• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN EMBUNG SUNGAI KREO KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG (The Design of Kreo River Dam at Sub District Mijen, Semarang City) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN EMBUNG SUNGAI KREO KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG (The Design of Kreo River Dam at Sub District Mijen, Semarang City) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN EMBUNG SUNGAI KREO

KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

BUDISETIAWAN L2A 002 031

KUKUH DWI PRASETIANTO L2A 002 092

Semarang, November 2007

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Bambang Pardoyo, CES Ir. Hari Nugroho, M.T. NIP 131875487 NIP 132014455

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Embung Sungai Kreo Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang”.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Kedua orang tua kami yang teleh mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang, juga telah memberikan dukungan dan dorongan sepenuhnya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

2. Ir. Bambang Pudjianto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

3. Ir. Sri Sangkawati, M.S. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

4. Ir. Arif Hidayat, CES, M.T. selaku Koordinator Bidang Akademis Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

5. Ir. Bambang Pardoyo, CES. selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir. 6. Ir. Hari Nugroho, M.T. selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir. 7. Ir. Ismiyati, M.S dan Ir. Y.I. Wicaksono, MS selaku Dosen Wali.

8. Seluruh Staf Administrasi Program Strata I Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

9. Semua teman Angkatan 2002 yang telah banyak membantu kami, baik langsung maupun tidak langsung cayooooo...!!!.

(3)

iv

Semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya Laporan Tugas Akhir ini.

Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, November 2007

Penulis

(4)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Tinjauan Umum ... I - 1 1.2Latar Belakang ... I - 2 1.3Maksud dan Tujuan ... I - 3 1.4Lokasi Perencanaan ... I - 4 1.5Ruang Lingkup Pembahasan ... I - 6 1.6Sistematika Penulisan ... I - 7

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum ... II - 1 2.2 Embung…… ... II - 1 2.2.1 Tipe Embung ... II – 2

2.2.1.1 Tipe Embung Berdasar Tujuan Pembangunannya

(5)

vi

2.2.4 Perencanaan Tubuh Embung ... II – 9 2.2.5 Pemanfaatan Embung ... II – 18 2.2.6 Sedimentasi ... II – 19 2.3 Analisis Kebutuhan Air ... II – 19 2.3.1 Kebutuhan Air Baku ... II – 22 2.3.2 Standar Kebutuhan Air Bersih ... II – 22 2.3.3 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih ... II – 26 2.4 Analisa Hidrologi ... II - 27

2.4.1 Penentuan Luas DAS (Daerah Aliran Sungai) ... II – 28 2.4.2 Pemilihan Lokasi Stasiun Curah Hujan ... II - 29 2.4.3 Analisis Curah Hujan Harian Maksimum ... II – 30 2.4.3.1 Curah Hujan Area ... II - 30 2.4.3.1.1 Metode Rata – Rata Aljabar ... II - 30 2.4.3.1.2 Metode Polygon Thiesen ... II - 31 2.4.3.1.3 Metode Rata – Rata Isohyet ... II - 32 2.4.3.2 Analisis Curah Hujan Rencana ... II - 33 2.4.3. 2.1 Metode Gumbel Tipe 1 ... II - 34 2.4.3.2 .2 Metode Log Pearson III ... II - 36 2.4.3.2 .3 Metode Log Normal ... II - 39 2.4.3.3 Uji Keselarasan Distribusi Data Curah Hujan .. II – 40

2.4.3.3.1 Uji Keselarasan Chi Square ... II – 41 2.4.3.3.2 Uji Keselarasan Smirnov Kolmogorov

... II – 43 2.4.4 Intensitas Curah Hujan ... II - 44

(6)

vii

2.4.5.1 Metode Rasional ... II - 48 2.4.5.2 Metode Der Weduwen ... II - 50 2.4.5.3 Metode Hasper ... II - 51 2.4.5.4 Metode FSR Jawa dan Sumatra ... II - 53 2.4.5.5 Metode Gamma I ... II - 55 2.4.6 Analisis Debit Andalan ... II - 61 2.5 Analisa Sedimen ... II - 64 2.5.1 .Tinjauan Umum ... II - 64 2.5.2 Laju Erosi dan Sedimen Yield Metode USLE ... II - 64 2.6 Neraca Air ... II - 65 2.7 Penelusuran Banjir (Flood Routing) ... II - 65 2.7.1 Penelusuran Banjir melalui pengelak ... II - 67 2.7.2 Penelusuran Banjir melalui Pelimpah ... II - 68 2.8 Perhitungan Volume Tampungan Embung ... II - 69 2.8.1 Volume Tampungan Untuk Melayani Kebutuhan ... II - 69 2.8.2 Volume Kehilangan Air Oleh Penguapan ... II – 69 2.8.3 Volume Resapan Embung ... II - 70 2.8.4 Volume yang Disediakan Untuk Sedimen ... II – 71 2.9 Stabilitas Embung ... II - 77 2.9.1 Stabilitas Lereng Embung ... II - 78

