1 PENDUGAAN POTENSI PRODUKSI HHBK KAYU PUTIH ( Melaleuca
cajuputi ) DI BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA
(POTENTIAL PRODUCATION ESTIMATION 0F CAJUPUT NON TIMBER FOREST PRODUCT (Melaleuca cajuputi) IN BKPH RINJANI BARAT
PELANGAN TASTURA)
Dewi Yulia Oktafiana 1, Sitti Latifah 2, dan Budhy Setiawan3 Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram
Jln. Majapahit No 62, Mataram, NTB E-mail : Dewiyuliaoktafiana@gmail.com
Abstract
This study aims (1) to determine the distribution of eucalyptus trees (2) the potential production of eucalyptus leaves and (3) the potential productivity of eucalyptus oil in BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. This study was conducted in January until April 2018 at the Malimbu Resort and Monggal Resort area at BKPH Rinjani Barat Pelang Tastura. The research method used is the mapping method, inventory, literature study and interview. The variables of this study consisted of the distribution pattern of eucalyptus plants, the number of stems found, the number of leaves obtained and the amount of oil produced. Based on the results of the study, it shows that (1) the distribution patterns indicate that it tends to be irregular, (2) for the potential of leaves produced from the Resort Malimbu area which is 5568.95 kg with an average leaf weight per tree of 6.35 kg / trees and average leaf weight per hectare were 44.55 kg / ha, while for the Monggal Resort area the resulting leaf potential was 2921.44 kg with an average leaf weight per tree of 3.04 kg / tree. So that for the average per hectare it can produce a leaf weight of 23.37 kg / ha. (3) The potential productivity of eucalyptus oil produced in the Malimbu Resort area is 17.54 liters with oil produced per tree of 0.02 liters / tree. So that the oil produced per hectare is 0.14 liters / ha. Whereas for the Monggal Resort area the potential oil produced is 19.22 liters with an average of oil per tree can be produced by 0.02 liters / tree. So that the oil produced per hectare is 0.15 liters / ha.
Keywords: potential, eucalyptus, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura
Abstrak
rata-2 rata berat daun per pohon sebesar 3,04 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 23,37 kg/ha. (3) Potensi produktivitas minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 17,54 liter dengan minyak yang dihasilkan per pohon sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,14 liter/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi minyak yang dihasilkan sebesar 19,22 liter dengan rata-rata minyak per pohon dapat dihasilkan sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,15 liter/ha.
Kata Kunci : Potensi, Kayu Putih, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura
Pendahuluan
Menurut Peraturan Menteri No.P35/ Menhut-II/ 2007, hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu sebagai segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun Hasil Hutan Bukan Kayu yang sedang dikembangkan di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura adalah Nilam dan Kayu Putih.
Kayu putih merupakan salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu yang dikembangkan menjadi “Core Bisnis” dari BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura. Saat ini BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura telah memiliki 2 pabrik pengolahan kayu putih, yang salah satunya berada di Desa Malaka dengan kapasitas 300 kg. Bahan baku untuk pabrik ini berasal dari kawasan hutan di BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura, dimana semenjak tahun 2012 dan 2013, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura telah melakukan penanaman kayu putih seluas 250 Ha yang tersebar di Resort Malimbu dan Resort Monggal.
Dengan mempergunakan jarak tanam 3x3 m dan asumsi bahwa untuk dan setiap 300 kg akan menghasilkan 1 liter minyak kayu putih, serta pola tanam yang sesungguhnya beraturan. Akan tetapi pada kenyataannya adanya gangguan baik alami maupun antropogenik menyebebakan potensi yang besar tersebut tidak dapat tercapai. Sehingga sangat penting untuk mengetahui potensi sebaran kayu putih dapat digunakan untuk menduga jumlah produksi minyak kayu putih, sehingga pengelola dapat mengelola secara berkelanjutan.
3 Melihat kondisi tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini kedepan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan tanaman kayu putih secara berkelanjutan di kawasan BKPH Rinjani Barat. Adapun tujuan penelitian ini yaitu (1) untuk mengetahui sebaran pohon kayu putih, (2) untuk mengetahui potensi produksi daun kayu putih, (3) untuk mengtahui potensi produktivitas minyak kayu putih.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari s/d April 2018 di kawasan Resort Malimbu dan Resort Monggal, BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura.
