• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKATGOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKATGOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana,"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

 

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI

GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi

Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

   

 

Oleh:

Antonius Lutvi Lumantara

NIM: 041334040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

 

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI

GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi

Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

   

 

Oleh:

Antonius Lutvi Lumantara

NIM: 041334040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

 

SKRIPSI

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR

BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi

Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3

Oleh:

Antonius Lutvi Lumantara

NIM: 041334040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(4)

iii

 

SKRIPSI

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR

BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi

Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Antonius Lutvi Lumantara

NIM: 041334040

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji

pada tanggal 21 Juli 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan panitia penguji

Nama lengkap

Ketua

Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si.

Sekretaris

Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.

Anggota

DRS. FX. Muhadi, M. Pd.

Anggota Cornelio

Purwantini, S. Pd., M.SA.

Anggota

Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd., M.Pd.

Yogyakarta, 21 Juli 2011

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas

Sanata

Dharma

(5)

iv

 

PERSEMBAHAN

o

Kupersembahkan karya ini untuk

Tuhan

ku, Putranya

Yesus

, dan

Maria

Buda

yang terkandung tanpa noda

o

Kedua Orang Tua ku

yang selalu mendukung ku secara moril dan materiel

o

DRS. FX. Muhadi, M. Pd

. Sebagai dosen pembimbing

o

Cornelio Purwantini, S. Pd., M.SA.

dan

Natalina Premastuti Brataningrum,

S. Pd.

Sebagai dosen penguji

o

Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.

sebagai dosen pembimbing akademik

o

Kakak

dan

Adik

ku yang memotivasi ku supanya cepat lulus

o

Someone yang membuat ku terus bersemangat

o

Johan, Wahyu, Tyo, Ardi, Beni, , Tyo, Ardi, Beni, Yosep, Adi Nugroho

(brintel), Acong, Jinong, Ninin, Galeh, Yoga

dan teman-teman yang telah

mendukung kelancaran penulisan karya ini yang tak bias saya sebutkan satu

persatu.

o

Mas Dito, Wahyu, Beni

yang telah membawa ku kejalan pengabdian terhadap

greja

o

Vero

sebagai adik yang terus mengingatkan ku untuk terus ke Gereja

o

Semua orang yang sayang sama aku hehehehehe

(6)

v

 

MOTO

Aku brigade pejuang bergejolak tak mau tenang, Ingin menembus

penghalang, Beringas tak dapat di halang, Meronta-ronta ingin bebas

walau terbuang...

When you feel like hope is gone look inside you and be strong

Tidak ada kata terlambat untuk semuanya

(7)

vi

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Juli 2011

Penulis

(8)

vii

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Antonius Lutvi Lumantara

Nomor Mahasiswa : 041334040

Demi oengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI

GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,

PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Juli 2011

Yang menyatakan

(9)

viii

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI POKOK

BAHASAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XI SMU

Tugas akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis

menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan

saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Sc

selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

4.

Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

(10)

ix

 

5.

Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan

saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

6.

Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

7.

Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi kritik dan saran

masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian

dan kerjasama yang baik selama ini.

8.

Orangtuaku, Antonius Sukrisno dan CH Katri yang telah memberikan doa,

semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buatku selama ini.

9.

Keluarga besar Bapak dan Ibu Ig Suyatno sedayu yang telah

menyelenggarakan segala kebutuhanku selama aku berkarya melalui paper ini.

10.

Komunitas PAK A&B angkatan 2004 yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

11.

Lutfi, johan dan Adi yang selalu mendukungku selama ini.

Yogyakarta, 21 Juli 2011

Penulis

Antonius Lutvi Lumantara

(11)

x

 

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN,

DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

Sudi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3

Antonius lutvi lumantara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3 yang berjumlah 122 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan

teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner. Teknik

analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.

(12)

xi

 

 

 

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... .... viii

ABSTRACT

... ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 5

C.

Batasan Masalah ... 6

D.

Rumusan Masalah ... 6

E.

Tujuan Penelitian ... 6

(14)

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8

A.

Tinjauan Pustaka ... 8

1.

Persepsi ... 8

2.

Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 11

3.

Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 14

a.

Pengertian Dan Fungsi ... 14

b.