2.9.1.1 Stabilitas Lereng Embung Urugan

Menggunakan Metode Irisan Bidang Luncur

(7)

viii

Saluran Peluncur ... II – 97 2.10.4 Bangunan Peredam Energi (Kolam Olak) ... II – 98 2.10.5 Peredam Energi Tipe Bak Tenggelam ( bucket ) ... II – 100 2.11 Rencana Teknis Bangunan Penyadap ... II – 104 2.11.1 Bangunan Penyadap Sandar (inclined outlet conduit). II – 104 2.11.2 Bangunan Penyadap Menara (outlet tower) ... II – 107

2.11.2.1 Pintu-pintu Air dan Katub pada Bangunan Penyadap ... II – 109

BAB III METODOLOGI

3.1 Tinjauan Umum ... III - 1 3.2 Metode Pengumpulan Data ... III - 4 3.3 Jenis Data ... III - 4 3.4 Penyajian Data ... III - 6 3.5 Analisa Data Hidrologi dan Hidrolika ... III - 8 3.6 Analisa Stabilitas Embung ... III – 11 3.7 Analisa Struktur ... III - 12 3.8 Gambar Perencanaan ... III - 12 3.9 RKS ... III – 13 3.10RAB ... III – 13 3.11Time Schedule dan Network Planning ... III – 14

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

4.1 Tinjauan Umum ... IV – 1 4.2. Penentuan Daerah Aliran Sungai ... IV – 2 4.3. Analisis Curah Hujan ... IV – 2

4.3.1. Analisis Curah Hujan Rata-Rata Daerah Aliran

(8)

ix

4.4. Analisis Frekuensi Curah Hujan Rencana ... IV – 6 4.4.1. Pengukuran Dispersi ... IV – 6 4.4.2. Analisis Jenis Sebaran ... IV – 9 4.4.3. Pengujian Kecocokan Sebaran ... 1V – 13 4.4.3.1. Uji Sebaran Chi Kuadrat (Chi Square Test) .. 1V – 13 4.4.3.2. Uji Sebaran Smirnov – Kolmogorov ... IV – 14 4.4.4. Perhitungan Intensitas Curah Hujan ... IV – 15 4.4.5. Perhitungan Debit Banjir Rencana ... IV – 16 4.4.6 Perhitungan Hubungan Elevasi Dengan Volume

Embung ... IV – 39 4.4.7. Analisis Data Outflow pada Embung Sungai Kreo ... IV – 42 4.4.7.1. Penguapan pada Embung ... IV – 42 4.4.7.2. Rembesan (filtrasi) Bawah Permukaan ... IV – 43 4.4.7.3. Perkolasi (Rembesan Ke Bawah Akibat

Grafitasi) ... IV – 43 4.4.8. Kebutuhan Air Baku ... IV – 44 4.5. Analisis debit Andalan ... IV – 49 4.5.1 Volume Tampungan Untuk Melayani Kebutuhan ... IV – 54 4.5.2 Volume Resapan Embung ... IV – 54 4.5.3 Volume Kehilangan Air Oleh Penguapan ... IV – 55 4.5.4 Volume yang Disediakan Untuk Sedimen ... IV – 56 4.6. . Neraca Air... IV – 57 4.7 Penelusuran Banjir Melalui Pelimpah... IV – 62

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI EMBUNG

(9)

x

5.5 Kemiringan Tubuh Tanggul ... V –11 5.6 Perhitungan Stabilitas Embung ... V -11 5.7 Stabilitas Embung Terhadap Aliran Filtrasi ... V -12

5.7.1 Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi tanpa

menggunakan chimney ... V -12 5.7.2 Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi dengan

menggunakan sistem drainase kaki. ... V -15 5.7.3 Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi dengan

menggunakan sistem drainase alas. ... V -17 5.7.4 Jaringan Trayektori aliran filtrasi (seepage flow-net) ... V -19 5.7.5 Tinjauan terhadap gejala sufosi dan sembulan ... V -20 5.8 Stabilitas Lereng Tubuh Embung Terhadap Longsor ... V -21

