Fokus Pagi MQ FM Jogjakarta Edisi Jum'at, 4 Desember 2009
Tema : Pendidikan
Topik : Menemukan Format Evalusi Pendidikan Yang Layak
Sahabat MQ/ Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi gugatan Ujian Nasional (UN)/ yang diajukan pemerintah// Hal tersebut dikarenakan UN sendiri dinilai cacat hukum// Pemerintah pun dilarang menyelenggarakan UN// Plt Kabiro Humas MA yang juga Kabag IT -Joko Upoyo mengatakan/ Putusan MA adalah menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi/ yakni Pemerintah RI//
Keputusan MA tersbut menguatkan putusan Pengadilan Tinggi/ yang juga menolak permohonan pemerintah// Pertimbangannya/ para ter gugat/ yakni Presiden/ Wapres/ Mendiknas/ dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)/ dinyatakan lalai memberikan pemenuhan hak asasi manusia terhadap warga negara/ Pemerintah juga dinilai lalai/ meningkatkan kualitas guru/ sarana dan prasarana sekolah/ akses informasi yang lengkap di seluruh daerah sebelum menggelar UN//
Koordinator Education Forum, Elin Driana, Ujian Nasional yang diklaim pemerintah/ sebagai salah satu bentuk evaluasi kegiatan belajar mengajar/ dan upaya peningkatan mutu pendidikan/ sebaiknya hanya digunakan untuk memetakan mutu sekolah/ dan tidak menjadi penentu kelulusan siswa// Pasalnya/ pelaksanaan Ujian Nasional selama ini/ terbukti hanya untuk meningkatkan prestasi akademik/ bukan meningkatkan mutu pendidikan//
Oleh karena itu/ Elin Driana berharap/ untuk konteks Indonesia/ sebenarnya UN bukan kebijakan yang tepat dan strategis/ karena sebenarnya penilaian ujian akhir sekolah (UAS) saja/ sudah memadai/ untuk memastikan penilaian kegiatan belajar murid// Apalagi yang tahu persis mengenai prestasi murid adalah guru di kelas// Melalui penilaian kelas/ umpan balik bisa langsung diberikan//
Sementara itu/ Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan/ ujian nasional (UN)/ sebaiknya dijadikan sebagai salah satu dasar/ identifikasi potensi pendidikan di setiap daerah// Bukan untuk standar kelulusan siswa// Hal tersebut penting/ karena mutu pendidikan di setiap daerah di Indonesia saat ini/ masih belum sejajar// Menurut Sultan/ pendidikan di Jawa dengan luar Jawa saat ini/ belum dalam kondisi yang sama// Oleh karena itu/ penyelenggaraan UN/ sebaiknya dilakukan untuk menentukan standar identifikasi potensi pendidikan di setiap daerah//
Menanggapi perdebatan mengenai Ujuan Nasional/ Mendiknas Mohammad Nuh menyatakan/ perdebatan mengenai Ujian Nasional tidak akan pernah rampung// Menurut Mendiknas/ UN bukan soal boleh atau tidak dilaksanakan/ tetapi bagaimana kualitas pelaksanaannya perlu ditingkatkan// Nuh menambahkan/ terdapat 2 blok dalam perdebatan UN tersebut/ yaitu Blok Pro yang tetap harus mengadakan UN/ dan Blok Kontra yang tidak perlu menggelar UN//
Nah sahabat MQ/ Bagaimanakah seharusnya format evalusi pendidikan yang layak?// Bagaimana pula standar pendidikan yang layak di Indonesia?// Nah Untuk itu dalam Program Fokus Magi MQ FM Kali ini/ kita akan mendiskusikannya bersama dengan sejumlah nara sumber yaitu :
1. Lembaga Pemberdayaan Generasi Muda – Teddy Kosyairi- 2. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DIY -Prof Suwarsih Madya-
