PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
Oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
iii
SKRIPSI
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Studi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi
Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP BOPKRI 3
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Antonius Lutvi Lumantara
NIM: 041334040
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji
pada tanggal 21 Juli 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama lengkap
Ketua
Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si.
Sekretaris
Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.
Anggota
DRS. FX. Muhadi, M. Pd.
Anggota Cornelio
Purwantini, S. Pd., M.SA.
Anggota
Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd., M.Pd.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sanata
Dharma
iv
PERSEMBAHAN
o
Kupersembahkan karya ini untuk
Tuhan
ku, Putranya
Yesus
, dan
Maria
Buda
yang terkandung tanpa noda
o
Kedua Orang Tua ku
yang selalu mendukung ku secara moril dan materiel
o
DRS. FX. Muhadi, M. Pd
. Sebagai dosen pembimbing
o
Cornelio Purwantini, S. Pd., M.SA.
dan
Natalina Premastuti Brataningrum,
S. Pd.
Sebagai dosen penguji
o
Laurentius Saptono, S. Pd., M.Si.
sebagai dosen pembimbing akademik
o
Kakak
dan
Adik
ku yang memotivasi ku supanya cepat lulus
o
Someone yang membuat ku terus bersemangat
o
Johan, Wahyu, Tyo, Ardi, Beni, , Tyo, Ardi, Beni, Yosep, Adi Nugroho
(brintel), Acong, Jinong, Ninin, Galeh, Yoga
dan teman-teman yang telah
mendukung kelancaran penulisan karya ini yang tak bias saya sebutkan satu
persatu.
o
Mas Dito, Wahyu, Beni
yang telah membawa ku kejalan pengabdian terhadap
greja
o
Vero
sebagai adik yang terus mengingatkan ku untuk terus ke Gereja
o
Semua orang yang sayang sama aku hehehehehe
v
MOTO
Aku brigade pejuang bergejolak tak mau tenang, Ingin menembus
penghalang, Beringas tak dapat di halang, Meronta-ronta ingin bebas
walau terbuang...
When you feel like hope is gone look inside you and be strong
Tidak ada kata terlambat untuk semuanya
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Antonius Lutvi Lumantara
Nomor Mahasiswa : 041334040
Demi oengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI
GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA,
PANGKAT/GOLONGAN, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Juli 2011
Yang menyatakan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
petunjuk yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul
RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI POKOK
BAHASAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS XI SMU
Tugas akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Sc
selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
4.
Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
ix
5.
Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.
6.
Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
7.
Seluruh mahasiswa angkatan 2004 yang juga telah memberi kritik dan saran
masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Proposal Penelitian
dan kerjasama yang baik selama ini.
8.
Orangtuaku, Antonius Sukrisno dan CH Katri yang telah memberikan doa,
semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral buatku selama ini.
9.
Keluarga besar Bapak dan Ibu Ig Suyatno sedayu yang telah
menyelenggarakan segala kebutuhanku selama aku berkarya melalui paper ini.
10.
Komunitas PAK A&B angkatan 2004 yang tidak dapat saya sebutkan satu per
satu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
11.
Lutfi, johan dan Adi yang selalu mendukungku selama ini.
Yogyakarta, 21 Juli 2011
Penulis
Antonius Lutvi Lumantara
x
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, PANGKAT/GOLONGAN,
DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU
Sudi kasus terhadap Guru-guru di SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3
Antonius lutvi lumantara Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pangkat/golongan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMPN 1, SMPN 13, SMP Bineka, SMP Pangudi Luhur 1, SMP Budya Wacana, dan SMP Bopri 3 yang berjumlah 122 orang. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data penelitian adalah kuesioner. Teknik
analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan one way Anova.
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... .... viii
ABSTRACT
... ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 5
C.
Batasan Masalah ... 6
D.
Rumusan Masalah ... 6
E.
Tujuan Penelitian ... 6
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8
A.
Tinjauan Pustaka ... 8
1.
Persepsi ... 8
2.
Sertifikasi Guru dalam jabatan ... 11
3.
Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 14
a.
Pengertian Dan Fungsi ... 14
b.
Komponen Portofolio ... 16
c.
Pengisian Instrumen Portofolio ... 21
d.
Penyusunan portofolio ... 23
4.
Masa kerja ... 25
5.
Pangkat/Golongan ... 25
6.
Latar belakang pendidikan ... 29
B.
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 31
C.
Kerangka Berfikir ... 33
D.
Perumusan Hipotesis ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36
A.
Jenis Penelitian ... 36
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
C.
