik seperti pH, turbiditas dan TSS adalah parameter yang mempunyai korelasi yang sangat signifikan terhadap parameter nutrien. Secara spasial, berdasarkan hasil korelasi antara parameter fisik dan nutrien yang dianalisa menunjukkan bahwa perairan waduk Jatiluhur mulai mengalami penurunan daya dukung.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ungkapan terimakasih penulis sampaikan kepada teman-teman peneliti dan teknisi tim penelitian DIPA Jatiluhur dan Purwakarta yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, 1996. Water Quality Assessments. A Guide To The Use of Biota, Sediments and Water in Environmental Monitoring. Second edition. Printed in Great Britain at the University Press, Cambridge. p 626.

Davis, M.L. and Cornwell, D.A. 1991. Introduction to Environmental Engineering, Second edition. Mc-Graw-Hill, Inc., New York. P 822.

Effendi Hefni, 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Edisi pertama. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta. P 257.

Referensi

Dokumen terkait

Objektif kajian ini adalah; 1Untuk mengenal pasti sikap yang dimiliki oleh audien sasaran yang terdiri daripada perokok, bekas perokok dan penganjur program terhadap

Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang Saptianing, Dra. Bisnis Anggota Rif'ah Dwi Astuti, Dra.. NO JUDUL JURUSAN JABATAN JML. BIAYA. NAMA NIP/GOL DLM.

Ada pun tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan skema Penguatan Produk Unggulan Masyarakat (PKUM) di KUB Asap Indah adalah transfer pengetahuan

(3) Pengaruh interaksi antara pola latihan dengan power otot tungkai terhadap kemampuan menggiring bola dalam perminan sepak bola. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen

pengambilan sampel dilakukan hanya satu periode, yaitu pada waktu surut. Lokasi penelitian dibagi atas 3 stasiun pengamatan, stasiun I dengan ciri-ciri mangrove yang tumbuh

Tendangan merupakan salah satu jenis serangan dengan menggunakan tungkai atau kaki didalam olahraga beladiri pencak silat, yang bertujuan untuk meraih point dan

Bahwa dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon termasuk Pasangan Calon Nomor Urut 2, yang bersifat terstruktur, sistemik, dan masif bahkan melibatkan dan

Baginya, pemilihan (election) memiliki unsur demokratis karena memberi warga negara kesempatan yang sama untuk bersuara dalam mengangkat atau mengganti para wakilnya. Pemilihan