• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

MATERIAL DAN PERALATAN

4.1 Material

Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan yang menentukan kekuatan, keamanan, dan kekakuan suatu bangunan. Sehingga penyediaan material harus direncanakan dengan baik sesuai dengan jadwal pekerjaan dan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan serta mencegah terjadinya kerusakan atau kehilangan selama masa penyimpanan.

M aterial struktur pada proyek pembangunan Deltomed Office ini sudah didesain oleh konsultan perencana sedemikian rupa agar memenuhi sy arat kekuatan, ketahanan, kekakuan, dan kestabilan.

4.1.1 M aterial kolom struktur

Bahan material yang dipakai untuk membuat kolom struktur beton yang digunakan adalah tulangan baja dengan diameter 25 mm untuk tulangan utama, dan diameter 13 mm untuk tulangan sengkang. Serta beton dengan mutu K-450 menggunakan benda uji beton dalam bentuk silinder. Ukuran luas kolom struktur pada proyek pembangunan Deltomed Office adalah 80 x 80 cm sebanyak 28 buah.

(2)

IV-2

Tabel 4.1 hasil uji tekan beton Hasil Uji Tekan Beton

No Tanggal Umur Kode benda uji

Cor Test 14 KLM K1,K3 LT1 (K450/NFA)

23-Nov 7-des M utu Ukuran benda uji Berat (Gram) Beban (Kn/ton) Comp.Strength on cyl (kg/cm2) Kubus 15×15×15 K450 Cil 15×30 12280 600 346.33 417.27 Sumber: Proyek (2017)

Gambar 4.1 Tulangan kolom struktur

Sumber : P royek (2017)

4.1.2 M aterial balok dan pelat

1. Beton Ready Mix

Penggunaan beton Ready Mix dipandang lebih praktis dan lebih menguntungkan, hal ini dikarenakan pengadaannya lebih cepat sesuai kebutuhan, tempat kerja yang diperlukan lebih efisien, serta mutu yang dihasilkan lebih terjamin karena

(3)

merupakan hasil pabrikasi. Selain itu penggunaan tenaga kerja lebih hemat. Beton

Ready Mix didatangkan dari PT. Pioneer beton.

Alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi beton ready mix

dalam produksi yang besar adalah batching plant. Pada proyek pembangunan Deltomed Office batching plant berasal dari Puri-Jakarta dan Serpong-Tangerang. Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:

 Agregat Kasar

Agregat kasar adalah batuan koral / kerikil dari batuan / batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm, serta mempunyai susunan gradasi baik, padat, dan cukup sy arat kekerasannya. Agregat yang dipakai harus memenuhi sy arat-sy arat sesuai dengan PBI 1971 diantaranya : a. Berbutir kasar.

b. Bersih dan tidak berpori.

c. Jumlah butir pipih maksimum 20%. d. Tidak mengandung zat-zat alkali.

e. Tidak pecah dan hancur karena pengaruh cuaca. f. Tidak boleh mengandung lumpur.

g. Tidak boleh mengandung zat-zat reaktif yang merusak beton.

 Agregat Halus

Terdapat banyak jenis agregat halus yang dijual dipasaran. Agregat halus / pasir yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh PBI 1971 diantaranya sebagai berikut :

(4)

IV-4

b. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Ap abila mengandung lumpur lebih dari 5% maka harus dicuci.

c. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton.

d. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

 Semen

Semen (Portland Cement) adalah suatu bahan ikat yang digunakan sebagai campuran yang mempunyai sifat hidrolis, artinya bila semen itu dicampur dengan air akan mengalami pengerasan. Pada proyek pembangunan Deltomed Office, semen yang digunakan adalah Portland Cement jenis I dan harus memenuhi sy arat-sy arat NI-8 dan SII-0013-18. M aterial semen harus disimpan di dalam gudang penyimpanan sesuai dengan persyaratan SII atau Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A SKSNI 3-04-1989 yaitu:

a. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat p enyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah, dan ditumpuk sesuai dengan sy arat penumpukan semen, dan menurut urutan pengiriman.

b. Semen yang telah rusak dan terlalu lama disimpan sehingga mengeras atau tersimpan bahan lain tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dengan segera atas biaya kontraktor. Semen harus dalam zak-zak yang utuh baik terhadap pengaruh cuaca dengan ventilasi secukupnya dan digunakan sesuai dengan urutan pengiriman dan semen yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan.

(5)

c. Semen harus disimpan dalam konstruksi secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.

