• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pkn 0908379 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pkn 0908379 chapter3"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

92 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu, pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominant design” dari Creswell (1994:177). Bagian dominan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Cresswell (2008 : 46) mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai berikut : Quantitative research is a type of educational research in which the researcher decides what to study: ask, specifics, narrow question; collects

quantifiable data from participant; analyzes theses number using statistics and

conduct the inquiry in an unbiased, objective manner.

(2)

Pendekatan kuantitatif yang digunakan ini menggunakan metode deskritif analitis, menurut Nazir, M (1988 : 63) bahwa : “Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian tentang kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kejadian pada masa sekarang.”. Metode deskriptif -analitis dalam penelitian dioperasionalisasikan dengan menggunkan statistik inferensial, yaitu menganalisis data sampel yang hasilnya digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel itu diambil (Sugiyono, 2009:14)

(3)

Langkah berikutnya dalam penelitian ini menggunakan paradigma tambahan (less dominant) dengan pendekatan kualitatitf untuk pendalaman. Pada tahap ini metode yang digunakan adalah wawancara. Pendapat yang membenarkan adanya penambahan melalui informasi pelengkap dengan wawancara ini dikemukakan oleh Kerlinger (2000:769) yang mengatakan:’... wawancara itu dapat digunakan sebagai penopang atau pelengkap metode lain, tindak lanjut dalam menghadapi hasil yang tak terduga/terharapkan, memvalidasikan metode-metode lain, menyelami lebih dalam motivasi responden serta alasan-alasan responden memberikan jawaban dengan cara tertentu’. Singarimbun dan Efendi (1995: 9) mengemukakan pendapat serupa bahwa: ‘penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner yang disiapkan sebelumnya, kemudian diperkaya melalui wawancara maupun observasi kualitatif tersebut, maka gambaran tentang fenomena sosial yang disajikan dalam tabel menjadi semakin jelas, menarik dan lebih hidup nuansa-nuansa fenomena sosial yang ditampilkan’.

B. Prosedur Penelitian

Dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, disusun prosedur penelitian dengan sistematika tertentu sebagai berikut:

1. Perumusan problem statement.

2. Pengakajian dan pengembangan teori, yang mencakup teori pembelajaran PKn dan proses habutuasi serta teori karakter yang baik.

3. Perumusan tujuan dan hipotesis.

(4)

5. Pemilihan unit analisis penelitian, yaitu sejumlah SMP Negeri di Kabupaten Bangka yang guru PKn berlatar belakan S1 PKn. Kemudia dilanjutkan dengan pemilihan subyek/ responden penelitian yaitu siswa dari SMPN tersebut.

6. Pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara

7. Pengolahan data dengan cara melakukan verifikasi, analisis dan intrepertasi. 8. Perumusan temuan penelitian, kesimpulan dan rekomendasi.

Secara garis besar prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

PROSEDUR PENELITIAN

Gambar : 3.1. Prosedur Penelitian Pengkajian,

pengembagan teori

Penyususnan Instrumen

Penyususnan hipotesis

Pemilihan unit analisis

data

Perumusan hasil Pengolahan

data Pengumpulan

data

(5)

C. Lokasi , Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dari data dokumentasi di dinas Pendidikan Kabupaten Bangka diketahui, terdapat 26 SMP Negeri yang tersebar di 8 Kecamatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri kelas VIII di Kabupaten Bangka yang mata pelajaran PKn diajar oleh guru yang berlatar belakang Pendidikan Kewarganegaraan. Populasi tersebut dipilih karena memiliki karakteristik dengan tujuan penelitian, yaitu: (1) Guru PKn SMPN yang berlatar belakang Pendidikan Kewarganegaraan diasumsikan memiliki pemahaman tentang visi, misi, dan tujuan PKn serta strategi pembelajaran PKn (2) Siswa SMPN kelas VIII berada pada tahun kedua (tingkat II) di SMP sehingga mereka sudah banyak menerima dan mengalami proses pembelajaran dan proses habituasi di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi di Dinas Pendidikan Kabupaten bangka diperoleh data bahwa pada tahun pelajaran 2010/2011 terdapat 26 SMPN, yang tersebar di 8 Kecamatan. jumlah guru PKn yang berlatar belakang PKn sebanyak 33 dan jumlah siswa kelas VIII sebanyak 2.488 siswa. 2. Sampel Penelitian