Populasi dan Sampel ... 36
D.
Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 38
1.
Variabel Penelitian ... 38
xiv
a.
Variabel bebas ... 38
b.
Variabel terikat ... 39
3.
Teknik Pengumpulan Data ... 40
E.
Pengukuran Instrumen ... 45
1.
Pengukuran Validitas ... 45
2.
Uji Reliabilitas ... 49
F.
Teknis Analisis Data ... 50
1.
Analisis Deskriptif ... 50
2.
Uji Prasyarat Analisis ... 51
a.
Uji Normalitas ... 51
b.
Uji Homogenitas ... 52
3.
Uji Hipotesis ... 52
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
... 55
A.
Deskripsi Data ... 55
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 55
a.
Masa kerja ... 55
b.
Pangkat/golongan ... 56
c.
Latar Belakang Pendidikan ... 57
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan ... 57
xv
b.
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan pangkat/ golongan ... 59
c.
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatanlatar belakang pendidikan ... 62
B.
Analisis Data ... 62
1.
Pengujian Prasarat Analisis ... 62
a.
Pengujian Normalitas ... 62
b.
Pengujian Homogenitas ... 66
2.
Pengujian Hipotesis ... 67
C.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
... 79
A.
Kesimpulan ... 79
B.
Keterbatasan Penelitian ... 80
C.
Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA
... 82
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan sebagai salah satu pilar yang berjuang untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat berkepentingan terhadap
peningkatan kualitas pendidikan agar dapat bersaing dalam era globalisasi,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, tepatnya dalam Batang Tubuh UUD 1945 pasal 28 B ayat 1 dan
pasal 31 ayat 1, yang menyatakan bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang layak, tetapi
dalam pelaksanaanya banyak sekali kendala-kendala atau permasalahan
yang dihadapi, baik berkaitan dengan sarana prasarana maupun sumber
daya manusia yang terlibat dalam dunia pendidikan itu sendiri.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut penyelenggaraan pendidikan
didasarkan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang mengatur tentang Standar Nasional
Pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, evaluasi,
akreditasi, dan sertifikasi.
Salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan
adalah peningkatan kualitas pendidik yaitu tenaga pendidik yang memiliki
diatur dalam Undang-undang RI tentang guru dan dosen (Nomor 14 Tahun
2005).
Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan
dengan sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi
guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,
(2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan
kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sertifikasi guru diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru.
Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut berupa pemberian tunjangan
profesi bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut
berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun
bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta).
Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian
portofolio, atau (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian
portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007.
Komponen penilaian portofolio mencakup; (1) Kualifikasi
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) Penilaian dari atasan dan
pengawas, (6) Prestasi akademik, (7) Karya pengembangan profesi, (8)
Keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) Pengalaman organisasi di bidang
kependidikan dan sosial, dan (10) Penghargaan yang relevan dengan
bidang pendidikan.
Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen yang
mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior
yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.
Belakangan ini banyak kalangan baik dibidang pendidikan
maupuan non pendidikan meragukan pola ini dapat menghasilkan guru
yang profesional. Pada tahun 2007 kuota sertifikasi guru dalam jabatan di
Jawa Tengah mencapai 24.574 orang. Dalam proses sertifikasi dengan
penilaian portofolio ditemukan ada guru yang memasukkan sejumlah
berkas palsu dan yang tetap memasukkan berkas meski tidak memenuhi
syarat administrasi (Indra, 2007). Sebuah hasil kajian terhadap penilaian
portofolio dalam sertifikasi guru dalam jabatan ditemukan bahwa hampir
98% guru yang tersertifikasi tidak memiliki motivasi meningkatkan
kualitas pembelajaran melainkan lebih bermotivasi dalam aspek financial
(Kedaulatan Rakyat, 16 November 2009). Demikian pula Ketua Pengurus
Besar PGRI (Sulistio) menyatakan guru-guru yang sudah lulus sertifikasi
belum menunjukan peningkatan kompetensi dan profesionalisme. Jika
bertambah baik meskipun kurikulum diperbaiki. Pernyataan senada juga
ditekankan oleh salah satu Ketua PB PGRI Sugito pada dengar pendapat
dengan komite III Dewan perwakilan daerah RI Direktur Jendral
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
Depdiknas serta Direktur Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama
(Kompas, 25 November 2009). Lebih lanjut Sugito menyatakan salah satu
cara meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru adalah dengan
memberikan pelatihan secara rutin, paling tidak setiap lima tahun sekali
untuk setiap guru agar mengetahui perkembangan pengetahuan terbaru. Di
samping itu ada pandangan bahwa kompetensi guru tidak cukup dinilai
berdasarkan kumpulan dokumen melainkan juga dinilai berdasarkan
pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Persepsi para guru tentang program sertifikasi melalui penilaian
portofolio berbeda-beda, perbedaan tersebut dikarenakan oleh beberapa
aspek atau faktor dalam guru itu sendiri yang berdampat siknifikan dalam
membentuk pandangan setiap guru tentang penilaian portofolio. Misalnya
faktor masa kerja, guru yang memiliki masa kerja bertahun-tahun akan
mempunyai peluang yang lebih besar untuk berhasil dalam penilaian
portofolio di bandingkan dengan guru yang masa kerjanya baru beberapa
tahun saja.
Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi persepsi guru
adalah faktor pangkat/golongan. Dengan memperoleh tunjangan profesi
program sertifikasi melalui penilaian portofolio. Guru dengan
pangkat/golongan lebih rendah diduga akan memiliki persepsi positip
dibandingkan dengan guru yang memiliki pangkat/golongan tinggi.
Tingkat kepuasan yang dimiliki guru dengan pangkat/golongan yang
rendah lebih tinggi dibandingkan guru dengan pangkat/golongan lebih
tinggi.
Latar belakang pendidikan juga mungkin dapat mempengaruhi
persepsi guru tentang penilaian portofolio. Latar belakang pendidikan
yang tidak sama akan menimbulkan cara pandang yang berbeda pula.
Guru dengan tingkat pendidikan S1 cendrung memiliki persepsi positip
menanggapi program penilaian portofolio dibandingkan dengan guru
dengan tingkat pendidikan D3. Hal ini dikarenakan guru dengan
pendidikan tertinggi D3 harus menempuh studi untuk mendapatkan gelar
S1 dan baru di perbolahkan untuk mengikuti penilaian portofolio
sertifikasi guru
Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini akan mengungkap
persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan,
yaitu apakah menurut guru penilaian portofolio tersebut telah memberikan
gambaran tentang kompetensi guru.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan diduga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: (1) usia guru,
kepegawaian guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial
guru, (7) latar belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.
C. BATASAN MASALAH
Karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk melakukan
penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini
dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai pengaruh dominan
terhadap persepsi guru mengenai penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) masa kerja, (2)
pangkat/golongan, (3) latar belakang pendidikan guru.
D. RUMUSAN MASLAH
1. Bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi
Guru dalam jabatan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja Guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan?
4. Apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap penilaian portofolio
sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari latar belakang pendidikan
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi Guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari masa
kerja Guru
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari
pangkat/golongan
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan ditinjau dari latar
belakang pendidikan guru
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
peningkatan mutu guru.
2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru
3. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi
Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga
makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang
satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967). Adanya perbedaan
inilah yang menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu
obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek
tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi
obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian
besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh
persepsinya. Salah satu alasan mengapa persepsi demikian penting
dalam hal menafsirkan keadaan sekeliling kita adalah bahwa kita
masing-masing mempersepsi, tetapi mempersepsi secara berbeda,
apa yang dimaksud dengan sebuah situasi ideal. Persepsi
merupakan sebuah proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia
bekerja dengan cara yang hampir serupa pada masing-masing
individu, tetapi sekalipun demikian secara tipikal menghasilkan
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian
makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat
dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak.
Proses kognisi dimulai dari persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa
sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris
(energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan
menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal (neural)
yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses
yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta
memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi
(perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam
psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui
persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat
“berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi
manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan
sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis,
dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya
organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio,
penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan
kendali gerak. Semuanya inilah yang sering disebut dengan indera
Ada beberapa jenis persepsi antara lain
(http://id.wikipedia.org/wiki/ Persepsi#Persepsi_penciuman):
a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling
awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita
untuk memahami dunianya.
b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera pendengaran.
c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera taktil yaitu kulit.
d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari
indera pengecapan yaitu lidah.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
seseorang. menurut Pareek (1984) dalam arisandy
(http://www.journal-psyche.com), ada empat factor yang
menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu:
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhaian.
Perhatian kita terhadap sebuh masalah atau obyek akan
menyebapkan kita berpersepsi secara sadar maupun secara
2. Kebutuhan
Segala hal yang menyangkut dengan kebutuhan kita, akan
menimbulkan reaksi salah satunya berupa persepsi.