Komponen Portofolio ... 16

c.

Pengisian Instrumen Portofolio ... 21

d.

Penyusunan portofolio ... 23

4.

Masa kerja ... 25

5.

Pangkat/Golongan ... 25

6.

Latar belakang pendidikan ... 29

B.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 31

C.

Kerangka Berfikir ... 33

D.

Perumusan Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A.

Jenis Penelitian ... 36

B.

Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C.

Populasi dan Sampel ... 36

D.

Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 38

1.

Variabel Penelitian ... 38

(15)

xiv

a.

Variabel bebas ... 38

b.

Variabel terikat ... 39

3.

Teknik Pengumpulan Data ... 40

E.

Pengukuran Instrumen ... 45

1.

Pengukuran Validitas ... 45

2.

Uji Reliabilitas ... 49

F.

Teknis Analisis Data ... 50

1.

Analisis Deskriptif ... 50

2.

Uji Prasyarat Analisis ... 51

a.

Uji Normalitas ... 51

b.

Uji Homogenitas ... 52

3.

Uji Hipotesis ... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

... 55

A.

Deskripsi Data ... 55

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 55

a.

Masa kerja ... 55

b.

Pangkat/golongan ... 56

c.

Latar Belakang Pendidikan ... 57

2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan ... 57

(16)

xv

b.

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan pangkat/ golongan ... 59

c.

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatanlatar belakang pendidikan ... 62

B.

Analisis Data ... 62

1.

Pengujian Prasarat Analisis ... 62

a.

Pengujian Normalitas ... 62

b.

Pengujian Homogenitas ... 66

2.

Pengujian Hipotesis ... 67

C.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

... 79

A.

Kesimpulan ... 79

B.

Keterbatasan Penelitian ... 80

C.

Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA

... 82

(17)
(18)
(19)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia Pendidikan sebagai salah satu pilar yang berjuang untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat berkepentingan terhadap

peningkatan kualitas pendidikan agar dapat bersaing dalam era globalisasi,

sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, tepatnya dalam Batang Tubuh UUD 1945 pasal 28 B ayat 1 dan

pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak

mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang layak, tetapi

dalam pelaksanaanya banyak sekali kendala-kendala atau permasalahan

yang dihadapi, baik berkaitan dengan sarana prasarana maupun sumber

daya manusia yang terlibat dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut penyelenggaraan pendidikan

didasarkan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang mengatur tentang Standar Nasional

Pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, evaluasi,

akreditasi, dan sertifikasi.

Salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan

adalah peningkatan kualitas pendidik yaitu tenaga pendidik yang memiliki

(20)

diatur dalam Undang-undang RI tentang guru dan dosen (Nomor 14 Tahun

2005).

Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen

pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan

dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi

guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan

kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,

(2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan

kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka

mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru.

Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan

profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut

berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun

bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).

Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian

portofolio, atau (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian

portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007.

Komponen penilaian portofolio mencakup; (1) Kualifikasi

(21)

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) Penilaian dari atasan dan

pengawas, (6) Prestasi akademik, (7) Karya pengembangan profesi, (8)

Keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) Pengalaman organisasi di bidang

kependidikan dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan dengan

bidang pendidikan.

Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman

profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen yang

mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior

yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.

Belakangan ini banyak kalangan baik dibidang pendidikan

maupuan non pendidikan meragukan pola ini dapat menghasilkan guru

yang profesional. Pada tahun 2007 kuota sertifikasi guru dalam jabatan di

Jawa Tengah mencapai 24.574 orang. Dalam proses sertifikasi dengan

penilaian portofolio ditemukan ada guru yang memasukkan sejumlah

berkas palsu dan yang tetap memasukkan berkas meski tidak memenuhi

syarat administrasi (Indra, 2007). Sebuah hasil kajian terhadap penilaian

portofolio dalam sertifikasi guru dalam jabatan ditemukan bahwa hampir

98% guru yang tersertifikasi tidak memiliki motivasi meningkatkan

kualitas pembelajaran melainkan lebih bermotivasi dalam aspek financial

(Kedaulatan Rakyat, 16 November 2009). Demikian pula Ketua Pengurus

Besar PGRI (Sulistio) menyatakan guru-guru yang sudah lulus sertifikasi

belum menunjukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Jika

(22)

bertambah baik meskipun kurikulum diperbaiki. Pernyataan senada juga

ditekankan oleh salah satu Ketua PB PGRI Sugito pada dengar pendapat

dengan komite III Dewan perwakilan daerah RI Direktur Jendral

Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)