5.8.1 Pada saat embung baru selesai dibangun ... V -21 5.8.2 Pada saat air waduk mencapai elevasi penuh ... V -22 5.8.3 Pada saat embung mengalami penurunan air

(10)

xi

5.10.3 Saluran Peluncur ... V -50 5.11 Rencana Teknis Hidrolis ... V -52 5.11.1 Peredam Energi ... V -56 5.12 Panjang kolam olakan ... V -54

5.12.1 Gigi-gigi pemencar aliran, gigi-gigi benturan dan

ambang ujung hilir kolam olakan ... V -59 5.12.2 Dimensi kolam olakan ... V -59 5.12.3 Tinggi jagaan ... V -60 5.13 Analisis Stabilitas Bangunan Pelimpah ... V -61 5.14 Bangunan Penyadap ... V -69 5.14.1 Konstruksi dan pondasi bangunan penyadap menara .. V -70 5.14.2 Pipa penyalur ... V -71

BAB VI ANALISA STRUKTUR DENGAN PLAXIS ... VI – 1 6.1 Simulasi Kelongsoran Dengan Program Plaxis 7.2 ... VI – 1 6.2 Pemodelan Material ... VI – 2 6.3 Tahap Perhitungan Plaxis 7.2 ... VI – 3 6.3.1 Tubuh Embung ... VI – 3 6.3.2 Spillway ... VI - 43 BAB VII RENCANA KERJA dan SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

7.1 Syarat-syarat Umum ... VII -1 7.2 Syarat-syarat Administrasi ... VII -7 7.3 Syarat-syarat Teknik ... VII-14

(11)

xii

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

8.1 Pendahuluan RAB ... VIII-1 8.2 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan Tubuh Embung .... VIII-1 8.3 Perhitungan Volume Galian dan Timbunan Saluran Pelimpah . VIII-2 8.3.1 Perhitungan Volume Pasangan Batu Kali ... VIII-3 8.3.2 Perhitungan Volume Beton Bertulang ... VIII-5 8.3.3 Perhitungan Volume Rip – Rap ... VIII-6 8.3.4 Perhitungan Volume Gebalan Rumput ... VIII-6 8.3.5 Perhitungan Volume Pekerjaan Paving Block ... VIII-7 8.3.6 Perhitungan Volume Pekerjaan Patok Batas ... VIII-7 8.4 Harga Satuan Biaya ... VIII-7 8.5 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya ... VIII-14

BAB IX PENUTUP

9.1 Kesimpulan ... IX -1 9.2 Saran ... IX -1

DAFTAR PUSTAKA

GAMBAR RENCANA

LAMPIRAN 1

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Bendungan Beton dan Urugan ... II- 2

Tabel 2.2 Tinggi Jagaan Embung... II -12

Tabel 2.3 Lebar Puncak Bendungan Kecil (Embung) yang Dianjurkan ... II -14

Tabel 2.4 Kemiringan Lereng Urugan ... II -17

Tabel 2.5 Kategori kebutuhan air non domestik ... II -23

Tabel 2.6 Kebutuhan air non domestik kota kategori I, II, III dan IV ... II -24

Tabel 2.7 Kebutuhan air bersih kategori V ... II -25

Tabel 2.8 Kebutuhan air bersih domestik kategori lain ... II -25

Tabel 2.9 Reduced mean (Yn) ... II -35

Tabel 2.10 Reduced Standard Deviation (Sn) ... II -35

Tabel 2.11 Reduced Variate (Yt) ... II -36

Tabel 2.12 Harga k untuk Distribusi Log Pearson III ... II -38

Tabel 2.13 Faktor frekuensi k untuk distribusi log normal 3 parameter ... II -40

Tabel 2.14 Nilai kritis untuk Distribusi Chi-Square ... II -42

Tabel 2.15 Nilai delta maksimum untuk uji keselarasan Smirnov

Kolmogorov... II -44

Tabel 2.16 Koefisien pengaliran ... II -49

Tabel 2.17 Harga koefisien run off (C) ... II -49

Tabel 2.18 Growth Factor (Soewarno, 1995)... II -55

Tabel 2.19 Contoh Tabel Flood routing Dengan Step By Step Method ... II -67

Tabel 2.20 Faktor CP Untuk Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di Pulau