3. Kesediaan
Munculnya stimulus yang diharapkan dan dilanjutkan dengan
reaksi yang telah dipersiapkan.
4. Sistem Nilai
Nilai-nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat
akan berpengaruh terhadapa timbulnya persepsi
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan guru
adalah pendidik profesional. Untuk itu, guru dipersyaratkan
memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV
(S-1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen
pembelajaran.
Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal
S-1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan
relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata
S-1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan
lainnya, sedangkan guru Matematika di SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dipersyaratkan lulusan
S-1/D-IV Jurusan/ Program Pendidikan Matematika atau Program Studi
Matematika yang memiliki Akta IV. Pemenuhan persyaratan
penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik
yang diperoleh melalui sertifikasi (http://untungsutikno
.blogspot.com/2009/08/sertifikasi-guru-dalam-jabatan-tahun.html).
Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan
sertfikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan
standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi
penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru
meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi. Uji
kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji
kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk
menguji kompetensi sosial dan kepribadian.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru
dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat
Indonesia secara berkelanjutan. Sertifikasi guru mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
b. Peningkatan proses dan mutu hasil-hasil pendidikan.
c. Peningkatan profesionalisme guru
Selain tujuan, sertifikasi guru juga mempunyai manfaat, yaitu:
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak
kompeten
b. Melindungi masyarakat dan praktik-praktik pendidikan
yang tidak berkualifikasi dan tidak profesional.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga
kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan
tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku
Sertifikasi guru ada dua jalur, yakni sertifikasi guru
prajbatan dan sertifikasi guru dalam jabatan. Guru prajabatan
adalah lulusan S1 atau D4 Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) atau non-LPTK yang berminat dan ingin
menjadi guru, di mana mereka belum mengajar pada satuan
pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah
dan non-PNS yang sudah mengajar pada satuan pendidik, baik
yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun
masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau
kesepakatan bersama.
Sertifikasi guru prajabatan dilaksanakan melalui pendidikan
profesi di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK),
sedangkan sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji
kompetensi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi
Guru dalam jabatan uji kompetensi tersebut dilakukan dalam
bentuk penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai
dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval
waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman,
karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan
menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.
18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan,
komponen portofolio meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2)
pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari
atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya
pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah,
(9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial,
dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya
guru dalam jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam
menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran.
Kompetensi pedagogik dinilai antara lain melalui dokumen
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman
mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai antara
lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas.
Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen
kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman
mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan
prestasi akademik.
Portofolio juga berfungsi sebagai: (1) wahana guru
yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui
karya-karya utama dan pendukung, (2) informasi/data dalam
memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi
seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah
ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang
mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan
atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi
peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan
sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan
guru.
b. Komponen Portofolio
1) Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademikmerupakan tingkat pendidikan
formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti
sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun
nongelar (D4 atau Post Graduate diploma), baik di dalam
maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan
komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.
2) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan merupakan pengalaman
dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam
rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,
maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat
berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari
lembaga penyelenggara diklat.
3) Pengalaman mengajar
Pengalaman mengajar merupakan masa kerja guru
dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan
pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok
masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari
komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat
keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
4) Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan persiapan
mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam
kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini
paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi,
pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan
sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan
penilaian hasil belajar. Bukti fisik dari sub komponen ini
berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RP/RPP/SP)
5) Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaranmerupakan kegiatan guru
dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kegiatan ini
mencakup tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan
kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi,
strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar,
evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi,
rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang
dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala
sekolah dan/atau pengawas tentang pelaksanaan
pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format
terlampir.
6) Penilaian dari atasan dan pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas merupakan
penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan
sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan
ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan,
keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas,
kemamampuan menerima kritik dan saran, kemampuan
berkomunikasi, dan kemampuan bekerjasama dengan
7) Prestasi akademik
Prestasi akademik merupakan prestasi yang dicapai
guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahliannya
yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia
penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, maupun internasional. Komponen ini
meliputi lomba dan karya akademik (juara lomba atau
penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau
nonkependidikan), pembimbingan teman sejawat
(instruktur, guru inti, tutor), dan pembimbingan siswa pada
kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, drumband, mading,
karya ilmiah remaja-KIR). Bukti fisik yang dilampirkan
berupa surat penghargaan, surat keterangan atau sertifikat
yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.
8) Karya pengembangan profesi
Karya pengembangan profesi merupakan suatu
karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil
pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.
Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada
tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; artikel yang
dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak
terakreditasi, terakreditasi, dan internasional; menjadi
cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup
materi pembelajaran selama 1 (satu) semester; media/alat
pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan
kelas (individu/kelompok); dan karya seni (patung, rupa,
tari, lukis, sastra, dll). Bukti fisik yang dilampirkan berupa
surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil
karya tersebut.
9) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah merupakan
partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan
bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai
pemakalah maupun sebagai peserta. Bukti fisik yang
dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi
nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.
10) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan
sosial merupakan pengalaman guru menjadi pengurus
organisasi kependidikan dan sosial dan atau mendapat tugas
tambahan. Pengurus organisasi di bidang kependidikan
antara lain: pengurus PGRI, Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia
(ISMaPI), dan asosiasi profesi kependidikan lainnya.
Pengurus organisasi sosial antara lain: ketua RT, ketua RW,
ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan.
Mendapat tugas tambahan lain: kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, kepala
bengkel, kepala studio. Bukti fisik yang dilampirkan adalah
surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang
berwenang.
11) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan merupakan penghargaan yang diperoleh karena
guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan
tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil),
kualitatif (komitmen, etos kerja), dan relevansi (dalam
bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang
dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat
keterangan.
c. Pengisian Istrumen Portofolio
1) Identitas guru peserta sertifikasi
Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama
pangkat/golongan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir,
pendidikan terakhir, akta mengajar, sekolah tempat tugas
(nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nomor
telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata
pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu.
Pangkat dan golongan bagi guru non-PNS mengikuti aturan
yang telah ditetapkan. Halaman identitas iniditandatangani
oleh penyusun dan disahkan oleh Kepala Sekolah dan
Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai disusun.
2) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen
portofolio dengan daftar isi agar memudahkan tim penilai
(asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini
menjelaskan tentang nama komponen dan di halaman
berapa komponen tersebut disusun.
3) Dokumen portofolio
Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen
portofolio yang di dalam instrumen ditampilkan dalam
bentuk tabel. Peserta sertifikasi diminta untuk mengisi tabel
tersebut sesuai dengan pengalaman dan hasil karya yang
dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta juga
diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen
tabel. Untuk dokumen-dokumen seperti
sertifikat/piagam/surat keterangan dapat berupa fotocopy
dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh
atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar
harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang
mengeluarkannya atau oleh Direkktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.
4) Penutup
Komponen penutup ini berisi pernyataan dari
penyusun dan pemilik dokumen yang memuat tentang
jaminan keaslian dan tidak melanggar kode etik dalam
membuat dan atau mendapatkannya. Disamping itu,
pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas
pelanggaran yang terkait dengan hak cipta, apabila
ditemukan atau di kemudian hari ditemukan bukti
terjadinya pelanggaran.
d. Penyusunan Portofolio
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan
sebagai berikut;
a) Halaman sampul,
b) Daftar isi,
c) Instrumen portofolio, yang meliputi;
2) komponen portofolio yang telah diisi.
d) Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang meliputi
komponen sebagai berikut;
1) Kualifikasi Akademik,
2) Pendidikan dan Pelatihan,
3) Pengalaman Mengajar,
4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran,
5) Penilaian dari Atasan dan Pengawas,
6) Prestasi Akademik,
7) Karya Pengembangan Profesi,
8) Keikutsertaan dalam Forum Ilmiah,
9) Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi di Bidang
Kependidikan dan Sosial
10)Penghargaan yang Relevan dengan Bidang Pendidikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
portofolio adalah sebagai berikut;
a) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu
komponen portofolio,
b) Setiap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai
dengan pernomoran pada instrumen portofolio,
c) Setiap pergantian komponen portofolio diberi kertas
d) Dokumen portofolio dibendel (dijilid) dan dibuat
rangkap dua.
4. Masa kerja
Pengalaman mengajaradalah masa kerja sebagai guru pada
jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik
dari komponen pengalaman mengajar ini berupa surat
keputusan/surat tugas/surat keterangan dari lembaga yang
berwenang (pemerintah, yayasan, sekolah, dan/atau kelompok
masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik yang
dikumpulkan berupa fotocopy surat keputusan/surat tugas/surat
keterangan yang telah dilegalisasi oleh atasan.
(http://sertifikasiguru.org/uploads/File/ sertif08/buku3a.pdf).
5. Golongan Kepangkatan Guru
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto,
1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan
jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi
bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok
pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Menurut
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999
tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5
ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan
fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4
a. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian
yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional
yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi
dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya,
golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama,
golongan ruang IV/e.
b. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian
yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional
yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi
dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang
IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang
IV/c.
c. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian
yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional
yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan
dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang
III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.
d. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian
yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang
mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan
kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a
Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87
Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri
sipil pasal 6 ayat 2 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan
fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4
jenjang jabatan yaitu:
a. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional
ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai
pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan
jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang
beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan
kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c
sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
b. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya
sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas
dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis
operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan
tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda,
golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat
I, golongan ruang III/b.
c. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional
pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman
teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu
pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari
Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai
dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
d. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan
fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya
sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan
pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari
cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan
mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.
Senada dengan keputusan presiden di atas, Samana
(1994:80) mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan
fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada
disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya:
No Jabatan Guru Pangkat Dan Golongan
ruang
1 Guru Pratama Pengatur Muda, II/a
2 Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I, II/b
3 Guru Muda Pengatur, II/c
4 Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, II/d
5 Guru Madya Penata Muda, III/a
6 Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, III/b
7 Guru Dewasa Penata, III/c
8 Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, III/b
9 Guru Pembina Pembina, IV/a
10 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IV/b
11 Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IV/c
12 Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IV/d
6. Latar Belakang Pendidikan Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Mulyono,
1990:204), pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melaui upaya pengajaran dan pelatihan.
Siagian (1984:175) menyatakan definisi pendidikan sebagai
keseluruhan proses, teknik, dan metoda belajar – mengajar dalam
rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada
orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jalur pendidikan
dapat dibagi menjadi:
a. Pendidikan Formal
Yaitu jalur pendidikan yang dilaksanakan secara terencana dan
terorganisir yang mengarahkan pembelajaran anak untuk
memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, dan
nilai yang menunjang perkembangan. Jenjang pendidikan
formal antara lain:
1) Pendidikan dasar
Yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasn berbantuk Sekolah
yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan
menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atan
(SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah menengah
Kejuran (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doctor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggu
b. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkanpottensi
dan keterampilan fungsional serta pengambanngan sikap dan
kepribadian professional. Misalnya berbentuk kursus-kursus.
c. Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan yang tidan terencana dan tersusun secara
tegas dan sistematis yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan, berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
LPTK mempunyai empat macam program pendidikan guru
(Sahertian, 1994:68), yaitu:
1. Program non-gelar (program Diploma) dengan rincian sebagai
berikut:
a) Program Diploma I (D1) dengan lama studi 1-2 tahun.
b) Program Diploma II (D2) dengan lama studi 2-3 tahun.
c) Program Diploma III (D3) dengan lama studi 3-5 tahun.
2. Program Gelar yang melalui jenjang sarjana (S1), dengan lama
studi 4-7 tahun.
3. Program Pasca Sarjana (S2) dengan lama studi 6-9 tahun
4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Bardasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarman
dengan judul Persepsi guru sekolah dasar terhadap program sertifikasi
guru di kecamatan jiwan kabupaten madiun sebagai dasar penguatan
kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru, dimana terdapat tanggapan
Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14 Tahun
2005 merupakan landasan hukum dalam meningkatkan kualitas guru, (2).
Kualifikasi akademik sarjana/D IV bagi guru sudah sesuai dengan tuntutan
jaman dan perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi, (3). Guru
wajib memiliki empat kompetensi dasar, (4). Sertifikasi model portofolio
sangat menguntungkan bagi guru, (5). Tunjangan profesi diyakini guru
akan dapat terrealisasi. Sedangkan tanggapan negatif guru sekolah dasar di
kecamatan Jiwan terhadap program sertifikasi guru adalah (1). UU No. 14
Tahun 2005 hanya merupakan janji yang sulit untuk trealisasi,(2). Guru
tidak harus berkualifikasi sarjana/ D IV, (3) sertifikasi model portofolio
kurang sosialisasi, (4). Tunjangan profesi guru tidak akan dapat
terrealisasi.
Tema-tema dalam penelitian yang terkait dengan sertifikasi guru
adalah (1). guru kurang yakin dapat mencapai skor minimal yang di
tetapkan oleh pemerintah, (2). Masih ada guru yang bermoral kurang baik
dalam melengkapi dokumen, (3). Penentuan peserta sertifikasi portofolio
masih belum sesuai dengan aturan yang berlaku
(http://www.scribd.com/doc/
C. Kerangka Berpikir
1. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru
dalam jabatan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang
penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda, karena guru
memiliki faktor-faktor yang berbada pula dalam mempengaruhi
persepsi guru tersebut. Terdapat guru yang mempunyai masa kerja
lebih lama dan baru, Terdapat guru yang mempunyai jabatan lebih
tinggi dan rendah, dan juga terdapat guru yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang berbeda (S2,S1,danD3). Karna
perbedaan tersebut kecenderungan persepsi tentang penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan pasti berbeda.
2. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru
dalam jabatan di tinjau dari masa kerja/pengalaman mengajar guru
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain terhadap
penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena memiliki
pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai
pengalaman mengajar lebih lama cenderung mempunyai persepsi
terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan positif,
dikarenakan guru yang memiliki masa kerja lebih lama akan lebih
diprioritaskan, sebaliknya guru yang mempunyai pengalaman
mengajar belum lama cenderung mempunyai persepsi terhadap
dikarenakan dalam Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan
Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2007:12) guru yang memiliki masa
kerja lebih lama akan lebih diprioritaskan sedangkan guru dengan
masa kerja yang sedikit kurang diprioritaskan.
3. Persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru
dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain tentang
penilaian portofolio pada sertifikasi berbeda-beda karena memiliki
kepangkatan/golongan yang berbeda-beda. Guru yang mempunyai
kepangkatan/golongan lebih tinggi cenderung mempunyai persepsi
terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan negatif,
dikarenakan hal ini dianggap sudah biasa, kesejahteraan mereka
sudah terjamin sebelum mereka mengikuti penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. sebaliknya guru yang mempunyai
kepangkatan/golongan lebih rendah cenderung mempunyai
persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan positif, karena jika menerima tunjangan profesi tingkat
kepuasan yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan guru dengan
golongan jabatan lebih tinggi
4. Persepsi guru terhadap penilaian portofolio pada sertifikasi guru
dalam jabatan di tinjau dari latar bealakang pendidikan
Persepsi antara guru yang satu dengan yang lain terhadap
latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Guru yang
mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi cenderung
mempunyai persepsi terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan positif, dikarenakan telah memenuhi kriteria utama
calon peserta penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
sehingga mereka berhak untuk mengikuti penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan. Sebaliknya guru yang mempunyai
latar belakang pendidikan lebih rendah cenderung mempunyai
persepsi tentang penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan
negatif, dikarenakan harus menempuh pendidikan lebih lanjut
untuk memperoleh gelar akademik jenjang D4/S1 apabila
menginginkan dapat mengikuti program penilaian portofolio
sertifikasi guru.
D. Perumusan Hipotesis
1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja guru.
2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari kepangkatan/golongan.
3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-komperasi, yaitu
untuk mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru terhadap penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu untuk
mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari pengalaman
mengajar/masa kerja guru, kepangkatan/golongan, dan latar belakang
pendidikan guru.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di enam SMP di kota Yogyakarta yang
meliputi SMPN 1, SMPN 13, SMP Bhineka, SMP Pangudi Luhur 1,
SMP Budi Wacana, dan SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan pada bulan Februari 2010.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini nampak
Tabel 3.1
SMP Pangudi Luhur 1 SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3
Jumlah sampel penelitian sebanyak 122 responden, dan teknik
sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik aksidental
sampling (sampel seadanya)(Sugiyono, 2010:78). Teknik ini dilakukan
karena mempertimbangkan jumlah sampel yang diperoleh tidak sama
dengan jumlah populasi yang berasal dari SMP.Mengingat demikian,
maka peneliti mengambil sampel guru-guru di 6 SMP (2 SMP Negeri
dan 4 SMP Swasta) di kota Yogyakarta yang nampak dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2
Tabel Sampel Responden
Nama Sekolah Jumlah Guru % SMP Negeri 1
SMP Negeri 17 SMP Bhineka SMP Pangudi Luhur SMP Budi Wacana SMP BOPKRI 3
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel golongan
jabatan, variabel pengalaman mengajar/masa kerja, variabel latar
belakang pendidikan guru.
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam.
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel bebas
1) Variabel Masa kerja
Variabel masa kerja diukur berdasarkan lamanya mengajar
dalam jumlah tahun. Variabel Masa kerja diberi skor sebagai
berikut
Table 3.3
Skoring Variabel masa kerja
No Masa kerja Skor
1 < 10 TH 0
2 10-<20 TH 1
3 ≥ 20 TH 2
2) Variabel Pangkat /Golongan
Variabel golongan/jabatan diberi skor sebagai berikut:
Table 3.4
Skoring Variabel Golongan/Pangkat
No Jabatan Guru Skor
1 II/a,b,c,d 1
2 III/a,b,c,d 2
3 IV/a,b,c,d 3
3) Variabel Pendidikan Tertinggi
Pendidikan tertinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Pemberian skor untuk variabel tingkat pendidikan adalah
sebagai berikut.