Depdiknas serta Direktur Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama

(Kompas, 25 November 2009). Lebih lanjut Sugito menyatakan salah satu

cara meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru adalah dengan

memberikan pelatihan secara rutin, paling tidak setiap lima tahun sekali

untuk setiap guru agar mengetahui perkembangan pengetahuan terbaru. Di

samping itu ada pandangan bahwa kompetensi guru tidak cukup dinilai

berdasarkan kumpulan dokumen melainkan juga dinilai berdasarkan

pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Persepsi para guru tentang program sertifikasi melalui penilaian

portofolio berbeda-beda, perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa

aspek atau faktor dalam guru itu sendiri yang berdampat siknifikan dalam

membentuk pandangan setiap guru tentang penilaian portofolio. Misalnya

faktor masa kerja, guru yang memiliki masa kerja bertahun-tahun akan

mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil dalam penilaian

portofolio di bandingkan dengan guru yang masa kerjanya baru beberapa

tahun saja.

Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi persepsi guru

adalah faktor pangkat/golongan. Dengan memperoleh tunjangan profesi

(23)

program sertifikasi melalui penilaian portofolio. Guru dengan

pangkat/golongan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi positip

dibandingkan dengan guru yang memiliki pangkat/golongan tinggi.

Tingkat kepuasan yang dimiliki guru dengan pangkat/golongan yang

rendah lebih tinggi dibandingkan guru dengan pangkat/golongan lebih

tinggi.

Latar belakang pendidikan juga mungkin dapat mempengaruhi

persepsi guru tentang penilaian portofolio. Latar belakang pendidikan

yang tidak sama akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula.

Guru dengan tingkat pendidikan S1 cendrung memiliki persepsi positip

menanggapi program penilaian portofolio dibandingkan dengan guru

dengan tingkat pendidikan D3. Hal ini dikarenakan guru dengan

pendidikan tertinggi D3 harus menempuh studi untuk mendapatkan gelar

S1 dan baru di perbolahkan untuk mengikuti penilaian portofolio

sertifikasi guru

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini akan mengungkap

persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan,

yaitu apakah menurut guru penilaian portofolio tersebut telah memberikan

gambaran tentang kompetensi guru.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: (1) usia guru,

(24)

kepegawaian guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial

guru, (7) latar belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.

C. BATASAN MASALAH

Karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan

penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini

dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh dominan

terhadap persepsi guru mengenai penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) masa kerja, (2)

pangkat/golongan, (3) latar belakang pendidikan guru.

D. RUMUSAN MASLAH

1. Bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi

Guru dalam jabatan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja Guru?

3. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan?

4. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio

sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan

(25)

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa

kerja Guru

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari

pangkat/golongan

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari latar

belakang pendidikan guru

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui

peningkatan mutu guru.

2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan

dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru

3. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

(26)

8

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga

makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang

satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan

inilah yang menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu

obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek

tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi

obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian

besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh

persepsinya. Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting

dalam hal menafsirkan keadaan sekeliling kita adalah bahwa kita

masing-masing mempersepsi, tetapi mempersepsi secara berbeda,

apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Persepsi

merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia

bekerja dengan cara yang hampir serupa pada masing-masing

individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal menghasilkan

(27)

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian

makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat

dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak.

Proses kognisi dimulai dari persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa

sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris

(energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan

menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal (neural)

yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses

yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta

memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi

(perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam

psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui

persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat

“berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi

manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan

sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis,

dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya

organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio,

penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan

kendali gerak. Semuanya inilah yang sering disebut dengan indera

(28)

Ada beberapa jenis persepsi antara lain

(http://id.wikipedia.org/wiki/ Persepsi#Persepsi_penciuman):

a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling

awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita

untuk memahami dunianya.

b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera pendengaran.

c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera taktil yaitu kulit.

d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera penciuman yaitu hidung.

e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera pengecapan yaitu lidah.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

seseorang. menurut Pareek (1984) dalam arisandy

(http://www.journal-psyche.com), ada empat factor yang

menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhaian.