Dalam penelitian ini menggunakan metode (1) perpetaan (mapping), yaitu untuk mengetahui sebaran tanaman kayu putih, (2), inventarisasi yaitu dengan mengumpulkan data terkait jumlah batang dan jumlah daun kayu putih yang ada dengan menggunakan metode sensus (3), studi pustaka dan wawancara yaitu untuk mendapatkan data yang terkait dengan potensi produktivitas minyak kayu putih.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4, yaitu Pola sebaran tanaman kayu putih, Jumlah batang yang ditemukan, Jumlah daun yang diperoleh, dan Jumlah minyak yang dihasilkan. Kemudian dilakukan analisis data dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap mapping/perpetaan dan tahap inventarisasi.
Hasil dan Pembahasan
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kawasan Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Rinjani Barat Pelangan Tastura yang berada di dua Resort yaitu Resort Malimbu dan Resort Monggal pada Kecamatan Pemenang dan Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, kawasan hutan yang ada di Resort Malimbu ini seluas 3.760,17 Ha dan Resort Monggal seluas 7.248,88 Ha.
2. Sebaran Tanaman Kayu Putih
Sebaran Tanaman Kayu Putih dalam hal ini yaitu letak ditemukannya Kayu Putih setelah melakukan penandaan dan pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Berdasarkan hasil penelitian, yang ada di kawasan Resort Malimbu dan Resort Monggal tersebar secara tidak beraturan.
4
Gambar 1. Peta Sebaran Tanaman Kayu Putih Kawasan Resort Malimbu Picture 1. Map of Distribution of Eucalyptus Plants in the Malimbu Resort Area
Dari peta diatas dapat dilihat bahwa sebaran tempat tumbuh tanaman kayu putih yang berada pada Kawasan Resort Malimbu. Pada Kawasan Resort Malimbu yang meliputi kelima Dusun tersebut yaitu Dusun Klui, Dusun Lendang Luar, Dusun Malimbu, Dusun Badung, dan Dusun Teluk Nare dan setiap dusun yang ada hampir semua tersebar terdapat tumbuh tanaman kayu putih tersebut , Akan tetapi pertumbuhan dari tanaman kayu putih yang tidak merata antara Dusun yang satu dengan Dusun yang lainnya. Hal ini di karenakan lokasi tempat tumbuh kayu putih tersebut pada setiap Dusunnya berbeda-beda kondisi kawasannya.
5 Dari peta diatas dapat dilihat bahwa peta sebaran tempat tumbuh tanaman kayu putih yang ada pada Resort Monggal. Pada Kawasan Resort Mongal yang meliputi kelima Dusun tersebut kayu putih tumbuh dengan tidak merata pada setiap Dusun. Kawasan Resort Monggal memilki ketinggian 600-1900 (Landai, bergelombang dengan lembah dalam, dan curam) di kondisi kawasan yang sedikit tertutup dengan vegetasi. Hal ini di sebabkan karena menurut tempat tumbuh kayu putih yang kurang mendukung seperti halnya tempat yang agak tertutup dan lembab.
Tabel 1. Nilai Statistik Resort Malimbu Table 1. Malimbu Resort Statistical Value
No Dusun Xi Luas (ha) µ σ2 σ
1. Klui 206 25 8.24 1629.54 40.37 8.07
2. Lendang Luar 339 25 13.56 4412.97 66.43 13.29
3. Malimbu 77 25 3.08 227.67 15.09 3.02
4. Badung 149 25 5.96 825.52 29.20 5.84
5. Teluk Nare 106 25 4.24 431.46 20.77 4.15
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018
Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa nilai statistik dari masing-masing Resort yaitu hasil perhitungannya nilai rata-rata, varians, standar deviasi dan simpangan baku dari masing-masing Dusun. Pada kawasan resort malimbu dari kelima Dusun tersebut yang paling tinggi nilai rata-ratanya adalah terdapat pada Dusun Lendang Luar yaitu senilai 13.56 dan yang terendah terdapat pada Dusun Malimbu yaitu 3.08.
