• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergub Nomor 60 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pergub Nomor 60 Tahun 2013"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 60 TAHUN 2013

TENTANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : 1.    bahwa   dalam   rangka   untuk   menampung   dan melaksanakan urusan  rumah tangga  daerah dan urusan   dekonsentrasi   serta   tugas   pembantuan sebagaimana diatur dalam Peraturan   Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan   antara   Pemerintah,   Pemerintah Daerah   Provinsi   dan   Pemerintah   Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41   Tahun   2007   tentang   Organisasi   Perangkat Daerah   dan   Peraturan   Daerah   Nomor   03   tahun 2013   tentang   Organisasi   dan   Tata   Kerja   Rumah Sakit   Umum   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung, dipandang perlu menata kembali Uraian Tugas   Rumah   Sakit   Umum   Daerah   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 

(2)

Mengingat 1. Undang­Undang Nomor  8 Tahun  1974 tentang Pokok­pokok   Kepegawaian   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia       Tahun   1974   Nomor   55, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor   3041)   sebagaimana   telah   diubah   dengan Undang­Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara   Republik   Indonesia   Tahun   1999   Nomor 169,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang­Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3. Undang­Undang   Nomor   5   Tahun   2003   tentang Pembentukan   Kabupaten   Bangka   Selatan, Kabupaten   Bangka   Tengah,   Kabupaten   Bangka Barat   dan   Kabupaten   Belitung   Timur   di   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia   Tahun   2003   Nomor   25, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4268);

4. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia   Tahun   2004   Nomor   125,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah   Pengganti   Undang­Undang   Nomor   3 Tahun   2005   tentang   Perubahan   atas   Undang­ Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang Pemerintahan   Daerah   menjadi   Undang­Undang (Lembaran   Negara   Republik   Tahun   2005   Nomor 108,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Undang­Undang   Nomor   33   Tahun   2004   tentang Perimbangan   Keuangan   antara   Pemerintah   Pusat dan   Pemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia   Tahun   2004   Nomor   126, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4438);

(3)

Pajak   Daerah   dan   Retribusi   Daerah   (Lembaran Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2009   Nomor 130,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia  Nomor 5049);

7. Undang­Undang   Nomor   36   Tahun   2009   tentang Kesehatan   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Tahun   2009   Nomor   144,   Tambahan   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

8. Undang­Undang   Nomor   44   Tahun   2009   tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indone­ sia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Reublik Indonesia Nomor 5072);  

9. Undang­Undang   Nomor   12   Tahun   2011   tentang Pembentukan   Peraturan   Perundang­undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Peraturan   Pemerintah   Nomor   16   Tahun   1994 tentang   Jabatan   Fungsional   Pegawai   Negeri   Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1547) sebagaimana telah diubah dengan   Peraturan   Pemerintah   Nomor   40   Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51);

11. Peraturan   Pemerintah   Nomor   38   Tahun   2007 tentang   Pembagian   Urusan   Pemerintahan   antara Pemerintah,   Pemerintahan   Daerah   Provinsi   dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan   Pemerintah   Nomor   41   Tahun   2007 tentang   Organisasi   Perangkat   Daerah   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4741);

13. Peraturan   Pemerintah   Nomor   51   Tahun   2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik   Indonesia   Tahun   2009   Nomor   124, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 5044);

(4)

Pedoman   Kelembagaan   dan   Pengelolaan   Rumah Sakit Daerah;

15. Peraturan   Menteri   Kesehatan   Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006   tentang   Pedoman Organisasi Rumah Sakit dilingkungan Departemen Kesehatan;

16. Peraturan   Menteri   Kesehatan   Nomor 340/MENKES/PER/III/2010   tentang   Klasifikasi Rumah Sakit;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

18. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung     Nomor   10   Tahun   2007   tentang Pembentukan   Peraturan   Daerah   (Lembaran Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung Tahun 2007 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung Nomor 38);

19. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung     Nomor   4   Tahun   2008   tentang   Urusan Pemerintahan   Daerah Provinsi Kepuluan Bangka Belitung   (Lembaran   Daerah   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007 Nomor 3 Seri E);  20. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka

Belitung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata  Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Bangka   Belitung   (Lembaran   Daerah   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

21. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung   Nomor     03   Tahun   2013   Tentang Organisasi   dan   Tata   Kerja   Rumah   Sakit   Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN   GUBERNUR   KEPULAUAN   BANGKA BELITUNG   TENTANG   URAIAN   TUGAS   DAN   FUNGSI JABATAN   STRUKTURAL   PADA   RUMAH   SAKIT   UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.

(5)

     KETENTUAN UMUM Pasal  1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : (1) Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2) Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

(3) Sekretaris   Daerah   adalah   Sekretaris   Daerah   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung selanjutnya disingkat SEKDA.

(4) Perangkat   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   yang selannjutnya   disebut   perangkat   daerah   adalah   unsur   pembantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintah daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, SATPOL PP dan Lembaga Lain Daerah.

(5) Pemerintah   Daerah   adalah   Gubernur   beserta   Perangkat   Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

(6) Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   yang   selanjutnya   disingkat DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(7) Dinas   Kesehatan   adalah   Dinas   Kesehatan   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung.

(8) Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi selanjutnya disingkat RSUD Provinsi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(9) Direktur   adalah   Direktur   Rumah   Sakit   Umum   Daerah   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(10) Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam undang­undang Nomor 8   Tahun   1974   tentang   Pokok­Pokok   Kepegawaian   sebagaimana telah diubah dengan Undang­Undang Nomor 43 Tahun 1999. (11) Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan

tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara. (12) Jabatan Fungsional adalah jabatan non struktural yang diberikan

kepada   Pegawai  Negeri   Sipil  yang   mempunyai  keahlian   tertentu, diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab sesuai dengan fungsi dan keahliannya.

(13) Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.  BAB II

(6)

Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari :

a. Direktur 

b. Bagian Tata Usaha dan Keuangan terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum dan Informasi

2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Kepegawaian c. Bidang Pelayanan terdiri dari :

1. Seksi Pelayanan Medik 2. Seksi Penunjang Medik

d. Bidang Keperawatan terdiri dari : 1.  Seksi Rawat Jalan

2. Seksi Rawat Inap dan Intensif e. Bidang Sarana 

1. Seksi Sarana Medik 2. Seksi Sarana Non Medik

BAB III

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI  Bagian Pertama

DIREKTUR Pasal 3

(1) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai tugas memimpin kegiatan rumah sakit dalam penyelenggaraan   upaya   kesehatan,   upaya   rujukan,   tugas dekonsentrasi   dan   tugas   pembantuan   di   RSUDP   Kepulauan Bangka   Belitung   sesuai   dengan   peraturan   perundang­undangan agar berjalan dengan baik.

(2) Direktur membawahi 4 (empat) bidang Jabatan Struktural, yaitu : a. Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan

b. Kepala Bidang Pelayanan c. Kepala Bidang Keperawatan d. Kepala Bidang Sarana

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) peraturan ini, Direktur menyelenggarakan fungsi :

(7)

b. Merumuskan visi, misi dan tujuan RSUD Provinsi berdasarkan acuan dari visi dan misi Pemerintah Daerah dan Kebijakan Di­ nas Kesehatan Provinsi dalam pencapaian upaya kesehatan c. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan

tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas di RSUD Provinsi

d. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan RSUD Provinsi  sesuai   dengan   tugas,   beban   kerja   dan   tanggung jawabnya agar pelaksanaan tugas/pekerjaan berjalan dengan baik dan tepat waktu.

e. Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan  RSUD Provinsi berdasarkan peraturan perundang­undangan agar hasil kerja bawahan baik dan optimal.

f. Menetapkan standar operasional pelayanan rumah sakit sesu­ ai dengan prosedur kerja dalam rangka peningkatan pelayanan rumah sakit

g. Menetapkan laporan akuntabilitas kinerja dan keuangan ru­ mah sakit sesuai dengan peraturan perundang­undangan un­ tuk pertanggungjawaban kegiatan dan evaluasi rencana kegiat­ an yang akan datang

h. Menetapkan laporan seluruh pelaksanaan kegiatan rumah sa­ kit   secara   berkala   dan   insidentil   dengan   cara   menganalisis rancangan laporan yang disusun oleh para kepala bidang dan kepala bagian di lingkungan RSUD Provinsi

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan  dalam   rangka   kelancaran   pelaksanaan   tugas   RSUD Provinsi

Bagian Kedua

Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan Pasal 4

(1) Kepala   Bagian   Tata   Usaha   dan   Keuangan   mempunyai   tugas memimpin dan melakukan perencanaan, koordinasi, dan evaluasi kegiatan   tata   usaha,  administrasi   umum,  keuangan   dan kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang­undangan agar kegiatan   di   Bagian   Tata   Usaha   dan   Keuangan   berjalan   dengan baik.

(2) Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan membawahi 3 (tiga) Sub Bagian Jabatan Struktural, yaitu :

(8)

c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) peraturan ini, Kepala Bagian Tata Usaha  dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana kerja kegiatan Bagian Tata Usaha dan Keu­ angan berdasarkan Renstra dan Anggaran Belanja RSUDP se­ bagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Bagian Tata Usaha dan Keuangan.

c. Membimbing  pelaksanaan   tugas   bawahan  di  lingkungan Bagian Tata Usaha dan Keuangan sesuai dengan tugas, beban kerja dan tanggung jawabnya agar pelaksanaan tugas/ peker­ jaan berjalan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengevaluasi   pelaksanaan   tugas   di   lingkungan   Bagian   Tata Usaha dan Keuangan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada sebagai bahan masukan perbaikan pelaksanaan tu­ gas dan melaporkan kepada Direktur

e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan  Bagian Tata Usaha dan Keuangan  sesuai  ketentuan  dan peraturan yang berlaku untuk   pertanggungjawaban  kegiatan   dan  evaluasi   rencana kegiatan yang akan dating dan melaporkan kepada Direktur. f. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama di lingkungan RSUD

Provinsi   berdasarkan   kegiatan   yang   telah   ditetapkan   dalam upaya peningkatan pelayanan RSUD Provinsi  

g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Bagian Tata Usaha dan Keuangan RSUD Provinsi

h. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Kepala Sub Bagian Umum dan Informasi

Pasal 5

(9)

a. Menyusun rencana kerja kegiatan sub bagian umum dan in­ formasi berdasarkan kebijakan dan prioritas.

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas sub bag umum dan informasi.

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sub bagian umum dan informasi sesuai dengan tugas, beban kerja dan   tanggung   jawabnya   agar   pelaksanaan   tugas/   pekerjaan berjalan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengevaluasi   pelaksanaan   tugas   di   lingkungan   sub   bagian umum dan informasi dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada sebagai bahan masukan perbaikan pelaksanaan tu­ gas.

e. Menyusun   laporan   pelaksanaan   kegiatan   sub   bagian   umum dan informasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban kegiatan dan evaluasi rencana ke­ giatan yang akan datang.

f. Menyiapkan   administrasi   umum   di   lingkungan   rumah   sakit sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang­undangan yang berlaku.

g. Mengkoordinasikan  pelaksanaan   ketatausahaan  rumah   sakit mulai dari surat masuk, penganggendaan surat, surat keluar dan kearsipan.

h. Merencanakan dan melakukan urusan rumah tangga meliputi pengaturan sopir, keamanan, pengelolaan ATK, serta memeli­ hara kebersihan kantor/ ruangan, penataan dan pemeliharaan taman.

i. Menyusun bahan pembinaan dan petunjuk teknis tentang pe­ nataan administrasi rumah sakit.

j. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan, pera­ latan kantor dan pemeliharaan barang­barang inventaris RS. k. Menyusun   rancangan   rencana   kegiatan   dengan   cara   meng­

kompilasi rancangan kegiatan dari bidang­bidang. l. Menyebarluaskan informasi dan kebijakan Rumah Sakit. m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan  dalam   rangka   kelancaran   pelaksanaan   tugas   di   Sub Bagian Umum dan Informasi.

n. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Kepala Sub Bagian Keuangan

(10)

(1) Kepala   Sub   Bagian   Keuangan   mempunyai   tugas   memimpin, merencanakan,   mengkoordinasikan   dan   mengevaluasi   serta melaksanakan   pengelolaan   keuangan   RSUD   Provinsi  sesuai dengan   peraturan   perundang­undangan   agar   kegiatan   di   Sub Bagian Umum dan Informasi berjalan dengan baik

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) peraturan ini, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas :

a. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian keuangan berdasarkan Renstra dan Anggaran Belanja RSUD Provinsi sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

b. Membagi   tugas   staf   sub   bagian   keuangan   sesuai   dengan tugas dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas sub bagian keuangan.

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sub bagian   keuangan   sesuai   dengan   tugas,   beban   kerja   dan tanggungjawabnya agar pelaksanaan pengelolaan keuangan berjalan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengkoordinir   pelaksanaan   dengan   peraturan   perundang­ undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas sub bagian keuangan.

e. Menyelengarakan   administrasi   keuangan   sesuai   dengan peraturan   perundang­undangan   untuk   kelancaran pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi. f. Mengkoordinasikan   pembukuan   keuangan   belanja   rutin

sesuai   dengan   peraturan   perundang­undangan   secara sistematis.

g. Menyelenggarakan   Sistem   Akuntansi   RSUD   Provinsi berdasarkan   peraturan   perundang­undangan   untuk kelancaran pengelolaan keuangan RSUD Provinsi.

h. Menyusun   laporan   keuangan   secara   berkala   berdasarkan realisasi   belanja   sebagai   bahan   pertanggungjawaban anggaran.

i. Mengevaluasi   pelaksanaan   tugas   sub   bagian   keuangan dengan   cara   mengidentifikasi   hambatan   yang   ada   sebagai bahan masukan perbaikan pelaksanaan tugas.

j. Menyusun   laporan   pelaksanaan   kegiatan   sub   bagian keuangan   sesuai   dengan   ketentuan   dan   peraturan   yang berlaku   untuk   pertanggungjawaban   kegiatan   dan   evaluasi renacana kegiatan yang akan datang.

(11)

l. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Kepala Sub Bagian Kepegawaian

Pasal 7

(1) Kepala  Sub   Bagian   Kepegawaian  mempunyai  tugas  memimpin, merencanakan,  mengelola   semua   urusan   kepegawaian   dan pengembangan  sumber   daya   manusia   RSUD   Provinsi   sesuai dengan   peraturan   perundang­undangan   agar   kegiatan   di   Sub Bagian Kepegawaian berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (1) peraturan ini, Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai uraian tugas :

a. Menyusun   rencana   kerja   kegiatan   sub   bagian   kepegawaian berdasarkan kebijakan dan prioritas.

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas sub bag kepegawaian.

c. Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan sub bagian   kepegawaian   sesuai   dengan   tugas,   beban   kerja   dan tanggung jawabnya agar pelaksanaan tugas/ pekerjaan berja­ lan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan sub bagian ke­ pegawaian informasi dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada sebagai bahan masukan perbaikan pelaksanaan tu­ gas.

e. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sub kepegawaian se­ suai   ketentuan   dan   peraturan   yang   berlaku   untuk   pertang­ gungjawaban   kegiatan   dan   evaluasi   rencana   kegiatan   yang akan datang.

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi kepegawaian ru­ mah sakit.

g. Mengkoordinasikan  pemenuhan   kebutuhan  administrasi   dan pengembangan kepegawaian rumah sakit.

h. Menyusun   dan   memelihara   data   administrasi   kepegawaian serta data kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian. i. Menyiapkan bahan, memproses administrasi kepegawaian me­

(12)

j. Melaksanakan   tugas   kedinasan   lain   yang   diberikan   atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di sub bagian keuangan.

k. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Bagian Ketiga

Pasal 8

Kepala Bidang Pelayanan

(1) Kepala   Bidang   Pelayanan   mempunyai   tugas   memimpin, merencanakan,    membina,   mengkoordinasikan,   mengawasi   dan melaksanakan   pengelolaan   kegiatan   pelayanan   medik   dan penunjang medik  sesuai dengan peraturan perundang­undangan agar kegiatan di Bidang Pelayanan berjalan dengan baik.

(2) Kepala   Bidang   Pelayanan  membawahi   2   (dua)   Seksi   Jabatan Struktural, yaitu :

a. Kepala Seksi Pelayanan Medik b. Kepala Seksi Penunjang Medik

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (1) peraturan ini, Kepala Bidang Pelayanan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Pelayanan berdasar­ kan Renstra dan Anggaran Belanja RSUD Provinsi sebagai pe­ doman pelaksanaan tugas.

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Bidang Pelayanan.

c. Membimbing pelaksanaan   tugas   bawahan di lingkungan   Bi­ dang Pelayanan  sesuai dengan tugas, beban kerja dan tang­ gung   jawabnya   agar   pelaksanaan   tugas/pekerjaan   berjalan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pela­ yanan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada seba­ gai bahan masukan perbaikan pelaksanaan tugas

e. Menyusun petunjuk teknis dan bahan kebijakan Bidang Pela­ yanan   RSUD   Provinsi   berdasarkan   peraturan   perundang­ undangan sebagai pedoman pelayanan kesehatan RSUD Pro­ vinsi

(13)

g. Menyusun rancangan pola tarif pelayanan rumah sakit sesuai dengan peraturan dan perundang­undangan

h. Menyusun   laporan   pelaksanaan   kegiatan  Bidang   Pelayanan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk pertang­ gungjawaban  kegiatan   dan  evaluasi   rencana   kegiatan   yang akan dating dan melaporkan kepada Direktur

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Bidang Pelayanan RSUD Provinsi

j. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan.

Kepala Seksi Pelayanan Medik Pasal 9

(1) Kepala   Seksi  Pelayanan   Medik  mempunyai   tugas   memimpin, merencanakan   kebutuhan  sumber   daya   manusia  dan   sarana pelayanan medik untuk peningkatan mutu pelayanan medik rawat jalan,   rawat  inap   dan   pelayanan   gawat   darurat  sesuai   dengan peraturan perundang­undangan agar kegiatan di Seksi Pelayanan Medik berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) peraturan ini, Kepala Seksi Pelayanaan Medik mempunyai Uraian Tugas :

a. Merencanakan pengelolaan kebutuhan sumber daya manusia pelayanan medik  untuk meningkatkan  dan mengembangkan mutu pelayanan medik.

b. Menyusun perencanaan pengadaan sarana medik berdasarkan permintaan dari unit gawat darurat, rawat inap, rawat jalan, perawatan intensif dan  bedah.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan di bi­ dang medik baik prosedur kerja maupun penggunaan fasilitas medik.

d. Melakukan penyusunan laporan dibidang pelayanan medik. e. Menyusun perencanaan Standar Prosedur Operasional standar

terapi, standar pelayanan minimal dan persiapan akreditasi/ ISO RS di bidang pelayanan medik.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Pelayanan Medik

(14)

Kepala Seksi Penunjang Medik Pasal 10

(1) Kepala   Seksi  Penunjang   Medik  mempunyai   tugas   memimpin, merencanakan,    menyusun   bahan   perumusan   perencanaan   dan teknis pelaksanaan kegiatan di lingkup penunjang medik  sesuai dengan   peraturan   perundang­undangan   agar   kegiatan   di   Seksi Penunjang Medik berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) peraturan ini, Kepala Seksi Penunjang Medik mempunyai Uraian Tugas :

a. Menyiapkan   bahan   rencana   kegiatan   Penunjang   Medik berdasarkan kebijakan dan skala prioritas untuk penyusunan program Penunjang.