Perhatian kita terhadap sebuh masalah atau obyek akan

menyebapkan kita berpersepsi secara sadar maupun secara

(29)

2. Kebutuhan

Segala hal yang menyangkut dengan kebutuhan kita, akan

menimbulkan reaksi salah satunya berupa persepsi.

3. Kesediaan

Munculnya stimulus yang diharapkan dan dilanjutkan dengan

reaksi yang telah dipersiapkan.

4. Sistem Nilai

Nilai-nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat

akan berpengaruh terhadapa timbulnya persepsi

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru

adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan

memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV

(S-1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen

pembelajaran.

Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal

S-1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan

relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata

(30)

S-1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan

lainnya, sedangkan guru Matematika di SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dipersyaratkan lulusan

S-1/D-IV Jurusan/ Program Pendidikan Matematika atau Program Studi

Matematika yang memiliki Akta IV. Pemenuhan persyaratan

penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik

yang diperoleh melalui sertifikasi (http://untungsutikno

.blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan-tahun.html).

Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan

sertfikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan

standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi

penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru

meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji

kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji

kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk

menguji kompetensi sosial dan kepribadian.

Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru

dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat

(31)

Indonesia secara berkelanjutan. Sertifikasi guru mempunyai

beberapa tujuan, antara lain:

a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

b. Peningkatan proses dan mutu hasil-hasil pendidikan.

c. Peningkatan profesionalisme guru

Selain tujuan, sertifikasi guru juga mempunyai manfaat, yaitu:

a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak

kompeten

b. Melindungi masyarakat dan praktik-praktik pendidikan

yang tidak berkualifikasi dan tidak profesional.

c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga

kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan

tekanan eksternal yang menyimpang dari

ketentuan-ketentuan yang berlaku

Sertifikasi guru ada dua jalur, yakni sertifikasi guru

prajbatan dan sertifikasi guru dalam jabatan. Guru prajabatan

adalah lulusan S1 atau D4 Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) atau non-LPTK yang berminat dan ingin

menjadi guru, di mana mereka belum mengajar pada satuan

pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah

(32)

dan non-PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik

yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun

masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau

kesepakatan bersama.

Sertifikasi guru prajabatan dilaksanakan melalui pendidikan

profesi di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK),

sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji

kompetensi.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi

Guru dalam jabatan uji kompetensi tersebut dilakukan dalam

bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas

pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap

kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.

3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan

a. Pengertian dan Fungsi

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai

dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval

waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman,

karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan

menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi

(33)

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.

18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan,

komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari

atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya

pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah,

(9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial,

dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya

guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam

menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman

mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara

lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas.

Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen

kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman

mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan

prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru

(34)

yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui

karya-karya utama dan pendukung, (2) informasi/data dalam

memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi

seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah

ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang

mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan

atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi

peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan

sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan

guru.

b. Komponen Portofolio

1) Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademikmerupakan tingkat pendidikan

formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti

sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun

nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam

maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan

komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman

dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam

rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi

(35)

tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,

maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat

berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari

lembaga penyelenggara diklat.

3) Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru

dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan

pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga

yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok

masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari

komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat

keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

4) Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan

mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam

kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini

paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi,

pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan

sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan

penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini

berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP)

(36)

5) Pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaranmerupakan kegiatan guru

dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini

mencakup tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan

kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi,

strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar,

evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi,

rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang

dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala

sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan

pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format

terlampir.

6) Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan

penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan

sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan

ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan,

keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas,

kemamampuan menerima kritik dan saran, kemampuan

berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan

(37)

7) Prestasi akademik

Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai

guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya

yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia

penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini

meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau

penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau

nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat

(instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada

kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading,

karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan

berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat

yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

8) Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi merupakan suatu

karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil

pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.

Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada

tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang

dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak

terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi

(38)

cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup

materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat

pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan

kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa,

tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa

surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil

karya tersebut.

9) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan

partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan

bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai

pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang

dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi

nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.

10) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan

sosial merupakan pengalaman guru menjadi pengurus

organisasi kependidikan dan sosial dan atau mendapat tugas

tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan

antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana Pendidikan

Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia

(39)

(ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia

(ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya.

Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW,

ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan.

Mendapat tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala

bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah

surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang

berwenang.

11) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang

pendidikan merupakan penghargaan yang diperoleh karena

guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan

tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil),

kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam

bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota,

provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang

dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat

keterangan.

c. Pengisian Istrumen Portofolio

1) Identitas guru peserta sertifikasi

Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama

(40)

pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,

pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas

(nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor

telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata

pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu.

Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan

yang telah ditetapkan. Halaman identitas iniditandatangani

oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan

Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.

2) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen

portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai

(asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini

menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman

berapa komponen tersebut disusun.

3) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen

portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam

bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi tabel

tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang

dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta juga

diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen

(41)

tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti

sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy

dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh

atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar

harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang

mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.

4) Penutup

Komponen penutup ini berisi pernyataan dari

penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang

jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam

membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu,

pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas

pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila

ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti

terjadinya pelanggaran.

d. Penyusunan Portofolio

Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan

sebagai berikut;

a) Halaman sampul,

b) Daftar isi,

c) Instrumen portofolio, yang meliputi;

(42)

2) komponen portofolio yang telah diisi.

d) Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi

komponen sebagai berikut;

1) Kualifikasi Akademik,

2) Pendidikan dan Pelatihan,

3) Pengalaman Mengajar,

4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran,

5) Penilaian dari Atasan dan Pengawas,

6) Prestasi Akademik,

7) Karya Pengembangan Profesi,

8) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah,

9) Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang

Kependidikan dan Sosial

10)Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan

portofolio adalah sebagai berikut;

a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu

komponen portofolio,

b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai

dengan pernomoran pada instrumen portofolio,

c) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas

(43)

d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat

rangkap dua.

4. Masa kerja

Pengalaman mengajaradalah masa kerja sebagai guru pada

jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik

dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat

keputusan/surat tugas/surat keterangan dari lembaga yang

berwenang (pemerintah, yayasan, sekolah, dan/atau kelompok

masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik yang

dikumpulkan berupa fotocopy surat keputusan/surat tugas/surat

keterangan yang telah dilegalisasi oleh atasan.

(http://sertifikasiguru.org/uploads/File/ sertif08/buku3a.pdf).

5. Golongan Kepangkatan Guru

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto,

1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan

jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi

bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok

pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Menurut

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999

tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5

ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan

fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4

(44)

a. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian

yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional

yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi

dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya,

golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama,

golongan ruang IV/e.

b. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian

yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional

yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi

dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang

IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang

IV/c.

c. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian

yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional

yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan

dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang

III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.

d. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian

yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang

mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan

kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a

(45)

Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87

Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri

sipil pasal 6 ayat 2 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan

fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4

jenjang jabatan yaitu:

a. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional

ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai

pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan

jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan

pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang

beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan

kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c

sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

b. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan

fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya

sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas

dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis

operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan

tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda,

golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat

I, golongan ruang III/b.

c. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional

(46)

pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman

teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu

pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari

Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai

dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

d. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan

fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya

sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan

pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari

cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan

mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.

Senada dengan keputusan presiden di atas, Samana

(1994:80) mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan

fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada

disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya:

No Jabatan Guru Pangkat Dan Golongan

ruang

1 Guru Pratama Pengatur Muda, II/a

2 Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I, II/b

3 Guru Muda Pengatur, II/c

4 Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, II/d

5 Guru Madya Penata Muda, III/a

6 Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, III/b

7 Guru Dewasa Penata, III/c

8 Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, III/b

9 Guru Pembina Pembina, IV/a

10 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IV/b

11 Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IV/c

12 Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IV/d

(47)

6. Latar Belakang Pendidikan Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono,

1990:204), pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran dan pelatihan.

