• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VIII a Di SMP Ali Maksum YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VIII a Di SMP Ali Maksum YOGYAKARTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII A DI SMP ALI MAKSUM YOGYAKARTA Runtut Prih Utami, M.Pd1, Fajar Nur Aktorika Dwi Saputri2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) keterlaksanaan pembelajaran IPA Biologi melalui penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dan 2) peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar diupayakan dengan menerapkan tujuh komponen dari pendekatan CTL pada materi Gerak pada Tumbuhan. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Data yang dikumpulkan berupa data tanggapan siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran, data aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA Biologi. Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi, sedangkan data hasil belajar IPA Biologi siswa diperoleh melalui lembar soal Pre-test dan Post-test. Data tanggapan dan aktivitas belajar siswa dianalisis secara kualitatif deskriptif, sedangkan data hasil belajar siswa dianalisis dengan rumus effect size d cohen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan CTL dapat terlaksana dengan baik serta menunjukkan adanya peningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta. Keterlaksanaan pembelajaran IPA Biologi melalui Pendekatan CTL ditunjukkan oleh persentase hasil tanggapan siswa sebesar 72,69% dengan kategori tertarik. Peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat dari persentase aspek Visual Activities 85,00% (sangat aktif), Listening Activities 80,00 % (sangat aktif), dan Oral Activities 62,00% (cukup aktif). Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai effect size d cohen sebesar 0,9 dengan kategori efek besar.

Kata Kunci: Pendekatan CTL, aktivitas belajar, hasil belajar. I. PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran formal (di sekolah) pada dasarnya merupakan satu kesatuan kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa. Di dalamnya terjadi interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan guru (Majid, 2014:16). Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran dilakukan dengan mengaktifkan lebih banyak alat indera. Interaksi dalam proses pembelajaran tersebut memberikan pengalaman belajar pada diri siswa.

Pengalaman belajar yang diperoleh siswa merupakan proses interaksi kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan baru. Proses rekonstruksi pengetahuan ini tentu bergantung pada berhasil tidaknya kegiatan belajar. Beberapa faktor keberhasilan kegiatan belajar diantaranya: faktor jasmaniah, psikologis, keluarga (Slameto, 1995:54) dan faktor sekolah (motivasi guru dan siswa, kesiapan belajar siswa, kualitas guru, materi pelajaran, strategi pembelajaran, sumber belajar, teknik penilaian, lingkungan belajar, gaya belajar siswa, dan pendekatan pembelajaran) (Muslich, 2008:40).

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dari keseluruhan pengelolaan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum (Sanjaya, 2007:127). Idealnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan yang bervariasi. Penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan situasi pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan berakibat pada hasil belajar yang kurang

(2)

memuaskan. Situasi pembelajaran yang kurang menyenangkan juga dijumpai di SMP Ali Maksum Yogyakarta.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 3 Maret 2014 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ali Maksum Yogyakarta, terdapat beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran IPA Biologi. Permasalahan tersebut antara lain kurang menariknya pendekatan pembelajaran yang diterapkan, minimnya alokasi waktu belajar mengajar di kelas, fasilitas pendukung pembelajaran, rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar yang rendah dimungkinkan sebagai penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta yang tampak dari nilai IPA Biologi. Berdasarkan data rekapitulasi nilai ulangan harian, ulangan blok dan ulangan akhir semester I pada pembelajaran IPA Biologi, sebesar 60% siswa kelas VIII A belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 77. Masalah ketuntasan hasil belajar IPA Biologi di kelas VIII A juga dipengaruhi oleh karakteristik materi pelajaran. Hasil wawancara dengan siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum menyatakan bahwa siswa kesulitan mengingat dan memahami materi yang diajarkan karena muatan materi IPA Biologi yang beragam dan cukup banyak. Materi pokok Gerak pada Tumbuhan memiliki kecenderungan persentase ketuntasan siswa yang rendah karena muatan materi didalamnnya cukup banyak, beragam dan memerlukan pemahaman.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi perlu dicarikan solusi agar pembelajaran lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di kelas VIII A SMP Ali Maksum yaitu perlu dilakukan penelitian tindakan dengan menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran IPA Biologi.

Trianto (2010:107) menyebutkan bahwa Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu siswa melihat makna dalam

pelajaran dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pendekatan Pembelajaran ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflektion), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) (Nurhadi, 2002:5). Dengan melibatkan tujuh komponen di atas, siswa diharapkan memperoleh lingkungan belajar yang menyenangkan, dimana pada akhirnya berimbas pada aktivitas dan hasil belajarnya.

