• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN INFORMASI LABA DAN NILAI BUKU DENGAN EARNING MANAJEMENT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANDUNGAN INFORMASI LABA DAN NILAI BUKU DENGAN EARNING MANAJEMENT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

237

KANDUNGAN INFORMASI LABA DAN NILAI BUKU

DENGAN EARNING MANAJEMENT SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Umi Murtini

Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

umimurtini@yahoo.com

ABSTRACK

This research is aimed to examine the existence of information content of earning and book value. It is also examines the moderating effect of earning management on earning information content and book value. Moderated regression then used to test the hypotesis. The result shows the existing of information content on earning and book value. It is also shows that earning management strengthened the information content of book value, on the contrary, weakened the information content of earning.

Key words: earning management, information content, earning, book value

1. PENDAHULUAN

Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no 1 menyatakan bahwa informasi laba merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba dapat membantu stake holder melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa datang.

Infomasi akuntansi yang memiliki kandungan informasi dibutuhkan stakeholder dalam pengambilan keputusan sebagai tolok ukur kinerja perusahaan. Masalah akan terjadi jika informasi tersebut direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen (earning management). Tujuan manipulasi informasi dilakukan manajemen untuk “memperindah” kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan stake holder.

Investor berkepentingan memperoleh tingkat pengembalian tinggi, sedangkan manajemen mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, namun mengurangi tingkat pengembalian investor. Investor terpusat pada informasi laba yang disajikan perusahaan, bukan pada metode dan prosedur akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Subekti, 2005). Hal ini memberikan kesempatan kepada manajemen untuk melakukan manajemen laba. Perusahaan yang melakukan manajemen laba mengakibatkan laporan laba tidak dapat memberikan informasi sebenarnya, sehingga mengurangi reliabilitas laba.

Beberapa penelitian menemukan bahwa nilai buku juga merupakan obyek investor dalam menilai perusahaan. Wedari (2006) menyatakan bahwa nilai buku merupakan salah satu pendekatan alternatif dalam melakukan penilaian perusahaan. Nilai buku sebagai proksi menilai adaptasi dan penolakan (Kusuma, 2005).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Kusuma (2005) yang menguji dampak manajemen laba terhadap nilai relevansi informasi akuntansi dengan hasil manajemen laba, menjadikan kandungan informasi laba dan nilai buku berkurang. Manajemen laba diukur dengan menggunakan model Whelan dan McNamara (2004). Penelitian ini bertujuan menguji peran manajemen laba dalam memperkuat/memperlemah kandungan informasi laba dan nilai buku.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah proksi pengujian manajemen laba. Penelitian ini menggunakan model Kothari et al (2005) dengan alasan adanya kemungkinan ketidakmampuan pasar menggolongkan short term discresionary accrual dan long term discresionary accrual apabila menggunakan model Whelan dan McNamara (Kusuma, 2005).

(2)

238

2. KAJIAN LITERATUR

2.1 Manajemen Laba

Manajemen laba dapat diidentifikasi menggunakan aggregate accruals, specific accruals, dan distribution of earnings after management. Pendekatan aggregate accruals digunakan karena memberikan hasil yang kuat dalam mendeteksi manajemen laba (Sulistyanto, 2010). Basis akrual merupakan basis pencatatan akuntansi yang mewajibkan perusahaan mengakui hak dan kewajiban tanpa memperhatikan waktu aliran kas dan menggunakan semua komponen laporan keuangan untuk mendeteksi rekayasa keuangan itu.

2.2 Relevansi Informasi Akuntansi

Accounting Principle Board (APB) menyatakan bahwa kualitas pokok laporan keuangan adalah relevansi. Relevan adalah informasi akuntansi yang dapat menunjang keputusan ekonomi dimana ia digunakan. Francis dan Schipper (1999) memberikan empat interpretasi relevansi informasi akuntansi. Pertama, informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham. Kedua, merupakan nilai yang relevan bila mengandung variabel yang dapat digunakan dalam memprediksi variabel tersebut. Ketiga, hubungan statistik digunakan untuk mengukur penggunaan informasi dalam penetapan harga, sehingga nilai relevan diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengubah harga saham karena menyebabkan investor memperbaiki ekspektasinya. Keempat, relevansi nilai diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham. Sejalan dengan penelitian Francis dan Schipper (1999) dan Kusuma (2005), maka penelitian kali ini menggunakan interpretasi keempat.

2.3 Penelitian Terdahulu

Whelan dan McNamara (2004) melneliti perusahaan non keuangan Australia tahun 1997-2001. Variabel yang diteliti adalah manajemen laba, dimana akrual dibagi menjadi long term dan short term accrual. Relevansi informasi akuntansi diukur menggunakan model Ohlson. Hasil penelitian menunjukkan manajemen laba menurunkan relevansi laba dan nilai buku.

Kusuma (2005) meneliti dampak manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi dan pergeseran penggunaan laba ke nilai buku dengan menggunakan 495 perusahaan non keuangan. Manajemen laba digunakan model Whelan dan McNamara. Relevansi informasi akuntansi diukur menggunakan model Ohlson. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa relevansi laba menurun ketika perusahaan melakukan manajemen laba.

Habib (2004) menguji pengaruh manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi. Identifikasi manajemen laba menggunakan model yang dikembangkan oleh Leuz et al. (2001) dan Bhattacharya et al. (2001) Data yang dipakai adalah 5.318 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jepang dengan periode yang digunakan adalah tahun 1992-1999. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen laba berpengaruh negatif, baik itu terhadap relevansi laba maupun relevansi nilai buku.

2.4 Pengembangan Hipotesis

Kusuma (2005) menyatakan bahwa laba memiliki hubungan statistik dengan harga saham yang mencerminkan nilai perusahaan. Perubahan laba mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan yang tercermin dalam harga saham. Nilai buku memiliki nilai relevan karena nilai buku merupakan proksi untuk pendapatan normal masa depan yang diharapkan dan merupakan proksi untuk nilai adaptasi dan nilai penolakan. Dari argumentasi di atas, maka disusun hipotesis penelitian ini:

H1: Laba dan nilai buku memiliki kandungan informasi

Kusuma (2005) manajemen laba melalui total discretionary accruals mengurangi nilai relevan laba. Hal ini disebabkan oleh anggapan pasar bahwa perusahaan melakukan manajemen laba, maka angka laba yang dilaporkan tidak mencerminkan nilai sebenarnya sehingga tidak dapat dipercaya. Rahman dan Oktaviana (2010) menyimpulkan bahwa manajemen laba mengurangi relevansi informasi akuntansi, baik itu laba maupun nilai buku. Hal ini disebabkan ketika perusahaan melakukan manajemen laba, ketidakpercayaan investor tidak hanya

(3)

239

terletak pada angka laba yang dilaporkan, namun juga terhadap perusahaan secara menyeluruh. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini:

H2: Manajemen laba memperlemah kandungan informasi laba

Rahman dan Oktaviana (2010) menyimpulkan bahwa manajemen laba mengurangi relevansi informasi akuntansi, baik laba maupun nilai buku. Hal ini disebabkan ketika perusahaan melakukan manajemen laba, ketidakpercayaan investor tidak hanya terletak pada angka laba yang dilaporkan, namun juga terhadap perusahaan secara menyeluruh, termasuk nilai buku perusahaan tersebut. Berdasar hasil penelitian tersebut maka disusun hipotesis:

H3: Manajemen laba memperlemah kandungan informasi nilai buku

3. METODA PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data penelitian diperoleh dari:

a. Database laporan keuangan tahunan yang tersedia dalam database JSX guna memperoleh data operational income, operation cash flow, revenue, account receivable, serta net income dan total aset untuk menghitung return on asset

b. Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, umtuk memperoleh data-data laporan keuangan yang tidak terdapat di database BEI

c. Company report semua perusahaan manufaktur, untuk memperoleh data book value dan harga saham masing-masing perusahaan.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai dengan 2011. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang dipakai untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

a. Semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan telah mempublikasikan laporan keuangannya per 31 Desember 2007-2011 secara berturut-turut.

b. Sampel yang dipilih berdasarkan kelengkapan data yang dimiliki oleh setiap perusahaan.

3.3 Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Penelitian ini menggunakan variabel manajemen laba sebagai variabel independen dan variabel kandungan informasi laba dan nilai buku sebagai variabel dependennya, serta manajemen laba sebagai variabel pemoderasi.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunkan adalah perubahan harga saham (Pit) setelah tiga bulan laporan keuangan

dipublikasikan. Harga saham yang dipakai adalah harga saham akhir bulan kedua setelah laporan keuangan dipublikasikan dikarenakan untuk mencegah ketidakstabilan harga berkaitan dengan penyesuaian tambahan yang dilakukan beberapa saat pasca laporan keuangan dipublikasikan.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan yaitu:

1. Laba per lembar saham (EPS), merupakan laba bersih yang didapat dari setiap lembar saham yang dimiliki investor.

2. Nilai buku ekuitas per lembar saham (BV), merupakan klaim aktiva bersih untuk satu lembar saham.

3.3.3 Variabel Pemoderasi

Variabel pemodeasi yang digunakan adalah manajemen laba. Manajemen laba diukur menggunakan model Kothari et al (2005):

(4)

240

3.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel penelitian 102 perusahaan manufaktur, tetapi ada 2 perusahaan yang tidak memiliki data lengkap, sehingga yang dianalisis 100 perusahaan. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi dapat dilihat dalam table 1 di bawah ini.

Tabel 1

Kandungan Informasi Laba dan Nilai Buku Pit = α + α1Eit + α2BVit + eit

Variabel Koefisien Sign.

E (Laba) 2.326 0.000

BV (Nilai Buku) 6.691 0.000 Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa Laba dan Nilai Buku berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa laba dan nilai buku memiliki kandungan informasi. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Kusuma (2005) dan Rahman dan Oktaviana (2010) yang juga menunjukkan bahwa laba dan nilai buku masih memiliki kandungan informasi yang berguna bagi investor.

Investor dalam menentukan transaksi saham memperhatikan perubahan laba dan nilai buku. Perusahaan dengan laba yang semakin tinggi lebih disukai oleh investor. Perusahaan yang memiliki laba meningkat dinilai berkinerja semakin bagus sehingga semakin efisien dalam bekerja dan semakin sehat. Investor jangka panjang berkepentingan dengan kesehatan perusahaan. Investor memiliki risiko lebih rendah berinvestasi pada perusahaan sehat dibanding perusahaan yang kurang sehat. Investor jangka panjang menyukai perusahaan yang laba besar karena memberikan deviden semakin besar. Salah satu tujuan investor dalam berinvestasi saham adalah mendapatkan deviden. Dengan demikian terbukti bahwa investor jangka panjang mempertimbangkan informasi laba dalam keputusan investasi.

Hasil pengujian earning manajemen sebagai variable pemoderasi dapat dilihat dalam table 2:

Tabel 2

Hasil Regresi dengan Earning Manajemen Sebagai Variabel Pemoderasi Pit = α0 + α1Eit + α2BVit + α3DAit*Eit + α4DAit*BVit + ℮it

Variabel Koefisien Sig.

E 1.189 0.045

BV 0.256 0.000

DA*E -3.392E-15 0.039

DA*BV 7.05E-15 0.047

Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 2 koefisien regresi DA*E (α3) menunjukkan angka negatif signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya earning manajemen memperlemah laba dalam mempengaruhi perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor sebenarnya menyukai perusahaan yang memiliki laba semakin meningkat, tetapi dengan adanya manajemen laba menyebabkan investor kurang percaya dengan adanya peningkatan laba perusahaan tersebut. Investor kurang menyukai adanya manajemen laba, karena adanya manajemen laba menyebabkan laporan laba yang disajikan oleh perusahaan dapat menyesatkan investor dalam mengambil keputusan investasi.

(5)

241

Manajemen laba memperlemah pengaruh laba terhadap harga saham membuktikan bahwa usaha manajemen laba yang dilakukan perusahaan tidak direspon oleh investor sesuai dengan harapan perusahaan. Manajemen yang berusaha untuk memdapatkan penilaian kinerja baik oleh investor dengan melakukan manajemen laba malah menjadikan investor kurang percaya pada perusahaan sehingga manajemen laba memperlemah kandungan informasi laba.

Koefisien DA*BV (α4) menunjukkan angka positif signifikan. Hal ini menunjukkan bahawa dengan adanya

manajemen laba memperkuat nilai buku (BV) dalam mempengaruhi harga saham. Investor menyukai perusahaan yang memiliki nilai buku semakin tinggi. Tingginya nilai buku ini merefleksikan bahwa perusahaan semakin bertumbuh. Perusahaan yang bertumbuh akan memberikan prospek baik di masa depan. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka diharapkan perusahaan ini memberikan profit yang semakin tinggi pula.

Pertumbuhan perusahaan yang disertai dengan manajemen laba ternyata memperkuat informasi nilai buku (pertumbuhan perusahaan). Manajemen laba memperkuat pertumbuhan perusahaan dalam mempengaruhi harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor menyukai perusahaan yang memiliki pertumbuhan, tanpa memperhatikan apakah perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak.

Kinerja manajemen keuangan dinilai dari peningkatan harga saham, karena peningkatan harga saham meningkatkan kemakmuran pemilik usaha (pemegang saham). Semakin makmur pemilik usaha maka manajemen keuangan dinilai semakin berhasil dalam menjalankan tugasnya. Dengan latar belakang penilaian keberhasilan kinerja manajemen keuangan inilah maka manajemen keuangan termotivasi melakukan manajemen laba untuk meningkatkan harga saham. Kenaikan pertumbuhan perusahaan yang diiringi dengan manajemen laba meningkatkan harga saham perusahaan lebih besar dibanding apabila perusahaan hanya meningkatkan pertumbuhan perusahaan tanpa melakukan manajemen laba.

Manajemen berusaha untuk mendapatkan penilaian baik oleh investor akan tepat melakukan manajemen laba apabila perusahaan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan total ekuitas. Ekuitas perusahaan berasal dari modal sendiri (modal saham) dan laba yang ditahan. Peningkatan ekuitas yang paling mudah dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan laba yang ditahan atau memperkecil jumlah laba yang dibagi menjadi deviden. Apabila jumlah lembar saham yang beredar relative tetap tetapi jumlah laba yang ditahan meningkat maka nilai buku perusahaan akan meningkat. Peningkatan nilai buku dengan diikuti manajemen laba, maka akan menyebabkan nilai buku semakin kuat pengaruhnya terhadap harga saham atau nilai buku memiliki nilai informasi semakin kuat/besar.

Cara lain untuk meningkatkan ekuitas adalah dengan mengeluarkan saham baru right isuue). Nilai saham baru yang lebih besar debanding jumlah lembar sahamnya meningkatkan nilai buku. Perusahaan untuk menambah modal yang diperlukan dapat melakukan right issue (pengeluaran saham baru yang ke 2, 3 dst). Dengan right isuue maka ekuitas meningkat dan nilai buku meningkat.

Penambahan modal kurang disarankan dengan menambah hutang. Peningkatan hutang meningkatkan resiko perusahaa. Peningkatan resiko kurang disukai investor. Apabila risiko meningkat maka investor menjual sahamnya dan apabila jumlah penjualan lebih besar relative dibanding pembeli akan menyebabkan harga saham turun. Penurunan harga saham kurang disukai investor karena menyebabkan kekayaan atau kesejahteraan investor turun.

5. KESIMPULAN

Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Laba dan nilai buku memiliki kandungan informasi. Investor dalam mengambil keputusan untuk bertransaksi mempertimbangkan laba dan nilai buku perusahaan. Semakin tinggi laba maka harga saham semakin tinggi, semakin tinggi nilai buku maka harga saham semakin tinggi.

2. Manajemen laba memperlemah kandungan informasi laba. Perusahaan yang memiliki laba semakin tinggi, melakukan manajemen laba akan menyebabkan perubahan laba tidak berpengaruh besar pada harga saham. 3. Manajemen laba memperkuat kandungan informasi nilai buku. Perusahaan yang memiliki nilai buku tinggi

(6)

242

5.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak memisahkan perusahaan yang melakukan manajemen laba (besar atau kecil) dan yang tidak melakukan manajemen laba. Hal ini menjadikan kurang tajam analisis/hasil dan kurang dapat membedakan apakah perusahaan yang melakukan manajemen laba semakin besar akan mempengaruhi prubahan harga saham semakin besar atau tidak.

5.2. Saran

Untuk memperbaiki penelitian ini maka disarankan:

1. Peneliti berikutnya melakukan kategori manajemen laba tinggi dan rendah serta perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Dari ketiga pengkategorian ini, maka akan diperoleh kesimpulan lebih detail, jenis manajemen laba yang seperti apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperkuat informasi nilai buku.

2. Perusahaan yang ingin meningkatkan harga saham dengan mengandalkan informasi laba, maka disarankan tidak melakukan manajemen laba, karena manajemen laba memperlemah kandungan informasi laba.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Blint Reviuer penelitian ini (baik untuk proses proposal maupun pelaporan hasil penelitian). Melalui masukkan-masukkan beliau maka penelitian ini dapat selesai lebih sempurna.

Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada semua peserta seminar penelitian yang dilakukan oleh LPPM Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Terimakasih untuk masukan yang telah diberikan oleh peserta seminar penelitian tersebut, sehingga pelaporan akhir hasil penelitian dapat lebih sempurna lagi

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada LPPM UKDW yang telah mendanai penelitian ini. Semoga melalui pendanaan yang diberikan tiap tahun dapat meningkatkan kualitas peneliatian peneliti

DAFTAR PUSTAKA

Francis, J dan Schipper, K. (1999). Have Financial Statement Lost Their Relevance, Journal of Accounting Research, 37 (2), PP. 319 – 352.

Habib, A. (2004). Impact of Earning Management on Value Relevance of Accounting Information: Empirical Evidence from Japan, Manajerial Finance 30 (11).

Kothari, S.P., Leone, A.J, and Wesley, C.E. (2002). Performance Matched Discretionary Accruals Measures, William E. Simon Graduate Scool of Business Administration, University of Rochester.

Kusuma. (2005). Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.8, No. 1, Mei 2005.

Ohlson. (1995). Earnings, Book Values, and Dividends in Equity Valuation, Contemporary Accounting Research Vol.11 No.2 (Spring 1995) pp 661-687. Colombia University.

Pearce, Robinson. (2008). Manajemen Strategis:Formulasi, Implementasi, Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Rahman dan Oktaviana. (2010). Masalah Keagenan Arus Kas Bebas, Manajemen Laba, dan Relevansi Nilai Informasi Akuntansi, SNA XIII 2010.

Sulistyanto, Sri. (2010). Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta: Salemba Empat.

Whedari. (2006). Pengaruh Kualitas Akrual dan Ukuran Perusahaan terhadap Relevansi Nilai antara Dividen, Nilai Buku, dan Laba, Akuntansi dan Teknologi Informasi Akuntansi, Vol.5, No.2, November 2006. Whelan dan McNamara. (2004). The Impact of Earning Management on The Value Relevanse of Earning and

Book Value: A Comparison of Short Term and Long Term Discretionary Accruals, Dissertation Faculty of Business Bond University Australia.

Wijayanto dan Murtini. (2009). Perbedaan Earning Manajemen pada Perusahaan Manufaktur yang Laba dan Rugi di Bursa Efek Indonesia, JRAK, Vol. 5, No.1, Februari 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh latihan percaya diri terhadap peningkatan percaya diri pada remaja yang mengalami obesitas di MAN. Kabupaten Banyumas

2). Sasaran bidang akademik, yang meliputi: kurikulum dan proses belajar mengajar7. 3). Sasaran bidang Penelitian dan pengabdian

Sebagai olahraga dengan sifat kompetitifnya mampu menonjolkan pengunggulan nasionalisme yang lebih besar dari ikatan suatu identitas tertentu, prasan kebanggaan nasional

Adanya perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara siswi yang bersekolah di SMA MUHAMADYAH dan SMA N 2 bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor sosial

Goal dari CSR adalah kakak damping diharap mampu mengembalikan adik asuh ke sekolah dan mendapatkan pelayanan yang baik disekolah, tetapi permasalahan lain selain

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

ARTINYA : MURID MENDAPATKAN ILMU YANG SEBENARNYA BUKAN DILIHAT DARI NILAI AKHIR TAPI DARI PROSES UNTUK

Dari hasil perancangan yang telah dilakukan, Menghasilkan suatu aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penempatan Tenaga Kerja Berbasis Web Pada Cika Outsourcing Kudus..