• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2014"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Triwulan I-2014, PDRB Bali mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,39 persen dibanding Triwulan IV-2013 (quarter to quarter/q-to-q). Kontraksi disebabkan karena berkontraksinya beberapa sektor perekonomian seperti sektor pertanian sebesar 2,84 persen, sektor penggalian sebesar 5,73 persen, sektor Listrik, gas dan air bersih (LGA) sebesar 0,58 persen dan sektor jasa-jasa 1,93 persen.

 Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (year on year/y-on-y), PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 5,43 persen, yang didorong oleh beberapa sektor ekonomi. Sementara sektor penggalian dan sektor bangunan/konstruksi pada triwulan ini justru menjadi penghambat pertumbuhan dimana kedua sektor tersebut mengalami kontraksi masing-masing sebesar 5,70 persen dan 5,27 persen. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan tertinggi (economic drive) terjadi pada sektor jasa-jasa sebesar 9,23 persen.

 Besaran nominal PDRB Bali atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2014 mencapai Rp 25,02 trilyun, sementara atas dasar harga konstan mencapai Rp 8,89 trilyun.

 Konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen utama penggerak perekonomian dari sisi penggunaan

(demand side), dengan share sebesar 58,59 persen.

 Sebagian besar komponen penyusun PDRB mengalami penurunan kecuali komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba yang tumbuh 3,10 persen.

 Meskipun secara (q-to-q) mengalami penurunan, dibandingkan dengan tahun sebelumnya (y-on-y), perekonomian Bali masih tumbuh positif, utamanya didorong oleh pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah, dan Ekspor.

No. 30/05/51/Th. VIII, 5 Mei 2014

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

B

ALI

T

RIWULAN

I

T

AHUN

2014

1.

Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan I – 2014

Perekonomian Bali pada Triwulan I-2014 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) jika dibandingkan dengan triwulan IV 2013 yaitu sebesar 0,39 persen. Kontraksi disebabkan akibat beberapa sektor ekonomi mengalami kontraksi diantaranya sektor pertanian sebesar 2,84 persen, sektor penggalian sebesar 5,73 persen, sektor listrik, gas dan air minum (LGA) sebesar 0,58 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 1,93 persen. Selain beberapa sektor tersebut, sektor lainnya tetap tumbuh meski mengalami perlambatan pada Triwulan ini.

Kontraksi di sektor pertanian dipengaruhi oleh penurunan nilai tambah di sub sektor tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan masing-masing sebesar 7,35 persen dan 2,84 persen. Penurunan nilai tambah sub sektor tanaman pangan pada triwulan ini sangat dipengaruhi oleh turunnya nilai produksi tanaman padi yang mencapai sebesar 26,77 persen. Kontraksi pada sektor

(2)

penggalian disebabkan karena menurunnya aktivitas dari beberapa sentra penggalian seperti di Kabupaten Karangasem yang tercermin dari penurunan produksi sebesar 6,19 persen dan penurunan penerimaan pajak di sektor tersebut. Kontraksi di sektor LGA disebabkan karena berkontraksinya sub sektor listrik sebesar 0,58 persen dan kontraksi pada sektor jasa-jasa disebabkan karena berkontraksinya sub sektor pemerintahan umum sebesar 4,52 persen. Seperti pada triwulan-triwulan sebelumnya, sektor pemerintahan cenderung mengalami penurunan pada awal tahun sebagai akibat dari belum optimalnya penyerapan anggaran pada awal tahun.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Persen)

No Lapangan Usaha

Q-to-Q Y-on-Y Sumber Pertumbuhan Trw I 2014

Trw.

I-2013 Trw. IV-2013 Trw. I-2014 Trw. I-2013 Trw I - 2014 (Q-to-Q) (Y-on-Y)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Pertanian (2,97) 0,88 (2,84) 2,14 1,00 (0,50) 0,18 2 Penggalian 3,10 0,57 (5,73) 16,46 (5,70) (0,04) (0,04) 3 Industri 0,20 3,41 0,79 8,02 7,03 0,08 0,70 4 LGA 2,99 1,23 (0,58) 9,85 3,30 (0,01) 0,05 5 Bangunan 3,05 3,21 1,62 21,10 (5,27) 0,07 (0,26) 6 PHR (0,27) 0,44 0,72 5,75 6,48 0,23 2,08 7 Angkutan 0,29 1,14 0,10 5,17 7,11 0,01 0,78 8 Keuangan 0,24 3,34 0,83 8,78 7,99 0,06 0,58 9 Jasa-jasa 0,13 (0,09) (1,93) 8,93 9,23 (0,30) 1,35 PDRB (0,33) 1,14 (0,39) 6,71 5,43 (0,39) 5,43

Perekonomian Bali pada triwulan I-2014 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,43 persen, lebih lambat dari pertumbuhan Triwulan I-2013 yaitu sebesar 6,71 persen. Pertumbuhan hampir terjadi pada semua sektor kecuali sektor penggalian dan sektor konstruksi yang turun sebesar 5,70 persen dan 5,27 persen. Untuk sektor yang mengalami pertumbuhan, tercatat bahwa sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 9,23 persen diikuti oleh sektor keuangan tumbuh sebesar 7,99 persen, sektor angkutan tumbuh sebesar 7,11 persen, sektor industri tumbuh sebesar 7,03 persen, sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) tumbuh sebesar 6,48 persen, sektor LGA tumbuh sebesar 3,30 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian yang hanya tumbuh sebesar 1,00 (satu) persen.

Sektor yang memberikan sumbangan terbesar (y-on-y) (source of growth) terhadap pertumbuhan perekonomian Bali pada triwulan I-2014 adalah sektor PHR sebesar 2,08 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 1,35 persen dan sektor angkutan sebesar 0,78 persen.

(3)

2.

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Bila dilihat dari nilai absolutnya, perkembangan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku cenderung meningkat, namun menurut harga konstan cenderung terjadi penurunan. Berdasarkan harga berlaku (secara nominal), pada Triwulan IV-2013 PDRB Bali mencapai Rp 24,60 trilyun. Setelah itu, angka PDRB Bali meningkat menjadi Rp 25,02 trilyun di Triwulan I-2014. Peningkatan ekonomi secara nominal tidak diikuti oleh peningkatan ekonomi secara riil atau berdasarkan harga konstan, di mana nilai PDRB riil Bali justru mengalami penurunan dari Rp 8,92 trilyun di Triwulan IV-2013 menjadi Rp 8,89 trilyun di Triwulan I-2014.

Secara nominal (harga berlaku), sektor PHR masih mendominasi PDRB Bali dengan nilai tambah sebesar Rp 7,56 trilyun pada Triwulan I-2014. Nilai terbesar kedua dibentuk oleh sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Rp 4,11 trilyun dan posisi ketiga ditempati sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp 3,91 trilyun. Sementara itu, berdasarkan harga konstan (secara riil), untuk posisi pertama dan kedua juga dibentuk oleh sektor PHR dan sektor pertanian dengan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 2,88 trilyun dan Rp 1,51 trilyun. Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp 1,35 trilyun. Selengkapnya dapat disimak pada Tabel.2 berikut ini.

Tabel 2

PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Trilyun rupiah)

No Lapangan Usaha

ADH Berlaku ADH Konstan 2000 Triwulan IV

2013 Triwulan I 2014 Triwulan IV 2013 Triwulan I 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 4,03 4,11 1,56 1,51 2 Penggalian 0,19 0,18 0,07 0,06 3 Industri 2,16 2,21 0,89 0,89 4 LGA 0,52 0,53 0,14 0,14 5 Bangunan 1,20 1,23 0,38 0,39 6 PHR 7,35 7,56 2,86 2,88 7 Angkutan 3,55 3,57 0,99 0,99 8 Keuangan 1,68 1,72 0,66 0,67 9 Jasa-jasa 3,91 3,91 1,37 1,35 PDRB 24,60 25,02 8,92 8,89

3.

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

Pada triwulan I-2014, struktur perekonomian Bali yang dilihat dari kontribusi masing–masing sektor terhadap pembentukan PDRB ditunjang oleh dua sektor ekonomi dominan, yakni sektor PHR dan sektor pertanian. Kedua sektor ini memberi kontribusi (share) masing-masing sebesar 30,21 persen dan 16,44 persen. Kontribusi sektor PHR mengalami peningkatan dari 29,89 persen pada triwulan IV 2013 dan menjadi 30,21 persen pada triwulan I-2014.

Sementara kontribusi sektor pertanian secara triwulanan cenderung berfluktuasi. Namun pelan tapi pasti, kontribusi sektor pertanian terus menurun, walaupun jika dibandingkan antara triwulan IV-2013 dengan triwulan I-2014 kontribusi sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan dari 16,40 persen menjadi 16,44 persen.

(4)

Selain kedua sektor tersebut di atas, sektor ekonomi yang juga berkontribusi cukup tinggi terhadap perekonomian Bali adalah sektor jasa-jasa dan sektor angkutan. Sektor jasa-jasa pada triwulan I-2014 memberikan kontribusi sebesar 15,62 persen dan sektor angkutan berkontribusi sebesar 14,27 persen.

Sementara diluar keempat sektor tersebut, kontribusi yang disumbangkan oleh sektor lainnya cenderung masih berada dibawah 10 persen. Namun demikian kontribusi dari beberapa sektor tersebut pada triwulan I-2014 ini terlihat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seperti sektor industri yang meningkat dari 8,79 persen menjadi 8,84 persen, sektor keuangan yang meningkat dari 6,82 persen menjadi 6,87 persen, sektor bangunan meningkat dari 4,89 persen menjadi 4,90 persen dan sektor LGA meningkat dari 2,11 persen pada menjadi 2,12 persen. Kecuali sektor penggalian mengalami penurunan yaitu dari 0,78 persen pada triwulan IV-2013 menjadi 0,73 persen pada triwulan I 2014 ini,

Tabel 3

Kontribusi Masing Masing Sektor Terhadap PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen)

No Lapangan Usaha Tahun 2013 Th. 2014

TRW I TRW II TRW III TRW IV TRW I (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian 16,98 17,20 16,73 16,40 16,44 2 Penggalian 0,83 0,82 0,78 0,78 0,73 3 Industri 8,81 8,75 8,52 8,79 8,84 4 LGA 2,08 2,09 2,06 2,11 2,12 5 Bangunan 5,63 5,32 4,78 4,89 4,90 6 PHR 29,81 29,83 30,01 29,89 30,21 7 Angkutan 14,09 14,09 14,38 14,43 14,27 8 Keuangan 6,75 6,74 6,64 6,82 6,87 9 Jasa-jasa 15,03 15,17 16,09 15,89 15,62 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

4.

PDRB Provinsi Bali Menurut Penggunaan

Dari sisi penggunaan (demand side) total PDRB atas dasar harga berlaku yang tercipta di triwulan I 2014 mencapai Rp 25,02 trilyun. Tidak jauh berbeda dengan kondisi pada triwulan sebelumnya, PDRB Bali di triwulan ini masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen utama penggerak perekonomian, dengan share sebesar 58,59 persen. Namun demikian, secara umum sebagian besar komponen penyusun PDRB di triwulan ini menurun dibandingkan triwulan IV 2013. Komponen yang tumbuh positif di triwulan ini adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba (LNPRT) dan komponen Impor. Meskipun tumbuh positif, namun peranan (share) pengeluaran Konsumsi LNPRT di triwulan ini sebesar 1,08 persen terhadap total PDRB yang tercipta dengan nilai nominal mencapai Rp. 0,27 trilyun. Sementara itu komponen Impor yang merupakan pengurang dari total PDRB tumbuh dengan nilai nominal mencapai Rp. 34,46 trilyun, lebih tinggi dari komponen ekspor yang mencapai Rp. 30,57 trilyun, sehingga secara umum sisi perdagangan luar negeri dan luar wilayah Bali deficit sebesar Rp. 3,89 trilun.

Seperti trend-trend sebelumnya di mana perekonomian Bali cenderung mengalami perlambatan bahkan kontraksi, pada triwulan I 2014 perekonomian Bali mengalami kontraksi atau tumbuh negatif

(5)

sebesar 0,39 persen. Dari seluruh komponen penyusun PDRB, hanya komponen konsumsi LNPRT dan Impor yang tumbuh positif. Pengeluaran konsumsi LNPRT tumbuh sebesar 3,10 persen, didukung oleh adanya kegiatan Pemilu Legislatif yang masa persiapannya telah dimulai dari awal tahun 2014. Komponen ini memberikan share terhadap pertumbuhan total sebesar 0,04 persen. Sementara itu komponen impor yang menjadi pengurang pada sisi pengeluaran tumbuh positif sebesar 0,05 persen. Dari seluruh komponen PDRB yang mengalami penurunan, komponen PMTDB (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto), turun paling tinggi dengan pertumbuhan mencapai -2,40 persen dengan share terhadap pertumbuhan sebesar -0,74 persen, diikuti penurunan komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 1,65 persen dengan share terhadap total pertumbuhan sebesar -0.20 persen. Sementara itu Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang merupakan penggerak dominan perekonomian turun sebesar 0,56 persen, turut memberikan share negatif terhadap total pertumbuhan sebesar 0,33 persen. Seiring dengan penurunan ekspor barang dan penurunan kunjungan wisman, Ekspor Bali pada triwulan ini turun sebesar 1,03 persen.

