PATUNG PRIMITIF PRODUKSI PUCUNG BANTUL
NARASI:
Patung primitif tak hanya diproduksi Suku Asmat Papua// Perajin yang berdomisili di Kabupaten Bantul DIY pun ternyata trampil mendisain dan memahat patung primitif dalam berbagai bentuk dan ukuran// Bahkan ada satu dusun/ Pucung namanya/ sejak 15 tahun lalu menjadi sentra kerajinan patung primitif// Patung-patung berwarna hitam dan coklat tua itu menjadi menarik karena dipahat dalam desain yang aneh-aneh// Ada patung yang matanya besar melotot/ bibir tebal/ postur tinggi kurus/ badan bongkok sambil memeluk tifa dan sebagainya//
Salah satu pengrajin yang memproduksi patung dalam ukuran kecil adalah Haryoto Hadi Pangestu// Patung-patung mini berukuran sekitar 15
centimeter itu sekarang sedang dikerjakannya// Secara umum ada dua bentuk/ yakni aksesoris dan fungsional// Saat ini/ seorang pengepul di Bali memesan patung primitif ukuran mini//
Patung yang dikerjakan Haryoto selama ini/ harga terendah 2.500 rupiah/ tertingginya 100.000 rupiah per buahnya//
Haryoto yang menjadi pengrajin patung primitif sejak tahun 1997 itu/ menjelaskan bahwa saat ini pasar masih tetap lesu/ sejak peristiwa bom Bali// Kalaupun ada order Cuma kecil-kecilan saja//
Statement:
Bagaimana proses pembuatan patung primitif/ berikut sekilas penuturan Haryoto//
Statement:
Di tengah kelesuan pasar/ antar pengrajin patung ternyata main banting-bantingan harga// Namun pengrajin yang membanting harga tanpa menjaga kualitas akan cepat gulung tikar//
Statement: