• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TES FUNGSI PARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TES FUNGSI PARU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

105

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

DENGAN TES FUNGSI PARU

Ika Ristianingrum1, Indah Rahmawati2, Lantip Rujito1

1.Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 2.Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Margono Soekardjo Purwokerto

(e-mail : [email protected])

ABSTRACT

Body mass index (BMI) is a tool of measuring the nutritional status of individu. One of the effects of obesity is the mechanics disturbance led to abnormality on pulmonary function tests. This study was aimed to determine the relationship between body mass index with pulmonary function tests (PFTs) on medical student Jenderal Soedirman University. Analityc observational study with cross sectional design was used in this investigation. The sampling technique used proportional random sampling with 82 samples. Pulmonary function tests was classified into vital capacity (VC), tidal volume (TV), inspiration reserve volume (IRV), expiratory reserve volume (ERV), inspiration capacity (IC), forced vital capacity (FVC) dan FEV1. Univariate analysis, which was using table of frequency to see chategorichal variables and central tendency measurement to see numerical variables, and bivariate analysis, which was using Pearson and Spearman correlation to see the relationship between BMI with PFTs; unpaired t tests and Mann Whitney to know the differences of PFTs results between men and women, were used in this research. From the results we concluded that there are significant relationship between between BMI with VC (p = 0,015), IRV (p = 0,026), IC (p = 0,016), FVC (p = 0,004) and FEV1 (p = 0,021) with low power relationship and was no relationship BMI with TV (p = 0,489) and ERV (p = 0,231). In the unpaired t test and Mann Whitney we found that there are differences all PFTs in a group of men and women.

Key Words: body mass index (BMI), pulmonary function tests (PFTs)

PENDAHULUAN

Kualitas sumber daya manusia (SDM)

Indonesia masih tertinggal dibandingkan

dengan negara ASEAN yang lain. Hal ini

tercermin dalam punurunan peringkat Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena

itu, pembangunan SDM merupakan salah

satu

prioritas

pembangunan

nasional.

Perhatian utama dalam pembangunan SDM

adalah pembangunan di bidang kesehatan

dan gizi

1

.

Gizi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas SDM. Masalah

kekurangan dan kelebihan gizi pada orang

dewasa merupakan masalah penting karena

dapat mempengaruhi produktivitas kerja serta

dapat menjadi faktor risiko dari beberapa

penyakit

tertentu.

Oleh

karena

itu,

pemantauan gizi perlu dilakukan secara

berkesinambungan oleh setiap orang

2

.

Indeks massa tubuh (IMT) atau

Body

Mass Index (BMI) merupakan cara yang

sederhana untuk memantau status gizi orang

dewasa, khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan

(obesitas).

Berat

badan

kurang

dapat

(2)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

106

meningkatkan

risiko

terhadap

penyakit

infeksi, sedangkan berat badan lebih akan

meningkatkan

risiko

terhadap

penyakit

degeneratif.

Oleh

karena

itu,

mempertahankan

berat

badan

normal

memungkinkan seseorang dapat mencapai

usia harapan hidup yang lebih panjang

3

.

Obesitas merupakan masalah kesehatan

utama di beberapa negara maju maupun

negara berkembang. Prevalensi obesitas di

dunia terus meningkat secara dramatis dari

sekitar 9,4% pada

National Health and

Nutrition Examination Survey (NHANES) I

(1971-1974) menjadi 14,5% pada NHANES

II (1976-1980), 22,5% pada NHANES III

(1988-1994) serta 30% pada survei tahun

1999-2000

4

.

Obesitas merupakan faktor risiko

mayor terhadap penyakit kardiovaskular

beberapa jenis kanker serta diabetes melitus

tipe 2. Selain itu, dalam beberapa penelitian

diketahui juga bahwa obesitas sentral

berasosiasi

dengan

berbagai

gangguan

pernapasan antara lain tahanan aliran udara,

pola pernapasan, pertukaran gas, mekanika

pernapasan

dan

akhirnya

akan

mengakibatkan keabnormalitasan dalam tes

fungsi paru

5

.