 Air

Air digunakan untuk pembuatan beton, perawatan beton, dan juga untuk keperluan lainnya, yang bersumber dari air tanah yang diperoleh dari sumur

dewatering. Persy aratan air yang boleh dipergunakan untuk adukan beton yang sesuai dengan rekomendasi laboratorium adalah jika hasil adukan dibandingkan dengan adukan yang dihasilkan dengan menggunakan air suling, maka perbedaan kekuatan betonny a tidak boleh lebih dari 10%. Sumber air yang akan dipakai tidak boleh mengandung asam alkali, minyak, zat organis yang dapat merusak beton dan tulangan (PH 7 s.d. 8). Beton Ready Mix harus sudah dicor pada tempatny a dalam waktu maksimum 2 (dua) jam dihitung mulai dari truk mixer

keluar dari lokasi batching plant sampai masuk ke proyek, kecuali dipakai

retarder bisa lebih dari 2 (dua) jam maksimum 4 (empat) jam. Mengenai lamanya waktu yang diperkenankan hendaknya dibicarakan sebelum Beton Ready Mix ini dipergunakan.

Kontraktor harus menjamin bahwa semua pencatatan yang dilakukan di

plant mengenai berat dan kondisi material dan air yang dicampur adalah benar. Catatan ini hendaknya disimpan dengan baik setelah ditandatangani oleh penanggung jawab plant. Buku pencatatan dimana berisi informasi - informasi berikut harus tersedia diproyek, seperti :

a. Waktu kedatangan truck mixer.

(6)

IV-6

c. Pencatatan nomor truck mixer dan nama plant.

d. Waktu ketika beton ditempatkan / dicor. e. Lokasi pengecoran.

f. Pengambilan jumlah test silinder. g. Slump test.

Admixture

Dalam keadaan khusus terkadang dibutuhkan bahan tambah lain untuk menunjang kebutuhan proyek, misalnya integral atau zat adiktif.

2. Tulangan

M enurut buku referensi yang dibuat oleh PT.Pembangunan Perumahan (PP) p ada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Dengan demikian, baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 hasil uji tekan beton

M utu Jenis Tegangan leleh karakteristik (σau) atau

tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2% (σ0,2) (kg/cm2)

U-22 Baja lunak 2.200

U-24 Baja lunak 2.400

U-32 Baja sedang 3.200

U-39 Baja keras 3.900

U-48 Baja keras 4.800

(7)

Yang dimaksud dengan tegangan leleh karakteristik dan tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2% adalah tegangan yang bersangkutan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan, kemungkinan adanya tegangan yang kurang dari tegangan tersebut terbatas sampai 5% saja. Baja tulangan dengan mutu yang tidak tercantum dalam daftar di atas dapat dipakai asalkan mutu tersebut dijamin oleh pabrik pembuatny a dengan sertifikat.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan pembesian sebagai berikut:

a. Tulangan yang digunakan bersih dari kotoran, gemuk, karat dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan kelekatan beton terhadap keranjang tulangan. b. Pekerjaan penulangan dilaksanakan oleh engineer dengan mengikuti rencana

penulangan, menghindari dari pergerakan ataupun perubahan bentuk dari tulangan pada waktu pengecoran beton.

c. Kawat pengikat terbuat dari baja lunak.

d. Diameter tulangan yang digunakan yaitu D 22 mm

Gambar 4.2 Tulangan balok dan pelat

(8)

IV-8

e. Bekisting baja (knock down)

Pada proyek pembangunan Deltomed Office Bekisting baja digunakan untuk pengecoran kolom struktur bangunan yang terbuat dari pelat baja dan besi

hollow. Pembuatan bekisting itu sendiri dilakukan di proyek pembangunan Deltomed Office sehingga penggunaan bekisting baja dinilai lebih awet,kuat dan tahan lama sehingga bisa digunakan beberapa kali sampai pekerjaan selesai.

Gambar 4.3 Bekisting baja (knock down)

Sumber : P royek (2017)

f. Bekisting atau cetakan beton merupakan salah satu komponen utama dari pekerjaan struktur beton bertulang. Salah satu bahan utama bekisting beton

(9)

adalah plywood atau multipleks yang merupakan material kayu olahan atau sering disebut dengan kayu lapis.

Secara umum terdapat 3 jenis plywood / multipleks yang sering digunakan sebagai material bekisting beton y aitu :

Plywood

Plywood atau biasa dikenal dengan sebutan kayu lapis atau triplek terbuat dari lembaran kayu tipis (Veener) dengan yang dipotong tipis-tipis menggunakan mesin khusus dengan ketebalan tertentu. Setiap lembaran kayu tersebut direkatkan dengan menggunakan perekat khusus, kemudian disusun dengan arah sudut berbeda beda agar dapat menghasilkan kekuatan terhadap tekanan.

Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis / plywood tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari 3mm - 15mm.