Jawa ... II -74

Tabel 2.21 Angka Aman Minimum Dalam Tinjauan Stabilitas Lereng Sebagai

Fungsi dari Tegangan Geser. (*) ... II -80

Tabel 2.22 Angka Aman Minimum Untuk Analisis Stabilitas Lereng. ... II -81

Tabel 2.23 Percepatan gempa horizontal ... II -85

Tabel 4.1. Luas Pengaruh Stasiun Hujan Terhadap DAS Sungai Kreo ... IV-3

(13)

xiv

dengan MetodeThiessen ... IV-4

Tabel 4.3 Parameter Statistik Curah Hujan ... IV -7

Tabel 4.4 Distrbusi Sebaran Metode Gumbel Tipe I ... IV -10

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Metode Log Pearson Tipe III ... IV -10

Tabel 4.6 Distribusi Sebaran Metode Log Pearson Tipe III ... IV -11

Tabel 4.7 Distrbusi Sebaran Metode Log Normal 3 Parameter ... IV -12

Tabel 4.8 Curah hujan Rancangan DAS Sungai Kreo ... IV -12

Tabel 4.9 Syarat Pemilihan Jenis Distribusi ... IV -12

Tabel 4.10 Chi Square Distribusi Sebaran Data Curah Hujan Stasiun BMG

Metode Distribusi Log Pearson III ... IV -14

Tabel 4.11 Uji Kecocokan Sebaran dengan Smirnov-Kolmogorov ... IV -15

Tabel 4.12 Perhitungan intensitas curah hujan ... IV -16

Tabel 4.13 Perhitungan Debit Metode Rasional ... IV -17

Tabel 4.14 Perhitungan Debit Metode Weduwen ... IV -20

Tabel 4.15 Perhitungan Debit Banjir Dengan Metode Hasper ... IV -21

Tabel 4.16 Perkiraan Debit Puncak Banjir Tahunan Rata – Rata DAS

Sungai Kreo Dengan Metode Persamaan Regresi ... IV -23

Tabel 4.17 Perhitungan Resesi Unit Hidrograf ... IV -27

Tabel 4.18 Hujan Efektif Tiap Jam Periode Ulang T tahun ... IV -29

Tabel 4.19 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 2 Tahun ... IV -29

Tabel 4.20 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 5 tahun ... IV-30

Tabel 4.21 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 10 tahun ... IV -31

Tabel 4.22 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 25 tahun ... IV -32

Tabel 4.23 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 50 tahun ... IV -33

Tabel 4.24 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 100 tahun ... IV -34

Tabel 4.25 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 200 tahun ... IV -35

Tabel 4.26 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 1000 tahun ... IV -36

Tabel 4.27 Rekapitulasi Hidrograf Banjir Rancangan ... IV -37

Tabel 4.28 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana ... IV -39

Tabel 4.29 Perhitungan Volume Embung Terhadap Elevasi Dan Luas

(14)

xv

Tabel 4.30 Penguapan pada embung ... IV -43

Tabel 4.31 Kategori kebutuhan air non domestik ... IV -44

Tabel 4.32 Kebutuhan air bersih kategori V ... IV -45

Tabel 4.33 Jumlah Penduduk Kecamatan Gunungpati, Mijen Tahun 2004 ... IV -46

Tabel 4.34 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku ... IV -47

Tabel 4.35 Analisa Kebutuhan Air Baku Sektor Domestik ... IV -47

Tabel 4.36 Kebutuhan air untuk kebun ... IV -48

Tabel 4.37 Perhitungan kebutuhan air ... IV -48

Tabel 4.38. Curah Hujan Bulanan ... IV -49

Tabel 4.39. Perhitungan Debit Bulanan Dengan Cara F.J Mock ... IV -53

Tabel 4.40 Suplai Air yang dibutuhkan Embung Sungai Kreo ... IV -54

Tabel 4.41 Volume Kehilangan Air Oleh Penguapan ... IV -56

Tabel 4.42 Perhitungan Neraca Air ... IV -59

Tabel 4.43 Perhitungan Debit Spillway ... IV -63

Tabel 4.44 Perhitungan Flood Routing ... IV -64

Tabel 5.1 Koefisien gempa ... V -5

Tabel 5.2 Faktor koreksi ... V -5

Tabel 5.3 Percepatan dasar gempa ... V -6

Tabel 5.4 Menentukan tinggi jagaan ... V -9

Tabel 5.5. Kemiringan tanggul yang diajurkan ... V -11

Tabel 5.6 Kondisi perencanaan teknis material urugan sebagai dasar

perhitungan ... V -22

Tabel 5.7 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung

baru selesai di bangun bagian hulu ... V -24

Tabel 5.8 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung

baru selesai di bangun bagian hilir ... V -26

Tabel 5.9 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi air

penuh bagian hulu ... V -28

Tabel 5.10 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi air

(15)