(6)

kedua; proportional random sampling. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama Cluster sampling

Teknik ini dilakukan dengan cara membagi wilayah kabupaten Bangka menjadi dua wilayah, yaitu: (1) Kecamatan Induk yang terdiri atas 5 kecamatan dan (2) Kecamatan Pemekaran yang terdiri atas 3 kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 3.1. Persebaran Jumlah SMP Negeri Di Kabupaten Bangka

WILAYAH NAMA

KECAMATAN

NAMA

SEKOLAH KETERANGAN

Kecamatan Induk Kecamatan Sungailiat

Kecamatan Pemali SMP Negeri 1 SMP Negeri 2

(7)

SMP Negeri 2 SMP Negeri 3

Negeri JUMLAH 8 Kecamatan 26 SMP Negeri Sumber Data: Dinas Pendidikan Kab. Bangka

Dari masing-masing wilayah tesebut ditetapkan 5 kecamatan yang dijadikan sampel, tiga kecamatan dari wilayah kecamatan induk, yaitu; Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Merawang dan Kecamatan Mendo Barat. Dan 2 kecamatan dari wilayah kecamatan pemekaran, yaitu kecamatan Pemali dan Riau Silip.

Dari 5 kecamatan yang terpilih, terdapat 17 SMP Negeri yang gurunya berlatar belakang S-1 PKn. Dari 17 SMP Negeri tersebut dipilih 9 sekolah untuk dijadikan lokasi penelitian dengan pertimbangan letak lokasi sekolah yaitu di ibu kota kecamatan dan di luar ibu kota kecamatan. Dari 9 sekolah tersebut, jumlah siswa sebanyak 1.119 orang, dan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 265 orang. Keputusan penentuan jumlah sampel tersebut didasarkan atas tabel penentuan jumlah sampel yang dikembangkan dari Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2009:128). Bahwa jika jumlah populasi sebanyak 1.100 dengan tingkat kesalahan 5% maka jumlah sampel adalah 265. Penentuan sampel sebanyak itu dilakukan secara acak (random).

b. Tahap Kedua: Proportional Random Sampling

(8)

Tabel: 3.2. Distribusi Penarikan Sampel

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Setiap terminologi memiliki makna yang berbeda dalam konteks dan dalam lapangan studi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memperjelas konsep dari variabel yang diteliti, sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda, maka perlu dirumuskan operasionalisasi variabel sebagai berikut:

1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( sebagai variabel X1)

(9)

Untuk itu yang dimaksud Pembelajaran PKn dalam tesis ini adalah proses belajar mengajar mata pelajaran PKn yang melibatkan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik yang didalamnya dioperasionalisasikan berbagai aspek atau dimensi yang meliputi; (1) materi; (2) metode; (3) media; (4) sumber belajar; dan (5) evaluasi pembelajaran. Selanjutnya aspek-aspek tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator sebagai berikut:

(10)

dikembangkan menjadi beberapa indikator yaitu: Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran; Penggunaan waktu pelaksanaan evaluasi (evaluasi proses dan hasil); Penggunaan bentuk dan jenis evaluasi yang bervariasi; Adanya tindak lanjut dari pelaksanaan evaluasi.

2. Proses habituasi (sebagai variabel X2)

Menurut Budimansyah (2010:63) habituasi adalah proses menciptakan aneka situasi dan kondisi (persisten-life situation) yang berisi aneka ragam penguatan (reinforcment) yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumah, di lingkungan masyarakatnya membasakan diri berprilaku sesuai nilai dan menjadikan perangkat nilai yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi melalui proses olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa dan karasa itu sebagai karakter atau watak. Proses Habituasi yang dimaksud penulis dalam tesis ini adalah kembiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan di lingkungan sekolah dalam upaya menanamkan nilai ketuhanan, nilai pribadi, nilai sosial dan nilai kebangsaan guna membangun karakter baik siswa. Kebiasaan-kebiasaan baik tersebut meliputi lima dimensi sebagai berikut: (a) nilai-nilai perilaku manusia terhadap Tuhan; (b) nilai-nilai perilaku manusia terhadap diri sendiri; (c) nilai-nilai perilaku manusia terhadap sesama; (d) nilai-nilai perilaku manusia terhadap lingkungan; dan (e) nilai-nilai kebangsaan. Selanjutnya dimensi tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator sebagai berikut:

(11)

perilaku manusia terhadap diri sendiri dikembangkan menjadi indikator: Kebiasaan berpenampilan dan berperilaku bersih, rapi, sehat, dan tertib; Kebiasaan mengembangkan potensi diri. Dimensi nilai perilaku manusia terhadap sesama manusia, dikembangkan menjadi indikator: Kebiasaan berperilaku baik terhadap teman; Kebiasaan berperilaku baik terhadap guru/TU dan semua orang.Dimensi nilai perilaku manusia terhadap lingkungan, dikembangkan menjadi indikator: Kebiasaan memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan; Kebiasaan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan. Dimensi Nilai kebangsaan, dikembangkan menjadi indikator: Kebiasaan mengikuti dan melaksanakan upacara bendera serta peringatan hari-hari besar nasional.

3. Pembangunan Karakter ( sebagai variabel Y)

Pembangunan karakter siswa dimaksudkan sebagai upaya membangun nilai kejujuran, kebersihan, kepedulian, dan kebangsaan dengan mengacu pada karakter baik (good character) siswa. Dalam upaya membangun karakter diperlukan upaya sunggung-sungguh untuk membangun karakter individu. Karakter individu merupakan hasil keterpaduan dari olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa yang dapat diwujudkan dalam bentuk; jujur, cerdas, besih dan sehat, serta peduli dan kreatif. Sementara itu Filosof Yunani terkenal, yaitu Aristoteles, mendefinisikan Karakter yang baik sebagai ‘the life of right conduct- right conduct in the relation to other person and in relation to oneself’

(12)

(pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral action (perilaku moral). Masing-masing dimensi tersebut memiliki beberapa indikator sebagai berikut:

Dimensi Pengetahuan Moral (Moral knowing), dengan indikator: Kesadaran moral (moral awareness); Wawasan nilai moral (knowing moral values); Kemampuan mengambil pandangan orang lain (perspective taking);Penalaran Moral (moral reasoning);Mengambil keputusan (decision making); dan Pemahaman diri sendiri (self knowledge). Dimensi Pengetahuan Moral (Moral feeling) dengan indikator: Kata hati atau nurani (conscience); Harapan diri sendiri (self- esteem); Merasakan diri orang lain (emphaty); Mencintai kebaikan (loving the good); Kontrol diri (self-control); dan Merasakan diri sendiri (humility). Dimensi Tindakan moral (Moral Action) dengan indikator: kompetensi (competence); keinginan (will); kebiasaan (habit).

Untuk lebih jelasnya, operasinalisasi variabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel: 3.3. Operasionalisasi Variabel

VARIA-BEL DIMENSI INDIKATOR SKALA

Pembela-jaran PKn (X1)