Narsum I 8.15
Lembaga Pemberdayaan Generasi Muda – Teddy Kosyairi-
1. Perlu tidaknya Ujian Nasional nampaknya masih hangat diperdebatkan// Tanggapan anda terhadap permasalahan Ujian Nasional Ini seperti apa?//
2. Lalu format evaluasi apa yang tepat sebagai ukuran berhasil tidaknya pendidikan di tanah air?//
3. Anda sendiri melihat evalusi berupa UN sudah cukup berhasilkah dalam mengembangkan pemuda Indonesia?//
4. Elemen manakah yang paling pokok dibenahi untuk membangun pendidikan yang lebih baik?//
5. Anda sebagai orang yang dekat dengan generasi muda/ sebenarnya apa yang di inginkan pemuda saat ini?//
6. Anda sebagai orang yang bergerak pada Pemberdayaan Generasi Muda/ Aspek apa saja yang seharusnya di kembangkan sesuai dengan kebutuhan saat ini?// 7. Apa yang ingin anda sampaikan/ terhadap evalusi pendidikan/ yang nantinya
dapat dijadikan pijakan mutu pendidikan?//
Narsum 2. 8.45
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DIY -Prof Suwarsih Madya-
1. Perdebatan tiada habisnya terhadap perlu tidaknya ujian nasional// Dari anda sendiri berpendapat seperti apa?//
2. Untuk Indonesia sendiri yang dinilai komponen penunjang mutu pendidikan masih sangat memprihatinkan/ Evalusi seperti apa yang lebih tepat untuk melihat keberhasilan dari belajar siswa?//
3. Kira-kira standar pendidikan seperti apa yang sebenarnya menjadi acuan dalam pendidikan di Indonesia?//
4. Bila sejumlah pihak ada yang pro dan kontra terhadap evalusi belajar melalui UN/ maka jalan tengah seperti apa yang tepat?//
5. Diakui memang letak geografis dan budaya yang berbeda merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tidak layaknya UN ini diadakan// Lalu dengan keadaan seperti saat ini/ pola pendidikan yang seperti apa yang layak diterapkan?//
6. Harapan anda terhadap kemajuan dan peningkatan pendidikan di indonesia seperti apa?//
Narsum 3
Pemerhati Sosial/ Pusham UII -Eko Prasetyo-
1. MA telah memutuskan untuk tidak menyelenggarakan evaluasi pemebelajaran yang berupa UN/ anda sendiri menyikapinya seperti apa?//
2. Lalu adakah alternatif terbaik yang dapat dilakukan dalam mengganti UN?// 3. Lalu bagaimana untukmengukur tingkat keberhasilan siswa nantinya?//
4. Bagaimana dengan selalu berganti gantinya kebijakan seiring dengan bergantinya pucuk pimpinan di Diknas/ tanggapan anda?//
6. Beli pemerintah tidak memberikan solusi yang terbaik dalam perbaikan pendidikan di Indonesia/ maka apa lagkah lain yang harus dilakukan?//
7. Dengan keadaan Indonesia yang berbeda beda kultur budaya/ maka pendidikan seperti apa yang layak ditepatkan di Indonesia?//
Fokus Pagi MQ FM Jogjakarta Edisi Jum'at, 4 Desember 2009
Tema : Pendidikan
Topik : Menemukan Format Evalusi Pendidikan Yang Layak
Narsum I
Lembaga Pemberdayaan Generasi Muda – Teddy Kosyairi-
0856.2899.103
Narsum 2
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi DIY -Prof Suwarsih Madya-
0811-254-033 / r: 0274-865055
(cuma di sms, g ada lelepon yg bisa buat lelepon)Dekan Fak Ilmu Pendidikan UNY
Dr. Mochammad Farosin, MPD
081.227.074.48
Narsum 3
Pemerhati Sosial/ Pusham UII -Eko Prasetyo-
0817-545-9085
(suma di sms, g ada telpon yg bisa buat nelpon)
cadangan:
Tajjudin Nur Efendi, pengamat pendidikan