xvi

Tabel 5.11 Perhitungan metode irisan bidang luncur kondisi penurunan air

mendadak (rapid draw down) bagian hulu ... V -33

Tabel 5.12 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi

penurunan airmendadak (rapid draw down) ... V -36

Tabel 5.13. Rekapitulasi stabilitas embung terhadap longsor ... V -38

Tabel 5.14. Ukuran batu dan ketebalan hamparan pelindung rip-rap ... V -41

Tabel 5.15 Koordinat penampang ambang bendung pelimpah ... V -48

Tabel 5.16 Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah Kondisi

Muka Air Normal ... V -61

Tabel 5.17 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Normal

Gaya Horisontal ... V -62

Tabel 5.18 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Normal Gaya

Vertikal ... V -63

Tabel 5.19. Koefisien Daya Dukung Tanah Terzaghi... V -64

Tabel 5.20 Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah Kondisi Muka

Air Banjir ... V -66

Tabel 5.21 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Banjir

Gaya Horisontal ... V -67

Tabel 5.22 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Banjir

Gaya Vertikal ... V -67

Tabel 5.23 Hasil analisis stabilits bangunan pelimpah ... V -69

Tabel 5.24 Perhitungan Debit Berdasarkan Prosentase Bukaan Pintu ... V -71

Tabel 7.1 Perbandingan Volume Semen dan Pasir ... VI -38

Tabel 7.2. Gradasi Kasar Untuk Campuran Beton ... VI -41

Tabel 7.3 Syarat-syarat Agregat Halus yang Digunakan Dalam Campuran

Beton ... VI -43

Tabel 7.4 Macam-macam Mutu Campuran Beton ... VI -44

(16)

Gambar 2.5 Sketsa Hidrograf satuan sintetik Gama I (Soedibyo, 1993) ... II -56

Gambar 2.6 Sketsa penetapan WF (Soedibyo, 1993) ... II -57

Gambar 2.7 Sketsa penetapan RUA (Soedibyo, 1993) ... II -58

Gambar 2. 8 Berat bahan yang terletak dibawah garis depresi ... II -82

Gambar 2.9 Gaya tekanan hidrostatis pada bidang luncur ... II -83

Gambar 2.10 Skema pembebanan yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis

yang bekerja pada bidang luncur... II -84

Gambar 2.11 Cara menentukan harga-harga N dan T ... II -87

Gambar 2.12 Skema perhitungan bidang luncur dalam kondisi waduk

penuh air ... II -89

Gambar 2.13 Garis depresi pada embung homogen ... II -90

Gambar 2.14 Grafik hubungan antara sudut bidang singgung (α )

dengan

Gambar 2.16 Saluran pengarah aliran dan ambang pengatur debit pada sebuah

pelimpah ... II -95

Gambar 2.17 Penampang memanjang bangunan pelimpa ... II -95

Gambar 2.18 Bentuk mercu Bulat dan Ogee ... II -96

Gambar 2.19 Bagian berbentuk terompet dari saluran peluncur pada

bangunan ... II -98

Gambar 2.20 Peredam bak tenggelam (Bucket) ... II -100

(17)

xviii

Gambar 2.22 Grafik Untuk Mencari Batas Minimum Tinggi Air Hilir ... II -102

Gambar 2.23 (a ) dan (b) Batas Maksimum Tinggi Air Hilir ... II -103

Gambar 2.24 Komponen bangunan penyadap tipe sandar ... II -104

Gambar 2.25 Skema perhitungan untuk lubang-lubang penyadap ... II -107

Gambar 2.26 Contoh bentuk bangunan penyadap tipe menara... II -108

Gambar 2.27 Tekanan hidrostatis yang bekerja pada bidang bulat yang

miring ... II -109

Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Embung Sungai Kreo ... III -3