Berdasarkan analisis situasi di atas, rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut: (1) Apakah pembelajaran IPA Biologi dengan Pendekatan CTL dapat terlaksana dengan baik di kelas VIII A SMP Ali Maksum?; (2) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum melalui penerapan Pendekatan CTL?; (3) Bagaimanakah peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum melalui penerapan Pendekatan CTL.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan hasil refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksi (Kunandar, 2008:59). Penelitian dilaksanakan di kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta pada bulan April-Mei 2014 semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen pembelajaran (Silabus, RPP, LKS) dan instrumen pengambilan data (Lembar soal pre-test dan post-test, lembar observasi aktivitas belajar, lembar angket tanggapan siswa, dan dokumentasi). Data aktivitas, hasil belajar, dan tanggapan siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar, pre-test dan post-test, serta lembar angket tanggapan. Data aktivitas belajar siswa

(3)

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif teknik persentase (Sudjiono, 2005:40), data hasil belajar dianalisis dengan teknik efek pada satu rerata dengan rumus effect size d

Cohen (Naga, 2011:3), dan data tanggapan siswa dianalisis dengan statistik deskriptif

teknik persentase. III. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta, dengan fokus penelitian pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan yaitu pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 April 2014. Dalam kegiatan pembelajaran siklus I peneliti memadukan Pendekatan CTL dan metode ceramah tanya jawab untuk menyampaikan materi pelajaran. Setelah selesai pembelajaran, peneliti bersama guru dan observer melakukan refleksi dengan rincian sebagai berikut: a) apersepsi dan motivasi pada kegiatan awal pembelajaran dirasakan masih kurang memancing potensi siswa; b) Suasana pembelajaran kurang kondusif pada saat tanya jawab karena pengkondisian siswa yang kurang maksimal; c) aktivitas belajar siswa masih kurang karena siswa masih malu dan tidak berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan; d) siswa belum terbiasa belajar atau membaca sendiri materi pelajaran sebelum materi diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, tindakan perbaikan untuk pembelajaran pada Siklus II, yaitu: 1) memberikan apersepsi dan motivasi yang lebih baik pada kegiatan awal pembelajaran di kelas untuk memancing potensi siswa; 2) dilakukan pengkondisian kelas yang lebih baik agar suasana belajar menjadi lebih terarah; 3) merubah metode pembelajaran yang digunakan menjadi metode pembelajaran yang lebih merangsang aktivitas belajar siswa; 4) menekankan kepada siswa untuk membiasakan diri belajar atau membaca materi pelajaran sebelum kegiatan pembelajaran di kelas.

Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 April 2014. Peneliti menerapkan Pendekatan CTL dan memadukannya dengan metode diskusi-informasi. Pada siklus ini peneliti menambahkan media video pembelajaran dalam menyampaikan materi. Jika dibandingkan dengan Siklus I, pelaksanaan pembelajaran Siklus II telah mengalami beberapa kemajuan, yaitu: a) apersepsi dan motivasi pada kegiatan awal pembelajaran dirasakan sudah lebih baik dan memancing potensi siswa: b) suasana pembelajaran pada saat tanya jawab sudah cukup kondusif; c) secara umum aktivitas belajar siswa pada Siklus II mengalami peningkata karena beberapa siswa mulai berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan kepada guru.

Pembelajaran pada Siklus II ini berjalan lebih baik daripada Siklus I namun masih diperlukan perbaikan agar tercapai peningkatan yang diinginkan. Hasil refleksi yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) pengaturan waktu masih belum dapat dikelola dengan baik karena adanya kendala teknis; 2) suasana pembelajaran pada saat kerja kelompok cukup ramai karena siswa merasa lebih bebas dalam kegiatan diskusi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, kegiatan pembelajaran pada Siklus II masih menunjukkan beberapa kekurangan. Oleh karena itu dilakukan tindakan perbaikan untuk pembelajaran pada Siklus III, yaitu: a) mempersiapkan peralatan ataupun bahan pembelajaran dengan matang; b) memberikan penekanan kepada siswa untuk bekerja kelompok dan meminta observer untuk lebih memberikan perhatian kepada masing-masing kelompok diskusi tanpa mengurangi aktivitas belajar siswa.

Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2014. Pada siklus III peneliti menerapkan Pendekatan CTL dan memadukannya dengan metode diskusi-informasi disertai LKS. Dari pelaksanaan pembelajaran Siklus III, jika dibandingkan dengan Siklus II telah mengalami beberapa kemajuan. Kekurangan yang terjadi pada siklus-siklus

(4)

sebelumnya telah diperbaiki pada siklus III. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lebih baik dan lebih antusias. Jika dilihat secara keseluruhan, siswa menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran dilihat dari aktivitas dan hasil belajar yang dihasilkan.

Kemajuan yang terlihat pada Siklus III ini diantaranya: a) secara umum aktivitas belajar siswa pada Siklus III mengalami peningkatan. Siswa aktif melakukan kegiatan diskusi dan interaksi dalam kelompok berlangsung lebih hidup. Banyak siswa menunjukkan aktivitas belajar yang sesuai dengan harapan peneliti; b) siswa lebih mudah memahami materi karena melakukan pengamatan langsung dengan objek yang nyata. c) alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran telah dipersiapkan dan diperiksa sebelumnya sehingga tidak terjadi kendala teknis; d) kegiatan pembelajaran berlangsung cukup kondusif karena pengkondisian siswa yang lebih baik menciptakan suasana belajar yang nyaman; d) pelaksanaan pembelajaran berlangsung lebih tertib dan teratur sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran sesuai dengan rencana. Peningkatan aktivitas siswa disetiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.PerbandinganPersentase Aktivitas Belajar siswa Siklus I, II, dan III

Aspek yang diamati I II III

% kategori % kategori % kategori

Visual Activities 50,00 KA 75,00 A 85,00 SA

Listening Activities 76,47 A 85,71 SA 80,00 SA

Oral Activities 22,35 TA 41,43 KA 62,00 CA

Keterangan:

SA : Sangat Aktif KA : Kurang Aktif

A : Aktif TA : TidakAktif

CA : CukupAktif

Tabel 1. menunjukkan persentase aktivitas belajar siswa pada Siklus II dan Siklus III mengalami peningkatan dibandingkan dengan Siklus I. Pada Siklus I, persentase aktivitas siswa yang paling rendah adalah aspek oral activities dengan persentase 22,35%. Aspek visual activities mendapat persentase 50% dan aspek aktivitas yang paling tinggi adalah listening activities dengan persentase 76,47%. Aspek oral activities memperoleh persentase terendah karena kebanyakan siswa masih malu dan takut dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat. Aspek visual activities memperoleh persentase sedang, sedangkan listening activities menempati posisi paling tinggi. Hal ini terjadi karena penggunaan metode ceramah-tanya jawab dalam pembelajaran Siklus I menyebabkan siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

Pada Siklus II, persentase aktivitas siswa pada aspek oral activities meningkat menjadi 41,42%. Peningkatan ini terjadi karena pada Siklus II siswa sudah mulai berani dan percaya diri dalam presentasi, menjawab pertanyaan, dan mengungkapkan pendapat. Aspek visual activities juga meningkat dari persentase 50% pada Siklus I menjadi 75% pada siklus II. Aspek listening activities meningkat dari 76,47% menjadi 85,71%. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada Siklus II ini terjadi karena Pendekatan CTL yang dipadukan dengan metode pembelajaran diskusi-informasi menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Siklus III mengalami peningkatan kembali untuk beberapa aspek. Pada aspek visual

activities terjadi peningkatan dari 75% menjadi 85%, dan oral activities meningkat dari

41,43% menjadi 62%, sedangkan untuk aspek listening activities mengalami penurunan sebesar 5,71%. Persentase rata-rata aspek listening activities pada Siklus III, menurun dari 85,71 % menjadi 80%. Penurunan ini terjadi karena pada Siklus II, sub-indikator

(5)

memperhatikan penjelasan, mendengarkan penjelasan dan memberi kesempatan bertanya, menunjukkan persentase yang tinggi. Besarnya persentase ini dipengaruhi oleh penggunaan video pembelajaran pada Siklus II yang merangsang indera penglihatan dan pendengaran siswa. Hal tersebut sesuai dengan teori Meier (2002:41) yang mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan aktivitas fisik (alat indera) dapat membantu mengoptimalkan aktivitas mental/ otak. Hudson & Whisler (2007) menambahkan bahwa kumpulan aktivitas mental/ otak selama proses pembelajaran menggambarkan perubahan kondisi dan hubungan psikologis selama kegiatan pendidikan.

Sardiman (1996:95) menyatakan bahwa tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Aktivitas memiiki arti yang luas, baik yang bersifat fisik maupun mental. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Hamalik (2004:173) menambahkan bahwa dalam setiap aktivitas motorik terkandung aktivitas mental disertai perasaan tertentu. Pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, mengamati) dan pengalaman sendiri. Pembelajaran dengan Pendekatan CTL mengajak dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling tukar menukar informasi yang dimiliki sehingga siswa terlibat dalam aktivitas belajar seperti memperhatikan, mendengarkan, bertanya, memecahkan masalah dan mengungkapkan gagasan.