Suatu

penelitian

6

menyimpulkan

bahwa peningkatan indeks massa tubuh harus

diperhatikan untuk mengevaluasi efek pada

fungsi pernapasan. Indeks massa tubuh

merupakan

variabel

independen

yang

mempengaruhi

hasil

prediksi

pada

spirometri. Beberapa penelitian luar negeri

telah dilakukan yang menunjukkan bahwa

IMT secara signifikan memberikan efek pada

semua volume paru dan efek yang paling

besar terjadi pada kapasitas fungsional

residual dan volume cadangan ekspirasi.

Penelitian di Indonesia sudah beberapa

kali dilakukan berkaitan dengan tes fungsi

paru tetapi indeks massa tubuh belum diteliti

secara tersendiri dalam pengaruhnya terhadap

tes fungsi paru. Indeks massa tubuh hanya

dijelaskan secara deskriptif sebagai variabel

yang ikut berperan dalam mempengaruhi tes

fungsi paru. Kesimpulan yang didapatkan

dalam beberapa penelitian juga masih terasa

kurang. Penelitian

2

menyatakan bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna antara status

gizi yang diukur dengan IMT, dengan

kapasitas vital paru. Faktor yang diduga

menjadi penyebab adalah data yang tidak

seimbang antara status gizi kurus, normal dan

gemuk.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan

pada

penelitian

ini

adalah

penelitian

deskriptif analitik observasional dengan

pendekatan

cross sectional. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan

Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman.

Sampel penelitian diambil dari populasi yang

memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

(3)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

107

eksklusi. Kriteria inklusi meliputi mahasiswa

Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal

Soedirman angkatan 2006-2009 yang berusia

17-25 tahun serta bersedia menjadi sampel

penelitian.

Kriteria

eksklusi

meliputi

merokok, memiliki riwayat atau sedang

menderita

penyakit

pernapasan

serta

memiliki kelainan dinding dada dan tulang

belakang. Sampel penelitian berjumlah 82

orang serta dipilih dengan cara

proportional

random sampling.

Variabel penelitian meliputi variabel

tergantung, variabel bebas dan variabel

perancu. Variabel tergantung adalah hasil tes

fungsi paru meliputi kapasitas vital (KV),

volume tidal (VT), volume cadangan

ekspirasi (VCE), volume cadangan inspirasi

(VCI), kapasitas inspirasi (KI), kapasitas

vital paksa (KVP) dan volume ekspirasi

paksa dalam 1 detik (VEP

1

). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah indeks massa

tubuh. Variabel perancu meliputi merokok,

usia, jenis kelamin, olahraga rutin, penyakit

pernapasan serta kelainan dinding dada dan

tulang belakang.

Alat

yang

digunakan

meliputi

spirometri, timbangan injak dan pengukur

tinggi badan. Spirometri digunakan untuk

mengukur

tes

fungsi

paru

sedangkan

timbangan injak dan pengukur tinggi badan

digunakan untuk mengukur berat badan dan

tinggi badan.

Analisis

yang

digunakan

adalah

analisis univariat dan analisis bivariat.

Analisis

univariat

dilakukan

untuk

memperoleh

gambaran

masing-masing

variabel. Data skala kategorik dianalisis

dengan tabel distribusi frekuensi. Data

dengan skala numerik dianalisis dengan

ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ada

beberapa analisis bivariat yang dilakukan

antara lain analisis korelatif dan analisis

komparatif.

Analisis

korelatif

untuk

mengetahui hubungan antara indeks massa

tubuh dengan tes fungsi paru dilakukan uji

Pearson,

apabila distribusi data tidak normal

maka akan digunakan uji Spearman. Analisis

komparatif

menggunakan

uji

t

tidak

berpasangan untuk distribusi data normal dan

uji Mann Whitney untuk distribusi data tidak

normal dilakukan untuk melihat adanya atau

tidak perbedaan rerata antara laki-laki dan

perempuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel penelitian yang diambil berasal

dari

mahasiswa

Jurusan

Kedokteran

UNSOED angkatan 2006-2009. Penelitian

dilakukan selama 28 hari mulai yang dimulai

pada tanggal 17 November 2009. Jumlah

sampel adalah 82 orang yang diambil secara

acak dari populasi sebanyak 524 orang.

Berdasarkan jenis kelamin, sampel penelitian

laki-laki sebanyak 43 orang (52,4%) dan

perempuan adalah 39 orang (47,6%).

(4)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

108

Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Variabel Numerik

No.

Variabel

Rerata

Standar Deviasi

1.

Usia

19,51 tahun

1,372

2.

Tinggi Badan

162,86 cm

8,84

3.

Berat Badan

56,69 kg

14,093

4.

Indeks Massa Tubuh

22,3054 kg/m

2

3,86762

Rerata usia sampel penelitian adalah

19,51 tahun (SD 1,372) dengan usia sampel

termuda adalah 17 tahun dan usia tertua

adalah 22 tahun. Variabel tinggi badan

merupakan variabel numerik dan memiliki

distribusi normal yang dibuktikan dengan

hasil uji kolmogorov-smirnov adalah 0,20

(normal > 0,05). Rerata tinggi badan

responden adalah 162,86 cm (SD 8,84).

Variabel

berat

badan

merupakan

variabel numerik dengan distribusi data

normal yang dibuktikan dengan hasil uji

kolmogorov-smirnov adalah 0,057 (normal >

0,05). Rerata berat badan responden adalah

59,69 kg (SD 14,093).

Indeks massa tubuh merupakan

variabel bebas dengan skala numerik.

Variabel IMT memiliki distribusi data

normal dibuktikan dengan uji

Kolmogorov-smirnov dengan hasil 0,20 (normal > 0,05).

Rerata IMT pada sampel penelitian adalah

22,3054 (SD 3,86762).

Tabel 2. Distribusi Variabel Terikat

No. Variabel

Rerata

Standar Deviasi

Maksimum Minimum

1.

KV

2,7920

0,77361

2.

VT

0,4850

0,20-1,64

3.

VCI

1,2754

3,86762

4.

VCE

0,8650

0,29-2,25

5.

KI

1,8482

0,57772

6.

KVP

2,6076

0,72642

7.

VEP

1

1,8448

0,78169

Kapasitas vital (KV), volume cadangan

inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi (KI),

kapasitas vital paksa (KVP) dan volume

ekspirasi paksa dalam 1 detik (VEP

1

)

memiliki distribusi normal dengan rerata

berturut-turut adalah 2,7920 (0,77361);

1,2754 (3,86762); 1,8482 (0,57772); 2,6076

(0,72642) dan 1,8448 (0,78169). Volume

tidal (VT) dan volume cadangan ekspirasi

(VCE) memiliki distribusi data yang tidak

normal dengan rerata secara berturut-turut

adalah 0,4850 (0,20-1,64) dan 0,8650

(0,29-2,25).

(5)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

109

Tabel 3. Hasil Analisis Korelatif

No

Variabel

Distribusi Data

p

Nilai Pearson/Spearman

1.

KV

Normal

0,015

0,267

267

2.

VT

Tidak Normal

0,489

-

3.

VCI

Normal

0,026

0,026

4.

VCE

Tidak Normal

0,231

-

5.

KI

Normal

0,016

0,266

6.

KVP

Normal

0,004

0,313

7.

VEP

1

Normal

0,021

0,255

Hubungan antara indeks massa tubuh

dengan

kapasitasi

vital(KV),

volume

cadangan inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi

(KI), kapasitas vital paksa (KVP) serta

volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (VEP

1

)

memberikan hasil yang bermakna dengan

angka

signifikansi

berturit-turut

adalah

0,015; 0,026; 0,016; 0,004 dan 0,021.

Korelasi Pearson masing-masing variabel

dapat

dilihat

pada

Tabel

3.

Secara

keseluruhan kekuatan korelasi Pearson pada

variabel-variabel tersebut dinyatakan lemah.

Hubungan antara indeks massa tubuh dengan

volume tidal (VT) dan volume cadangan

ekspirasi (VCE) memberikan hasil yang tidak

bermakna dengan hasil signifikansi

berturut-turut adalah 0,489 dan 0,231.

Tabel 4. Hasil Analisis Komparatif

No. Variabel

p uji t tidak berpasangan

p Mann Whitney

1.

KV

0,000

2.

VT

0,000

3.

VCI

0,001

4.

VCE

0,000

5.

KI

0,000

6.

KVP

0,000

7.

VEP

1

0,000

Hasil analisis komparatif digunakan

untuk mengetahui adanya perbedaan hasil tes

fungsi paru berdasarkan jenis kelamin.

Secara

keseluruhan

hasil

analisis

menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji

Mann Whitney memberikan hasil signifikansi

kurang dari 0,05. Hal ini memberikan

kesimpulan bahwa terdapat perbadaan semua

hasil tes fungsi paru (KV, VT, VCI, VCE,

KI, KVP dan VEP

1

) pada kelompok laki-laki

dan kelompok perempuan.

Hasil

uji

analisis

korelatif

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara indeks massa tubuh dengan KV, VCI,

(6)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

110

KI, KVP dan VEP

1

. Korelasi yang

didapatkan adalah korelasi positif dengan

kekuatan hubungan lemah. Korelasi positif

memiliki arti bahwa semakin besar indeks

massa tubuh semakin besar KV, VCI, KI,

KVP dan VEP

1

. Penelitian

7

menyatakan

hasil yang berbeda yaitu peningkatan satu

unit IMT akan menyebabkan penurunan

sebesar 0,5% pada kapasitas vital, kapasitas

total paru dan volume residual. Hal hampir

senada juga diungkapkan dalam penelitian

8

yang menyatakan bahwa KV, KVP dan VEP

1

memiliki korelasi negatif dengan indeks

massa tubuh.

Perbedaan hasil dengan penelitian

terdahulu dapat disebabkan oleh berbagai

faktor antara lain desain penelitian, sumber

data, distribusi data dan kekuatan korelasi.

Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian

ini

adalah

cross

sectional

sedangkan penelitian

8

menggunakan kohort

prospektif. Sumber data pada penelitian ini

adalah sumber data primer sedangkan

penelitian

7

menggunakan data sekunder

rekam medik. Distribusi data berkaitan

dengan

pembagian

kelompok

dalam

penelitian ini dan penelitian terdahulu.

Penelitian ini

7

menyebutkan bahwa tidak

terdapat perbedaan hasil KV, KVP dan VEP

1

pada kelompok dengan IMT 20-25 kg/m

2

dan

25-30kg/m

2

. Perbedaan hasil bermakna pada

KV, KVP dan VEP

1

didapatkan pada

kelompok umur lebih dari 30 kg/m

2.

Pada

penelitian ini sampel penelitian dengan IMT

>30kg/m

2

hanya berjumlah empat orang. Hal

lain yang perlu dikaji adalah kekuatan

korelasi yang bersifat lemah. Penelitian

mengenai VCI dan KI jarang dilakukan.

Hasil analisis data untuk mengetahui

hubungan antara indeks massa tubuh dengan

VT dan VCE menunjukkan hasil yang tidak

bermakna. Penelitian

9

menyatakan bahwa

penurunan VCE berkorelasi negatif dengan

obesitas berat. Obesitas memiliki pengertian

indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m

2.

Pada

penelitian ini sampel penelitian yang

termasuk obesitas hanya terdapat empat

orang. Penelitian mengenai volume tidal

jarang dilakukan, sehingga sulit dilakukan

komparasi dengan penelitian terdahulu.

Analisis berikutnya dilakukan untuk

mengetahui perbedaan hasil tes fungsi paru

berdasarkan kelompok jenis kelamin. Hasil

analisis dengan uji t tidak berpasangan dan

uji Mann Whitney memberikan hasil

signifikansi kurang dari 0,05. Kesimpulan

yang didapatkan adalah terdapat perbedaan

semua hasil tes fungsi paru (KV, VT, VCI,

VCE, KI, KVP, VEP

1

) pada kelompok

laki-laki dan perempuan. Hasil yang sama

didapatkan pada peneltian

10

yang menyatakan

bahwa laki-laki memiliki kapasitas inspirasi

yang lebih besar dibandingkan dengan

perempuan. Selain itu juga diungkapkan hal

yang senada terbukti bahwa hasil analisis

yang

dilakukan

pada

penelitiannya

(7)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

111

memisahkan antara hasil tes fungsi paru pada

laki-laki dan perempuan

6

. Disebutkan juga

bahwa terdapat perbedaan volume paru pada

laki-laki dan perempuan

11

serta bahwa

kekuatan

otot

laki-laki

lebih

besar

dibandingkan dengan perempuan termasuk

otot pernapasan

10

.

Keterbatasan

penelitian

meliputi

pengendalian variabel perancu dan proses

pengambilan data. Variabel perancu yang

dikendalikan antara lain merokok, penyakit

pernapasan, olahraga serta kelainan dinding

dada dan tulang belakang. Variabel perancu

seperti merokok, penyakit pernapasan serta

kelainan dinding dada dan tulang belakang

dikendalikan dengan wawancara kepada

responden tanpa bantuan klinisi untuk

penegakkan

diagnosis.

Olahraga

tidak

dikendalikan dalam penelitian ini walaupun

olahraga

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi tes fungsi paru.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat di ambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara indeks massa tubuh (IMT)

dengan kapasitas vital (KV), volume

cadangan inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi

(KI), kapasitas vital paksa (KVP) dan VEP

1

,

sedangkan volume tidal (VT) dan volume

cadangan ekspirasi (VCE) tidak menunjukan

hubungan yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2005. Prioritas Pembangunan Nasional 2005-2009. Available at: http://www.bappenas.go.id/index.php. Diakses 20 Agustus 2009.

2. Trisnawati, H. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru Tukang Ojek di Alun-Alun Ungaran Kabupaten Semarang Bulan Maret. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. 67 hal. (Telah dipublikasikan).

3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2007. U.S. Obesity Trends by state 1985-2008. Available at: http://www.cdc.gov/obesity/data/trends.html. Acessed: June 11, 2009

4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2009. NHANES Surveys (1976-1980 and 2003-2006). Available at: http://www.cdc.gov/obesity/childhood/preval ence.html/. Acessed: June 11, 2009

5. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 2008. Healthy Weight: About BMI for Adults. Available at: http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/ bmi/adult_bmi/english_bmi_calculator/bmi_c alculator.html. Acessed: January 27, 2009 6. Bottai M., F. Pistelli, F. Di Pede, L. Carrozzi,

S. Baldacci, G. Matteelli, A. Scognamiglio,G. Viegi. 2002. Longitudinal changes of body mass index, spirometry and diffusion in a general population. American College of Chest Physicians atau Chest Journal. 20: 665–673. Available at: http://www.chestjournal.org. Acessed: July 12, 2009

7. Jones L. Richard and Mary-Magdalene U. Nzekwu. 2006. The Effects of Body Mass Index on Lung Volumes. American College of Chest Physicians atau Chest Journal. 130: 827-833. Available at: http://chestjournal.org/cgi/content/abstract/13 0/3/827. Acessed: March 31, 2008

8. Zerah Francoise; Alain Harf; Leon Perlementer; Hubert Lorino; Anne-Marie Lorino; Guy Atlan. 1993. Effects Of Obesity on Respiratory Resistance. American College of Chest Physicians atau Chest Journal. 103: 1470-76. Available at: http://www.chestjournal.org. Acessed: March 31, 2008

(8)

Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2, Mei 2010 Ristianingrum, IMT dan Tes Fungsi Paru

112

9. Sahebjami H, Gartside PS. 1996. Pulmonary

Function in Obese Subjects with A Normal FEV1/FVC Ratio. American College of Chest Physicians atau Chest Journal. 110:1425– 1429. Available at: http://www.chestjournal.org. Acessed: October 22, 2008.

10. Chen H. I. and Kuo C. S. 1989. Relationship Between Respiratory Muscle Function and age, sex and others factors. Journal of Applied Psysiology. Available at:

http://www.the-aps.org/publications/jappl.Acessed: January 15, 2010

11. Martini H. Frederic. 2004. The Respiratory System. In : Fundamentals Of Anatomy and Physiology 6th Edition. Chapter Unit 23. Benjamin Cummings Pearson Education.

Gambar

Tabel 2. Distribusi Variabel Terikat
Tabel 4. Hasil Analisis Komparatif

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan nilai kapasitas vital paksa paru pada pasien penyakit paru obstruktif kronis

Penelitian yang telah dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa secara analisis statistik terdapat hubungan antara siswi yang memiliki Indeks Massa Tubuh overweight

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh (overweight, normalweight dan underweight)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 55 responden sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal dengan siswi yang memiliki usia menarche normal sebanyak 34 orang

Tidak terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan uji fungsi paru Kapasitas Vital Paksa dan Volume Ekspirasi Paksa satu detik, kemungkinan karena adanya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar albumin pada pasien tuberkulosis paru, dimana

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH IMT DENGAN LUARAN PASIEN STROKE ISKEMIK RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX BMI AND OUTCOMES IN ISCHAEMIC STROKE PATIENTS Tesis Disusun untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel bebas yaitu indeks massa tubuh IMT ibu prahamil dan kenaikan berat badan selama kehamilan mempunyai hubungan yang bermakna terhadap berat