Tersedia dalam ukuran :

 Ukuran 4x8 dengan ketebalan 3 mm, 4 mm, 5 mm, 8 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm.

(10)

IV-10

Gambar 4.4 Plywood Sumber : Google (2017)

Polyfilm

Polyfilm adalah produk plywood yang di coating dengan resin sehingga terlihat seperti ada lapisan plastik bening di salah satu permukaannya.

Polyfilm dipergunakan dalam bidang konstruksi sebagai papan penahan cor (bekisting). Dengan menggunakan polyfilm akan didapatkan permukaan cor yang halus dan polyfilm dapat dipakai berulang-ulang.

Tersedia dalam ukuran :

 Ukuran 4x8 dengan ketebalan 4 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm, 18 mm.

Gambar 4.5 Polyfilm Sumber : Google (2017)

(11)

Phenolic film

Phenolic film adalah jenis plywood yang permukaannya dilapisi dengan film.

Phenolic film banyak digunakan untuk pengerjaan konstruksi bangunan dalam hal ini adalah pengecoran. Sehingga mendapatkan permukaan hasil cor yang halus dan dapat dipergunakan berulang-ulang.

Tersedia dalam ukuran :

 Ukuran 4×8 (122×244) dengan jenis double face (2 muka) dengan ketebalan 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm, 18 mm.

 Ukuran 4×8 (122×244) dengan jenis single face (1 muka) dengan ketebalan 4 mm, 6 mm, 9 mm, 12 mm, 15 mm, 18 mm.

Gambar 4.6 Phenolic film Sumber : Google (2017)

(12)

IV-12

Pada proyek pembangunan Deltomed Office Papan phenolic film digunakan sebagai bekisting untuk balok dan pelat. dengan ukuran 122 × 244 cm dan ketebalan 18 mm.

4.2 Peralatan Pekerjaan

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan.Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relative lebih singkat. Alat-alat berat dalam fungsinya pada

suatu proyek memegang peranan penting. Dimana dalam setiap

pengoperasiannya, alat berat ini membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga alat-alat berat harus dimanfaatkan seoptimal mungkin (Rostiyanti, 2008).

Penggunaan alat berat yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan proyek ini perlu diperhatikan dalam memilih jenis peralatan lapangan (alat berat) antara lain:

1) Jenis pekerjaan 2) Keadaan lapangan 3) Volume pekerjaan

4) Besarnya biaya yang diperlukan

5) Tenaga kerja yang dapat mengoperasikan 6) Jangka waktu pelaksanaan proyek

(13)

Alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan struktur proyek pembangunan Deltomed Office adalah sebagai berikut :

1) Tower crane

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung bertingkat, Tower Crane

(TC) digunakan sebagai alat bantu untuk pemindahan material secara vertikal dan horisontal ke tempat yang akan dikehendaki agar pekerjaan menjadi lebih cepat. Pada proyek pembangunan Deltomed Office, Tower Crane pada umumnya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan material seperti baja tulangan, beton

ready mix dalam concrete bucket untuk pengecoran kolom, bekisting kolom, balok, pelat, scaffolding, mesin vibrator dan material lainnya yang tidak memungkinkan diangkut dengan tenaga pekerja.

Pada proyek pembangunan Deltomed Office digunakan 1 unit Tower Crane:

jangkauan 50 m,kapasitas ujung sebesar 1 ton dan kapasitas maksimum sebesar 1,5 ton dengan beban 3 ton, tinggi maksimum Tower Crane pada proyek pembangunan Deltomed Office adalah 60 m,yang beroperasi 12 jam dengan 1 orang operator

(14)

IV-14

Gambar 4.7 Tower Crane Sumber : P royek (2017)

2) M ini Crane

M ini Crane merupakan salah satu alat berat yang digunakan sebagai alat untuk pengeboran tanah. Pada proyek pembangunan Deltomed Office pondasi pagar bangunan menggunakan pondasi dalam yaitu bore pile dengan jumlah lubang bor sebanyak 21 titik dan kedalaman 9 m. Hal ini dilakukan agar suatu saat ketika ada proyek pembangunan gedung lain di sekitar gedung Deltomed Office

pagar gedung tidak retak atau bahkan roboh yang di akibatkan aktivitas proyek tersebut.

(15)

Gambar 4.8M ini Crane

Sumber:Proyek (2017) 3) Peralatan M esin Las (Welding Machine)

Pada proyek pembangunan Deltomed Office alat ini berfungsi untuk keperluan mengelas sambungan pipa besi untuk instalasi M E,baja,safety wing dan lain-lain jika alat ini diperlukan. Kapasitas alat ini adalah 1 pass 160 ampere

(16)

IV-16

Gambar 4.9 M esin Las Sumber:Proyek (2017)

4) Theodolit

Theodolit digunakan untuk melihat perbandingan beda tinggi tanah. Khususny a pada proyek pembangunan Deltomed Office pembuatan pagar bangunan menggunakan pondasi bore pile sedalam 9 m, alat tersebut difungsikan untuk menentukan titik koordinat lubang yang akan di bor sesuai dengan gambar rencana serta untuk mengecek kelurusan alat dari mesin pada saat pengeboran.