Trianto (2010:108) mengungkapkan bahwa pemanfaatan pendekatan CTL dalam kegiatan pembelajaran menciptakan ruang kelas yang menjadikan siswa sebagai peserta aktif, bukan hanya pengamat pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Guru mempunyai peranan penting dalam proses peningkatan aktivitas belajar siswa, karena pendekatan CTL ini membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membentuk hubungan antara keduanya. Dengan kata lain, siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini semakin diperkuat dengan penelitian dari Wicaksana (2009) yang menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan CTL dalam kegiatan pembelajaran efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Data hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Ali Maksum dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Nilai Post-test Siklus I, II, dan III

Data Siklus I II III Nilai terendah 20 20 40 Nilai tertinggi 100 90 100 Rata-rata 71,76 64,29 83,00 Peningkatan rata-rata - 18,71

Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa peningkatan rata-rata nilai post-test terjadi antara Siklus II ke Siklus III, sebesar 18,71. Rata-rata nilai post-test pada Siklus II mengalami penurunan dari Siklus I sebesar 7,47. Penurunan ini terjadi karena pengelolaan kelas kurang berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil refleksi Siklus II, pengelolaan kelas kurang berjalan dengan baik karena adanya kendala teknis. Kendala-kendala tersebut menyebabkan suasana belajar Siklus II menjadi kurang kondusif dan berdampak pada perolehan hasil belajar yang lebih rendah daripada siklus sebelumnya. Penurunan hasil belajar dari Siklus I ke Siklus II menandakan bahwa perlu dilakukan siklus lanjutan untuk mencapai keberhasilan penelitian.

Pada Siklus III terjadi peningkatan kembali untuk rata-rata hasil post-test. Peningkatan ini didukung oleh kegiatan pembelajaran yang berlangsung tertib dan cukup kondusif. Hasil refleksi Siklus III menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa didukung oleh suasana belajar yang lebih baik daripada siklus sebelumnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan

(6)

mampu membantu siswa meraih nilai yang tinggi (Suprijono, 2009:33). Peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan dapat diketahui dari perhitungan dengan teknik efek pada satu rerata dengan rumus effect size d cohen. Dari selisih rata-rata ini didapatkan nilai

effect size d cohen sebesar 0,9 dengan kriteria efek besar.

Dengan demikian, penerapan Pendekatan CTL dalam penelitian ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum. Pendekatan pembelajaran merupakan unsur penting dalam menciptakan suasana belajar. Suasana belajar yang nyaman mendorong siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Penerapan Pendekatan CTL dalam penelitian ini menjadikan materi lebih mudah dipahami dan diingat karena siswa menemukan dan membangun pengetahuan dari pengalaman secara langsung. Konsep materi yang abstrak disajikan dalam bentuk konkrit. Keunggulan Pendekatan CTL adalah melalui hubungan di dalam dan di luar kelas menjadikan pengalaman lebih berarti dalam membangun pengetahuan yang akan diterapkan dalam pembelajaran seumur hidup (Trianto, 2010:107).

Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada siswa dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Siswa dengan guru memiliki peran yang baik sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Dikemukakan oleh Ahmadi dan Suprijono (1999:130) bahwa seluruh faktor yang mempengaruhi hasil belajar akan memberi pengaruh terhadap siswa dalam mencapai hasil belajar dengan sebaik-baiknya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharjanti (2010) dan Fauzi (2010) menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan CTL dalam kegiatan pembelajaran efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian-penelitian tersebut menjadi suatu bukti bahwa Pendekatan CTL mampu mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa.

Penerapan Pendekatan CTL dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa meningkat pada masing-masing siklus, diikuti oleh hasil belajar siswa yang juga mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan aktivitas belajar berbanding lurus dengan peningkatan hasil belajar siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik (1991:20) bahwa aktivitas belajar dapat meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa diikuti dengan peningkatan hasil belajar. Pernyataan ini diperkuat oleh penelitian Kholillurohmah (2011) yang melaporkan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa sejalan dengan peningkatan hasil belajar.

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa didukung oleh data hasil tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan CTL. Besarnya nilai yang diperoleh angket tanggapan merupakan jumlah skor tanggapan dua puluh siswa terhadap dua puluh item pernyataan yang terdiri dari empat aspek, yaitu 1) perhatian (attention), 2) keterkaitan

(relevance), 3) keyakinan (confidence), dan 4) kepuasan (satisfaction). Berdasarkan

klasifikasi persentase ketertarikan menurut Arikunto (2004:19), data angket tanggapan pada Tabel 3. menunjukkan persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Pendekatan CTL sebesar 72,69% dengan kategori tertarik.

