• Tidak ada hasil yang ditemukan

AMPLIFIER DETEKTOR CsI(TI) UNTUK SPECTROSKOPI GAMMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AMPLIFIER DETEKTOR CsI(TI) UNTUK SPECTROSKOPI GAMMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

28 ISSN 0216-3128 Setyadi WS, dkk.

AMPLIFIER

DETEKTOR

CsI(TI) UNTUK SPECTROSKOPI

GAMMA

Setyadi WS, RiIIlsaris'

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN-Yogyakarta

ABSTRAK

AMPLIFIER DETEKTOR Csl(Tl) UNTUK SPEKTROSKOPI GAMMA. Telah dilakukan rancangbangun amplifier spektroslopi polaritas tunggal yang menerimamasukan dari detektor sintilasi CsI(TI) yang menghasilkan tegangan keluaran 10 mV pada tenaga gamma 662 keV. Hasil pengujian menunjukan linieritas alat 0,9988 , Integral non linieritas (INL) 0,20 %, Differential non Linierity (INL) 0,001 5%. tanggap frekuensi sampai dengan 65KHz, rise time 3pS,fall time 5pS, shaping time

(r)

9pS dan Full Width Half Maximum (FWHM) 7 pS Hasil pengujian dinamis menggunakan detektor CsI(TI) dan sumber radioaktip Cs-137, didapatkan resolusi detektor sebesar 10, 2% Pada kegiatan rancangbagun ini, digunakan program aplikasi Electronic Work Bench untuk simulasi dan optimasi dari disain yang a'ibuat. Kala kunci : Amplifier, Spektroskopi Gamma.

ABSTRACT

AMPLIFIER CsI(Tl) DETECTOR FOR GAMMA SPECTROSCOPY. Single polarity Spectroscopy Amplifier having input from Csl(TI) detector, has been constructed. Detector output is 10m V with gamma energy 662 keV. Test result shows, linearity 0.9966 integral linearity O,20%. Differential non Linearity 0.001 %.

frequency respond up to65KHz, rise time 3pS,fall time 5pS, shaping time (r) 9pS and Full Width Half Maximum (FWHM) 7 pS. Dynamic test result using Csl(TI) detector shows 10.2 % resolution. The application program Work Bench takes important part to simulate the electronic circuit.

Keywords: Amplifier, Gamma Spectroscopy.

PENDAHULUAN

SpektroskoPi

yang palinggamma adalah salah satu dari teknikbaik untuk mengkaji radioisotop dalam berbagai bentuk, karena sinar gamma menunjukan energi diskrit dan unik untuk setiap nuklida. Untuk melakukan spektroskopi nuklir terse but diperlukan perangkat peralatan deteksi dan spektroskopi yang terdiri dari detektor yang dapat mendeteksi pancaran radiasi yang akan meng-hasilkan keluaran yang dapat diukur dengan peralatan ukur lainnya. Penguat awal dan penguat linier yang berguna memperbaikilmemperkuat sinyal detektor, serta penganalisis tinggi pulsa.[1]

Detektor gamma dalam ukuran kecil dan kompak dapat dibentuk dengan menggunakan kom-binasi Sintilator Csl(TI) dan Pin photo dioda. Usaha ini dilakukan gun a mengganti Photo Multiplier Tube (PMT) pada detektor untuk mengatasi kekurangan detektor Sintilasi NaI(TI), besamya tegangan tinggi misalnya. Photo dioda silikon yang dikopel dengan kristal Sintilator, memberikan karakteristik yang menarik seperti ukuran yang lebih kecil, tegangan

catu rendah yaitu sebesar ± 24 V, stabilitas tinggi dan tidak sensitip terhadap medan ma.gnit.12] Namun demikian pada kejadian tertentu, didalam photo-dioda tersebut memungkinkan dihasilkan beberapa ribu pasangan hole-elektron, sehingga memerlukan penguat awal yang rendah derau (low noise amplifier). Disain penguat awal ini Ilain dari disain penguat awal biasa sehubungan dengan besamya kapasitansi photo dioda. Detektor ini menghasilkan tegangan keluaran sebesar 10m V pada energi gamma sebesar 662 keY.[3.4,5,6]

Dari produk-produk spektroskopi amplifier buatan SA TAN yang sudah ada, belum bisa dipakai dengan detektor CsI(T\), hanya dapat dioperasikan dengan detektor NaI(TI). Oleh ka.rena itu perlu dibuat spektroskopi amplifier yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Keuntungan dari pe-makaian detektor CsI(TI) ini terutama adalah untuk keperluan-keperluan khusus, antara lain catu daya yang rendah dimensi yang lebih kecil sehingga memungkinkan peralatan tersebut bc~rsifat portable yang dioperasikan dengan baterai.

Prosldlng PPI • PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(2)

Setyadi WS, d,~ ISSN 0216 - 3128 29

Makslld dan tujuan penelitian ini selain sebagai

varian product,

juga optimasi rancang bangun peralatan ini sehingga dihasilkan peralatan yang handal dengan harga kompetitif dan memiliki kemampuan yang lebih baik dengan pemanfaatan teknoJogi saat ini.

DaJam meJaklikan disain digunakan Program Aplikasi Elel~tronic Work Bench[7) untuk simulasi input-output. Dengan bantuan program aplikasi ini, didapatkan rangkaian-rangkaian penyusun Amplifier Spektroskopi ini, kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan rangkaian yang diinginkan.

TAT A KERJA

Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detektor bersesuaian dengan energi foton gamma yang mengenai detektor. Selanjutnya pulsa tersebut diproses secara elektronik dalam serangkaian peralatan yang membentuk perangkat spektrometer gamma. Dalam spektrometer gamma ini ada suatu perangkat yang berfungsi untuk mengolah pulsa agar dapat dibaca oleh penganalisa tinggi pulsa, yang mana perangkat ini adalah spektroskopi amplifier. Dalam spektroskopi amplifier ini terdiri dari

ber-T

e

g

a

n

g

a

n

bagai konfigurasi rangkaian, antara lain rangkaian pole-zero concelation, rangkaian pulse shaping, rangkaian base line restorer dan rangkaian penguat. Pada setiap rangkaian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam mengolah pulsa.[8]

Rangkaian

Pole-zero

Concelation

dan

Penguat Transresistance

Dalam pembentukan pulsa, keluaran dari penguat awal yang berupa pulsa ekor akan menghasilkan suatu pulsa yang mempunyai bagian di bawah garis nol (zero cross over). Pergeseran ini jika terlalu besar tidak dikehendaki karena akan memberikan kesalahan dalam pengukuran tinggi pulsa yang datang dibelakangnya. Maka dari itu perlu sebuah rangkaian

pole-zero concelation

yang dapat mereduksi pergeseran tersebut, dimana seperti tampak pada Gambar ).

Dalam perancangan rangkaian pole-zero concelation dan penguat transresistence ini, nilai-nilai kapasitor dan resistomya dapat ditentukan sesuai dengan setting yang menyesuaikan timing pulsa keluaran penguat awal detektor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Sesudah

Gambar I. Kompensasi pole-zero.

Gambar 2. Rangkaian pole-zero concelation dan penguat transresistance. Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(3)

30

-

ISSN 0216 - 3128 Set)'adi WS. dkk.

Pembentukan Pulsa (Pulse Shapping)

Untuk mendapatkan pulsa berbentuk Gaussian diperlukan rangkaian differensiator yang akan mempercepat waktu meluruh pulsa ekor dan rangkaian integrator yang akan memperlambat waktu bangkit pulsa. Kedua rangkaian terse but dapat dibuat dari komponen pasif C dan R. Jika V;{t) adalah tegangan yang tergantung dari waktu, sebagai masukan rangkaian seperti pada Gambar 3, maka hubungan dari nilai-nilai tegangannya adalah

adalah derevatif dari masukan, sehingga diperoleh fungsl tegangan keluaran.

Rangkaian integrator terdiri dari resistor dan kapasitor, seperti pad a GambarA, untuk sinyal keluaran dari rangkaian pengintegral sebagai hasil dari masukan undak diberikan oleh persamaan

dengan

q(l)

adalah muatan kapasitor pada saat

I.

jika sinyal masukan adalah fungsi undak, maka fungsi tegangan keluaran adalah

Gambar 3 menunjukkan tegangan keluaran jika sinyal masukan adalah pulsa undak dengan tinggi masukan pulsa Videngan peri ode T. Jika nilai

RC

<

T maka representasi dari sinyal keluaran

q(/)

+

R I = q(/)

+

d q(/) = V(I)

C

C

dl

I

v

(I) = R dq(/) = V -till('

"

dt

i e

(I)

(2)

J ika RC> T maka sinyal keluarannya tampak seperti integral dari masukannya. Dimana tegangan keluarannya adalah,

1= V;R=dqdt maka dq=I dt sehingga q=

f

Idt (4)

V

=!L

= - ~

f I dt (5)

"c

C

V

--I-fVd

(6) (1 - ; t CR

Rangkaian pembentuk pulsa yang menggunakan rangkaian ditTerentiator dan integrator seperti pada Gambar.5.

C1

-:

11-R1

:

Vi

/ RC-T .•RC=T/IO II> t

Gambar3. Rangkaian differensiator.

Vi

Gambar 4. Rangkaian integrator. Prosldlng PPI • PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006 t=O RC=T/IO RC=T

/

:---

t

(4)

Setyadi WS, dkk.

---,-

ISSN 0216-3128

Gambar 5. Rangkaian pembentuk pulsa.

31

Untuk mendapatkan posisi pulsa pada aras nol, maka untuk keseimbangannya nilai Vb hams setara dengan tegangan supply pad a transistor. Yang dapat diselesaikan dengan persamaan :

Rangkaian Base Line Restorer (BLR)

Pada rangkaian BLR untuk cacah radiasi yang cukup besar, BLR masih mempunyai bagian pulsa negatiti~ sedikit dan juga ada efek penyearahan derau yang akan terkumpul sehingga mengurangi resolusi sistem spektroskopi. Untuk mengatasi hal ini digunakan rangkaian gate base line stabilization, yang fungsinya selalu mengembalikan garis aras ke level nol. Gambar rangkaian BLR seperti pada Gambar 6. 1C·L1

(Vk .R9)

+

(V,.R7) R7

+ ~

(7)

Gambar 6. Rangkaian Base line restorer.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(5)

32

-

ISSN 0216 - 3128 Setyadi WS, dkk.

Rangkaian Penguat

Rangkaian penguat ini terdiri dari sebuah IC Op-Amp dan resistor, dimana rangkaian tersebut dikonfigurasikan sebagai Inverting Amplifier. Tampak seperti pada Gambar 7 maka berlaku persamaan sebagai berikut

(8)

Untuk perancangannya, maka dapat dilihat pad a Gambar 8.

Rangkaian lengkap Amplifier Spektroskopi ditunjukan pad a Gambar 9.

t.R1 R1

Gambar 7. Rangkaian penguat.

300 ~ LF 363T + JO ~

1'1

-

..

,

•••• ••

I

•...• ••••

Gambar 8. Rangkian penguat.

11""

:.•••• i

, I ~ ~j '{ 100\

t~r

i"

.o..w.- - .•}

I

(

Il~

I

!.

Gambar 9. Rangkaian amplifier spektroskopi.

Prosidlng PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(6)

Setyadi WS, dkk.

-

ISSN 0216 - 3128

33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Statis

Pengujian statis ini, bertujuan untuk mencari batas-batas kinerja dari alat dengan rnenggunakan pulse generator sebagai pengganti sumber dan detektor. Pengujian statis meliputi pengujian Linieritas Integral, Linieritas Differensial, Band Width dan Uji Timing. Blok diagram alat untuk uji statis seperti Gambar 10.r9]

Pengujian Keidak Linieran Integral (INL)

Dalam pengujian ini tegangan masukan disetting pada pulse generator sebesar 20 mV untuk tegangan keluaran maksimal 10 V pada spektroskopi amplifier, setdah itu tegangan masukan diturunkan

sampai tegangan keluaran sebesar IV. Tegangan tersebut diamati pada layar oscilloscope. Hasil pengujian didapat data yang disajikan pada Tabel I.