b. Menyusun Standar Prosedur Operasional di lingkup Penunjang Medik.

c. Menyusun   rencana   pelaksanaan   kegiatan   Seksi   Penunjang Medik berdasarkan program Bidang Pelayanan agar tugas da­ pat dilaksanakan dengan efektif.

d. Mendistribusikan   tugas   kepada   pegawai   sesuai   dengan   ja­ batannya agar pekerjaan dapat terlaksana.

e. Menyiapkan   bahan   koordinasi   pelaksanaan   program   dan kegiatan penunjang medik pada Instalasi di lingkup penunjang medik   berdasarkan   peraturan   perundang­undangan   yang berlaku agar pekerjaan dapat terlaksana.

f. Menyiapkan   bahan   koordinasi   pelaksanaan   tugas   yang   ada kaitannya   dengan   unit   kerja   di   lingkungan   rumah   sakit berdasarkan peraturan perundang­undangan yang berlaku un­ tuk sinkronisasi tugas.

g. Menyusun   perencanaan   pengadaan   obat­obatan   berdasarkan permintaan dari instalasi gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan.

h. Menyiapkan   bahan   peningkatan   mutu   pelayanan   penunjang medik berdasarkan peraturan standar pelayanan minimal un­ tuk peningkatan kinerja.

i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas Seksi Penunjang Medik un­ tuk   mengetahui   tingkat   pencapaian   program,   permasalahan yang dihadapi serta upaya pemecahannya.

(15)

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Penunjang Medik.

l. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Bagian Keempat

Kepala Bidang Keperawatan  Pasal 11

(1) Kepala Bidang Keperawatan mempunyai tugas memimpin, meru­ muskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan   mempertanggungjawabkan   tugas­tugas   di   bidang   pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan rawat jalan, rawat inap dan intensif sesuai dengan peraturan perundang­undangan agar kegiatan di Bidang Keperawatan berjalan dengan baik.

(2) Kepala   Bidang   Keperawatan   membawahi   2   (dua)   Seksi   Jabatan Struktural yaitu :

a. Seksi Rawat Jalan 

b. Seksi Rawat Inap dan Intensif

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (1) peraturan ini, Kepala Bidang Keperawatan menyelenggara­ kan fungsi :

a. Merencanakan operasional program kegiatan penyelenggaraan asuhan keperawatan dan etika mutu keperawatan rawat jalan dan rawat inap dan intensif.

b. Memberi   petunjuk   dan   mengatur   pelaksanaan   asuhan keperawatan dan etika mutu keperawatan rawat inap dan in­ tensif, dan rawat jalan.

c. Membuat laporan pelaksanaan asuhan keperawatan dan etika mutu keperawatan rawat inap dan intensif dan rawat jalan. d. Mengevaluasi terhadap pelaksanaan kode etik, prosedur dan

asuhan keperawatan rawat inap dan intensif dan rawat  jalan. e. Mengatur sumber daya manusia, fasilitas asuhan keperawatan

dan etika mutu keperawatan rawat inap dan intensif dan rawat jalan.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Bidang Keperawatan 

(16)

Pasal 12

(1) Kepala Seksi Rawat Jalan mempunyai tugas memimpin, menyiap­ an kebutuhan sumber daya manusia, fasilitas pelayanan, merenca­ nakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan asuhan keperawatan rawat jalan sesuai de­ ngan peraturan perundang­undangan agar kegiatan di Seksi Rawat Jalan berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat   (1)   peraturan   ini,   Kepala   Seksi   Keperawatan   Rawat   Jalan mempunyai uraian tugas :

a. Merencanakan program kerja kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan rawat jalan.

b. Melaporkan hasil kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan rawat jalan.

c. Membagi tugas kepada pegawai sesuai dengan jabatannya agar pekerjaan dapat terlaksana.

d. Merencanakan, menganalisa kebutuhan tenaga dan alat pera­ watan. 

e. Menyusun pengembangan kompetensi tenaga keperawatan ra­ wat jalan.

f. Melaksanakan pengawasan dan mengendalikan kegiatan pela­ yanan dan asuhan keperawatan rawat jalan.

g. Merencanakan program kegiatan penyelenggaraan asuhan ke­ perawatan, pelayanan keperawatan dan etika mutu keperawat­ an di instalasi rawat jalan.

h. Menyelia pelaksanaan asuhan keperawatan, pelayanan kepera­ watan dan etika mutu keperawatan rawat jalan.

i. Membimbing di bidang etika dan meningkatkan mutu kepera­ watan rawat jalan.

j. Mengevaluasi terhadap pelaksanaan kode etik, prosedur dan pelayanan keperawatan rawat jalan.

k. Mengelola fasilitas asuhan keperawatan, pelayanan keperawat­ an dan membina etika serta meningkatkan mutu keperawatan rawat jalan.

l. Mengevaluasi hasil laporan pelaksanaan tugas. 

m. Memeriksa hasil pelayanan keperawatan dan asuhan kepera­ watan rawat jalan sub unit kerja lain di lingkungan RSUDP. n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Rawat jalan.

(17)

Kepala Seksi Rawat Inap dan Intensif Pasal 13

(1) Kepala Seksi Rawat Inap dan Intensif mempunyai tugas memimpin, merencanakan, melaksanakan penyiapan kebutuhan sumber daya manusia,   fasilitas   pelayanan,   melaksanakan,   mengevaluasi   dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan asuhan keperawat­ an rawat inap dan intensif sesuai dengan peraturan perundang­ undangan agar kegiatan di Seksi Rawat Inap dan Intensif  berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat (1) peraturan ini, Kepala Seksi Rawat Inap dan Intensif mem­ punyai uraian tugas :

a. Merencanakan   program kerja kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan rawat Inap dan Intensif.

b. Melaporkan hasil kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan rawat Inap dan Intensif.

c. Membagi tugas kepada pegawai sesuai dengan jabatannya agar pekerjaan dapat terlaksana.

d. Merencanakan, menganalisa kebutuhan tenaga dan alat pera­ watan.

e. Menyusun pengembangan kompetensi tenaga keperawatan ra­ wat inap dan  intensif.

f. Melaksanakan pengawasan dan mengendalikan kegiatan pela­ yanan dan asuhan keperawatan rawat Inap dan Intensif. g. Merencanakan   program   kegiatan   penyelenggaraan   pelayanan

keperawatan, asuhan keperawatan  dan etika mutu keperawat­ an di instalasi rawat Inap dan Intensif.

h. Menyelia pelaksanaan pelayanan keperawatan, asuhan kepera­ watan,   dan etika mutu keperawatan rawat Inap dan Intensif. i. Membimbing dibidang etika dan meningkatkan mutu kepera­

watan rawat Inap dan Intensif.

j. Mengevaluasi terhadap pelaksanaan kode etik, standar prose­ dur dan pelayanan keperawatan rawat Inap dan Intensif. k. Mengelola fasilitas asuhan keperawatan, pelayanan keperawat­

an dan membina etika serta meningkatkan mutu keperawatan rawat Inap dan Intensif.

l. Mengevaluasi hasil laporan pelaksanaan tugas. 

m. Memeriksa hasil pelayanan keperawatan dan asuhan kepera­ watan rawat Inap dan Intensif sub unit kerja lain di lingkung­ an RSUD.

(18)

atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Rawat Inap dan Intensif.

o. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Bagian Kelima

Kepala Bidang Sarana Pasal 14

(1) Kepala Bidang Sarana mempunyai tugas memimpin, merencana­ kan, menyusun, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas medik dan   non   medik,   melakukan   koordinasi   serta   melakukan     moni­ toring   dan   evaluasi   pelaksanaan   tugas   sesuai   dengan   peraturan perundang­undangan agar kegiatan di Bidang Sarana berjalan de­ ngan baik.

(2) Kepala Bidang sarana membawahi 2 (dua) seksi Jabatan Struktu­ ral yaitu :

a. Kepala Seksi Sarana Medik b. Kepala Seksi sarana non medik.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat   (1)   peraturan   ini,   Kepala   Bidang   Sarana   menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana kerja kegiatan Bidang Sarana berdasarkan Renstra dan Anggaran Belanja RSUDP sebagai pedoman pelak­ sanaan tugas.

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Bidang sarana.

c. Membimbing pelaksanaan   tugas   bawahan di lingkungan  Bi­ dang Sarana  sesuai dengan tugas, beban kerja dan tanggung jawabnya agar pelaksanaan tugas/ pekerjaan berjalan dengan baik dan tepat waktu.

d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Sarana dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada sebagai ba­ han masukan perbaikan pelaksanaan tugas.

e. Menyusun rencana kebutuhan sarana medik dan non medik dengan   cara   mengkompilasi   kebutuhan   sarana   dari   bidang­ bidang di RSUD Provinsi

(19)

g. Melaksanakan   koordinasi   sarana   medik   dan   non   medik   de­ ngan   bidang­bidang   untuk   kelancaran   operasional   kegiatan pelayanan RSUD Provinsi 

h. Menyusun   laporan   pelaksanaan   kegiatan  Bidang   Sarana sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk pertang­ gungjawaban  kegiatan   dan  evaluasi   rencana   kegiatan   yang akan datang.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Bidang Sarana RSUD Provinsi.

j. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Kepala Seksi Sarana Medik

Pasal 15

(1) Kepala Seksi Sarana Medik mempunyai tugas memimpin, merenca­ nakan, menyusun, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas me­ dik, melakukan koordinasi serta melakukan  monitoring dan evalu­ asi   pelaksanaan   tugas   sesuai   dengan   peraturan   perundang­ undangan agar kegiatan di Seksi Sarana Medik berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (1) peraturan ini, Kepala Seksi Sarana Medik mempunyai urai­ an tugas :

a. Merencanakan kegiatan seksi sarana medik. 

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas di seksi sarana medik.

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas di seksi sarana medik sesuai aturan yang berlaku.

d. Menyiapkan bahan perumusan Standar Prosedur Operasional alat­alat kesehatan.

e. Menyiapkan pengembangan fasilitas alat­alat kesehatan untuk menunjang operasional rumah sakit.

f. Menyiapkan bahan pemeliharaan dan perawatan alat­alat ke­ sehatan.

g. Menyiapkan   bahan   laporan   hasil   kegiatan   pelaksanaan   dan pemantauan serta evaluasi seksi sarana medik.

(20)

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Sarana Medik.

j. Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Kepala Seksi Sarana Non Medik

Pasal 16

(1) Kepala Seksi sarana non medik mempunyai tugas memimpin, me­ rencanakan, menyusun, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas non   medik,   melakukan   koordinasi   serta   melakukan     monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan perun­ dang­undangan agar kegiatan di Seksi Sarana Non Medik berjalan dengan baik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat (1) peraturan ini, Kepala Seksi Sarana Non Medik mempunyai uraian tugas :

a. Merencanakan kegiatan di seksi Sarana Non medik 

b. Membagi   tugas   kepada   bawahan   sesuai   dengan   tugas   dan tanggungjawab masing­masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas di seksi sarana non medik.

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas di seksi sarana non me­ dik sesuai aturan yang berlaku.

d. Menyiapkan bahan perumusan Standar Prosedur Operasional sarana gedung dan perlengkapan gedung, kendaraan, meube­ lair, sarana pengolahan limbah.

e. Menyiapkan pengembangan fasilitas sarana gedung dan per­ lengkapan gedung, kendaraan, meubelair, sarana pengolahan limbah dalam menunjang operasional rumah sakit.

f. Menyiapkan   bahan   pemeliharaan   dan   perawatan   sarana   ge­ dung dan perlengkapan gedung, kendaraan, meubelair, sarana pengolahan limbah.

g. Menyiapkan   bahan   laporan   hasil   kegiatan   pelaksanaan   dan pemantauan serta evaluasi seksi sarana non medik.

h. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian seksi sarana non medik.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan  dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas di Seksi Sarana Medik.

(21)

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 17

(1) Tugas   Teknis   Rumah   Sakit   Umum   Daerah   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan bidang tugas keahlian dan kebu­ tuhan serta berdasarkan kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas   melaksanakan   sebagian   tugas   dan   fungsi   Rumah   Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan keahliannya.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, melaksanakan tugas sesuai keahlian dan keterampil­ an masing­masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan pera­ turan perundang­undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dan jen­ jang jabatan fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilannya.

(2) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur.

(3) Jumlah   Jabatan   Fungsional   ditentukan   berdasarkan   kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan keten­ tuan peraturan perundang­undangan yang berlaku.

(5) Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan.

BAB V

KOMITE KLINIK DAN INSTALASI  Bagian Pertama

Komite Klinik Pasal 19

(1) Komite Klinik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada  Di­ rektur.

(22)

profesi  serta   mengembangkan   program   pelayanan,   pengendalian mutu, pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

(3) Pembentukan Komite Klinik ditetapkan oleh Direktur.

(4) Dalam melaksanakan tugas Komite dapat dibantu oleh Sub Komite sesuai dengan kebutuhan dan ditetapkan oleh Direktur.

(5) Sub Komite adalah kelompok kerja khusus didalam Komite Klinik yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus.

(6) Tenaga   Fungsional   dari   Kelompok   Jabatan   Fungsional   dibidang medik, penunjang medik dan keperawatan secara profesional ber­ tanggung jawab kepada Komite Klinik.

(7) Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Bagian Kedua

Instalasi Pasal 20

(1) Instalasi   mempunyai   tugas   melaksanakan   pemberian   pelayanan medik,  pelayanan penunjang medik, dan pelayanan asuhan kepe­ rawatan   serta  pemeliharaan   dan   perbaikan   sarana   prasarana RSUD Provinsi.

(2) Jenis dan jumlah Instalasi disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.

(3) Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Pasal 21

(1) Instalasi, terdiri atas : a. Instalasi Rawat Jalan; b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Gawat Darurat; d. Instalasi Bedah Sentral; e. Instalasi Radiologi; f. Instalasi Farmasi; g. Instalasi Gizi;

h. Instalasi Rehabilitasi Medik; i. Instalasi Rekam Medik; j. Instalasi Laboratorium;

k. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS­RS).

(23)

nal yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan ber­ tanggung jawab kepada Kepala Seksi atau Sub Bidang.

(3) Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan. Pasal 22

(1) Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas menyelenggarakan kegi­ atan pelayanan  pasien rawat jalan.

(2) Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas menyelenggarakan kegiat­ an pelayanan pasien rawat Inap.

(3) Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas menyelenggarakan ke­ giatan pelayanan pasien gawat darurat.

(4) Instalasi Bedah Sentral mempunyai tugas menyelenggarakan ke­ giatan pelayanan bedah.

(5) Instalasi Radiologi mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan radiodiagnostik dan radioterapi.

(6) Instalasi Farmasi mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kefarmasian.

(7) Instalasi Gizi mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pela­ yanan gizi.

(8) Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan pemeriksaan anatomi fisik.

(9) Instalasi Rekam Medik mempunyai tugas menyelenggarakan kegi­ atan rekam medik.

(10) Instalasi Laboratorium mempunyai tugas menyelenggarakan kegi­ atan penelitian dan pemeriksaan.

(11) Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS­RS) mempunyai tugas menye­ lenggarakan   kegiatan   pemeliharaan   dan   perbaikan   sarana   dan kesehatan lingkungan rumah sakit.

 Komite Medik Pasal 23

1) Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis agar staf medik di rumah sakit terjaga profesio­ nalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu pro­ fesi medik dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medik. 2) Komite medik ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit yang

(24)

3) Komite   medik   mempunyai   tugas   meningkatkan   profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara :

a. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan me­ lakukan

 pelayanan medis di rumah sakit;

b. Memelihara mutu profesi staf medis; dan 

c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis

4) Dalam   melaksanakan   tugas   kredensial   komite   medik   memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari kelompok staf medik berdasar­ kan norma keprofesian yang berlaku.

b. Penyelenggaraan   pemeriksaan   dan   pengkajian   kompetensi, kesehatan fisik  dan mental, perilaku, etika profesi.

c. Evaluasi data pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi berke­ lanjutan.

d. Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan re­ komendasi kewenangan klinis kepada komite medik. 

e. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik

5) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut : 

a. Pelaksanaan audit medis;

b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendi­ dikan berkelanjutan bagi staf medis

c. Rekomendasi   kegiatan   eksternal   dalam   rangka   pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf me­

dis yang membutuhkan

6) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran

b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;

c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sa­ kit; dan

d. Pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan kepu­ tusan etis pada asuhan medis pasien

7) Keanggotaan Komite Medik ditetapkan oleh Direktur. 8) Bertanggungjawab terhadap semua tugas yang diberikan.

(25)

Pasal 24

(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan, etika profesi dan kompetensi dalam profesi keperawatan.

(2) Uraian tugas Komite Keperawatan sebagai berikut :

a. Menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaan pe­ layanan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat b. Meningkatkan   dan   mengembangkan   profesionalisme   kepera­

watan, program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta pe­ nelitian dalam bidang keperawatan

c. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga keperawatan dan sa­ rana   keperawatan   serta   memberikan   pertimbangan   tentang rencana pemeliharaan, pengadaan dan penggunaan sarana ke­ perawatan.

d. Memberikan saran dan rekomendasi dalam penyelesaian ma­ salah   operasional   dan   peningkatan   mutu   pelayanan   asuhan keperawatan

(3) Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur (4) Bertanggungjawab terhadap semua tugas yang diberikan.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25

Hal­hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepan­ jang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dan di­ tetapkan oleh Direktur RSUD Provinsi.

BAB VII  PENUTUP

Pasal 26

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar   setiap   orang   dapat   mengetahuinya,  memerintahkan

pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(26)

pada tanggal 08 November 2013      GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto

EKO MAULANA ALI Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal 08 November 2013         SEKRETARIS DAERAH  PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG, dto

IMAM MARDI NUGROHO

Referensi

Dokumen terkait

a. menyusun rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program dan Keuangan Dinas Sosial Kota Bengkulu sesuai ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan

Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan seksi; dan Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/ pimpinan sesuai dengan ketentuan peraturan

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan

Biaya yang berhubungan dengan terapi pemerian nutrisi parenteral dapat diminimalkan denga cara penggunaan nutrisi parenteral yang tepat pasien, pengguanan yang

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membuat sebuah sistem yang dapat melakukan proses pengiriman file antar jaringan dengan ruang lingkup jaringan WAN dengan

(1) Semua peraturan dan ketentuan tata usaha termasuk pula peraturan dan ketentuan tata usaha Daerah bagian Kota Manado dan Daerah Minahasa yang berlaku diwilayah

1 Begitu pula halnya dalam perusahaan stasiun televisi, dengan adanya dukungan dari masyarakat maka diharapkan perusahaan dapat menjadi sebuah entitas bisnis yang

Ketentuan perundang-undangan di atas menunjukkan bahwa pengawas satuan pendidikan pada jalur sekolah adalah tenaga kependidikan profesional brstatus pegaai negeri sipil