Tabel 3. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan CTL

Data hasil tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan Pendekatan CTL secara rinci disajikan dalam Tabel 4.

Data Nilai Skor perolehan Skor keseluruhan Persentase (%) kategori 1163 1600 72,68 tertarik

(7)

Tabel 4. Persentase Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan CTL

Indikator Jumlah Skor Persentase (%) Kategori

Perhatian

(attention) 312 65,00 Cukup tertarik

Keterkaitan (relevance) 371 77,30 tertarik Keyakinan (confidence) 294 73,50 tertarik Kepuasan (satisfaction) 186 77,50 tertarik

Tabel 4. menunjukkan bahwa indikator perhatian (attention) termasuk dalam kategori cukup tertarik, yang artinya ketertarikan, ketepatan waktu, dan keseriusan siswa dalam belajar masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa. Muhibbinsyah (2005:106) menyebutkan bahwa faktor internal meliputi minat, bakat, kemampuan, intelegensi dan motivasi, berpengaruh pada proses pembelajaran. Hamdani (2011:140) menambahkan, minat atau ketertarikan merupakan kecenderungan individu untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Berdasarkan pengertian tersebut, indikator perhatian memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran yang menarik akan lebih mudah dipelajari dan disimpan dalam ingatan karena perhatian mampu menambah ketertarikan belajar. Indikator keterkaitan (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satisfaction) dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tertarik. Hal ini berarti kemudahan memahami materi, keyakinan memperoleh pengetahuan, dan kepuasan dalam belajar sudah cukup optimal. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor pendekatan belajar yang dipakai siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Muhibbinsyah, 2005:106).

Pendekatan CTL yang diterapkan dalam penelitian ini dapat terlaksana dengan baik dan siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran. Melalui Pendekatan CTL, siswa mempunyai kesempatan belajar dengan kelompoknya. Belajar dalam kelompok memberikan kesempatan siswa untuk saling bertukar informasi, memberikan ide dan gagasan, menanggapi gagasan, serta bertanya tentang informasi yang belum jelas. Cara belajar seperti ini merangsang aktivitas belajar siswa dan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan membuat siswa semangat dalam mengikuti pelajaran.

IV. KESIMPULAN

1. Proses pembelajaran dengan menerapkan

Pendekatan CTL dapat terlaksana dengan baik di kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta.

2. Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan

CTL dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta.

3. Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan

CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VIII A SMP Ali Maksum Yogyakarta.

V. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Ahmadi, Abu & Widodo Suprijono. 2004. Psikologi belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

(8)

Fauzi, Irvan. 2010. “Efektivitas Metode Diskusi Kelompok Menggunakan Alat Peraga dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP IT Abu Bakar Yogyakarta.”(Skripsi).

UIN Yogyakarta.

Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hudson, Clemente C. & Vesta R. Whisler. 2007. Contextual Teaching and Learning for Practitioners. Journal of Systemics, Cybernetics and Informatics. Vol.6 No.4:54-58.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Meier, D. 2002. The Accelerated Learning Handbook. McGraw-Hill Companies. New York.

Muhibbinsyah. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Bumi Aksara. Jakarta.

Naga, Dali S. Ukuran Effek dalam Laporan Penelitian. Jurnal penelitian.

http://www.Effect Size Dali S.Naga.com (diakses tanggal 11 Maret 2014)

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual: Contextual Teaching and Learning (CTL).

Universitas Negeri Malang. Malang.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjiono , Anas.2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Press. Jakarta.

Suharjanti. 2010. “Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup pada

Kelas VII B SMP N 9 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010” (Skripsi). UIN. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta..

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.

Wicaksana, Heri Teguh. 2009. Pendekatan CTL dalam Upaya Peningkatan Partisipasi

Belajar Biologi pada Materi Keanekaragaman Hayati Kelas XC di SMA N 1

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar siswa Siklus I, II, dan III
Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Nilai Post-test Siklus I, II, dan III
Tabel 4.  Persentase Hasil  Angket  Tanggapan  Siswa  terhadap  Pembelajaran  dengan  Pendekatan CTL

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Pengajuan/Usulan dari Kopertais untuk Dosen Swasta, sedangkan Dosen Negeri diusulkan oleh Lembaga PTKIN terkait. • Data Dosen (yang mengajukan KP) dapat diinput sendiri oleh Dosen

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Model pembelajaran bahasa Indonesia yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan