• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEKISTING TERHADAP WAKTU SIKLUS PENGECORAN LANTAI PADA GEDUNG BERTINGKAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BEKISTING TERHADAP WAKTU SIKLUS PENGECORAN LANTAI PADA GEDUNG BERTINGKAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS iii

ABSTRAKSI

Pelaksanaan struktur atas (superstructure) bangunan gedung bertingkat dengan beton

yang dicor ditempat (cast in situ), diperlukan bekisting yang bertingkat-tingkat untuk

memenuhi aspek kecepatan siklus konstruksi. Hal yang paling kritis dari pelaksanaan

pekerjaan bekisting dan perancah adalah ketika bekisting dan perancah mulai dibongkar

dan dipindahkan dari lantai dasar ke lantai di atasnya, sehingga diperlukan perencanaan

terhadap waktu siklus pengecoran lantai.

Selama ini di dalam memperhitungkan waktu siklus pengecoran lantai pada proyek

konstruksi, sering kali berdasarkan pada pengalaman proyek sebelumnya yang sukses.

Padahal bila ditinjau terhadap prinsip sistem bekisting yang dikaitkan dengan aspek waktu

dan biaya, bekisting merupakan komponen biaya yang paling besar dari struktur beton

bertulang. Oleh karena itu, untuk menentukan jumlah bekisting dan perancah yang

ekonomis perlu mempertimbangkan waktu pembongkaran bekisting dan perancah, waktu

siklus pengecoran lantai, dan pembagian zoning pengecoran lantai.

Dalam validasi waktu siklus pengecoran lantai, menunjukan adanya suatu perbedaan

antara hasil prediksi dengan aktual. Ditinjau terhadap faktor keamanan (FK) sama dengan

satu (FK = 1), perbedaan waktu siklus antara hasil prediksi dengan aktual sekitar 12,2% -

31,6%. Pada validasi terhadap jumlah bekisting dan perancah terpasang, terdapat

perbedaan sekitar 0,23 – 0,52 tingkat lantai. Dengan adanya perbedaan waktu siklus

tersebut, maka rata-rata perbedaan penyediaan bekisting antara hasil prediksi (Model)

dengan aktual sekitar 34,38%. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan pada rancangan

campuran beton dan bahan tambah (additive). Hasil ini sudah menunjukkan dapat

membantu perencana untuk mengambil suatu keputusan pada perencanaan awal untuk

proses siklus konstruksi.

(2)

TESIS iv

ABSTRACT

Implementation of the upper structure storey building with a cast in place concrete,

necessary formwork that is stratified to meet the speed aspect of the construction cycle.

The most critical of the implementation of formwork and shore work is when the

formwork and shore began to be dismantled and removed from the ground floor to the

floor above it, so that the necessary planning on casting cycle time on the floor.

So far in the casting cycle time considering the floor on construction projects, often

based on the successful experience of previous projects. And when reviewed against the

principles of formwork system that is associated with aspects of time and cost, formwork is

the largest cost component of reinforced concrete structures. Therefore, to determine the

amount of formwork and shore that economic need time to consider dismantling formwork

and shore, floor molding cycle time, and zoning division foundry floor.

In the validation cycle time of casting the floor, indicating the existence of a difference

between a prediction of actual results. Reviewed against the safety factor (SF) is equal to

one (SF = 1), cycle time difference between the actual results of prediction with

approximately 12.2% - 31.6%. On the validation of the amount of formwork and shore

installed, there is a difference of about 0.23 to 0.52 level floor. With the difference in cycle

time, the average difference between the results predicted provision of formwork (Model)

with approximately 34.38% of actual. This difference is caused by differences in the

design of concrete mix and additives. These results have shown can help planners to take a

decision on initial planning for the construction cycle.

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Waktu Produksi Aktual dan Jaringan Kritis dalam Satu Siklus Produksi Baglog Berdasarkan CPM di Usaha Lancar Abadi. Kegiatan yang dilakukan diurutkan antara satu

Diagram alir analisis momen kritis balok dengan variasi kekakuan pegas spiral .... Diagram alir iterasi kekakuan relatif pegas spiral

Pelat lantai akan berperan sebagai cross beam dengan kekakuan yang jauh lebih besar disbanding kekakuan torsi balok utama yang dalam hal ini adalah dinding geser.. Maksud

Asumsi yang digunakan untuk gaya – gaya dalam pada elemen terdeformasi sama dengan.. asumsi yang digunakan untuk asumsi pembacaan rotasi β terhadap sumbu Z

Kasus yang digunakan untuk validasi fungsi momen kritis tidak konstan.. Analisis Bidang

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan kesimpulan – kesimpulan yang diperoleh bahwa keberadaan pegas spiral pada balok tipis memberikan kontribusi kenaikan

“ PERENCANAAN STRUKTUR KOMPOSIT PADA GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DI SEMARANG ”.. Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia terus

Wavelet mampu mendekomposisi sebuah fungsi menjadi komponen yang berosilasi sekitar nol dan terlokalisasi dalam domain waktu, sehingga menjadikannya sebuah metode