Gambar 3.2 Diagram Alir Pengumpulan Data ... III -8

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisa Hidrologi ... III -10

Gambar 3.4 Diagram Alir Analisa Stabilitas Embung ... III -11

Gambar 3.5 Gambar Perencanaan Embung Sungai Kreo ... III -12

Gambar 3.6 Rencana Kerja dan Syarat ... III -13

Gambar 3.7 Rencana Anggaran Biaya ... III -14

Gambar 3.8 Time Schedule dan Network Planning ... III -15

Gambar 4.1 Potongan Melintang Sungai Pada As Tubuh Embung ... IV -23

Gambar 4.2. Hidrograf Satuan Sintetis Gamma I(Soedibyo, 1993) ... IV -28

Gambar 4.3 Hidrograf Banjir DPS Sungai Kreo ... IV -38

Gambar 4.4 Grafik Korelasi Antara Elevasi, Volume Tampungan

Dengan Luas Genangan ... IV -41

Gambar 4.5 Neraca Air Embung Sungai Kreo ... IV -60

Gambar 4.6 Neraca Air Sebelum dan Sesudah Adanya Embung

Sungai Kreo ... IV -61

Gambar 4.7 Neraca Air Komulatif Embung Sungai Kreo ... IV-61

Gambar 4.8. Grafik Penelusuran Banjir Melalui Pelimpah ... IV -65

Gambar 5.1. Menentukan Tinggi Embung ... V -1

Gambar 5.2(a). Tinggi Jagaan (freeboard) ... V -2

Gambar 5.2(b). Tinggi Jagaan (freeboard) ... V -3

Gambar 5.3. Grafik perhitungan metode SMB ... V -4

Gambar 5.4 Pembagian Zone Gempa di Indonesia ... V -7

(18)

xix

Gambar 5.6 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen ... V -14

Gambar 5.7 Garis Depresi Tubuh Embung dengan Menggunakan System

Drainase Kaki ... V -16

Gambar 5.8 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen Dengan

Drainase Alas ... V -18

Gambar 5.9. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Selesai Dibangun

dengan Metode Pias (Method of Slice) Hulu... V -23

Gambar 5.10. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Selesai Dibangun

dengan Metode Pias (Method of Slice) Hilir ... V -25

Gambar 5.11. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Air Penuh dengan

Metode Pias (Method of Slice) Hulu ... V -27

Gambar 5.12. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Air Penuh dengan

Metode Pias (Method of Slice) Hilir ... V -30

Gambar 5.13 Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi penurunan air

mendadak (rapid draw down) bagian hulu (elv +124) ... V -32

Gambar 5.14. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi penurunan air

mendadak (rapid draw down) bagian hulu (elv + 127.90 ) .... V -35

Gambar 5.15 Gradasi bahan yang dapat dipergunakan untuk penimbunan

zone kedap air embung urugan homogen ... V -40

Gambar 5.16 Pelapisan embung urugan... V -42

Gambar 5.17 Saluran pengarah aliran dan ambang pengatur debit pada

bangunan pelimpah ... V -43

Gambar 5.18 Saluran ambang penyadap pada bangunan pelimpah ... V -44

Gambar 5.19 Koordinat penampang memanjang ambang pengatur

debit pada bangunan pelimpah ... V -47

Gambar 5.20 Skema bagian transisi saluran pengarah pada bangunan

pelimpah ... V -49

Gambar 5.21 Penampang melintang saluran pengatur ... V -49

Gambar 5.22 Penampang memanjang saluran peluncur ... V -51

Gambar 5.23 Bagian berbentuk terompet pada ujung hilir saluran

(19)

xx

Gambar 5.24 Potongan memanjang spillway ... V -52

Gambar 5.25 Skema penampang memanjang aliran pada saluran ... V -52

Gambar 5.26 Kolam Olakan ... V -57

Gambar 5.27 Panjang loncatan hidrolis pada kolam olakan datar ... V -58

Gambar 5.28 Ukuran gigi-gigi pemencar dan gigi-gigi benturan aliran ... V -59

Gambar 5.29 Rembesan dan Tekanan Air Tanah di Bawah Pelimpah Kondisi

Muka Air normal ... V -61

Gambar 5.30 Stabilitas Pelimpah Pada Kondisi Muka Air Normal... V -62

Gambar 5..31 Rembesan dan Tekanan Air Tanah di Bawah Pelimpah Kondisi

Muka Air Banjir ... V -65

Gambar 5.32 Stabilitas Pelimpah Pada Kondisi Muka Air Banjir ... V -66

Gambar 5.33 Komponen dari bangunan penyadap menara ... V - 70

Gambar 5.34 Grafik Debit Berdasarkan Prosentase Bukaan Pintu ... V -72

Gambar 5.35 Skema pengaliran dalam penyalur kondisi pintu terbuka 80% V -75

Gambar 6.1 Model geometri penampang melintang yang akan dianalisa ... VI – 4

Gambar 6.2 Tampilan geometry model setelah digenerate mesh fine ... VI -5

Gambar 6.3 Tekanan tanah efektif ... VI - 6

Gambar 6.4 Window general pada fase embung... VI - 8

Gambar 6.5 Window parameters pada fase embung... VI - 9

Gambar 6.6 Pendefinisian cluster pada fase embung ... VI -10

Gambar 6.7 Window multipliers pada fase embung ... VI -11

Gambar 6.8 Window general pada fase sf embung ... VI -12

Gambar 6.9 Window parameters pada fase sf embung ... VI -13

Gambar 6.10 Pendefinisian cluster pada fase embung ... VI -13

Gambar 6.11 Window multipliers pada fase sf embung... VI -14

Gambar 6.12 Window general pada fase Konsolidasi embung ... VI -15

Gambar 6.13 Window parameters pada fase Konsolidasi embung ... VI -16

Gambar 6.14 Window multipliers pada fase Konsolidasi Embung ... VI -17

Gambar 6.15 Window general pada fase Tanah Asli ... VI -18

(20)

xxi

Gambar 6.17 Pendefinisian cluster pada fase tanah asli ... VI -19

Gambar 6.18 Window multipliers pada fase tanah asli ... VI -20

Gambar 6.19 Window general pada fase sf tanah asli ... VI -21

Gambar 6.20 Window parameters pada fase sf tanah asli ... VI -22

Gambar 6.21 Pendefinisian cluster pada fase sf tanah asli ... VI- 22

Gambar 6.22 Window multipliers pada fase sf tanah asli ... VI -23

Gambar 6.23 Window general pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -24

Gambar 6.24 Window parameters pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -25

Gambar 6.25 Window multipliers pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -26

Gambar 6.26 Window general pada fase Embung + air ... VI -27

Gambar 6.27 Window parameters pada fase Embung + air ... VI -28

Gambar 6.28 Pendefinisian cluster pada fase Embung + air ... VI -28

Gambar 6.29 Window multipliers pada fase Embung + air ... VI -29

Gambar 6.30 Window general pada fase sf Embung + air ... VI -30

Gambar 6.31 Window parameters pada fase sf Embung + air ... VI -31

Gambar 6.32 Pendefinisian cluster pada fase sf Embung + air ... VI -31

Gambar 6.33 Window multipliers pada fase sf Embung + air ... VI -32

Gambar 6.34 Window general pada fase Konsolidasi Embung + air ... VI -33

Gambar 6.35 Window parameters pada fase Konsolidasi Embung + air ... VI -34

Gambar 6.36 Window multipliers pada fase Konsolidasi Embung + air ... VI -35

Gambar 6.37 Titik yang akan ditinjau ... VI -35

Gambar 6.38 Proses kalkulasi ... VI- 36

Gambar 6.39 Deformasi mesh akibat embung ... VI -37

Gambar 6.40 Arah pergerakan tanah akibat embung ... VI -37

Gambar 6.41 Deformasi mesh akibat embung ... VI -38

Gambar 6.42 Arah pergerakan tanah akibat embung ... VI -38

Gambar 6.43 Deformasi mesh akibat tanah asli ... VI -39

Gambar 6.44 Arah pergerakan tanah akibat tanah asli ... VI -39

Gambar 6.45 Deformasi mesh akibat konsolidasi tanah asli ... VI -40

Gambar 6.46 Arah pergerakan tanah akibat konsolidasi tanah asli ... VI -40

(21)

xxii

Gambar 6.48 Arah pergerakan tanah akibat Embung + air ... VI -41

Gambar 6.49 Deformasi mesh akibat konsolidasi Embung + air ... VI -42

Gambar 6.50 Arah pergerakan tanah akibat konsolidasi Embung + air ... VI -42

Gambar 6.51 Angka keamanan akibat embung, tanah asli, dan embung + air VI-43

Gambar 6.52 Model geometri penampang melintang yang akan dianalisa ... VI -45

Gambar 6.53 Tampilan geometry model setelah digenerate mesh fine ... VI -46

Gambar 6.54 Tekanan tanah efektif ... VI -47

Gambar 6.55 Window general pada fase spillway ... VI -49

Gambar 6.56 Window parameters pada fase spillway ... VI -50

Gambar 6.57 Pendefinisian cluster pada fase spillway... VI -50

Gambar 6.58 Window multipliers pada fase spillway ... VI -51

Gambar 6.59 Window general pada fase sf spillway ... VI -52

Gambar 6.60 Window parameters pada fase sf spillway ... VI -53

Gambar 6.61 Pendefinisian clusterpadafasespillway ... VI -53

Gambar 6.62 Window multipliers pada fase sf spillway ... VI -54

Gambar 6.63 Window general pada fase Konsolidasi spillway ... VI -55

Gambar 6.64 Window parameters pada fase Konsolidasi spillway ... VI -56

Gambar 6.65 Window multipliers pada fase Konsolidasi spillway ... VI -57

Gambar 6.66 Window general pada fase Tanah Asli ... VI -58

Gambar 6.67 Window parameters pada fase tanah asli ... VI -59

Gambar 6.68 Pendefinisian cluster padafasetanah asli ... VI -59

Gambar 6.69 Window multipliers padafase tanah asli ... VI -60

Gambar 6.70 Window general pada fase sf tanah asli ... VI -61

Gambar 6.71 Window parameters padafase sf tanah asli ... VI -62

Gambar 6.72 Pendefinisian cluster pada fase sf tanah asli ... VI -62

Gambar 6.73 Window multipliers pada fase sf tanah asli ... VI -63

Gambar 6.74 Window general pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -64

Gambar 6.75 Window parameters pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -65

Gambar 6.76 Window multipliers pada fase Konsolidasi tanah asli ... VI -66

Gambar 6.77 Window general pada fase spillway + air ... VI -67

(22)

xxiii

Gambar 6.79 Pendefinisian cluster pada fase spillway + air ... VI- 68

Gambar 6.80 Window multipliers pada fase spillway + air ... VI -69

Gambar 6.81 Window general pada fase sf spillway + air ... VI- 70

Gambar 6.82 Window parameters pada fase sf spillway + air ... VI -71

Gambar 6.83 Pendefinisian cluster pada fase sf spillway + air ... VI -71

Gambar 6.84 Window multipliers pada fase sf spillway + air ... VI -72

Gambar 6.85 Window general pada fase Konsolidasi spillway + air ... VI -73

Gambar 6.86 Window parameters pada fase Konsolidasi spillway + air ... VI -74

Gambar 6.87 Window multipliers pada fase Konsolidasi spillway + air ... VI -75

Gambar 6.88 Titik yang akan ditinjau ... VI -75

Gambar 6.89 Proses kalkulasi ... VI -76

Gambar 6.90 Deformasi mesh akibat spillway ... VI -77

Gambar 6.91 Arah pergerakan tanah akibat spillway ... VI -77

Gambar 6.92 Deformasi mesh akibat embung ... VI -78

Gambar 6.93 Arah pergerakan tanah akibat spillway ... VI -78

Gambar 6.94 Deformasi mesh akibat tanah asli ... VI -79

Gambar 6.95 Arah pergerakan tanah akibat tanah asli ... VI -79

Gambar 6.96 Deformasi mesh akibat konsolidasi tanah asli ... VI -80

Gambar 6.97 Arah pergerakan tanah akibat konsolidasi tanah asli ... VI -80

Gambar 6.98 Deformasi mesh akibat spillway + air ... VI -81

Gambar 6.99 Arah pergerakan tanah akibat spillway + air ... VI -81

Gambar 6.100 Deformasi mesh akibat konsolidasi spillway + air ... VI -82

Gambar 6.101 Arah pergerakan tanah akibat konsolidasi spillway + air ... VI -82

Referensi

Dokumen terkait

Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang. tidak dapat kami

Terima kasih pula untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini

Terima kasih pula untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini

Bowles E Joseph, 1991, Sifat – Sifat Fisis dan Geoteknik Tanah, Edisi. Kedua,

Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas akhir ini, yang tidak dapat. penulis sebutkan

Semua Pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, baik langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penulisan Laporan Proyek Tugas Akhir ini. Dalam

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu yang telah membantu dalam pelaksanaan Tugas Akhir dan penulisan laporan ini.. Penulis

Semua Pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, baik langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penulisan Laporan Proyek Tugas Akhir ini. Dalam