Table 3.5
Skoring Variabel Latar Belakang Pendidikan No Latar Belakang Pendidikan Skor
1 D3 1
2 D4/S1 2
3 S2 3
b. Variabel terikat
Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi
Guru dalam Jabatan
Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru
dalam Jabatan merupakan pendapat guru tentang
permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penialaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan. Penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan tidak terlepas dari 10 dimensi, dimensi tersebut antara lain:
Kualifikasi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman
Mengajar, Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian
dari Atasan dan Pengawas, Prestasi Akademik, Karya
Pengembangan Profesi, Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah,
Pengalaman menjadi Pengurus Organisasi di Bidang Kependidikan
dan Sosial, Penghargaan yang Relevan dengan Pendidikan.
Pengukuran variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert
Tabel 3.6
Skala likert untuk pertanyaan bersifat positif dan negatif
Keterangan Skor Skor
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang setuju 2 3
Tidak setuju 1 4
3. Teknik pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sejumlah daftar pertanyaan maupun pertanyaan yang disusun secara
tertulis berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Di bawah ini disajikan tabel kisi-kisi penyusunan kuesioner veriabel persepsi
guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan Tabel 3.7
Oprasionalisasi Variabel Persepsi Terhadap Penialain Portofolio Sertifikasi Guru
No Dimensi Indikator Nomor item
kuesioner 1 Kualifikasi
Akademik
1.1Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
kepemilikan ijazah
(akademik) dalam
bidang pedagogic
1.2 Kompetensi guru dalam
1‐ 12
hubungannya dengan
kepemilikan ijazah
(akademik) dalam
bidang professional
2 Pendidikan
dan Pelatihan
2.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
pendidikan dan
pelatihan dalam bidang
pedagogik.
2.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
pendidikan dan
pelatihan dalam bidang
profesional.
13-19
3 Pengalaman
Mengajar
3.1 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang
pedagogik.
3.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang
kepribadian.
3.3 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
pengalaman mengajar
dalam bidang sosial.
20-22
4 Perencanaan
dan
4.1 Kompetensi dalam
hubungannya dengan
pelaksanaan
4.2 Kompetensi dalam
hubungannya dengan
5.1 Kompetensi guru yang
berhubungan dengan
peniliaian dari atasan
dan pengawas dalam
bidang kepribadian
5.2 Kompetensi guru yang
berhubungan dengan
penilaian dari atasan
dan pengawas dalam
bidang social
50-57
6 Prestasi
Akademik
6.1 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang pedagogik
6.2 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang sosial
6.3 Kompetensi guru dalam
hubungan dengan
prestasi akademik dalam
bidang profesional
7 Karya
Pengembangan
Profesi
7.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
karya pengembangan
profesi dalam bidang
pedagogik
7.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
karya pengembangan
profesi dalam bidang
professional
76-82
8 Keikutsertaan
dalam Forum
Ilmiah
8.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang pedagogic
8.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang sosial
8.3 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
keikutsertaan dalam
forum ilmiah dalam
bidang professional
83-88
9 Pengalaman
menjadi
Pengurus
9.1 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
Pengalaman menjadi
Organisasi di
Bidang
Kepndidikan
Dan Sosial
pengurus organisasi di
bidang kepndidikan
dan social dalam
bidang kepribadian
9.2 Kompetensi guru dalam
hubungannya dengan
Pengalaman menjadi
pengurus organisasi di
bidang kepndidikan
dan sosial dalam
bidang sosial
10 Penghargaan
yang Relevan
dengan
Pendidikan
10.1 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang pedagogik
10.2 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang kepribadian
10.3 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang sosial
10.4 Kompetensi guru
dalam hubungannya
dengan penghargaan
yang relevan dengan
pendidikan dalam
bidang professional
Pengukuran variabel persepsi guru tentang penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan menggunakan skala likert seperti
yang telah diuraikan diatas.
E. Pengujian instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahian suatu instrumen. Insntrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2002:45).
Taraf validitas suatu instrumen dinyatakan dalam koefisien validitas
(rxy) yang dicari dengan menggunakan rumus korelasi produk moment