Siagian (1984:175) menyatakan definisi pendidikan sebagai

keseluruhan proses, teknik, dan metoda belajar – mengajar dalam

rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada

orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan

dapat dibagi menjadi:

a. Pendidikan Formal

Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan

terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk

memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan

nilai yang menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan

formal antara lain:

1) Pendidikan dasar

Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasn berbantuk Sekolah

(48)

yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang

sederajat.

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan

dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan

menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atan

(SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah menengah

Kejuran (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat.

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggu

b. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal

dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkanpottensi

(49)

dan keterampilan fungsional serta pengambanngan sikap dan

kepribadian professional. Misalnya berbentuk kursus-kursus.

c. Pendidikan Informal

Kegiatan pendidikan yang tidan terencana dan tersusun secara

tegas dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru

(Sahertian, 1994:68), yaitu:

1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai

berikut:

a) Program Diploma I (D1) dengan lama studi 1-2 tahun.

b) Program Diploma II (D2) dengan lama studi 2-3 tahun.

c) Program Diploma III (D3) dengan lama studi 3-5 tahun.

2. Program Gelar yang melalui jenjang sarjana (S1), dengan lama

studi 4-7 tahun.

3. Program Pasca Sarjana (S2) dengan lama studi 6-9 tahun

4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Bardasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarman

dengan judul Persepsi guru sekolah dasar terhadap program sertifikasi

guru di kecamatan jiwan kabupaten madiun sebagai dasar penguatan

kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru, dimana terdapat tanggapan

(50)

Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14 Tahun

2005 merupakan landasan hukum dalam meningkatkan kualitas guru, (2).

Kualifikasi akademik sarjana/D IV bagi guru sudah sesuai dengan tuntutan

jaman dan perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi, (3). Guru

wajib memiliki empat kompetensi dasar, (4). Sertifikasi model portofolio

sangat menguntungkan bagi guru, (5). Tunjangan profesi diyakini guru

akan dapat terrealisasi. Sedangkan tanggapan negatif guru sekolah dasar di

kecamatan Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14

Tahun 2005 hanya merupakan janji yang sulit untuk trealisasi,(2). Guru

tidak harus berkualifikasi sarjana/ D IV, (3) sertifikasi model portofolio

kurang sosialisasi, (4). Tunjangan profesi guru tidak akan dapat

terrealisasi.

Tema-tema dalam penelitian yang terkait dengan sertifikasi guru

adalah (1). guru kurang yakin dapat mencapai skor minimal yang di

tetapkan oleh pemerintah, (2). Masih ada guru yang bermoral kurang baik

dalam melengkapi dokumen, (3). Penentuan peserta sertifikasi portofolio

masih belum sesuai dengan aturan yang berlaku

(http://www.scribd.com/doc/

(51)

C. Kerangka Berpikir

1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru

dalam jabatan

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang

penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda, karena guru

memiliki faktor-faktor yang berbada pula dalam mempengaruhi

persepsi guru tersebut. Terdapat guru yang mempunyai masa kerja

lebih lama dan baru, Terdapat guru yang mempunyai jabatan lebih

tinggi dan rendah, dan juga terdapat guru yang mempunyai latar

belakang pendidikan yang berbeda (S2,S1,danD3). Karna

perbedaan tersebut kecenderungan persepsi tentang penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan pasti berbeda.

2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru

dalam jabatan di tinjau dari masa kerja/pengalaman mengajar guru

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain terhadap

penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena memiliki

pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai

pengalaman mengajar lebih lama cenderung mempunyai persepsi

terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif,

dikarenakan guru yang memiliki masa kerja lebih lama akan lebih

diprioritaskan, sebaliknya guru yang mempunyai pengalaman

mengajar belum lama cenderung mempunyai persepsi terhadap

(52)

dikarenakan dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan

Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007:12) guru yang memiliki masa

kerja lebih lama akan lebih diprioritaskan sedangkan guru dengan

masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan.

3. Persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru

dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang

penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena memiliki

kepangkatan/golongan yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai

kepangkatan/golongan lebih tinggi cenderung mempunyai persepsi

terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif,

dikarenakan hal ini dianggap sudah biasa, kesejahteraan mereka

sudah terjamin sebelum mereka mengikuti penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan. sebaliknya guru yang mempunyai

kepangkatan/golongan lebih rendah cenderung mempunyai

persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan positif, karena jika menerima tunjangan profesi tingkat

kepuasan yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan guru dengan

golongan jabatan lebih tinggi

4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru

dalam jabatan di tinjau dari latar bealakang pendidikan

Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain terhadap

(53)

latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Guru yang

mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi cenderung

mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan positif, dikarenakan telah memenuhi kriteria utama

calon peserta penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

sehingga mereka berhak untuk mengikuti penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan. Sebaliknya guru yang mempunyai

latar belakang pendidikan lebih rendah cenderung mempunyai

persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

negatif, dikarenakan harus menempuh pendidikan lebih lanjut

untuk memperoleh gelar akademik jenjang D4/S1 apabila

menginginkan dapat mengikuti program penilaian portofolio

sertifikasi guru.

D. Perumusan Hipotesis

1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.

2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan.

3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

(54)

36

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komperasi, yaitu

untuk mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru terhadap penilaian

portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu untuk

mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pengalaman

mengajar/masa kerja guru, kepangkatan/golongan, dan latar belakang

pendidikan guru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di enam SMP di kota Yogyakarta yang

meliputi SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1,

SMP Budi Wacana, dan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan pada bulan Februari 2010.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini nampak

(55)

Tabel 3.1

SMP Pangudi Luhur 1 SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3

Jumlah sampel penelitian sebanyak 122 responden, dan teknik

sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik aksidental

sampling (sampel seadanya)(Sugiyono, 2010:78). Teknik ini dilakukan

karena mempertimbangkan jumlah sampel yang diperoleh tidak sama

dengan jumlah populasi yang berasal dari SMP.Mengingat demikian,

maka peneliti mengambil sampel guru-guru di 6 SMP (2 SMP Negeri

dan 4 SMP Swasta) di kota Yogyakarta yang nampak dalam tabel

berikut:

Tabel 3.2

Tabel Sampel Responden

Nama Sekolah Jumlah Guru % SMP Negeri 1

SMP Negeri 17 SMP Bhineka SMP Pangudi Luhur SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3

(56)

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel golongan

jabatan, variabel pengalaman mengajar/masa kerja, variabel latar

belakang pendidikan guru.

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel bebas

1) Variabel Masa kerja

Variabel masa kerja diukur berdasarkan lamanya mengajar

dalam jumlah tahun. Variabel Masa kerja diberi skor sebagai

berikut

Table 3.3

Skoring Variabel masa kerja

No Masa kerja Skor

1 < 10 TH 0

2 10-<20 TH 1

3 ≥ 20 TH 2

2) Variabel Pangkat /Golongan

Variabel golongan/jabatan diberi skor sebagai berikut:

Table 3.4

Skoring Variabel Golongan/Pangkat

No Jabatan Guru Skor

1 II/a,b,c,d 1

2 III/a,b,c,d 2

3 IV/a,b,c,d 3

3) Variabel Pendidikan Tertinggi

Pendidikan tertinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(57)

Pemberian skor untuk variabel tingkat pendidikan adalah

sebagai berikut.

Table 3.5

Skoring Variabel Latar Belakang Pendidikan No Latar Belakang Pendidikan Skor

1 D3 1

2 D4/S1 2

3 S2 3

b. Variabel terikat

Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi

Guru dalam Jabatan

Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru

dalam Jabatan merupakan pendapat guru tentang

permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penialaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan. Penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan tidak terlepas dari 10 dimensi, dimensi tersebut antara lain:

Kualifikasi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman

Mengajar, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian

dari Atasan dan Pengawas, Prestasi Akademik, Karya

Pengembangan Profesi, Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah,

Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan

dan Sosial, Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan.