Tabel 2. Nilai Statistik Resort Monggal Table 2 Resort Statistical Value
No Dusun Xi Luas (ha) µ σ2 σ
1. Buani 107 25 4.28 439.64 20.97 4.19
2. Dasan Bangket 360 25 14.40 4976.64 70.55 14.11
3. Todo 248 25 9.92 2361.75 48.60 9.72
4. Kali Pucak 148 25 5.92 841.11 29.00 5.80
5. Mur Baru 98 25 3.92 368.79 19.20 3.84
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018
6 3. Potensi Produksi Daun Minyak Kayu Putih
Tabel 3. Berat Daun Tanaman Kayu Putih Berdasarkan Kawasan Resort Malimbu
Table 3. The Weight Of Eucalyptus Plants Based On The Malimbu Resort Area
No
Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa pada kawasan Resort Malimbu berat daun per individu pohon dari masing-masing Dusun yang paling tinggi rata-rata berat daun terdapat pada Dusun Malimbu yaitu 6,85 kg/pohon dan yang paling rendah berat daun per individu pohon terdapat pada Dusun Teluk Nare yaitu 5,5 kg/pohon.
Tabel 4. Berat Daun Tanaman Kayu Putih Berdasarkan Kawasan Resort Monggal
Table 4. The Weight Of Eucalyptus Plants Based On The Malimbu Resort Area
No sampel Dusun Buani
Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018
Berat daun per individu pohon sangat beragam berdasarkan pada kelas umur dan tempat tumbuh. Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa berat daun per individu pohon pada Kawasan Resort Malimbu memilki rata-rata berkisaran antara 5-6 kg/ pohon. Sedangkan pada Tabel 4. dapat dilihat pula bahwa berat daun per individu pohon pada Kawasan Resort Monggal memiliki rata-rata berkisaran antara 3 – 4 kg/ pohon.
7 tetapi kondisi lapangan yang berbeda pula. Pada Kawasan Resort Malimbu ini tanaman kayu putih tumbuh dengan kualitas yang sangat bagus dan memilki tempat terbuka yang sangat cocok untuk tanaman intoleran seperti tanaman kayu putih ini. Sedangkan untuk Resort Monggal memilki tempat yang sedikit rapat dengan tumbuhan dan tempat yang sedikit lembab sehingga tanaman kayu putih menjadi sedikit kurang berkualitas pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas jenis Melaleuca cajuputi pada Kawasan Resort Malimbu lebih potensial berdasarkan produksi daun per pohon.
4. Potensi Produktivitas Minyak Kayu Putih
Adapun nilai statistik potensi minyak kayu putih di Kawasan Resort Malimbu ini dijelaskan pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
Tabel 5. Nilai Statistik Potensi Minyak Kayu Putih di Kawasan Resort Malimbu Table 5. Statistical Value of Eucalyptus Oil Potential in Malimbu Resort Area
No. Dusun Potensi Daun (kg) Potensi Minyak (liter)
Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018
Keterangan : S = Semai P = Pancang T = Tiang
8 nilai minyak yang paling sedikit dihasilkan pada tingkat semai dengan nilai sebesar 0,53 liter, dimana dengan total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan sebesar 3,38 liter. Sementara untuk Dusun Teluk Nare minyak kayu putih yang dihasilkan paling tinggi terdapat pada tingkat semai yaitu dengan nilai sebesar 0,86 liter sedangkan yang paling rendah minyak yang dihasilkan pada tingkat tiang dengan nilai sebesar 0,26 liter dan total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan yaitu sebesar 1,94 liter.
Adapun dari kelima Dusun tersebut yang paling tinggi nilai minyak kayu putih yang dihasilkan dilihat dari nilai total keseluruhannya yaitu terdapat pada Dusun Lendang Luar yaitu dengan nilai sebesar 7,54 liter sedangkan yang paling rendah nilai minyak putih yang dihasilkan yaitu terdapat pada Dusun Malimbu dengan nilai sebesar 1,76 liter.
Tabel 6. Nilai Statistik Potensi Minyak Kayu Putih di Kawasan Resort Monggal Table 6. Statistical Value of Eucalyptus Oil Potential in Monggal Resort Area
No. Dusun Potensi Daun (kg) Potensi Minyak (liter)
Data Primer : Diolah Pada Tahun 2018
Keterangan : S = Semai P = Pancang T = Tiang
9 ditemukannya pertumbuhan pada tingkat tiang, sementara untuk daun yang akan di produksi tidak ada sehingga pada Dusun Mur Baru minyak kayu putih yang dihasilkan tidak ada dan untuk nilai total keseluruhan minyak kayu putih yang dihasilkan pada Dusun Mur Baru ini adalah sebesar 0,82 liter. Selanjutnya yang terakhir yaitu pada Dusun Kali Pucak, minyak kayu putih yang dihasilkan dengan nilai minyak paling tinggi yaitu pada tingkat semai sebesar 1,13 liter dan yang paling rendah nilai minyak kayu putih yang dihasilkan pada tingkat tiang yaitu sebesar 0,05 liter dengan total keseluruhan minyak kayu putij yang dihasilkan sebesar 1,33 liter.
Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa yang paling banyak menghasilkan minyak kayu putih dari kelima Dusun tersebut yaitu terdapat pada Dusun Dasan Bangket dengan nilai sebesar 3,84 liter sedangkan untuk minyak kayu putih yang paling sedikit dihasilkan minyak terdapat pada Dusun Mur Baru yaitu sebesar 0,82 liter.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Sebaran tanaman Kayu Putih yang ada di Resort Malimbu dan Resort Monggal menunjukkan bahwa memiliki pola sebaran yang cenderung beraturan.
2. Saat ini untuk potensi berat daun yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 5568,95 kg dengan rata-rata berat daun per pohon yaitu sebesar 6,35 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 44,55 kg/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi daun yang dihasilkan sebesar 2921,44 kg dengan rata-rata berat daun per pohon sebesar 3,04 kg/pohon. Sehingga untuk rata-rata per hektarnya dapat dihasilkan berat daun sebesar 23,37 kg/ha.
3. Potensi produktivitas minyak kayu putih yang dihasilkan pada kawasan Resort Malimbu sebesar 17,54 liter dengan minyak yang dihasilkan per pohon sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,14 liter/ha. Sedangkan untuk kawasan Resort Monggal potensi minyak yang dihasilkan sebesar 19,22 liter dengan rata-rata minyak per pohon dapat dihasilkan sebesar 0,02 liter/pohon. Sehingga minyak yang dihasilkan per hektarnya sebesar 0,15 liter/ha.
Saran
1. Pada pengelolaan tanaman kayu putih ini sebaiknya untuk melakukan penanaman kayu putih dengan hasil tegakan yang bagus dilakukan penanaman di tempat yang terbuka.
2. Untuk minyak kayu putih sebaiknya yang diproduksi itu hanya pada tingkat pancang dan tiang supaya menghasilkan minyak yang banyak dan berkualitas.
10 DAFTAR PUSTAKA
Agusta A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB. Ditjen Perkebunan, 2006 . Nilam . Statistik Perkebunan Indonesia . 2003-2006.
19 Hal.
Ginting S. 2004. Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan MutuMinyak Atsiri Daun Sereh Wangi [skripsi]. Medan: Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri Jilid 1, terjemahan dari: Essential Oil, penerjemah: Ketaren S, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Guenther E. 1990. Minyak Atsiri. Jilid IVB. Jakarta: UI Press. Handita LK. 2011. Kayu Putih. [20 Juli 2011].
Kasmudjo, 1992. Dasar-dasar Pengelolaan Minyak Kayu Putih, Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta
Khabibi, J., 2011, Pengaruh Penyimpanan Daun dan Volume Air Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Kayu Putih, skripsi, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lutony., TL, Rahmayati Y. 1994. Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya
Manan, S. 1976. Silvikultur. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mohamad Siarudin, Aji Winara, Yonky Indrajaya, Edi Junaidi & Ary Widiyanto, n.d. Potensi Produksi Daun Minyak Kayu Putih Jenis Asteromyrtus symhpyocarpa Di Taman Nasional Wasur. Balai Penelitian Teknologi Agroforestri.
Mulyadi, T. 2005. Studi pengelolaan kayu putih Melaleuca leucadendron LINN berbasis ekosistem di BDH Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta. Thesis Program Pascasarjana S-2 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.
Peraturan Menteri kehutanan P.67/Menhut-II/2006 tentang kriteria dan standar inventarisasi hutan
Republik Indonesia.1999.Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
11 Siarudin,Mohammad, Aji Winara, Yonky Indrajaya, Edy Junaidi & Ary Widiyanto. 2016. Potensi Produksi Daun Dan Minyak Kayu Putih Jenis Asteromyrtus symhpyocarpa di Taman Nasional Wasur.
Simmonds, N.W., 1982. Principles of Crops. Improvement. Logman. London – New York.
Simon.2007. Metode Inventore.Pustaka Pelajar.
Spurr, N.H. 1952. Forest Inventory. The Ronald Press Company. New York. Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Alfabeta CV. Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono.2016. Metode Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Subana dan Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka
Setia.
Sumadiwangsa S. 1976. Teknik pengolahan dan kualitas minyak kayu putih. Laporan No. 67 Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Departemen Pertanian. Bogor.
Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. PT. Melton Putra. Jakarta.