1. Materi Pembelajaran PKn

a.Kesesuaian materi dengan Standar Isi

Mengguna kan Skala Ordinal b.Kesesuaian materi dengan

tingkat berpikir siswa c.Kesesuaian materi dengan

realitas kehidupan siswa d.Kesesuaian materi dengan

tingkat perkembangan moral siswa

(13)

siswa 2. Metode

Pembelajaran PKn

a.Kesesuaian metode dengan materi pembelajaran b.Penggunaan metode yang

menuntut keaktifan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa

c.Penggunaan metode yang bervariasi

3. Media Pembelajaran PKn

a.Penggunaan media yang bervariasi (visual, audio, audio visual)

b.Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran c.Penggunaan media yang

menambah wawasan siswa d.Penggunaan media yang

meningkatkan motivasi belajar siswa

4. Sumber Belajar PKn

a.Kesesuaian sumber belajar dengan materi dan tujuan pembelajaran

b.Penggunaan sumber belajar yang menambah pengayaan siswa

c.Penggunaan sumber belajar yang dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa d.Penggunaan sumber belajar

yang bervariasi 5. Evaluasi

Pembelajaran PKn

a.Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran

b.Penggunaan waktu

pelaksanaan evaluasi (evaluasi proses dan hasil)

c.Penggunaan bentuk dan jenis evaluasi yang bervariasi d.Adanya tindak lanjut dari

(14)

Proses

a.Kebiasaan melaksanakan ajaran agama

Mengguna kan Skala Ordial b.Kebiasaan melaksanakan

ibadah secara bersama dan memperingati hari-hari besar agama

a.Kebiasaan berpenampilan dan berperilaku bersih, rapi, sehat, tertib, dan jujur.

a.Kebiasaan berperilaku baik terhadap teman

b.Kebiasaan berperilaku baik terhadap guru/TU dan semua orang

b. Kebiasaan menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan 5.Membiasakan

nilai-nilai kebangsaan

a. Kebiasaan mengikuti dan melaksanakan upacara bendera b. Kebiasaan mengikuti dan

melaksanakanserta peringatan b. Wawasan nilai moral (knowing

moral values)

c. Kemampuan mengambil pandangan orang lain

(perspective taking), d. Penalaran Moral (moral

reasoning),

e. Mengambil keputusan (decision making),

f. Pemahaman diri sendiri (self knowledge

2.kesadaran Moral (Moral feeling)

a. Kata hati atau nurani (conscience).

b. Harapan diri sendiri (self- esteem),

(15)

(emphaty)

d. Mencintai kebaikan (loving the good),

e. Kontrol diri (self-control), f. Merasakan diri sendiri

(humility). 3.Perilaku

bermoral

(Moral Action)

a. kompetensi (competence).

b. Keinginan (will). c. Kebiasaan (habit),.

E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah: a) Angket

Teknik ini merupakan teknik utama untuk mendapatkan data primer, berupa data tentang variabel Pembelajaran PKn, proses habituasi, dan karakter siswa. Untuk mendapatkan data tersebut menggunakan angket skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan 5 (lima) option; (1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang (4) jarang, (5) tidak pernah. Jawaban yang tepat memperoleh bobot nilai lima (5), dan seterusnya memperoleh bobot nilai 4, 3, 2, dan 1. Penggunaan skala SSHA ini tidak menuntut siswa untuk menjawab soal dengan benar berdasarkan pengetahuannya, tetapi bagaimana siswa melakukan kebiasaan-kebiasaan aktivitas sehari-hari.

b) Wawancara

(16)

dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai atau responden (Kerlinger, 2000: dalam Supardan, 2004:159). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap guru PKn SMP Negeri di Kabupaten Bangka , yang tujuannya untuk mengungkap pandangan dan tanggapan pembelajaran PKn dan proses habituasi yang dapat membangun karakter siswa.

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah the general interview guide approach. Patton (Wiriaatmadja, 1992: 148-149) menyebutnya jenis wawancara ini merupakan wawancara umum dengan pendekatan terarah, yang merupakan jalan tengah antara jenis wawancara berstruktur dengan wawancara bebas. Wawancara berstruktur ataupun baku dengan mengurutan pertanyaan itu sedemikian rupa telah disusun sebelumnya secara cermat. Kalaupun ada sedikit ‘kebebasan’ untuk mengembangkan pertanyaan, kebebasan itu hanyalah sangat kecil. Berbeda dengan jenis wawancara ‘tidak berstruktur” atau sering disebut wawancara ‘bebas’. Tipe wawancara ini lebih luwes dan terbuka, biasanya hampir tidak menggunakan skedul yang tetap ataupun baku.

