• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORDA - Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORDA - Jurnal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EKSTRAK DAUN SUREN DAN Beauveria Bassiana TERHADAP

MORTALITAS ULAT KANTONG PADA TANAMAN SENGON

Test of Leaf Toona sureni Extract and Beauveria bassiana

to bagworm mortalities at Albizian

Endah Suhaendah, Aditya Hani dan Benyamin Dendang

Balai Penelitian Kehutanan Ciamis

ABSTRACT

Cultivation of albizian as high priority of community forest of West Java in wide scale

have instructed at monoculture forming. This condition caused emerge problems in the form

of pest of albizian plantation which quite a lot one of them is bagworm. Attack of widest

bagworm happened at dry season and earns to bother growth and also result plant growth

become bad branch a lot of, even earn to cause death. The observation conducted at one year

albizian plantation attacked by bag- worm. The aim of this research is to know effectively of

extract of Toona sureni leaf and Beauveria bassiana to mortalitas of bagworm groaning crop

albizian and also compare level effectively with organofosfat synthetic insecticides. Result of

attempt showed that at 7 day after application, mortalitas of bagworm with treatment of

condensation of highest T. sureni leaf extract (100%) compared with treatment B. bassiana

( 92,31%) and organofosfat synthetic insecticides ( 76,15%).

Keyword: Albizian, bagworm, Beauveria bassiana, mortalities, Toona sureni

A

A

BS

B

ST

TR

RA

AK

K

Penanam an sengon sebagai prim adona hut an rakyat Jawa Barat dalam skala luas t elah m engarah pada pem bent ukan t egakan m onokult ur. Akibat nya m uncul perm asalahan berupa ham a t anam an sengon yang cukup banyak salah sat unya adalah ulat kant ong. Serangan ulat kant ong paling luas t erj adi pada saat m usim kem arau dan dapat m engganggu pert um buhan sert a m engakibat kan pert um buhan t anam an m enj adi j elek, bercabang banyak, bahkan dapat m enyebabkan kem at ian. Percobaan dilakukan pada t egakan sengon um ur 1 t ahun yang t erserang ulat kant ong. Tuj uan penelit ian ini unt uk m enguj i efekt ivit as ekst rak daun suren dan cendawan Beauveria bassiana t erhadap m ort alit as ulat kant ong yang m enyerang t anam an sengon sert a m em bandingkan t ingkat efekt ivit asnya dengan insekt isida sint et ik berbahan akt if organofosfat . Hasil penelit ian m enunj ukkan pada 7 hari set elah aplikasi, m ort alit as ulat kant ong dengan perlakuan larut an daun suren paling t inggi ( 100% ) dibandingkan dengan perlakuan B. bassiana ( 92,31% ) dan sint et ik berbahan akt if organofosfat ( 76,15% ) .

Kata kunci: Beauveria bassiana, mortalitas, sengon, suren, ulat kantong

P

PE

EN

N

D

D

AH

A

H

U

U

LU

L

U

AN

A

N

(2)

sengon dalam skala luas dan m engarah pada kondisi t egakan m onokult ur berakibat adanya serangan ham a penyebab penyakit . Ham a ut am a di lapangan yang m enyerang t anam an sengon salah sat unya adalah ulat kant ong. Ham a ini diket ahui bersifat polifag dan pada um um nya m erupakan ham a m inor t erhadap inang m eskipun pernah dilaporkan t erj adinya ledakan pada sengon ( Nair dan Mat hew, 1992) . Ulat kant ong m enyerang daun sengon dengan m em akan daging daun m uda sam pai daun t ua, sehingga daun m enj adi kering dan lam a kelam aan daun gugur. Pada serangan yang berat , ulat kant ong m em akan kulit cabang dan rant ing sehingga cabang m enj adi kering dan akhirnya pat ah. Kondisi ini dapat m engganggu proses pert um buhan t anam an bahkan dapat m engakibat kan kem at ian apabila t erj adi serangan berat .

Salah sat u t eknik pengendalian serangan ulat kant ong adalah dengan m enggunakan pest isida yang ram ah lingkungan dan bersifat selekt if dan dapat digunakan dalam sist em PHT ( Unt ung, 1998; Oka, 2005) dengan t uj uan m enj aga keseim bangan alam sert a m enghindari resist ensi ham a, ledakan ham a sekunder dan pencem aran lingkungan. Suren m erupakan salah sat u sum ber pest isida bot ani yang cukup pot ensial unt uk m engendalikan ham a. Masyarakat m em anfaat kan kayu suren unt uk m em buat lem ari, m ebel, int er ior ruangan, panel dekorat if, keraj inan t angan, alat m usik, kot ak cerut u, finir, pet i kem as dan konst ruksi. Beberapa bagian pohon sepert i kulit dan akar sering digunakan unt uk ram uan obat yait u diare. Kulit dan buahnya digunakan unt uk m inyak at siri ( Dj am ’an, 2002) . Berdasarkan penelit ian sebelum nya suren m em ilik i sifat insekt isida yang dapat m em at ikan ham a j uga bersifat repellant ( pengusir at au penolak) t erhadap serangga.

Beauveria bassiana m erupakan salah sat u j enis cendawan yang bersifat pat ogenik t erhadap serangga. Cendawan t ersebut dapat m em at ikan Xyst rocera fest iva pada konsent rasi 25 gr/ l ( Suhart i dkk., 1998) . Tuj uan dari penelit ian ini adalah unt uk m enguj i efekt ivit as ekst rak daun suren dan cendaw an B. bassiana t erhadap m ort alit as ulat kant ong yang m enyerang t anam an sengon sert a m em bandingkan t ingkat efekt ivit asnya dengan insekt isida sint et ik berbahan akt if organofosfat .

B

B

AH

A

H

AN

A

N

D

D

A

AN

N

M

M

ET

E

TO

O

D

D

E

E

A. Wakt u dan Tem pat

Penelit ian ini dilaksanakan m ulai Juli s/ d Agust us 2006 di Desa Bat ulawang, Kot ip Banj ar, Jaw a Barat . Lokasi penelit ian t erlet ak pada ket inggian ± 50 m dpl. Lahan yang digunakan m erupakan lahan m ilik m asyarakat yang dim anfaat kan at as dasar kesepakat an bersam a.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelit ian ini adalah t anam an sengon um ur sat u t ahun, daun suren, aquades, sabun colek, B. bassiana dan insekt isida sint et ik berbahan akt if organofosfat , sedangkan alat yang digunakan adalah em ber, t im bangan, blender, knapsack sprayer, hand count er, kam era digit al, kert as saring, sarung t angan, m asker dan alat t ulis m enulis.

C. Met ode Penelit ian

Percobaan dilaksanakan di lapangan, m enggunakan rancangan acak lengkap t erdir i at as t iga perlakuan dengan lim a ulangan. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam penelit ian ini adalah :

(3)

3. Pengam at an awal dilakukan 1 ( sat u) hari sebelum aplikasi.

4. Penyem prot an pada seluruh bagian t anam an sengon yang t elah dit ent ukan dengan larut an B. bassiana, larut an daun suren dan insekt isida sint et ik berbahan akt if organofosfat .

5. Pengam at an t erhadap m ort alit as ham a ulat kant ong

D. Pengam at an dan Pengum pulan Dat a

Pengam at an m ort alit as ham a dilakukan pada hari pert am a sebelum aplikasi dengan cara m enghit ung j um lah ulat kant ong yang ada, selanj ut nya 1 hari sert a hari ket uj uh set elah aplikasi m em bandingkan j um lah ulat kant ong yang m at i dengan j um lah seluruh ulat kant ong pada set iap perlakuan yang dinyat akan dalam persen ( % ) . Tingkat m ort alit as ulat kant ong dihit ung dengan rum us sebagai berikut :

Jhm

M = x 100%

Jhs

Ket erangan : M = Mort alit as ham a

Jhm = Jum lah ham a yang m at i

Jhs = Jum lah seluruh ham a yang diam at i

H

H

AS

A

S

I

I

L

L

D

D

AN

A

N

PE

P

EM

M

BA

B

A

HA

H

A

SA

S

AN

N

A. Hasil Pengam at an

[image:3.595.71.540.611.711.2]

Hasil analisis keragam an persent ase m ort alit as ulat kant ong pada 1 hari dan 7 hari set elah pengam at an disaj ikan pada Tabel 1 dan Tabel 2, sedangkan persent ase m ort alit as ulat kant ong set elah aplikasi disaj ikan pada Tabel 3. Hasil penelit ian m enunj ukkan bahwa persent ase m ort alit as ulat kant ong pada 1 hari set elah aplikasi berbeda nyat a pada perlakuan insekt isida sint et ik berbahan akt if organofosfat dibandingkan perlakuan B. bassiana dan suren.

Tabel 1. Analisis keragam an persent ase m ort alit as ulat kant ong pada 1 hari set elah aplikasi

Sum ber variasi

Deraj at Bebas

Jum lah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Nilai F Nilai P

Perlakuan

I ndividu

Tot al

2

12

14

3670,645

171,710

3842,355

1835,322

14,309

128,262 0,000

(4)
[image:4.595.70.539.107.207.2]

Tabel 2. Analisis keragam an persent ase m ort alit as ulat kant ong pada 7 hari set elah aplikasi

Sum ber variasi

Deraj at Bebas

Jum lah Kuadrat

Kuadrat Tengah

Nilai F Nilai P

Perlakuan

I ndividu

Tot al

2

12

14

1481,194

159,729

1640,923

740,597

13,311

55,639 0,000

Ket erangan : Beda nyat a pada t araf 5%

Tabel 3. Nilai uj i Duncan m ort alit as ulat kant ong pada 1 hari set elah perlakuan

Perlakuan Rat a – rat a Uj i Duncan

Suren 16,15 a

B. bassiana 19,23 a

I nsekt isida b.a organofosfat 50,76 b

Ket erangan : Rat aan yang diikut i oleh huruf yang sam a t idak berbeda nyat a m enurut uj i Duncan t araf 5%

Persent ase m ort alit as ulat kant ong pada 7 hari set elah aplikasi disaj ikan pada Tabel 4. Mort alit as ulat kant ong dengan perlakuan larut an daun suren m enunj ukkan t ingkat kem at ian yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan B. bassiana dan insekt isida berbahan akt if organofosfat .

Tabel 4. Nilai uj i Duncan m ort alit as ulat kant ong pada 7 hari set elah perlakuan

B. Pembahasan

(5)

fitokimia simplisia daun suren menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, tanin dan

steroid/ triterpenoid.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa suren merupakan salah satu

sumber insektisida yang cukup potensial untuk dikembangkan karena memiliki lebih dari satu

sifat pestisida, selain itu ketersediaan bahan mentahnya yang cukup melimpah karena

tanaman suren mudah dibudidayakan dan dapat beradaptasi pada rentang kondisi tanah,

ketinggian dan iklim yang luas. Proses pembuatan larutan daun suren mudah dilakukan serta

tidak memiliki dampak negatif berupa pencemaran lingkungan.

Jamur B. bassiana bersifat sebagai pembunuh ulat kantong melalui mekanisme jamur tersebut

menginfeksi serangga inang terutama dengan cara langsung menembus kutikula. Spora yang

jatuh pada permukaan kutikula berkecambah dan untuk menembus lapisan kutikula digunakan

tabung penetrasi yang dibentuk pada ujung tabung kecambah. Setelah mencapai saluran

pembuluh darah, jamur tumbuh dengan pesat sehingga nutrisi di dalam tubuh terkuras, darah

menjadi kental, akhirnya mati (BP2TP, 2007). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan

bahwa infeksi jamur B. bassiana terhadap larva P. xylostella dapat mematikan hama tersebut

dengan cara menyerang hemocoel tubuh hama (Hardiyanti, 2006). Kematian hama meningkat

satu minggu setelah aplikasi. Hal ini menunjukkan bahwa cendawan B. bassiana tidak

langsung dapat mematikan serangga hama yang cukup tinggi pada awal infeksi, tapi

memerlukan waktu untuk dapat mengembangbiakkan miseliumnya dalam tubuh hama sampai

hama tersebut mati.

Sebagai pembanding pada penelitian ini dilakukan penyemprotan insektisida sintetik berbahan

aktif organofosfat pada serangga. Insektisida sintetik terbukti secara cepat dapat mematikan

ulat kantong dengan tingkat persen kematian yang paling tinggi (50,77%) pada 1 hari setelah

penyemprotan, namun ternyata pada akhir pengamatan tingkat kematian ulat kantong justru

paling rendah. Hal ini diduga bahan efektif insektisida ini hanya berfungsi di permukaan,

sedangkan ulat kantong yang pada saat penyemprotan melakukan usaha melindungi dirinya

dapat bertahan karena insektisida tidak dapat masuk ke dalam tubuh ulat kantong untuk

mematikan atau menghambat metabolisme ulat kantong. Selain itu diduga efektivitas

insektisida cepat hilang karena faktor lingkungan yang disebabkan oleh suhu dan angin yang

berakibat bahan aktif insektisida cepat menguap.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap tiga jenis bahan insektisida yang telah diuji pada hama

ulat kantong, ekstrak daun suren dan cendawan B. bassiana dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber alternatif pengendalian hama ulat kantong yang bersifat alami, namun untuk

penggunaan di tingkat masyarakat, cendawan B. bassiana masih sulit diterapkan karena

ketersediaan biakan yang belum tersedia luas. Pemanfaatan daun suren sebagai insektisida

mempunyai potensi yang cukup besar karena ketersediaan bahan mentahnya yang melimpah,

proses pembuatan yang mudah serta biaya murah.

IV. KESIMPULAN

1.

Daun suren dan cendawan B. bassiana terbukti efektif sebagai insektisida alami untuk

pengendalian serangan hama ulat kantong.

2.

Daun suren mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan dan diaplikasikan di

tingkat masyarakat, karena ketersediaan bahan baku yang melimpah serta mudah dalam

proses pembuatan.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Jenis-jenis Insektisida Hidup. http://www.balipost.co.id/

balipostcetak/2006/6/12/12.htm. Diakses pada 13 Juni 2007.

Aprianthi SE. 2006. Telaah Kandungan Kimia daun Suren (toona sinensis M.J. Roemer).

http://fa.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbfa-gdl-sl-2006-sesiliaem-1859. Diakses pada 13

Juni 2007.

BP2TP.2007. Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao Dengan Jamur Beauveria Bassiana.

wwwPustaka-Deptan. go. id/agritek. Diakses pada tanggal 27 Febrari 2007.

Djam’an, Dharmawati F. 2002. Informasi Singkat Benih Toona Sureni.Direktorat Perbenihan

Tanaman Hutan. Bogor.

Hardiyanti, D.W. 2006. Kajian Penyebaran Miselium Jamur Beauveria Bassiana Dan

Kerusakan Terhadap Epitel Saluran Pencernaan Makanan Larva Plutella xylostella

(Lepidoptera: Plutellidae). www.digilib.bi.itb.ac.id/270206/htm. Diakses pada tanggal

27 Febrari 2007.

Jayusman, 2006. Prospek Dan Keterbatasan Suren (Toona spp). Warta P3HT Vol.1 th 2006.

Pusat Litbang Hutan Tanaman. Bogor.

Suharti, M.; Asmaliyah dan I. R. Sitepu. 1998. Penendalian Hama Xystrocera festiva Pada

Tegakan Paraserianthes falcataria Menggunakan Cendawan Beauveria bassiana.

Buletin Penelitian Hutan. No 613:29-44. P3HKA. Departemen Kehutanan. Bogor.

Untung K. 1998. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.

Gambar

Tabel 1. Analisis keragaman persentase mortalitas ulat kantong pada 1 hari setelah aplikasi
Tabel 2. Analisis keragaman persentase mortalitas ulat kantong pada 7 hari setelah aplikasi

Referensi

Dokumen terkait

 Jepang: tiap orang Biak tanpa kecuali harus membantu Jepang (saudara tua).

Jenjang akreditasi merupakan aktualisasi dari kualitas kinerja. Makalah ini bertujuan untuk mengungkap dampak akreditasi program studi terhadap peningkatan kualitas

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pemilihan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/ pimpinan perusahaan/ kepala cabang dan kartu pengenal.. Dokumen

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Pasangan Usia Subur di Desa Semboro Kecamatan Semboro Kabupaten Je mber Tahun 2011. Oleh : Andriana

Evaluasi Administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak dinilai pada penilaian kualifikasi. Unsur-unsur yang dinilai meliputi Kelengkapan Persyaratan yang

Apabila: tidak ada sanggahan dari peserta; sanggahan dan/ atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau masa sanggah dan/ atau masa sanggah banding berakhir, maka PT

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab rumusan penelitian pertama, kedua dan ketiga yaitu mengetahui perkembangan profitabilitas