Pengukuran variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio

pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert

(58)

Tabel 3.6

Skala likert untuk pertanyaan bersifat positif dan negatif

Keterangan Skor Skor

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

3. Teknik pengumpulan data

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

sejumlah daftar pertanyaan maupun pertanyaan yang disusun secara

tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Di bawah ini disajikan tabel kisi-kisi penyusunan kuesioner veriabel persepsi

guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan    Tabel 3.7

Oprasionalisasi Variabel Persepsi Terhadap Penialain Portofolio Sertifikasi Guru

No Dimensi Indikator Nomor item

kuesioner 1 Kualifikasi

Akademik

1.1Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

kepemilikan ijazah

(akademik) dalam

bidang pedagogic

1.2 Kompetensi guru dalam

1‐ 12 

(59)

hubungannya dengan

kepemilikan ijazah

(akademik) dalam

bidang professional

2 Pendidikan

dan Pelatihan

2.1 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

pendidikan dan

pelatihan dalam bidang

pedagogik.

2.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

pendidikan dan

pelatihan dalam bidang

profesional.

13-19

3 Pengalaman

Mengajar

3.1 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

pengalaman mengajar

dalam bidang

pedagogik.

3.2 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

pengalaman mengajar

dalam bidang

kepribadian.

3.3 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

pengalaman mengajar

dalam bidang sosial.

20-22

4 Perencanaan

dan

4.1 Kompetensi dalam

hubungannya dengan

(60)

pelaksanaan

4.2 Kompetensi dalam

hubungannya dengan

5.1 Kompetensi guru yang

berhubungan dengan

peniliaian dari atasan

dan pengawas dalam

bidang kepribadian

5.2 Kompetensi guru yang

berhubungan dengan

penilaian dari atasan

dan pengawas dalam

bidang social

50-57

6 Prestasi

Akademik

6.1 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

prestasi akademik dalam

bidang pedagogik

6.2 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

prestasi akademik dalam

bidang sosial

6.3 Kompetensi guru dalam

hubungan dengan

(61)

prestasi akademik dalam

bidang profesional

7 Karya

Pengembangan

Profesi

7.1 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

karya pengembangan

profesi dalam bidang

pedagogik

7.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

karya pengembangan

profesi dalam bidang

professional

76-82

8 Keikutsertaan

dalam Forum

Ilmiah

8.1 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

keikutsertaan dalam

forum ilmiah dalam

bidang pedagogic

8.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

keikutsertaan dalam

forum ilmiah dalam

bidang sosial

8.3 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

keikutsertaan dalam

forum ilmiah dalam

bidang professional

83-88

9 Pengalaman

menjadi

Pengurus

9.1 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

Pengalaman menjadi

(62)

Organisasi di

Bidang

Kepndidikan

Dan Sosial

pengurus organisasi di

bidang kepndidikan

dan social dalam

bidang kepribadian

9.2 Kompetensi guru dalam

hubungannya dengan

Pengalaman menjadi

pengurus organisasi di

bidang kepndidikan

dan sosial dalam

bidang sosial

10 Penghargaan

yang Relevan

dengan

Pendidikan

10.1 Kompetensi guru

dalam hubungannya

dengan penghargaan

yang relevan dengan

pendidikan dalam

bidang pedagogik

10.2 Kompetensi guru

dalam hubungannya

dengan penghargaan

yang relevan dengan

pendidikan dalam

bidang kepribadian

10.3 Kompetensi guru

dalam hubungannya

dengan penghargaan

yang relevan dengan

pendidikan dalam

bidang sosial

10.4 Kompetensi guru

dalam hubungannya

(63)

dengan penghargaan

yang relevan dengan

pendidikan dalam

bidang professional

Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio

pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert seperti

yang telah diuraikan diatas.

E. Pengujian instrumen

 

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2002:45).

Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas

(rxy) yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

Gambar

tabel. Untuk
Tabel 3.1 Tabel Populasi
Table 3.3 Skoring Variabel masa kerja
Table 3.5 Skoring Variabel Latar Belakang Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

[r]

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian isolasi dan uji aktivitas antibakteri dari fraksi nonpolar spon laut Axinella carteri terhadap bakteri penyebab penyakit layu

Bahwa rapat Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Jalur Intake DIII universitas Anda-las tanggal 12 Juni 2017,

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

[r]

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan Variabel gaya kepemimpin- an, budaya organisasi dan komitmen organisasi mempunyai kontribusi yang positif terhadap prestasi