(17)

c) Observasi

Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan sosial yang terjadi di sekolah diharapkan dapat melengkapi penjelasan dalam hasil penelitian.

2. Strategi Pengembangan Instrumen

Data yang digunakan dalam penelitian haruslah data yang diperoleh dari suatu instrumen pengukuran yang kredibel, dalam arti data harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan realibilitas merujuk pada konsistensi, akurasi, dan stabiltas nilai dari hasil skala pengukuran tersebut.

Untuk mendapatkan instrumen yang memiliki tingkat validitas yang diharapkan, maka instrumen tersebut harus dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut:

(18)

(lima) option; (1) selalu, (2) sering, (3) kadang-kadang, (4) jarang, (5) tidak pernah. Jawaban yang tepat memperoleh bobot nilai lima (5), dan seterusnya memperoleh bobot nilai 4, 3,2, dan 1. Selanjutnya instrumen tersebut diperkuat dengan konsultasi para ahli, yaitu dosen pembimbing tesis yang kualifikasi profesor dan doktor di bidangnya.

Disamping itu digunakan pula wawancara untuk memperkuat dan memperkaya analisis hasil penelitian dari angket. Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap 5 guru PKn SMP Negeri yang mewakili SMP yang dijadikan sampel penelitian.

(19)

ditetapkan sebesar 0,312. Jika koefisien korelasi kurang dari r tabel maka item dinyatakan tidak valid.

c. Melakukan pengujian realibilitas instrumen. Uji ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur (measurment error). Dengan demikian realibiltas adalah kepercayaan hasil suatu pengukuran yang konsisten bila dilakukan pada waktu yang berbeda terhadap responden, sehingga instrumen penelitian dianggap dapat dipercaya, handal, dan ajeg. Pengujian dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabel dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient sebagai rhitung yang dibandingkan dengan rtabel (0,312). Jika tertnyata r hitung lebih besar dari rtabel, maka dinyatakan reliabel. (Riduan & Sunarto, 2009: 353)

3. Hasil Uji coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 5 Sungailiat terhadap 40 orang siswa, dan hasilnya diolah dengan bantuan SPSS 17. Untuk mengetahui tingkat validitas item, dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item denga skor total item (r

(20)

valid ada 27 item, yaitu no: 31,32, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 42,43, 44, 45, 46, 47, 48, 49,50, 51, 52, 53,54, 55, 56, 58, 59, 61, 62. Sedangkan yang tidak valid ada enam item, yaitu: 33,37,41, 57,60, 63. Dan hasil uji validitas terhadap variabel Y dapat disimpulkan bahwa jumlah item sebanyak 64, yang valid ada 56 item, yaitu nomor: 64,65, 66, 67, 68, 69, 71,72,73,74,75,76,77, 78, 79,80, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 92, 93, 94, 96, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106,107,108,109,110,111, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 127. Sedangkan yang tidak valid ada tujuh item, yaitu nomor: 70, 81, 91, 95, 97,112,126. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Untuk uji realibilitas, pengujian reliabel dapat dilihat pada nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient, sebagai r hitung. Bila r hitung lebih besar dari r tabel (yang ditetapkan sebesar 0,312), maka dapat disimulkan bahwa angket tersebu reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap variabel X1, diperoleh data bahwa nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient, sebagai rhitung, yaitu sebasar 0,599. Bila dibandingkan dengan r tabel (0,312) tertnyata r hitung lebih besar dari r

(21)

tertnyata r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y tersebut reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari lampiran. 4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Dari uji validitas terhadap variabel X1, ada lima item yang tidak valid, yaitu pertanyaan nomor: 4, 12, 18, 24, dan 27. Pertanyaan tersebut selajutnya dianalisis sebagai berikut:

Tabel: 3.4. Hasil Analisis Uji Validitas Variabel X1

No.Item Rumusan Pertanyaan Analisis Keputusan

(22)

melakukan wawancara selanjutnya dianalisis sebagai berikut:

Tabel: 3.5.Hasil Analisis Uji Validitas Variabel X2

No.Item Rumusan Pertanyaan Analisis Keputusan

33 Apakah ada kebiasaan mengkaji/ mendalami ajaran agama?

Pertanyaan dianggap kurang jelas dan terlalu umum sehingga

membingungkan siswa

Tidak digunakan

36 Apakah ada kebiasaan merayakan hari besar

41 Apakah ada kebiasaan tertib ketika masuk

56 Apakah ada kebiasaan menjaga keamanan kelas?

Pertanyaan ini terlalu umum dan sudah terwakili dengan pertanyaan no.57

Tidak digunakan 60 Apakah ada kebiasaan

(23)

63 Apakah ada kebiasaan selanjutnya dianalisis sebagai berikut:

Tabel: 3.6. Hasil Analisis Uji Validitas Variabel Y

No.Item Rumusan

Pertanyaan Analisis Keputusan

70 Apakah anda dalam saku atau tas jika anda ingin

91 Apakah kejujuran, kebersihan atau

95 Apakah harga diri Anda berkurang jika

(24)

112 Apakah anda mau memaafkan jika orang lain berbuat salah pada anda?

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: untuk pertanyaan variabel X1,yang direvisi ada satu dan yang tidak digunakan ada lima pertanyaan, sehingga pada mulanya jumlah item ada 30 menjadi 25 item. Untuk variabel X2, pertanyaan yang tidak digunakan ada enam item sehingga jumlah pertanyaan pada mulanya ada 33 menjadi 27 item. Untuk variabel Y ada tujuh yang tidak digunakan, sehingga jumlah pertanyaan sebelumnya ada 64 item menjadi 57 item. Jumlah item yang digunakan dalam penelitian sebanyak 109 pertanyaan.

F. Teknik Analisis Data

Hasil pengumpulan data dengan instrumen yang sudah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas selanjutnya diolah dan dianalisis. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat apakah data tersebut memenuhi persyaratan untuk diuji dengan analisis dengan parametrik atau non parametrik, dilanjutkan pula dengan uji persyaratan regresi linier, dan kemudian pengujian hipotesis.

1. Persyaratan Penggunaan Statistik Parametrik

(25)

2003:184). Jika tidak memenuhi persyaratan tersebut maka pengolahan data menggunakan statistik non parametris.

a. Perubahan data dari ordinal ke interval. Data harus merupakan data interval, sedangkan instrumen penelitian menggunakan data ordinal, oleh karena itu perlu dilakukan perubahan data ordinal ke data interval dengan menggunakan rumus: 50+10((X-x)/SD) (Riduwan, 2008:143) perhitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel.

b. Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat sejumlah data yang diperoleh berdasarkan uji berdistribusi normal. Untuk menguji tingkat kenormalan dilakukan dengan menggunakan metode One Sample Kolmogrov Smirnov Tes. Dalam melakukan pengujian normalitas distribusi populasi ini diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho: data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal; (2) Ha: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: tolak Ho dan terima Ha jika nilai Asymp sig. (2-tailed) > dari alpha (α) yang ditetapkan sebesar 0,05.

Tabel:3.7. Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pembelajaran PKn (X1)

Proses Habituas (X2)

Pembangunan Karakter (Y)

N 265 265 265

Normal Parametersa,,b

Mean 87.39 108.12 235.07

Std. Deviation 10.717 11.515 23.062 Most Extreme

Differences

Absolute .048 .074 .062

Positive .038 .035 .034

Negative -.048 -.074 -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .773 1.210 1.011 Asymp. Sig. (2-tailed) .588 .107 .259 a. Test distribution is Normal.

(26)

Dari tabel tersebut memperlihatkan bahwa nilai Asymp sig. (2-tailed) variabel X dan Y, masing-masing sebagai berikut: X1 =0,588; X2 = 0,107; dan Y = 0,259. Dengan demikian bahwa seleuruh variabel memiliki nilai Asymp sig. (2-tailed) > 0,05. Untuk itu hasil pengujian menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh bervarians homogen atau tidak. Jika asumsi data sampel berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka hal ini menunjukkan bahwa ragam (

є

i) dari masing-masing sampel tidak sama. Apabila terjadi kecendrungan ragam nilai penelitian yang makin besar akibat dari nilai penelitian yang makin besar pula, maka menunjukkan bahwa populasi tersebut tidak bersifat homogen. Untuk melakukan pengujian homogenitas ini, digunakan uji Level Statistic. Untuk melakukan pengujian homogenitas varian ini, diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho : Data berasal dari populasi dengan variansi tidak homogen; (2) Ha: Data berasal dari populasi dengan variansi homogen. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: tolak Ho dan terima Ha jika nilai signifikansi Level Statistic < (α), yang ditetapkan sebesar 0,05. Dengan mengacu pada hasil pengujian homogenitas dengan Level Statistic, seperti tabel berikut ini:

Tabel: 3.8. Hasil Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Pembangunan Karakter

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.694 41 215 .009

(27)

Dari tabel tersebut tampak bahwa nilai sig. Sebesar 0,009 ini memperlihatkan bahwa variabel memiliki nilai sig. < 0,05. Dengan demikian pengujian menolak Ho dan menerima Ha, yang berarti data berasal dari populasi dengan varians homogen.

2. Teknik Analisis Deskriptif.

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variable penelitian dalam bentuk visualisasi berupa bagan atau table prosentase dari jawaban responden terhadap indikator permasalahan dengan menggunakan cara penentuan kelompok berdasarkan perbandingan nilai skor responden dengan nilai ideal. Adapun kriteria pengelompokan rendah, sedang, dan tinggi ditentukan dengan rentang sebagai berikut: kriteria rendah, rentang nilai kurang dari (< ) 27 %; kriteria sedang, rentang nilai antara 27 % - 73 %; dan kriteria tinggi, rentang nilai lebih dari (>) 73 %.Sedangkan statistic inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Selanjutnya dihitung distribusi frekuensi data variabel berdasarkan kriteria kelompok. Dari tabel distribusi frekuensi data tersebut dibuat tabel prosentasi berdasarkan kelompok kriteria data.

3. Analisis Korelasi

Uji hipotesis hubungan antara variabel penelitian dilakukan melalui uji korelasi sederhana (zero order), parsial, dan majemuk dengan teknik analisis

(28)

Korelasi Pearson dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1, artinya memiliki korelasi negatif sempurna; r = 0, artinya tidak ada korelasi; dan r = 1, artinya korelasi positif yang sempurna. Berikut ini interpretasi nilai r selengkapnya:

Tabel : 3.9. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19

Sangat Kuat Kuat

Cukup Kuat Rendah

Sangat Rendah (Ridwan, 2008:136)

Sementara itu untuk melihat signifikansi hubungan antara variabel, dianalisis dengan menggunakan parameter: (1) jika probabilitas/nilai sig. (2-tailed) < α = 0,05, maka hubungan kedua variabel signivikan; (2) sebaliknya jika nilai sig. > 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.

4. Analisis Regresi Linier

a. Persyaratan Penggunaan Teknik Analisis Regresi Linier

(29)

menggunakan teknik analisis regresi linier ganda, yaitu: uji liniearitas garis regresi, uji multikolineritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas.

b. Hasil Pengujian Persyaratan Regresi Linier

Uji linearitas garis regresi, dengan menggunakan tabel Anova, dilakukan untuk mengambil keputusan model regresi yang akan digunakan. Dalam melakukan pengujian liniearitas garis regresi ini, diajukan hiotesis sebagai berikut: (1) Ho: Model regresi berbentuk tidak linier; (2) Ha : Model regresi berebentuk linier. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

- Jika nilai Sig. lebih besar atau sama dengan nilai α (alpha) atau (Sig. ≥

0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak linier.

- Jika nilai Sig. lebih kecil atau sama dengan nilai α (alpha =0,05) atau (Sig.≤ 0,05.), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya linier.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel ANOVA tampak bahwa nilai Sig. Sebsar 0,000 seperti pada tabel berikut ini:

Tabel : 3.10. Linieritas variabel Y dengan variabel X

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 57643.186 2 28821.593 91.237 .000a

Residual 82765.592 262 315.899

Total 140408.777 264

a. Predictors: (Constant), PROSES HABITUASI, PEMBELAJARAN PKn

b. Dependent Variable: PEMBANGUNAN KARAKTER

(30)

berpola linier. Atau dengan kata lain bahwa hubungan antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) berbentuk linier.

Uji multikolinearitas, dimaksudkan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya. Sekaitan dengan ini, pendugaan adanya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendeteksi adanya multikoliniearitas, bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas multikolinearitas adalah:

1) Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1;

2) Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17,diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel : 3.11. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 84.324 11.849 7.117 .000

Pembelajaran PKn .268 .108 .124 2.469 .014 .887 1.127

Proses Habituasi 1.178 .101 .588 11.679 .000 .887 1.127

a. Dependent Variable: PEMBANGUNAN KARAKTER

Pada tabel 3.11. terlihat bahwa kedua variabel bebas tersebut, angka VIF ada disekitar angka 1 dan nilai tolerance juga mendekati angka 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut mengalami bebas multikolinearitas.

(31)

atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran memiliki varians tidak minimum, dan uji t tidak dapat digunakan karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Menditeksi autokorelasi dapat dilihat dari besaran Durbin-Waston. Secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut:

• Angka D-W di bawah -2 berarti autokorelasi positif.

• Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

• Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Berdasarkan pengolahan SPSS 17, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel : 3.12. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

Model

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .411 91.237 2 262 .000 1.896

Pada bagian model summary terlihat angka Durbin Waston sebesar +1,896 Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi.

(32)

maupun di bawah sumbu Y hal ini bebarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel terikat (Y) berdasarkan masukan variabel bebasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar : 3.2.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Keseluruhan hasil pengujian tersebut di atas memperlihatkan bukti yang signifikan tentang terpenuhinya persyaratan penggunaan regresi linier. Oleh karena itu dalam analisis regresi ganda dapat digunakan metode enter.

5. Analisis Konstribusi

(33)

Gambar

tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tersebut reliabel.
tabel distribusi frekuensi data tersebut dibuat tabel prosentasi berdasarkan
Tabel : 3.9. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi (r)
Tabel : 3.10. Linieritas variabel Y dengan variabel X
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku responden dalam memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak usia 6-12 tahun dengan kategori kurang baik lebih banyak

Sedangkan Dewata TV memilih menggunakan program hiburan untuk memberikan porsi yang cukup besar bagi tayangan budaya dan pariwisata Bali, menurut Pimpinan Program dan Berita

Pola pergerakan kapal rawai tuna saat melakukan kegiatan alih muatan dapat diidenti- fikasi dari hasil tracking VMS dengan menandai hanya dua pola kecepatan kapal yang berbeda

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor, Bogor.. Integrasi Pasar Kentang di Indonesia: Analisis Korelasi dan

[r]

Empat demplot ini dijalankan oleh 4 (empat) kelompok demplot masing-masing dengan jumlah anggota 10 orang. Selain ingin memperkenalkan sistem kebun campur agroforestri, program

Kebijakan yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan dan sasaran revitalisasi agribisnis bawang merah meliputi: (1) kebijakan pengembangan sarana dan prasarana fisik dan non-fisik;

Sepengetahuan saya, baik itu pihak sekolah maupun kepengurusan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di MTs Abbasiyah Kecamatan Teluk Pinang Kecamatan Gaung Anak Serka