(17)

Gambar 4.10 Theodolit

Sumber:Proyek (2017) 5) Waterpass

Pada proyek pembangunan Deltomed Office fungsi waterpass adalah sebagai alat untuk mengukur elevasi atau ketinggian cor yang akan dilakukan di lapangan agar permukaan pelat cor datar/rata. Dan juga untuk mengukur ketegakan dinding bata ringan (hebel).

(18)

IV-18

Gambar 4.11 Waterpass

Sumber:Proyek (2017) 6) Concrete vibrator

Concrete vibrator atau biasa disebut beton vibrator digunakan pada saat pengecoran berlangsung. Fungsi dari concrete vibrator adalah untuk memadatkan beton yang sudah dituangkan ke dalam bekisting. Pemadatan beton bertujuan untuk menghindari terjadinya gelembung udara di dalam beton yang bisa mengakibatkan beton tidak merata dan juga keropos selain itu penggunaan

(19)

concrete vibrator bisa menghasilkan permukaan beton yang lebih halus ketika bekisting sudah dilepas.

Gambar 4.12 concrete vibrator

Sumber:Proyek (2017) 7) Concrete Pump Truck

Concrete pump truck didatangkan oleh pihak kontraktor ke proyek pembangunan Deltomed Office ini sebagai media untuk pengecoran pelat lantai. Keberadaan alat ini menjadi salah satu hal penting dalam berjalannya suatu proyek mengingat fungsi dari concrete pump truck adalah sebagai pemompa beton dari truck mixer kelokasi pengecoran, sehingga apabila alat ini mengalami kerusakan akan menyebabkan schedule pekerjaan menjadi terganggu atau tidak sesuai pada waktunya. Untuk biaya sewa concrete pump truck sebesar Rp 4.700.000 perunit dengan kapasitas 8 jam/1003.

(20)

IV-20

Gambar 4.13 Concrete Pump Truck Sumber:proyek (2017)

8) Truck mixer

Truck mixer berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari batching plant menuju lokasi proyek yang akan dilakukan pengecoran. Campuran beton

ready mix yang dibawa oleh truck mixer terus diputar sehingga beton tidak mudah mengeras dan bila jangka waktu terlalu lama beton ready mix bisa dicampur oleh zat adiktif agar memperlambat waktu pengerasan. Truck mixer yang digunakan berkapasitas tampung sebesar 7 m3. Pada proyek pembangunan Deltomed Office

(21)

Gambar 4.14 Truck mixer Sumber:Proyek (2017)

9) Bar Bender

Bar bender adalah alat untuk membengkokan baja tulangan dengan berbagai macam sudut sesuai dengan shop drawing, seperti membuat kait, sengkang, ties, tulangan. Alat ini bekerja dengan menggunakan daya listrik dari

generator set. Pada proyek pembangunan Deltomed Office proyek menggunakan 1 unit Bar bender.

Gambar 4.15 Bar Bender

Gambar

Tabel 4.1 hasil uji tekan beton  Hasil Uji Tekan Beton
Gambar 4.2 Tulangan balok dan pelat
Gambar 4.3 Bekisting baja (knock down)
Gambar 4.5 Polyfilm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kepemimpinan transformasional maka tidak akan ada jarak antara atasan dengan bawahan, pemimpin akan selalu mendengarkan arahan dari karyawan sehingga dapat

Siklus tahunan Arlindo Makassar dicirikan oleh besaran kecepatan aliran dan lebar Jet Arlindo Makassar yang lebih kuat pada Musim Timur dibandingkan dengan

Menimbang bahwa setelah membaca dan mempelajari secara seksama berkas perkara beserta salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 2212/Pid.B/2015/PN Mdn tanggal 08

Sebagai perguruan tinggi teknik, meskipun memiliki fakultas seni, sains dan teknologi menjadi dasar ilmu pengetahuan yang dominan di atas ilmu-ilmu seni khususnya dan

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan

Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran lokhia, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan sistem

Tambahan Lembaran  Negara Republik Indonesia Nomor  5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah  Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

4) Awalan nama keluarga, dalam indeks tidak terpisah dari nama keluarganya, sebagai unit pertama.. 6) Nama perusahaan berasal dari nama orang lengkap. 7) Kata sandang “