Pengujian Ketidaklinieran Differensial

Dalam pengujian ini digunakan MCA model PCA-II card untuk mencari ketidaklinieran dif-ferensial, prosedur pengukuran DNL dilakukan dengan menggunakan sumber pulsa seragam yang dihasilkan pulser BNC. Dimana pada pulse gene-rator disetting pada fungsi rem period (berundak). Dengan memvariasi besamya frekuensi Pulseryaitu dari 10kHz, 30 kHz, 50 kHz dan 70 kHz, didapat nilai DNL sebesar 0,0015% (10KHz), 0,0022% (30KHz), 0,028% (50KHz) dan 0,031% (70KHz). Hasil pengujian DNL untuk berbagai frekuensi seperti disaj ikan pada Gambar II, 12,13 dan 14. Tabel1. Hasil pengujian linieritas penguat-an pada uji INL.

No. V in (mV) V out (V) I 20 10 2 18 8,98 3 16 7,99 4 14 6,99 5 12 5,98 6 10 4,98 7 8 3,98 8 6 2,99 9 4 1,98 10 2 0,98 INL = 0,20 %

BNC pulse Generator

oscilloscope

PC

[

MCA~ PCA-II card)

Gambar

to.

Blok diagram uji statis Amplifier Spektroskopi.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Aksolerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(7)

34 ISSN 0216 - 3128

uji linieritas (10KHz)

Setyndi WS. dkJi.. 1EOO .•..• 1200

c

u

600 0 , 1 24)0

_

1000

c

u

800

o

J

I

-1001 2001 3001 4001 5001 6001 7001 8001

chn

Gambar 11. Spektrum uji linieritas pad a frekuensi 10 kHz.

uji linieritas (30KHz)

1001

2001

3001

4001

5001

8001

7001

8(()1

chn

Gambar 12. Spektrum uji linieritas pad a frekuensi 30 kHz.

uji linieritas (50KHz)

3000

_

2000

c

u

1000

0

1

1001

2001

3001

4001

5001

6001

7001

8aJ

chn

Gambar 13. Spektrum uji linieritas pad a frekuensi 50 kHz.

Prosiding PPI - PDlPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(8)

Setyadi WS, dkk.

--

::: (.) 4600 3000 1600 ISSN 0216-3128

uji linieritas (70KHz)

35

1001 2001 3001 4001

chn

6001 6001 7001 8001

Gambar 14. Spektrum uji Iinieritas pada frekuensi 70 kHz.

Pengujian Band Width

Oalam pengujian band width ini, tinggi pulsa masukan diset sebesar 20 mY untuk tegangan keluaran amplifier sebesar 10 Y. Tinggi pulsa

masukan dibuat tetap agar ketika tegangan keluaran mulai turun dapat diamati. Hasil pengujian didapat lebar band width pada saat keluaran tetap 10 Y adalah sebesar 60 KHz. Cara perolehan nilai band width dapat dilihat pada Table.2 dan Gambar. I 5. Table 2. Data pengujian band width amplifier.

No Frekuensi(KHz) V out(Volt)Frekuensi(KHz) V out(Volt)No

I

I

9 10 40 10 2 5 IO 10 50 IO 3 10

I I

10 60 10 4 1512 10 70 9,5 5 208013 109 6 259014 107 7 3015 10 100 2 8 3516 :0 110 0

Band width amplifier

12 =- 10

~

-- 8

i

6

~

4

CII ir 2

•...

0

5 10 15 20 25 30 35 40 50 60 70 80 90 100 110 Frekuensi (KHz)

Gambar 15. Grafik band width amplifier. Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

(9)

36 ISSN 0216-3128

~'etyadi WS, dkk.

Pengujian Timing

Dari hasil rancang bangun diperoleh bentuk pulsa ke]uaran spektroskopi amplifier seperti pada Gambar.! 7.

10010

FWHM

90010

Gambar

t

7. Definisi pengujian

timing.

Hasil pengukuran : Rise time

(n)

= 3/lS Fall time

('f)

= 5/lS FWHM

=

7/ls Shaping Time (,) = 9/ls

Pengujian Dinamis

Pengujian Effisiensi Detektor

Dengan memperhatikan faktor geometri dari detektor dan faktor koreksi dari sumber ditentukan effisiensi detektor sebagai berikut. :

Tabel 3. Hasil pengujian effisiensi dari de-tektor Csl(TI).

No. Parameter HasilSatuan

I

Cacah pulsa (N)Cacah 5176 2

Aktivitas padat (A)198278,09Dps 3

Faktor geometri (<I»- 0,05279 4

Faktor koreksi- (fa) 0,2044 5

Yield % 100

Dari rum us persamaan (4-6) dan Tabel. 3 diperoleh effisiensi detektor Csl(T]) sebesar 2,41 %.[11.12J

Pengujian Resolusi Detektor

Resolusi detektor ini ditentukan berdasarkan besar FWHM untuk spectrum Cs-!37. Perhitungan

FWHM menggunakan fasilitas analisis yang ada pada menu PCA-I1 card yaitu mengaktifkan sistem

ROt . Didapatkan untuk nilai resolusi pada penelitian ini sebesar ] 0,22 %.

Pengujian Kaliberasi Energi

Kalibrasi energi dengan menggunakan tiga sumber 1-13], Cs-]37 dan Co-60 didapat hasil kelinieritasan dengan metode regresi linier sebesar :

r

=

0,9988 dan persamaan Y= ] 25,65

+

0,43X.

PEMBAHASAN

Spektroskopi amplifier dirancang dan di-bangun seperti Gambar.9 terdiri rangkaian-rangkaian penyusun yaitu rangkaian pole-zero cancelation, pulse shaping, base line restoration dan yang terakhir adalah rangkaian penguat. Rangkaian tersebut sudah berfungsi dengan baik. Namun demikian terdapat penyimpangan da.ri disain yang diharapkan. Pada shaping time, setlting harga RC diharapkan lebar pulsa sebesar 3 /ls, sedallgkan pad a output rangkaian lebar pulsa menjadi 9 /lS. Lebar

pulsa pada output tersebut disebabkan dari beberapa faktor, antara lain dari karakteristik dan kual itas komponen yang digunakan. Dari data sheet, besar waktu jatuh (Iebar pulsa) keluaran penguat awal Hybrid Hamamatsu untuk detektor CsI(TI) adalah 100 /lS

=

RJ.Cr=

"

namun demikian rangkaian ini memadai untuk dipakai dengan Csl(TII).

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada peng-ujian Integral Non Linierity (INL), ketidaklinieran-nya sebesar 0,20 %. Sedangkan untuk pengujian Differensial Non Linierity (DNL), diperoleh ketidaklinieran sebesar 0,0015% untuk frekuensi (10 kHz), 0,0022% (30 kHz), 0,028% (50 kHz), dan 0,031% (70 kHz). Kedua pengujian tersebut dapat menyatakan ketidaklinieritasan pada unjuk kerja suatu instrument, dari hasil yang didapat penguj iall DNL adalah metode pengujian yang lebih akurat . daripada pengujian INL.

Pengujian band width amplifier didapat gambar grafik terlihat bahwa kesetabilan tanggap rrekuensi pada 60 kHz dengan tegangan 10 V. Frekuensi sebesar 60 kHz sarna dengan 60.000 Cps. yang merupakan cacah aktivitas tinggi, sehingga dengan band width sebesar ini, alat ini mampu memberikan tanggap terhadap penca':ahan aktivitas tinggi.

Bentuk pulsa yang didapat adalah pulsa gaussian, bentuk pulsa ini tergantung dari rangkaian differensiator dan integrator. Harga shaping time yang diperoleh dari hasil akhir rangkaian besar 9/lS.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(10)

Setyadi WS, die::. ISSN 0216 - 3128

37

Nilai effisiensi detektor Csl(TI) dengan

memperhatikan faktor koreksi dan faktor geometri, didapat nilai effisiensi sebesar 2,41 %. Effisiensi ditentukan dari pengukuran sumber radiasi standard Cs-137.

Resolusi detektor Csl(TI) didapat dari pengukuran spektrum Cs-137, nilai resolusi sebesar 10,22 %. Dengan nilai resolusi 10,22 %, detektor Csl(TI) dapat memisahkan dua spektrum yang berdekatan, terbukti dalam pencacahan sumber Co-60 kedua spc~ktrum dapat teramati. Hal ini sesuai dengan data sheet Oetektor Csl(TI) hasil pengujian Scionic. Co, Nederland[lOl.

Dari hasil pencacahan dengan menggunakan tiga sumber radiasi standard, yaitu 1-131, Cs-137 dan Co-60 dapat dibuat grafik kalibrasi energi, yaitu an tara nomer kanal dengan energi. Dari hasil perhitungan dengan metode regre5i linier diperoleh persamaan linieritas Y

=

125,65

+

0,43X dan nilai

regresi sebesar

?

=

0,9998, dari hasil ini linieritas dapat dikatakan baik.

Didalam melakukan rancang bangun ini peranan program Aplikasi Electronic Work Banck

(EWB) sangat berperan, terutama didalam melakukan simulasi rangkaian-rangkaian yang akan dibuat perangkat kerasnya. Dengan menghitung besaran-besaran komponen aktip maupun pasif kemudian rangkaian terse but disimulasikan dengan memberikan pulsa masukan, maka akan diperoleh keluaran. Parameter-parameter pulsa masukan yang penting, antara lain besamya amplitude, bentuk pulsa dan timing, kemudian diamati bentuk-bentuk keluarannya, apakah sesuai dengan eisain yang kita buat.

Keuntungan menggunakan program aplikasi EWB ini akan menghemat waktu dan membantu dalam pemahaman kita terhadap suatu rangkaian analog yang akan dibuat. Selain itu akan didapatkan hasil yang ide:al, seperti tidak adanya masalah dalam wiring, toleransi komponen dan noise.

Dengan memanfaatkan pendekatan secara simulasi dengan EWB dan rancang bangun perangkat keras dengan menggunakan komponen lokal, maka dapat diujudkan prototipe spektroskopi amplifier sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

KESIMPULAN

Dari hasil rancangbangun Amplier Spektroskopi Gamma ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Telah dibuat Amplifier Spektroskopi untuk detektor Csl(TI) dengan masukan polaritas

tunggal, yang dilengkapai dengan rangkaian-rangkaian pendukung yaitu; pole-zero cance-lation, base line restorer dan pulse shaping serta

rangkain penguat.

2. Dari pengujian kinerja alat diperoleh sebagai berikut: Linieritas alat

=

0,9988, Integral non Linierity (INL) 0,20%, Differential non Linierity (INL 0.0015%, tanggap frekuensi sampai dengan 65 kHz, rise time 3 uS, fall time 5 uS, Shaping

Time 9 uS dan Full Width Half Maximum

(FWHM) 7 uS. Pengujian dengan detektor Csl(TI) dengan sumber radio aktip standard

Cs-137, didapat resolusi detektor sebesar 10,2% 3. Dari hasil beberapa pengujian amplifier

spektroskopi ini sudah dapat digunakan untuk spekrtoskopi niklir dan cocok untuk keperluan pendidikan ataupun keperluan khusus seperti renograf dan thyroid uptake.

DAFT AR PUST AKA

I. GLENN F. KNOLL., Radiation Detection and Measurement, John Wiley and Son, New York, Brisbane, Toronto Singapore, 1979.

2. SETY ADI WS dkk., Detektor Cs(ItI)-PlN PHOTODIODE Untuk Renograf Jinjing,

Prosiding Temu Ilmiah Dua Tahunan Perhimpunan Kedokteran

&

Biologi Nuklir Indonesia, Semarang 12 Desember 1998.

3. Si

Photodioda and Charge sensitive amplifier

for Scintillation Counting and High Energy Physics, Hamamatsu-Co, Hamamatsu Japan,

1997.

4. G.BELLIA at all, Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A 385, halaman

116-112, 1977.

5. MAKINO at all, Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A 353, halaman

453-456, 1994.

6. SETY AD! WS dkk., Perakitan Detektor Csl(Tl), Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Oasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir _P3TM BATAN, Yogyakarta 7 - 8 Agustus 200] .

7. http://www.electronicsworkbench.com

8. TSOULFANIDIS, N., Measurement and Detec-tion of Radiation, Hemisphere Publishing Corporation, New York, 1983.

9. NICHOLSON, P.W, Nuclear Electronics, Lec-turer in Physics, Middlesex Hospital Medical School, University of London, 1973.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006

(11)

38

-

ISSN 0216 - 3128 Setyadi WS, dkk.

10. http://www.scionix.nl

II. ---,

Sliding and precision Pulse Generator Model GL-3, Barkeley Nucleonics Corporation,

1980.

12. V.PRA T at all, Nuclear Instruments and Methods in Physics Research A 369, halaman

617 - 621, 1996.

TANYAN JAWAB

Gatot Suhariyono

- Biasanya di Nal(TI) ada PMT-nya, bagaimana dengan Csl(TI) ini, apa ada?

- Apa hanya diterapkan untuk radionuklida Cs-137 saja? Gamma yang lain bisa?

- Efisiensi Nal(TI) tinggi tapi resolusi rendah. Bagaimana efisiensi Nal(TI) tersebut?

- Apa tindak lanjut pemasaran detektor ini, bila masalah chip dapat diatasi?

Setyadi WS

- PMT pada detektor Nal(Tl) diganti dengan photo dioda.

- Dalam standard pengukuran biasanya digunakan Cs-137 karena unsur energi.

- Efisiensi dan resolusi detektor Csl(TI) hampir sama dengan detektor Nal(Tf).

- Vntuk pembuatan chip diserahkan pada instansi/perusahaan seperti PA V-ITE.

Gatot Wurdiyanto

Apakah spektroskopi amplifier yang saudara buat hanya khusus untuk detektor Csl(TI) saja?

Bisakah digunakan untuk detektor lainnya seperti NaI(TI) clan HpGe, tolongjelaskan.

Setyadi WS

- Desain digunakan untuk detektor Csl(Tf) namU/1 tidak menutup kemungkinan untuk detektor HpGe.

Budi Santosa

- Apakah sudah pemah diuji validasi program simulator Work Bench terhadap komponen yang ada? Karena sistem komputasi padla Work Bench ada kurva yang disederhanakan.

- Mengapa digunakan filter Pole Zero Cancellatio/1 dalam pembuatan amplifier detektor Cs (alasannya)?

Setyadi WS

- Program aplikasi elektronik Work Bench, masih layak digunakan, asal rangkaian tidak ter/alu komplikated.

- Pole zero merupakan persyaratan dari spektroskopi amplifier karena adanya "rise time" dari berbagai produsen detektor.

Tjipto Sujitno

- Kegiatan ini merupakan kegiatan rancang bangun rise time 3 /lS, fall time 5 /lS, ini target yang ingin dicapai atau merupakan hasil pengamatan. Berapa R dan C nya sehingga diclapat nilai rise time 3 /lS dan fall time 5 /lS.

Setyadi WS

- Target yang diinginkan adalah produk yang memenuhi standar "timing", hand width, INL, noise. Jadi masalah timing adalah salah saW target.

Prosiding PPI • PDIPTN 2006

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jufi 2006

Gambar

Gambar 2. Rangkaian pole-zero concelation dan penguat transresistance.
Gambar 3 menunjukkan tegangan keluaran jika sinyal masukan adalah pulsa undak dengan tinggi masukan pulsa Vi dengan peri ode T
Gambar 5. Rangkaian pembentuk pulsa.
Gambar 7. Rangkaian penguat.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 1 menunjukkan bahwa penilaian panelis terhadap aroma daging sapi pada perlakuan pemberian pasta lengkuas dengan konsentrasi 0% dan 30% menghasilkan skor aroma daging

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kelelahan pasien gagal ginjal kronik

Tabungan merupakan aktivitas atau kegiatan penyimpanan dana pihak ketiga kepada suatu lembaga keuangan (bank, BPR, dll) dengan mengharapkan keuntungan. 39 Menabung adalah

Walaubagaimanapun sekiranya pihak majikan masih ingin meneruskan ujian saringan RTK-Ag seperti yang ditawarkan oleh fasiliti kesihatan swasta tersebut, di bawah

Metode yang digunakan dalam tahapan pengumpulan data adalah metode studi pustaka, yakni dengan membaca secara intensif, baik objek penelitian itu sendiri novel SAK

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan, terutama kematangan kerja dan tingkat kualitas performansi mengajar guru-guru

Terdapat beberapa pengelompokan keterkaitan bahasa berdasarkan uraian para ahli, yaitu: a) Bahasa Memengaruhi Pikiran yang berarti bahwa pemahaman terhadap kata