Tabel 4

Nilai PDRB Triwulan I-2013, Triwulan IV 2013, dan Triwulan I-2014 Menurut Komponen Penggunaan (trilyun rupiah)

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2013 2014 2013 2014

Trw I Trw IV Trw I Trw I Trw IV Trw I

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 )

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 12.89 14.31 14.66 4.98 5.31 5.28

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0.20 0.25 0.27 0.09 0.11 0.11

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.12 4.73 4.88 0.78 1.10 1.09

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8.49 8.67 8.64 2.85 2.74 2.68

5. Perubahan Inventori 0.09 0.10 0.10 0.02 0.02 0.02

Diskrepansi Statistik 0.19 0.06 0.36 (0.08) (0.17) (0.02)

6. Ekspor 23.84 30.05 30.57 6.16 7.24 7.17

7. Impor 26.32 33.58 34.46 6.37 7.43 7.44

PDRB 22.50 24.60 25.02 8.43 8.92 8.89

Meskipun secara q to q mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (y-on-y), perekonomian Bali masih tumbuh positif, dengan pertumbuhan sebesar 5,43 persen. Pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh pertumbuhan pada seluruh komponen pengeluaran kecuali PMTDB. Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh cukup tinggi dengan pertumbuhan sebesar 39,47 persen. Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada komponen pengeluaran LNPRT dengan pertumbuhan sebesar 20,79 persen. Komponen lainnya seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga, tumbuh 6,11 persen; ekspor 16,30 persen; dan impor meningkat 16,80 persen. Sementara itu komponen PMTDB mengalami kontraksi dengan pertumbuhan sebesar -6,13 persen. Total pertumbuhan ekonomi (y-on-y) sebesar 5,49 persen, utamanya disumbang oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan ekspor. Sumbangan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terhadap total pertumbuhan mencapai 3,60 persen. Pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan share sebesar 3,64 persen terhadap total pertumbuhan. Komponen ekspor memberikan sumbangan tertinggi pada pertumbuhan saat ini dengan share terhadap total pertumbuhan mencapai 11,92 persen.

(6)

Tabel 5

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Komponen Penggunaan (dalam persen)

Komponen Penggunaan Trw I 2014 terhadap Trw IV - 2013 Tw I 2014 terhadap TW I 2013 Sumber pertumbuhan q-to-q Sumber pertumbuhan y-on-y ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (0.56) 6.11 (0.33) 3.60

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3.10 20.79 0.04 0.23

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (1.65) 39.47 (0.20) 3.64

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (2.40) (6.13) (0.74) (2.07)

5. Perubahan Inventori (0.69) 6.09 (0.00) 0.01

6. Ekspor (1.03) 16.30 (0.83) 11.92

7. Impor 0.05 16.80 0.04 12.69

PDRB (0.39) 5.43 (0.39) 5.43

Perekonomian Bali pada triwulan ini masih dibentuk oleh pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Kontribusi konsumsi rumah tangga ditriwulan ini meningkat dibanding triwulan sebelumnya dengan kontribusi sebesar 58,59 persen terhadap total PDRB yang tercipta. Sementara itu komponen yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah PMTDB. Namun peranan PMTDB pada triwulan ini mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya dengan kontribusi sebesar 34,55 persen. Peningkatan perekonomian tentu tidak bisa lepas dari peranan pemerintah dalam bentuk konsumsi pemerintah. Beberapa triwulan terakhir peran konsumsi pemerintah terus mengalami peningkatan. Demikian juga peranan konsumsi pemerintah pada penciptaan PDRB di triwulan meningkat dengan share sebesar 19,50 persen. Meskipun mengalami kontraksi dibanding triwulan sebelumnya, peranan komponen ekspor mengalami sedikit peningkatan. Dengan total nilai ekspor (barang dan jasa) mencapai Rp 30,57 trilyun, komponen ini memberi kontribusi sebesar 122,21 persen terhadap total PDRB yang tercipta. Namun demikian total impor juga mengalami peningkatan dengan perbandingan 137,76 persen terhadap total PDRB.

Tabel 6

Distribusi Komponen PDRB Penggunaan Provinsi Bali Triwulan I-2013, Triwulan IV-2013, dan Triwulan I-2014

(dalam persen)

Komponen Penggunaan

Atas Dasar Harga Berlaku

2013 2014

Trw I Trw IV Trw I

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 57.29 58.18 58.59

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0.91 1.02 1.08

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13.85 19.24 19.50

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 37.71 35.26 34.55

5. Perubahan Inventori 0.40 0.41 0.42

6. Ekspor 105.98 122.20 122.21

7. Impor 116.97 136.54 137.76

(7)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Air pemadam kebakaran yang terkontaminasi harus dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.. Tindakan

Keharaman itu meliputi segala macam bunga atau manfaat yang dijadikan syarat oleh orang yang memberikan utang (muqrid}) kepada si penghutang (muqtarid}). 3) Berutang dengan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegahterjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, jugauntuk membunuh atau menurunkan

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Poduk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), jumlah penduduk, konsumsi

Pada sub bab metodelogi penelitian ini menjelaskan langkah-langkah yang akan dilalui untuk melakukan penelitian ini dalam penerapan pengenalan penerima surat formal dengan

tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga- banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu